S PSR 1006443 Chapter1

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian
Setiap makhluk memiliki keterbatasan baik itu pengetahuan, daya pikir,
daya nalar dan daya kreativitas. Ada pula keterbatasan kemampuan fisik dan
psikologis terutama pada orang-orang yang memerlukan kebutuhan khusus seperti
halnya anak tunagrahita.
Tunagrahita adalah sebutan bagi anak yang memiliki kemampuan
intelektual dibawah rata-rata. Anak tunagrahita memiliki keterbatasan intelegensi
dan ketidakcakapan dalam interaksi sosial. Anak tunagrahita disebut juga anak
yang memiliki keterbelakangan mental karena kecerdasannya berakibat dirinya
sukar untuk mengikuti kegiatan program pendidikan di sekolah umum, oleh
karena itu anak tunagrahita membutuhkan perlakuan khusus disesuaikan dengan
kemampuannya.
Penyandang tunagrahita terbagi menjadi tiga golongan, yaitu tunagrahita
ringan, tunagrahita sedang dan tunagrahita berat. Anak tunagrahita ringan disebut
juga dengan debil. ”…kelompok ini memiliki IQ antara 68-52 menurut Binet,
sedangkan menurut Skala Weschler (WISC) memiliki IQ 69-55…” (Somantri,

2006, hlm.106), sedangkan anak tunagrahita sedang disebut juga dengan imbesil.
”…kelompok ini memiliki IQ antara 51-36 menurut Binet, dan 54-40 menurut
Skala Weschler (WISC)…” (Somantri, 2006, hlm.107), dan kelompok anak
tunagrahita berat disebut idiot. “…Tunagrahita berat (severe) memiliki IQ antara
32-20 menurut Skala Binet dan antara 39-25 menurut Skala Weschler (WISC)…”
(Somantri, 2006, hlm.108).
Berdasarkan pandangan di atas, peneliti bermaksud melakukan penelitian
di Sekolah Luar Biasa (SLB) Asifa. Sekolah Luar Biasa Asyifa tersebut terdapat
Dea Hikmah Ayuningtyas, 2014
PEMBELAJARAN SENI GRAFIS TEKNIK SABLON UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SLB
ASYIFA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2

siswa penyandang tunagrahita. Pemilihan Sekolah Luar Biasa Asyifa yang
berlokasi di daerah Awiligar, Cibeunying, Bandung dirasa cukup tepat sebagai
sampel penelitian karena terdapat beberapa siswa penderita tunagrahita baik
ringan, sedang, maupun berat.
Dalam hal ini peneliti memilih anak tunagrahita ringan sebagai sampel

dalam penelitian. Penyandang tunagrahita ringan memiliki karakteristik yang
hampir sama dengan anak normal lainnya, mereka lancar berbicara namun kurang
dalam perbendaharaan katanya, juga mengalami kesulitan dalam berfikir abstrak,
tetapi masih dapat mengikuti pelajaran akademik. Pada umur 16 tahun baru
mencapai umur kecerdasan yang sama dengan anak umur 12 tahun.
Dengan bimbingan dan pendidikan yang baik, anak penderita tunagrahita
ringan dapat memperoleh penghasilan untuk dirinya sendiri.
Anak terbelakang mental ringan dapat dididik menjadi tenaga kerja semiskilled seperti pekerjaan laundry, pertanian, peternakan, pekerjaan rumah
tangga, bahkan jika dilatih dan dibimbing dengan baik anak tunagrahita
dapat bekerja di pabrik pabrik dengan sedikit pengawasan. (Soemantri,
2006, hlm.107)
Pemilihan lokasi sekolah yang bertempat di daerah Awiligar, Cibeunying
Bandung dirasa cukup sesuai karena di daerah tersebut terdapat produksi rumahan
dalam bidang konveksi seperti percetakan kaos, jaket, dan lainnya. Sejalan dengan
pandangan yang dikemukakan oleh Sutjihati Soemantri bahwa anak terbelakang
mental ringan dapat dididik menjadi tenaga kerja semi-skilled.
Dari pandangan di atas, penulis bermaksud melakukan penelitian terhadap
penderita tunagrahita ringan dengan mengaplikasikan seni grafis dengan
menggunakan teknik sablon. Dengan pengaplikasian seni grafis menggunakan
teknik sablon diharapkan para siswa tunagrahita dapat mengembangkan

kreativitas visual mereka serta dapat mengaplikasikan pengetahuannya di
lingkungannya sendiri dengan ikut bergabung pada usaha konveksi rumahan yang
ada di lingkungannya.
Sebagaimana yang kita ketahui bahwa seni grafis merupakan bagian dari
seni rupa murni yang menggunakan teknik cetak baik itu di atas kertas, kain atau
Dea Hikmah Ayuningtyas, 2014
PEMBELAJARAN SENI GRAFIS TEKNIK SABLON UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SLB
ASYIFA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3

