06. PMK 168 Bantuan Pemerintah
MEKANISME PELAKSANAAN ANGGARAN BANTUAN
PEMERINTAH
PADA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
(Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015)
KEMENTERIAN KEUANGAN RI
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN
| KESEMPURNAAN
(2)
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN |
KESEMPURNAAN
2LATAR BELAKANG
1. PMK 214/PMK.05/2014 tentang Bagan Akun Standar :
Akun belanja untuk Kementerian Negara/Lembaga yang disediakan dalam pelaksanaan APBN terdiri dari :
a. Belanja Pegawai; b. Belanja Barang; c. Belanja Modal;
d. Belanja Bantuan Sosial.
2. Sesuai dengan undang-undang sektoral, beberapa Kementerian Negara/Lembaga mendapat penugasan untuk melaksanakan kegiatan yang sifat dan karakteristik kegiatannya berupa bantuan kepada individu, kelompok masyarakat, lembaga pemerintah maupun lembaga non pemerintah.
3. Untuk menjalankan amanat undang-undang tersebut, terdapat kendala bagi Kementerian Negara/Lembaga mengingat kegiatan yang akan dilaksanakan mempunyai karakteristik seperti bantuan sosial namun tidak dapat dikategorikan sebagai Belanja Bansos sedangkan untuk dilaksanakan dengan mekanisme yang ada terdapat kendala terkait dengan rentang kendali atas pelaksanaan kegiatan yang dapat berakibat pada tata kelola keuangannya.
4. Kebutuhan peraturan untuk pelaksanaan APBN pada Kementerian Negara/Lembaga dalam melaksanakan amanat undang-undang terkait pemberian bantuan pemerintah dengan tetap mempertimbangkan efisiensi dan efektivitas dalam pelaksanaan APBN dan dalam rangka meningkatkan governance sehingga tujuan pembangunan dapat tercapai.
1. PMK 214/PMK.05/2014 tentang Bagan Akun Standar :
Akun belanja untuk Kementerian Negara/Lembaga yang disediakan dalam pelaksanaan APBN terdiri dari :
a. Belanja Pegawai; b. Belanja Barang; c. Belanja Modal;
d. Belanja Bantuan Sosial.
2. Sesuai dengan undang-undang sektoral, beberapa Kementerian Negara/Lembaga mendapat penugasan untuk melaksanakan kegiatan yang sifat dan karakteristik kegiatannya berupa bantuan kepada individu, kelompok masyarakat, lembaga pemerintah maupun lembaga non pemerintah.
3. Untuk menjalankan amanat undang-undang tersebut, terdapat kendala bagi Kementerian Negara/Lembaga mengingat kegiatan yang akan dilaksanakan mempunyai karakteristik seperti bantuan sosial namun tidak dapat dikategorikan sebagai Belanja Bansos sedangkan untuk dilaksanakan dengan mekanisme yang ada terdapat kendala terkait dengan rentang kendali atas pelaksanaan kegiatan yang dapat berakibat pada tata kelola keuangannya.
4. Kebutuhan peraturan untuk pelaksanaan APBN pada Kementerian Negara/Lembaga dalam melaksanakan amanat undang-undang terkait pemberian bantuan pemerintah dengan tetap mempertimbangkan efisiensi dan efektivitas dalam pelaksanaan APBN dan dalam rangka meningkatkan governance sehingga tujuan pembangunan dapat tercapai.
(3)
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN |
KESEMPURNAAN
31. Belanja Berdasarkan Prestasi Kerja
Belanja dibayarkan ke penerima hak atau penyedia barang/jasa berdasarkan penyelesaian pekerjaan atau kemajuan prestasi kerja. Bantuan Pemerintah yang diberikan kepada penerima dalam bentuk uang, pada tahap awal diberikan sesuai dengan besaran persentase yang diatur dalam PMK, namun untuk pembayaran pada tahap berikutnya dilaksanakan sesuai dengan progress kemajuan pekerjaan.
2. Belanja tidak bersifat lumpsum
Dalam hal terdapat sisa dana, penerima bantuan menyetorkan sisa dana dimaksud ke Kas Negara
3. Pemisahan Kewenangan Menteri/Pimpinan Lembaga dengan Menteri Keuangan Sebagai BUN
Menteri/Pimpinan Lembaga mempunyai kewenangan di dalam penyusunan Pedoman Umum dalam rangka penyaluran Bantuan Pemerintah. Pedoman Umum dimaksud selanjutnya dijadikan dasar dalam penyusunan Pedoman Teknis oleh KPA. Menteri/Pimpinan Lembaga juga mempunyai kewenangan di dalam menentukan bentuk Bantuan Pemerintah Lainnya.
4. Transparansi dan Akuntabilitas
Pengaturan mengenai bukti-bukti belanja yang harus disimpan oleh penerima bantuan, serta pernyataan dari penerima bantuan bahwa pekerjaan telah dilaksanakan sesuai dengan Perjanjian Kerja Sama (PKS). Selain itu penerima bantuan diwajibkan menyampaikan laporan mengenai penggunaan dan sisa dana.
5. Penyusunan PMK secara lengkap
PMK disusun mulai dari perencanaan, pengalokasian, pelaksanaan pertanggungjawaban kegiatan dan pelaporan keuangan.
6. Perlindungan bagi PPK
Pelaksanaan kegiatan dan keuangan dalam Bantuan Pemerintah dalam bentuk uang merupakan tanggung jawab dari penerima bantuan, oleh sebab itu semua bukti-bukti transaksi belanja disimpan oleh penerima bantuan.
1. Belanja Berdasarkan Prestasi Kerja
Belanja dibayarkan ke penerima hak atau penyedia barang/jasa berdasarkan penyelesaian pekerjaan atau kemajuan prestasi kerja. Bantuan Pemerintah yang diberikan kepada penerima dalam bentuk uang, pada tahap awal diberikan sesuai dengan besaran persentase yang diatur dalam PMK, namun untuk pembayaran pada tahap berikutnya dilaksanakan sesuai dengan progress kemajuan pekerjaan.
2. Belanja tidak bersifat lumpsum
Dalam hal terdapat sisa dana, penerima bantuan menyetorkan sisa dana dimaksud ke Kas Negara
3. Pemisahan Kewenangan Menteri/Pimpinan Lembaga dengan Menteri Keuangan Sebagai BUN
Menteri/Pimpinan Lembaga mempunyai kewenangan di dalam penyusunan Pedoman Umum dalam rangka penyaluran Bantuan Pemerintah. Pedoman Umum dimaksud selanjutnya dijadikan dasar dalam penyusunan Pedoman Teknis oleh KPA. Menteri/Pimpinan Lembaga juga mempunyai kewenangan di dalam menentukan bentuk Bantuan Pemerintah Lainnya.
4. Transparansi dan Akuntabilitas
Pengaturan mengenai bukti-bukti belanja yang harus disimpan oleh penerima bantuan, serta pernyataan dari penerima bantuan bahwa pekerjaan telah dilaksanakan sesuai dengan Perjanjian Kerja Sama (PKS). Selain itu penerima bantuan diwajibkan menyampaikan laporan mengenai penggunaan dan sisa dana.
5. Penyusunan PMK secara lengkap
PMK disusun mulai dari perencanaan, pengalokasian, pelaksanaan pertanggungjawaban kegiatan dan pelaporan keuangan.
6. Perlindungan bagi PPK
Pelaksanaan kegiatan dan keuangan dalam Bantuan Pemerintah dalam bentuk uang merupakan tanggung jawab dari penerima bantuan, oleh sebab itu semua bukti-bukti transaksi belanja disimpan oleh penerima bantuan.
PRINSIP DASAR
PENGATURAN
(4)
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN |
KESEMPURNAAN
41. DEFINISI;
2. RUANG LINGKUP;
3. PENGALOKASIAN ANGGARAN;
4. PENYUSUNAN PEDUM, JUKNIS DAN PENETAPAN PENERIMA BANTUAN PEMERINTAH;
5. PENYALURAN, PENCAIRAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN BANTUAN PEMERINTAH;
a. Pemberian Penghargaan;
b. Beasiswa;
c. Tunjangan Profesi Guru dan Tunjangan Lainnya;
d. Bantuan Operasional;
e. Bantuan Sarana/Prasarana;
f.
