BAB VIII ASPEK LINGKUNGAN DAN SOSIAL DALAM PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA DI KABUPATEN MESUJI - DOCRPIJM f62c361e2a BAB VIIIBAB 8
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
BAB VIII
ASPEK LINGKUNGAN DAN SOSIAL DALAM
PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA
DI KABUPATEN MESUJI
8.1
ASPEK LINGKUNGAN
Kajian lingkungan dibutuhkan untuk memastikan bahwa dalam penyusunan RPI2JM bidang Cipta Karya oleh pemerintah kabupaten/kota telah mengakomodasi
prinsip
perlindungan
dan pengelolaan
lingkungan
hidup.
Adapun
amanat
perlindungan dan pengelolaan lingkungan adalah sebagai berikut:
1.
UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup :
“Instrumen pencegahan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup terdiri atas
antara lain Kajian Lingungan Hidup Strategis (KLHS), Analisi Mengenai Dampak
Lingkungan (AMDAL), dan Upaya Pengelolaan Linngkungan-Upaya Pemantauan
Lingkungan (UKL-UPL) dan Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantuan
Lingkungan Hidup (SPPLH)”
2.
UU NO. 17/2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional:
“Dalam rangka meningkatkan kalitas lingkungan hidup yang baik perlu penerapan
prinsip-prinsip pembangunan kualitas lingkungan secara berkelanjutan secara
konsisten di segala bidang”
3.
Peraturan Presiden No. 2/2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional 2014 – 2019:
Pembangunan Lingkungan Hidup masuk dalam misi yang ke-6, yaitu mewujudkan
Indonesia yang Asri dan Lestari, dengan kebijakan umum adalah meningkatkan kualitas
lingkungan hidup, mitigasi bencana alam dan penanganan perubahan iklim. Arah
kebijakan peningkatan kualitas lingkungan hidup melalui peningkatan pemantauan
KABUPATEN MESUJI
8-1
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
kualitas lingkungan, pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup, serta
penegakan hukum lingkungan hidup.
Perwujudan kualitas Lingkungan Hidup
ditunjukan dari nilai Indek Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) sebesar 66,5% - 68,5%
pada akhir periode RPJMN 2014-2019, dan meningkatnya role model sikap dan
perilaku hidup masyarakat yang peduli terhadap alam dan lingkungan.
4.
Permen LH No.9 Tahun 2011 tentang Pedoman Umum Kajian Lingkungan Hidup
Strategis :
“Dalam penyusunan kebijakan, rencana dan/atau program, KLS digunakan untuk
menyiapkan alternarif penyempurnaan kebijakan, rencana dan/atau program agar
dampak dan/atau resiko lingkungan yang tdak diharapkan dapat diminimalkan”.
5.
Permen LH No. 16 Tahun 2012 tentang Penyusunan Dokumen Lingkungan:
“sebagai persyaratan untuk mengajukan ijin lingkungan maka perlu disusun dokumen
Amdal, Ukl, dan UKL, atau Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan Lingkungan
Hidup atau disebut dengan SPPL bagi kegiatan yang tidak membutuhkan Amdal atau
UKL dan UPL .
Tugas
dan
wewenang
pemrintah
pusat,
pemerintah
provinsi,
dan
pemerintah
kabupaten/kota dalam aspek lingkungan terkait bidang Cipta Karya mengacu pada UU
No.32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yaitu:
1)
Pemerintah Pusat
a. Menetapkan kebijakan nasional .
b. Menetapkan norma, standar, prosedur, dan kriteria.
c. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan menganai KLHS.
d. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai amdal dan UKL-UPL.
e. Melaksanakan pengendalian pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup
KABUPATEN MESUJI
8-2
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
f. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai pengendalian dampak
perubahan iklim dan perlindungan lapisan ozon .
g. Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan nasional,
peaturan daerah, dan peraturan kepala daerah.
h. Mengembangkan dan menerapkan instrumwn lingkungan hidup.
i.
Mengembangkan dan melaksanakan kebijakan pengaduan masyarakat.
j.
Menetapkan stanar pelayanan minimal.
2) Pemerintah Provinsi
a. Menetapkan kebijakan tingkat provinsi .
b. Menetapkan dan melaksanakan KLHS tingkat provinsi.
c. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan menganai amal dan UKL-UPL.
d. Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan,
peraturan daerah, dan peraturan kepala daerah kabupaten/kota.
e. Mengembangkan dan menerapkan instrumen lingkungan hidup.
f. Melaksanakan standar pelayanan minimal.
3) Pemerintah Kabupaten/Kota
a. Menetapkan kebijakan tingkat kabupaten/kota.
b. Menetapkan dan melaksanakan KLHS tingkat kabupaten/kota.
c. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai amdal dan UKL-UPL
d. Mengembangkan dan menerapkan instrumen lingkungan hidup.
e. Melaksanakan standar pelayanan minimal.
8.1.1
Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Menurut UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Kajian
Lingkungan Hidup Strategis, yang selanjutnya disingkat KLHS, adalah rangkaian analisis yang
sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan
berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah
dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau program.
KABUPATEN MESUJI
8-3
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Gambar 8.2.
Diagram Alir Pentahapan Penyusunan KLHS dalam dokumen RPI2JM CK
KLHS perlu diterapkan di dalam RPI2JM bidang Cipta Karya antara lain karena:
1.
RPIJM membutuhkan kajian aspek lingkungan dalam perencanaan pembangunan
infrastruktur.
2.
KLHS dijadikan sebagai alat kajian Lingkungan dalam RPI2JM adalah karena RPI2JM
berada pada tataran Kebijakan/Rencana/Program. Dalam hal ini KLHS menerapkan
prinsip-prinsip kehati-hatian, dimana kebijakan, rencana dan/atau program menjadi
gara depan dalam menyaring kegiatan pembangunan yang berpotensi mengakibatkan
dampak negatif terhadap lingkungan hidup.
Koordinasi penyusunan KLHS antar instansi diharapkan dapat mendorong terjadinya transfer
pemahaman mengenai pentingnya penerapan prinsp perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup untuk mendorong terjadinya pembangunan berkelanjutan.
Tahapan Pelaksanaan KLHS
Tahapan pelaksanaan KLHS diawali dengan penapisan Usulan Rencana/Program dalam
RPI2JM persektor dengan mempertimbangkan isu-isu pokok seperti (1) perubahan iklim (2)
kerusakan, kemerosotan, dan/atau kepunahan keanekaragaman hayati, (3) peningkatan
intensitas dan cakupan wilayah bencana banjir, longsor, kekeringan, dan/atau kebakaran
KABUPATEN MESUJI
8-4
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
hutan dan lahan, (4) penurunan mutu dan kelimpahan sumber daya alam, (5) peningkatan
alih fungsi kawasan hutan dan/atau lahan, (6) peningkatan jumlah penduduk miskin atau
terancamnya keberlanjutan penghidupan sekelompok masyarakat, dan/atau (7) peningkatan
risiko apakah terhadap kesehatan dan keselamatan manusia.
Tabel Error! No text of specified style in document.-1Kriteria Penapisan Usulan
Program/Kegiatan Bidang Cipta Karya
No
KriteriaPenapisan
1
PerubahanIklim
2
Kerusakan, kemerosotan,
dan/ataukepunahan
keanekaragaman hayati
3
4
5
6
Peningkatan intensitas
dancakupan wilayah
bencana banjir,
longsor,kekeringan,
dan/atau kebakaran hutan
dan lahan,
Penurunan mutu
dankelimpahan sumber
daya alam
Peningkatan alih
fungsikawasan hutan
dan/atau lahan,
Peningkatan jumlah
pendudukmiskin atau
terancamnyakeberlanjutan
penghidupan sekelompok
masyarakat.
Penilaian
Uraian Pertimbangan
Membangundanmempereratkemitraansemua
pemangkukepentingankotauntukmerumuska
ndanmelaksanakanupayatanggapperubahanIk
limdalambentukmitigasidanadaptasi.
Terjadinya banjir dan longsor merupakan
salah satu faktor pendukung terjadinya
Kerusakan pada lingkungan terlebih
dengan fenomena dampak perubahan iklim
melalui cuaca ekstrim.
Melakukan konservasi lahan pada jalur kanan
kiri sungai yang potensial erosi. Potensi
bencana alam yang terjadi di Kabupaten
Mesuji
kebutuhan eksploitasi secara besar-besaran
sumber daya alam itu telah membawa
dampak degradasi sumber daya alam—dari
segi kualitas dan kuantitas—serta, bahkan
dampak sosial.
Kawasan Hutan Lindung Gunung Balak
memegang peranan yang besar terhadap
keberlangsungan kegiatan pertanian di
sebagian besar wilayah Kabupaten Mesuji.
Kesimpulan:
(Signifikan/Tidak)
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Memperhatikan Tabel 8.1 di atas, bahwa kegiatan RPI2JM yang di usulkan memberikan
dampak yang signifikan terhadap penapisan lingkungan hidup strategis.Maka Satgas RPI2-JM
didukung dinas lingkungan hidup (BPLHD) dapat menyusun KLHS dengan tahapan sebagai
berikut:
1. Pengkajian Pengaruh KRP terhadap Kondisi Lingkungan Hidup di Wilayah Perencanaan,
KABUPATEN MESUJI
8-5
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
dilaksanakan melalui 4 (empat) tahapan sebagai berikut:
a)
Identifikasi Masyarakat dan Pemangku Kepentingan Lainnya
Tujuan identifikasi
masyarakat dan pemangku kepentingan adalah:
1) Menentukan
secara
tepat
pihak-pihak
yang
akan
dilibatkan
dalam pelaksanaan KLHS;
2) Menjamin diterapkannya azas partisipasi yang diamanatkan UU No.32 Tahun
2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
3) Menjamin bahwa hasil perencanaan dan evaluasi kebijakan, rencana
dan/atau program memperoleh legitimasi atau penerimaan oleh publik;
4) Agar masyarakat dan pemangku kepentingan mendapatkan akses untuk
menyampaikan informasi, saran, pendapat, dan pertimbangan tentang
pembangunan berkelanjutan melalui proses penyelenggaraan KLHS.
Tabel 8.2 Proses Identifikasi Pemangku Kepentingan dan Masyarakat dalam
penyusunan KLHS Bidang Cipta Karya
Masyarakat danPemangku
Kepentingan
Pembuatkeputusan
Penyusun kebijakan, rencana
dan/atauprogram
Instansi
Masyarakatyangmemiliki
informasidan/ataukeahlian(peroran
gan/tokoh/kelompok)
MasyarakatterkenaDampak
ContohLembaga
a.Bupati/Walikota
b.DPRD
DinasPU-CiptaKarya
a. DinasPU-CiptaKarya b.
BPLHD
a.Perguruantinggiataulembagapenelitian
lainnya
b.Asosiasiprofesi
c.Forum-forumpembangunanberkelanjutan
danlingkunganhidup
d. LSM/Pemerhati Lingkunganhidup
e.Perorangan/tokoh
f.kelompok yangmemilikidata dan
informasi berkaitandenganSDA
a. LembagaAdat
b.AsosiasiPengusaha
c.Tokohmasyarakat
d.Organisasimasyarakat
e.Kelompok masyarakattertentu(nelayan,
petani dll)
b) Identifikasi Isu Pembangunan Berkelanjutan Tujuan identifikasi isu pembangunan
berkelanjutan:
1) penetapan isu-isu pembangunan berkelanjutan yang meliputi aspek social
ekonomi, dan lingkungan hidup atau keterkaitan antar ketiga aspek tersebut;
KABUPATEN MESUJI
8-6
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
2) pembahasan fokus terhadap isu signifikan; dan
3)membantu penentuan capaian tujuan pembangunan berkelanjutan.
Tabel 8.3 Proses Identifikasi Isu Pembangunan Berkelanjutan Bidang Cipta Karya
Pengelompokan Isu-isu PembangunanBerkelanjutan Bidang
Cipta Karya
Lingkungan Hidup Permukiman
Isu 1: kecukupan air baku untuk air minum
Contoh: Kekeringan, menurunnya kualitas air
Isu 2:Pencemaran lingkungan olehinfrastruktur yang
tidak berfungsi maksimal
Contoh: pencemaran tanah oleh septictank yang bocor,
pencemaran badan air oleh air limbah permukiman
Isu 3: dampak kawasan kumuh terhadapkualitas
lingkungan
Contoh: kawasan kumuh menyebabkan
penurunan kualitas lingkungan
Ekonomi
Isu 4: kemiskinan berkorelasi dengan kerusakan
lingkungan
Contoh: pencemaran air mengurangi kesejahteraan
nelayan di pesisir
Sosial
Penjelasan Singkat
Saat ini Kabupaten Mesuji masih ada yang
menggunakan air sungai untuk kebutuhan air bersih.
Isu 5: Pencemaran menyebabkanberkembangnya
wabah penyakit
Contoh: menyebarnya penyakit diare di permukiman
kumuh
Tabel 8. 3Tabel Identifikasi KRP
No.
Komponenkebijakan/rencana/program
Kegiatan
(2)
(3)
(1)
1.
2.
3.
4.
PengembanganPermukiman
PenataanBangunandanLingkungan
PengembanganAir Minum
Pengembangan
PenyehatanLingkunganPermukiman
KABUPATEN MESUJI
Lokasi(Kecamatan/Kelurahan(jikaada))
(4)
Belum ada identifikasi KRP
Belum ada identifikasi KRP
Belum ada identifikasi KRP
Belum ada identifikasi KRP
8-7
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Tabel 8. 4aPerumusan Alternatif Penyempurnaan KRP
No.
(1)
1.
Komponenkebijakan,rencanadan/atauprogram
AlternatifPenyempurnaanKRP
(2)
(3)
a. Memberikan arahan atau rambu-rambu
mitigasi terkait dengan kebijakan, rencana,
atau program yang diperkirakan akan
menimbulkan dampak lingkungan atau
bertentangan dengan kaidah pembangunan
berkelanjutan
b. Menyesuaiakan ukuran, skala dan lokasi
usulan kebijakan, rencana atau program
c. Melakukan perengkingan prioritas kebijakan,
rencana dan program
d. Mengubah kebijakan, rencana atau program
PengembanganPermukiman
1).
2).
2.
PenataanBangunandanLingkungan
1).
2).
3.
PengembanganAirminum
1).
2).
4.
PengembanganPenyehatanLingkunganPermukiman
1)
2)
Tabel 8.5b Rekomendasi Perbaikan KRP dan Pengintegrasian Hasil KLHS
No.
(1)
1.
Komponenkebijakan,rencanadan/atauprogram
PengembanganPermukiman
(2)
2.
PenataanBangunandanLingkungan
3.