media lainnya. Seni grafis memiliki empat teknik utama, di antaranya cetak datar,
cetak tinggi, cetak saring, dan cetak dalam. Seni sablon tergolong dalam cetak
saring, yaitu salah satu teknik cetak yang sangat sederhana, tanpa memerlukan
investasi yang tinggi. Teknik ini banyak diterapkan dalam berbagai sektor
kehidupan manusia. Walaupun dalam realisasinya bahwa teknik cetak sablon
hanya bagian dari wirausaha perumahan (home industry), tetapi teknik ini masih
sangat signifikan untuk terus dapat dikembangkan. Tidak menutup kemungkinan
dengan adanya perkembangan teknologi dalam industri, teknik cetak sablon saat

ini telah dikembangkan dengan menggunakan komputer dalam hal pembentukan
gambarnya pada screen.
Ditinjau dari golongan cetak grafis, teknik sablonlah yang dirasa sesuai
untuk penerapkan pemberajaran bagi siwa tunagrahita ringan. Selain tekniknya
yang sederhana, juga menunjang bagi keterampilan kreatifitas visual siswa dan
dapat dikembangkan secara berlanjut oleh siswa tunagrahita demi kehidupan
mereka. Penguasaan teknik sablon yang akan menjadi salah satu usaha para
penyandang tunagrahita untuk diterapkan dalam kehidupan. Mereka dapat
bertahan hidup dengan keterampilan yang mereka miliki.
Oleh karena itu, penelitian ini diberi judul Pembelajaran Seni Grafis
Teknik Sablon untuk Anak Tunagrahita Ringan di SLB Asyifa Bandung.

B. Identifikasi Masalah Penelitian
Dari uraian pada latar belakang penelitian tersebut, jelaslah bahwa setiap
makhluk memiliki keterbatasan. Keterbatasan tersebut tidak menghalangi
seseorang dalam berkarya. Seperti halnya para penyandang tunagrahita yang
memiliki keterbatasan intelegensi namun mereka dapat diberi keterampilan yang
berhubungan dengan seni rupa, seperti misalnya seni grafis dengan menggunakan
teknik sablon yang dapat menggali kreativitas visual mereka. Diharapkan hal itu
kelak bisa dapat diaplikasikan agar berguna dalam kehidupan mereka.


Dea Hikmah Ayuningtyas, 2014
PEMBELAJARAN SENI GRAFIS TEKNIK SABLON UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SLB
ASYIFA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4

C. Rumusan Masalah Penelitian
Bertolak dari latar belakang penelitian dan identifikasi masalah tersebut,
maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian yaitu “Bagaimana model
pembelajaran seni grafis dalam upaya meningkatkan kreatifitas visual anak
tunagrahita ringan di SLB Asifa Bandung?” Rumusan masalah penelitian tersebut
dapat dirinci ke dalam beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimanakah implementasi metode pembelajaran seni grafis (teknik sablon)
kepada siswa tunagrahita ringan di SLB Asyifa Bandung?
2. Bagaimanakah kecenderungan minat belajar siswa tunagrahita ringan pada
saat pembelajaran seni grafis berlangsung?
3. Bagaimanakah unsur visual karya cetak sablon siswa tunagrahita ringan di
SLB Asyifa?


D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh data dan informasi
tentang pembelajaran seni grafis dengan menggunakan teknik sablon untuk anak
tunagrahita di SLB Asiyfa. Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah untuk:
1. Meningkatkan proses pembelajaran grafis (teknik sablon) kepada siswa
tunagrahita ringan di SLB Asyifa.
2. Meningkatkan minat belajar siswa tunagrahita ringan pada saat pembelajaran
seni grafis berlangsung.
3. Memahami hasil karya cetak sablon siswa tunagrahita ringan.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan baik secara
teoritis maupun secara praktis sebagai berikut.
1. Secara teoritis

Dea Hikmah Ayuningtyas, 2014
PEMBELAJARAN SENI GRAFIS TEKNIK SABLON UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SLB
ASYIFA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


5

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam aspek teoritis
(keilmuan) yaitu bagi perkembangan ilmu Seni Rupa, khususnya pada bidang
seni grafis dalam teknik sablon, melalui pendekatan serta metode metode yang
digunakan terutama dalam upaya pembelajaran seni grafis dengan
menggunakan teknik sablon kepada siswa tunagrahita ringan. Dengan
pembelajaran penerapan seni grafis dengan menggunakan teknik sablon
diharapkan guru pengajar di SLB Asifa dapat mengembangan pembelajaran
seni grafis dengan menggunakan teknik sablon secara continue.
2. Secara Praktis
Manfat penelitian secara praktis diharapkan dapat memiliki kemanfaatan
sebagai berikut,
a. Sebagai masukan bagi SLB Asifa untuk menjadikan seni grafis dengan
menggunakan teknik sablon sebagai salah satu pembelajaran di sekolah
tersebut guna perkembangan keterampilan siswa tunagrahita.
b. Hasil penelitian ini dapat menjadi referensi atau rujukan untuk
mengembangkan pembelajaran seni grafis dengan menggunakan teknik
sablon dalam kehidupan siswa tunagrahita kedepannya.
F. Kerangka Penelitian

