s pgsd penjas 1103121 chapter2

(1)

7 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A.Kajian Teoritis

1. Hakikat Pendidikan Jasmani a. Pengertian Pendidikan jasmani

Pendidikan jasmani itu merupakan sebuah kebutuhan bagi setiap manusia sebagai salahsatu cara untuk membina kepribadian dalam mempersiapkan kehidupan di hari yang akan datang. Pendidikan jasmani merupakan pembelajaran yang mengajarkan tentang gerak dalam unsur fisik tubuh dan menjadikan kita sehat secara jasmani apabila kita melakukan gerakan itu dengan benar, selain perkembangan pada jasmani, pendidikan jasmani juga dapat memberi perkembangan pada aspek intelektual, emosional, sosial, dan moral.

Mengenai pendidikan jasmani menurut Lutan (2001, hlm. 1) berpendapat bahwa “Proses pendidikan melalui aktivitas jasmani untuk mencapai tujuan pendidikan. Sama halnya dengan matapelajaran lainnya, melalui proses pengajaran diharapkan terjadi perubahan perilaku pada anak didik kita.”Dan senada dengan pendapat dari Mulyanto (2013, hlm. 25) “Secara sederhana pendidikan jasmani itu tidak lain adalah proses belajar untuk bergerak dan belajar melalui gerak”. Oleh karena itu pendidikan jasmani merupakan proses belajar untuk meningkatkan kualitas bergerak dan melalui aktivitas gerak.

Sedangkan pendidikan jasmani menurut pendapat Sumardiyanto dan Safari (2010, hlm. 114) “Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan media untuk meraih tujuan pendidikan sekaligus juga untuk meraih tujuan yang bersifat internal ke dalam aktivitas fisik itu sendiri”.Adapun pengertian pendidikan jasmani menurut Rosdiani,(2013, hlm. 72)“Pendidikan jasmani adalah istilah yang berasal dari Amerika Serikat dan indonesia meminjam istilah tersebut untuk menyebutkan suatu kegiatan yang bersifat mendidik dengan memanfaatkan kegiatan jasmani”.Kegiatan jasmani merupakan kegiatan yang di butuhkan manusia karena membawa perubahan pada fisik setiap manusia. Husdarta, (2011:3) berpendapat ”Pendidikan Jasmani dan Kesehatan pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik dan kesehatan untuk


(2)

menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional”.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan jasmani berkaitan dengan hubungan dari perkembangan fisik dengan pikiran dan jiwa Dengan kata lain pendidikan jasmani memanfaatkan alat fisik guna untuk mencapai tujuan mengembangkan keutuhan manusia dalam segi fisik, mental dan emosional.

b. Tujuan Pendidikan jasmani

Suherman (2000, hlm. 23) adapun tujuan pendidikan jasmani secara umum dapat diklasifikasikan kedalam empat kategori, yaitu:

a. Perkembangan fisik, tujuan ini berhubungan dengan kemampuan melakukan aktivitas-aktivitas yang melibatkan kekuatan-kekuatan fisik dari organ tubuh seseorang (physical fitness)

b. Perkembangan gerak, tujuan ini berhubungan dengan kemampuan melakukan gerak secara efektif, efisien, halus, indah sempurna (skillful) c. Perkembangan mental, tujuan ini berhubungan dengan kemampuan

berpikir dan menginterprestasikan keseluruhan pengetahuan tentang pendidikan jasmani ke dalam lingkungannya sehingga memungkinkan tumbuh dan berkembangnya pengetahuan, sikap, dan tanggung jawab siswa

d. Perkembangan sosial, tujuan ini berhubungan dengan kemampuan siswa dalam menyesuaikan diri pada suatu kelompok atau masyarakat.

Tujuan dari belajar yaitu guna memperbaiki dan merubah suatu kebiasaan dan prilaku. Safari (2012, hlm. 11) “Tujuan belajar adalah menghasilkan perubahan perilaku yang melekat”. Sedangkan tujuan pembelajaran jasmani di sekolah dasar adalah mengembangkan keterampilan pengolahan diri, meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis, meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab, kerjasama, percaya diri,dan demokratis. Mengembangkan keterampilan, memahami konsep aktifitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil serta memiliki sikap positif.


(3)

Berkenaan dengan tujuan pendidikan jasmani, Rosdiani (2012, hlm. 34) telah mengemukakan bahwa secara sederhana pendidikan jasmani memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk:

a. mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan aktivitas, estetika, dan sosial,

b. mengembangkan kepercayaan diri dan kemampuan untuk menguasai keterampilan gerak dasar yang mendorong partisipasinya dalam aneka aktivitas jasmani

c. memperoleh dan mempertahankan derajat kebugaran jasmani yang optimal,

d. mengembangkan nilai nilai pribadi melalui partisipasi aktivitas jasmani melalui kelompok atau perorangan,

e. dapat mengembangkan keterampilan sosial,

f. menikmati kesenangan dan keriangan, termasuk permainan dan olahraga. Dengan demikian, melalui Pendidikan jasmani peserta didik dapat mencapai tujuan Pendidikan Jasmani yang diharapkan. Selanjutnya menurut Lutan (2001, hlm. 18) mengemukakan bahwa tujuan pendidikan jasmani sebagai berikut:

a. Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan aktivitas jasmani, perkembangan estetika, dan perkembangan sosial. b. Mengembangkan kepercayaan diri dan kemampuan untuk menguasai

keterampilan gerak dasar yang akan mendororng partisipasinya dalam aneka jasmani.

c. Memperoleh dan mempertahankan derajat kebugaran jasmani yang optimal untuk melaksanakan tugas sehari-hari secara efisien dan terkendali.

d. Mengembangkan nilai-nilai pribadi melaui partisipasi dalam aktivitas jasmani baik secara kelompok maupun perorangan.

Hal tersebut dilakukan dengan mengembangkan pengetahuan dan keterampilan tentang pemahaman gerak, memperoleh derajat kebugaran jasmani, mengembangkan nilai-nilai pribadi, mengembangkan keterampilan dan kebiasaan hidup sehat dan perubahan prilaku yang melekat pada seseorang,Sedangkan menurut Paturusi (2012, hlm. 12) tujuan pendidikan jasmani, yaitu ”memberikan kesempatan kepada anak untuk mempelajari berbagai kegiatan yang membina sekaligus mengembangkan potensi anak, baik dalam aspek fisik, mental, sosial, emosional, dan moral”.

Berdasarkan pendapat di atas, penulis simpulkan bahwa pendidikan jasmani bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan peserta didik dengan aktivitas jasmani, memperoleh derajat kebugaran jasmani dan


(4)

mengembangkan nilai-nilai sosial pribadi melalui partisipasi dalam aktivitas jasmani. Pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan melalui pendidikan jasmani. Dalam aktivitas jasmani tidak hanya mengembangkan keterampilan gerak dasar untuk mencapai kondisi fisik yang sempurna, emosional, intelektual, sosial dan moral. Tetapi pendidikan jasmani memberikan perubahan atau pertumbuahan tingkah laku dan perkembangan berfikir positif dalam kehidupan di masyarakat.

c. Manfaat Pendidikan jasmani

Pendidikan jasmani memang merupakan dunia anak-anak dan sesuai dengan kebutuhan anak-anak. Di dalamnya anak-anak dapat belajar sambil bergembira melalui penyaluran hasratnya untuk bergerak. Semakin terpenuhi kebutuhan akan gerak dalam masa-masa pertumbuhannya, makin besar bagi kualitas pertumbuhan itu sendiri.