PengembanganAirminum
4.
PengembanganPenyehatanLingkunganPermukiman
Rekomendasi Perbaikan KRP dan
pengintegrasian Hasil KLHS
(3)
Penyusunan KRP
8.1.2 AMDAL, UKL-UPL dan SPPLH
Tabel 8.5 Penapisan Rencana Kegiatan Wajib AMDAL
No.
A
Jenis Kegiatan
Persampahan
a. Pembangunan TPA Sampah Domestik dg sistem Control
landfill/sanitary landfill :
- luas kawasan TPA, atau
- Kapasitas Total
b. TPA di daerah pasang surut :
- luas landfill, atau
- Kapasitas Total
c. Pembangunan transfer station :
- Kapasitas
d. Pembangunan Instalasi Pengolahan Sampah terpadu :
KABUPATEN MESUJI
Skala/Besaran
≥ 10 ha
≥ 100.000 ton
Semua kapasitas/besaran
≥ 500 ton/hari
8-8
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
No.
Jenis Kegiatan
- Kapasitas
e. Pengolahan dengan insinerator :
- Kapasitas
f. Composting Plant :
- Kapasitas
g. Transportasi sampah dengan kereta api :
- Kapasitas
B
Pembangunan Perumahan/Permukiman
a. Kota metropolitan, luas :
b. Kota Besar, luas :
c. Kota sedang dan kecil, luas :
d. keperluan settlement transmigrasi :
C
Air Limbah Domestik
a. Pembangunan IPLT, termasuk fasilitas penunjang :
- luas, luas
- Kapasitasnya
b. Pembangunan IPAL limbah domestik, termasuk fasilitas
penunjangnya :
- luas, luas
- Kapasitasnya
c. Pembangunan sistem perpipaan air limbah :
- Luas layanan, atau
- Debit air limbah
Pembangunan Saluaran Drainase (Primer dan/atau
D
sekunder) di permukiman
a. Kota besar/metropolitan, panjang :
b. Kota sedang, panjang :
E
Jaringan Air Bersih Di Kota Besar/Metropolitan
a. Pembangunan jaringan distribusi :
- Luas Layanan
b. Pembangunan jaringan trnasmisi :
- Panjang
Sumber : Permen LH 5/2012
Skala/Besaran
≥ 500 ton/hari
Semua kapasitas
≥ 500 ton/hari
≥ 500 ton/hari
≥ 25 ha
≥ 50 ha
≥ 100 ha
≥ 2.000 ha
≥ 2 ha
≥ 11 m³/hari
≥ 3 ha
≥ 2,4 ton/hari
≥ 500 ha
≥ 16.000 m³/hari
≥ 5 km
≥ 10 km
≥ 500 ha
≥ 10 km
Tabel 8.6 Penapisan Rencana Kegiatan Tidak Wajib AMDAL tapi Wajib UKL-UPL
Sektor Teknis CK
a. Persampahan
KABUPATEN MESUJI
Kegiatan dan Batasan Kapasitasnya
i. Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) dengan sistem controlled landfill atau sanitary
landfill termasuk instansi penunjang :
Luas Kawasan, atau < 10 Ha
Kapasitas total < 10.000 ton
ii. TPA daerah pasang surut
Luas landfill, atau < Ha
Kapasitas Total < 5.000 ton
iii. Pembangunan Transfer Station
Kapasitas < 1.000 ton/hari
iv. Pembangunan Instalasi/Pengolahan Sampah Terpadu
Kapasitas < 500 ton
v. Pembangunan Incenererator
Kapasitas < 500 ton/hari
8-9
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Sektor Teknis CK
b. Air Limbah
Domestik/
Permukiman
c. Drainase
Permukiman
Perkotaann
d. Air Minum
e. Pembangunan
Gedung
KABUPATEN MESUJI
Kegiatan dan Batasan Kapasitasnya
iv. Pembangunan Instansi Pembuatan Kompos
Kapasitas > 50 s.d < 100 ton/ha
i. Pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) termasuk fasilitas
penunjang :
Luas < 2 Ha
Atau Kapasitas < 11 m³/hari
ii. Pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Luas < 3 Ha
Atau bahan organik < 2,4 ton/hari
iii. Pembangunan Sistem perpipaan air limbah (sewerage/off-site sanitation
system) diperkotaan/permukiman
Luas < 5.00 Ha
Atau debit air limbah < 16.000 m³/hari
i. Pembangunan saluran primer dan sekunder :
Panjang < 5 km
ii. Pembangunan kolam retensi/polder di area/kawasan pemukiman
Luas kolam retensi/polder (1-5) ha
i. Pembangunan jaringan distribsi :
luas layanan : 100 ha s.d < 500 ha
ii. Pembangunan jaringan pipa tranmisi
Metropolitan/besar, Panjang : 5 s.d < 10 km
iii. Pengambilan air baku dari sungai, danau sumber air permukiman lainnya
(debit)
Sungai danau : 50 lps s.d < 250 lps
Mata air
: 2,5 lps s.d < 250 lps
iv. Pembangunan Instalansi Pengolahan air lengkap
Debit
: 50 lps s.d < 100 lps
v. Pengambilan air tanah dalam (debit) untuk kebutuhan :
Pelayanan masyarakat oleh penyelenggaraan SPAM : 2,5 lps < 5 lps
Kegiatan lain dengan tujuan komersil : 1,0 lps - < 50 lps
i. Pembangunan bangunan gedung di atas/bawah tanah :
1) Fungsi usaha meliputi bangunan gedung perkantoran, perdagangan,
perindustrian, perhotelan, wisata dan rekreasi, terminal dan bangunan
gedung tempat penyimpanan : 5000 m2 s.d 10.000 m2
2) Fungsi keagamaan, meliputi bangunan masjid termasuk mushola,
bangunan gereja termasuk kapel, bangunan pura, bangunan vihara, dan
bangunan kelenteng : 5000 m2 s.d 10.000 m2
3) Fungsi sosial dan budaya, meliputi bangunan gedung pelayanan
pendidikan, pelayanan kesehatan, kebudayaan, laboratuium, dan
bangunan gedung pelayanan umum : 5000 m2 s.d 10.000 m2
4) Fungsi khusus, seperti reaktor nuklir, instalansi pertahanan dan keamanan
dan bangunan sejenis yang ditetapkan oleh menteri
Semua bangunan yang tidak dipersyaratkan untuk Amdal maka wajib
dilengkapi UKL dan UPL
ii. Pembangunan gedung di bawah tanah yang melintasi prasarana dan atau
sarana umum :
1) Fungsi usaha meliputi bangunan gedung perkantoran, perdagangan,
perindustrian, perhotelan, wisata dan rekreasi, terminal dan bangunan
gedung tempat penyimpanan : 5000 m2 s.d 10.000 m2
2) Fungsi keagamaan, meliputi bangunan masjid termasuk mushola, bangunan
gerejatermasuk kapel, bangunan pura, bangunan vihara, dan bangunan
kelenteng : 5000 m2 s.d 10.000 m2
8 - 10
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Sektor Teknis CK
Kegiatan dan Batasan Kapasitasnya
3) Fungsi sosial dan budaya, meliputi bangunan gedung pelayanan,
laboratuium, dan bangunan gedung pelayanan umum : 5000 m2 s.d 10.000
m2
4) Fungsi khusus, seperti reaktor nuklir, instalansi pertahanan dan keamanan
dan bangunan sejenis yang ditetapkan oleh menteri
Semua bangunan yang tidak dipersyaratan untuk Amdal maka wajib dilengkapi
UKL dan UPL
iii. Pembangunan bangunan gedung di bawah atau di atas air :
1) Fungsi usaha meliputi bangunan gedung perkantoran, perdagangan,
perindustrian, perhotelan, wisata dan rekreasi, terminal dan bangunan
gedung tempat penyimpanan : 5000 m2 s.d 10.000 m2
2) Fungsi keagamaan, meliputi bangunan masjid termasuk mushola, bangunan
gereja termasuk kapel, bangunan pura, bangunan vihara, dan bangunan
kelenteng : 5000 m2 s.d 10.000 m2
3) Fungsi sosial dan budaya, meliputi bangunan gedung pelayanan,
pendidikan, pelayanan kesehatan, kebudayaan, labotarurium, dan
bangunangedung pelayanan umum : 5000 m2 s.d 10.000 m2
4) Fungsi khusus, seperti reaktor nuklir, instalansi pertahanan dan keamanan
dan bangunan sejenis yang ditetapkan oleh menteri
Semua bangunan yang tidak dipersyaratan untuk Amdal maka wajib dilengkapi
UKL dan UPL
f. Perkembangan
i. Kawasan Permukiman Sederhana untuk masyarakat berpenghasilan rendah
kawasan
(MBR), misalnya PNS, TNI/POLRI, buruh/pekerja :
permukiman baru
Jumlah hunian : < 500 unit rumah ;
Luas kawasan : < 10 ha
ii. Pembangunan kolam retensi/polder di area/kawasan pemukiman
Jumlah hunian : < 500 unit rumah ;
Luas kawasan :< 10 ha
iii. Pengembangan kawasan permukiman baru dengan pendekatan Kasiba/Lisiba
(Kawasan Siap Bangun/Lingkungan Siap Bangun)
Jumlah hunian : < 500 unit rumah ;
Luas kawasan : < 10 ha
g. Peningkatan Kualitas i. Penangan kawasan kumuh di perkotaan dengan pendekatan pemenuhan
Permukiman
kebutuhan dasar (basic need) pelayanan infrastruktur, tanpa pemindahan
penduduk ;
Luas Kawasan : < 10 ha ;
ii. Pembangunan kolam retensi/polder di area/kawasan pemukiman
Luas kawasan : < 10 ha ;
iii. Pengembangan kawasan permukiman baru dengan pendekatan Kasiba/Lisiba
(Kawasan Siap Bangun/Lingkungan Siap Bangun)
Luas kawasan : < 10 ha
h. Penanganan
i. Penangan menyeluruh terhadap kawasan kumuh berat di perkotaan
Kawasan Kumuh
metropolitan yang dilakukan dengan pendekatan peremajaan kota (urban
Perkotaan
renewal), disertaidengan pemindahan penduduk, dan dapat di kombinasikan
dengan penyediaan bangunan rumah susun ;
Luas Kawasan : < 5 ha ;
Sumber : Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 10 tahun 20
KABUPATEN MESUJI
8 - 11
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
8.11
Prinsip Dasar Safeguard
Prinsip utama safeguard adalah untuk menjamin bahwa program investasi infrastruktur tidak
membiayai investasi apapun yang dapat mengakibatkan dampak negatif yang serius yang tidak
dapat diperbaiki/dipulihkan. Bila terjadi dampak negatif maka perlu dipastikan adanya upaya
mitigasi yang dapat meminimalkan dampak negatif tersebut, baik pada tahap perencanaan,
persiapan maupun tahap pelaksanaannya.
Setiap keputusan, laporan, dan draft perencanaan final yang berkaitan dengan kerangka
safeguard dikonsultasikan dan didiseminasikan secara luas, terutama kepada warga yang
berpotensi terkena dampak. Warga, terutama yang terkena dampak, mendapat kesempatan
untuk ikut mengambil keputusan dan menyampaikan aspirasi dan/atau keberatannya atas
rencana investasi yang berpotensi dapat menimbulkan dampak negatif atau tidak diinginkan
bagi mereka.
Seluruh program investasi infrastruktur bidang PU/Cipta Karya yang diusulkan oleh
Kabupaten/Kota harus sesuai dan memenuhi prinsip-prinsip sebagai berikut:
1.
Penilaian lingkungan (environment assessment) dan rencana mitigasi dampak sub proyek,
dirumuskan dalam bentuk:
Analisis mengenai Dampak lingkungan atau AMDAL (atau
Analisis Dampak
Lingkungan-ANDAL dikombinasikan dengan Rencana Pengelolaan Lingkungan-RKL
2.
3.
dan Rencana Pemantauan Lingkungan- RPL);
Upaya pengelolaan lingkungan-UKL dan upaya pemantauan lingkungan-UPL; atau
Standar Operasi Baku-SOP,
Tergantung pada kategori dampak sub proyek yang dimaksud.
AMDAL harus dilihat sebagai alat peningkatan kualitas lingkungan. Format AMDAL atau
UKL/UPL merupakan bagian tidak terpisahkan dari analisis teknis, ekonomi, sosial,
kelembagaan dan keuangan subproyek;
Sejauh mungkin, sub proyek harus menghindari atau meminimalkan dampak negatif
terhadap lingkungan. Selaras dengan hal tersebut, sub proyek harus dirancang untuk dapat
memberikan dampak positif semaksimal mungkin. Sub proyek yang diperkirakan dapat
mengakibatkan dampak negatif yang besar terhadap lingkungan, dan dampak tersebut
tidak dapat ditanggulangi melalui rancangan dan konstruksi sedemikian rupa, harus
4.
dilengkapi dengan AMDAL;
Usulan program investasi infrastruktur bidang PU/Cipta Karya tidak dapat dipergunakan
mendukung mendukung kegiatan yang dapat mengakibatkan dampak negatif terhadap
KABUPATEN MESUJI
8 - 12
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
habitat alamiah, warga terasing dan rentan, wilayah yang dilindungi, alur laut internasional
atau kawasan sengketa. Disamping itu dari usulan RPIJM juga tidak membiayai pembelian,
produksi atau pengunaan:
Bahan-bahan yang merusak ozon, tembakau atau produk-produk tembakau;
Asbes. Bahan-bahan yang mengandung unsur asbes;
Bahan/material yang termasuk dalam ketegori B3 (bahan beracun dan berbahaya).
Rencana investasi tidak membiayai kegiatan yang menggunakan, menghasilkan,
menyimpan atau mengangkut bahan/material beracun, korosif atau eksplosif atau
bahan/material yang termasuk dalam kategori B3 menurut hukum yang berlaku di
Indonesia;
yang melakukan pengadaan pestisida, herbisida atau insektisida;
Pestisida, herbisida, dan insektisida. RPIJM tidak diperuntukkan membiayai kegiatan
Pembangunan bendungan. RPIJM bidang infrastruktur PU/Cipta Karya tidak
membiayai pembangunan atau rehabilitasi bendungan atau investasi yang
mempunyai ketergantungan pada kinerja bendungan yang telah ada ataupun yang
sedang dibangun;
Kekayaan budaya. RPIJM bidang infrastruktur PU/Cipta Karya tidak membiayai
kegiatan yang dapat merusak atau menghancurkan kekayaan budaya baik berupa
benda dan budaya maupun lokasi yang dianggap sakral atau memiliki nilai spiritual;
dan
Penebangan kayu. RPIJM bidang Infrastruktur PU/Cipta Karya tidak membiayai
kegiatan yang terkait dengan kegiatan penebangan kayu atau pengadaan peralatan
penebangan kayu.
