Karakteristik Mahasiswa yang Mempengaruhi Indeks Prestasi Mahasiswa Depertemen Matematika Universitas Sumatera Utara

BAB 2
LANDASAN TEORI

2.1

Karakteristik Mahasiswa

2.1.1

Defenisi Mahasiswa

Mahasiswa dapat didefinisikan sebagai individu yang sedang menuntut ilmu
ditingkat perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta atau lembaga lain yang
setingkat dengan perguruan tinggi (Poerwadarminta, 2005: 375). Mahasiswa
dinilai memiliki tingkat intelektualitas yang tinggi, kecerdasan dalam berpikir dan
keerencanaan dalam bertindak. Berpikir kritis dan bertindak dengan cepat dan
tepat merupakan sifat yang cenderung melekat pada diri setiap mahasiswa, yang
merupakan prinsip yang saling melengkapi.

2.1.2


Karakteristik Mahasiswa

Kamus umum bahasa Indonesia mendefinisikan karakter sebagai tabiat, watak,
sifat-sifat kejiwaan, atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari orang lain
(Poerwadarminta, 1976). Sejalan dengan itu, (Hornby, 1985) mengartikan
karakter sebagai watak (mental), kekuatan moral (moral strength), kemampuan
dan kualitas yang menjadikan pembeda seseorang atau benda dengan yang lainnya
(abilities and qualities).
Winkel, W.S. (1999:149) menyatakan bahwa karakter ialah keseluruhan
hasrat-hasrat manusia yang terarah pada suatu tujuan yang mengandung nilai
moralitas, mengacu pada gaya hidup seseorang, tingkah laku yang konsisten dan
lebih mudah diperkirakan. Pada tahap ini seseorang mempunyai sistem nilai yang
dapat mengendalikan tingkah lakunya dalam kehidupan hingga dapat membentuk
gaya yang luas, berbeda dengan orang lain.
Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa karakteristik
mahasiswa sangat erat kaitannya dengan sifat dasarnya dan menunjuk pada suatu

Universitas Sumatera Utara

12


aspek dalam kepribadian yaitu keseluruhan sifat-sifat individual seseorang yang
dapat memberikan pengaruh terhadap proses pembelajaran.
Ditinjau dari sifat dasar ada lima karakteristik mahasiswa dalam proses
pembelajaran yaitu, intelegensi, sikap, bakat, minat, dan motivasi (Syah, 1996).
Namun untuk mencapai sukses, mahasiswa dituntut untuk bertekad dan berusaha
agar menjadi mahasiswa yang unggul, penuh semangat dan penuh gairah
mengikuti studi. Mengikuti studi secara sungguh-sungguh dengan penuh perhatian
untuk membina pengetahuan ilmiah seluas-luasnya.

2.2

Indeks Prestasi

2.2.1 Pengertian Indeks Prestasi
Indeks Prestasi (IP) adalah nilai kredit rata-rata yang merupakan satuan nilai akhir
yang menggambarkan nilai proses belajar mengajar setiap semester atau dapat
diartikan juga sebagai besaran atau angka yang menyatakan prestasi keberhasilan
dalam proses belajar mengajar mahasiswa pada suatu semester. Indeks Prestasi
dibedakan menjadi Indeks Prestasi Semester (IPS) dan Indeks Prestasi Kumulatif

(IPK).
1. IP semester adalah indeks prestasi yang perhitungannya berdasarkan mata
kuliah yang ditempuh selama satu semester tertentu.
2. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) adalah indeks prestasi mahasiswa yang
perhitungannya berdasarkan seluruh mata kuliah yang telah ditempuh.

Tabel 2.1 Predikat Indeks Prestasi Kumulatif

IPK

Predikat

4,00

Summa Cumlaude

3,51-3,99

Cumlaude


2,76-3,50

Sangat Memuaskan

2,00-2,75

Memuaskan

Universitas Sumatera Utara

13

2.2.2

Prestasi Akademik

Prestasi pada hakikatnya merupakan hasil dari suatu kegiatan atau aktivitas yang
dikerjakan. Definisi prestasi belajar dinyatakan sebagai penilaian hasil usaha
kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun
kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak

(dalam hal ini adalah mahasiswa) dalam periode tertentu (Sutratinah Tirtonegoro,
2001: 43). Dengan mengetahui prestasi belajar anak, maka dapat diketahui tingkat
penguasaan anak selama belajar dengan kata lain kita mampu mengetahui hasil
belajar anak. Oleh sebab itu, prestasi belajar dapat diartikan sama dengan hasil
belajar (Sutratinah Tirtonegoro, 2001: 44).