Secara umum, manfaat pendidikan jasmani di sekolah sesuai yang tertuang dalam KTSP (Depdiknas, 2006:6) mencakup sebagai berikut.

1) Memenuhi kebutuhan anak akan gerak

2) Mengenalkan anak pada lingkungan dan potensi dirinya 3) Menanamkan dasar-dasar keterampilan yang berguna 4) Menyalurkan energi yang berlebihan

5) Merupakan proses pendidikan secara serempak baik fisik, mental maupun emosional

Pendidikan jasmani yang benar akan memberikan sumbangan yang sangat berarti terhadap pendidikan anak secara keseluruhan. Hasil nyata yang diperoleh dari pendidikan jasmani adalah perkembangan yang lengkap, meliputi aspek fisik, mental, emosi, sosial dan moral. Tidak salah jika para ahli percaya bahwa pendidikan jasmani merupakan wahana yang paling tepat untuk membentuk manusia seutuhnya.

Senada dengan hal tersebut menurut Mahendra (dalam Sunardy, Asep, 2013, hlm 18) bahwa dalam pendidikan jasmani di sekolah Dasar harus meliputi:

a) Kemampuan pengeloalaan tubuh b) Keterampilan-keterampilan dasar


(5)

Pendidikan jasmani merupakan bagian penting dari proses pendidikan. Artinya, penjas bukan hanya dekorasi atau ornamen yang ditempel pada program sekolah sebagai alat untuk membuat anak sibuk, tetapi penjas adalah bagian penting dari pendidikan. Melalui penjas yang diarahkan dengan baik, anak-anak akan mengembangkan keterampilan yang berguna bagi pengisian waktu senggang, terlibat dalam aktivitas yang kondusif untuk mengembangkan hidup sehat, berkembang secara sosial, dan menyumbang pada kesehatan fisik dan mentalnya. Menurut Paturusi (2012, hlm 13) misi pendidikan jasmani dan olahraga tercakup dalam tujuan pembelajarannya meliputi: “domain kognitif, psikomotor, dan afektif”.

Selain itu pendidikan jasmani memiliki hal penting yang menjadi keunikan dalam pendidikan jasmani menurut Dauer dan Pangrazy (dalam Rosdiani, 2012, hlm. 28) mengatakan bahwa:

a) Meningkatkan kebugaran jasmani dan kesehatan siswa

b) Meningkatnya terkuasainya keterampilan fisik yang kaya, serta

c) Meningkatkan pengertian siswa dalam prinsip-prinsip gerak serta bagaimana menerapkannya dalam praktik.

Meskipun penjas menawarkan kepada anak untuk bergembira, tidaklah tepat untuk mengatakan pendidikan jasmani diselenggarakan semata-mata agar anak-anak bergembira dan bersenang-senang. Bila demikian seolah-olah pendidikan jasmani hanyalah sebagai mata pelajaran selingan, tidak berbobot, dan tidak memiliki tujuan yang bersifat mendidik.

Pendidikan jasmani memiliki banyak manfaat bagi siswa yang tidak hanya bermanfaat bagi jasmaninya saja, namun dapat menumbuhkembangkan aspek psikologisnya dan aspek afektifnya dengan baik melalui aktivitas jasmani.

Menurut Trisna, Ega (2013, hlm. 18) ruang lingkup mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan meliputi aspek-aspek sebagai berikut: 1) Permainan dan olahraga meliputi: olahraga tradisional, permaianan, ekspolari gerak, keterampilan lokomotor non-lokomotor, danmanipulatif, atletik, kasti, rounders, kasti, kippers, sepak bola, bola basket dan bela diri, serta aktivitas lainnya.

2) Aktivits pngembangn meliputi: mekanik sikap tubuh, komponn kebugaran jasmani, dan bentuk postur tubuh serata aktivitas lainnnya. 3) Aktivitas senam meliputi: ketangkasan sederhana, ketngkasan tanpa alat,


(6)

4) Aktivitas ritmik meliputi: gerak bebas, senam pagi, SKJ, dan senam

aerobic serta aktivitas lainnnya.

5) Aktivitas air meliputi: permainan di air, keselamatan air, keterampilan bergerak di air, dan renang serta aktivitas lainnya.

6) Pendiddikan luar kelas meliputi: piknik/karyawisata, pengenalan lingkungan, berkemah, menjelajah, dan mendaki gunung.

7) Kesehtan meliputi: peneneman budaya hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari, merawat lingkungan yang sehat, memilih makanan dan minuman yang sehat, mencegah dan merawat cedera, mengatur waktu istirahat yang tepat dan berperan aktif dalam kegiatan P3K dan UKS. Aspek kesehatan merupakan aspek tersendiri, dan secara implicit masuk dalam semua aspek.

Oleh karena itu Pendidikan jasmani sangat penting untuk meningkatkan perkembangan dan pertumbuhan peserta didik, untuk pengembangan pembelajaran pendidikan jasmani dimasa sekarang anak lebih senang belajar sambil bermain dibandingakan duduk manis dan membaca buku terus menerus di ruang kelas serta harus belajar monoton tanpa menggunakan media. Dalam pembelajaran pendidikan jasmani yang tertera dalam kurikulum banyak sekali hal-hal yang harus dipelajari salah satunya adalah pembelajaran bola voli.

2. Hakikat Belajar

Belajar merupakan suatu proses yang dialami setiap manusia. Proses belajar yang dialami manusia berlangsung sepanjang hayat. Proses belajar tersebut diarahkan untuk mengadakan perubahan perilaku dan tingkah laku ke arah yang lebih baik. Perubahan yang terjadi setelah berlangsung proses belajar, yaitu perubahan yang cenderung permanen.Belajar secara formal dilakukan oleh para siswa dengan bantuan guru sebagai fasilitator dalam lingkungan yang sengaja di ciptakan sedemikian rupa agar kondusif melalui kegiatan kompleks untuk menghasilkan kapabilitas atau kemampuan, keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai yang semakin berkembang.Belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri di dalam interaksi dengan lingkungannya (Choerudin, 2012 hlm. 4).

Dalam startegi pembelajaran terdapat dua konsep pendidikan yang saling berkaitan satu sama lain, yaitu belajar dan pembelajaran. Pada dasarnya konsep belajar bermuara pada kegiatan peserta didik, sedangkan konsep pembelajaran


(7)

bermuara pada pihak guru dan siswa.Belajar dan pembelajaran pada dasarnya merupakan dua konsep yang tidak dapat terpisahkan yang membentuk suatu proses interaksi antara guru dengan siswa dalam rangka mencapai tujuan yaitu perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik melalui pengalaman dan latihan, sedangkan pembelajaran merupakan usaha guru untuk menyampaikan pengetahuan atau informasi kepada siswa. Belajar dan pembelajaran di anggap sebagai proses karena di dalamnya terdapat interaksi (hubungan timbalbalik) antara guru dengan siswa. Menurut Mulyana (2009, hlm. 3) menyatakan bahwa:

Belajar adalah usaha sadar manusia untuk mengadakan perubahan perilaku dan tingkah laku ke arah yang lebih baik. Perubahan tersebut cenderung permanen, karena sebelum belajar yang bersangkutan belum mempunyai pengalaman dengan ilmu dan keterampilan yang baru diperolehnya yang secara psikologis mempengaruhi kejiwaannya, antara lain cara berpikir, mereaksi, melaksanakan dan menganalisis.

Proses belajar yang dialami manusia berlangsung berdasarkan pengalaman masing-masing dengan ilmu dan keterampilan yang baru diperoleh yang mempengaruhi kejiwaan dan cara berpikirnya. Selanjutnya menurut Gagne (dalam Sagala 2006, hlm. 13) belajar adalah sebagai suatu proses dimana suatu organisma berubah perilakunya sebagai akibat dari pengalaman. Sedangkan menurut Sagala (2006, hlm. 11) menyatakan “bahwa belajar merupakan komponen ilmu pendidikan yang berkenaan dengan tujuan dan bahan acuan interaksi baik yang bersifat eksplisit maupun bersifat implisit (tersembunyi)”.

Dari ketiga pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan meruakan suatu proses dimana terjadi suatu perubahan yang berupa perubahan tingkah laku yang dilakukan secara sadar berdasarkan pengalaman.

Adapun pengertian pembelajaran menurut Mulyana (2009, hlm.4) menyatakan bahwa Pembelajaran adalah kegiatan yang berpusat pada tujuan yang hendak dicapai berdasarkan perencanaan.Sejalan dengan teori menurut Mulyanto (2013, hlm. 10).

Pembelajaran adalah upaya memaksimalkan dari seorang guru sebagai pengajar dan seorang siswa sebagai pelajar dalam merancang atau mengelola segala suatu hal yang berkaitan dengan proses kegiatan belajar mengajar untuk memperoleh hasil belajar yang maksimal.

Suatu proses pembelajaran memiliki beberapa komponen diantaranya, guru sebagai pengajar, siswa sebagai pelajar serta sumber belajar yang menunjang


(8)

dalam proses pembelajaran. Guru, siswa dan sumber belajar saling berinteraksi satu sama lain dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran yang berlangsung memiliki tuuan yaitu agar siswa sebagai pelajar memperoleh hasil belajar yang maksimal.

Definisi lain tentang pembelajaran dikemukakan oleh Patricia L. Smithdan Tillman J. Ragan (dalam Fitriyadi, 2013 hlm.6) mengemukakan bahwa pembelajaran adalahpengembangan dan penyampaian informasi dan kegiatan yang diciptakan untuk memfasilitasi pencapaian tujuan yang spesifik.

Selanjutnya menurut Sagala (2006, hlm. 61) menyatatakan bahwa pembelajaran adalah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu keberhasilan siswa. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid.

Sedangkan menurut Dimyati dan Mujiono (dalam Sagala, 2006 hlm.62) menyatakan bahwa,„pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional untuk membuat siswa belajar secara aktif yang menekankan pada penyediaan sumber belajar‟.

Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu proses interaksi yang dilakukan antara peserta didik dan guru serta adanya sumber beljar sebagai penunjang dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan yang akan di capai. Belajar juga bisa dikatakan suatu proses dari tidak tahu menjadi mengetahui.Dalam dunia pendidikan, konsep belajar dan pembelajaran merupakan dua proses yang terdapat dalam satu sistem.

3. Pengertian Gerak Dasar

Pada umumnya setiap manusia itu harus melakukan gerak atau aktivitas setiap hari yaitu untuk melangsungkan hidupnya, oleh karena itu Pendidikan jasmani adalah proses belajar untuk bergerak dan belajar melalui gerak. Belajar melalui gerak untuk mencapai tujuan pengajaran dalam pendidikan jasmani yaitu siswa di ajarkan untuk bergerak melalui pengalaman gerak terbentuk perubahan dalam aspek jasmani dan rohani.

Perkembangan jasmani anak tidak semata-mata bergantung pada proses keamatangan. Perkembangan juga dipengaruhi oleh pengalaman gerak mereka


(9)

baik di tinjau dari aspek mutu maupun banyaknya pengalaman gerak.Namun, kegiatan ini harus disertai dengan bimbingan, arahan dan dorongan dari orang dewasa, termasuk orang tua dan guru. Melalui bimbingan, arahan dan dorongan anak akan mampu bergerak dengan penuh kesenangan, penghematan tetangga dan gerakan terkendali.

Ciri dari pendidikan jasmani adalah belajar melalui pengalaman gerak untuk mencapai tujuan pengajaran. Wujud dari proses belajar pendidikan jasmani adalah perkembangan yang menyeluruh yaitu psikomotor, kognitif dan afektif. Ketiga aspek perkembangan tersebut merupakan kesatuan yang tidak terpisahkan antara satu dengan yang lainnya.Menurut Mutohir dan Gusril (dalam Dinata 2004, hlm. 2).

Dituliskan bahwa umur 8 sampai 15 tahun adalah merupakan tahun-tahun keemasan bagi belajar ketangkasan ( skill learning ). Ini menunjukkan bahwa pada usia sekolah dasar merupakan kesempatan emas bagi guru untuk mengembangkan potensi gerak dasar yang dimiliki siswa untuk meningkatkan kualitas hidup. Dengan penguasaan keterampilan gerak dasar memudahkan seseorang untuk menguasai gerak selanjutnya.

Kemampuan gerak dasar yang dimiliki siswa sangat baik apabila dikembangkan. Masa-masa keemasan anak belajar ketangkasan adalah ketika anak berumur 8 sampai 15 tahun atau ketika usia sekolah dasar. Itu berarti guru SD sangat berpeluang besar untuk mengembangkan potensi yang dimiliki siswa pada masa itu, karena penguasaan keterampilan gerak dasar akan mempermudah siswa untuk menguasai gerak selanjutnya. Selanjutnya menurut Mulyanto (2013, hlm.28) menyatakan bahwa:

Gerak dasar manusia terdiri atas tiga macam yaitu gerak dasar lokomotor atau gerakan yang mengakibatkan seseorang berpindah tempat.Gerak dasar nonlokomotor yaitu seseorang bergerak dengan tidak berpindah tempat dan yang terakhir gerak dasar manipulatif yaitu gerakan yang dilakukan dengan mempermainkan benda.

Gerak dasar manusia yang terdiri atas tiga macam yaitu gerak dasar lokomotor, gerak dasar nonlokomotor dan gerak dasar manipulatif.Gerak dasar lokomotor merupakan yang mengakibatkan seseorang berpindah tempat.Kemampuan lokomotor digunakan untuk memindahkan tubuh orang berpindah tempat.Sedangkan gerak dasar nonlokomotor dilakukan di tempat tanpa ada ruang gerak yang terdiri dari menekuk dan meregang, mendorong dan


(10)

menarik, mengangkat dan menurunkan, melipat dan memutar, mengocok, melingkar, melambungkan dan lain-lain.Dan yang terakhir gerak dasar manipulatif dikembangkan ketika anak tengah menguasai macam-macam objek.Kemampuan manipulatif lebih banyak melibatkan tangan dan kaki, tetapi bagian lain dari tubuh kita juga dapat digunakan.

Menurut Ma‟mun dan Saputra (2000 hlm. 20) “kemampuan gerak dasar merupakan kemampuan yang biasa siswa lakukan guna meningkatkan kualitas hidup”.Sedangkan menurut Waharsono (1999, hlm 53) bahwa gerak dasar merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang sejak kecil dari masa kanak-kanak yang berkembang seiring dengan perkembangan dan pertumbuhan.Sejalan dengan meningkatnya ukuran tubuh dan meningkatnya kemampuan fisik, maka meningkat pulalah kemampuan geraknya.

Definisi lain menurut Lutan (1988, hlm. 96) menyatakan bahwa kemampuan motorik / gerak dasar lebih tepat disebut sebagai kapasitas dari seseorang yang berkaitan dengan pelaksanaan dan peragaan suatu ketrampilan yang relatif melekat setelah masa kanak-kanak.Selanjutnya menurut Choerudin (2012, hlm. 2) menyatakan bahwa,

Gerak dasar merupakan suatu proses gerakan dan pembuktian dalam suatu cabang olahraga, atau dengan kata lain gerak dasar merupakan pelaksanaan suatu kegiatan secara efektif dan rasional yang memungkinkan suatu hasil yang optimal dalam latihan atau praktek.