Bantuan Rehabilitasi dan/atau Pembangunan Gedung/Bangunan
g. Bantuan Lainnya
6. MONITORING DAN EVALUASI;
7. PENYALURAN BANTUAN PEMERINTAH MELALUI BANK/POS PENYALUR;
1. DEFINISI;
2. RUANG LINGKUP;
3. PENGALOKASIAN ANGGARAN;
4. PENYUSUNAN PEDUM, JUKNIS DAN PENETAPAN PENERIMA BANTUAN PEMERINTAH;
5. PENYALURAN, PENCAIRAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN BANTUAN PEMERINTAH;
a. Pemberian Penghargaan;
b. Beasiswa;
c. Tunjangan Profesi Guru dan Tunjangan Lainnya;
d. Bantuan Operasional;
e. Bantuan Sarana/Prasarana;
f.
Bantuan Rehabilitasi dan/atau Pembangunan Gedung/Bangunan
g. Bantuan Lainnya
6. MONITORING DAN EVALUASI;
7. PENYALURAN BANTUAN PEMERINTAH MELALUI BANK/POS PENYALUR;
POKOK-POKOK
PENGATURAN
(5)
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN |
KESEMPURNAAN
5DEFINISI & RUANG LINGKUP
DEFINISI & RUANG LINGKUP
(6)
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN |
KESEMPURNAAN
6DEFINISI & RUANG
LINGKUP
Bantuan Pemerintah :
Bantuan yang tidak memenuhi kriteria bantuan sosial yang diberikan oleh Pemerintah kepada perseorangan, kelompok masyarakat atau lembaga pemerintah /non pemerintah .
Ketentuan dalam Peraturan Menteri ini mengatur mengenai pengalokasian, pencairan, penyaluran dan pertanggungj awaban Anggaran Bantuan Pemerintah yang tidak termasuk dalam kriteria Bantuan Sosial pada Kementerian Negara/ Lembaga yang bersumber dari APBN .
Bantuan Pemerintah:
a. Pemberian penghargaan; b. Beasiswa;
c. Tunjangan profesi guru dan tunjangan lainnya; d. Bantuan operasional;
e. Bantuan sarana/ prasarana;
f. Bantuan rehabilitasi/ pembangunan gedung/ bangunan; dan
(7)
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN |
KESEMPURNAAN
7PENGALOKASIAN ANGGARAN
PENGALOKASIAN ANGGARAN
(8)
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN |
KESEMPURNAAN
8RKP
RENSTRA/RE NJA K/L RKA-KL RKA-KL BANTUAN PEMERINTAH BANTUAN PEMERINTAHUU/P
P
Mengamanatka n Pemerintah utk memberikan bantuan Kegiatan prioritas nasional berupa Bantuan Pemerintah Kegiatan prioritas K/L berupa Bantuan Pemerintah Kegiatan prioritas K/L berupa Bantuan Pemerintah1. Pemberian Bantuan Pemerintah merupakan bagian dari tusi satker/K/L;
2. Bantuan Pemerintah yang diberikan bukan kegiatan yang menjadi tanggungjawab dan seharusnya dilaksanakan sendiri oleh satker/K/L
1. Pemberian Bantuan Pemerintah merupakan bagian dari tusi satker/K/L;
2. Bantuan Pemerintah yang diberikan bukan kegiatan yang menjadi tanggungjawab dan seharusnya dilaksanakan sendiri oleh satker/K/L
PENGALOKASIAN
ANGGARAN
(9)
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN |
KESEMPURNAAN
9PENGALOKASIAN
ANGGARAN
1. Bantuan Pemerintah berupa pemberian penghargaan, beasiswa dan bantuan
operasional dialokasikan pada
kelompok akun Belanja Barang Non Operasional
.
2. Bantuan Pemerintah dalam bentuk Tunjangan Profesi Guru dan Tunjangan Lainnya
dialokasikan pada
kelompok akun Belanja Gaji dan Tunjangan Pegawai Non
PNS
.
3. Bantuan Pemerintah dalam bentuk bantuan sarana/prasarana dan bantuan
rehabilitasi/pembangunan gedung/bangunan dialokasikan pada
kelompok akun
Belanja Barang Untuk Diserahkan Kepada Masyarakat/Pemda.
4. Bantuan Pemerintah dalam bentuk bantuan lainnya yang memiliki karakteristik
bantuan pemerintah yang ditetapkan oleh PA dialokasikan pada
kelompok akun
Belanja Barang Lainnya Untuk Diserahkan Kepada Masyarakat/Pemda
.
1. Tata cara pengalokasian anggaran Bantuan Pemerintah dilaksanakan berdasarkan
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Menteri Keuangan mengenai
penyusunan dan penelaahan Rencana Kerja Anggaran Kementerian Negara/
Lembaga.
2. Anggaran Bantuan Pemerintah dituangkan dalam DIPA Kementerian Negara/
Lembaga.
(10)
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN |
KESEMPURNAAN
10PENYUSUNAN PEDUM, JUKNIS DAN
PENETAPAN PENERIMA BANTUAN
PEMERINTAH
PENYUSUNAN PEDUM, JUKNIS DAN
PENETAPAN PENERIMA BANTUAN
(11)
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN |
KESEMPURNAAN
11PEDOMAN UMUM DAN
JUKNIS
PEDOMAN UMUM
PETUNJUK TEKNIS
Ditetap kan Ditetap kanPA
KPA
Petunjuk Teknis paling sedikit memuat:
a. Dasar hukum pemberian Bantuan Pemerintah; b. Tujuan penggunaan Bantuan Pemerintah;
c. Pemberi Bantuan Pemerintah;
d. Persyaratan penerima Bantuan Pemerintah; e. Bentuk Bantuan Pemerintah;
f. Alokasi anggaran dan rincian jumlah Bantuan Pemerintah;
g. Tata kelola pencairan dana Bantuan Pemerintah;
h. Penyaluran dana Bantuan Pemerintah;
i. Pertanggungj awaban Bantuan Pemerintah; j. Ketentuan perpajakan; dan
k. Sanksi .
Penetapan Penerima Bantuan
PPK PPK Selek si Surat Keputusa n Disahk an Disahk
an KPAKPA
Surat Keputusan paling sedikit memuat : 1. Identitas penerima bantuan;
2. Jumlah barang dan/ atau nilai uang;
3. Nomor rekening penerima bantuan untuk Bantuan Pemerintah dalam bentuk uang.
Kriteria sesuai juknis Kriteria sesuai juknis Ditetap kan Ditetap kan
(12)
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN |
KESEMPURNAAN
12PENYALURAN, PENCAIRAN DAN
PERTANGGUNGJAWABAN
BANTUAN PEMERINTAH
PENYALURAN, PENCAIRAN DAN
PERTANGGUNGJAWABAN
(13)
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN |
KESEMPURNAAN
13PEMBERIAN
PENGHARGAAN
Penghargaa n
Uang
Barang/Jasa
UP LS
Bendahar a
Penerima
SK – PPK disahkan
KPA
Pengadaan Barang/Jasa PPK
Penerima
Penerima
Penerima
1.Pembayaran kepada penyedia barang/jasa dilaksanakan melalui mekanisme LS
2.Pelaksanaan penyaluran pemberian penghargaan berupa barang/jasa dapat dilakukan oleh PPK atau penyedia barang/jasa sesuai kontrak/perjanjian
(14)
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN |
KESEMPURNAAN
14BEA SISWA
1. Dilaksanakan berdasarkan Surat Keputusan PPK yang disahkan oleh KPA.
2. Beasiswa diberikan kepada penerima yang bukan Pegawai Negeri untuk pendidikan di dalam negeri atau luar negeri.
Dalam hal pembayaran secara langsung kepada penyelenggara pendidikan tidak dapat dilakukan, pembayaran uang pendidikan/ kuliah dan biaya lainnya dapat dibayarkan ke rekening penerima beasiswa.
Dalam hal pembayaran secara langsung kepada penyelenggara pendidikan tidak dapat dilakukan, pembayaran uang pendidikan/ kuliah dan biaya lainnya dapat dibayarkan ke rekening penerima beasiswa.
Dalam hal tidak dapat dilakukan mekanisme LS, pembayaran beasiswa dapat menggunakan mekanisme UP.
Dalam hal tidak dapat dilakukan mekanisme LS, pembayaran beasiswa dapat menggunakan mekanisme UP.