2.2.3

Indeks Prestasi Sebagai Indikator Prestasi Akademik

Prestasi belajar mahasiswa perlu diukur atau dinilai untuk mengetahui tingkat
keberhasilan mahasiswa dalam belajar. Proses pengukuran atau penilaian prestasi
belajar ini bisa juga disebut dengan evaluasi hasil belajar. Penilaian prestasi
belajar, selain menjadi motivasi tersendiri bagi mahasiswa juga bertujuan untuk
memberikan informasi kepada dosen dalam memberikan langkah-langkah
instruksional yang konstruktif guna meningkatkan prestasi belajar mahasiswa
kedepan. Beberapa langkah yang dapat diambil untuk menilai prestasi belajar
mahasiswa sebagai berikut (Sardiman A.M. , 2009: 174-175):
1.


Mengumpulkan data hasil belajar melalui:
-

Setiap kali ada usaha mengevaluasi selama pelajaran berlangsung.

-

Pada akhir masa study /ujian akhir.

2. Menganalisis data hasil belajar lalu dosen pengajar dapat menentukan :
-

Mahasiswa yang menemukan pola-pola belajar yang lain.

-

Keberhasilan atau tidaknya mahasiswa dalam belajar.

3. Menggunakan data hasil belajar dalam hal ini menyangkut:


Universitas Sumatera Utara

14

- Lahirnya feed back untuk masing-masing mahasiswa dan ini perlu
diketahui oleh dosen.
- Adanya feed back itu maka dosen akan menganalisis dengan tepat
follow- up atau kegiatan-kegiatan berikutnya.

Prestasi belajar mahasiswa pada umumnya ditunjukkan dengan angka
yang disebut dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). Meskipun terdapat berbagai
acuan lain untuk menjadi tolak ukur prestasi, mahasiswa tidak dapat
menghindarkan penilaian sekilas oleh lingkungan sekitarnya saat mengetahui
besarnya IPK yang diperoleh. Untuk mengetahui IPK

dapat dilakukan

melaluievaluasi dengan menggunakan teknik tes dan teknik non-tes.

2.3


Ujian Nasional

2.3.1

Pengertian Ujian Nasional

Ujian Nasional adalah sistem evaluasi standar pendidikan dasar dan menengah di
Indonesia. Selain itu sebagai sarana untuk memetakan mutu berbagai tingkatan
pendidikan satu daerah dengan daerah lain (Syawal Gultom, 2013). Disisi lain,
defenisi Ujian Nasional adalah penilaian hasil belajar oleh pemerintah yang
bertujuan untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata
pelajaran tertentu dalam kelompok ilmu pengetahuan dan teknologi (Hari Setiadi).
Secara umum, banyak pihak yang mengartikan Ujian Nasional sebagai upaya
pemerintah untuk mengevaluasi tingkat pendidikan secara nasional dengan
menetapkan standarisasi nasional pendidikan (H. A. R. Tilaar, 2006).
Hasil dari Ujian Nasional yang diselenggarakan oleh Negara adalah upaya
pemetaan masalah pendidikan dalam rangka menyusun kebijakan pendidikan
nasional. Berdasarkan pendapat tersebut tentang Ujian Nasional maka dapat
disimpulkan bahwa Ujian Nasional adalah sistem evaluasi atau penilaian standar

pendidikan dasar dan menengah secara nasional dengan menetapkan standarisasi
nasional pendidikan yang bertujuan sebagai pemetaan masalah pendidikan dalam
rangka menyusun kebijakan pendidikan nasional.

Universitas Sumatera Utara

15

Penyelenggara Ujian Nasional adalah Badan Standar Nasional Pendidikan
(BSNP) dalam rangka membantu tugas Menteri dan bekerjasama dengan
Kementerian Agama, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Luar Negeri,
Kepolisian Republik Indonesia, Perguruan Tinggi Negeri, dan Pemerintah Daerah.

2.3.2 Ujian Nasional Tahun 2013

Untuk pertama kalinya Ujian Nasional diadakan tahun 2005 dalam satu kelas
semua siswa mendapatkan soal yang sama (1 paket). Selanjutnya, pada tahun
2008 dalam satu kelas siswa mendapatkan 2 paket dan pada tahun 2010 menjadi 5
paket. Sejak tahun 2013, setiap anak dalam satu kelas mendapat paket yang
berbeda. Artinya, dalam satu kelas terdapat 20 paket berbeda,(Ali Mukson, 2013).

Peserta didik dinyatakan lulus Ujian Nasional apabila nilai rata-rata dari
semua nilai akhir mencapai paling rendah 5,5 (lima koma lima) dan nilai setiap
mata pelajaran paling rendah 4,0 (empat koma nol). Rumusan nilai akhir tersebut
diperoleh dari gabungan nilai sekolah dari mata pelajaran yang diujikan secara
nasional dan nilai Ujian Nasional, dengan pembobotan 40% untuk nilai sekolah
dari mata pelajaran yang diujikan secara nasional dan 60% untuk nilai Ujian
Nasional.
Adapun ketentuan nilai sekolah antara lain pada tingkat SMA atau MA,
nilai sekolah diperoleh dari penggabungan nilai Ujian Akhir Sekolah (UAS) dan
nilai rata-rata rapor semester 3, 4, dan 5, dengan pembobotan 60% untuk Ujian
Akhir Sekolah (UAS) dan 40% untuk nilai rata-rata rapor semester 3, 4, dan 5.
Keistimewaan Ujian Nasional tahun 2013 adalah hasil Ujian Nasional
dapat dijadikan paspor masuk perguruan tinggi negeri (PTN) setelah digabung
dengan nilai rapor semester 1-5 SMA/SMK/MA/MAK. Pola penerimaan
mahasiswa tanpa tes seperti ini, hanya menggunakan nilai Ujian Nasional, nilai
rapor dan nilai akademik disebut Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi
Negeri (SNMPTN). Dibandingkan dengan kebijakan sebelumnya, keberadaan
Ujian Nasional tahun 2013 mendapatkan penghargaan yang lebih tinggi.

Universitas Sumatera Utara


16

Diawali hanya sebatas ujian tertulis biasa bagi peserta didik, kemudian
Ujian Nasional menjadi salah satu penentu bagi peserta didik untuk masuk PTN
(Perguruan Tinggi Negri). Pada mekanisme Ujian Nasional sebelumnya, para
peserta didik harus menjalani Ujian Nasional di tingkat akhir untuk dapat lulus
dari SMA/SMK, dan sekolah sederajat lainnya. Kemudian, para peserta didik
mendaftar SNMPTN secara komputerisasi, dan menjalani tes ujian saringan
masuk lagi. Pasca integrasi, peserta didik akan melalui mekanisme pendaftaran
bertahap dan tentu saja terintegratif. PTN tidak perlu menjalankan proses
pendaftaran secara berulang-ulang sehingga efisiensi prosedur penerimaan dapat
diperoleh, (Mendikbud, 2013).

2.4

Status & Asal Daerah Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA)

2.4.1 Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA)

Secara umum, berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 29 Tahun 1990,
pendidikan menengah di Indonesia dibagi menjadi beberapa jenis yaitu,
pendidikan menengah umum, pendidikan menengah kejuruan, pendididkan
menengah keagamaan dan pendidikan menengah kedinasan. Pada Undang –
Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 disebutkan bahwa pendidikan
menengah berbentuk Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA),
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK),
atau bentuk lain yang sederajat, yang tentu memiliki desain pendidikan yang
berbeda.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 29 tahun 1990 pasal 3, yang
dimaksud pendidikan menengah umum adalah pendidikan pada jenjang
pendidikan

menengah

yang

mengutamakan

perluasan

pengetahuan

dan

peningkatan keterampilan siswa, dalam hal ini yang termasuk pendidikan
menengah umum adalah SMA, sedangkan pendidikan menengah kejuruan adalah
pendidikan

pada

jenjang

pendidikan

menengah

yang

mengutamakan

pengembangan kemampuan siswa untuk melaksanakan jenis pekerjaan tertentu

Universitas Sumatera Utara

17

dalam hal ini SMK dan MAK, serta pendidikan menengah keagamaan adalah
pendidikan pada jenjang pendidikan menengah yang mengutamakan penguasaan
pengetahuan khusus siswa tentang ajaran agama yang bersangkutan, dalam hal ini
MA merupakan jenis pendidikan
keagamaan yang mengutamakan penguasaan pengetahuan agama Islam yang
kemudian ketentuan pelaksanaannya diatur oleh Kementrian Agama.
Belajar dapat dilakukan di lembaga pendidikan formal maupun lembaga
pendidikan non formal. Pemisahan jenjang pendidikan ada dalam Undang undang tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Undangundang ini merupakan pembaruan dari undang - undang sebelumnya, yakni
undang –undang No.2 tahun 1989. Sedikitnya ada tiga komponen dalam
pendidikan nasional kita meliputi jalur, jenjang, dan jenis pendidikan. Jalur
pendidikan merupakan wahana yang dilalui peserta didik, dikenal ada jalur formal
(sekolah) dan jalur informal (luar sekolah). Sedangkan jenjang pendidikan adalah
tahapan pendidikan berdasarkan perkembangan peserta didik. Jenjang pendidikan
formal terbagi atas pendidikan dasar, menengah, dan tinggi. Terakhir, jenis
pendidikan merujuk pada pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi, vokasi,
keagamaan, dan khusus (Purnama,2010).
Menurut Undang - Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, pendidikan menengah terdiri atas pendidikan menengah
umum dan pendidikan menengah kejuruan. Pendidikan menengah Berbentuk
Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK), dan madrasah aliyah kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang
sederajat.
Bagi siswa yang ingin melanjutkan studi ke perguruan tinggi, Sekolah
Menengah Atas (SMA) adalah sekolah yang dapat menjadi masa persiapan yang
baik. Hal ini disebabkan program penjurusan biasanya dimulai di bangku Sekolah
Menengah Atas (Purnama, 2010). Jika dilihat dari struktur kurikulumnya,
kurikulum Sekolah Menengah Atas mencakup dua jenis yaitu struktur kurikulum
program studi dan struktur kurikulum program pilihan. Struktur kurikulum
program studi terdiri dari Ilmu Alam, Ilmu Sosial, dan Bahasa. Sedangkan
struktur kurikulum program pilihan adalah dimaksudkan untuk memberikan