Sedangkan menurut Sukintaka (2004 hlm.78) mengemukakan bahwa Kemampuan motorik / gerak dasar adalah kualitas hasil gerak individu dalam melakukan gerak, baik gerakan non olahraga maupun gerak dalam olahraga atau kematangan penampilan keterampilan motorik.

Dari paparan berikut, dapat disimpulkan bahwa gerak dasar merupakan suatu proses gerakan baik gerakan non olahraga ataupun gerakan dakam olahraga yang memungkinkan suatu hasil yang optimal dalam latihan atau praktek. Adapun gerak dasar manusia yaitu meliputi gerak dasar lokomotor, nonlokomotor, serta gerak dasar manipulatif.


(11)

4. Pengertian Bola Voli

Permainan bola voli adalah permainan bola besar dengan dibatasi oleh bentangan net untuk kedua tim dan dimainkan oleh lengan dengan tujuan utama menjatuhkan bola ke wilayah lawan. Subroto dan Yudiana (2010, hlm. 42)“Permainan bola voli adalah permainan memantulkan-mantulkan bola oleh tangan atau lengan dari dua regu yang bermain di atas lapang yang mempunyai ukuran-ukuran tertentu ”ada pun pendapat lain menurut Munasifah (2008, hlm. 8) bahwa “Bola voli adalah permainan yang dilakukan oleh dua regu yang masi ng-masing terdiri atas enam orang. Bola dimainkan di udara dengan melewati net, setiap regu hanya bisa memainkan bola tiga kali pukulan”. Serta pendapat yang senada dariNugraha (2010, hlm. 21) berpendapat bahwa “Bola voli adalah permainan yang dimainkan oleh dua grup berlawanan”

Dari sumber di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pada umumnya permainan bola voli merupakan permainan oleh dua regu dengan dimainkan oleh enam pemain untuk masing-masing regu yang dibatasi oleh net. Dalam memvoli bola hanya diperkenankan menyentuh bola sebanyak tiga kali dengan tujuan akhir menjatuhkan bola di daerah lawan sampai pada poin yang telah ditentukan.

\

Gambar 2.1

Suasana Permainan Bola Voli


(12)

5. Komponen-komponen Bola Voli

Adapun komponen-komponen yang ada dalam permainan bola voli adalah sebagai berikut:

a. Alat dan sarana 1) Lapangan

Ukuran lapangan bola voli yang umum adalah 9 meter x 18 meter. Garis serang untuk pemain belakang berjarak 3 meter dari garis tengah (sejajar dengan jarring). Garis tepi lapangan adalah 5 cm.

Gambar 2.2

Ukuran Lapangan Bola Voli

(http://www.google.com/imgres?imgurl=http://3.bp.blogspot.com/-Blt4r25ZKPM/UV7b_MAyPzI/AAAAAAAACEI/Tos3iZjAfrE/s1600/lapangan%252Bbol a%252Bvolli.gif&imgrefurl=http://bens-java.blogspot.com/2013/04/ukuran-lapangan-bola-voli.html&h=550&w=880&tbnid=8kfWIZ9eOh6AJM:&zoom=1&docid=8PhWrzgPZAX7

XM&ei=IVcjVZOeIYaouwTRiYGACQ&tbm=isch&ved=0CB8QMygEMAQ)

2) Bola

Bola tersebut memiliki keliling lingkaran 65 hingga 67 cm, dengan berat 260 hingga 280 gram. Tekanan dalam bola tersebut hendaknya sekitar 0.30 hingga 0.325 kg/cm2 (4.26-4.61 psi, 294.3-318.82 mbar atau hPa).


(13)

Gambar 2.3 Bola Voli

(http://www.google.com/imgres?imgurl=http://krjogja.com/photos/37f1c38f613fc625911

f3be637560789.jpg&imgrefurl=http://krjogja.com/read/251441/bola-voli-kulonprogo-

bidik-tiga-besar.kr&h=600&w=627&tbnid=za8hqXlExB9QXM:&zoom=1&docid=KpdTFOwEuoouDM&e i=e1MjVbCJG9SLuwSkz4HIDQ&tbm=isch&ved=0CCAQMygGMAY)

3) Net

Ukuran tinggi net putra 2,43 meter dan untuk net putri 2,24 meter.

Gambar 2.4 Net bola voli

(http://www.google.com/imgres?imgurl=http://3.bp.blogspot.com/-y6FYNQAdntg/UBUBp-wUrPI/AAAAAAAAAEY/iIF23SJfztw/s1600/net.png&imgrefurl=http://makalahanghia.blogspot.co

m/2012/07/makalah-bola-voli_29.html&h=264&w=433&tbnid=Q_wBWscDWbndHM:&zoom=1&docid=TQN2PucFP4zitM&e i=TFwjVaWtM8mSuASs-oGgBg&tbm=isch&ved=0CBsQMygAMAA)


(14)

b. Pemain

Pada umumnya pemain bola voli terdiri dari tosser (atau setter),

spiker(smash), libero dan defender (pemain bertahan). Setiap tim terdiri dari 10 pemain dengan 6 pemain inti dan 4 cadangan.

Gambar 2.5

Posisi Pemain Bola Voli (Wikipedia.org, 2014, hlm. 1)

c. Peraturan permainan

Dalam memulai permainan diawali dengan servis oleh regu penyerang setelah diundi regu mana yang jadi penyerang pertama. Servis harus melewati net, bola diterima oleh regu lawan dan sentuhan bola maksimal sebanyak maksimal 3 kali dengan orang yang berbeda setiap sentuhan. Dan berusaha saling mematikan pertahanan lawan.

d. Teknik dasar permainan bola voli

Teknik dalam bermain bola voli terdiri dari servis, passing atas, passing


(15)

6. Servis Bawah Bola Voli

Dalam penelitian ini yang menjadi fokus utama adalah servis bawah bola voli.Mengenai teknik servis atas dalam permainan bola voli dikemukakan Yunus (1992, hlm. 69) servis ini adalah servis yang sangat sederhana dan diajarkan terutama untuk pemula. Gerakannya lebih alamiah dan tenaga yang digunakan tidak terlalu besar.Untuk lebih jelasnya teknik tersebut penulis uraikan berikut ini.

a. Sikap permulaan

Berdiri di daerah servis menghadap lapangan permainan lawan,bagi yang tidak kaki kidal kaki kiri berada di bagian depan dan bagi yang kidal sebaliknya. Bola di pegang pada tangan kiri, tangan kanan boleh menggenggam atau dengan telapak terbuka, lutut agak ditekuk sedikit dan berat badan berada di tengah.

Gambar 2.6

Gerak permulaan servis bawah

http://www.google.com/imgres?imgurl=http://3.bp.blogspot.com/-qnfQ52KjvGU/TzKh8g4IYEI/AAAAAAAAAC0/7NMucG5inqM/s1600/servis% 252Bbawah%252Bvoli.bmp&imgrefurl=http://denivalin.blogspot.com/&h=236& w=251&tbnid=WyGjs3fhjFMCIM:&zoom=1&docid=uGh7vwfvBEnBcM&ei=H


(16)

b. Pelaksanaan

Bola dilambungkan di depan pundak kanan, setinggi 10 sampai 20 cm, pada saat yang bersamaan tangan kanan ditarik kebelakang, kemudian diayunkan kearah depan atas dan mengenai bagian belakang bola. Lengan diluruskan dan telapak tangan atau genggaman tangan ditegangkan.