Adapun kerangka penelitian yang akan digunakan adalah sebagai berikut:
Pembelajaran Anak Tunagrahita

Proses Pembelajaran

Respon / Minat Siswa

Karya

Kreativitas Visual

Seni Rupa

Cetak Sablon
Dea Hikmah Ayuningtyas, 2014
PEMBELAJARAN SENI GRAFIS TEKNIK SABLON UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SLB
ASYIFA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6


Bagan 1. 1 Kerangka penelitian
Dalam kerangka penelitian tersebut, langkah pertama adalah pembelajaran
anak tunagrahita. Yang dimaksud dalam pembelajaran anak tunagrahita adalah
penulis akan melakukan penelitian dengan memberikan pengajaran berupa
implementasi media seni rupa yaitu pembelajaran seni grafis dengan
menggunakan cetak saring kepada siswa tunagrahita ringan.
Dalam pembelajaran anak tunagrahita tersebut penulis akan mengamati
beberapa hal diantaranya proses pembelajaran, respon atau minat siswa, dan hasil
karya siswa. Ketika dalam proses pembelajaran peneliti mengamati bagaimana
berlangsungnya pembelajaran terhadap anak tunagrahita. Pembelajaran cetak
sablon kepada anak tunagrahita ringan menggunakan teknik block out yaitu salah
satu teknik dalam proses cetak saring (sablon) dengan melapisi screen dengan
cairan yang dapat meutupi lubang-lubang pada screen sehingga tinta tidak bisa
menembus. Selain itu, peneliti juga mengamati respon dan minat siswa
tunagrahita ringan dalam pembelajaran, apakah mereka tertarik dan senang belajar
seni grafis atau tidak. Setelah pembelajaran selesai, penulis melakukan penelitian
terhadap hasil karya siswa secara visual dilihat dari bentuk, garis, dan unsur rupa
lainnya.
G. Sistematika Penelitian

Sistematika penulisan dimaksudkan untuk memudahkan dalam memahami
permasalahan dan pembahasannya, maka penulisan skripsi ini menggunakan
sistematika sebagai berikut.
Bab I pendahuluan, dalam bab ini peneliti menguraikan latar belakang
dilakukannya penelitian dan permasalahan yang akan dikaji. Hasil pemikiran
peneliti yangt menjadi dasar dan akar permasalahan. Selain itu dalam bab ini
peneliti merumuskan dan mengidentifikasi masalah , serta menyampaikan hal-hal
yang telah dirancang untuk melakukan penelitian. Bagian lain dalam bab ini juga
mengutaikan sistematika penyusunan skripsi ini.
Dea Hikmah Ayuningtyas, 2014
PEMBELAJARAN SENI GRAFIS TEKNIK SABLON UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SLB
ASYIFA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7

Bab II Kajian teori, berisi dalil-dalil, model-model ataupun hokum yang
menjadi dasar kajian teori dalam penelitian. Bab ini memaparkan secara
mendalam dan rinci mengenai pembahasan teori dari mulai umum kea rah yang
khusus melalui kebahasaan yang kompleks. Selain itu juga memuat pendapatpendapat yang berhubungan dengan penelitian dari berbagai macam sumber.

Dalam bab ini juga menguraikan bebragai macam dalil yang menjelaskan mulai
dari subjek penelitian, objek penelitian, sampai sampel dan pengantar teori.
Bab III metodelogi Penelitian, sesuai dengan judulnya bab ini khusus
membahas mengenai metode penelitian yang dilakukan secara terstuktur dan
ilmiah. Teori-teori penelitian dan dalil yang melandasi penelitian serta stuktur
instrument penelitian. Selain itu dibahas juga dari lokasi penelitian sampai
struktur pembelajaran dikupas secare terperinci dalam bab ini. Selain itu dalam
bab ini juga dijelaskan mengenai prosedur perencanaan yang akan dilaksanakan
dalam rangka penelitian.
Bab IV pembahasan, bab ini memaparkan data dan informasi yang
didapatkan menjelaskan hasil penelitian mengenai proses pembelajaran yang
dilakukan, perangkat pembelajaran yang dipakai, hasil pengumpulan dan olahan
data serta analisis karya. Pembahasannya mencakup gambaran umum mengenai
perencanaan, pelaksanaan pembelajaran, dan hasil pembelajaran di kelas.
Pembahasan bab ini ditulis berdasarkan sumber data yang diperoleh penulis
berdasarkan hasil observasi, wawancara, catatan lapangan, serta analisis karya
siswa.
BAB V kesimpulan, pada bab ini peneliti menyimpulkan pokok
permasalahan yang merupakan hasil temuan di lapangan. Bab ini juga
menguraikan solusi yang telah dikaji terlebih dahulu setelah melakukan
pengolahan data, serta memberikan hasil akhir dari proses penelitian yang
diakumulasikan kedalam rangkaina kalimat simpulan.

Dea Hikmah Ayuningtyas, 2014
PEMBELAJARAN SENI GRAFIS TEKNIK SABLON UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SLB
ASYIFA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu