DOCRPIJM dfdf9da1a7 BAB XIIBAB 12 ASPEK KELEMBAGAAN KOTA PASURUAN
Penyusunan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2JM) Kota Pasuruan
LAPORAN
AKHIR
Dalam pembangunan prasarana bidang Cipta Karya, untuk mencapai hasil yang
optimal diperlukan kelembagaan yang dapat berfungsi sebagai motor penggerak RPI2-JM
Bidang Cipta Karya agar dapat dikelola dengan baik dan dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Kelembagaan dibagi dalam 3 komponen utama, yaitu organisasi, tata laksana dan
sumber daya manusia. Organisasi sebagai wadah untuk melakukan tugas dan fungsi yang
ditetapkan kepada lembaga; tata laksana merupakan motor yang menggerakkan organisasi
melalui mekanisme kerja yang diciptakan; dan sumber daya manusia sebagai operator dari
kedua komponen tersebut. Dengan demikian untuk meningkatkan kinerja suatu lembaga,
penataan terhadap ketiga komponen harus dilaksanakan secara bersamaan dan sebagai satu
kesatuan
12.1 Arahan Kebijakan Kelembagaan Bidang Cipta Karya
Beberapa kebijakan berikut merupakan landasan hukum dalam pengembangan dan
peningkatan kapasitas kelembagaan bidang Cipta Karya pada pemerintahan Kota Pasuruan.
1.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
Dalam UU 32/2004 disebutkan bahwa Pemerintah Daerah mengatur dan mengurus
sendiri urusan
pemerintahan dan menjalankan otonomi seluas-luasnya, dengan tujuan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah. Untuk
membantu Kepala Daerah dalam melaksanakan otonomi, maka dibentuklah organisasi
perangkat daerah yang ditetapkan melalui Pemerintah Daerah.
Dasar utama penyusunan perangkat daerah dalam bentuk suatu organisasi adalah
adanya urusan pemerintahan harus dibentuk ke dalam organisasi tersendiri. Besaran
organisasi perangkat daerah sekurang-kurangnya mempertimbangkan faktor kemampuan
keuangan, kebutuhan daerah, cakupan tugas yang meliputi sasaran tugas yang harus
diwujudkan, jenis dan banyaknya tugas, luas wilayah kerja dan kondisi geografis, jumlah dan
kepadatan penduduk, potensi daerah yang bertalian dengan urusan yang akan ditangani, dan
ASPEK KELEMBAGAAN KOTA PASURUAN
XII - 1
Penyusunan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2JM) Kota Pasuruan
LAPORAN
AKHIR
sarana dan prasarana penunjang tugas. Oleh karena itu, kebutuhan akan organisasi perangkat
daerah bagi masing-masing daerah tidak senantiasa sama atau seragam.
2.
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan
PP tersebut mencantumkan bahwa bidang pekerjaan umum merupakan bidang wajib
yang menjadi urusan pemerintah daerah, dan pemerintah berkewajiban untuk melakukan
pembinaan terhadap pemerintah Kota Pasuruan. PP 38/2007 ini juga memberikan
kewenangan yang lebih besar kepada Pemerintah Kota Pasuruan untuk melaksanakan
pembangunan di Bidang Cipta Karya. Hal ini dapat dilihat dari Pasal 7 Bab III, yang berbunyi:
“(1) Urusan wajib sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) adalah urusan pemerintahan
yang wajib diselenggarakan oleh pemerintahan daerah provinsi dan pemerintahan daerah
Kota Pasuruan, berkaitan dengan pelayanan dasar. (2) Urusan wajib sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) meliputi: antara lainnya adalah bidang pekerjaan umum”.Dari pasal tersebut,
ditetapkan bahwa bidang pekerjaan umum merupakan bidang wajib yang menjadi urusan
pemerintah daerah, sehingga penyusunan RPI2-JM bidang Cipta Karya sebagai salah satu
perangkat pembangunan daerah perlu melibatkan Pemerintah, pemerintah provinsi dan
pemerintah Kota Pasuruan.
3.
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 41 tahun 2007 tentang Organisasi Daerah
Berdasarkan PP 41 tahun 2007, bidang PU meliputi bidang Bina Marga, Pengairan, Cipta
Karya dan Penataan Ruang. Bidang PU merupakan perumpunan urusan yang diwadahi dalam
bentuk dinas. Dinas ditetapkan terdiri dari 1 sekretariat dan paling banyak 4 bidang, dengan
sekretariat terdiri dari 3 sub-bagian dan masingmasing bidang terdiri dari paling banyak 3
seksi.
ASPEK KELEMBAGAAN KOTA PASURUAN
XII - 2
Penyusunan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2JM) Kota Pasuruan
LAPORAN
AKHIR
Tabel 12. 1 Keorganisasian Pemerintah Kota Pasuruan
4.
Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang RPJMN 2010- 2014
Perpres ini ,menjabarkan tentang upaya untuk meningkatkan kapasitas dan
akuntabilitas kinerja birokrasi diperlukan adanya upaya penataan kelembagaan dan
ketalalaksanaan, peningkatan kualitas sumber daya manusia aparatur, pemanfaatan teknologi
informasi dan komunikasi, penyempurnaan sistem perencanaan dan penganggaran, serta
pengembangan sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dan aparaturnya.Untuk
mendukung penataan kelembagaan, secara beriringan telah ditempuh upaya untuk
memperkuat aspek ketatalaksanaan di lingkungan instansi pemerintah, seperti perbaikan
standar operasi dan prosedur (SOP) dan penerapan e-government di berbagai instansi.
Sejalan dengan pengembangan manajemen kinerja di lingkungan instansi pemerintah, seluruh
instansi pusat dan daerah diharapkan secara bertahap dalam memperbaiki system
ketatalaksanaan dengan menyiapkan perangkat SOP, mekanisme kerja yang lebih efisien dan
efektif, dan mendukung upaya peningkatan akuntabilitas kinerja.
5.
Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 Tentang Grand Design Reformasi
Birokrasi 2010-2025
Tindak lanjut dari Peraturan Presiden ini, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
telah mengeluarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 30 Tahun
2012 tentang Pedoman Pengusulan, Penetapan, dan Pembinaan Reformasi Birokrasi pada
Pemerintah Daerah. Berdasarkan peraturan menteri ini, reformasi birokrasi pada pemerintah
daerah dilaksanakan mulai tahun 2012, dengan dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan
sesuai dengan kemampuan pemerintah daerah. Permen ini memberikan panduan dan
ASPEK KELEMBAGAAN KOTA PASURUAN
XII - 3
Penyusunan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2JM) Kota Pasuruan
LAPORAN
AKHIR
kejelasan mengenai mekanisme serta prosedur dalam rangka pengusulan, penetapan, dan
pembinaan pelaksanaan reformasi birokrasi pemerintah daerah.
Upaya pembenahan birokrasi di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya telah
dimulai sejak tahun 2005. Pembenahan yang dilakukan adalah menyangkut 3 (tiga) pilar
birokrasi, yaitu kelembagaan, ketatalaksanaan, dan Sumber Daya Manusia (SDM).
Untuk mendukung tercapainya good governance, maka perlu dilanjutkan dan
disesuaikan dengan program reformasi birokrasi pemerintah, yang terdiri dari sembilan
program, yaitu :
1.
Program Manajemen Perubahan, meliputi: penyusunan strategi manajemen perubahan
dan strategi komunikasi K/L dan Pemda, sosialisasi dan internalisasi manajemen
perubahan dalam rangka reformasi birokrasi;
2.
Program Penataan Peraturan Perundang-undangan, meliputi penataan berbagai
peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan/diterbitkan oleh K/L dan Pemda;
3.
Program Penguatan dan Penataan Organisasi, meliputi restrukturisasi tugas dan fungsi
unit kerja, serta penguatan unit kerja yang menangani organisasi, tata laksana,
pelayanan publik, kepagawaian dan diklat;
4.
Penataan Tatalaksana, meliputi: penyusunan SOP penyelenggaraan tugas dan fungsi,
serta pembangunan dan pengembangan e-government;
5.
Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur, meliputi: penataan sistem rekrutmen
pegawai, analisis dan evaluasi jabatan, penyusunan standar kompetensi jabatan,
asesmen individiu berdasarkan kompetensi;
6.
Penguatan Pengawasan, meliputi: penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
(SPIP) dan Peningkatan peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP);
7.
Penguatan Akuntabilitas, meliputi: penguatan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah,
pengembangan system manajemen kinerja organisasi dan penyusunan Indikator
Kinerja Utama (IKU);
8.
Penguatan Pelayanan Publik, meliputi: penerapan standar pelayanan pada unit kerja
masing-masing, penerapan SPM pada Kota Pasuruan.
9.
Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan. Pola pikir Reformasi Birokrasi di Kementerian
Pekerjaan Umum dapat dilihat pada gambar 12.2 berikut ini.
ASPEK KELEMBAGAAN KOTA PASURUAN
XII - 4
Penyusunan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2JM) Kota Pasuruan
LAPORAN
AKHIR
Gambar 12. 1 Pola Pikir Penyusunan Birokrasi PU 2010-2014 Cipta Karya
6.
Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam
Pembangunan Nasional
Di dalam Inpres ini dinyatakan bahwa pengarusutamaan gender ke dalam seluruh
proses pembangunan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan fungsional
semua instansi dan lembaga pemerintah di tingkat Pusat dan Daerah. Presiden
menginstruksikan untuk melaksanakan pengarusutamaan gender guna terselenggaranya
perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi atas kebijakan dan program
pembangunan nasional yang berperspektif gender sesuai dengan bidang tugas dan fungsi,
serta kewenangan masingmasing.
ASPEK KELEMBAGAAN KOTA PASURUAN
XII - 5
Penyusunan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2JM) Kota Pasuruan
LAPORAN
AKHIR
Terkait PUG, Kementerian PU dan Ditjen Cipta Karya pada umumnya telah mulai
menerapkan PUG dalam tiap program/kegiatan Cipta Karya. Untuk itu perlu diperhatikan
dalam pengembangan kelembagaan bidang Cipta Karya untuk memasukkan prinsip-prinsip
PUG, demikian pula di dalam pengelolaan RPI2-JM Bidang Cipta Karya.
7.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2010 Tentang Standar
Pelayanan Minimum
Peraturan Menteri PU ini menekankan tentang target pelayanan dasar bidang PU yang
menjadi tanggungjawab pemerintah Kota Pasuruan. Target pelayanan dasar yang ditetapkan
dalam Permen ini yaitu pada Pasal 5 ayat 2, dapat dilihat sebagai bagian dari beban dan
tanggungjawab kelembagaan yang menangani bidang ke- PU-an, khususnya untuk sub bidang
Cipta Karya yang dituangkan di dalam dokumen RPI2-JM.
Dalam Permen ini juga disebutkan bahwa Gubernur bertanggung jawab dalam
koordinasi penyelenggaraan pelayanan dasar bidang PU, sedangkan Bupati/Walikota
bertanggung jawab dalam penyelenggaraan pelayanan dasar bidang PU. Koordinasi dan
penyelenggaraan pelayanan dasar Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dilaksanakan
oleh instansi yang bertanggung jawab di Bidang PU dan Penataan Ruang baik provinsi
maupun Kota Pasuruan.
8.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis
Penataan Organisasi Perangkat Daerah
Peraturan menteri ini menjadi landasan petunjuk teknis dalam penataan perangkat
daerah. Berdasarkan Permen ini dasar hokum penetapan perangkat daerah adalah Peraturan
Daerah (Perda). Penjabaran tupoksi masing-masing SKPD Provinsi ditetapkan dengan Pergub,
dan SKPD Kab/Kota dengan Perbup/Perwali.
9.
Permendagri Nomor 57 tahun 2010 tentang Pedoman Standar Pelayanan
Perkotaan
Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan bagi pemerintah daerah sebagai dasar untuk
memberikan pelayanan perkotaan bagi masyarakat. SPP adalah standar pelayanan minimal
kawasan perkotaan, yang sesuai dengan fungsi kawasan perkotaan merupakan tempat
permukiman perkotaan, termasuk di dalamnya jenis pelayanan bidang Cipta Karya, seperti
perumahan, air minum, drainase, prasarana jalan lingkungan, persampahan, dan air limbah.
ASPEK KELEMBAGAAN KOTA PASURUAN
XII - 6
Penyusunan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2JM) Kota Pasuruan
10.
LAPORAN
AKHIR
Kepmen PAN Nomor 75 tahun 2004 tentang Pedoman Perhitungan Kebutuhan
Pegawai Berdasarkan Beban Kerja Dalam Rangka Penyusunan Formasi Pegawai
Negeri Sipil
Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan bagi setiap instansi pemerintah dalam
menghitung kebutuhan pegawai berdasarkan beban kerja dalam rangka penyusunan formasi
PNS. Dalam perhitungan kebutuhan pegawai, aspek pokok yang harus diperhatikan adalah:
beban kerja, standar kemampuan rata-rata, dan waktu kerja. Dalam keputusan ini, Gubernur
melakukan pembinaan dan pengendalian pelayanan perkotaan, sedangkan
Walikota
Pasuruan melaksanakan dan memfasilitasi penyediaan pelayanan perkotaan.
Berdasarkan peraturan-peraturan di atas, maka dimungkinkan untuk mengeluarkan
peraturan daerah untuk pemantapan dan pengembangan perangkat daerah, khususnya untuk
urusan pemerintahan bidang pekerjaan umum dan lebih khusus lagi tentang urusan
pemerintahan pada sub bidang Cipta Karya. Dengan adanya suatu kelembagaan yang definitif
untuk menangani urusan pemerintah pada bidang
Cipta Karya maka diharapkan dapat
meningkatkan kinerja pelayanan kelembagaan.
12.2 Kondisi Kelembagaan Kota Pasuruan Saat Ini
Bagian ini menguraikan secara sistematis tentang kondisi eksisting kelembagaan
Pemerintah Kota Pasuruan yang menangani bidang Cipta Karya.
12.2.1. Kondisi Keorganisasian Kota Pasuruan Bidang Cipta Karya
Penataan dan penguatan organisasi merupakan Program ke-3 dari Sembilan Program
Reformasi Birokrasi. Keorganisasian yang dimaksud dalam pedoman ini adalah struktur,
tugas, dan fungsi pemerintah daerah yang menangani bidang Cipta Karya. Untuk mengetahui
kondisi dari keorganisasian bidang Cipta Karya, informasi yang perlu disajikan antara lain
adalah sebagai berikut:
1. Peraturan Daerah yang menjadi dasar penetapan Struktur Organisasi Pemerintah Kota
Pasuruan.
2. Gambaran struktur organisasi Pemerintah Kota Pasuruan saat ini.
3. Gambaran struktur organisasi instansi yang menangani urusan bidang Cipta Karya
saat ini.
4. Penjelasan tentang tugas dan fungsi organisasi bidang Cipta Karya dalam Struktur
Organisasi Pemerintah Kota Pasuruan.
ASPEK KELEMBAGAAN KOTA PASURUAN
XII - 7
Penyusunan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2JM) Kota Pasuruan
LAPORAN
AKHIR
A. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota Pasuruan
Pembangunan daerah Kota Pasuruan dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD), salah satunya adalah Badan Perencana Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota
Pasuruan sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Pasuruan Nomor 10 Tahun 2008 tanggal 14
April 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah dan Peraturan
Walikota Pasuruan Nomor 44 Tahun 2008 tentang Tugas Pokok Dan Fungsi Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Pasuruan.
Sesuai dengan peraturan walikota tersebut, lembaga pemerintah ini memiliki tugas
pokok, yaitu merumuskan dan melaksanakan kebijakan daerah bidang perencanaan
pembangunan daerah. Dalam melaksanakan tugas pokok Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah Kota Pasuruan mempunyai fungsi untuk :
a. Penyusunan perencanaan pembangunan daerah;
b. Perumusan kebijakan teknis perencanaan dan kerjasama pembangunan daerah;
c. Pengoordinasian kerjasama pembangunan daerah;
d. Pembinaan, pengendalian, fasilitasi dan pelaksanaan perencanaan pembangunan
ekonomi, perencanaan pembangunan prasarana, perencanaan pembangunan sosial
budaya serta penelitian, pengembangan, data dan statistik;
e. Pelaksanaan kegiatan penatausahaan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah.
f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
Visi Bappeda Kota Pasuruan adalah ”Terwujudnya perencanaan pembangunan yang
partisipatir, sistemik serta akuntabel”.
Berdasarkan visi yang telah dirumuskan, maka disusun Misi Bappeda Kota Pasuruan
adalah sebagai berikut :
1. Mewujudkan perencanaan yang berdasar pada potensi daerah;
2. Mewujudkan perencanaan melalui pola pemberdayaan;
3. Mewujudkan perencanaan yang implememtatif
4. Mewujudkan perencanaan yang konsisten;
5. Mewujudkan perencanaan yang komprehensif;
6. Mewujudkan perencanaan yangefektif dan efisien;
7. Mewujudkan perencanaan yang berkelanjutan;
ASPEK KELEMBAGAAN KOTA PASURUAN
XII - 8
Penyusunan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2JM) Kota Pasuruan
LAPORAN
AKHIR
Sebagai rumusan yang masih bersifat strategis, misi akan diuraikan lebih lanjut menjadi
tujuan untruk pedoman arah yang lebih riil dalam operasional organisasi. Oleh karena itu misi
Bappeda Kota Pasuruan 2006-2010 merupakan dasar untuk merumuskan tujuan, agar
konsistensi antara pedoman arahan strategis dengan operasional dapat terwujud.
Berdasarkan misi yang telah dirumuskan, maka disusun tujuan sebagai berikut :
1.
Meningkatkan pemanfaatan potensi daerah;
2.
Meningkatkan partisispasi pemangku kepentingan dalam menyusun perencanaan
pembangunan Kota Pasuruan;
3.
Meningkatkan kuantitas dan kualitas materi yang menunjang perbaikan kinerja
perencanaan pembangunan;
4.
Perencanaan pembangunan yang didasarkan pada dokumen perencanaan yang
telah ditetapkan;
5.
Penerapan pola perencanaan secara menyeluruh dan terpadu;
6.
Penerapan pola perencanaan yang terintegrasi;
7.
Penerapan pola perencanaan sesuai dengan tahapan yang sudah ditentukan; serta
8.
Penerapan pola perencanaan yang berdaya dan berhasil guna.
Susunan organisasi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Bappeda Kota Pasuruan
terdiri dari :
a. Kepala Badan;
b. Sekretariat, terdiri dari :
1. Subbagian Perencanaan dan Evaluasi;
2. Subbagian Umum dan Kepegawaian;
3. Subbagian Keuangan.
c. Bidang Data dan Statistik, terdiri dari :
1. Subbidang Data;
2. Subbidang Statistik.
d. Bidang Ekonomi, terdiri dari :
1. Subbidang Produksi Daerah;
2. Subbidang Pengembangan Perekonomian.
e. Bidang Sosial Budaya, terdiri dari :
1. Subbidang Sosial;
2. Subbidang Budaya.
ASPEK KELEMBAGAAN KOTA PASURUAN
XII - 9
Penyusunan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2JM) Kota Pasuruan
f.
LAPORAN
AKHIR
Bidang Prasarana Perkotaan, terdiri dari :
1. Subbidang Prasarana Ekonomi;
2. Subbidang Prasarana Sosial Budaya.
g. Bidang Penelitian dan Pengembangan, terdiri dari :
1. Subbidang Pemerintahan dan Sosial Budaya;
2. Subbidang Ekonomi dan Pembangunan.
h. Kelompok Jabatan Fungsional.
Guna kelancaran dalam pelaksanaan Tupoksi Bappeda Kota Pasuruan, maka disusun
struktur organisasi sehingga terdapat pembagian tugas dan pelimpahan wewenang serta
pelaksanaan tugas yang jelas (lihat Gambar 12.2).
KEPALA BADAN
SEKRETARIAT
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
Subbagian
Perencanaan &
Evaluasi
Bidang
Data & Statistik
Bidang
Ekonomi
Subbidang
Data
Subbidang
Produksi Daerah
Subbidang
Statistik
Subbidang
Pengembangan
Perekonomian
Bidang
Sosial Budaya
Subbidang
Sosial
Subbidang
Budaya
Subbagian
Umum &
Kepegawaian
Bidang
Prasarana
Perkotaan
Subbagian
Keuangan
Bidang
Penelitian &
Pengembangan
Subbidang
Prasarana
Ekonomi
Subbidang
Litbang PemeRintahan & Sosial
Budaya
Subbidang
Prasarana Sosial
Budaya
Subbidang
Litbang Ekonomi &
Pembangunan
Gambar 12. 2 Bagan Struktur Organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota
Pasuruan
ASPEK KELEMBAGAAN KOTA PASURUAN
XII - 10
Penyusunan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2JM) Kota Pasuruan
LAPORAN
AKHIR
B. Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Pasuruan
Dinas Pekerjaan Umum (PU) adalah unsur pelaksana otonomi daerah yang dipimpin
oleh Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Walikota melalui
Sekretaris Daerah. Lembaga ini dibentuk sesuai dengan Perda Kota Pasuruan Nomor 09
Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Dinas Daerah dan Peraturan Walikota
Pasuruan Nomor 39 Tahun 2008 tentang Tugas Pokok Dan Fungsi Dinas Pekerjaan Umum.
Sesuai dengan peraturan walikota tersebut, Dinas PU mempunyai tugas melaksanakan
urusan pemerintahan daerah di bidang pekerjaan umum, perumahan dan penataan ruang
berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan. Sedang untuk melaksanakan tugas Dinas
PU mempunyai fungsi :
a. penyusunan perencanaan bidang pekerjaan umum, perumahan dan penataan ruang;
b. perumusan kebijakan teknis bidang pekerjaan umum, perumahan dan penataan
ruang;
c. pelaksanaan pelayanan umum bidang pekerjaan umum, perumahan dan penataan
ruang;
d. pembinaan, koordinasi, pengendalian dan fasilitasi pelaksanaan kegiatan bidang bina
marga, pengairan, cipta karya dan tata ruang;
e. pelaksanaan kegiatan penatausahaan Dinas Pekerjaan Umum;
f. pembinaan terhadap Unit Pelaksana Teknis Dinas Pekerjaan umum.
g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
Susunan organisasi Dinas Pekerjaan Umum, terdiri dari :
a. Kepala Dinas
b. Sekretariat, terdiri dari :
1. Subbagian Perencanaan dan Evaluasi
2. Subbagian Umum dan Kepegawaian
3. Subbagian Keuangan
c. Bidang Tata Ruang, terdiri dari :
1. Seksi Perencanaan dan Pemanfaatan;
2. Seksi Pengendalian dan Pengawasan.
d. Bidang Cipta Karya, terdiri dari :
1. Seksi Permukiman dan Perumahan
ASPEK KELEMBAGAAN KOTA PASURUAN
XII - 11
Penyusunan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2JM) Kota Pasuruan
LAPORAN
AKHIR
2. Seksi Penyehatan Lingkungan Permukiman;
3. Seksi Pertamanan dan Pemakaman.
e. Bidang Bina Marga, terdiri dari :
1. Seksi Pembangunan Jalan dan Jembatan
2. Seksi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan
3. Seksi Penerangan Jalan Umum.
f.
Bidang Pengairan, terdiri dari :
1. Seksi Pengelolaan Sumber Daya Air
2. Seksi Irigasi, Sungai dan Pantai
g. Unit Pelaksana Teknis;
1. Subbagian Tata Usaha.
h. Kelompok Jabatan Fungsional.
Struktur organisasi Dinas PU Kota Pasuruan ditunjukkan pada Gambar 12.2.
KEPALA DINAS
SEKRETARIAT
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
Sub Bagian
Perencanaan
& Evaluasi
Sub Bagian
Umum &
Kepegawaian
Sub Bagian
Keuangan
Bidang Tata Ruang
Bidang Cipta Karya
Bidang Bina Maga
Bidang Pengairan
Seksi Perencanaan
& Pemanfaatan
Seksi Permukiman
& Perumahan
Seksi Pembangunan Jalan
& Jembatan
Seksi Ipengelolaan
Sumber Daya Air
Seksi Pengendalian
& Pengawasan
Seksi Penyehatan
Lingkungan
Permukiman
Seksi Pemeliharaan Jalan
& Jembatan
Seksi Irigasi Sungai &
Pantai
Seksi Pertamanan &
Pemakaman
Seksi Penerangan Jalan
Umum
UPT
Sub Bagian
Tata Usaha
Gambar 12. 3 Bagan Struktur Organisasi Dinas Pekerjaan Umum Kota Pasuruan
ASPEK KELEMBAGAAN KOTA PASURUAN
XII - 12
Penyusunan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2JM) Kota Pasuruan
LAPORAN
AKHIR
C. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
Pelayanan air minum di Kota Pasuruan dilakukan oleh PDAM Kota Pasuruan sesuai
Perda Kota Pasuruan No.16 Th. 2003 tentang PDAM. PDAM merupakan BUMD Kota Pasuruan
yang memiliki wewenang antara lain:
a. menetapkan tarif
b. bekerja sama dengan pihak lain
c. menetapkan sanksi bagi pelanggan yang melanggar
d. melakukan perbuatan hukum dengan pihak ketiga
Berdasarkan Perda tersebut, tugas pokok PDAM adalah mengusahakan dan
menyelenggarakan pengelolaan air minum guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat
yang mencakup aspek sosial, kesejahteraan dan pelayanan umum yang dikelola secara
profesional dengan prinsip ekonomi perusahaan. Dalam pelaksanaan tugas tersebut PDAM
mempunyai fungsi :
a. pelayanan umum / jasa
b. pengelolaan terhadap sumber air bersih dan mengatur pemanfaatannya
c. penyelenggara kemanfaatan umum
d. penunjang pendapatan daerah.
Adapun organisasi dan tata kerja PDAM Kota Pasuruan diatur dalam Keputusan
Walikota Pasuruan No 13 Tahun 2004. Susunan organisasi PDAM terdiri dari :
a. Direktur
b. Bagian Administrasi dan Keuangan, membawahi :
1. Sub Bagian Keuangan
2. Sub Bagian Akuntansi
3. Sub Bagian Umum dan Tata Usaha
4. Sub Bagian Pengadaan
5. Sub Bagian Rekening
c. Bagian Teknik, membawahi :
1. Sub Bagian Transmisi dan Distribusi
2. Sub Bagian Perencanaan
3. Sub Bagian Pengawasan
4. Sub Bagian Produksi
5. Sub Bagian Pemeliharaan
ASPEK KELEMBAGAAN KOTA PASURUAN
XII - 13
Penyusunan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2JM) Kota Pasuruan
LAPORAN
AKHIR
d. Bagian Hubungan Pelanggan, membawahi :
1. Sub Bagian Baca Meter
2. Sub Bagian Penagihan
3. Sub Bagian Pelayanan Pelanggan/Hubungan Masyarakat
4. Sub Bagian Pengaduan
BADAN PENGAWAS
DIREKTUR
KA. BAG ADMINISTRASI DAN
KEUANGAN
KA. BAG TEKNIK
KA. BAG HUBUNGAN PELANGGAN
KA SUB BAG KEUANGAN
KA SUB BAG TRANSMISI DAN
DISTRIBUSI
KA SUB BAG PENAGIHAN
KA. SUB BAG UMUM DAN TU
KA SUB BAG
PERENCANAAN
KA SUB BAG BACA METER
KA SUB BAG PENGADAAN
KA SUB BAG PENGAWASAN
KA SUB BAG PENGADUAN
KA SUB BAG REKENING
KA SUB BAG PRODUKSI
KA SUB BAG PELAYANAN
PELANGGAN / HUMAS
KA SUB BAG AKUNTANSI
KA SUB BAG PEMELIHARAAN
Gambar 12. 4 Bagan Struktur Organisasi PDAM Kota Pasuruan
12.1.2 Kondisi Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya
Sebagaimana ditetapkan dalam Program RB, penataan tata laksana merupakan salah
satu prioritas program untuk peningkatan kapasitas kelembagaan. Tata laksana organisasi
yang perlu dikembangkan adalah menciptakan hubungan kerja antar perangkat daerah
dengan
menumbuhkembangkan rasa kebersamaan dan kemitraan dalam melaksanakan
beban kerja dan tanggung jawab bagi peningkatan produktifitas dan kinerja.
ASPEK KELEMBAGAAN KOTA PASURUAN
XII - 14
Penyusunan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2JM) Kota Pasuruan
LAPORAN
AKHIR
Secara internal, Cipta Karyakeorganisasian urusan pemerintah bidang Cipta Karya,
perlu mengembangkan hubungan fungsional sesuai dengan kompetensi dan kemandirian
dalam melaksanakan tugas, fungsi dan wewenang untuk masing-masing bidang/seksi.
Selanjutnya juga perlu dikembangkan hubungan kerja yang koordinatif baik antar
bidang/seksi di dalam keorganisasian urusan Cipta Karya, maupun untuk hubungan kerja
lintas dinas/bidang dalam rangka menghindari tumpang tindih atau duplikasi program dan
kegiatan secara substansial dan menjamin keselarasan program dan kegiatan antar perangkat
daerah.
Prinsip-prinsip hubungan kerja yang diuraikan di atas perlu dituangkan di dalam
Peraturan Daerah tentang keorganisasian Pemerintah Kota Pasuruan, khususnya menyangkut
tupoksi dari masing-masing instansi pemerintah bidang Cipta Karya. Selain itu, guna
memperjelas pelaksanaan tugas pada setiap satuan kerja, perlu dilengkapi dengan tatalaksana
dan tata hubungan kerja antar satuan kerja, serta Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk
setiap pelaksanaan tugas, yang dapat dijadikan pedoman bagi pegawai dalam melakukan
tugasnya.
Dengan mengacu pada tabel 12.2, dapat dicantumkan penjabaran peran masing-masing
instansi dan hubungan kerja dalam pembangunan bidang Cipta Karya. Selain itu, bagian ini
juga mengulas inventarisasi SOP Bidang Cipta Karya di daerah sesuai tabel 12.2.
NO
Tabel 12. 2 Hubungan Kerja Instansi Bidang Cipta Karya
Unit/Bagian yang
Peran Instansi dalam
Menangani
Instansi
Pembangunan Bidang
Pembangunan Bidang
CK
CK
1
Bappeda
Sebagai perencana dan
penganggaran
pembangunan bidang
cipta karya
2
Dinas PU
Sebagai pelaksana
pembangunan bidang
cipta karya
Bidang Prasarana
Perkotaan pada BAPPEDA
- Bidang Cipta Karya
- Bidang Pertamanan dan
Persampahan
321
ASPEK KELEMBAGAAN KOTA PASURUAN
XII - 15
Penyusunan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2JM) Kota Pasuruan
LAPORAN
AKHIR
Tabel 12. 3 Inventarisasi SOP Bidang Cipta Karya
No
Nama SOP
Tugas dan
Fungsi Instansi
dalam SOP
Instansi yang Terlibat
Pengembangan Permukiman
1
dst
Penataan Bangunan dan Lingkungan
1 Rekomendasi IMB
Dinas Pekerjaan Umum, BPMPPT,BLH
2 Rekomendasi Reklame
Dinas Pekerjaan Umum, BPMPPT
dst
Pengembangan Air Minum
1
dst
Pengembangan PLP
1
dst
SOP Non-Teknis
1
dst
12.2.3. Kondisi Sumber Daya Manusia ( SDM ) Bidang Cipta Karya
Dalam kaitannya dengan Reformasi Birokrasi, penataan system manajemen SDM
aparatur merupakan program ke-5 dari Sembilan Program Reformasi Birokrasi, yang perlu
ditingkatkan tidak hanya dari segi kuantitas tetapi juga kualitas. Bagian ini menguraikan
kondisi SDM di keorganisasian instansi yang menangani bidang Cipta Karya, yang dapat
dilakukan dengan mengisi tabel berikut mengenai komposisi pegawai dalam unit kerja bidang
Cipta Karya.
Tabel 12. 4 Komposisi Pegawai dalam Unit Kerja Bidang Cipta Karya
Unit Kerja
Golongan
Jenis Kelamin
Latar Belakang
Pendidikan
Jabatan
Fungsional
Pria : 178
Orang Wanita :
16 Orang
< SMA : 93 Orang
SMA : 53 Orang
D3 : 5 Orang
S1 : 33 Orang
S2/S3 : 10 Orang
Dinas PU
Gol I/II : 144
Orang Gol III : 45
Orang Gol IV : 5
Orang
Jafung TBP :
…… Orang
Jafung TPL :
…… orang dst.
Sumber PDA Kota Pasuruan 2014
ASPEK KELEMBAGAAN KOTA PASURUAN
XII - 16
Penyusunan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2JM) Kota Pasuruan
LAPORAN
AKHIR
12.3 Analisis Kelembagaan
Dengan mengacu pada kondisi eksisting kelembagaan perangkat daerah, bagian ini
menguraikan analisis permasalahan kelembagaan Pemerintah Kota Pasuruan yang
menangani bidang Cipta Karya.
12.3.1. Analisis Keorganisasian Bidang Cipta Karya
Tujuan analisis keorganisasian adalah untuk mengetahui permasalahan keorganisasian
bidang cipta karya yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi maupun keluaran produk
RPI2-JM Bidang Cipta Karya. Analisis deskriptif mengacu pada pertanyaan di bawah ini:
1. Apakah struktur organisasi perangkat kerja daerah sudah sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku?
2. Apakah tugas dan fungsi organisasi bidang Cipta Karya sudah sesuai dengan tugas dan
fungsi masing-masing instansi?
3. Apa saja faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi struktur organisasi?
4. Apa saja permasalahan yang ditemui dalam organisasi perangkat kerja daerah khususnya
yang terkait dengan bidang cipta karya?
Cara yang dipergunakan untuk melakukan analisis ini adalah dengan melakukan diskusi
antar anggota Tim RPI2-JM.
12.3.2. Analisis Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya
Tujuan analisis permasalahan ketatalaksanaan kelembagaan bidang cipta karya adalah
untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi maupun
keluaran produk RPI2-JM Bidang Cipta Karya. Dalam proses analisis ini beberapa pertanyaan
kunci yang perlu mendapat jawaban adalah sebagai berikut:
1. Apakah Perda penetapan Organisasi Pemerintah Daerah telah menguraikan tupoksi
masing-masing dinas/unit kerja yang ada?
2. Bagaimana mekanisme hubungan kerja didalam dan antar instansi terkait bidang cipta
karya yang terjadi selama ini?