Gambar 2.7

Gerak pelaksanaan servis bawah

(http://umarhadiwahyu.blogspot.com/2010/12/bola-voli-1.html?m=1)

c. Gerak lanjut

Setelah memukul diikuti dengan memindahkan berat badan kedepan, dengan melangkahkan kaki kanan kedepan dan segera masuk kelapangan untuk mengambil posisi dengan sikap siap normal, siap untuk menerima pengembalian atau serangan dari pihak lawan.


(17)

gambar 2.8

gerak lanjutan servis bawah

(http://umarhadiwahyu.blogspot.com/2010/12/bola-voli-1.html?m=1) Untuk teknik di atas ada yang penting di perhatikan ketika melakukan sevis yaitu seperti berikut ini:

1) Lambungan bola.

2) Timing lambungan bola dan pukulan terhadap bola harus tepat. 3) Power lengan keras (strongspike) atau lemah (weakspike).

7. Peranan dan Hubungan Power Lengan terhadap servis Bawah Bola Voli Power merupakan salah satu komponen fisik yang memiliki peran penting bagi setiap cabang olahraga terutama yang memerlukan daya ledak otot yang tinggi. ”Poweradalah kemampuan otot untuk mengerahkan kekuatan maksimal dalam waktu yang amat singkat” (Harsono, 2001, hlm. 24). Pendapat ini juga ditegaskan oleh Susilawati (2009, hlm. 34) kekuatan elastis (power) adalah ”type/macam kekuatan yang sangat diperlukan dimana otot dapat bergerak cepat terhadap suatu tahanan”. Adapun pendapat lain tentang power menurut Lutan (2001, hlm. 71)”Power adalah kemampuan untuk mengerahkan usaha maksimal secepat mungkin”Jadi, berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat dijelaskan bahwa power adalah gabungan antara kekuatan dan kecepatan atau kombinasi dari kecepatan kontraksi dan kecepatan gerak, artinya kekuatan dapat dinyatakan sebagai power apabila dilakukan dengan sangat cepat.


(18)

Peranan power lengan dalam permainan bola voli yaitu terutama untuk memukul bola pada saat servis dan smash. Menurut Istyadi (2007, hlm. 29) ”Kekuatan otot lengan yang memadai berpengaruh terhadap pukulan servis bisa diarahkan sampai ke belakang lapangan lawan”. Sehingga bola harus dipukul keras dengan mengerahkan power otot lengan. Sedangkan menurut Safari (2009, hlm. 41) ”Pada olahraga bola voli power ini diperlukan untuk melakukan gerakan-gerakan yang kuat dan cepat”. Dengan demikian otot lengan memiliki peranan penting dan memiliki hubungan yang erat dengan hasil servis atas bola voli.

8. Peranan dan HubunganPanjang Lengan terhadap Servis Bawah Bola Voli

Menurut Sukintaka (Koswara, 2013, hlm. 13-14) yang dapat disimpulkan bahwa tubuh manusia terdiri dari tiga tipe yakni tipe piknis,tipe leptosom dan tipe

atletis.

Tipe Piknis, bentuk tubuh tipe ini memiliki ciri-ciri yang khas yaitu: a. Badan agak pendek

b. Dada membulat, perut besar, bahu tidak lebar. c. Leher pendek dan kuat.

d. Lengan dan kaki agak lemah

e. Banyak lemak, sehingga otot-otot dan tulang-tulangnya tidak tampak nyata.

Tipe leptosom, tipe ini mempunyai ciri-ciri khusus yaitu: a. Badan langsing kurus.

b. Rongga dada kecil, sempit pipih. c. Lengan dan tungkai kurus. d. Muka bulat telur.

e. Berat badan relatif kurang.

Tipe atletis, ciri-ciri yang khas pada manusia yang bertipe ini yaitu: a. Tulang-tulang dan otot nampak kuat

b. Badan kokoh dan tegap. c. Memiliki badan yang tinggi.

d. Bahu lebar dan dada besar serta kuat.


(19)

Keadaan mengenai ukuran tubuh berupa panjang lengan akan beruntung untuk memperoleh kecepatan gerak lengan. Sedangkan menurut pendapat Mulyanto dan Jayadinata (2010, hlm. 14) yang peneliti simpulkan bahwa panjangnya lengan dapat diukur dimulai pangkal gelang bahu sampai dengan ujung jari terpanjang.

Sudah diketahui bahwa tulang lengan dengan luas panjang,kemudian otot yang panjang dan langsing serta nampak kuatakan memungkinkan terjadi gerakan yang cepat dan luas. Karena lengan dengan tuas yang panjang dipengaruhi kecepatan gerakan dan kecepatan gerakan itu sebanding dengan besarnya radius. Ini sependapat menurut Harsono (Istyadi, 2007, hlm. 29-30) bahwa.

Lengan yang berukuran panjang dapat berpengaruh terhadap kecepatan gerakan pukulan dan kecepatan itu sebanding dengan besarnya radius yaitu panjang lengan seseorang. Jadi makin panjang radiusnya makin besar pula kecepatan yang diperolehnya sehingga laju bola bertambah cepat, serta pukulan awal tersebut dapatsebagai serangan awal yang baik dari garis belakang.

Jadi makin panjang radiusnya makin besar pula kecepatan yang diperoleh. Sehingga dengan lengan yang panjang diperoleh sumbangan dalam pelaksanaan pukulan bola servis.

B.Penelitian yang Relevan

Beberapa hasil temuan penelitian dan karya tulis sebagai acuan untuk melakukan penelitian deskriptif, diuraikan sebagai berikut:

1. Sudrajat n., billy agung (2014) hubungan tinggi badan, power lengan, dan panjang lengan terhadap servis atas bola voli. S1 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.

Banyak faktor yang mempengaruhi kemampuan pemain bola voli yakni diantaranya faktor fisik, baik secara anatomis yaitu tinggi badan dan panjang lengan, sedangkan secara fungsional yaitu kemampuan lengan dalam hal daya ledak ototnya (power).Untuk memperoleh bibit pemain bola voli yang baik perlu diketahui seberapa besar hubungan faktor-faktor tersebut ikut berpengaruh terhadap hasil permainan bola voli khususnya dalam pelaksanaan servis atas.Dukungan tinggi badan, panjang lengan dan power lengan merupakan hal


(20)

yang dibutuhkan oleh pemain bola voli.Maka, yang menjadi fokus penelitian ini terdiri dari variabel bebas, yaitu tinggi badan (X1), power lengan (X2), dan panjang lengan (X3).Sedangkan variabel terikat adalah servis atas bola voli (Y).

Tujuan dari diadakannya penelitian ini yaitu untuk melihat hubungan-hubungan dari keseluruhan variabel penelitian.Jumlahsampelpenelitian yang digunakan berjumlah 26 orang dengan teknik sampling adalah sampling total.Dalam meneliti masalah hubungan antara tinggi badan, power lengan dan panjang lengan terhadap servis atas bola voli,menggunakan metode penelitian korelasional.Penelitian korelasional ini bertujuan untuk mencari nilai koefesien korelasi dan signifikansi secara statistik.Adapun instrumen pengambilan data tinggi badan dengan pengukur tinggi badan, pengambilan data power lengan melalui tes lempar bola medicine, pengukuran panjang lengan dilakukan dengan pengukur panjang lengan, dan tes servis atas yang diberikannya skor-skor untuk sasarannya.Data yang didapatkan kemudian diolah secara statistik dengan bantuansoftware SPSS v.16 for Windows.Data-data tersebut diuji normalitas datanya guna mencari tahu normal tidaknya suatu data penelitian.Berdasarkan perhitungan didapatkan bahwa seluruh data berdistribusi normal.Kemudian masing-masing diuji korelasi dan signifikansi serta koefesien determinasinya.