Universitas Sumatera Utara

18

kebebasan kepada peserta didik dalam memilih sejumlah mata pelajaran yang
sesuai potensi, bakat, dan minat peserta didik (Sanjaya,2005).
Keunggulan Sekolah Menengah Atas (SMA) khususnya adalah dalam
penguasaan konsep, cara berpikir, performance sebagai bekal ke pendidikan
berikutnya. Sekolah Menengah Atas (SMA) memang disiapkan untuk meneruskan
ke jenjang yang lebih tinggi, yaitu bangku perkuliahan (Siswoyo, 2010).

2.4.2 Status SLTA

Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang menyelenggarakan jenjang
pendidikan formal yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan
pendidikan tinggi (anonim, 2014). Sekolah sendiri dirancang untuk pengajaran
bagi siswa dibawah pengawasan guru. Pendidikan seyogyanya difokuskan kepada
pemenuhan kebutuhan para siswa.
Indonesia memiliki banyak bentuk pendidikan diantaranya sekolah negeri
dan sekolah swasta. Setiap sekolah mempunyai wewenang untuk menyampaikan
mutu ataupun kualitas kepada siswanya karena mutu sekolah ini lah yang akan
membedakan output dari masing-masing sekolah. Keberhasilan siswa dalam
pembelajaran juga tak lepas dari fasilitas yang ditawarkan pada masing-masing
sekolah.
Pembelajaran dapat diartikan sebagai sebuah usaha mempengaruhi emosi,
intelektual, dan spiritual seseorang agar mau belajar dengan kehendaknya sendiri.
Dalam pembelajaran akan terjadi proses perkembangan diberbagai aspek antara
lain moral keagamaan, aktivitas, dan kreativitas siswa melalui berbagai interaksi
dan pengalaman belajar. Dalam interaksi belajar mengajar terjadi proses pengaruh
mempengaruhi yang terjadi bukan hanya antara siswa dan guru saja tetapi juga
antara siswa dengan orang tua, masyarakat, dan juga interaksi dengan berbagai
media (Ibrahim dan syaudih, 2003). Pembelajaran ini menekankan pada siswa
dimana siswa inilah yang menjadi subyek sehingga proses dari perkembangan
pembelajaran dapat dirasakan secara langsung oleh siswa yang bersangkutan.
Selain proses belajar mengajar yang ada disekolah, masih ada beberapa hal
yang mempengaruhi hasil belajar siswa yaitu status dari sekolah yang terdiri dari

Universitas Sumatera Utara

19

sekolah negeri dan sekolah swasta. Kebanyakan dari masyarakat memilih sekolah
yang menyandang predikat sekolah negeri, dimana sekolah negeri kebanyakan
mempunyai kualitas yang lebih unggul dibanding dengan sekolah swasta, Selain
itu juga sekolah negeri biayanya lebih murah (Solopos, 2013). Kondisi sekolah
swasta cukup memprihatinkan, dengan kualitas sekolah yang belum bisa bersaing
dengan sekolah negeri terutama dalam hal kualitas dan fasilitas pendidikan yang
ditawarkan. Dilihat dari siswa yang masuk ke sekolah swasta adalah siswa yang
mempunyai nilai yang rendah, sehingga inilah yang mempengaruhi keberhasilan
siswa dalam belajar (Muslimin, 2012). Dengan alasan tersebut bagaimana
sekolah-sekolah swasta bisa berkembang dan bersaing dengan sekolah negeri.
Berbeda dengan sekolah negeri, setiap tahunnya yang mendaftar selalu bertambah.
Setiap tahunnya sekolah-sekolah negeri ini berlomba membangun ruang kelas
baru dan fasilitas-fasilitas penunjang pendidikan yang lainnya. Sehingga inilah
yang menjadi daya tarik sekolah negeri dengan peminat yang tidak sedikit.