Beasiswa
Beasiswa UangUang Pembayaran
Langsung Pembayaran
Langsung
Penyelenggara Pendidikan: 1. uang pendidikan/kuliah 2. biaya lain
Penyelenggara Pendidikan: 1. uang pendidikan/kuliah 2. biaya lain
Penerima untuk : 1. biaya hidup
2. biaya buku/diktat 3. biaya penelitian Penerima untuk : 1. biaya hidup
2. biaya buku/diktat 3. biaya penelitian
(15)
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN |
KESEMPURNAAN
15TUNJANGAN PROFESI GURU DAN
TUNJANGAN LAINNYA
Dilaksanakan berdasarkan
Surat Keputusan
yang ditetapkan oleh PPK dan disahkan
oleh KPA
Dilaksanakan berdasarkan
Surat Keputusan
yang ditetapkan oleh PPK dan disahkan
oleh KPA
Tunjangan profesi guru dan tunjangan lainnya diberikan secara periodik kepada guru
atau penerima tunjangan lainnya yang bukan Pegawai Negeri Sipil
Tunjangan profesi guru dan tunjangan lainnya diberikan secara periodik kepada guru
atau penerima tunjangan lainnya yang bukan Pegawai Negeri Sipil
Tunjangan profesi
guru dan
tunjangan lainnya
Tunjangan profesi
guru dan
tunjangan lainnya
Uang
Uang
Pembayaran
Langsung
Pembayaran
(16)
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN |
KESEMPURNAAN
16BANTUAN OPERASIONAL
Bantuan operasional diberikan kepada Kelompok Masyarakat, Lembaga Swadaya Masyarakat, Lembaga Pendidikan, Lembaga Keagamaan, dan Lembaga Kesehatan. Lembaga Pemerintah maupun Non Pemerintah berdasarkan Surat Keputusan yang ditetapkan oleh PPK dan disahkan oleh KPA
Pencairan bantuan operasional dilaksanakan berdasarkan perjanjian kerjasama antara PPK dengan penerima bantuan operasional yang telah ditetapkan dalam Surat Keputusan, perjanjian kerjasama minimal memuat :
1. hak dan kewajiban kedua belah pihak;
2. jumlah bantuan operasional yang diberikan; 3. tata cara dan syarat penyaluran;
4. pernyataan kesanggupan penerima Bantuan Pemerintah untuk menggunakan bantuan operasional sesuai rencana yang telah disepakati;
5. pernyataan kesanggupan penerima Bantuan Pemerintah untuk menyetorkan sisa dana yang tidak digunakan ke Kas Negara;
6. sanksi;
7. penyampaian laporan penggunaan dana secara berkala kepada PPK; dan
8. penyampaian laporan pertanggungjawaban kepada PPK setelah pekerjaan selesai atau akhir tahun anggaran.
(17)
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN |
KESEMPURNAAN
17BANTUAN OPERASIONAL
Pencairan dana bantuan operasional dilakukan melalui mekanisme : 1. Pembayaran Langsung (LS); atau
2. Mekanisme Uang Persediaan.
Pencairan dana bantuan operasional dilakukan melalui mekanisme : 1. Pembayaran Langsung (LS); atau
2. Mekanisme Uang Persediaan.
1. Pencairan dana bantuan operasional dapat dilakukan secara sekaligus atau bertahap;
2. Penentuan pencairan dana bantuan operasional secara sekaligus atau bertahap ditetapkan oleh KPA dengan mempertimbangkan jumlah dana dan waktu pelaksanaan kegiatan;
3. Ketentuan bertahap :
a. Tahap I sebesar 25% (dua puluh lima persen) dari keseluruhan dana setelah perjanjian kerja sama ditandatangani oleh penerima bantuan dan PPK;
b. Tahap II sebesar 25% (dua puluh lima persen) dari keseluruhan dana, apabila dana pada Tahap I telah dipergunakan sekurang-kurangnya sebesar 80%;
c. Tahap III sebesar 25% (dua puluh lima persen) dari keseluruhan, apabila jumlah dana pada Tahap I dan Tahap II telah dipergunakan sekurang-kurangnya sebesar 80%;
d. Tahap IV sebesar 25% (dua puluh lima persen) dari keseluruhan dana, apabila jumlah dana pada Tahap I sampai dengan Tahap III telah dipergunakan sekurang-kurangnya sebesar 80%
1. Pencairan dana bantuan operasional dapat dilakukan secara sekaligus atau bertahap;
2. Penentuan pencairan dana bantuan operasional secara sekaligus atau bertahap ditetapkan oleh KPA dengan mempertimbangkan jumlah dana dan waktu pelaksanaan kegiatan;
3. Ketentuan bertahap :
a. Tahap I sebesar 25% (dua puluh lima persen) dari keseluruhan dana setelah perjanjian kerja sama ditandatangani oleh penerima bantuan dan PPK;
b. Tahap II sebesar 25% (dua puluh lima persen) dari keseluruhan dana, apabila dana pada Tahap I telah dipergunakan sekurang-kurangnya sebesar 80%;
c. Tahap III sebesar 25% (dua puluh lima persen) dari keseluruhan, apabila jumlah dana pada Tahap I dan Tahap II telah dipergunakan sekurang-kurangnya sebesar 80%;
d. Tahap IV sebesar 25% (dua puluh lima persen) dari keseluruhan dana, apabila jumlah dana pada Tahap I sampai dengan Tahap III telah dipergunakan sekurang-kurangnya sebesar 80%
(18)
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN |
KESEMPURNAAN
18BANTUAN OPERASIONAL
MEKANISME PENCAIRAN PEMBAYARAN LANGSUNG
Penerima Bantuan Penerima
Bantuan PPKPPK PP-SPMPP-SPM
1. Pembayaran sekaligus atau Tahap I dilampiri:
a. Rencana pengeluaran dana bantuan operasional yang akan dicairkan secara sekaligus atau bertahap;
b. Perjanjian kerja sama yang telah ditandatangani oleh penerima bantuan;
c. Kuitansi bukti penerimaan uang yang telah ditandatangani oleh penerima bantuan;
d. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM)
2. Pembayaran Tahap II sampai dengan Tahap IV dilampiri:
a.Kuitansi bukti penerimaan uang yang telah ditandatangani oleh penerima bantuan;
b.Laporan pertanggungjawaban penggunaan dana tahap sebelumnya;
c. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Belanja (SPTB) atas kebenaran belanja yang telah dilakukan pada tahap sebelumnya.
1. Pembayaran sekaligus atau Tahap I dilampiri:
a. Rencana pengeluaran dana bantuan operasional yang akan dicairkan secara sekaligus atau bertahap;
b. Perjanjian kerja sama yang telah ditandatangani oleh penerima bantuan;
c. Kuitansi bukti penerimaan uang yang telah ditandatangani oleh penerima bantuan;
d. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM)
2. Pembayaran Tahap II sampai dengan Tahap IV dilampiri:
a.Kuitansi bukti penerimaan uang yang telah ditandatangani oleh penerima bantuan;
b.Laporan pertanggungjawaban penggunaan dana tahap sebelumnya;
c. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Belanja (SPTB) atas kebenaran belanja yang telah dilakukan pada tahap sebelumnya.
1. PPK melakukan pengujian dokumen permohonan pencairan dana yang diajukan penerima bantuan operasional sesuai dengan Petunjuk Teknis penyaluran Bantuan Pemerintah;
2. PPK menandatangani perjanjian kerja sama dan mengesahkan kuitansi bukti penerimaan uang serta menerbitkan SPP untuk pencairan secara sekaligus atau untuk pencairan Tahap I setelah pengujian telah sesuai dengan Petunjuk Teknis penyaluran Bantuan Pemerintah;
3. PPK mengesahkan kuitansi bukti penerimaan uang serta menerbitkan SPP untuk pencairan Tahap II sampai dengan Tahap IV setelah pengujian telah sesuai dengan Petunjuk Teknis penyaluran Bantuan Pemerintah;
4. Dalam hal pengujian tidak sesuai dengan Petunjuk Teknis penyaluran Bantuan Pemerintah, PPK menyampaikan informasi kepada penerima bantuan untuk melengkapi dan memperbaiki dokumen permohonan
5. SPP disampaikan kepada PP-SPM dengan mekanisme sebagai berikut: a. Pembayaran secara sekaligus atau Tahap I dilampiri:
1)Rencana Pengeluaran dana bantuan operasional yang akan ditarik sekaligus atau bertahap;
2)Perjanjian kerja sama yang telah ditandatangani oleh penerima bantuan dan PPK;
3)Kuitansi bukti penerimaan uang yang telah ditandatangani oleh penerima bantuan dan disahkan oleh PPK;
4)Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM). b. Pembayaran Tahap II sampai dengan Tahap IV dilampiri:
1)Kuitansi bukti penerimaan uang yang telah ditandatangani oleh penerima bantuan dan disahkan oleh PPK;
2)Laporan pertanggungjawaban penggunaan dana tahap sebelumnya; 3)Surat Pernyataan Tanggung Jawab Belanja (SPTB) atas kebenaran
belanja yang telah dilakukan pada tahap sebelumnya.
1. PPK melakukan pengujian dokumen permohonan pencairan dana yang diajukan penerima bantuan operasional sesuai dengan Petunjuk Teknis penyaluran Bantuan Pemerintah;
2. PPK menandatangani perjanjian kerja sama dan mengesahkan kuitansi bukti penerimaan uang serta menerbitkan SPP untuk pencairan secara sekaligus atau untuk pencairan Tahap I setelah pengujian telah sesuai dengan Petunjuk Teknis penyaluran Bantuan Pemerintah;
3. PPK mengesahkan kuitansi bukti penerimaan uang serta menerbitkan SPP untuk pencairan Tahap II sampai dengan Tahap IV setelah pengujian telah sesuai dengan Petunjuk Teknis penyaluran Bantuan Pemerintah;
4. Dalam hal pengujian tidak sesuai dengan Petunjuk Teknis penyaluran Bantuan Pemerintah, PPK menyampaikan informasi kepada penerima bantuan untuk melengkapi dan memperbaiki dokumen permohonan
5. SPP disampaikan kepada PP-SPM dengan mekanisme sebagai berikut: a. Pembayaran secara sekaligus atau Tahap I dilampiri:
1)Rencana Pengeluaran dana bantuan operasional yang akan ditarik sekaligus atau bertahap;
2)Perjanjian kerja sama yang telah ditandatangani oleh penerima bantuan dan PPK;
3)Kuitansi bukti penerimaan uang yang telah ditandatangani oleh penerima bantuan dan disahkan oleh PPK;
4)Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM). b. Pembayaran Tahap II sampai dengan Tahap IV dilampiri:
1)Kuitansi bukti penerimaan uang yang telah ditandatangani oleh penerima bantuan dan disahkan oleh PPK;
2)Laporan pertanggungjawaban penggunaan dana tahap sebelumnya; 3)Surat Pernyataan Tanggung Jawab Belanja (SPTB) atas kebenaran
(19)
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN |
KESEMPURNAAN
19BANTUAN OPERASIONAL
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENERIMA BANTUAN KEPADA PPK
Penerima Bantuan Pemerintah harus menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada PPK sesuai dengan perjanjian kerja sama setelah pekerjaan selesai atau pada akhir Tahun Anggaran, dengan dilampiri:
1. Daftar perhitungan dana awal, penggunaan dan sisa dana;
2. Surat Pernyataan bahwa pekerjaan telah selesai dilaksanakan; 3. Surat Pernyataan bahwa bukti-bukti pengeluaran telah disimpan;
4. Bukti surat setoran sisa dana ke rekening Kas Negara dalam hal terdapat sisa dana
Penerima Bantuan Pemerintah harus menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada PPK sesuai dengan perjanjian kerja sama setelah pekerjaan selesai atau pada akhir Tahun Anggaran, dengan dilampiri:
1. Daftar perhitungan dana awal, penggunaan dan sisa dana;
2. Surat Pernyataan bahwa pekerjaan telah selesai dilaksanakan; 3. Surat Pernyataan bahwa bukti-bukti pengeluaran telah disimpan;
(20)
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN |
KESEMPURNAAN
20BANTUAN OPERASIONAL
MEKANISME PENCAIRAN MELALUI MEKANISME UANG PERSEDIAAN
PPK PP-SPM KPPN PengeluaranBendahara
Pimpinan Lembaga
Membuat SPP berdasarkan SK penetapan penerima bantuan
Mengajukan SPM UP/TUP untuk pembayaran bantuan operasional
KPPN menerbitkan SP2D UP/TUP
Mengajukan
permintaan dana kepada KPA
KPA PPK
Menguji permohonan dari Pimpinan Lembaga
1 2 3
4 5
6 SPBy
7 Mentransfer dana
8 Pimpinan Lembaga mempertanggungjawabkan belanja kepada BP/BPP beserta bukti
pengeluaran untuk keperluan revolving KPA mengajukan dispensasi kepada :
1. Dirjen Perbendaharaan dalam hal pembayaran kepada satu penerima melebihi Rp. 50 juta; 2. Kepala Kanwil DJPB untuk penyesuaian besaran UP melampaui besaran yang telah ditentukan; 3. Kepala KPPN untuk pertanggungjawaban TUP melampaui satu bulan.
(21)
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN |
KESEMPURNAAN
21BANTUAN
SARANA/PRASARANA
Bantuan Pemerintah berupa bantuan sarana/prasarana diberikan kepada Kelompok Masyarakat, Lembaga Swadaya Masyarakat, Lembaga Pendidikan, Lembaga Keagamaan, dan Lembaga Kesehatan, Lembaga Pemerintah maupun Non Pemerintah
Pemberian bantuan sarana/prasarana kepada penerima Bantuan Pemerintah dapat diberikan dalam bentuk : 1. Barang; atau
2. Uang
Bantuan Sarana/Prasarana dalam bentuk Barang
PPK
PPK Penyedia
Barang Penyedia
Barang 1
Penerima Bantuan Penerima
Bantuan 2
1. Pengadaan barang berpedoman pada Peraturan Perundang-undangan yang mengatur mengenai Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah;
2. PPK melakukan kontrak dengan penyedia barang
Penyedia Barang dapat menyampaikan barang langsung kepada Penerima atau PPK yang menyampaikan kepada Penerima.
Penyaluran dana bantuan sarana/prasarana dalam bentuk barang dilaksanakan secara langsung dari rekening Kas Negara ke rekening Penyedia Barang melalui mekanisme LS
(22)
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN |
KESEMPURNAAN
22BANTUAN
SARANA/PRASARANA
Diberikan dengan ketentuan :
1. Barang bantuan dapat diproduksi dan/atau dihasilkan oleh penerima bantuan; atau
2. Nilai per jenis barang bantuan di bawah Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) yang dapat dilaksanakan oleh penerima bantuan.
Dalam bentuk Uang
Pencairan bantuan sarana/prasarana dalam bentuk uang dilaksanakan berdasarkan perjanjian kerja sama antara PPK dengan penerima bantuan sarana/prasarana yang telah ditetapkan dalam Surat Keputusan. Perjanjian Kerjasama minimal memuat :
1. hak dan kewajiban kedua belah pihak;
2. jumlah dan nilai barang yang akan dihasilkan/dibeli; 3. jenis dan spesifikasi barang yang akan dihasilkan/dibeli; 4. jangka waktu penyelesaian pekerjaan;
5. tata cara dan syarat penyaluran;
6. pernyataan kesanggupan penerima bantuan untuk menghasilkan/membeli barang sesuai dengan jenis dan spesifikasi;
7. pengadaan akan dilakukan secara transparan dan akuntabel;
8. pernyataan kesanggupan penerima bantuan untuk menyetorkan sisa dana yang tidak digunakan ke Kas Negara;
9. sanksi;
10.penyampaian laporan penggunaan dana secara berkala kepada PPK; dan
11.penyampaian laporan pertanggungjawaban kepada PPK setelah pekerjaan selesai atau akhir tahun anggaran
(23)
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN |
KESEMPURNAAN
23BANTUAN
SARANA/PRASARANA
MEKANISME PENCAIRAN PEMBAYARAN LANGSUNG DALAM BENTUK UANG UNTUK BARANG YANG DIHASILKAN/DIPRODUKSI SENDIRI
Pencairan Pencairan dana bantuan sarana/prasarana dalam bentuk uang, dilakukan melalui tahapan sebagai berikut:
1. Tahap I sebesar 70% dari keseluruhan dana bantuan sarana/prasarana setelah perjanjian kerjasama ditandatangani oleh penerima bantuan dan PPK;
2. Tahap II sebesar 30% dari keseluruhan dana bantuan sarana/prasarana, apabila prestasi pekerjaan telah mencapai 50%.
Penerima Bantuan Penerima
Bantuan PPKPPK PP-SPMPP-SPM
1. Pengajukan permohonan pembayaran Tahap I dengan dilampiri:
a. perjanjian kerja sama yang telah ditandatangani oleh penerima bantuan sarana/prasarana;
b. kuitansi bukti penerimaan uang yang telah ditandatangani oleh penerima bantuan sarana/prasarana.