8.1.2
Kerangka Safeguard
Sesuai dengan karakteristik kegiatan yang didanai dalam rencana program investasi
infrastruktur, kerangka safeguard RPIJM infrastruktur bidang PU/Cipta Karya terdiri dari 3
komponen yakni:
1.
Safeguard Lingkungan.
Kerangka ini dimaksudkan untuk membantu peserta Kabupaten/Kota untuk dapat melakukan
evaluasi secara sistematik dalam penanganan, pengurangan dan pengelolaan resiko lingkungan
yang tidak diinginkan, promosi manfaat lingkungan, dan pelaksanaan keterbukaan serta
konsultasi publik dengan warga yang terkena dampak atau PAP;
KABUPATEN MESUJI
8 - 13
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
2.
Safeguard Pengadaan Tanah dan Pemukiman Kembali.
Kerangka ini dimaksudkan untuk membantu peserta Kabupaten/Kota untuk dapat melakukan
evaluasi secara sistematik dalam pananganan, pengurangan dan pengelolaan resiko sosial yang
tidak diinginkan, promosi manfaat sosial, dan pelaksanaan keterbukaan serta konsultasi publik
dengan warga yang terkena dampak pemindahan atau DP.
8.1.3
Pembiayaan
RPIJM yang disusun tidak membiayai kegiatan investasi yang karena kondisi lokal tertentu tidak
memungkinkan terjadinya konsultasi safeguard dengan warga yang secara potensial
dipengaruhi dampak lingkungan atau (PAP – Potentially Affected People) warga terasing dan
rentan (IVP – Isolated and Vulnerable People) atau warga yang terkena dampak pemindahan
(DP – displaced people), secara memadai.
Tabel 8.7 Checklist Kebutuhan Analisis Perlindungan Lingkungan pada Program Cipta
Karya
No.
Komponenkebijakan/rencana/program
Lokasi
Amdal
UKL/UPL
SPPLH
KABUPATEN MESUJI
8 - 14
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
.
KABUPATEN MESUJI
8 - 15
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RP2IJM) Bidang Cipta Karya
Tabel 8.8 Perbedaaan Instrumen KLHS dan AMDAL
Deskripsi
Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Analisis Mengenai DampakLingkungan
(Amdal)
i. UU 32 tahun2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup
ii. Permen PPU 10/PRT/M/2008 tentang jenis
kegiatan bidang PU wajib UKL UPL
iii. Permen LH 5/2012 tentang jenis rencana
usaha dan/atau kegiatan Wajib AMDAL
a)Rujukan
Peraturan
Perundangan
i. UU 32 tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengolahan Lingkungan Hidup
ii. Permen LH 09/2011 tentang Pedoman
Umum KLHS
b)Pengertian
Umum
Rangkaian analisi yang sistematis,
menyeluruh, dan partisipasif untuk
memastikan bahwa prinsip pembangunan
berkelanjutan telah menjadi dasar dan
terintegrasi dalam pembangunan suatu
wilayah dan/atau kebijakan, rencana,
dan/atau program.
Kajian mengenai dampak pentng suatu usaha
dan/atau kegiatan yang direncanakan pada
lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses
pengambilan keputusan tentang
penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.
Usaha dan/atau kegiatan adalah suatu bentuk
aktivitas yang dapat menimbulkan perubahan
terhadap rona lingkungan hidup serta
menyebabkan dampak terhadap lingkungan.
c)Kewajiban
pelaksanaan
d)Ketertarikan
studi
lingkungan
dengan :
Pemerintah dan Pemerintah Daerah
Pemrakarsa rencana suatu usaha dan atau
kegiatan
e)Mekanisme
pelaksanaan
i. Penyusunan atau evaluasi RTRW, RPJP dan
RPIM
ii.Kebijakan, rencana dan/atau program yang
berpotensi menimbulkan dampak
dan/atau resiko lingkungan
i. Pengkajian pengaruh kebijakan, rencana ,
dan/atau program terhadap kondisi
lingkungan hidup di suatu wilayah ;
ii.Perumusan alternatif penyepurnaan
kebijakn, rencana, dan/atau program ; dan
iii.Rekomendasi perbaikan untuk
pengambilan keputusan kebijakan,
rencana, dan/atau program yang
mengintegrasikan prinsip pembangunan
berkelanjutan .
f) Muatan Studi
Lingkungan
i. Isu Strategis terkait
ii. Kajian pengaruh rencana/program
dengan isu-isu strategis terkait
pembangunan berkelanjutan
iii. Alternatif rekomndasi untuk
rencana/program
g) Output
Dasar bagi kebijakan, rencana, dan/atau
program pembangunan dalam suatu wilayah
KABUPATEN MESUJI
i. Pemrakarsa dibantu oleh pihak lain yang
berkompeten sebagai penyusun AMDAL
ii. Dokumen AMDAL dinilai oleh komisi penilai
AMDAL yang dibentuk oleh menteri,
Gubernur, atau Bupati/Walikota sesuai
kewarganegaraannya dan dibantu oleh Tim
Teknis.
iii. Komisi penilai AMDAL menyampaikan
rekomendasi berupa kelayakan atau
ketidaklayakan lingkungan kepada Menteri,
Gubernur, dan Bupati/Walikota sesuai
dengan kewenangannya.
iv. Menteri, Gubernur, dan Bupati/Walikota
berdasarkan rekomendasi komisi penilai
AMDAL menerbitkan Keputusan Kelayakan
atau Ketidaklayakan lingkungan
i. Kerangka acuan ;
ii. Andal ; dan
iii. RKL - RPL
Kerangka acuan menjadi dasar penyusunan
AMDAL dan RKL/UPL . Kerangka acuan
wajib sesuai dengan rencana tata ruang
wilayah dan/atau rencana tata ruang
kawasan.
Keputusan Menteri, gubernur dan
bupati/walikota sesuai kewenangan tentang
kelayakan atau ketidaklayakan lingkungan
8-1
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RP2IJM) Bidang Cipta Karya
Deskripsi
Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
h) Outcome
i. rekomendasi KLHS digunakan sebagai alat
untuk melakukan perbaikan kebijakan,
rencana, dan/atau program pembangunan
yang melampaui daya dukung dan daya
tampung lingkungan.
ii. segala usaha dan/atau kegiatan yang telah
melampui daya dukung dan daya tampung
lingkungan hidup sesuai hasil KLHS tidak
diperbolehkan lagi.
i) Pendanaan
APBD Kabupaten/Kota
j)Partisipasi
Masyarakat
Masyarakat adalah salah satu komponen
dalam kabupaten/kota yang dapat
mengakses dokumen pelaksanaan KLHS
k)Atribut
Lainnya :
a. Posisi
b. Pendekatan
c. Fokus analis
Analisis Mengenai DampakLingkungan
(Amdal)
i. Dasar pertimbangan penetapan kelayakan
atau ketidak layakan lingkungan
ii. Jumlah dan jenis izin perlindungan hidup
yang diwajibkan
iii. Persyaratan dan kewajiban pemrakarsa
sesuai yang tercantum dalam RKL-RPL.
i. Kegiatan penyusunan AMDAL (KA, ANDAL,
RKL-UPL) didanai oleh pemrakarsa,
ii. Kegiatan Komisi Penilai AMDAL, Tim Teknis
dan sekretariat Penilai AMDAL dibebankan
pada APBN/APBD
iii. Jasa penilaian KA, ANDAL dan RKL-RPL oleh
komisi AMDAL dan tim teknis dibiayai oleh
pemrakarsa.
iv. Dana pembinaan dan pengawasan
dibebankan pada anggaran instansi
lingkungan hidup pusat, provinsi dan
kabupaten/kota
Masyarakat yang dilibatkan adalah :
i. Yang terkena dampak ;
ii. Pemerhati lingkungan hidup ; dan/atau
iii. Yang terpengaruh atas segala bentuk
keputusan dalam proses AMDAL
Hulu siklus pengembalian keputusan
Akhir siklus pengambilan keputusan
Cenderung pro aktif
Evaluasi implikasi lingkungan
Cenderung bersifat reaktif
Identifikasi, prakiraan dan evaluasi dampak
lingkungan
Amat terbatas
d. Dampak
kumulatif
e.Titik berat
telaahan
f. Alternatif
g. Kedalaman
Peringatan dini atas adanya dampak
komulatif
Memelihara keseimbangan alam,
pembangunan berkelanjutan
Banyak alternatif
Luas dan tidak rinci sebagai landasan untuk
mengarahkan visi dan kerangka umum
h.Deskripsi
proses
Proses multi pihak, tumpang tindih
komonen, KRP merupakan proses iteratif
dan kontinu
Fokus pada agenda pembangunan
berkelanjutan
Mengendalikan dan meminimalkan dampak
negatif
Alternatif terbatas jumlahnya
Sempit, dalam dan rinci
Proses dideskripsikan dengan jelas, mempunyai
awal dan akhir
i. Fokus
Menangani gejala kerusakan lingkungan
pengendalian
dampak
j.Institusi
Tidak diperlukan institusi yang berwenang
Diperluan institusi yang berwenang
Penilai
memberikan penilaian dan persetujuan KLHS memberikan penilaian dan persetujuan AMDAL
Sumber :
- Hasil analisis
– Triarko Nurlambang dalam KLHS Penyeberangan Selat Sunda ; Identifikasi Awal
KABUPATEN MESUJI
8-2
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RP2IJM) Bidang Cipta Karya
8.2
ASPEK SOSIAL
Aspek sosial terkait dengan pengaruh pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karyakepada
masyarakat
pada
taraf
perencanaan,
pembangunan,
maupun
pasca
pembangunan/pengelolaan. Pada taraf perencanaan, pembangunan infrastruktur pemukiman
seharusnya menyentuh aspek-aspek sosial terkait dan sesuai dengan isu-isu yang marak saat
ini, seperti pengentasan kemiskinan serta pengarusutaman gender. Sedangkan pada saat
pembangunan kemungkinan masyarakat terkena dampak, sehingga diperlukan adanya proses
konsultasi, pemindahan penduduk dan pemberian kompensasi, maupun permukiman kembali.
Kemudian pada pasca pembangunan atau pengelolaan perlu diidentifikasi apakah keberadaan
infratruktur bidang Cipta Karya tersebut membawa manfaat atau peningkatan taraf hidup bagi
kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitarnya. Dasar peraturan perundang-undangan yang
menyatakan perlunya memperhatikan aspek sosial adalah sebagai berikut :
(1)
UU No.17/2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional :
Dalam rangka pembangunan berkeadilan, pembangunan sosial juga dilakukan dengan
memberi perhatian yang lebih besar pada kelompok masyarakat yang kurang beruntung,
termasuk masyarakat miskin dan masyarakat yang tinggal di wilayah terpencil, dan
wilayah tertinggal, pengarusutamaan gender dan anak di tingkat nasional dan daerah,
termasuk ketersediaan data dan statistik gender .
(2)
UU No.2/2002 tentang Pengadaan Lahan bagi Pembangunan untuk Kepentingan
Umum :
Pasal 3: Pengadan Tanah untuk kepentingan Umum Bertujuan menyediakan tanah bagi
pelaksanaan pembangunan guna meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran bangsa,
negara, dan masyarakat dengan tetap menjamin kepentingan hukum Pihak Yang Berhak .
(3)
Peraturan Presiden No.2/2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional Tahun 2014-2019 :
Salah satu norma pembangunan Kabinet Kerja adalah melakukan upaya peningkatan
kesejahteraan, kemakmuran, produktivitas tidak boleh menciptakan ketimpangan yang
makin melebar. Perhatian khusus diberikan kepada peningkatan produktivitas rakyat
lapisan menengah bawah, tanpa menghalangi, menghambat, mengecilkan dan
mengurangi keleluasaan pelaku-pelaku besar untuk terus menjadi agen pertumbuhan.
KABUPATEN MESUJI
8-3
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RP2IJM) Bidang Cipta Karya
Dilakukan melalui 3 dimensi, yaitu Dimensi Pembangunan Manusia, Dimensi
Pembangunan sektor unggulan, dan Dimensi Pemerataan dan Perwilayahan. Dimensi
yang mendukung kesejahteraan sosial berada pada Dimensi Pembangunan Manusia yang
meliputi pendidikan, kesehatan, perumahan dan mental/karakter.
(4)
Peraturan Presiden No. 15/2010 tentang Percepatan Penanggulangan Kemisikinan.
Pasal 1: program penanggulangan kemisikinan adalah kegiatan yang dialkukan oleh
pemerintah, pemerintah daerah dunia usaha, serta masyarakat untuk mningkatkan
kesejahteraan masyarakat miskin melalui bantuan sosial, pemberdayaan masyarakat,
pemberdayaan usaha ekonomi mikro dan kecil, serta program lain dalam rangka
meningkatkan kegiatan ekonomi.
(5)
Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam
Pembangunan Nasional
Mengintruksikan kepada Menteri untuk melaksanakan pengarusutamaan gender guna
terselenggaranya perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi
atas kebijakan dan program pembangunan nasional yang berperspektif gender sesuai
dengan bidang tugas dan fungsi, serta kewenangan masing-masing.
Tugas dan wewenag pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota
terkait aspek sosial bidang Cipta Karya adalah:
1.
Pemerintah Pusat :
a. Menjamin tersedianya tanah untuk kepentingan umum yang bersifat strategis
nasional ataupun bersifat lintas provinsi .
b. Menjamin tersedianya pendanaan untuk kepentingan umum yang bersifat strategis
nasional ataupun bersifat lintas provinsi .
c. Meningkatkan ksejahteraan masyarakat msikin melalui bantuan sosial, pemberdayaan
masyarakat, pemberdayaan usaha mikro dan kecil, serta program lain dalam rangka
meningkatkan kegiatan ekonomi di tingkat pusat .
KABUPATEN MESUJI
8-4
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RP2IJM) Bidang Cipta Karya
d. Melaksanakan pengarusutamaan gender guna terselenggaranya perencanaan,
penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi atas kebijakan dan program
pembnagunan nasional berspektif gender, khusunya untuk bidang Cipta Karya .
2.
Pemerintah Provinsi :
a. Menjamin tersedianya tanah untuk kepentingan umum yang bersifat regional ataupun
bersifat lintas kabupaten/kota.
b. Menjamin tersedianya pendanaan untuk kepentingan umum yang bersifat regional
ataupun bersifat lintas kabupaten/kota.
c. Meningkatkan
kesejahteraan
masyarakat
msikin
melalui
bantuan
sosial,
pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan usaha mikro dan kecil, serta program lain
dalam rangka meningkatkan kegiatan ekonomi di tingkat provinsi.
d. Melaksanakan pengarusutamaan gender guna terselenggaranya perencanaan,
penyusunan, pelaksanaan ,pemantauan, dan evaluasi atas kebijakan dan program
pembangunan di tingkat provinsi berseptif gender, khususnya untuk bidang Cipta
Karya.