Maka berdasarkan perhitunganhasil korelasi variabel tinggi badan sebesar 0,324dengan signifikansi sebesar0,106 dan kontribusi sebesar 10,5% terhadap servis atas bola voli. Korelasi variabel power lengan sebesar 0,442dengan signifikansi sebesar0,024 dan kontribusi sebesar 19,5% terhadap servis atas bola voli. Korelasi variabel panjang lengan sebesar 0,357dengan signifikansi sebesar0,073 dan kontribusi sebesar 12,8% terhadap servis atas bola voli. Korelasi variabel tinggi badan dan power lengan sebesar 0,525dengan signifikansi sebesar0,024 dan kontribusi sebesar 27,6% terhadap servis atas bola voli. Berdasarkan perhitunganhasil korelasi variabel tinggi badan dan panjang lengan sebesar 0,362dengan signifikansi sebesar0,198 dan kontribusi sebesar 13,1% terhadap servis atas bola voli. Berdasarkan perhitunganhasil korelasi variabel power lengan dan panjang lengan sebesar 0,559dengan signifikansi sebesar0,014 dan kontribusi sebesar 31,2% terhadap servis atasbola voli. Dan korelasi variabel


(21)

tinggi badan, power lengan, dan panjang lengan sebesar 0,559dengan signifikansi sebesar0,038 dan kontribusi sebesar 31.2% terhadap servis atas bola voli.

2. Penelitian yang berjudul “Hubungan Power Otot Lengan Terhadap Kemampuan Servis Bawah Pada Permainan Bola Voli Siswa Kelas VIII SMPN 2 Tanah Jambo Aye Aceh Utara Tahun Ajaran 2013/2014”Yang disusun oleh Muhammad Jafar.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan Antara Hubungan Power Otot Lengan Terhadap Kemampuan Servis Bawah Pada Permainan Bola Voli Siswa Kelas VIII SMPN 2 Tanah Jambo Aye Aceh Utara Tahun Ajaran 2013/2014. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Siswa SMPN 2 Tanah Jambo Aye Aceh Utara Tahun Ajaran 2013/2014 yang berjumlah 240 siswa.Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa putra Kelas VIII SMPN 2 Tanah Jambo Aye Aceh Utara Tahun Ajaran 2013/2014 yang berjumlah 20 orang.Teknik penentuan sampel menggunakan teknik Purposive sampling.Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif dengan uji korelasi. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan tes,(1) pengukuran power otot lengan, dan (2) Tes kemampuan servis bawa. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan teknik analisis korelasi sederhana.

Hasil penelitian yang diperoleh adalah terdapat hubungan yang signifikan antara power otot lengan dengan kemampuan servis bawah(r = 0,73).Hubungan antara power otot lengan sebesar 53,29% terhadap kemampuan servis bawah. Data yang diperoleh dianalisis dengan teknik uji – t pada taraf signifikan 95 %. Dari hasil analisis data diperoleh t–Hitung = 5,94 lebih besar dari t- tabel pada taraf signifikan 95 % = 2,09. Dengan demikian dapat disimpulkan terdapat hubungan yang berarti antara power otot lengan dengan kemampuan servis bawah pada Siswa Kelas VIII SMPN 2 Tanah Jambo Aye Aceh Utara Tahun Ajaran 2013/2014.

3. Penelitian yang berjudul hubungan antara panjang lengan, kekuatan lengan dan keseimbangan dengan kemampuan passing bawah dalam permainan bola voli pada siswa smp negeri 1 barru kabupaten barru yang disusun oleh : Hasanuddin, Universitas Negeri Makassar tahun 2013.


(22)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui; (1) ada hubungan antara panjang lengan dengan kemampuan passing bawah dalam permainan bolavoli; (2) ada hubungan antara kekuatan lengan dengan kemampuan passing bawah dalam permainan bolavoli; (3) ada hubungan antara keseimbangan dengan kemampuan passing bawah dalam permainan bolavoli, (4)ada hubungan secara bersama-sama antara panjang lengan, kekuatan lengan, dan keseimbangan dengan kemampuan passing bawah dalam permainan bolavoli.

Penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif yang menggunakan rancangan penelitian "korelasional".Populasinya adalah keseluruhan siswa SMP Negeri 1 Barru Kabupaten Barru.Sampel yang digunakan adalah siswa putra sebanyak 60 orang. Teknik penentuan sampel adalah dengan pemilihan secara acak dengan cara undian (Simple Random Sampling). Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi ganda tiga prediktor, analisis koefisien korelasi person product moment (r), dan analisis korelasi ganda (R) melalui program SPSS 14 pada taraf signifikan α = 0,05.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa; (1) Ada hubungan yang signifikan antara panjang lengan dengan kemampuan passing bawah dalam permainan bolavoli , dengan nilai ro sebesar = 0,791; (2) Ada hubungan yang signifikan antara kekekuatan lengan dengan kemampuan passing bawah dalam permainan bolavoli, dengan nilai ro sebesar =0,526; (3) ada hubungan yang signifikan antara keseimbangan dengan kemampuan passing bawah dalam permainan bolavoli dengan nilai ro sebesar = 0,347; (4) Ada hubungan yang signifikan secara bersama-sama antara panjang lengan, kekuatan lengan, dan keseimbangan dengan kemampuan passing bawah dalam permainan bolavoli; dengan nilai RO sebesar 0,798.

C.Kerangka Berpikir

Pada pelaksanaan permainan bola voli ada berbagai faktor yang dapat mendukung dalam melakukan servis bawah bola voli. Dalam pelaksanaan teknik servis bawah bola voli harus memperhitungkan kemampuan kondisi fisik yang baik selain teknik yang dilakukan oleh pemain. Fisik yang mendukung terhadap pelaksanaan teknik servis harus dikembangkan, oleh karena itu pelaksanaan servis


(23)

harus didukung oleh kondisi fisik yang baik. Hal ini diungkapkan oleh Dwijowinoto (Kurniawan, 2011, hlm. 47) mengungkapkan bahwa:

Latihan adalah peran serta yang sistematis dalam latihan yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas fungsional fisik dan daya tahan latihan. Dalam bidang olahraga tujuan akhir latihan adalah untuk meningkatkan penampilan olahraga.

Power lengan dan panjang lengan merupakan komponen fisik yang pokok guna servis yang dilakukan oleh pemain bola voli dapat dengan tepat diarahkan kepada pemain lawan yang relatif lemah atau juga diarahkan kepada pemain lawan yang relatif lemah atau juga diarahkan ke lapangan lawan yang kosong sehingga hasilnya angka untuk timnya. Pelaksanaan servis yang didukung oleh kemampuan fisik dari pemain yang baik akan menghasilkan servis yang tepat sasaran dan menghasilkan poin yang akan menjadikan timnya menjadi juara, sehingga jelas sekali power lengan sangat dapat berpengaruh pada keberhasilan pelaksanaan servis atas. Karena apabila lengan tidak memiliki power lengan yang baik, hasil servis atas bola voli tidak akan sampai ke daerah lawan melewati net.

Menurut Giriwijoyo dan Sidik (2010, hlm. 19) aspek-aspek kondisi fisik berupa kesesuaian anatomik atau anatomical fitness disebutkan yakni:

- tinggi badan - berat badan

- kelengkapan anggota badan - ukuran berbagai bagian badan

Faktor anatomis lainnya yaitu ukuran berbagai bagian badan yang dalam kajian ini adalah panjang lengan. Harsono (Istyadi, 2007, hlm. 29-30) menjelaskan bahwa.