2. Pengajukan permohonan pembayaran Tahap I Idengan dilampiri:
a. kuitansi bukti penerimaan uang yang telah ditandatangani oleh penerima bantuan;
b. laporan kemajuan penyelesaian pekerjaan yang ditandatangani oleh Ketua/Pimpinan penerima bantuan sarana/prasarana.
1. PPK melakukan pengujian permohonan pembayaran Tahap I dan Tahap II sesuai dengan Petunjuk Teknis penyaluran Bantuan Pemerintah
2. PPK menandatangani perjanjian kerja sama dan mengesahkan bukti penerimaan uang untuk pembayaran Tahap I serta menerbitkan SPP setelah pengujian telah sesuai dengan Petunjuk Teknis penyaluran Bantuan Pemerintah
3. PPK mengesahkan bukti penerimaan uang untuk pembayaran Tahap II serta menerbitkan SPP setelah pengujian telah sesuai dengan Petunjuk Teknis penyaluran Bantuan Pemerintah.
4. Dalam hal pengujian tidak sesuai dengan Petunjuk Teknis penyaluran Bantuan Pemerintah, PPK menyampaikan informasi kepada penerima bantuan untuk melengkapi dan memperbaiki dokumen permohonan
5. SPP disampaikan kepada PP-SPM dengan mekanisme sebagai berikut: a. Pembayaran Tahap I dilampiri:
1)Perjanjian kerjasama yang telah ditandatangani oleh penerima bantuan dan PPK;
2) Kuitansi bukti penerimaan uang yang telah ditandatangani oleh penerima bantuan dan disahkan oleh PPK.
b. Pembayaran Tahap II dilampiri:
1) Kuitansi bukti penerimaan uang yang telah ditandatangani oleh penerima bantuan dan disahkan oleh PPK;
2) Laporan kemajuan penyelesaian pekerjaan yang ditandatangani oleh Ketua/Pimpinan penerima bantuan.
(24)
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN |
KESEMPURNAAN
24BANTUAN
SARANA/PRASARANA
MEKANISME PENCAIRAN PEMBAYARAN LANGSUNG DALAM BENTUK UANG UNTUK BARANG DENGAN NILAI PER JENIS BARANG BANTUAN DI BAWAH RP50.000.000,00 YANG DAPAT DILAKSANAKAN OLEH
PENERIMA BANTUAN Penerima
Bantuan Penerima
Bantuan PPKPPK PP-SPMPP-SPM
Penerima bantuan
sarana/prasarana dalam bentuk uang mengajukan permohonan pencairan dana kepada PPK dengan dilampiri:
1. perjanjian kerja sama yang telah ditandatangani oleh penerima bantuan; dan 2. kuitansi bukti penerimaan
uang yang telah ditandatangani oleh penerima bantuan
1. PPK melakukan pengujian permohonan yang diajukan penerima bantuan sesuai Petunjuk Teknis penyaluran Bantuan Pemerintah 2. PPK menandatangani perjanjian kerja sama dan mengesahkan
kuitansi bukti penerimaan uang serta menerbitkan SPP setelah pengujian telah sesuai dengan Petunjuk Teknis penyaluran Bantuan Pemerintah
3. Dalam hal pengujian tidak sesuai dengan Petunjuk Teknis penyaluran Bantuan Pemerintah, PPK menyampaikan informasi kepada penerima bantuan untuk melengkapi dan memperbaiki dokumen permohonan
4. SPP disampaikan kepada PP-SPM dengan dilampiri:
a. perjanjian kerjasama yang telah ditandatangani oleh penerima bantuan dan PPK;
b. kuitansi bukti penerimaan uang yang telah ditandatangani oleh penerima bantuan dan disahkan oleh PPK.
(25)
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN |
KESEMPURNAAN
25BANTUAN
SARANA/PRASARANA
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENERIMA BANTUAN KEPADA PPK
Penerima dana bantuan sarana dan prasarana dalam bentuk uang, harus menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada PPK setelah pekerjaan selesai atau pada akhir tahun anggaran dengan dilampiri:
a. Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan dan ditandatangani oleh 2 (dua) orang saksi;
b. Berita Acara Serah Terima Barang yang ditandatangani oleh Ketua/Pimpinan penerima bantuan;
c. foto/film barang yang dihasilkan/dibeli;
d. daftar perhitungan dana awal, penggunaan dan sisa dana;
e. surat Pernyataan bahwa bukti-bukti pengeluaran telah disimpan; dan f. bukti setor ke rekening kas negara dalam hal terdapat sisa bantuan.
PPK melakukan verifikasi atas laporan pertanggungjawaban dari Penerima Bantuan dan selanjutnya mengesahkan Berita Acara Serah Terima apabila telah sesuai dengan perjanjian kerjasama.
(26)
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN |
KESEMPURNAAN
26BANTUAN REHABILITASI DAN/ATAU PEMBANGUNAN
GEDUNG/BANGUNAN
Bantuan rehabilitasi dan/atau pembangunan gedung/bangunan diberikan kepada Lembaga Pemerintah atau lembaga Non pemerintah.
Bantuan Rehabilitasi dan/atau Pembangunan Gedung/ Bangunan dapat diberikan dalam bentuk : 1. Uang; atau
2. Barang
Pemberian bantuan rehabilitasi dan/atau pembangunan gedung/bangunan kepada lembaga dilakukan berdasarkan Surat Keputusan yang ditetapkan oleh PPK dan disahkan oleh KPA.
Mekanisme Penyaluran dalam bentuk Barang
PPK
PPK Penyedia
Barang Penyedia
Barang
1 Penerima
Bantuan Penerima
Bantuan 2
1. Pengadaan barang berpedoman pada Peraturan Perundang-undangan yang mengatur mengenai Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah;
2. PPK melakukan kontrak dengan penyedia barang
Penyedia Barang dapat menyampaikan barang langsung kepada Penerima atau PPK yang menyampaikan kepada Penerima.
Penyaluran dana bantuan sarana/prasarana dalam bentuk barang dilaksanakan secara langsung dari rekening Kas Negara ke rekening Penyedia Barang melalui
(27)
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN |
KESEMPURNAAN
27BANTUAN REHABILITASI DAN/ATAU PEMBANGUNAN
GEDUNG/BANGUNAN
Dalam Bentuk Uang
Bantuan rehabilitasi dan/atau pembangunan gedung/bangunan dapat dilaksanakan sendiri oleh penerima Bantuan Pemerintah, bantuan dapat diberikan dalam bentuk uang.
Bantuan dalam bentuk uang hanya dapat diberikan kepada lembaga penerima Bantuan Pemerintah yang telah mempunyai unit pengelola keuangan dan kegiatan.
Unit pengelola keuangan dan kegiatan sekurang-kurangnya terdiri dari orang yang mempunyai
tanggung jawab dan wewenang untuk menguji tagihan, memerintahkan pembayaran dan melaksanakan pembayaran dan tidak saling rangkap.
Penyaluran dana bantuan rehabilitasi dan/atau pembangunan gedung/bangunan dilaksanakan secara langsung dari rekening Kas Negara ke rekening unit pengelola keuangan dan kegiatan pada lembaga melalui mekanisme LS.