3.
Pemerintah Kabupaten/Kota :
a. Menjamin tersedianya tanah untuk kepentingan umum
b. Menjamin tersedianya pendanaan untuk kepentingan umum
c. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin melalui bantuan kecil, serta
pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan usaha mikro dan kecil, serta program lain
dalam rangka peningkatan ekonomi di tingkat kabupaten/kota.
d. Melaksanakan pengarusutamaan gender guna terselenggaranya perencanaan,
penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi atas kebijakan dan program
pembangunan di tingkat kabupaten/kota, berperspektif gender, khususnya untuk
bidang Cipta Karya.
8.2.1
Aspek Sosial pada Perencanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya
(a) Kemiskinan
Aspek sosial pada perencanaan pembangunan bidang Cipta Karya diharapkan
mampu melengkapi kajian perencanaan teknis sektoral. Salah satu aspek yang perlu
KABUPATEN MESUJI
8-5
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RP2IJM) Bidang Cipta Karya
ditindak-lanjuti adalah isu kemiskinan. Kajian aspek sosial lebih menekankan pada
manusianya sehingga yang di sasar adalah kajian mengenai penduduk miskin,
mencakup
data
eksisting,
persebaran,
karakteristik,
sehingga
kebutuhan
penanganannya, seperti tertuang pada tabel 8.6 berikut.
Tabel 8.9 Analisis Kebutuhan Penanganan Penduduk Miskin Kabupaten Mesuji
No.
Lokasi
Jumlah
Penduduk
Miskin
Kondisi
Umum
Permasalahan
Bentuk
Penanganan yang
Sudah Dilakukan
Kebutuhan
Penanganan
1
2
3
Menurut standar BPS terdapat 14 kriteria yang dipergunakan untuk menentukan
keluarga/rumah tangga dikategorikan miskin yaitu :
1. Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8 m² per orang.
2. Jenis lantai tempat tinggal terbat dari tanah/kayu murahan.
3. Jenis dinding tempat tinggal dari bambu/rumbia/kayu berkualitas rendah/tembok tanpa
diplester.
4. Tidak memiliki fasilitas buang air besar/bersama-sama dengan rumah tangga lain.
5. Sumber penerangan rumah tangga tidak menggunakan listrik.
6. Sumber air minum berasal dari sumur/mata air tidak terlindung/sungai/air hujan.
7. Bahan bakar untuk memaak sehari-hari adalah kayu bakar/arang/minyak tanah.
8. Hanya mengkonsumsi daging/susu/ayam satu kali dalam seminggu.
KABUPATEN MESUJI
8-6
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RP2IJM) Bidang Cipta Karya
9. Hanya membeli satu stel pakaian baru dalam setahun.
10. Hanya sanggup makan sebanyak satu/dua kali dalam sehari.
11. Tidak sanggup membayar biaya pengobatan di puskesmas/poliklinik.
12. Sumber penghasilan kepala rumah tangga : petani dengan luas lahan 500 m², buruh tani,
nelayan, buruh bangunan, buruh perkebunan dan atau pekeraan lainnya dengan
pendapatan dibawah Rp. 600.000,- perbulan.
13. Pendidikan tertinggi kepala rumah tangga : tidak sekolah/tidak tamat SD/hanya SD.
14. Tidak memiliki tabungan/barang yang mudah dijual dengan minimal Rp. 500.000,- seperti
sepeda motor kredit/non kredit, emas, ternak, kapal motor, atau barang modal laninya.
Jika minimal 9 variabel terpenuhi maka suatu rumah tangga dikategorikan sebagai rumah
tangga msikin.
(b)
Pengarusutamaan Gender
Selain itu aspek yang perlu diperhatikan adalah responsivitas kegiatan pembangunan
bidang Cipta Karya terhadap gender. Saat ini telah kegiatan responsif gender bidang Cipta
Karya meliputi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan,
Neighborhood Upgrading and Shelter Sector Project (NUSSP), Pengembangan
Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW), Penyediaan Air Minum dan Sanitasi
Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS), Program Pembantuan Infrastruktur Perdesaan (PPIP),
Rural Infrastructure Support (RIS) to PNPM, Sanitasi Berbasis Masyarakat (SANIMAS),
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), dan Studi Evaluasi Kinerja Program
Pemberdayaan Masyarakat bidan Cipta Karya. Menindaklanjuti hal tersebut maka
diperlukan suatu pemetaan awal untuk mengetahui bentuk respinsif gender dari masingmasing kegiatan, manfaat, hinga permasalahan yang timbul sebagai pembelajaran di
masa datang daerah .
KABUPATEN MESUJI
8-7
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RP2IJM) Bidang Cipta Karya
Tabel 8.7
Kajian Pengaruh Pelaksanaan Kegiatan Bidang Cipta Karya bagi
Pengarusutamaan Gender di Kota/Kabupaten
Program/
Kegiatan
No
Lokasi
Tahun
1
Pemberdayaan Masyarakat
1
PPIP
2
SANIMAS
2
Non Pemberdayaan Masyarakat
1
Penyusunan
SPPIP
2
Pembangunan
TPA
Bentuk
Keterlibatan/
Akses
Tingkat
Partisipasi
Perempuan
(Jumlah)
Kontrol
Pengamblian
Keputusan
oleh
Perempuan
Manfaat
Permasalahan
yang perlu
Diantisipasi di
Masa Depan
Memperhatikan tabel 8.7 diatas, bahwa tingkat partisipasi gender khususnya peranan
perempuan dalam pembangunan di bidang cipta karya masih relatif rendah. Sebagian besar
kaum perempuan terutama kaum ibu hanya sebagai penerima manfaat dan belum banyak
dilibatkan dalam proses penyusunan rencana hingga pengendalian. Potensi peranan
perempuan secara kelembagaan cukup besar di Kabupaten Mesuji antara lain peranan
kelompok tani wanita, serta Penggerak PKK di tingkat kecamatan dan desa. Potensi tersebut
yang sebaiknya dapat dimanfaatkan dalam mendukung pembangunan bidang keciptakaryaan,
khususnya menyangkut air minum dan sanitasi.
8.2.2
Aspek Sosial pada Pelaksanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya
Pelaksanaan pembangunan bidang Cipta Karya secara lokasi, besaran kegiatan, dan
durasi berdampak terhadap masyarakat. Untuk meminimalisir terjadinya konflik dengan
masyarakat penerima dampak maka perlu dilakukan beberapa langkah antisipasi,
seperti konsultasi, pengadaan lahan dan pemberian kompensasi untuk tanah dan
bangunan, serta permukiman kembali.
KABUPATEN MESUJI
8-8
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RP2IJM) Bidang Cipta Karya
1. Konsultasi masyarakat
Konsultasi masyarakat diperlukan untuk memberikan informasi kepad masyarakat,
terutama
kelompok
masyarakat
yang
mungkin
terkena
dampak
akibat
pembangunan bidang Cipta Karya di wilayahnya. Hal ini sangat penting untuk
menampung aspirasi mereka berupa pendapat, usulan serta saran-saran untuk
bahan pertimbangan dalam proses perencanaan. Konsultasi masyarakat perlu
dilakukan pada saat persiapan program bidang Cipta Karya, persiapan, AMDAL dan
pembebasan lahan.
2. Pengadaan lahan dan pemberian kompensasi untk tanah dan bangunan
Kegiatan pengadaan tanah dan kewajiban pemberian kompensasi atas tanah dan
bangunan terjadi jika kegiatan pembangunan bidang cipta karya berlokasi diatas
tanah yang bukan milik pemerintah atau telah ditempati oleh swasta/masyarakat
selama lebih dari satu tahun. Prinsip pertama pengadan tanah adalah bahwa semua
langkah yang diambil harus dilakukan untuk meningkatkan, atau memperbaiki,
pendapatan dan standar kehidupan warga yang terkena dampak akibat pengadaan
tanah ini.
3. Permukiman kembali penduduk (resettlement)
Seluruh proyek yang memerlukan pengadaan lahan harus mempertimbangkan
adanya kemungkinan pemukiman kembali penduduk sejak tahap awal proyek.
Bilamana pemindahan penduduk tidak dapat dihindarkan, rencana pemukiman
kembali harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga penduduk yang terpindahkan
mendapat peluang ikut menikmati manfaat proyek. Hal ini termasuk mendapat
kompensasi yang wajar atas kerugiannya, serta bantuan dalam pemindahan dan
pembangunan kembali kehidupannya dilokasi yang baru. Penyediaan lahan,
perumahan, prasarana dan kompensasi lain bagi penduduk yang dimukimkan jika di
perlukan dan sesuai persyaratan.
KABUPATEN MESUJI
8-9
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RP2IJM) Bidang Cipta Karya
Tabel 8.8
Kegiatan Pembangunan Cipta Karya yang membutuhkan Konsultasi, Pemindahan Penduduk
dan Pemberian Kompensasi Permukiman Kembali.
Komponen
Program dan
Kegiatan
N
o
1
2
3
4.
Pengembangan
Permukiman
1)jalanlingkunga
n
2)jalan
agropolitan
Penataan
Bangunan dan
Lingkungan
Pembanguan
SPAM
Pengembangan
PLP
1) TPA Mesuji
Keterangan :
8.2.3
Tahap I
Konsultasi
Tahap II
Pemindahan
Penduduk/
Pemukiman
Pemberian
Kembali
Kompensasi
Arahan Lokasi
Sebelum
Pemindaha
n
Setelah
Pemindaha
n
√
√
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
√
√
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
√
√
GR. Tanah
GR Tanah
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
√
√
Hibah
GR Tanah
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Untuk kolom konsultasi, pemindahan penduduk dan permukiman kembali diberi tanda centang
(v) apabila telah dilaksanakan . *) Informasi Kegiatan Mencakup Lokasi
Aspek Sosial pada Pasca Pelaksanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya
Output kegiatan pembangunan bidang Cipta Karya seharusnnya memberi manfaat bagi
masyarakat. Manfaat tersebut diharapkan minimal dapat terlihat secara kasat mata dan
secara sederhana dapat terukur, seperti kemudahan mancapai loksai pelayanan
infrastruktur, waktu tempuh yang menjadi labih singkat, hingga pengurangan biaya
yang harus dikeluarkan oleh penduduk untuk mendapatkan akses pelayanan tersebut.
KABUPATEN MESUJI
8 - 10
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RP2IJM) Bidang Cipta Karya
No
Sektor
Tabel 8.9 Identifikasi Kebutuhan Penanganan Aspek Sosial
Pasca Pelaksanan Pembangunan Bidang Cipta Karya
Program/
Jml pddk yg
Lokasi
Tahun
Kegiatan
terlayani
8.3
KOMPONEN SAFEGUARD (SEBAGAI TAMBAHAN)
8.2.1
Komponen Sosial Ekonomi
Ket.
Penduduk Kabupaten Mesuji pada Tahun 2007 berjumlah 178.062 jiwa yang tersebar di 7 (tujuh)
wilayah kecamatan. Wilayah Kecamatan yang memiliki jumlah penduduk penduduk terbanyak
adalah di Kecamatan Way Serdang yang mencapai 37.955 jiwa disusul Kecamatan Mesuji Timur
KABUPATEN MESUJI
8 - 11
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RP2IJM) Bidang Cipta Karya
25.568 jiwa. Jumlah penduduk terkecil dijumpai di wilayah Kecamatan Panca Jaya yang berjumlah
14.328 jiwa.
Berdasarkan data statistik, pertumbuhan penduduk Kabupaten Mesuji periode 2003 – 2008
tertinggi mencapai 9,4% pada setiap tahunnya.
Penyebaran penduduk diwilayah Kabupaten
Mesuji pada tahun 2007 relatif merata pada semua kecamatan. Jumlah penduduk dengan
kepadatan tertinggi terdapat di Kecamatan Panca Jaya mencapai 1.003 jiwa/Km2, disusul oleh
Kecamatan Simpang Pematang 423 jiwa/Km2 dan Kecamatan Way Serdang 344 jiwa/Km2,.
Kepadatan penduduk di wilayah kecamatan tersebut menempati urutan teratas tingkat kepadatan
penduduknya karena merupakan pusat-pusat aktivitas perekonomian kabupaten. Kepadatan
penduduk terendah adalah Kecamatan Mesuji dan Mesuji Timur.
Berdasarkan data jumlah penduduk beberapa tahun tersebut, dilakukan proyeksi terhadap
perkembangan jumlah penduduk dan kepadatan penduduk Kabupaten Mesuji sampai dengan
tahun 2015. Hasil proyeksi dapat dilihat pada Tabel Berikut.
Tabel 8.1
Proyeksi & Jumlah Penduduk Tahun 2016
No
Kecamatan
Rate
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
23.204
20.036
20.170
20.290
20.313
20.241
20.489
1
Mesuji
4
Mesuji Timur
0,04
30.529
Panca Jaya
0,08
15.930
2
3
5
6
7
Tanjung Raya
Rawajitu Utara
Simpang Pematang
Way Serdang
0,01
Proyeksi Jumlah Penduduk (Jiwa)
0,00
0,02
0,08
0,09
33.898
33.949
24.491
24.213
41.245
40.928
23.106
33.671
24.599
33.746
24.257
33.821
24.930
33.897
24.619
36.172
24.878
30.751
30.614
30.104
30.656
30.574
30.820
15.355
15.669
15.311
15.990
15.898
15.730
23.175
24.175
43.796
24.526
43.021
25.061
43.835
25.793
43.294
25.387
43.437
Total
200.403 187.407 248.494 265.254 283.906 304.714 304.714
Sumber : Mesuji Dalam Angka 2016
Dari hasil kondisi perekonomian Kabupaten Mesuji, belum ada data kongkriet yang dapat
menggambarkan kondisi perekonomian Kabupaten ini, namun demikian dari hasil wawancara dan
observasi lapangan, dapat di ketahui bahwa terdapat dominasi sektor pertanian pada Kabupaten
Mesuji.
8.2.2
Komponen Sosial Budaya
Penduduk Kabupaten Mesuji memiliki berbagai ragam latar belakang budaya, kesukuan, dan
agama.