2.4.3 Asal Daerah SLTA

Universitas Sumatera Utara (USU) adalah salah satu perguruan tinggi negeri yang
ada di Indonesia, tepatnya berada di kota Medan, propinsi Sumatera Utara. Seperti
layaknya sebuah universitas di Indonesia, USU menerima mahasiswa baru setiap
tahunnya. Mahasiswa yang melanjutkan studinya di USU adalah mahasiswa yang
berasal dari berbagai daerah di

Indonesia. Pada umumnya mahasiswa USU

berasal dari daerah Propinsi Sumatera Utara. Diantara mahasiswa yang berasal
dari dalam provinsi Sumatera Utara adapula yang merupakan lulusan SLTA di
kota Medan dan diluar kota Medan seperti Pematang Siantar,Tebing,
Binjai,Kabanjahe, dan sekitarnya. Mahasiswa USU yang lainnya berasal dari luar
provinsi Sumatera Utara dan lulusan SLTA dari kota asalnya. Keberagamaan
mahasiswa USU, khususnya pada departemen Matematika, menarik untuk diteliti
mengenai pengaruhnya terhadap pencapaian (kinerja) di jenjang Perguruan
Tinggi.

Universitas Sumatera Utara

20

2.5 Jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa
2.5.1 Jenis Jalur Seleksi Perguruan Tinggi

Perguruan Tinggi adalah jenjang pendidikan formal setelah Sekolah Menengah
Atas. Untuk melanjutkan ke jenjang tersebut, pihak universitas menyediakan jalur
yaitu melalui tes tertulis, tes kemampuan minat dan bakat dan tes – tes yang lain
berdasarkan kebijakan setiap Perguruan Tinggi.
Seleksi masuk adalah salah satu bentuk seleksi penerimaan mahasiswa
untuk memasuki perguruan tinggi negeri yang dilaksanakan serentak seluruh
Indonesia. Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) atau
yang dikenal dengan seleksi jalur undangan merupakan seleksi yang didasarkan
pada pertimbangan hasil penjaringan prestasi akademik di antaranya melalui nilai
rapor, nilai ujian nasional (UN) dan prestasi-prestasi pendukung lainnya selama
belajar disekolah menengah. Adapun kuota mahasiswa baru yang akan diterima
melalui jalur SNMPTN undangan tersebut adalah sekitar 50% dari total
keseluruhan (Direktorat Pendidikan Tinggi, 2013).
Jalur yang kedua yaitu seleksi tertulis yang bernama seleksi bersama
masuk perguruan tinggi negeri (SBMPTN). SBMPTN sebelumnya bernama
SNMPTN tertulis, selanjutnya akan digunakan istilah SBMPTN untuk seleksi
masuk ke perguruan tinggi melalui jalur tes tertulis. Seleksi melalui jalur tersebut
didasarkan pada pertimbangan hasil tes tertulis secara langsung. Tes dilaksanakan
dengan menggunakan alat seleksi berupa perangkat soal yang harus dikerjakan
oleh calon mahasiswa baru selaku peserta tes. Tes tersebut merupakan bentuk
pengukuran kompetensi sebagai dasar pertimbangan hasil tes tertulis secara
langsung. Tes dilaksanakan dengan menggunakan alat seleksi berupa perangkat
soal yang harus dikerjakan oleh calon mahasiswa baru selaku peserta tes. Tes
tersebut merupakan bentuk pengukuran kompetensi sebagai dasar pertimbangan
keputusan untuk menentukan seorang calon mahasiswa baru untuk diterima
melalui jalur tersebut yaitu sekitar 305 dari total keseluruhan. Sementara
presentase sisanya, dapat dijaring ,melalui seleksi yang dilaksanakan oleh
perguruan tinggi negeri masing masing melalui seleksi mandiri (Direktorat
Pendidikan Tinggi, 2013).