(28)
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN |
KESEMPURNAAN
28BANTUAN REHABILITASI DAN/ATAU PEMBANGUNAN
GEDUNG/BANGUNAN
Pencairan dana bantuan rehabilitasi dan/atau pembangunan gedung/bangunan dalam bentuk uang dilakukan berdasarkan perjanjian kerja sama antara PPK dengan unit pengelola keuangan dan kegiatan pada lembaga penerima bantuan. Perjanjian kerjasama, paling sedikit memuat:
a. hak dan kewajiban kedua belah pihak;
b. jumlah dan nilai rehabilitasi dan/atau pembangunan gedung/bangunan; c. jenis dan spesifikasi rehabilitasi dan/atau pembangunan gedung/bangunan; d. jangka waktu penyelesaian pekerjaan;
e. tata cara dan syarat penyaluran dana;
f. pernyataan kesanggupan penerima Bantuan Pemerintah untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jenis dan spesifikasi yang telah ditetapkan;
g. pernyataan kesanggupan penerima Bantuan Pemerintah untuk menyetorkan sisa dana yang tidak digunakan ke Kas Negara;
h. sanksi;
i. penyampaian laporan penyelesaian pekerjaan secara berkala kepada PPK; dan
j. penyampaian laporan pertanggungjawaban kepada PPK setelah pekerjaan selesai atau akhir tahun anggaran.3
Pencairan dana bantuan rehabilitasi dan/atau pembangunan gedung/bangunan, dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
a. Tahap I sebesar 70% dari keseluruhan dana bantuan rehabilitasi dan/atau pembangunan gedung/bangunan setelah perjanjian kerjasama ditandatangani oleh penerima bantuan dan PPK;
b. Tahap II sebesar 30% dari keseluruhan dana bantuan rehabilitasi dan/atau pembangunan gedung/bangunan , apabila prestasi pekerjaan telah mencapai 50%.
(29)
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN |
KESEMPURNAAN
29BANTUAN REHABILITASI DAN/ATAU PEMBANGUNAN
GEDUNG/BANGUNAN
Penerima
Bantuan PPK PP-SPM
Mekanisme pencairan pembayaran dalam bentuk Uang
1. Pimpinan lembaga penerima bantuan mengajukan permohonan pencairan Tahap I dengan dilampiri:
a. perjanjian kerja sama yang telah ditandatangani oleh penerima bantuan;
b. kuitansi bukti penerimaan uang yang telah ditandatangani oleh penerima bantuan.
2. Pimpinan lembaga penerima bantuan mengajukan permohonan pencairan Tahap II dengan dilampiri:
a. kuitansi bukti penerimaan uang yang telah ditandatangani oleh penerima bantuan;
b. laporan kemajuan penyelesaian pekerjaan yang ditandatangani oleh Ketua/Pimpinan penerima bantuan.
1. PPK melakukan pengujian permohonan sesuai dengan Petunjuk Teknis penyaluran Bantuan Pemerintah.
2. PPK menandatangani perjanjian kerja sama dan mengesahkan bukti penerimaan uang untuk pembayaran Tahap I serta menerbitkan SPP setelah pengujian telah sesuai dengan Petunjuk Teknis.
3. PPK mengesahkan bukti penerimaan uang untuk pembayaran Tahap II serta menerbitkan SPP setelah pengujian telah sesuai dengan Petunjuk Teknis penyaluran Bantuan Pemerintah.
4. Dalam hal pengujian tidak sesuai dengan Petunjuk Teknis penyaluran Bantuan Pemerintah, PPK menyampaikan informasi kepada penerima bantuan untuk melengkapi dan memperbaiki dokumen permohonan. 5. SPP disampaikan kepada PP-SPM dengan mekanisme sebagai berikut:
a.Pembayaran Tahap I dilampiri:
• perjanjian kerjasama yang telah ditandatangani oleh penerima bantuan dan PPK;
• kuitansi bukti penerimaan uang yang telah ditandatangani oleh penerima bantuan dan disahkan oleh PPK.
b.Pembayaran Tahap II dilampiri:
• kuitansi bukti penerimaan uang yang telah ditandatangani oleh penerima bantuan dan PPK;
• laporan kemajuan penyelesaian pekerjaan yang ditandatangani oleh Ketua/Pimpinan penerima bantuan.
(30)
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN |
KESEMPURNAAN
30BANTUAN REHABILITASI DAN/ATAU PEMBANGUNAN
GEDUNG/BANGUNAN
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENERIMA BANTUAN KEPADA PPK
Penerima dana bantuan rehabilitasi dan/atau pembangunan gedung/bangunan harus menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada PPK setelah pekerjaan selesai dengan dilampiri:
a. Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan yang telah ditandatangani oleh 2 (dua) orang saksi;
b. Berita Acara Serah Terima Pekerjaan yang telah ditandatangani oleh Ketua/Pimpinan penerima bantuan;
c. Foto/film pekerjaan yang telah diselesaikan;
d. Daftar perhitungan dana awal, penggunaan dan sisa dana;
e. Surat Pernyataan bahwa bukti-bukti pengeluaran telah disimpan; dan f. Bukti setor ke rekening kas negara dalam hal terdapat sisa bantuan.
Berdasarkan laporan pertanggungjawaban, PPK melakukan verifikasi atas laporan pertanggungjawaban.
PPK mengesahkan Berita Acara Serah Terima setelah hasil verifikasi telah sesuai dengan perjanjian kerjasama.
(31)
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN |
KESEMPURNAAN
31BANTUAN LAINNYA
Bantuan lainnya yang memiliki karakteristik Bantuan Pemerintah yang ditetapkan oleh PA adalah bantuan dalam bentuk uang atau barang dan/atau jasa yang tidak termasuk dalam Bantuan Pemerintah yang ditetapkan oleh PA
Bantuan lainnya yang memiliki karakteristik Bantuan Pemerintah yang ditetapkan oleh PA diberikan kepada:
1. Perseorangan;
2. Kelompok Masyarakat;
3. Lembaga Pemerintah atau Lembaga Non Pemerintah.
Pemberian bantuan lainnya yang memiliki karakteristik Bantuan Pemerintah yang ditetapkan oleh PA kepada penerima dilakukan berdasarkan Surat Keputusan yang ditetapkan oleh PPK dan disahkan oleh KPA.
Pemberian bantuan lainnya yang memiliki karakteristik Bantuan Pemerintah yang ditetapkan oleh PA kepada penerima bantuan dapat diberikan dalam bentuk uang atau barang dan/atau jasa. KPA menetapkan bantuan dalam bentuk uang atau barang dan/atau jasa dengan memperhatikan sifat dan karakteristik bantuan
(32)
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN |
KESEMPURNAAN
32BANTUAN LAINNYA
Mekanisme Penyaluran dalam bentuk Barang
PPK 1 Penyedia Barang 2 Penerima Bantuan
1. Pengadaan barang berpedoman pada Peraturan Perundang-undangan yang mengatur mengenai Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah;
2. PPK melakukan kontrak dengan penyedia barang
Penyedia Barang dapat menyampaikan barang langsung kepada Penerima atau PPK yang menyampaikan kepada Penerima.
Penyaluran dana bantuan sarana/prasarana dalam bentuk barang dilaksanakan secara langsung dari rekening Kas Negara ke rekening Penyedia Barang melalui mekanisme LS
(33)
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN |
KESEMPURNAAN
33BANTUAN LAINNYA
Mekanisme Penyaluran dalam bentuk Uang
1. Pencairan bantuan lainnya yang memiliki karakteristik Bantuan Pemerintah yang ditetapkan oleh PA dalam bentuk uang dapat dilakukan secara sekaligus atau bertahap.
2. Penentuan pencairan secara sekaligus atau bertahap ditetapkan oleh Kuasa PA dengan mempertimbangkan jumlah dana dan waktu pelaksanaan kegiatan.
3. Pencairan dana bantuan lainnya yang memiliki karakteristik Bantuan Pemerintah yang ditetapkan oleh PA dalam bentuk uang yang diberikan kepada perseorangan dilaksanakan secara sekaligus berdasarkan Surat Keputusan.
4. Pencairan dana bantuan lainnya yang memiliki karakteristik Bantuan Pemerintah yang ditetapkan oleh PA yang diberikan kepada Kelompok Masyarakat dan Lembaga Pemerintah atau Lembaga Non Pemerintah dapat dilakukan sekaligus atau bertahap berdasarkan Surat Keputusan dan perjanjian kerjasama antara penerima bantuan dengan PPK.