Penduduk daerah ini dapat dikelompokkan dalam masyarakat adat Lampung dan
KABUPATEN MESUJI
8 - 12
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RP2IJM) Bidang Cipta Karya
kelompok pendatang. Keberadaan 2 kelompok tersebut telah membentuk suatu pertalian adat dan
budaya yang menjadi suatu aku
BAB VIII
ASPEK LINGKUNGAN DAN SOSIAL DALAM
PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA
DI KABUPATEN MESUJI
8.1
ASPEK LINGKUNGAN
Kajian lingkungan dibutuhkan untuk memastikan bahwa dalam penyusunan RPI2JM bidang Cipta Karya oleh pemerintah kabupaten/kota telah mengakomodasi
prinsip
perlindungan
dan pengelolaan
lingkungan
hidup.
Adapun
amanat
perlindungan dan pengelolaan lingkungan adalah sebagai berikut:
1.
UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup :
“Instrumen pencegahan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup terdiri atas
antara lain Kajian Lingungan Hidup Strategis (KLHS), Analisi Mengenai Dampak
Lingkungan (AMDAL), dan Upaya Pengelolaan Linngkungan-Upaya Pemantauan
Lingkungan (UKL-UPL) dan Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantuan
Lingkungan Hidup (SPPLH)”
2.
UU NO. 17/2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional:
“Dalam rangka meningkatkan kalitas lingkungan hidup yang baik perlu penerapan
prinsip-prinsip pembangunan kualitas lingkungan secara berkelanjutan secara
konsisten di segala bidang”
3.
Peraturan Presiden No. 2/2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional 2014 – 2019:
Pembangunan Lingkungan Hidup masuk dalam misi yang ke-6, yaitu mewujudkan
Indonesia yang Asri dan Lestari, dengan kebijakan umum adalah meningkatkan kualitas
lingkungan hidup, mitigasi bencana alam dan penanganan perubahan iklim. Arah
kebijakan peningkatan kualitas lingkungan hidup melalui peningkatan pemantauan
KABUPATEN MESUJI
8-1
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
kualitas lingkungan, pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup, serta
penegakan hukum lingkungan hidup.
Perwujudan kualitas Lingkungan Hidup
ditunjukan dari nilai Indek Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) sebesar 66,5% - 68,5%
pada akhir periode RPJMN 2014-2019, dan meningkatnya role model sikap dan
perilaku hidup masyarakat yang peduli terhadap alam dan lingkungan.
4.
Permen LH No.9 Tahun 2011 tentang Pedoman Umum Kajian Lingkungan Hidup
Strategis :
“Dalam penyusunan kebijakan, rencana dan/atau program, KLS digunakan untuk
menyiapkan alternarif penyempurnaan kebijakan, rencana dan/atau program agar
dampak dan/atau resiko lingkungan yang tdak diharapkan dapat diminimalkan”.
5.
Permen LH No. 16 Tahun 2012 tentang Penyusunan Dokumen Lingkungan:
“sebagai persyaratan untuk mengajukan ijin lingkungan maka perlu disusun dokumen
Amdal, Ukl, dan UKL, atau Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan Lingkungan
Hidup atau disebut dengan SPPL bagi kegiatan yang tidak membutuhkan Amdal atau
UKL dan UPL .
Tugas
dan
wewenang
pemrintah
pusat,
pemerintah
provinsi,
dan
pemerintah
kabupaten/kota dalam aspek lingkungan terkait bidang Cipta Karya mengacu pada UU
No.32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yaitu:
1)
Pemerintah Pusat
a. Menetapkan kebijakan nasional .
b. Menetapkan norma, standar, prosedur, dan kriteria.
c. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan menganai KLHS.
d. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai amdal dan UKL-UPL.
e. Melaksanakan pengendalian pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup
KABUPATEN MESUJI
8-2
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
f. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai pengendalian dampak
perubahan iklim dan perlindungan lapisan ozon .
g. Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan nasional,
peaturan daerah, dan peraturan kepala daerah.
h. Mengembangkan dan menerapkan instrumwn lingkungan hidup.
i.
Mengembangkan dan melaksanakan kebijakan pengaduan masyarakat.
j.
Menetapkan stanar pelayanan minimal.
2) Pemerintah Provinsi
a. Menetapkan kebijakan tingkat provinsi .
b. Menetapkan dan melaksanakan KLHS tingkat provinsi.
c. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan menganai amal dan UKL-UPL.
d. Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan,
peraturan daerah, dan peraturan kepala daerah kabupaten/kota.
e. Mengembangkan dan menerapkan instrumen lingkungan hidup.
f. Melaksanakan standar pelayanan minimal.
3) Pemerintah Kabupaten/Kota
a. Menetapkan kebijakan tingkat kabupaten/kota.
b. Menetapkan dan melaksanakan KLHS tingkat kabupaten/kota.
c. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai amdal dan UKL-UPL
d. Mengembangkan dan menerapkan instrumen lingkungan hidup.
e. Melaksanakan standar pelayanan minimal.
8.1.1
Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Menurut UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Kajian
Lingkungan Hidup Strategis, yang selanjutnya disingkat KLHS, adalah rangkaian analisis yang
sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan
berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah
dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau program.
KABUPATEN MESUJI
8-3
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Gambar 8.2.
Diagram Alir Pentahapan Penyusunan KLHS dalam dokumen RPI2JM CK
KLHS perlu diterapkan di dalam RPI2JM bidang Cipta Karya antara lain karena:
1.
RPIJM membutuhkan kajian aspek lingkungan dalam perencanaan pembangunan
infrastruktur.
2.
KLHS dijadikan sebagai alat kajian Lingkungan dalam RPI2JM adalah karena RPI2JM
berada pada tataran Kebijakan/Rencana/Program. Dalam hal ini KLHS menerapkan
prinsip-prinsip kehati-hatian, dimana kebijakan, rencana dan/atau program menjadi
gara depan dalam menyaring kegiatan pembangunan yang berpotensi mengakibatkan
dampak negatif terhadap lingkungan hidup.
Koordinasi penyusunan KLHS antar instansi diharapkan dapat mendorong terjadinya transfer
pemahaman mengenai pentingnya penerapan prinsp perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup untuk mendorong terjadinya pembangunan berkelanjutan.
Tahapan Pelaksanaan KLHS
Tahapan pelaksanaan KLHS diawali dengan penapisan Usulan Rencana/Program dalam
RPI2JM persektor dengan mempertimbangkan isu-isu pokok seperti (1) perubahan iklim (2)
kerusakan, kemerosotan, dan/atau kepunahan keanekaragaman hayati, (3) peningkatan
intensitas dan cakupan wilayah bencana banjir, longsor, kekeringan, dan/atau kebakaran
KABUPATEN MESUJI
8-4
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
hutan dan lahan, (4) penurunan mutu dan kelimpahan sumber daya alam, (5) peningkatan
alih fungsi kawasan hutan dan/atau lahan, (6) peningkatan jumlah penduduk miskin atau
terancamnya keberlanjutan penghidupan sekelompok masyarakat, dan/atau (7) peningkatan
risiko apakah terhadap kesehatan dan keselamatan manusia.
Tabel Error! No text of specified style in document.-1Kriteria Penapisan Usulan
Program/Kegiatan Bidang Cipta Karya
No
KriteriaPenapisan
1
PerubahanIklim
2
Kerusakan, kemerosotan,
dan/ataukepunahan
keanekaragaman hayati
3
4
5
6
Peningkatan intensitas
dancakupan wilayah
bencana banjir,
longsor,kekeringan,
dan/atau kebakaran hutan
dan lahan,
Penurunan mutu
dankelimpahan sumber
daya alam
Peningkatan alih
fungsikawasan hutan
dan/atau lahan,
Peningkatan jumlah
pendudukmiskin atau
terancamnyakeberlanjutan
penghidupan sekelompok
masyarakat.
Penilaian
Uraian Pertimbangan
Membangundanmempereratkemitraansemua
pemangkukepentingankotauntukmerumuska
ndanmelaksanakanupayatanggapperubahanIk
limdalambentukmitigasidanadaptasi.
Terjadinya banjir dan longsor merupakan
salah satu faktor pendukung terjadinya
Kerusakan pada lingkungan terlebih
dengan fenomena dampak perubahan iklim
melalui cuaca ekstrim.
Melakukan konservasi lahan pada jalur kanan
kiri sungai yang potensial erosi. Potensi
bencana alam yang terjadi di Kabupaten
Mesuji
kebutuhan eksploitasi secara besar-besaran
sumber daya alam itu telah membawa
dampak degradasi sumber daya alam—dari
segi kualitas dan kuantitas—serta, bahkan
dampak sosial.
Kawasan Hutan Lindung Gunung Balak
memegang peranan yang besar terhadap
keberlangsungan kegiatan pertanian di
sebagian besar wilayah Kabupaten Mesuji.
Kesimpulan:
(Signifikan/Tidak)
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Memperhatikan Tabel 8.1 di atas, bahwa kegiatan RPI2JM yang di usulkan memberikan
dampak yang signifikan terhadap penapisan lingkungan hidup strategis.Maka Satgas RPI2-JM
didukung dinas lingkungan hidup (BPLHD) dapat menyusun KLHS dengan tahapan sebagai
berikut:
1. Pengkajian Pengaruh KRP terhadap Kondisi Lingkungan Hidup di Wilayah Perencanaan,
KABUPATEN MESUJI
8-5
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
dilaksanakan melalui 4 (empat) tahapan sebagai berikut:
a)
Identifikasi Masyarakat dan Pemangku Kepentingan Lainnya
Tujuan identifikasi
masyarakat dan pemangku kepentingan adalah:
1) Menentukan
secara
tepat
pihak-pihak
yang
akan
dilibatkan
dalam pelaksanaan KLHS;
2) Menjamin diterapkannya azas partisipasi yang diamanatkan UU No.32 Tahun
2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
3) Menjamin bahwa hasil perencanaan dan evaluasi kebijakan, rencana
dan/atau program memperoleh legitimasi atau penerimaan oleh publik;
4) Agar masyarakat dan pemangku kepentingan mendapatkan akses untuk
menyampaikan informasi, saran, pendapat, dan pertimbangan tentang
pembangunan berkelanjutan melalui proses penyelenggaraan KLHS.
Tabel 8.2 Proses Identifikasi Pemangku Kepentingan dan Masyarakat dalam
penyusunan KLHS Bidang Cipta Karya
Masyarakat danPemangku
Kepentingan
Pembuatkeputusan
Penyusun kebijakan, rencana
dan/atauprogram
Instansi
Masyarakatyangmemiliki
informasidan/ataukeahlian(peroran
gan/tokoh/kelompok)
MasyarakatterkenaDampak
ContohLembaga
a.Bupati/Walikota
b.DPRD
DinasPU-CiptaKarya
a. DinasPU-CiptaKarya b.
BPLHD
a.Perguruantinggiataulembagapenelitian
lainnya
b.Asosiasiprofesi
c.Forum-forumpembangunanberkelanjutan
danlingkunganhidup
d. LSM/Pemerhati Lingkunganhidup
e.Perorangan/tokoh
f.kelompok yangmemilikidata dan
informasi berkaitandenganSDA
a. LembagaAdat
b.AsosiasiPengusaha
c.Tokohmasyarakat
d.Organisasimasyarakat
e.Kelompok masyarakattertentu(nelayan,
petani dll)
b) Identifikasi Isu Pembangunan Berkelanjutan Tujuan identifikasi isu pembangunan
berkelanjutan:
1) penetapan isu-isu pembangunan berkelanjutan yang meliputi aspek social
ekonomi, dan lingkungan hidup atau keterkaitan antar ketiga aspek tersebut;
KABUPATEN MESUJI
8-6
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
2) pembahasan fokus terhadap isu signifikan; dan
3)membantu penentuan capaian tujuan pembangunan berkelanjutan.
Tabel 8.3 Proses Identifikasi Isu Pembangunan Berkelanjutan Bidang Cipta Karya
Pengelompokan Isu-isu PembangunanBerkelanjutan Bidang
Cipta Karya
Lingkungan Hidup Permukiman
Isu 1: kecukupan air baku untuk air minum
Contoh: Kekeringan, menurunnya kualitas air
Isu 2:Pencemaran lingkungan olehinfrastruktur yang
tidak berfungsi maksimal
Contoh: pencemaran tanah oleh septictank yang bocor,
pencemaran badan air oleh air limbah permukiman
Isu 3: dampak kawasan kumuh terhadapkualitas
lingkungan
Contoh: kawasan kumuh menyebabkan
penurunan kualitas lingkungan
Ekonomi
Isu 4: kemiskinan berkorelasi dengan kerusakan
lingkungan
Contoh: pencemaran air mengurangi kesejahteraan
nelayan di pesisir
Sosial
Penjelasan Singkat
Saat ini Kabupaten Mesuji masih ada yang
menggunakan air sungai untuk kebutuhan air bersih.
Isu 5: Pencemaran menyebabkanberkembangnya
wabah penyakit
Contoh: menyebarnya penyakit diare di permukiman
kumuh
Tabel 8. 3Tabel Identifikasi KRP
No.
Komponenkebijakan/rencana/program
Kegiatan
(2)
(3)
(1)
1.
2.
3.
4.
PengembanganPermukiman
PenataanBangunandanLingkungan
PengembanganAir Minum
Pengembangan
PenyehatanLingkunganPermukiman
KABUPATEN MESUJI
Lokasi(Kecamatan/Kelurahan(jikaada))
(4)
Belum ada identifikasi KRP
Belum ada identifikasi KRP
Belum ada identifikasi KRP
Belum ada identifikasi KRP
8-7
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Tabel 8. 4aPerumusan Alternatif Penyempurnaan KRP
No.
(1)
1.
Komponenkebijakan,rencanadan/atauprogram
AlternatifPenyempurnaanKRP
(2)
(3)
a. Memberikan arahan atau rambu-rambu
mitigasi terkait dengan kebijakan, rencana,
atau program yang diperkirakan akan
menimbulkan dampak lingkungan atau
bertentangan dengan kaidah pembangunan
berkelanjutan
b. Menyesuaiakan ukuran, skala dan lokasi
usulan kebijakan, rencana atau program
c. Melakukan perengkingan prioritas kebijakan,
rencana dan program
d. Mengubah kebijakan, rencana atau program
PengembanganPermukiman
1).
2).
2.
PenataanBangunandanLingkungan
1).
2).
3.
PengembanganAirminum
1).
2).
4.
PengembanganPenyehatanLingkunganPermukiman
1)
2)
Tabel 8.5b Rekomendasi Perbaikan KRP dan Pengintegrasian Hasil KLHS
No.
(1)
1.
Komponenkebijakan,rencanadan/atauprogram
PengembanganPermukiman
(2)
2.
PenataanBangunandanLingkungan
3.
PengembanganAirminum
4.