Lengan yang berukuran panjang dapat berpengaruh terhadap kecepatan gerakan pukulan dan kecepatan itu sebanding dengan besarnya radius yaitu panjang lengan seseorang. Jadi makin panjang radiusnya makin besar pula kecepatan yang diperolehnya sehingga laju bola bertambah cepat, serta pukulan awal tersebut dapatseagai serangan awal yang baik dari garis belakang.

Panjang lengan ini dipertegas oleh Istyadi (2007, hlm. 27-28) dalam penelitiannya bahwa:

Keadaan mengenai ukuran tubuh berupa panjang lengan akan beruntung untuk memperoleh kecepatan gerak lengan. Bahwa tulang merupakan lengan


(24)

dengan tuas panjang. Kemudian otot yang panjang dan langsing akan memungkinkan terjadi gerakan yang cepat dan luas. Karena lengan dengan tuas yang panjang dipengaruhi kecepatan gerakan dan kecepatan gerakan itu sebanding dengan besarnya radius yaitulengan seseorang. Jadi makin panjang radiusnya makin besar pula kecepatan yang diperoleh.

Maka panjang lengan merupakan komponen fisiologis lainnya yang dapat mendukung keberhasilan akan pelaksanaan servis bawah bola voli.

Dari komponen-komponen tersebut, dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar 2.9

Bagan Kerangka Berpikir Penelitian

PERMASALAHAN SERVIS BAWAH

BOLA VOLI DI

TIM BOLA VOLI SDN TANJUNGJAYA

IDENTIFIKASI

Servis bawah bola voli

Panjang lengan

Power

lengan

ANALISIS DATA HASIL PENELITIAN


(25)

D.Anggapan Dasar

Anggapan dasar penelitian “kontribusi panjang lengan dan power lengan terhadap servis bawah bola voli” dapat dirumuskan bahwa:

1. Power lengan dibutuhkan dalam pelaksanaan servis bawah bola voli 2. Panjang lengan memiliki kontribusi terhadap kecepatan dalam

pelaksanaan memukul bola pada servis bawah bola voli

3. Power lengan sebagai komponen utama dalam pelaksanaan servis bawah bola voli, sedangkan panjang lengan merupakan komponen pendukung dalam pelaksanaan servis bawah bola voli

E.Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara dan dimaksudkan menjadi landasan logis dan memberi arah kepada proses pengumpulan data serta proses penelitian itu sendiri. Hipotesis hendaklah membuat semakin jelas arah pengujian suatu masalah. Tentang pengertian hipotesis, Arikunto (1996: 67) menjelaskan sebagai berikut : “Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul.”Maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis merupakan suatu pernyataan yang masih perlu diuji kebenarannya. Berikut ini adalah hipotesis yang penulis ajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Power lengan memiliki kontribusi yang signifikan terhadap hasilservis bawah bola voli.

b. Panjang lengan memiliki kontribusi yang signifikan terhadap hasil servis bawah bola voli

c. Power lengan dan panjang lengan memiliki kontribusi yang signifikan terhadap hasil servis bawah bola voli


(1)

yang dibutuhkan oleh pemain bola voli.Maka, yang menjadi fokus penelitian ini terdiri dari variabel bebas, yaitu tinggi badan (X1), power lengan (X2), dan panjang lengan (X3).Sedangkan variabel terikat adalah servis atas bola voli (Y).

Tujuan dari diadakannya penelitian ini yaitu untuk melihat hubungan-hubungan dari keseluruhan variabel penelitian.Jumlahsampelpenelitian yang digunakan berjumlah 26 orang dengan teknik sampling adalah sampling total.Dalam meneliti masalah hubungan antara tinggi badan, power lengan dan panjang lengan terhadap servis atas bola voli,menggunakan metode penelitian korelasional.Penelitian korelasional ini bertujuan untuk mencari nilai koefesien korelasi dan signifikansi secara statistik.Adapun instrumen pengambilan data tinggi badan dengan pengukur tinggi badan, pengambilan data power lengan melalui tes lempar bola medicine, pengukuran panjang lengan dilakukan dengan pengukur panjang lengan, dan tes servis atas yang diberikannya skor-skor untuk sasarannya.Data yang didapatkan kemudian diolah secara statistik dengan bantuansoftware SPSS v.16 for Windows.Data-data tersebut diuji normalitas datanya guna mencari tahu normal tidaknya suatu data penelitian.Berdasarkan perhitungan didapatkan bahwa seluruh data berdistribusi normal.Kemudian masing-masing diuji korelasi dan signifikansi serta koefesien determinasinya.

Maka berdasarkan perhitunganhasil korelasi variabel tinggi badan sebesar 0,324dengan signifikansi sebesar0,106 dan kontribusi sebesar 10,5% terhadap servis atas bola voli. Korelasi variabel power lengan sebesar 0,442dengan signifikansi sebesar0,024 dan kontribusi sebesar 19,5% terhadap servis atas bola voli. Korelasi variabel panjang lengan sebesar 0,357dengan signifikansi sebesar0,073 dan kontribusi sebesar 12,8% terhadap servis atas bola voli. Korelasi variabel tinggi badan dan power lengan sebesar 0,525dengan signifikansi sebesar0,024 dan kontribusi sebesar 27,6% terhadap servis atas bola voli. Berdasarkan perhitunganhasil korelasi variabel tinggi badan dan panjang lengan sebesar 0,362dengan signifikansi sebesar0,198 dan kontribusi sebesar 13,1% terhadap servis atas bola voli. Berdasarkan perhitunganhasil korelasi variabel power lengan dan panjang lengan sebesar 0,559dengan signifikansi sebesar0,014 dan kontribusi sebesar 31,2% terhadap servis atasbola voli. Dan korelasi variabel


(2)

tinggi badan, power lengan, dan panjang lengan sebesar 0,559dengan signifikansi sebesar0,038 dan kontribusi sebesar 31.2% terhadap servis atas bola voli.

2. Penelitian yang berjudul “Hubungan Power Otot Lengan Terhadap Kemampuan Servis Bawah Pada Permainan Bola Voli Siswa Kelas VIII SMPN 2 Tanah Jambo Aye Aceh Utara Tahun Ajaran 2013/2014”Yang disusun oleh Muhammad Jafar.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan Antara Hubungan Power Otot Lengan Terhadap Kemampuan Servis Bawah Pada Permainan Bola Voli Siswa Kelas VIII SMPN 2 Tanah Jambo Aye Aceh Utara Tahun Ajaran 2013/2014. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Siswa SMPN 2 Tanah Jambo Aye Aceh Utara Tahun Ajaran 2013/2014 yang berjumlah 240 siswa.Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa putra Kelas VIII SMPN 2 Tanah Jambo Aye Aceh Utara Tahun Ajaran 2013/2014 yang berjumlah 20 orang.Teknik penentuan sampel menggunakan teknik Purposive sampling.Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif dengan uji korelasi. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan tes,(1) pengukuran power otot lengan, dan (2) Tes kemampuan servis bawa. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan teknik analisis korelasi sederhana.

Hasil penelitian yang diperoleh adalah terdapat hubungan yang signifikan antara power otot lengan dengan kemampuan servis bawah(r = 0,73).Hubungan antara power otot lengan sebesar 53,29% terhadap kemampuan servis bawah. Data yang diperoleh dianalisis dengan teknik uji – t pada taraf signifikan 95 %. Dari hasil analisis data diperoleh t–Hitung = 5,94 lebih besar dari t- tabel pada taraf signifikan 95 % = 2,09. Dengan demikian dapat disimpulkan terdapat hubungan yang berarti antara power otot lengan dengan kemampuan servis bawah pada Siswa Kelas VIII SMPN 2 Tanah Jambo Aye Aceh Utara Tahun Ajaran 2013/2014.