Universitas Sumatera Utara

21

Adapun pemaparan empat alasan utama mengapa perguruan tinggi
menyelenggarakan seleksi dalam penerimaan calon mahasiswa baru, yaitu
(Amirulloh, 2013):
1. Pendidikan di perguruan tinggi merupakan ajang penyiapan calon pemimpin
bangsa di masa yang akan datang, karen bahwa cara calon mahasiswa yang
akan belajar di perguruan tinggi memiliki kualitas yang baik.
2. Kesempatan untuk belajar di perguruan tinggi merupakan kesempatan yang
langka,terutama di negara yang sedang berkembang seperti di Indonesia,
sehingga perguruan tinggi mengharapkan peluang yang langka tersebut
diberikan

kepada

calon

yang

paling

potensial

dan

paling

berhak

mendapatkannya.
3. Adanya seleksi memungkinkan untuk terjaringnya calon-calon mahasiswa
yang bertalenta tinggi.
4. Kesempatan pendidikan tinggi merupakan suatu hal yang sangat mahal,
sehingga harus dimanfaatkan secara efektif dan efisien oleh para calon
mahasiswa yang paling besar kemungkinannya untuk berhasil dalam belajar di
masa yang akan datang. Berkenaan dengan hal di atas diperlukan sebuah
sistem ideal dan berkualitas untuk penerimaan calon mahasiswa baru di
perguruan tinggi, sehingga mereka yang memperoleh kesempatan belajar di
perguruan tinggi merupakan orang-orang potensial yang memang berhak
mendapatkannya. Dalam (Depdikbud:1990) hal tersebut sekurang-kurangnya
yaitu dengan mempertimbangkan empat aspek, yaitu Efektivitas prediksi,
Efektivitas ekonomi, Ekuitas, Intensitas belajar mengajar.

2.5.2 Jalur Seleksi di Universitas Sumatera Utara (USU)

Berkenaan dengan seleksi tes tertulis, pertimbangan tersebut secara langsung
membawa pada permasalahan mengenai penyediaan alat seleksi atau perangkat
tes untuk masuk perguruan tinggi. Universitas Sumatera Utara setiap tahunnya
membuka penerimaan mahasiswa baru dengan berbagai jalur masuk. Jalur

Universitas Sumatera Utara

22

masuk yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara terdiri dari tiga jalur
yaitu:
1. Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN)
SNMPTN yang diselenggarakan semenjak 2013 sebagai pengganti SNMPTN
Jalur Undangan, merupakan pola seleksi nasional berdasarkan hasil
penelusuran prestasi akademik dengan menggunakan nilai rapor dan portofolio
akademik.
2. Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN)
SBMPTN secara teknis sama dengan SNMPTN Jalur Ujian Tulis 2012,
merupakan pola
keterampilan.

seleksi
Seleksi

nasional
ini

berdasarkan

dapat

diikuti

hasil
oleh

tes

tertulis/ujian

semua

lulusan

SMA/MA/SMK/MAK.
3. Seleksi Mandiri USU / UMB PT
Seleksi Mandiri USU merupakan seleksi penerimaan mahasiswa baru yang
diselenggarakan secara mandiri oleh USU di kampus USU. Seleksi ini
didasarkan pada tes tertulis dan ujian keterampilan khusus bagi yang memilih
program studi tertentu (misalnya seni). Untuk lebih jelas dapat dilihat pada
gambar berikut :

Gambar 2.1. Bagan Jalur Masuk Universitas Sumatera Utara

2.6 Status Tinggal

Universitas Sumatera Utara

23

Domisili adalah terjemahan dari domicile atau woonplaats yang artinya tempat
tinggal. Domisili (tempat tinggal) atau tempat kediaman adalah tempat di mana
seseorang dianggap hadir mengenal hal dan melakukan hak - haknya dan
memenuhi kewajibannya juga meskipun kenyataannya dia tidak di situ (Sri
Soedewi Masjchoen Sofwan, 2006).

2.6.1 Tempat Tinggal Kos
Kos-kosan bisa juga disebut rumah penginapan, artinya adalah rumah yang
digunakan orang umtuk menginap selama 1 hari atau lebih, dan kadang-kadang
untuk periode waktu yang lebih lama misalnya, minggu, bulan atau tahunan
(Kamus Wikipedia, 2006). Dahulunya, para penginapnya menggunakan sarana
kamar mandi atau cuci, pantry dan ruang makan secara bersama-sama. Namun
tahun-tahun belakangan ini, kamar kos-kosan berubah menjadi ruangan yang
mempunyai ruang cuci dan fasilitas kamar mandi atau pantry sendiri dan dihuni
dalam jangka lama misalnya bulanan atau tahunan.
Selain itu, menurut Dinas Perumahan Propinsi DKI Jakarta pengertian
tentang Rumah Kost adalah perumahan pemondokan / rumah yang
penggunaannya sebagian atau seluruhnya dijadikan sumber pendapatan oleh
pemiliknya dengan jalan menerima penghuni pemondokan minimal 1 (satu)
bulan dengan memungut uang pemondoka.
Kos-kosan dirancang untuk memenuhi kebutuhan hunian yang bersifat
sementara dengan sasaran pada umumnya adalah mahasiswa dan pelajar yang
berasal dari luar kota ataupun luar daerah. Namun tidak sedikit pula, kos-kosan
ditempati oleh masyarakat umum yang tidak memiliki rumah pribadi dan
menginginkan berdekatan dengan lokasi beraktifitas. Olehkarena itu, fungsi dari
kos-kosan dapat dijabarkan sebagai berikut :
1.

Sebagai sarana tempat tinggal sementara bagi mahasiswa yang pada
umumnya berasal dari luar daerah selama masa studinya.

2.

Sebagai sarana tempat tinggal sementara bagi masyarakat umum yang
bekerja di kantor atau yang tidak memiliki rumah tinggal agar
berdekatan dengan lokasi kerja.

3.

Sebagai sarana pembentukan kepribadian mahasiswa untuk lebih

Universitas Sumatera Utara

24

berdisplin, mandiri dan bertanggung jawab.
4.

Sebagai tempat untuk menggalang pertemanan dengan mahasiswa lain
dan hubungan sosial dengan lingkungan sekitarnya.

2.6.2 Tinggal Bersama Orangtua
Perhatian orang tua, terutama dalam bidang pendidikan anak sangat diperlukan,
dan difokuskan lagi terhadap kegiatan belajar anak yang dilakukan sehari-hari.
Bentuk dari perhatian orang tua yang mempengaruhi keberhasilan belajar anak
dapat berupa bimbingan dan nasihat, pengawasan terhadap belajar anak,
pemberian

penghargaan

dan

hukuman

pemenuhan

kebutuhan

belajar,

menciptakan suasana belajar yang tenang dan tentram, memperhatikan kesehatan
anak (Slameto, 2003 dan M. dalyono, 2009). Makna dari perhatian merupakan
pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktifitas yang ditunjukkan pada suatu
objek atau sekumpulan objek (Walgito,2004). Berdasarkan pengertian tersebut
dapat disimpulkan bahwa anak yang tinggal bersama orang tua akan lebih
mendapatkan pengawasan. Fenomena yang terjadi karena pengawasan yang
berasal dari komitmen orang tua memungkinkan pendidikan anak akan
berlangsung dengan kurang lancar. Pengawasan orang tua tersebut berarti
mengontrol semua kegiatan aktivitas yang akan dilakukan oleh anak baik secara
langsung maupun tidak langsung. Disisi lain, pengawasan orang tua terhadap
anaknya dalam masalah belajar memudahkan orang tua agar dapat memenuhi
kebutuhan anaknya sehingga dapat meraih keberhasilan belajar yang maksimal.

2.6.3 Tinggal Bersama Keluarga / Family
Status tinggal mahasiswa dengan keluarga adalah salah satu pilihan yang
dilakukan untuk memenuhi kebutuhannya selama masa studi. Pada umumnya,
mahasiswa yang berasal jauh dari letak kampus memutuskan tinggal dengan
keluarga, baik dikarenakan arahan orangtua,kondisi ekonomi dan pertimbangan
lainnya. Keberadaan keluarga (diluar orangtua) juga dapat memberi perhatian
terhadap pencapaian hasil prestasi mahasiswa tersebut. Amanat yang diberikan
kepada keluarga (wali orangtua) menjadi beban bagi pihak keluarga untuk
mengawasi kegiatan perkuliahan.

Universitas Sumatera Utara

25

2.7

Jenis Kelamin (Gender)

Prestasi yang tinggi biasanya diidentikkan dengan maskulinitas. Gender adalah
segala sesuatu yang diasosiasikan dengan jenis kelamin seseorang, termasuk juga
peran, tingkah laku, preferensi, dan atribut lainnya yang menerangkan kelakilakian atau kewanitaan di budaya tertentu (Baron & Byrne,1979 dalam Hoang,
2008). Laki-laki lebih diharapkan lebih kuat, dominan, asertif,

sementara

perempuan seharusnya mem punyai sifat merawat, sensitif, dan ekspresif (Wood,
1997 dalam Hoang, 2008). Beberapa ilmuwan behavioral berargumen bahwa
perempuan dan laki - laki dan sebenarnya membandingkan dua