PengembanganPenyehatanLingkunganPermukiman
Rekomendasi Perbaikan KRP dan
pengintegrasian Hasil KLHS
(3)
Penyusunan KRP
8.1.2 AMDAL, UKL-UPL dan SPPLH
Tabel 8.5 Penapisan Rencana Kegiatan Wajib AMDAL
No.
A
Jenis Kegiatan
Persampahan
a. Pembangunan TPA Sampah Domestik dg sistem Control
landfill/sanitary landfill :
- luas kawasan TPA, atau
- Kapasitas Total
b. TPA di daerah pasang surut :
- luas landfill, atau
- Kapasitas Total
c. Pembangunan transfer station :
- Kapasitas
d. Pembangunan Instalasi Pengolahan Sampah terpadu :
KABUPATEN MESUJI
Skala/Besaran
≥ 10 ha
≥ 100.000 ton
Semua kapasitas/besaran
≥ 500 ton/hari
8-8
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
No.
Jenis Kegiatan
- Kapasitas
e. Pengolahan dengan insinerator :
- Kapasitas
f. Composting Plant :
- Kapasitas
g. Transportasi sampah dengan kereta api :
- Kapasitas
B
Pembangunan Perumahan/Permukiman
a. Kota metropolitan, luas :
b. Kota Besar, luas :
c. Kota sedang dan kecil, luas :
d. keperluan settlement transmigrasi :
C
Air Limbah Domestik
a. Pembangunan IPLT, termasuk fasilitas penunjang :
- luas, luas
- Kapasitasnya
b. Pembangunan IPAL limbah domestik, termasuk fasilitas
penunjangnya :
- luas, luas
- Kapasitasnya
c. Pembangunan sistem perpipaan air limbah :
- Luas layanan, atau
- Debit air limbah
Pembangunan Saluaran Drainase (Primer dan/atau
D
sekunder) di permukiman
a. Kota besar/metropolitan, panjang :
b. Kota sedang, panjang :
E
Jaringan Air Bersih Di Kota Besar/Metropolitan
a. Pembangunan jaringan distribusi :
- Luas Layanan
b. Pembangunan jaringan trnasmisi :
- Panjang
Sumber : Permen LH 5/2012
Skala/Besaran
≥ 500 ton/hari
Semua kapasitas
≥ 500 ton/hari
≥ 500 ton/hari
≥ 25 ha
≥ 50 ha
≥ 100 ha
≥ 2.000 ha
≥ 2 ha
≥ 11 m³/hari
≥ 3 ha
≥ 2,4 ton/hari
≥ 500 ha
≥ 16.000 m³/hari
≥ 5 km
≥ 10 km
≥ 500 ha
≥ 10 km
Tabel 8.6 Penapisan Rencana Kegiatan Tidak Wajib AMDAL tapi Wajib UKL-UPL
Sektor Teknis CK
a. Persampahan
KABUPATEN MESUJI
Kegiatan dan Batasan Kapasitasnya
i. Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) dengan sistem controlled landfill atau sanitary
landfill termasuk instansi penunjang :
Luas Kawasan, atau < 10 Ha
Kapasitas total < 10.000 ton
ii. TPA daerah pasang surut
Luas landfill, atau < Ha
Kapasitas Total < 5.000 ton
iii. Pembangunan Transfer Station
Kapasitas < 1.000 ton/hari
iv. Pembangunan Instalasi/Pengolahan Sampah Terpadu
Kapasitas < 500 ton
v. Pembangunan Incenererator
Kapasitas < 500 ton/hari
8-9
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Sektor Teknis CK
b. Air Limbah
Domestik/
Permukiman
c. Drainase
Permukiman
Perkotaann
d. Air Minum
e. Pembangunan
Gedung
KABUPATEN MESUJI
Kegiatan dan Batasan Kapasitasnya
iv. Pembangunan Instansi Pembuatan Kompos
Kapasitas > 50 s.d < 100 ton/ha
i. Pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) termasuk fasilitas
penunjang :
Luas < 2 Ha
Atau Kapasitas < 11 m³/hari
ii. Pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Luas < 3 Ha
Atau bahan organik < 2,4 ton/hari
iii. Pembangunan Sistem perpipaan air limbah (sewerage/off-site sanitation
system) diperkotaan/permukiman
Luas < 5.00 Ha
Atau debit air limbah < 16.000 m³/hari
i. Pembangunan saluran primer dan sekunder :
Panjang < 5 km
ii. Pembangunan kolam retensi/polder di area/kawasan pemukiman
Luas kolam retensi/polder (1-5) ha
i. Pembangunan jaringan distribsi :
luas layanan : 100 ha s.d < 500 ha
ii. Pembangunan jaringan pipa tranmisi
Metropolitan/besar, Panjang : 5 s.d < 10 km
iii. Pengambilan air baku dari sungai, danau sumber air permukiman lainnya
(debit)
Sungai danau : 50 lps s.d < 250 lps
Mata air
: 2,5 lps s.d < 250 lps
iv. Pembangunan Instalansi Pengolahan air lengkap
Debit
: 50 lps s.d < 100 lps
v. Pengambilan air tanah dalam (debit) untuk kebutuhan :
Pelayanan masyarakat oleh penyelenggaraan SPAM : 2,5 lps < 5 lps
Kegiatan lain dengan tujuan komersil : 1,0 lps - < 50 lps
i. Pembangunan bangunan gedung di atas/bawah tanah :
1) Fungsi usaha meliputi bangunan gedung perkantoran, perdagangan,
perindustrian, perhotelan, wisata dan rekreasi, terminal dan bangunan
gedung tempat penyimpanan : 5000 m2 s.d 10.000 m2
2) Fungsi keagamaan, meliputi bangunan masjid termasuk mushola,
bangunan gereja termasuk kapel, bangunan pura, bangunan vihara, dan
bangunan kelenteng : 5000 m2 s.d 10.000 m2
3) Fungsi sosial dan budaya, meliputi bangunan gedung pelayanan
pendidikan, pelayanan kesehatan, kebudayaan, laboratuium, dan
bangunan gedung pelayanan umum : 5000 m2 s.d 10.000 m2
4) Fungsi khusus, seperti reaktor nuklir, instalansi pertahanan dan keamanan
dan bangunan sejenis yang ditetapkan oleh menteri
Semua bangunan yang tidak dipersyaratkan untuk Amdal maka wajib
dilengkapi UKL dan UPL
ii. Pembangunan gedung di bawah tanah yang melintasi prasarana dan atau
sarana umum :
1) Fungsi usaha meliputi bangunan gedung perkantoran, perdagangan,
perindustrian, perhotelan, wisata dan rekreasi, terminal dan bangunan
gedung tempat penyimpanan : 5000 m2 s.d 10.000 m2
2) Fungsi keagamaan, meliputi bangunan masjid termasuk mushola, bangunan
gerejatermasuk kapel, bangunan pura, bangunan vihara, dan bangunan
kelenteng : 5000 m2 s.d 10.000 m2
8 - 10
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Sektor Teknis CK
Kegiatan dan Batasan Kapasitasnya
3) Fungsi sosial dan budaya, meliputi bangunan gedung pelayanan,
laboratuium, dan bangunan gedung pelayanan umum : 5000 m2 s.d 10.000
m2
4) Fungsi khusus, seperti reaktor nuklir, instalansi pertahanan dan keamanan
dan bangunan sejenis yang ditetapkan oleh menteri
Semua bangunan yang tidak dipersyaratan untuk Amdal maka wajib dilengkapi
UKL dan UPL
iii. Pembangunan bangunan gedung di bawah atau di atas air :
1) Fungsi usaha meliputi bangunan gedung perkantoran, perdagangan,
perindustrian, perhotelan, wisata dan rekreasi, terminal dan bangunan
gedung tempat penyimpanan : 5000 m2 s.d 10.000 m2
2) Fungsi keagamaan, meliputi bangunan masjid termasuk mushola, bangunan
gereja termasuk kapel, bangunan pura, bangunan vihara, dan bangunan
kelenteng : 5000 m2 s.d 10.000 m2
3) Fungsi sosial dan budaya, meliputi bangunan gedung pelayanan,
pendidikan, pelayanan kesehatan, kebudayaan, labotarurium, dan
bangunangedung pelayanan umum : 5000 m2 s.d 10.000 m2
4) Fungsi khusus, seperti reaktor nuklir, instalansi pertahanan dan keamanan
dan bangunan sejenis yang ditetapkan oleh menteri
Semua bangunan yang tidak dipersyaratan untuk Amdal maka wajib dilengkapi
UKL dan UPL
f. Perkembangan
i. Kawasan Permukiman Sederhana untuk masyarakat berpenghasilan rendah
kawasan
(MBR), misalnya PNS, TNI/POLRI, buruh/pekerja :
permukiman baru
Jumlah hunian : < 500 unit rumah ;
Luas kawasan : < 10 ha
ii. Pembangunan kolam retensi/polder di area/kawasan pemukiman
Jumlah hunian : < 500 unit rumah ;
Luas kawasan :< 10 ha
iii. Pengembangan kawasan permukiman baru dengan pendekatan Kasiba/Lisiba
(Kawasan Siap Bangun/Lingkungan Siap Bangun)
Jumlah hunian : < 500 unit rumah ;
Luas kawasan : < 10 ha
g. Peningkatan Kualitas i. Penangan kawasan kumuh di perkotaan dengan pendekatan pemenuhan
Permukiman
kebutuhan dasar (basic need) pelayanan infrastruktur, tanpa pemindahan
penduduk ;
Luas Kawasan : < 10 ha ;
ii. Pembangunan kolam retensi/polder di area/kawasan pemukiman
Luas kawasan : < 10 ha ;
iii. Pengembangan kawasan permukiman baru dengan pendekatan Kasiba/Lisiba
(Kawasan Siap Bangun/Lingkungan Siap Bangun)
Luas kawasan : < 10 ha
h. Penanganan
i. Penangan menyeluruh terhadap kawasan kumuh berat di perkotaan
Kawasan Kumuh
metropolitan yang dilakukan dengan pendekatan peremajaan kota (urban
Perkotaan
renewal), disertaidengan pemindahan penduduk, dan dapat di kombinasikan
dengan penyediaan bangunan rumah susun ;
Luas Kawasan : < 5 ha ;
Sumber : Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 10 tahun 20
KABUPATEN MESUJI
8 - 11
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
8.11
Prinsip Dasar Safeguard
Prinsip utama safeguard adalah untuk menjamin bahwa program investasi infrastruktur tidak
membiayai investasi apapun yang dapat mengakibatkan dampak negatif yang serius yang tidak
dapat diperbaiki/dipulihkan. Bila terjadi dampak negatif maka perlu dipastikan adanya upaya
mitigasi yang dapat meminimalkan dampak negatif tersebut, baik pada tahap perencanaan,
persiapan maupun tahap pelaksanaannya.
Setiap keputusan, laporan, dan draft perencanaan final yang berkaitan dengan kerangka
safeguard dikonsultasikan dan didiseminasikan secara luas, terutama kepada warga yang
berpotensi terkena dampak. Warga, terutama yang terkena dampak, mendapat kesempatan
untuk ikut mengambil keputusan dan menyampaikan aspirasi dan/atau keberatannya atas
rencana investasi yang berpotensi dapat menimbulkan dampak negatif atau tidak diinginkan
bagi mereka.
Seluruh program investasi infrastruktur bidang PU/Cipta Karya yang diusulkan oleh
Kabupaten/Kota harus sesuai dan memenuhi prinsip-prinsip sebagai berikut:
1.
Penilaian lingkungan (environment assessment) dan rencana mitigasi dampak sub proyek,
dirumuskan dalam bentuk:
Analisis mengenai Dampak lingkungan atau AMDAL (atau
Analisis Dampak
Lingkungan-ANDAL dikombinasikan dengan Rencana Pengelolaan Lingkungan-RKL
2.
3.
dan Rencana Pemantauan Lingkungan- RPL);
Upaya pengelolaan lingkungan-UKL dan upaya pemantauan lingkungan-UPL; atau
Standar Operasi Baku-SOP,
Tergantung pada kategori dampak sub proyek yang dimaksud.
AMDAL harus dilihat sebagai alat peningkatan kualitas lingkungan. Format AMDAL atau
UKL/UPL merupakan bagian tidak terpisahkan dari analisis teknis, ekonomi, sosial,
kelembagaan dan keuangan subproyek;
Sejauh mungkin, sub proyek harus menghindari atau meminimalkan dampak negatif
terhadap lingkungan. Selaras dengan hal tersebut, sub proyek harus dirancang untuk dapat
memberikan dampak positif semaksimal mungkin. Sub proyek yang diperkirakan dapat
mengakibatkan dampak negatif yang besar terhadap lingkungan, dan dampak tersebut
tidak dapat ditanggulangi melalui rancangan dan konstruksi sedemikian rupa, harus
4.
dilengkapi dengan AMDAL;
Usulan program investasi infrastruktur bidang PU/Cipta Karya tidak dapat dipergunakan
mendukung mendukung kegiatan yang dapat mengakibatkan dampak negatif terhadap
KABUPATEN MESUJI
8 - 12
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
habitat alamiah, warga terasing dan rentan, wilayah yang dilindungi, alur laut internasional
atau kawasan sengketa. Disamping itu dari usulan RPIJM juga tidak membiayai pembelian,
produksi atau pengunaan:
Bahan-bahan yang merusak ozon, tembakau atau produk-produk tembakau;
Asbes. Bahan-bahan yang mengandung unsur asbes;
Bahan/material yang termasuk dalam ketegori B3 (bahan beracun dan berbahaya).
Rencana investasi tidak membiayai kegiatan yang menggunakan, menghasilkan,
menyimpan atau mengangkut bahan/material beracun, korosif atau eksplosif atau
bahan/material yang termasuk dalam kategori B3 menurut hukum yang berlaku di
Indonesia;
yang melakukan pengadaan pestisida, herbisida atau insektisida;
Pestisida, herbisida, dan insektisida. RPIJM tidak diperuntukkan membiayai kegiatan
Pembangunan bendungan. RPIJM bidang infrastruktur PU/Cipta Karya tidak
membiayai pembangunan atau rehabilitasi bendungan atau investasi yang
mempunyai ketergantungan pada kinerja bendungan yang telah ada ataupun yang
sedang dibangun;
Kekayaan budaya. RPIJM bidang infrastruktur PU/Cipta Karya tidak membiayai
kegiatan yang dapat merusak atau menghancurkan kekayaan budaya baik berupa
benda dan budaya maupun lokasi yang dianggap sakral atau memiliki nilai spiritual;
dan
Penebangan kayu. RPIJM bidang Infrastruktur PU/Cipta Karya tidak membiayai
kegiatan yang terkait dengan kegiatan penebangan kayu atau pengadaan peralatan
penebangan kayu.