3. Penelitian yang berjudul hubungan antara panjang lengan, kekuatan lengan dan keseimbangan dengan kemampuan passing bawah dalam permainan bola voli pada siswa smp negeri 1 barru kabupaten barru yang disusun oleh : Hasanuddin, Universitas Negeri Makassar tahun 2013.


(3)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui; (1) ada hubungan antara panjang lengan dengan kemampuan passing bawah dalam permainan bolavoli; (2) ada hubungan antara kekuatan lengan dengan kemampuan passing bawah dalam permainan bolavoli; (3) ada hubungan antara keseimbangan dengan kemampuan passing bawah dalam permainan bolavoli, (4)ada hubungan secara bersama-sama antara panjang lengan, kekuatan lengan, dan keseimbangan dengan kemampuan passing bawah dalam permainan bolavoli.

Penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif yang menggunakan rancangan penelitian "korelasional".Populasinya adalah keseluruhan siswa SMP Negeri 1 Barru Kabupaten Barru.Sampel yang digunakan adalah siswa putra sebanyak 60 orang. Teknik penentuan sampel adalah dengan pemilihan secara acak dengan cara undian (Simple Random Sampling). Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi ganda tiga prediktor, analisis koefisien korelasi person product moment (r), dan analisis korelasi ganda (R) melalui program SPSS 14 pada taraf signifikan α = 0,05.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa; (1) Ada hubungan yang signifikan antara panjang lengan dengan kemampuan passing bawah dalam permainan bolavoli , dengan nilai ro sebesar = 0,791; (2) Ada hubungan yang signifikan antara kekekuatan lengan dengan kemampuan passing bawah dalam permainan bolavoli, dengan nilai ro sebesar =0,526; (3) ada hubungan yang signifikan antara keseimbangan dengan kemampuan passing bawah dalam permainan bolavoli dengan nilai ro sebesar = 0,347; (4) Ada hubungan yang signifikan secara bersama-sama antara panjang lengan, kekuatan lengan, dan keseimbangan dengan kemampuan passing bawah dalam permainan bolavoli; dengan nilai RO sebesar 0,798.

C.Kerangka Berpikir

Pada pelaksanaan permainan bola voli ada berbagai faktor yang dapat mendukung dalam melakukan servis bawah bola voli. Dalam pelaksanaan teknik servis bawah bola voli harus memperhitungkan kemampuan kondisi fisik yang baik selain teknik yang dilakukan oleh pemain. Fisik yang mendukung terhadap pelaksanaan teknik servis harus dikembangkan, oleh karena itu pelaksanaan servis


(4)

harus didukung oleh kondisi fisik yang baik. Hal ini diungkapkan oleh Dwijowinoto (Kurniawan, 2011, hlm. 47) mengungkapkan bahwa:

Latihan adalah peran serta yang sistematis dalam latihan yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas fungsional fisik dan daya tahan latihan. Dalam bidang olahraga tujuan akhir latihan adalah untuk meningkatkan penampilan olahraga.

Power lengan dan panjang lengan merupakan komponen fisik yang pokok guna servis yang dilakukan oleh pemain bola voli dapat dengan tepat diarahkan kepada pemain lawan yang relatif lemah atau juga diarahkan kepada pemain lawan yang relatif lemah atau juga diarahkan ke lapangan lawan yang kosong sehingga hasilnya angka untuk timnya. Pelaksanaan servis yang didukung oleh kemampuan fisik dari pemain yang baik akan menghasilkan servis yang tepat sasaran dan menghasilkan poin yang akan menjadikan timnya menjadi juara, sehingga jelas sekali power lengan sangat dapat berpengaruh pada keberhasilan pelaksanaan servis atas. Karena apabila lengan tidak memiliki power lengan yang baik, hasil servis atas bola voli tidak akan sampai ke daerah lawan melewati net.

Menurut Giriwijoyo dan Sidik (2010, hlm. 19) aspek-aspek kondisi fisik berupa kesesuaian anatomik atau anatomical fitness disebutkan yakni:

- tinggi badan - berat badan

- kelengkapan anggota badan - ukuran berbagai bagian badan

Faktor anatomis lainnya yaitu ukuran berbagai bagian badan yang dalam kajian ini adalah panjang lengan. Harsono (Istyadi, 2007, hlm. 29-30) menjelaskan bahwa.

Lengan yang berukuran panjang dapat berpengaruh terhadap kecepatan gerakan pukulan dan kecepatan itu sebanding dengan besarnya radius yaitu panjang lengan seseorang. Jadi makin panjang radiusnya makin besar pula kecepatan yang diperolehnya sehingga laju bola bertambah cepat, serta pukulan awal tersebut dapatseagai serangan awal yang baik dari garis belakang.

Panjang lengan ini dipertegas oleh Istyadi (2007, hlm. 27-28) dalam penelitiannya bahwa:

Keadaan mengenai ukuran tubuh berupa panjang lengan akan beruntung untuk memperoleh kecepatan gerak lengan. Bahwa tulang merupakan lengan


(5)

dengan tuas panjang. Kemudian otot yang panjang dan langsing akan memungkinkan terjadi gerakan yang cepat dan luas. Karena lengan dengan tuas yang panjang dipengaruhi kecepatan gerakan dan kecepatan gerakan itu sebanding dengan besarnya radius yaitulengan seseorang. Jadi makin panjang radiusnya makin besar pula kecepatan yang diperoleh.

Maka panjang lengan merupakan komponen fisiologis lainnya yang dapat mendukung keberhasilan akan pelaksanaan servis bawah bola voli.

Dari komponen-komponen tersebut, dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar 2.9

Bagan Kerangka Berpikir Penelitian PERMASALAHAN

SERVIS BAWAH BOLA VOLI

DI

TIM BOLA VOLI SDN TANJUNGJAYA

IDENTIFIKASI

Servis bawah bola voli

Panjang lengan

Power lengan

ANALISIS DATA HASIL PENELITIAN


(6)

D.Anggapan Dasar

Anggapan dasar penelitian “kontribusi panjang lengan dan power lengan terhadap servis bawah bola voli” dapat dirumuskan bahwa:

1. Power lengan dibutuhkan dalam pelaksanaan servis bawah bola voli 2. Panjang lengan memiliki kontribusi terhadap kecepatan dalam

pelaksanaan memukul bola pada servis bawah bola voli

3. Power lengan sebagai komponen utama dalam pelaksanaan servis bawah

bola voli, sedangkan panjang lengan merupakan komponen pendukung dalam pelaksanaan servis bawah bola voli

E.Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara dan dimaksudkan menjadi landasan logis dan memberi arah kepada proses pengumpulan data serta proses penelitian itu sendiri. Hipotesis hendaklah membuat semakin jelas arah pengujian suatu masalah. Tentang pengertian hipotesis, Arikunto (1996: 67) menjelaskan sebagai berikut : “Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul.”Maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis merupakan suatu pernyataan yang masih perlu diuji kebenarannya. Berikut ini adalah hipotesis yang penulis ajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Power lengan memiliki kontribusi yang signifikan terhadap hasilservis bawah bola voli.

b. Panjang lengan memiliki kontribusi yang signifikan terhadap hasil servis bawah bola voli

c. Power lengan dan panjang lengan memiliki kontribusi yang signifikan terhadap hasil servis bawah bola voli