Perjanjian kerjasama paling sedikit memuat: a. hak dan kewajiban kedua belah pihak; b. jumlah bantuan yang diberikan;
c. tata cara dan syarat penyaluran;
d. pernyataan kesanggupan penerima Bantuan Pemerintah untuk menggunakan bantuan sesuai rencana yang telah disepakati;
e. pernyataan kesanggupan penerima Bantuan Pemerintah untuk menyetorkan sisa dana yang tidak digunakan ke Kas Negara;
f. sanksi;
g. penyampaian laporan penggunaan dana secara berkala kepada PPK; dan
(34)
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN |
KESEMPURNAAN
34BANTUAN LAINNYA
Penerima
Bantuan PPK PP-SPM
Mekanisme pencairan pembayaran dalam bentuk Uang
1. Pimpinan lembaga penerima bantuan mengajukan permohonan pencairan Tahap I dengan dilampiri:
a. perjanjian kerja sama yang telah ditandatangani oleh penerima bantuan;
b. kuitansi bukti penerimaan uang yang telah ditandatangani oleh penerima bantuan.
2. Pimpinan lembaga penerima bantuan mengajukan permohonan pencairan Tahap II dengan dilampiri:
a. kuitansi bukti penerimaan uang yang telah ditandatangani oleh penerima bantuan;
b. laporan kemajuan penyelesaian pekerjaan yang ditandatangani oleh Ketua/Pimpinan penerima bantuan.
1. PPK melakukan pengujian permohonan sesuai dengan Petunjuk Teknis penyaluran Bantuan Pemerintah.
2. PPK menandatangani perjanjian kerja sama dan mengesahkan bukti penerimaan uang untuk pembayaran Tahap I serta menerbitkan SPP setelah pengujian telah sesuai dengan Petunjuk Teknis.
3. PPK mengesahkan bukti penerimaan uang untuk pembayaran Tahap II serta menerbitkan SPP setelah pengujian telah sesuai dengan Petunjuk Teknis penyaluran Bantuan Pemerintah.
4. Dalam hal pengujian tidak sesuai dengan Petunjuk Teknis penyaluran Bantuan Pemerintah, PPK menyampaikan informasi kepada penerima bantuan untuk melengkapi dan memperbaiki dokumen permohonan. 5. SPP disampaikan kepada PP-SPM dengan mekanisme sebagai berikut:
a.Pembayaran Tahap I dilampiri:
• perjanjian kerjasama yang telah ditandatangani oleh penerima bantuan dan PPK;
• kuitansi bukti penerimaan uang yang telah ditandatangani oleh penerima bantuan dan disahkan oleh PPK.
b.Pembayaran Tahap II dilampiri:
• kuitansi bukti penerimaan uang yang telah ditandatangani oleh penerima bantuan dan disahkan PPK;
• laporan kemajuan penyelesaian pekerjaan yang ditandatangani oleh Ketua/Pimpinan penerima bantuan.
(35)
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN |
KESEMPURNAAN
35BANTUAN LAINNYA
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENERIMA BANTUAN KEPADA PPK
Penerima dana bantuan rehabilitasi dan/atau pembangunan gedung/bangunan harus menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada PPK setelah pekerjaan selesai dengan dilampiri:
a. Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan yang telah ditandatangani oleh 2 (dua) orang saksi;
b. Berita Acara Serah Terima Pekerjaan yang telah ditandatangani oleh Ketua/Pimpinan penerima bantuan;
c. Foto/film pekerjaan yang telah diselesaikan;
d. Daftar perhitungan dana awal, penggunaan dan sisa dana;
e. Surat Pernyataan bahwa bukti-bukti pengeluaran telah disimpan; dan f. Bukti setor ke rekening kas negara dalam hal terdapat sisa bantuan.
Berdasarkan laporan pertanggungjawaban, PPK melakukan verifikasi atas laporan pertanggungjawaban.
PPK mengesahkan Berita Acara Serah Terima setelah hasil verifikasi telah sesuai dengan perjanjian kerjasama.
(36)
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN |
KESEMPURNAAN
36MONITORING DAN
EVALUASI
KPA bertanggung jawab atas:
a. Pencapaian target kinerja pelaksanaan dan penyaluran Bantuan Pemerintah; b. Transparansi pelaksanaan dan penyaluran Bantuan Pemerintah; dan
c. Akuntabilitas pelaksanaan dan penyaluran Bantuan Pemerintah.
Dalam rangka pencapaian target kinerja, transparansi, dan akuntabilitas pelaksanaan dan penyaluran Bantuan Pemerintah, KPA melaksanakan monitoring dan evaluasi.
Monitoring dan evaluasi antara lain melakukan pengawasan terhadap:
a. kesesuaian antara pelaksanaan penyaluran Bantuan Pemerintah dengan pedoman umum dan petunjuk teknis yang telah ditetapkan serta ketentuan peraturan terkait lainnya;
b. kesesuaian antara target capaian dengan realisasi.
Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi KPA mengambil langkah-langkah tindak lanjut untuk perbaikan penyaluran Bantuan Pemerintah.
(37)
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN |
KESEMPURNAAN
37BANK POS PENYALUR
• Dalam rangka efisiensi dan efektifitas penyaluran Bantuan Pemerintah dalam bentuk uang yang dilakukan dengan mekanisme LS, pencairannya dapat dilakukan melalui Bank/Pos Penyalur
dalam hal jumlah penerima Bantuan Pemerintah dalam bentuk uang pada satu DIPA lebih dari 100 (seratus) penerima bantuan.
• Penunjukan Ban/Pos Penyalur mengikuti prosedur pengadaan barang/jasa Pemerintah.
• Bank/Pos Penyalur harus yang mempunyai perjanjian kerjasama pengelolaan rekening K/L dengan Ditjen Perbendaharaan.
• Kontrak/perjanjian kerjasama PPK dengan Bank/Pos penyalur paling sedikit memuat :1. hak dan kewajiban kedua belah pihak;2. tata cara dan syarat penyaluran dana Bantuan Pemerintah dalam bentuk uang kepada penenma Bantuan
Pemerintah;
3. pernyataan kesanggupan Bank/ Pos Penyalur untuk menyalurkan dana Bantuan Pemerintah melalui rekening penerima Bantuan Pemerintah paling lama 15 (lima belas) hari kalender sejak dana Bantuan Pemerintah ditransfer dari Kas Negara;
4. pernyataan kesanggupan Bank/ Pos Penyalur untuk menyampaikan laporan kepada PPK apabila dana Bantuan Pemerintah yang disalurkan melalui rekening penerima Bantuan Pemerintah tidak terdapat transaksi/tidak dipergunakan oleh penerima Bantuan Pemerintah dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kalender sejak dana Bantuan Pemerintah ditransfer dari Rekening Bank/ Po s Penyalur;
5. pernyataan kesanggupan Bank/ Pos Penyalur untuk menyetorkan ke Kas Negara paling lambat 15 (lima belas) hari kalender sejak cliterimanya surat perintah penyetoran dari PPK;
6. pernyataan kewajiban Bank/ Pos Penyalur untuk menyampaikan laporan penyaluran dana B antuan Pemerintah secara berkala kepada PPK;
7. pernyataan kesanggupan Bank/ Pos Penyalur untuk menyetorkan bunga dan jasa giro yang timbul ke kas negara;
8. pernyataan kesanggupan Bank/ Pos Penyalur untuk menyetorkan sisa dana Bantuan Pemerintah yang tidak tersalurkan sampai dengan akhir tahun anggaran ke Kas Negara;
9. pernyataan kesanggupan Bank/ Pos Penyalur untuk menyediakan sistem informasi penyaluran Bantuan Pemerintah kepada KPA/ PPK;
(38)
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN |
KESEMPURNAAN
38BANK POS PENYALUR
Pemberi Bantuan
Bank/Pos
Penyalur Penerima Bantuan
Buka rekening Penyalur
an
15 hari kalender KPPN
SPM untuk penerima lebih dari
100
Bank melaporkan jika rekening penerima tidak terdapat transaksi dalam
jangka waktu 30 hari sejak disalurkan
1. Perintah pembekuan sementara rekening
2. PPK melakukan penelitian 3. Perintah setor ke kas negara
paling lambat 5 hari setelah hasil penelitian.