8.1.2
Kerangka Safeguard
Sesuai dengan karakteristik kegiatan yang didanai dalam rencana program investasi
infrastruktur, kerangka safeguard RPIJM infrastruktur bidang PU/Cipta Karya terdiri dari 3
komponen yakni:
1.
Safeguard Lingkungan.
Kerangka ini dimaksudkan untuk membantu peserta Kabupaten/Kota untuk dapat melakukan
evaluasi secara sistematik dalam penanganan, pengurangan dan pengelolaan resiko lingkungan
yang tidak diinginkan, promosi manfaat lingkungan, dan pelaksanaan keterbukaan serta
konsultasi publik dengan warga yang terkena dampak atau PAP;
KABUPATEN MESUJI
8 - 13
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
2.
Safeguard Pengadaan Tanah dan Pemukiman Kembali.
Kerangka ini dimaksudkan untuk membantu peserta Kabupaten/Kota untuk dapat melakukan
evaluasi secara sistematik dalam pananganan, pengurangan dan pengelolaan resiko sosial yang
tidak diinginkan, promosi manfaat sosial, dan pelaksanaan keterbukaan serta konsultasi publik
dengan warga yang terkena dampak pemindahan atau DP.
8.1.3
Pembiayaan
RPIJM yang disusun tidak membiayai kegiatan investasi yang karena kondisi lokal tertentu tidak
memungkinkan terjadinya konsultasi safeguard dengan warga yang secara potensial
dipengaruhi dampak lingkungan atau (PAP – Potentially Affected People) warga terasing dan
rentan (IVP – Isolated and Vulnerable People) atau warga yang terkena dampak pemindahan
(DP – displaced people), secara memadai.
Tabel 8.7 Checklist Kebutuhan Analisis Perlindungan Lingkungan pada Program Cipta
Karya
No.
Komponenkebijakan/rencana/program
Lokasi
Amdal
UKL/UPL
SPPLH
KABUPATEN MESUJI
8 - 14
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
.
KABUPATEN MESUJI
8 - 15
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RP2IJM) Bidang Cipta Karya
Tabel 8.8 Perbedaaan Instrumen KLHS dan AMDAL
Deskripsi
Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Analisis Mengenai DampakLingkungan
(Amdal)
i. UU 32 tahun2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup
ii. Permen PPU 10/PRT/M/2008 tentang jenis
kegiatan bidang PU wajib UKL UPL
iii. Permen LH 5/2012 tentang jenis rencana
usaha dan/atau kegiatan Wajib AMDAL
a)Rujukan
Peraturan
Perundangan
i. UU 32 tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengolahan Lingkungan Hidup
ii. Permen LH 09/2011 tentang Pedoman
Umum KLHS
b)Pengertian
Umum
Rangkaian analisi yang sistematis,
menyeluruh, dan partisipasif untuk
memastikan bahwa prinsip pembangunan
berkelanjutan telah menjadi dasar dan
terintegrasi dalam pembangunan suatu
wilayah dan/atau kebijakan, rencana,
dan/atau program.
Kajian mengenai dampak pentng suatu usaha
dan/atau kegiatan yang direncanakan pada
lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses
pengambilan keputusan tentang
penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.
Usaha dan/atau kegiatan adalah suatu bentuk
aktivitas yang dapat menimbulkan perubahan
terhadap rona lingkungan hidup serta
menyebabkan dampak terhadap lingkungan.
c)Kewajiban
pelaksanaan
d)Ketertarikan
studi
lingkungan
dengan :
Pemerintah dan Pemerintah Daerah
Pemrakarsa rencana suatu usaha dan atau
kegiatan
e)Mekanisme
pelaksanaan
i. Penyusunan atau evaluasi RTRW, RPJP dan
RPIM
ii.Kebijakan, rencana dan/atau program yang
berpotensi menimbulkan dampak
dan/atau resiko lingkungan
i. Pengkajian pengaruh kebijakan, rencana ,
dan/atau program terhadap kondisi
lingkungan hidup di suatu wilayah ;
ii.Perumusan alternatif penyepurnaan
kebijakn, rencana, dan/atau program ; dan
iii.Rekomendasi perbaikan untuk
pengambilan keputusan kebijakan,
rencana, dan/atau program yang
mengintegrasikan prinsip pembangunan
berkelanjutan .
f) Muatan Studi
Lingkungan
i. Isu Strategis terkait
ii. Kajian pengaruh rencana/program
dengan isu-isu strategis terkait
pembangunan berkelanjutan
iii. Alternatif rekomndasi untuk
rencana/program
g) Output
Dasar bagi kebijakan, rencana, dan/atau
program pembangunan dalam suatu wilayah
KABUPATEN MESUJI
i. Pemrakarsa dibantu oleh pihak lain yang
berkompeten sebagai penyusun AMDAL
ii. Dokumen AMDAL dinilai oleh komisi penilai
AMDAL yang dibentuk oleh menteri,
Gubernur, atau Bupati/Walikota sesuai
kewarganegaraannya dan dibantu oleh Tim
Teknis.
iii. Komisi penilai AMDAL menyampaikan
rekomendasi berupa kelayakan atau
ketidaklayakan lingkungan kepada Menteri,
Gubernur, dan Bupati/Walikota sesuai
dengan kewenangannya.
iv. Menteri, Gubernur, dan Bupati/Walikota
berdasarkan rekomendasi komisi penilai
AMDAL menerbitkan Keputusan Kelayakan
atau Ketidaklayakan lingkungan
i. Kerangka acuan ;
ii. Andal ; dan
iii. RKL - RPL
Kerangka acuan menjadi dasar penyusunan
AMDAL dan RKL/UPL . Kerangka acuan
wajib sesuai dengan rencana tata ruang
wilayah dan/atau rencana tata ruang
kawasan.
Keputusan Menteri, gubernur dan
bupati/walikota sesuai kewenangan tentang
kelayakan atau ketidaklayakan lingkungan
8-1
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RP2IJM) Bidang Cipta Karya
Deskripsi
Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
h) Outcome
i. rekomendasi KLHS digunakan sebagai alat
untuk melakukan perbaikan kebijakan,
rencana, dan/atau program pembangunan
yang melampaui daya dukung dan daya
tampung lingkungan.
ii. segala usaha dan/atau kegiatan yang telah
melampui daya dukung dan daya tampung
lingkungan hidup sesuai hasil KLHS tidak
diperbolehkan lagi.
i) Pendanaan
APBD Kabupaten/Kota
j)Partisipasi
Masyarakat
Masyarakat adalah salah satu komponen
dalam kabupaten/kota yang dapat
mengakses dokumen pelaksanaan KLHS
k)Atribut
Lainnya :
a. Posisi
b. Pendekatan
c. Fokus analis
Analisis Mengenai DampakLingkungan
(Amdal)
i. Dasar pertimbangan penetapan kelayakan
atau ketidak layakan lingkungan
ii. Jumlah dan jenis izin perlindungan hidup
yang diwajibkan
iii. Persyaratan dan kewajiban pemrakarsa
sesuai yang tercantum dalam RKL-RPL.
i. Kegiatan penyusunan AMDAL (KA, ANDAL,
RKL-UPL) didanai oleh pemrakarsa,
ii. Kegiatan Komisi Penilai AMDAL, Tim Teknis
dan sekretariat Penilai AMDAL dibebankan
pada APBN/APBD
iii. Jasa penilaian KA, ANDAL dan RKL-RPL oleh
komisi AMDAL dan tim teknis dibiayai oleh
pemrakarsa.
iv. Dana pembinaan dan pengawasan
dibebankan pada anggaran instansi
lingkungan hidup pusat, provinsi dan
kabupaten/kota
Masyarakat yang dilibatkan adalah :
i. Yang terkena dampak ;
ii. Pemerhati lingkungan hidup ; dan/atau
iii. Yang terpengaruh atas segala bentuk
keputusan dalam proses AMDAL
Hulu siklus pengembalian keputusan
Akhir siklus pengambilan keputusan
Cenderung pro aktif
Evaluasi implikasi lingkungan
Cenderung bersifat reaktif
Identifikasi, prakiraan dan evaluasi dampak
lingkungan
Amat terbatas
d. Dampak
kumulatif
e.Titik berat
telaahan
f. Alternatif
g. Kedalaman
Peringatan dini atas adanya dampak
komulatif
Memelihara keseimbangan alam,
pembangunan berkelanjutan
Banyak alternatif
Luas dan tidak rinci sebagai landasan untuk
mengarahkan visi dan kerangka umum
h.Deskripsi
proses
Proses multi pihak, tumpang tindih
komonen, KRP merupakan proses iteratif
dan kontinu
Fokus pada agenda pembangunan
berkelanjutan
Mengendalikan dan meminimalkan dampak
negatif
Alternatif terbatas jumlahnya
Sempit, dalam dan rinci
Proses dideskripsikan dengan jelas, mempunyai
awal dan akhir
i. Fokus
Menangani gejala kerusakan lingkungan
pengendalian
dampak
j.Institusi
Tidak diperlukan institusi yang berwenang
Diperluan institusi yang berwenang
Penilai
memberikan penilaian dan persetujuan KLHS memberikan penilaian dan persetujuan AMDAL
Sumber :
- Hasil analisis
– Triarko Nurlambang dalam KLHS Penyeberangan Selat Sunda ; Identifikasi Awal
KABUPATEN MESUJI
8-2
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RP2IJM) Bidang Cipta Karya
8.2
ASPEK SOSIAL
Aspek sosial terkait dengan pengaruh pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karyakepada
masyarakat
pada
taraf
perencanaan,
pembangunan,
maupun
pasca
pembangunan/pengelolaan. Pada taraf perencanaan, pembangunan infrastruktur pemukiman
seharusnya menyentuh aspek-aspek sosial terkait dan sesuai dengan isu-isu yang marak saat
ini, seperti pengentasan kemiskinan serta pengarusutaman gender. Sedangkan pada saat
pembangunan kemungkinan masyarakat terkena dampak, sehingga diperlukan adanya proses
konsultasi, pemindahan penduduk dan pemberian kompensasi, maupun permukiman kembali.
Kemudian pada pasca pembangunan atau pengelolaan perlu diidentifikasi apakah keberadaan
infratruktur bidang Cipta Karya tersebut membawa manfaat atau peningkatan taraf hidup bagi
kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitarnya. Dasar peraturan perundang-undangan yang
menyatakan perlunya memperhatikan aspek sosial adalah sebagai berikut :
(1)
UU No.17/2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional :
Dalam rangka pembangunan berkeadilan, pembangunan sosial juga dilakukan dengan
memberi perhatian yang lebih besar pada kelompok masyarakat yang kurang beruntung,
termasuk masyarakat miskin dan masyarakat yang tinggal di wilayah terpencil, dan
wilayah tertinggal, pengarusutamaan gender dan anak di tingkat nasional dan daerah,
termasuk ketersediaan data dan statistik gender .
(2)
UU No.2/2002 tentang Pengadaan Lahan bagi Pembangunan untuk Kepentingan
Umum :
Pasal 3: Pengadan Tanah untuk kepentingan Umum Bertujuan menyediakan tanah bagi
pelaksanaan pembangunan guna meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran bangsa,
negara, dan masyarakat dengan tetap menjamin kepentingan hukum Pihak Yang Berhak .
(3)
Peraturan Presiden No.2/2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional Tahun 2014-2019 :
Salah satu norma pembangunan Kabinet Kerja adalah melakukan upaya peningkatan
kesejahteraan, kemakmuran, produktivitas tidak boleh menciptakan ketimpangan yang
makin melebar. Perhatian khusus diberikan kepada peningkatan produktivitas rakyat
lapisan menengah bawah, tanpa menghalangi, menghambat, mengecilkan dan
mengurangi keleluasaan pelaku-pelaku besar untuk terus menjadi agen pertumbuhan.
KABUPATEN MESUJI
8-3
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RP2IJM) Bidang Cipta Karya
Dilakukan melalui 3 dimensi, yaitu Dimensi Pembangunan Manusia, Dimensi
Pembangunan sektor unggulan, dan Dimensi Pemerataan dan Perwilayahan. Dimensi
yang mendukung kesejahteraan sosial berada pada Dimensi Pembangunan Manusia yang
meliputi pendidikan, kesehatan, perumahan dan mental/karakter.
(4)
Peraturan Presiden No. 15/2010 tentang Percepatan Penanggulangan Kemisikinan.
Pasal 1: program penanggulangan kemisikinan adalah kegiatan yang dialkukan oleh
pemerintah, pemerintah daerah dunia usaha, serta masyarakat untuk mningkatkan
kesejahteraan masyarakat miskin melalui bantuan sosial, pemberdayaan masyarakat,
pemberdayaan usaha ekonomi mikro dan kecil, serta program lain dalam rangka
meningkatkan kegiatan ekonomi.
(5)
Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam
Pembangunan Nasional
Mengintruksikan kepada Menteri untuk melaksanakan pengarusutamaan gender guna
terselenggaranya perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi
atas kebijakan dan program pembangunan nasional yang berperspektif gender sesuai
dengan bidang tugas dan fungsi, serta kewenangan masing-masing.
Tugas dan wewenag pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota
terkait aspek sosial bidang Cipta Karya adalah:
1.
Pemerintah Pusat :
a. Menjamin tersedianya tanah untuk kepentingan umum yang bersifat strategis
nasional ataupun bersifat lintas provinsi .
b. Menjamin tersedianya pendanaan untuk kepentingan umum yang bersifat strategis
nasional ataupun bersifat lintas provinsi .
c. Meningkatkan ksejahteraan masyarakat msikin melalui bantuan sosial, pemberdayaan
masyarakat, pemberdayaan usaha mikro dan kecil, serta program lain dalam rangka
meningkatkan kegiatan ekonomi di tingkat pusat .
KABUPATEN MESUJI
8-4
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RP2IJM) Bidang Cipta Karya
d. Melaksanakan pengarusutamaan gender guna terselenggaranya perencanaan,
penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi atas kebijakan dan program
pembnagunan nasional berspektif gender, khusunya untuk bidang Cipta Karya .
2.
Pemerintah Provinsi :
a. Menjamin tersedianya tanah untuk kepentingan umum yang bersifat regional ataupun
bersifat lintas kabupaten/kota.
b. Menjamin tersedianya pendanaan untuk kepentingan umum yang bersifat regional
ataupun bersifat lintas kabupaten/kota.
c. Meningkatkan
kesejahteraan
masyarakat
msikin
melalui
bantuan
sosial,
pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan usaha mikro dan kecil, serta program lain
dalam rangka meningkatkan kegiatan ekonomi di tingkat provinsi.
d. Melaksanakan pengarusutamaan gender guna terselenggaranya perencanaan,
penyusunan, pelaksanaan ,pemantauan, dan evaluasi atas kebijakan dan program
pembangunan di tingkat provinsi berseptif gender, khususnya untuk bidang Cipta
Karya.
3.
Pemerintah Kabupaten/Kota :
a. Menjamin tersedianya tanah untuk kepentingan umum
b. Menjamin tersedianya pendanaan untuk kepentingan umum
c. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin melalui bantuan kecil, serta
pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan usaha mikro dan kecil, serta program lain
dalam rangka peningkatan ekonomi di tingkat kabupaten/kota.
d. Melaksanakan pengarusutamaan gender guna terselenggaranya perencanaan,
penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi atas kebijakan dan program
pembangunan di tingkat kabupaten/kota, berperspektif gender, khususnya untuk
bidang Cipta Karya.
8.2.1
Aspek Sosial pada Perencanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya
(a) Kemiskinan
Aspek sosial pada perencanaan pembangunan bidang Cipta Karya diharapkan
mampu melengkapi kajian perencanaan teknis sektoral. Salah satu aspek yang perlu
KABUPATEN MESUJI
8-5
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RP2IJM) Bidang Cipta Karya
ditindak-lanjuti adalah isu kemiskinan. Kajian aspek sosial lebih menekankan pada
manusianya sehingga yang di sasar adalah kajian mengenai penduduk miskin,
mencakup
data
eksisting,
persebaran,
karakteristik,
sehingga
kebutuhan
penanganannya, seperti tertuang pada tabel 8.6 berikut.
Tabel 8.9 Analisis Kebutuhan Penanganan Penduduk Miskin Kabupaten Mesuji
No.
Lokasi
Jumlah
Penduduk
Miskin
Kondisi
Umum
Permasalahan
Bentuk
Penanganan yang
Sudah Dilakukan
Kebutuhan
Penanganan
1
2
3
Menurut standar BPS terdapat 14 kriteria yang dipergunakan untuk menentukan
keluarga/rumah tangga dikategorikan miskin yaitu :
1. Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8 m² per orang.
2. Jenis lantai tempat tinggal terbat dari tanah/kayu murahan.
3. Jenis dinding tempat tinggal dari bambu/rumbia/kayu berkualitas rendah/tembok tanpa
diplester.
4. Tidak memiliki fasilitas buang air besar/bersama-sama dengan rumah tangga lain.
5. Sumber penerangan rumah tangga tidak menggunakan listrik.
6. Sumber air minum berasal dari sumur/mata air tidak terlindung/sungai/air hujan.
7. Bahan bakar untuk memaak sehari-hari adalah kayu bakar/arang/minyak tanah.
8. Hanya mengkonsumsi daging/susu/ayam satu kali dalam seminggu.
KABUPATEN MESUJI
8-6
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RP2IJM) Bidang Cipta Karya
9. Hanya membeli satu stel pakaian baru dalam setahun.
10. Hanya sanggup makan sebanyak satu/dua kali dalam sehari.
11. Tidak sanggup membayar biaya pengobatan di puskesmas/poliklinik.
12. Sumber penghasilan kepala rumah tangga : petani dengan luas lahan 500 m², buruh tani,
nelayan, buruh bangunan, buruh perkebunan dan atau pekeraan lainnya dengan
pendapatan dibawah Rp. 600.000,- perbulan.
13. Pendidikan tertinggi kepala rumah tangga : tidak sekolah/tidak tamat SD/hanya SD.
14. Tidak memiliki tabungan/barang yang mudah dijual dengan minimal Rp. 500.000,- seperti
sepeda motor kredit/non kredit, emas, ternak, kapal motor, atau barang modal laninya.
Jika minimal 9 variabel terpenuhi maka suatu rumah tangga dikategorikan sebagai rumah
tangga msikin.
(b)
Pengarusutamaan Gender
Selain itu aspek yang perlu diperhatikan adalah responsivitas kegiatan pembangunan
bidang Cipta Karya terhadap gender. Saat ini telah kegiatan responsif gender bidang Cipta
Karya meliputi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan,
Neighborhood Upgrading and Shelter Sector Project (NUSSP), Pengembangan
Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW), Penyediaan Air Minum dan Sanitasi
Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS), Program Pembantuan Infrastruktur Perdesaan (PPIP),
Rural Infrastructure Support (RIS) to PNPM, Sanitasi Berbasis Masyarakat (SANIMAS),
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), dan Studi Evaluasi Kinerja Program
Pemberdayaan Masyarakat bidan Cipta Karya. Menindaklanjuti hal tersebut maka
diperlukan suatu pemetaan awal untuk mengetahui bentuk respinsif gender dari masingmasing kegiatan, manfaat, hinga permasalahan yang timbul sebagai pembelajaran di
masa datang daerah .
KABUPATEN MESUJI
8-7
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RP2IJM) Bidang Cipta Karya
Tabel 8.7
Kajian Pengaruh Pelaksanaan Kegiatan Bidang Cipta Karya bagi
Pengarusutamaan Gender di Kota/Kabupaten
Program/
Kegiatan
No
Lokasi
Tahun
1
Pemberdayaan Masyarakat
1
PPIP
2
SANIMAS
2
Non Pemberdayaan Masyarakat
1
Penyusunan
SPPIP
2
Pembangunan
TPA
Bentuk
Keterlibatan/
Akses
Tingkat
Partisipasi
Perempuan
(Jumlah)
Kontrol
Pengamblian
Keputusan
oleh
Perempuan
Manfaat
Permasalahan
yang perlu
Diantisipasi di
Masa Depan
Memperhatikan tabel 8.7 diatas, bahwa tingkat partisipasi gender khususnya peranan
perempuan dalam pembangunan di bidang cipta karya masih relatif rendah. Sebagian besar
kaum perempuan terutama kaum ibu hanya sebagai penerima manfaat dan belum banyak
dilibatkan dalam proses penyusunan rencana hingga pengendalian. Potensi peranan
perempuan secara kelembagaan cukup besar di Kabupaten Mesuji antara lain peranan
kelompok tani wanita, serta Penggerak PKK di tingkat kecamatan dan desa. Potensi tersebut
yang sebaiknya dapat dimanfaatkan dalam mendukung pembangunan bidang keciptakaryaan,
khususnya menyangkut air minum dan sanitasi.
8.2.2
Aspek Sosial pada Pelaksanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya
Pelaksanaan pembangunan bidang Cipta Karya secara lokasi, besaran kegiatan, dan
durasi berdampak terhadap masyarakat. Untuk meminimalisir terjadinya konflik dengan
masyarakat penerima dampak maka perlu dilakukan beberapa langkah antisipasi,
seperti konsultasi, pengadaan lahan dan pemberian kompensasi untuk tanah dan
bangunan, serta permukiman kembali.
KABUPATEN MESUJI
8-8
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RP2IJM) Bidang Cipta Karya
1. Konsultasi masyarakat
Konsultasi masyarakat diperlukan untuk memberikan informasi kepad masyarakat,
terutama
kelompok
masyarakat
yang
mungkin
terkena
dampak
akibat
pembangunan bidang Cipta Karya di wilayahnya. Hal ini sangat penting untuk
menampung aspirasi mereka berupa pendapat, usulan serta saran-saran untuk
bahan pertimbangan dalam proses perencanaan. Konsultasi masyarakat perlu
dilakukan pada saat persiapan program bidang Cipta Karya, persiapan, AMDAL dan
pembebasan lahan.
2. Pengadaan lahan dan pemberian kompensasi untk tanah dan bangunan
Kegiatan pengadaan tanah dan kewajiban pemberian kompensasi atas tanah dan
bangunan terjadi jika kegiatan pembangunan bidang cipta karya berlokasi diatas
tanah yang bukan milik pemerintah atau telah ditempati oleh swasta/masyarakat
selama lebih dari satu tahun. Prinsip pertama pengadan tanah adalah bahwa semua
langkah yang diambil harus dilakukan untuk meningkatkan, atau memperbaiki,
pendapatan dan standar kehidupan warga yang terkena dampak akibat pengadaan
tanah ini.
3. Permukiman kembali penduduk (resettlement)
Seluruh proyek yang memerlukan pengadaan lahan harus mempertimbangkan
adanya kemungkinan pemukiman kembali penduduk sejak tahap awal proyek.
Bilamana pemindahan penduduk tidak dapat dihindarkan, rencana pemukiman
kembali harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga penduduk yang terpindahkan
mendapat peluang ikut menikmati manfaat proyek. Hal ini termasuk mendapat
kompensasi yang wajar atas kerugiannya, serta bantuan dalam pemindahan dan
pembangunan kembali kehidupannya dilokasi yang baru. Penyediaan lahan,
perumahan, prasarana dan kompensasi lain bagi penduduk yang dimukimkan jika di
perlukan dan sesuai persyaratan.
KABUPATEN MESUJI
8-9
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RP2IJM) Bidang Cipta Karya
Tabel 8.8
Kegiatan Pembangunan Cipta Karya yang membutuhkan Konsultasi, Pemindahan Penduduk
dan Pemberian Kompensasi Permukiman Kembali.
Komponen
Program dan
Kegiatan
N
o
1
2
3
4.
Pengembangan
Permukiman
1)jalanlingkunga
n
2)jalan
agropolitan
Penataan
Bangunan dan
Lingkungan
Pembanguan
SPAM
Pengembangan
PLP
1) TPA Mesuji
Keterangan :
8.2.3
Tahap I
Konsultasi
Tahap II
Pemindahan
Penduduk/
Pemukiman
Pemberian
Kembali
Kompensasi
Arahan Lokasi
Sebelum
Pemindaha
n
Setelah
Pemindaha
n
√
√
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
√
√
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
√
√
GR. Tanah
GR Tanah
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
√
√
Hibah
GR Tanah
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Untuk kolom konsultasi, pemindahan penduduk dan permukiman kembali diberi tanda centang
(v) apabila telah dilaksanakan . *) Informasi Kegiatan Mencakup Lokasi
Aspek Sosial pada Pasca Pelaksanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya
Output kegiatan pembangunan bidang Cipta Karya seharusnnya memberi manfaat bagi
masyarakat. Manfaat tersebut diharapkan minimal dapat terlihat secara kasat mata dan
secara sederhana dapat terukur, seperti kemudahan mancapai loksai pelayanan
infrastruktur, waktu tempuh yang menjadi labih singkat, hingga pengurangan biaya
yang harus dikeluarkan oleh penduduk untuk mendapatkan akses pelayanan tersebut.
KABUPATEN MESUJI
8 - 10
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RP2IJM) Bidang Cipta Karya
No
Sektor
Tabel 8.9 Identifikasi Kebutuhan Penanganan Aspek Sosial
Pasca Pelaksanan Pembangunan Bidang Cipta Karya
Program/
Jml pddk yg
Lokasi
Tahun
Kegiatan
terlayani
8.3
KOMPONEN SAFEGUARD (SEBAGAI TAMBAHAN)
8.2.1
Komponen Sosial Ekonomi
Ket.
Penduduk Kabupaten Mesuji pada Tahun 2007 berjumlah 178.062 jiwa yang tersebar di 7 (tujuh)
wilayah kecamatan. Wilayah Kecamatan yang memiliki jumlah penduduk penduduk terbanyak
adalah di Kecamatan Way Serdang yang mencapai 37.955 jiwa disusul Kecamatan Mesuji Timur
KABUPATEN MESUJI
8 - 11
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RP2IJM) Bidang Cipta Karya
25.568 jiwa. Jumlah penduduk terkecil dijumpai di wilayah Kecamatan Panca Jaya yang berjumlah
14.328 jiwa.
Berdasarkan data statistik, pertumbuhan penduduk Kabupaten Mesuji periode 2003 – 2008
tertinggi mencapai 9,4% pada setiap tahunnya.
Penyebaran penduduk diwilayah Kabupaten
Mesuji pada tahun 2007 relatif merata pada semua kecamatan. Jumlah penduduk dengan
kepadatan tertinggi terdapat di Kecamatan Panca Jaya mencapai 1.003 jiwa/Km2, disusul oleh
Kecamatan Simpang Pematang 423 jiwa/Km2 dan Kecamatan Way Serdang 344 jiwa/Km2,.
Kepadatan penduduk di wilayah kecamatan tersebut menempati urutan teratas tingkat kepadatan
penduduknya karena merupakan pusat-pusat aktivitas perekonomian kabupaten. Kepadatan
penduduk terendah adalah Kecamatan Mesuji dan Mesuji Timur.
Berdasarkan data jumlah penduduk beberapa tahun tersebut, dilakukan proyeksi terhadap
perkembangan jumlah penduduk dan kepadatan penduduk Kabupaten Mesuji sampai dengan
tahun 2015. Hasil proyeksi dapat dilihat pada Tabel Berikut.
Tabel 8.1
Proyeksi & Jumlah Penduduk Tahun 2016
No
Kecamatan
Rate
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
23.204
20.036
20.170
20.290
20.313
20.241
20.489
1
Mesuji
4
Mesuji Timur
0,04
30.529
Panca Jaya
0,08
15.930
2
3
5
6
7
Tanjung Raya
Rawajitu Utara
Simpang Pematang
Way Serdang
0,01
Proyeksi Jumlah Penduduk (Jiwa)
0,00
0,02
0,08
0,09
33.898
33.949
24.491
24.213
41.245
40.928
23.106
33.671
24.599
33.746
24.257
33.821
24.930
33.897
24.619
36.172
24.878
30.751
30.614
30.104
30.656
30.574
30.820
15.355
15.669
15.311
15.990
15.898
15.730
23.175
24.175
43.796
24.526
43.021
25.061
43.835
25.793
43.294
25.387
43.437
Total
200.403 187.407 248.494 265.254 283.906 304.714 304.714
Sumber : Mesuji Dalam Angka 2016
Dari hasil kondisi perekonomian Kabupaten Mesuji, belum ada data kongkriet yang dapat
menggambarkan kondisi perekonomian Kabupaten ini, namun demikian dari hasil wawancara dan
observasi lapangan, dapat di ketahui bahwa terdapat dominasi sektor pertanian pada Kabupaten
Mesuji.
8.2.2
Komponen Sosial Budaya
Penduduk Kabupaten Mesuji memiliki berbagai ragam latar belakang budaya, kesukuan, dan
agama.
Penduduk daerah ini dapat dikelompokkan dalam masyarakat adat Lampung dan
KABUPATEN MESUJI
8 - 12
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RP2IJM) Bidang Cipta Karya
kelompok pendatang. Keberadaan 2 kelompok tersebut telah membentuk suatu pertalian adat dan
budaya yang menjadi suatu aku