3. Apakah keorganisasian bidang cipta karya yang ada sudah mengikuti ketentuan dalam PP
41 tahun 2007? Apakah semua sektor bidang cipta karya yaitu bidang air minum,
pengembangan permukiman, penyehatan lingkungan permukiman, dan penataan
bangunan dan lingkungan sudah tercantum dalam keorganisasian yang dibentuk?
4. Apa saja permasalahan yang ditemui dalam ketatalaksanaan perangkat kerja daerah yang
terkait dengan bidang Cipta Karya?
ASPEK KELEMBAGAAN KOTA PASURUAN
XII - 17
Penyusunan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2JM) Kota Pasuruan
LAPORAN
AKHIR
5. Apa saja faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi ketatalaksanaan perangkat kerja
daerah khususnya yang terkait dengan bidang cipta karya?
12.3.3. Analisis Sumber Daya Manusia ( SDM ) Bidang Cipta Karya
Tujuan analisis Sumber Daya Manusia adalah untuk mengetahui permasalahan SDM
bidang cipta karya yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi maupun keluaran produk
RPI2-JM Bidang Cipta Karya. Dalam proses analisis SDM, beberapa pertanyaan kunci adalah
sebagai berikut :
1. Apakah SDM yang tersedia sudah memenuhi kebutuhan baik dari segi jumlah maupun
kualitas dalam perangkat daerah, khususnya di bidang Cipta Karya?
2. Apa saja permasalahan yang ditemui dalam manajemen SDM perangkat kerja daerah yang
terkait dengan bidang cipta karya?
3. Apa saja faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi kualitas dan kuantitas
SDM organisasi, khususnya yang terkait dengan bidang cipta karya?
Tabel 12. 5 Contoh Matriks Kebutuhan Sumber Daya Manusia
No
Instansi
1
Bappeda
2
Dinas PU
Tingkat
Pendidikan
SMA/Sederajat
Diploma
D3 Teknik
D3 Sekretaris
dst
S1/sederajat
S1 Teknik
S1 Ekonomi
dst
S2/S3
SMA/Sederajat
Diploma
D3 Teknik
D3 Sekretaris
dst
S1/sederajat
S1 Teknik
S1 Ekonomi
dst
Jumlah
Pegawai yang
Ada
……….. Orang
……….. Orang
……….. Orang
……….. Orang
……….. Orang
……….. Orang
……….. Orang
……….. Orang
……….. Orang
……….. Orang
……….. Orang
……….. Orang
……….. Orang
……….. Orang
……….. Orang
……….. Orang
……….. Orang
……….. Orang
……….. Orang
Jumlah Pegawai
yang Diperlukan
……….. Orang
……….. Orang
……….. Orang
……….. Orang
……….. Orang
……….. Orang
……….. Orang
……….. Orang
……….. Orang
……….. Orang
……….. Orang
……….. Orang
……….. Orang
……….. Orang
……….. Orang
……….. Orang
……….. Orang
……….. Orang
……….. Orang
ASPEK KELEMBAGAAN KOTA PASURUAN
XII - 18
Penyusunan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2JM) Kota Pasuruan
No
Instansi
Tingkat
Pendidikan
S2/S3
3
4
Jumlah
Pegawai yang
Ada
……….. Orang
LAPORAN
AKHIR
Jumlah Pegawai
yang Diperlukan
……….. Orang
Dinas …………………….
Dinas …………………….
12.3.4. Analisis SWOT Kelembagaan
Analisis SWOT Kelembagaan merupakan suatu metode perencanaan strategis yang
digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang
(opportunities), dan ancaman (threats) di bidang kelembagaan. Analisis SWOT dapat
diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat
faktornya, kemudian menerapkannya dalam matriks SWOT. Berdasarkan penjabaran dari
kondisi eksisting kelembagaan, serta pertanyaan-pertanyaan yang dijawab dalam analisis
kelembagaan, maka diperlukan melakukan analisis SWOT kelembagaan bidang CK di yang
meliputi aspek organisasi, tata laksana dan sumber daya manusia.
Strategi yang digunakan adalah bagaimana kekuatan mampu mengambil keuntungan
dari peluang yang ada (strategi S-O); bagaimana cara mengatasi kelemahan yang mencegah
keuntungan dari peluang yang ada (strategi W-O); bagaimana kekuatan mampu menghadapi
ancaman yang ada (strategi S-T); dan terakhir adalah bagaimana cara mengatasi kelemahan
yang mampu membuat ancaman menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru
(strategi W-T).
Berdasarkan informasi yang disusun dari pertanyaan serta analisis tentang
keorganisasian, tata laksana dan SDM bidang Cipta Karya pada sub-bab sebelumnya,
selanjutnya dapat dirumuskan Matriks Analisis SWOT Kelembagaan. Perumusan strategi
bidang kelembagaan berdasarkan Analisis SWOT diharapkan dapat menjadi acuan dalam
rencana pengembangan kelembagaan.
Untuk menyusun tabel SWOT, maka langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai
berikut:
a. Menginventarisasi faktor-faktor dari metode SWOT yaitu kekuatan (internal), kelemahan
(internal), peluang (eksternal) dan ancaman
(eksternal) kelembagaan organisasi
perangkat kerja daerah, khususnya terkait dengan bidang Cipta Karya
ASPEK KELEMBAGAAN KOTA PASURUAN
XII - 19
Penyusunan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2JM) Kota Pasuruan
LAPORAN
AKHIR
b. Melakukan perumusan strategi berdasarkan kolaborasi dari factor-faktor analisis SWOT,
yaitu sebagai berikut.
- Mengembangkan strategi SO (kuadran I), yaitu strategi agar kekuatan yang dimiliki
organisasi mampu mengambil keuntungan dari peluang yang ada
- Mengembangkan strategi ST (kuadran II), yaitu dengan kekuatan
yang dimiliki
organisasi, dapat dirumuskan strategi untuk mengurangi dampak dari pengaruh
eksternal yang mempengaruhi kinerja organisasi.
- Mengembangkan strategi WO (kuadran III), yaitu memperbaiki kelemahan-kelemahan
organisasi yang ada dengan memanfaatkan peluang yang ada.
- Mengembangkan strategi WT (kuadran IV). Untuk strategi ini maka diperlukan upaya
yang sangat besar karena selain memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ada, juga
harus melakukan upaya-upaya untuk meminimalisir ancaman-ancaman yang
berpotensi untuk melemahkan kinerja dari organisasi.
Tabel 12. 6 Matriks Analisis SWOT Kelembagaan
Faktor
External
Peluang (O)
Ancaman (T)
Faktor
Internal
Kekuatan (S)
Strategi SO (kuadran 1)
Strategi ST (Kuadran 2)
Strategi WO (Kuadran 3)
Strategi WT (Kuadran
4)
a.
b.
c.
Kelemahan (W)
a.
b.
c.
327
12.4
Rencana Pengembangan Kelembagaan
Bagian ini menguraikan rencana dan usulan kelembagaan Pemerintah Kota Pasuruan
yang menangani bidang Cipta Karya. Berdasarkan strategi yang dirumuskan dalam analisis
SWOT sebelumnya, maka dapat dirumuskan tiga kelompok strategi meliputi strategi
pengembangan organisasi, strategi pengembangan tata laksana, dan strategi pengembangan
ASPEK KELEMBAGAAN KOTA PASURUAN
XII - 20
Penyusunan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2JM) Kota Pasuruan
LAPORAN
AKHIR
sumber daya manusia. Berdasarkan strategi-strategi tersebut, dapat dikembangkan rencana
pengembangan kelembagaan di daerah.
12.4.1. Rencana Pengembangan Keorganisasian
Untuk merumuskan rencana pengembangan keorganisasian, dengan mengacu pada
analisis SWOT, dilandaskan pada efektifitas dan efisiensi yang akan tercipta dari penataan
struktur organisasi dan tupoksinya. Rencana pengembangan keorganisasian dilakukan
dengan mengacu pada analisis dan evaluasi tugas dan fungsi satuan organisasi termasuk
perumusan dan pengembangan jabatan struktural dan fungsional di lingkungan Pemda, serta
menyusun analisis jabatan dan beban kerja dalam rangka mendayagunakan dan
meningkatkan kapasitas kelembagaan satuan organisasi di masing-masing unit kerja di
lingkungan Pemerintah Daerah, khususnya bidang Cipta Karya.
12.4.2. Rencana Pengembangan Tata Laksana
Untuk merumuskan rencana pengembangan tata laksana, dengan mengacu pada
analisis SWOT sebelumnya, antara lain diperlukan evaluasi tata laksana, pengembangan
standar dan operasi prosedur, serta pembagian kerja dan program yang jelas antar unit dalam
instansi ataupun lintas instansi di lingkungan Pemerintah Daerah, khususnya di bidang Cipta
Karya.
12.4.3. Rencana Pengembangan Sumber Daya Manusia ( SDM )
Untuk merumuskan rencana pengembangan Sumber Daya Manusia, dengan mengacu
pada analisis SWOT, antara lain diperlukan perencanaan karier setiap pegawai sesuai dengan
kompetensi individu dan kebutuhan organisasi. Guna meningkatkan pelayanan kepegawaian,
maka perencanaan pegawai hendaknya mengacu pada analisis jabatan yang terintegrasi
sesuai dengan kebutuhan organisasi.Selain itu, rencana pengembangan SDM dapat dilakukan
dengan peningkatan jenjang pendidikan serta mendukung pembinaan kapasitas pegawai
melalui pelatihan. Sesuai dengan lingkup kegiatan bidang Cipta Karya, dalam rangka
peningkatan kualitas SDM terdapat beberapa pelatihan yang diadakan oleh Direktorat
Jenderal Cipta Karya Kementerian PU yang dapat menjadi referensi dipaparkan pada table
12.7.
ASPEK KELEMBAGAAN KOTA PASURUAN
XII - 21
Penyusunan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2JM) Kota Pasuruan
LAPORAN
AKHIR
Tabel 12. 7 Pelatihan Bidang Cipta Karya
No
Jenis Pelatihan
1 Bimbingan Teknis Pengelolaan Bangunan Gedung dan Rumah Negara
Pusat, Barat dan Timur serta sertifikasi Pengelola Teknis
2 Bimbingan Teknis Penyelenggaraan Bangunan Gedung Negara
3 Bimbingan Teknis Pengelolaan Rumah Negara Golongan III
4 Training of Trainers (TOT) Bidang Penyelenggaraan Penataan Bangunan
dan Lingkungan
5 Training of Trainers (TOT) Sosialisasi Peraturan Perundangan-undangan
Bangunan Gedung dan Lingkungan
6 Pelatihan Pengadaan Barang dan Jasa Dit. PBL
7 Peningkatan Kapasitas SDM Dit. PBL bekerjasama dengan Pusat
Pembinaan Kompetensi dan Pelatihan Konstruksi
8 Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan dalam Bidang Keprotokolan
9 Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan dalam Bidang Tata
Persuratan
10 Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan Pemeliharaan dan
Pengamanan Infrastruktur Publik Bidang Cipta Karya
11 Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan Aparatur Negara dalam
Tanggap Darurat Bencana
12 Pembinaan Teknis Percepatan Proses Hibah/Alih Status Barang Milik
Negara
13 Pembinaan Teknis Penerapan Aplikasi SIMAK BMN
14 Pembinaan Teknis Pengembangan Kompetensi Pegawai
15 Pembinaan Teknis Pemetaan Kompetensi Pegawai
16 Diklat Pejabat Inti Satker (PIS)
17 Diklat Jabatan Fungsional
Tabel 12. 8 Rangkuman Rencana Aksi Pengembangan Kapasitas Kelembagaan
Aspek Kelembagaan
Strategi
Rencana Aksi
(1)
(2)
(3)
Organisasi
Tata Laksana
Sumber Daya
Manusia
ASPEK KELEMBAGAAN KOTA PASURUAN
XII - 22
(RPI2JM) Kota Pasuruan
LAPORAN
AKHIR
Dalam pembangunan prasarana bidang Cipta Karya, untuk mencapai hasil yang
optimal diperlukan kelembagaan yang dapat berfungsi sebagai motor penggerak RPI2-JM
Bidang Cipta Karya agar dapat dikelola dengan baik dan dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Kelembagaan dibagi dalam 3 komponen utama, yaitu organisasi, tata laksana dan
sumber daya manusia. Organisasi sebagai wadah untuk melakukan tugas dan fungsi yang
ditetapkan kepada lembaga; tata laksana merupakan motor yang menggerakkan organisasi
melalui mekanisme kerja yang diciptakan; dan sumber daya manusia sebagai operator dari
kedua komponen tersebut. Dengan demikian untuk meningkatkan kinerja suatu lembaga,
penataan terhadap ketiga komponen harus dilaksanakan secara bersamaan dan sebagai satu
kesatuan
12.1 Arahan Kebijakan Kelembagaan Bidang Cipta Karya
Beberapa kebijakan berikut merupakan landasan hukum dalam pengembangan dan
peningkatan kapasitas kelembagaan bidang Cipta Karya pada pemerintahan Kota Pasuruan.
1.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
Dalam UU 32/2004 disebutkan bahwa Pemerintah Daerah mengatur dan mengurus
sendiri urusan
pemerintahan dan menjalankan otonomi seluas-luasnya, dengan tujuan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah. Untuk
membantu Kepala Daerah dalam melaksanakan otonomi, maka dibentuklah organisasi
perangkat daerah yang ditetapkan melalui Pemerintah Daerah.
Dasar utama penyusunan perangkat daerah dalam bentuk suatu organisasi adalah
adanya urusan pemerintahan harus dibentuk ke dalam organisasi tersendiri. Besaran
organisasi perangkat daerah sekurang-kurangnya mempertimbangkan faktor kemampuan
keuangan, kebutuhan daerah, cakupan tugas yang meliputi sasaran tugas yang harus
diwujudkan, jenis dan banyaknya tugas, luas wilayah kerja dan kondisi geografis, jumlah dan
kepadatan penduduk, potensi daerah yang bertalian dengan urusan yang akan ditangani, dan
ASPEK KELEMBAGAAN KOTA PASURUAN
XII - 1
Penyusunan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2JM) Kota Pasuruan
LAPORAN
AKHIR
sarana dan prasarana penunjang tugas. Oleh karena itu, kebutuhan akan organisasi perangkat
daerah bagi masing-masing daerah tidak senantiasa sama atau seragam.
2.
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan
PP tersebut mencantumkan bahwa bidang pekerjaan umum merupakan bidang wajib
yang menjadi urusan pemerintah daerah, dan pemerintah berkewajiban untuk melakukan
pembinaan terhadap pemerintah Kota Pasuruan. PP 38/2007 ini juga memberikan
kewenangan yang lebih besar kepada Pemerintah Kota Pasuruan untuk melaksanakan
pembangunan di Bidang Cipta Karya. Hal ini dapat dilihat dari Pasal 7 Bab III, yang berbunyi:
“(1) Urusan wajib sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) adalah urusan pemerintahan
yang wajib diselenggarakan oleh pemerintahan daerah provinsi dan pemerintahan daerah
Kota Pasuruan, berkaitan dengan pelayanan dasar. (2) Urusan wajib sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) meliputi: antara lainnya adalah bidang pekerjaan umum”.Dari pasal tersebut,
ditetapkan bahwa bidang pekerjaan umum merupakan bidang wajib yang menjadi urusan
pemerintah daerah, sehingga penyusunan RPI2-JM bidang Cipta Karya sebagai salah satu
perangkat pembangunan daerah perlu melibatkan Pemerintah, pemerintah provinsi dan
pemerintah Kota Pasuruan.
3.
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 41 tahun 2007 tentang Organisasi Daerah
Berdasarkan PP 41 tahun 2007, bidang PU meliputi bidang Bina Marga, Pengairan, Cipta
Karya dan Penataan Ruang. Bidang PU merupakan perumpunan urusan yang diwadahi dalam
bentuk dinas. Dinas ditetapkan terdiri dari 1 sekretariat dan paling banyak 4 bidang, dengan
sekretariat terdiri dari 3 sub-bagian dan masingmasing bidang terdiri dari paling banyak 3
seksi.
ASPEK KELEMBAGAAN KOTA PASURUAN
XII - 2
Penyusunan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2JM) Kota Pasuruan
LAPORAN
AKHIR
Tabel 12. 1 Keorganisasian Pemerintah Kota Pasuruan
4.
Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang RPJMN 2010- 2014
Perpres ini ,menjabarkan tentang upaya untuk meningkatkan kapasitas dan
akuntabilitas kinerja birokrasi diperlukan adanya upaya penataan kelembagaan dan
ketalalaksanaan, peningkatan kualitas sumber daya manusia aparatur, pemanfaatan teknologi
informasi dan komunikasi, penyempurnaan sistem perencanaan dan penganggaran, serta
pengembangan sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dan aparaturnya.Untuk
mendukung penataan kelembagaan, secara beriringan telah ditempuh upaya untuk
memperkuat aspek ketatalaksanaan di lingkungan instansi pemerintah, seperti perbaikan
standar operasi dan prosedur (SOP) dan penerapan e-government di berbagai instansi.
Sejalan dengan pengembangan manajemen kinerja di lingkungan instansi pemerintah, seluruh
instansi pusat dan daerah diharapkan secara bertahap dalam memperbaiki system
ketatalaksanaan dengan menyiapkan perangkat SOP, mekanisme kerja yang lebih efisien dan
efektif, dan mendukung upaya peningkatan akuntabilitas kinerja.
5.
Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 Tentang Grand Design Reformasi
Birokrasi 2010-2025
Tindak lanjut dari Peraturan Presiden ini, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
telah mengeluarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 30 Tahun
2012 tentang Pedoman Pengusulan, Penetapan, dan Pembinaan Reformasi Birokrasi pada
Pemerintah Daerah. Berdasarkan peraturan menteri ini, reformasi birokrasi pada pemerintah
daerah dilaksanakan mulai tahun 2012, dengan dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan
sesuai dengan kemampuan pemerintah daerah. Permen ini memberikan panduan dan
ASPEK KELEMBAGAAN KOTA PASURUAN
XII - 3
Penyusunan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2JM) Kota Pasuruan
LAPORAN
AKHIR
kejelasan mengenai mekanisme serta prosedur dalam rangka pengusulan, penetapan, dan
pembinaan pelaksanaan reformasi birokrasi pemerintah daerah.
Upaya pembenahan birokrasi di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya telah
dimulai sejak tahun 2005. Pembenahan yang dilakukan adalah menyangkut 3 (tiga) pilar
birokrasi, yaitu kelembagaan, ketatalaksanaan, dan Sumber Daya Manusia (SDM).
Untuk mendukung tercapainya good governance, maka perlu dilanjutkan dan
disesuaikan dengan program reformasi birokrasi pemerintah, yang terdiri dari sembilan
program, yaitu :
1.
Program Manajemen Perubahan, meliputi: penyusunan strategi manajemen perubahan
dan strategi komunikasi K/L dan Pemda, sosialisasi dan internalisasi manajemen
perubahan dalam rangka reformasi birokrasi;
2.
Program Penataan Peraturan Perundang-undangan, meliputi penataan berbagai
peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan/diterbitkan oleh K/L dan Pemda;
3.
Program Penguatan dan Penataan Organisasi, meliputi restrukturisasi tugas dan fungsi
unit kerja, serta penguatan unit kerja yang menangani organisasi, tata laksana,
pelayanan publik, kepagawaian dan diklat;
4.
Penataan Tatalaksana, meliputi: penyusunan SOP penyelenggaraan tugas dan fungsi,
serta pembangunan dan pengembangan e-government;
5.
Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur, meliputi: penataan sistem rekrutmen
pegawai, analisis dan evaluasi jabatan, penyusunan standar kompetensi jabatan,
asesmen individiu berdasarkan kompetensi;
6.
Penguatan Pengawasan, meliputi: penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
(SPIP) dan Peningkatan peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP);
7.
Penguatan Akuntabilitas, meliputi: penguatan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah,
pengembangan system manajemen kinerja organisasi dan penyusunan Indikator
Kinerja Utama (IKU);
8.
Penguatan Pelayanan Publik, meliputi: penerapan standar pelayanan pada unit kerja
masing-masing, penerapan SPM pada Kota Pasuruan.
9.
Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan. Pola pikir Reformasi Birokrasi di Kementerian
Pekerjaan Umum dapat dilihat pada gambar 12.2 berikut ini.
ASPEK KELEMBAGAAN KOTA PASURUAN
XII - 4
Penyusunan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2JM) Kota Pasuruan
LAPORAN
AKHIR
Gambar 12. 1 Pola Pikir Penyusunan Birokrasi PU 2010-2014 Cipta Karya
6.
Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam
Pembangunan Nasional
Di dalam Inpres ini dinyatakan bahwa pengarusutamaan gender ke dalam seluruh
proses pembangunan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan fungsional
semua instansi dan lembaga pemerintah di tingkat Pusat dan Daerah. Presiden
menginstruksikan untuk melaksanakan pengarusutamaan gender guna terselenggaranya
perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi atas kebijakan dan program
pembangunan nasional yang berperspektif gender sesuai dengan bidang tugas dan fungsi,
serta kewenangan masingmasing.
ASPEK KELEMBAGAAN KOTA PASURUAN
XII - 5
Penyusunan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2JM) Kota Pasuruan
LAPORAN
AKHIR
Terkait PUG, Kementerian PU dan Ditjen Cipta Karya pada umumnya telah mulai
menerapkan PUG dalam tiap program/kegiatan Cipta Karya. Untuk itu perlu diperhatikan
dalam pengembangan kelembagaan bidang Cipta Karya untuk memasukkan prinsip-prinsip
PUG, demikian pula di dalam pengelolaan RPI2-JM Bidang Cipta Karya.
7.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2010 Tentang Standar
Pelayanan Minimum
Peraturan Menteri PU ini menekankan tentang target pelayanan dasar bidang PU yang
menjadi tanggungjawab pemerintah Kota Pasuruan. Target pelayanan dasar yang ditetapkan
dalam Permen ini yaitu pada Pasal 5 ayat 2, dapat dilihat sebagai bagian dari beban dan
tanggungjawab kelembagaan yang menangani bidang ke- PU-an, khususnya untuk sub bidang
Cipta Karya yang dituangkan di dalam dokumen RPI2-JM.
Dalam Permen ini juga disebutkan bahwa Gubernur bertanggung jawab dalam
koordinasi penyelenggaraan pelayanan dasar bidang PU, sedangkan Bupati/Walikota
bertanggung jawab dalam penyelenggaraan pelayanan dasar bidang PU. Koordinasi dan
penyelenggaraan pelayanan dasar Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dilaksanakan
oleh instansi yang bertanggung jawab di Bidang PU dan Penataan Ruang baik provinsi
maupun Kota Pasuruan.
8.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis
Penataan Organisasi Perangkat Daerah
Peraturan menteri ini menjadi landasan petunjuk teknis dalam penataan perangkat
daerah. Berdasarkan Permen ini dasar hokum penetapan perangkat daerah adalah Peraturan
Daerah (Perda). Penjabaran tupoksi masing-masing SKPD Provinsi ditetapkan dengan Pergub,
dan SKPD Kab/Kota dengan Perbup/Perwali.
9.
Permendagri Nomor 57 tahun 2010 tentang Pedoman Standar Pelayanan
Perkotaan
Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan bagi pemerintah daerah sebagai dasar untuk
memberikan pelayanan perkotaan bagi masyarakat. SPP adalah standar pelayanan minimal
kawasan perkotaan, yang sesuai dengan fungsi kawasan perkotaan merupakan tempat
permukiman perkotaan, termasuk di dalamnya jenis pelayanan bidang Cipta Karya, seperti
perumahan, air minum, drainase, prasarana jalan lingkungan, persampahan, dan air limbah.
ASPEK KELEMBAGAAN KOTA PASURUAN
XII - 6
Penyusunan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2JM) Kota Pasuruan
10.
LAPORAN
AKHIR
Kepmen PAN Nomor 75 tahun 2004 tentang Pedoman Perhitungan Kebutuhan
Pegawai Berdasarkan Beban Kerja Dalam Rangka Penyusunan Formasi Pegawai
Negeri Sipil
Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan bagi setiap instansi pemerintah dalam
menghitung kebutuhan pegawai berdasarkan beban kerja dalam rangka penyusunan formasi
PNS. Dalam perhitungan kebutuhan pegawai, aspek pokok yang harus diperhatikan adalah:
beban kerja, standar kemampuan rata-rata, dan waktu kerja. Dalam keputusan ini, Gubernur
melakukan pembinaan dan pengendalian pelayanan perkotaan, sedangkan
Walikota
Pasuruan melaksanakan dan memfasilitasi penyediaan pelayanan perkotaan.
Berdasarkan peraturan-peraturan di atas, maka dimungkinkan untuk mengeluarkan
peraturan daerah untuk pemantapan dan pengembangan perangkat daerah, khususnya untuk
urusan pemerintahan bidang pekerjaan umum dan lebih khusus lagi tentang urusan
pemerintahan pada sub bidang Cipta Karya. Dengan adanya suatu kelembagaan yang definitif
untuk menangani urusan pemerintah pada bidang
Cipta Karya maka diharapkan dapat
meningkatkan kinerja pelayanan kelembagaan.
12.2 Kondisi Kelembagaan Kota Pasuruan Saat Ini
Bagian ini menguraikan secara sistematis tentang kondisi eksisting kelembagaan
Pemerintah Kota Pasuruan yang menangani bidang Cipta Karya.
12.2.1. Kondisi Keorganisasian Kota Pasuruan Bidang Cipta Karya
Penataan dan penguatan organisasi merupakan Program ke-3 dari Sembilan Program
Reformasi Birokrasi. Keorganisasian yang dimaksud dalam pedoman ini adalah struktur,
tugas, dan fungsi pemerintah daerah yang menangani bidang Cipta Karya. Untuk mengetahui
kondisi dari keorganisasian bidang Cipta Karya, informasi yang perlu disajikan antara lain
adalah sebagai berikut:
1. Peraturan Daerah yang menjadi dasar penetapan Struktur Organisasi Pemerintah Kota
Pasuruan.
2. Gambaran struktur organisasi Pemerintah Kota Pasuruan saat ini.
3. Gambaran struktur organisasi instansi yang menangani urusan bidang Cipta Karya
saat ini.
4. Penjelasan tentang tugas dan fungsi organisasi bidang Cipta Karya dalam Struktur
Organisasi Pemerintah Kota Pasuruan.
ASPEK KELEMBAGAAN KOTA PASURUAN
XII - 7
Penyusunan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2JM) Kota Pasuruan
LAPORAN
AKHIR
A. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota Pasuruan
Pembangunan daerah Kota Pasuruan dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD), salah satunya adalah Badan Perencana Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota
Pasuruan sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Pasuruan Nomor 10 Tahun 2008 tanggal 14
April 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah dan Peraturan
Walikota Pasuruan Nomor 44 Tahun 2008 tentang Tugas Pokok Dan Fungsi Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Pasuruan.
Sesuai dengan peraturan walikota tersebut, lembaga pemerintah ini memiliki tugas
pokok, yaitu merumuskan dan melaksanakan kebijakan daerah bidang perencanaan
pembangunan daerah. Dalam melaksanakan tugas pokok Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah Kota Pasuruan mempunyai fungsi untuk :
a. Penyusunan perencanaan pembangunan daerah;
b. Perumusan kebijakan teknis perencanaan dan kerjasama pembangunan daerah;
c. Pengoordinasian kerjasama pembangunan daerah;
d. Pembinaan, pengendalian, fasilitasi dan pelaksanaan perencanaan pembangunan
ekonomi, perencanaan pembangunan prasarana, perencanaan pembangunan sosial
budaya serta penelitian, pengembangan, data dan statistik;
e. Pelaksanaan kegiatan penatausahaan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah.
f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
Visi Bappeda Kota Pasuruan adalah ”Terwujudnya perencanaan pembangunan yang
partisipatir, sistemik serta akuntabel”.
Berdasarkan visi yang telah dirumuskan, maka disusun Misi Bappeda Kota Pasuruan
adalah sebagai berikut :
1. Mewujudkan perencanaan yang berdasar pada potensi daerah;
2. Mewujudkan perencanaan melalui pola pemberdayaan;
3. Mewujudkan perencanaan yang implememtatif
4. Mewujudkan perencanaan yang konsisten;
5. Mewujudkan perencanaan yang komprehensif;
6. Mewujudkan perencanaan yangefektif dan efisien;
7. Mewujudkan perencanaan yang berkelanjutan;
ASPEK KELEMBAGAAN KOTA PASURUAN
XII - 8
Penyusunan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2JM) Kota Pasuruan
LAPORAN
AKHIR
Sebagai rumusan yang masih bersifat strategis, misi akan diuraikan lebih lanjut menjadi
tujuan untruk pedoman arah yang lebih riil dalam operasional organisasi. Oleh karena itu misi
Bappeda Kota Pasuruan 2006-2010 merupakan dasar untuk merumuskan tujuan, agar
konsistensi antara pedoman arahan strategis dengan operasional dapat terwujud.
Berdasarkan misi yang telah dirumuskan, maka disusun tujuan sebagai berikut :
1.
Meningkatkan pemanfaatan potensi daerah;
2.
Meningkatkan partisispasi pemangku kepentingan dalam menyusun perencanaan
pembangunan Kota Pasuruan;
3.
Meningkatkan kuantitas dan kualitas materi yang menunjang perbaikan kinerja
perencanaan pembangunan;
4.
Perencanaan pembangunan yang didasarkan pada dokumen perencanaan yang
telah ditetapkan;
5.
Penerapan pola perencanaan secara menyeluruh dan terpadu;
6.
Penerapan pola perencanaan yang terintegrasi;
7.
Penerapan pola perencanaan sesuai dengan tahapan yang sudah ditentukan; serta
8.
Penerapan pola perencanaan yang berdaya dan berhasil guna.
Susunan organisasi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Bappeda Kota Pasuruan
terdiri dari :
a. Kepala Badan;
b. Sekretariat, terdiri dari :
1. Subbagian Perencanaan dan Evaluasi;
2. Subbagian Umum dan Kepegawaian;
3. Subbagian Keuangan.
c. Bidang Data dan Statistik, terdiri dari :
1. Subbidang Data;
2. Subbidang Statistik.
d. Bidang Ekonomi, terdiri dari :
1. Subbidang Produksi Daerah;
2. Subbidang Pengembangan Perekonomian.
e. Bidang Sosial Budaya, terdiri dari :
1. Subbidang Sosial;
2. Subbidang Budaya.
ASPEK KELEMBAGAAN KOTA PASURUAN
XII - 9
Penyusunan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2JM) Kota Pasuruan
f.
LAPORAN
AKHIR
Bidang Prasarana Perkotaan, terdiri dari :
1. Subbidang Prasarana Ekonomi;
2. Subbidang Prasarana Sosial Budaya.
g. Bidang Penelitian dan Pengembangan, terdiri dari :
1. Subbidang Pemerintahan dan Sosial Budaya;
2. Subbidang Ekonomi dan Pembangunan.
h. Kelompok Jabatan Fungsional.
Guna kelancaran dalam pelaksanaan Tupoksi Bappeda Kota Pasuruan, maka disusun
struktur organisasi sehingga terdapat pembagian tugas dan pelimpahan wewenang serta
pelaksanaan tugas yang jelas (lihat Gambar 12.2).
KEPALA BADAN
SEKRETARIAT
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
Subbagian
Perencanaan &
Evaluasi
Bidang
Data & Statistik
Bidang
Ekonomi
Subbidang
Data
Subbidang
Produksi Daerah
Subbidang
Statistik
Subbidang
Pengembangan
Perekonomian
Bidang
Sosial Budaya
Subbidang
Sosial
Subbidang
Budaya
Subbagian
Umum &
Kepegawaian
Bidang
Prasarana
Perkotaan
Subbagian
Keuangan
Bidang
Penelitian &
Pengembangan
Subbidang
Prasarana
Ekonomi
Subbidang
Litbang PemeRintahan & Sosial
Budaya
Subbidang
Prasarana Sosial
Budaya
Subbidang
Litbang Ekonomi &
Pembangunan
Gambar 12. 2 Bagan Struktur Organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota
Pasuruan
ASPEK KELEMBAGAAN KOTA PASURUAN
XII - 10
Penyusunan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2JM) Kota Pasuruan
LAPORAN
AKHIR
B. Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Pasuruan
Dinas Pekerjaan Umum (PU) adalah unsur pelaksana otonomi daerah yang dipimpin
oleh Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Walikota melalui
Sekretaris Daerah. Lembaga ini dibentuk sesuai dengan Perda Kota Pasuruan Nomor 09
Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Dinas Daerah dan Peraturan Walikota
Pasuruan Nomor 39 Tahun 2008 tentang Tugas Pokok Dan Fungsi Dinas Pekerjaan Umum.
Sesuai dengan peraturan walikota tersebut, Dinas PU mempunyai tugas melaksanakan
urusan pemerintahan daerah di bidang pekerjaan umum, perumahan dan penataan ruang
berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan. Sedang untuk melaksanakan tugas Dinas
PU mempunyai fungsi :
a. penyusunan perencanaan bidang pekerjaan umum, perumahan dan penataan ruang;
b. perumusan kebijakan teknis bidang pekerjaan umum, perumahan dan penataan
ruang;
c. pelaksanaan pelayanan umum bidang pekerjaan umum, perumahan dan penataan
ruang;
d. pembinaan, koordinasi, pengendalian dan fasilitasi pelaksanaan kegiatan bidang bina
marga, pengairan, cipta karya dan tata ruang;
e. pelaksanaan kegiatan penatausahaan Dinas Pekerjaan Umum;
f. pembinaan terhadap Unit Pelaksana Teknis Dinas Pekerjaan umum.
g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
Susunan organisasi Dinas Pekerjaan Umum, terdiri dari :
a. Kepala Dinas
b. Sekretariat, terdiri dari :
1. Subbagian Perencanaan dan Evaluasi
2. Subbagian Umum dan Kepegawaian
3. Subbagian Keuangan
c. Bidang Tata Ruang, terdiri dari :
1. Seksi Perencanaan dan Pemanfaatan;
2. Seksi Pengendalian dan Pengawasan.
d. Bidang Cipta Karya, terdiri dari :
1. Seksi Permukiman dan Perumahan
ASPEK KELEMBAGAAN KOTA PASURUAN
XII - 11
Penyusunan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2JM) Kota Pasuruan
LAPORAN
AKHIR
2. Seksi Penyehatan Lingkungan Permukiman;
3. Seksi Pertamanan dan Pemakaman.
e. Bidang Bina Marga, terdiri dari :
1. Seksi Pembangunan Jalan dan Jembatan
2. Seksi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan
3. Seksi Penerangan Jalan Umum.
f.
Bidang Pengairan, terdiri dari :
1. Seksi Pengelolaan Sumber Daya Air
2. Seksi Irigasi, Sungai dan Pantai
g. Unit Pelaksana Teknis;
1. Subbagian Tata Usaha.
h. Kelompok Jabatan Fungsional.
Struktur organisasi Dinas PU Kota Pasuruan ditunjukkan pada Gambar 12.2.
KEPALA DINAS
SEKRETARIAT
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
Sub Bagian
Perencanaan
& Evaluasi
Sub Bagian
Umum &
Kepegawaian
Sub Bagian
Keuangan
Bidang Tata Ruang
Bidang Cipta Karya
Bidang Bina Maga
Bidang Pengairan
Seksi Perencanaan
& Pemanfaatan
Seksi Permukiman
& Perumahan
Seksi Pembangunan Jalan
& Jembatan
Seksi Ipengelolaan
Sumber Daya Air
Seksi Pengendalian
& Pengawasan
Seksi Penyehatan
Lingkungan
Permukiman
Seksi Pemeliharaan Jalan
& Jembatan
Seksi Irigasi Sungai &
Pantai
Seksi Pertamanan &
Pemakaman
Seksi Penerangan Jalan
Umum
UPT
Sub Bagian
Tata Usaha
Gambar 12. 3 Bagan Struktur Organisasi Dinas Pekerjaan Umum Kota Pasuruan
ASPEK KELEMBAGAAN KOTA PASURUAN
XII - 12
Penyusunan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2JM) Kota Pasuruan
LAPORAN
AKHIR
C. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
Pelayanan air minum di Kota Pasuruan dilakukan oleh PDAM Kota Pasuruan sesuai
Perda Kota Pasuruan No.16 Th. 2003 tentang PDAM. PDAM merupakan BUMD Kota Pasuruan
yang memiliki wewenang antara lain:
a. menetapkan tarif
b. bekerja sama dengan pihak lain
c. menetapkan sanksi bagi pelanggan yang melanggar
d. melakukan perbuatan hukum dengan pihak ketiga
Berdasarkan Perda tersebut, tugas pokok PDAM adalah mengusahakan dan
menyelenggarakan pengelolaan air minum guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat
yang mencakup aspek sosial, kesejahteraan dan pelayanan umum yang dikelola secara
profesional dengan prinsip ekonomi perusahaan. Dalam pelaksanaan tugas tersebut PDAM
mempunyai fungsi :
a. pelayanan umum / jasa
b. pengelolaan terhadap sumber air bersih dan mengatur pemanfaatannya
c. penyelenggara kemanfaatan umum
d. penunjang pendapatan daerah.
Adapun organisasi dan tata kerja PDAM Kota Pasuruan diatur dalam Keputusan
Walikota Pasuruan No 13 Tahun 2004. Susunan organisasi PDAM terdiri dari :
a. Direktur
b. Bagian Administrasi dan Keuangan, membawahi :
1. Sub Bagian Keuangan
2. Sub Bagian Akuntansi
3. Sub Bagian Umum dan Tata Usaha
4. Sub Bagian Pengadaan
5. Sub Bagian Rekening
c. Bagian Teknik, membawahi :
1. Sub Bagian Transmisi dan Distribusi
2. Sub Bagian Perencanaan
3. Sub Bagian Pengawasan
4. Sub Bagian Produksi
5. Sub Bagian Pemeliharaan
ASPEK KELEMBAGAAN KOTA PASURUAN
XII - 13
Penyusunan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2JM) Kota Pasuruan
LAPORAN
AKHIR
d. Bagian Hubungan Pelanggan, membawahi :
1. Sub Bagian Baca Meter
2. Sub Bagian Penagihan
3. Sub Bagian Pelayanan Pelanggan/Hubungan Masyarakat
4. Sub Bagian Pengaduan
BADAN PENGAWAS
DIREKTUR
KA. BAG ADMINISTRASI DAN
KEUANGAN
KA. BAG TEKNIK
KA. BAG HUBUNGAN PELANGGAN
KA SUB BAG KEUANGAN
KA SUB BAG TRANSMISI DAN
DISTRIBUSI
KA SUB BAG PENAGIHAN
KA. SUB BAG UMUM DAN TU
KA SUB BAG
PERENCANAAN
KA SUB BAG BACA METER
KA SUB BAG PENGADAAN
KA SUB BAG PENGAWASAN
KA SUB BAG PENGADUAN
KA SUB BAG REKENING
KA SUB BAG PRODUKSI
KA SUB BAG PELAYANAN
PELANGGAN / HUMAS
KA SUB BAG AKUNTANSI
KA SUB BAG PEMELIHARAAN
Gambar 12. 4 Bagan Struktur Organisasi PDAM Kota Pasuruan
12.1.2 Kondisi Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya
Sebagaimana ditetapkan dalam Program RB, penataan tata laksana merupakan salah
satu prioritas program untuk peningkatan kapasitas kelembagaan. Tata laksana organisasi
yang perlu dikembangkan adalah menciptakan hubungan kerja antar perangkat daerah
dengan
menumbuhkembangkan rasa kebersamaan dan kemitraan dalam melaksanakan
beban kerja dan tanggung jawab bagi peningkatan produktifitas dan kinerja.
ASPEK KELEMBAGAAN KOTA PASURUAN
XII - 14
Penyusunan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2JM) Kota Pasuruan
LAPORAN
AKHIR
Secara internal, Cipta Karyakeorganisasian urusan pemerintah bidang Cipta Karya,
perlu mengembangkan hubungan fungsional sesuai dengan kompetensi dan kemandirian
dalam melaksanakan tugas, fungsi dan wewenang untuk masing-masing bidang/seksi.
Selanjutnya juga perlu dikembangkan hubungan kerja yang koordinatif baik antar
bidang/seksi di dalam keorganisasian urusan Cipta Karya, maupun untuk hubungan kerja
lintas dinas/bidang dalam rangka menghindari tumpang tindih atau duplikasi program dan
kegiatan secara substansial dan menjamin keselarasan program dan kegiatan antar perangkat
daerah.
Prinsip-prinsip hubungan kerja yang diuraikan di atas perlu dituangkan di dalam
Peraturan Daerah tentang keorganisasian Pemerintah Kota Pasuruan, khususnya menyangkut
tupoksi dari masing-masing instansi pemerintah bidang Cipta Karya. Selain itu, guna
memperjelas pelaksanaan tugas pada setiap satuan kerja, perlu dilengkapi dengan tatalaksana
dan tata hubungan kerja antar satuan kerja, serta Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk
setiap pelaksanaan tugas, yang dapat dijadikan pedoman bagi pegawai dalam melakukan
tugasnya.
Dengan mengacu pada tabel 12.2, dapat dicantumkan penjabaran peran masing-masing
instansi dan hubungan kerja dalam pembangunan bidang Cipta Karya. Selain itu, bagian ini
juga mengulas inventarisasi SOP Bidang Cipta Karya di daerah sesuai tabel 12.2.
NO
Tabel 12. 2 Hubungan Kerja Instansi Bidang Cipta Karya
Unit/Bagian yang
Peran Instansi dalam
Menangani
Instansi
Pembangunan Bidang
Pembangunan Bidang
CK
CK
1
Bappeda
Sebagai perencana dan
penganggaran
pembangunan bidang
cipta karya
2
Dinas PU
Sebagai pelaksana
pembangunan bidang
cipta karya
Bidang Prasarana
Perkotaan pada BAPPEDA
- Bidang Cipta Karya
- Bidang Pertamanan dan
Persampahan
321
ASPEK KELEMBAGAAN KOTA PASURUAN
XII - 15
Penyusunan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2JM) Kota Pasuruan
LAPORAN
AKHIR
Tabel 12. 3 Inventarisasi SOP Bidang Cipta Karya
No
Nama SOP
Tugas dan
Fungsi Instansi
dalam SOP
Instansi yang Terlibat
Pengembangan Permukiman
1
dst
Penataan Bangunan dan Lingkungan
1 Rekomendasi IMB
Dinas Pekerjaan Umum, BPMPPT,BLH
2 Rekomendasi Reklame
Dinas Pekerjaan Umum, BPMPPT
dst
Pengembangan Air Minum
1
dst
Pengembangan PLP
1
dst
SOP Non-Teknis
1
dst
12.2.3. Kondisi Sumber Daya Manusia ( SDM ) Bidang Cipta Karya
Dalam kaitannya dengan Reformasi Birokrasi, penataan system manajemen SDM
aparatur merupakan program ke-5 dari Sembilan Program Reformasi Birokrasi, yang perlu
ditingkatkan tidak hanya dari segi kuantitas tetapi juga kualitas. Bagian ini menguraikan
kondisi SDM di keorganisasian instansi yang menangani bidang Cipta Karya, yang dapat
dilakukan dengan mengisi tabel berikut mengenai komposisi pegawai dalam unit kerja bidang
Cipta Karya.
Tabel 12. 4 Komposisi Pegawai dalam Unit Kerja Bidang Cipta Karya
Unit Kerja
Golongan
Jenis Kelamin
Latar Belakang
Pendidikan
Jabatan
Fungsional
Pria : 178
Orang Wanita :
16 Orang
< SMA : 93 Orang
SMA : 53 Orang
D3 : 5 Orang
S1 : 33 Orang
S2/S3 : 10 Orang
Dinas PU
Gol I/II : 144
Orang Gol III : 45
Orang Gol IV : 5
Orang
Jafung TBP :
…… Orang
Jafung TPL :
…… orang dst.
Sumber PDA Kota Pasuruan 2014
ASPEK KELEMBAGAAN KOTA PASURUAN
XII - 16
Penyusunan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2JM) Kota Pasuruan
LAPORAN
AKHIR
12.3 Analisis Kelembagaan
Dengan mengacu pada kondisi eksisting kelembagaan perangkat daerah, bagian ini
menguraikan analisis permasalahan kelembagaan Pemerintah Kota Pasuruan yang
menangani bidang Cipta Karya.
12.3.1. Analisis Keorganisasian Bidang Cipta Karya
Tujuan analisis keorganisasian adalah untuk mengetahui permasalahan keorganisasian
bidang cipta karya yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi maupun keluaran produk
RPI2-JM Bidang Cipta Karya. Analisis deskriptif mengacu pada pertanyaan di bawah ini:
1. Apakah struktur organisasi perangkat kerja daerah sudah sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku?
2. Apakah tugas dan fungsi organisasi bidang Cipta Karya sudah sesuai dengan tugas dan
fungsi masing-masing instansi?
3. Apa saja faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi struktur organisasi?
4. Apa saja permasalahan yang ditemui dalam organisasi perangkat kerja daerah khususnya
yang terkait dengan bidang cipta karya?
Cara yang dipergunakan untuk melakukan analisis ini adalah dengan melakukan diskusi
antar anggota Tim RPI2-JM.
12.3.2. Analisis Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya
Tujuan analisis permasalahan ketatalaksanaan kelembagaan bidang cipta karya adalah
untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi maupun
keluaran produk RPI2-JM Bidang Cipta Karya. Dalam proses analisis ini beberapa pertanyaan
kunci yang perlu mendapat jawaban adalah sebagai berikut:
1. Apakah Perda penetapan Organisasi Pemerintah Daerah telah menguraikan tupoksi
masing-masing dinas/unit kerja yang ada?
2. Bagaimana mekanisme hubungan kerja didalam dan antar instansi terkait bidang cipta
karya yang terjadi selama ini?
3. Apakah keorganisasian bidang cipta karya yang ada sudah mengikuti ketentuan dalam PP
41 tahun 2007? Apakah semua sektor bidang cipta karya yaitu bidang air minum,
pengembangan permukiman, penyehatan lingkungan permukiman, dan penataan
bangunan dan lingkungan sudah tercantum dalam keorganisasian yang dibentuk?
4. Apa saja permasalahan yang ditemui dalam ketatalaksanaan perangkat kerja daerah yang
terkait dengan bidang Cipta Karya?
ASPEK KELEMBAGAAN KOTA PASURUAN
XII - 17
Penyusunan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2JM) Kota Pasuruan
LAPORAN
AKHIR
5. Apa saja faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi ketatalaksanaan perangkat kerja
daerah khususnya yang terkait dengan bidang cipta karya?
12.3.3. Analisis Sumber Daya Manusia ( SDM ) Bidang Cipta Karya
Tujuan analisis Sumber Daya Manusia adalah untuk mengetahui permasalahan SDM
bidang cipta karya yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi maupun keluaran produk
RPI2-JM Bidang Cipta Karya. Dalam proses analisis SDM, beberapa pertanyaan kunci adalah
sebagai berikut :
1. Apakah SDM yang tersedia sudah memenuhi kebutuhan baik dari segi jumlah maupun
kualitas dalam perangkat daerah, khususnya di bidang Cipta Karya?
2. Apa saja permasalahan yang ditemui dalam manajemen SDM perangkat kerja daerah yang
terkait dengan bidang cipta karya?
3. Apa saja faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi kualitas dan kuantitas
SDM organisasi, khususnya yang terkait dengan bidang cipta karya?
Tabel 12. 5 Contoh Matriks Kebutuhan Sumber Daya Manusia
No
Instansi
1
Bappeda
2
Dinas PU
Tingkat
Pendidikan
SMA/Sederajat
Diploma
D3 Teknik
D3 Sekretaris
dst
S1/sederajat
S1 Teknik
S1 Ekonomi
dst
S2/S3
SMA/Sederajat
Diploma
D3 Teknik
D3 Sekretaris
dst
S1/sederajat
S1 Teknik
S1 Ekonomi
dst
Jumlah
Pegawai yang
Ada
……….. Orang
……….. Orang
……….. Orang
……….. Orang
……….. Orang
……….. Orang
……….. Orang
……….. Orang
……….. Orang
……….. Orang
……….. Orang
……….. Orang
……….. Orang
……….. Orang
……….. Orang
……….. Orang
……….. Orang
……….. Orang
……….. Orang
Jumlah Pegawai
yang Diperlukan
……….. Orang
……….. Orang
……….. Orang
……….. Orang
……….. Orang
……….. Orang
……….. Orang
……….. Orang
……….. Orang
……….. Orang
……….. Orang
……….. Orang
……….. Orang
……….. Orang
……….. Orang
……….. Orang
……….. Orang
……….. Orang
……….. Orang
ASPEK KELEMBAGAAN KOTA PASURUAN
XII - 18
Penyusunan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2JM) Kota Pasuruan
No
Instansi
Tingkat
Pendidikan
S2/S3
3
4
Jumlah
Pegawai yang
Ada
……….. Orang
LAPORAN
AKHIR
Jumlah Pegawai
yang Diperlukan
……….. Orang
Dinas …………………….
Dinas …………………….
12.3.4. Analisis SWOT Kelembagaan
Analisis SWOT Kelembagaan merupakan suatu metode perencanaan strategis yang
digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang
(opportunities), dan ancaman (threats) di bidang kelembagaan. Analisis SWOT dapat
diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat
faktornya, kemudian menerapkannya dalam matriks SWOT. Berdasarkan penjabaran dari
kondisi eksisting kelembagaan, serta pertanyaan-pertanyaan yang dijawab dalam analisis
kelembagaan, maka diperlukan melakukan analisis SWOT kelembagaan bidang CK di yang
meliputi aspek organisasi, tata laksana dan sumber daya manusia.
Strategi yang digunakan adalah bagaimana kekuatan mampu mengambil keuntungan
dari peluang yang ada (strategi S-O); bagaimana cara mengatasi kelemahan yang mencegah
keuntungan dari peluang yang ada (strategi W-O); bagaimana kekuatan mampu menghadapi
ancaman yang ada (strategi S-T); dan terakhir adalah bagaimana cara mengatasi kelemahan
yang mampu membuat ancaman menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru
(strategi W-T).
Berdasarkan informasi yang disusun dari pertanyaan serta analisis tentang
keorganisasian, tata laksana dan SDM bidang Cipta Karya pada sub-bab sebelumnya,
selanjutnya dapat dirumuskan Matriks Analisis SWOT Kelembagaan. Perumusan strategi
bidang kelembagaan berdasarkan Analisis SWOT diharapkan dapat menjadi acuan dalam
rencana pengembangan kelembagaan.
Untuk menyusun tabel SWOT, maka langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai
berikut:
a. Menginventarisasi faktor-faktor dari metode SWOT yaitu kekuatan (internal), kelemahan
(internal), peluang (eksternal) dan ancaman
(eksternal) kelembagaan organisasi
perangkat kerja daerah, khususnya terkait dengan bidang Cipta Karya
ASPEK KELEMBAGAAN KOTA PASURUAN
XII - 19
Penyusunan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2JM) Kota Pasuruan
LAPORAN
AKHIR
b. Melakukan perumusan strategi berdasarkan kolaborasi dari factor-faktor analisis SWOT,
yaitu sebagai berikut.
- Mengembangkan strategi SO (kuadran I), yaitu strategi agar kekuatan yang dimiliki
organisasi mampu mengambil keuntungan dari peluang yang ada
- Mengembangkan strategi ST (kuadran II), yaitu dengan kekuatan
yang dimiliki
organisasi, dapat dirumuskan strategi untuk mengurangi dampak dari pengaruh
eksternal yang mempengaruhi kinerja organisasi.
- Mengembangkan strategi WO (kuadran III), yaitu memperbaiki kelemahan-kelemahan
organisasi yang ada dengan memanfaatkan peluang yang ada.
- Mengembangkan strategi WT (kuadran IV). Untuk strategi ini maka diperlukan upaya
yang sangat besar karena selain memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ada, juga
harus melakukan upaya-upaya untuk meminimalisir ancaman-ancaman yang
berpotensi untuk melemahkan kinerja dari organisasi.
Tabel 12. 6 Matriks Analisis SWOT Kelembagaan
Faktor
External
Peluang (O)
Ancaman (T)
Faktor
Internal
Kekuatan (S)
Strategi SO (kuadran 1)
Strategi ST (Kuadran 2)
Strategi WO (Kuadran 3)
Strategi WT (Kuadran
4)
a.
b.
c.
Kelemahan (W)
a.
b.
c.
327
12.4
Rencana Pengembangan Kelembagaan
Bagian ini menguraikan rencana dan usulan kelembagaan Pemerintah Kota Pasuruan
yang menangani bidang Cipta Karya. Berdasarkan strategi yang dirumuskan dalam analisis
SWOT sebelumnya, maka dapat dirumuskan tiga kelompok strategi meliputi strategi
pengembangan organisasi, strategi pengembangan tata laksana, dan strategi pengembangan
ASPEK KELEMBAGAAN KOTA PASURUAN
XII - 20
Penyusunan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2JM) Kota Pasuruan
LAPORAN
AKHIR
sumber daya manusia. Berdasarkan strategi-strategi tersebut, dapat dikembangkan rencana
pengembangan kelembagaan di daerah.
12.4.1. Rencana Pengembangan Keorganisasian
Untuk merumuskan rencana pengembangan keorganisasian, dengan mengacu pada
analisis SWOT, dilandaskan pada efektifitas dan efisiensi yang akan tercipta dari penataan
struktur organisasi dan tupoksinya. Rencana pengembangan keorganisasian dilakukan
dengan mengacu pada analisis dan evaluasi tugas dan fungsi satuan organisasi termasuk
perumusan dan pengembangan jabatan struktural dan fungsional di lingkungan Pemda, serta
menyusun analisis jabatan dan beban kerja dalam rangka mendayagunakan dan
meningkatkan kapasitas kelembagaan satuan organisasi di masing-masing unit kerja di
lingkungan Pemerintah Daerah, khususnya bidang Cipta Karya.
12.4.2. Rencana Pengembangan Tata Laksana
Untuk merumuskan rencana pengembangan tata laksana, dengan mengacu pada
analisis SWOT sebelumnya, antara lain diperlukan evaluasi tata laksana, pengembangan
standar dan operasi prosedur, serta pembagian kerja dan program yang jelas antar unit dalam
instansi ataupun lintas instansi di lingkungan Pemerintah Daerah, khususnya di bidang Cipta
Karya.
12.4.3. Rencana Pengembangan Sumber Daya Manusia ( SDM )
Untuk merumuskan rencana pengembangan Sumber Daya Manusia, dengan mengacu
pada analisis SWOT, antara lain diperlukan perencanaan karier setiap pegawai sesuai dengan
kompetensi individu dan kebutuhan organisasi. Guna meningkatkan pelayanan kepegawaian,
maka perencanaan pegawai hendaknya mengacu pada analisis jabatan yang terintegrasi
sesuai dengan kebutuhan organisasi.Selain itu, rencana pengembangan SDM dapat dilakukan
dengan peningkatan jenjang pendidikan serta mendukung pembinaan kapasitas pegawai
melalui pelatihan. Sesuai dengan lingkup kegiatan bidang Cipta Karya, dalam rangka
peningkatan kualitas SDM terdapat beberapa pelatihan yang diadakan oleh Direktorat
Jenderal Cipta Karya Kementerian PU yang dapat menjadi referensi dipaparkan pada table
12.7.
ASPEK KELEMBAGAAN KOTA PASURUAN
XII - 21
Penyusunan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2JM) Kota Pasuruan
LAPORAN
AKHIR
Tabel 12. 7 Pelatihan Bidang Cipta Karya
No
Jenis Pelatihan
1 Bimbingan Teknis Pengelolaan Bangunan Gedung dan Rumah Negara
Pusat, Barat dan Timur serta sertifikasi Pengelola Teknis
2 Bimbingan Teknis Penyelenggaraan Bangunan Gedung Negara
3 Bimbingan Teknis Pengelolaan Rumah Negara Golongan III
4 Training of Trainers (TOT) Bidang Penyelenggaraan Penataan Bangunan
dan Lingkungan
5 Training of Trainers (TOT) Sosialisasi Peraturan Perundangan-undangan
Bangunan Gedung dan Lingkungan
6 Pelatihan Pengadaan Barang dan Jasa Dit. PBL
7 Peningkatan Kapasitas SDM Dit. PBL bekerjasama dengan Pusat
Pembinaan Kompetensi dan Pelatihan Konstruksi
8 Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan dalam Bidang Keprotokolan
9 Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan dalam Bidang Tata
Persuratan
10 Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan Pemeliharaan dan
Pengamanan Infrastruktur Publik Bidang Cipta Karya
11 Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan Aparatur Negara dalam
Tanggap Darurat Bencana
12 Pembinaan Teknis Percepatan Proses Hibah/Alih Status Barang Milik
Negara
13 Pembinaan Teknis Penerapan Aplikasi SIMAK BMN
14 Pembinaan Teknis Pengembangan Kompetensi Pegawai
15 Pembinaan Teknis Pemetaan Kompetensi Pegawai
16 Diklat Pejabat Inti Satker (PIS)
17 Diklat Jabatan Fungsional
Tabel 12. 8 Rangkuman Rencana Aksi Pengembangan Kapasitas Kelembagaan
Aspek Kelembagaan
Strategi
Rencana Aksi
(1)
(2)
(3)
Organisasi
Tata Laksana
Sumber Daya
Manusia
ASPEK KELEMBAGAAN KOTA PASURUAN
XII - 22