1. Bank/Pos Penyalur menyetorkan ke kas negara dana pada rekening yang tidak terdapat transaksi;
2. Penyetoran dana tsb sebagai pengembalian belanja yang memulihkan pagu DIPA Satker;
3. Bank/Pos Penyalur melaporkan ke PPK atas penyetoran dana tsb.
2 2 3
1 4
(39)
39
E
E
T
T
R
R
I
I
M
M
H
H
I
I
A
A
K
(1)
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN |
KESEMPURNAAN
34BANTUAN LAINNYA
Penerima
Bantuan
PPK
PP-SPM
Mekanisme pencairan pembayaran dalam
bentuk Uang
1. Pimpinan lembaga penerima bantuan mengajukan permohonan pencairan Tahap I dengan dilampiri:
a. perjanjian kerja sama yang telah ditandatangani oleh penerima bantuan;
b. kuitansi bukti penerimaan uang yang telah ditandatangani oleh penerima bantuan.
2. Pimpinan lembaga penerima bantuan mengajukan permohonan pencairan Tahap II dengan dilampiri:
a. kuitansi bukti penerimaan uang yang telah ditandatangani oleh penerima bantuan;
b. laporan kemajuan penyelesaian pekerjaan yang ditandatangani oleh Ketua/Pimpinan penerima bantuan.
1. PPK melakukan pengujian permohonan sesuai dengan Petunjuk Teknis penyaluran Bantuan Pemerintah.
2. PPK menandatangani perjanjian kerja sama dan mengesahkan bukti penerimaan uang untuk pembayaran Tahap I serta menerbitkan SPP setelah pengujian telah sesuai dengan Petunjuk Teknis.
3. PPK mengesahkan bukti penerimaan uang untuk pembayaran Tahap II serta menerbitkan SPP setelah pengujian telah sesuai dengan Petunjuk Teknis penyaluran Bantuan Pemerintah.
4. Dalam hal pengujian tidak sesuai dengan Petunjuk Teknis penyaluran Bantuan Pemerintah, PPK menyampaikan informasi kepada penerima bantuan untuk melengkapi dan memperbaiki dokumen permohonan. 5. SPP disampaikan kepada PP-SPM dengan mekanisme sebagai berikut:
a.Pembayaran Tahap I dilampiri:
• perjanjian kerjasama yang telah ditandatangani oleh penerima bantuan dan PPK;
• kuitansi bukti penerimaan uang yang telah ditandatangani oleh penerima bantuan dan disahkan oleh PPK.
b.Pembayaran Tahap II dilampiri:
• kuitansi bukti penerimaan uang yang telah ditandatangani oleh penerima bantuan dan disahkan PPK;
• laporan kemajuan penyelesaian pekerjaan yang ditandatangani oleh Ketua/Pimpinan penerima bantuan.
(2)
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN |
KESEMPURNAAN
35BANTUAN LAINNYA
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENERIMA
BANTUAN KEPADA PPK
Penerima dana bantuan rehabilitasi dan/atau pembangunan gedung/bangunan harus
menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada PPK setelah pekerjaan selesai dengan
dilampiri:
a. Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan yang telah ditandatangani oleh 2 (dua) orang saksi;
b. Berita Acara Serah Terima Pekerjaan yang telah ditandatangani oleh Ketua/Pimpinan penerima
bantuan;
c. Foto/film pekerjaan yang telah diselesaikan;
d. Daftar perhitungan dana awal, penggunaan dan sisa dana;
e. Surat Pernyataan bahwa bukti-bukti pengeluaran telah disimpan; dan
f. Bukti setor ke rekening kas negara dalam hal terdapat sisa bantuan.
Berdasarkan laporan pertanggungjawaban, PPK melakukan verifikasi atas laporan
pertanggungjawaban.
PPK mengesahkan Berita Acara Serah Terima setelah hasil verifikasi telah sesuai
dengan perjanjian kerjasama
.
(3)
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN |
KESEMPURNAAN
36MONITORING DAN
EVALUASI
KPA bertanggung jawab atas:
a. Pencapaian target kinerja pelaksanaan dan penyaluran Bantuan Pemerintah;
b. Transparansi pelaksanaan dan penyaluran Bantuan Pemerintah; dan
c. Akuntabilitas pelaksanaan dan penyaluran Bantuan Pemerintah.
Dalam rangka pencapaian target kinerja, transparansi, dan akuntabilitas pelaksanaan dan
penyaluran Bantuan Pemerintah, KPA melaksanakan
monitoring dan evaluasi
.
Monitoring dan evaluasi antara lain melakukan pengawasan terhadap:
a. kesesuaian antara pelaksanaan penyaluran Bantuan Pemerintah dengan pedoman umum dan
petunjuk teknis yang telah ditetapkan serta ketentuan peraturan terkait lainnya;
b. kesesuaian antara target capaian dengan realisasi.
Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi KPA mengambil langkah-langkah tindak lanjut untuk
perbaikan penyaluran Bantuan Pemerintah.
(4)
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN |
KESEMPURNAAN
37BANK POS PENYALUR
•
Dalam rangka efisiensi dan efektifitas penyaluran Bantuan Pemerintah dalam bentuk uang yang
dilakukan dengan mekanisme LS, pencairannya dapat dilakukan melalui
Bank/Pos Penyalur
dalam hal jumlah penerima Bantuan Pemerintah dalam bentuk uang pada satu DIPA
lebih dari 100
(seratus) penerima bantuan
.
•
Penunjukan Ban/Pos Penyalur mengikuti prosedur pengadaan barang/jasa Pemerintah.
•
Bank/Pos Penyalur harus yang mempunyai perjanjian kerjasama pengelolaan rekening K/L dengan
Ditjen Perbendaharaan.
•
Kontrak/perjanjian kerjasama PPK dengan Bank/Pos penyalur paling sedikit memuat :
1. hak dan kewajiban kedua belah pihak;2. tata cara dan syarat penyaluran dana Bantuan Pemerintah dalam bentuk uang kepada penenma BantuanPemerintah;
3. pernyataan kesanggupan Bank/ Pos Penyalur untuk menyalurkan dana Bantuan Pemerintah melalui rekening penerima Bantuan Pemerintah paling lama 15 (lima belas) hari kalender sejak dana Bantuan Pemerintah ditransfer dari Kas Negara;
4. pernyataan kesanggupan Bank/ Pos Penyalur untuk menyampaikan laporan kepada PPK apabila dana Bantuan Pemerintah yang disalurkan melalui rekening penerima Bantuan Pemerintah tidak terdapat transaksi/tidak dipergunakan oleh penerima Bantuan Pemerintah dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kalender sejak dana Bantuan Pemerintah ditransfer dari Rekening Bank/ Po s Penyalur;
5. pernyataan kesanggupan Bank/ Pos Penyalur untuk menyetorkan ke Kas Negara paling lambat 15 (lima belas) hari kalender sejak cliterimanya surat perintah penyetoran dari PPK;
6. pernyataan kewajiban Bank/ Pos Penyalur untuk menyampaikan laporan penyaluran dana B antuan Pemerintah secara berkala kepada PPK;
7. pernyataan kesanggupan Bank/ Pos Penyalur untuk menyetorkan bunga dan jasa giro yang timbul ke kas negara;
8. pernyataan kesanggupan Bank/ Pos Penyalur untuk menyetorkan sisa dana Bantuan Pemerintah yang tidak tersalurkan sampai dengan akhir tahun anggaran ke Kas Negara;
9. pernyataan kesanggupan Bank/ Pos Penyalur untuk menyediakan sistem informasi penyaluran Bantuan Pemerintah kepada KPA/ PPK;
(5)
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN |
KESEMPURNAAN
38BANK POS PENYALUR
Pemberi
Bantuan
Bank/Pos
Penyalur
Penerima Bantuan
Buka rekening Penyalur
an
15 hari
kalender
KPPN
SPM untuk penerima lebih dari
100
Bank melaporkan jika rekening penerima tidak terdapat transaksi dalam
jangka waktu 30 hari sejak disalurkan
1. Perintah pembekuan sementara rekening
2. PPK melakukan penelitian 3. Perintah setor ke kas negara
paling lambat 5 hari setelah hasil penelitian.
1. Bank/Pos Penyalur menyetorkan ke kas negara dana pada rekening yang tidak terdapat transaksi;
2. Penyetoran dana tsb sebagai pengembalian belanja yang memulihkan pagu DIPA Satker;
3. Bank/Pos Penyalur melaporkan ke PPK atas penyetoran dana tsb.
2 2 3
1 4
(6)
39