dimensi

kepribadian yang berdiri sendiri (Hoang, 2008). Laki-laki secara langsung
maupun tak langsung memuat self-assertion yang lebih besar dan juga agresivitas
mereka lebih mengekspresikan kepayahan dan ketidaktakutan, lebih kasar dalam
perbuatan, bahasa dan perasaan. Perempuan mengekspresikan diri sendiri lebih
mudah terharu dan simpatik, lebih malu-malu, lebih pemilih dan sensitive.
Selama ini mungkin ada beberapa anggapan yang membenarkan hal
tersebut, yaitu bahwa jenis gender dan tingkat kecerdasan memliki satu hubungan
yang erat. Ada beberapa pendapat yang beranggapan bahwa laki-laki memiliki
tingkat kecerdasan lebih besar daripada perempuan, hal ini didukung juga oleh
sebuah survey yang dilakukan, dimana dari 10 orang yang memiliki gelar Doktor
hanya seorang yang berjenis kelamin wanita. Hal ini menunjukkan hubungan
yang erat antara tinggi rendahnya tingkat kecerdasan dengan gender.
Pada dasarnya gender itu tidak berpengaruh pada tingkat kecerdasan yang
dimiliki oleh seseorang, tetapi memang terjadi perbedaan antara wanita dan pria
dalam menstimulasi otak yang dimiliki baik itu otak bagian kiri maupun otak
bagian kanan. Pria biasanya lebih menstimulasi bagian otak kiri, dimana seperti
kita ketahui bagian otak kiri ini lebih kepada hal-hal yang berhubungan dengan
matematika, sains, logika. Sedangkan wanita biasanya lebih banyak menstimulasi
bagian otak sebelah kanan, yang lebih berfungsi pada hal-hal yang besifat
emosional, kemampuan berbicara, artistic, perasaan (Dr. Irawan M, konsultan

Universitas Sumatera Utara

26

Saraf Anak). Perbedaan stimulasi pada otak ini dapat disebabkan karena kodrat
yang berbeda dari pria dan wanita sehingga terdapat perbedaan perlakuan antara
pria dan wanita.

2.8

Uji Kelayakan Data

2.8.1 Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data
mengikuti atau mendekati distribusi normal. Distribusi normal merupakan sebaran
datanya berbentuk lonceng. Data yang baik adalah data yang mempunyai pola
seperti distribusi normal yaitu tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan.
Untuk menguji normalitas data dapat digunakan dengan uji Kolmogorv-Smirnov
dengan melihat data residualnya. Uji kolmogorv-smirnov diperpleh dengan
menggunakan software SPSS 20.

2.8.2 Homogenitas
Pengujian homogenitas berfungsi untuk mengetahui varians data bersifat
homogen atau heterogen berdasarkan faktor tertentu. Sama seperti pada
kenormalan, bahwa asumsi homogenitas juga diperlukan pada beberapa analisis
statistik parametrik. Uji homogen data univariate dapat dilakukan melalui uji
Bartlet dan Lavene. Secara visual, dapat dilakukan dengan membuat box-plot.

Seperti pada Gambar 2.2, box-plot (a) lebih homogen dibandingkan box-plot (b).

Universitas Sumatera Utara

27

90
16000
14000

80
12000
10000

70
8000
Ba rba dos

6000

60
Gab on

4000

So uth Afric a
Bo ts w ana
So malia

2000

50
H aiti

0

40

-2000
N=

19

17

21

N=

19

17

21

Gambar 2.2 Perbandingan Homogenitas melalui Box-Plot


Uji Bartlett

Uji Bartlett merupakan metode pengujian homogenitas varian. Pada pengujian ini
terdapat syarat data harus berdistrbusi normal. Pengujiannya adalah sebagai
berikut :
H0 : �1 2 = �2 2 = ⋯ = �� 2 (data homogeny)

H1 : paling sedikit ada satu �� 2 yang tidak sama

Statistik uji :

  s 

s2
 1
b 

n 1 1

2 n 2 1

2

 

... s k 2

sp

1 / N  k 
n ki 1 



2

Dengan :

 n
k

sp 
2

Kesimpulan

i 1

i

 1s i

2

N k

: H0 ditolak jika b  bk ( ; n ) (Walpole, 1995).

Universitas Sumatera Utara

28



Uji Levene

Uji Levene juga merupakan metode pengujian homogenitas varians yang hampir
sama dengan uji Bartlet. Perbedaan uji Levene dengan uji Bartlett yaitu bahwa
data yang diuji dengan uji Levene tidak harus berdistribusi normal, namun harus
kontinu dngan pengujian hipotesis sebagai berikut, yaitu (Walpole, 1995) :
H0 : �1 2 = �2 2 = ⋯ = �� 2 (data homogen)

H1 : paling sedikit ada satu �� 2 yang tidak sama
( N  k ) N i ( Zi.  Z ... ) 2
k

Statistik uji

:

W

i 1
k ni

(k  1) ( Z ij  Z i .) 2
i 1 j 1

Kesimpulan

Zi

= median data pada kelompok ke-i

Z..

= median untuk keseluruhan data

: Ho ditolak jika W  F ( , k  1, N  k) .

2.9 Analisis Crosstab
Analisa crosstabs merupakan analisa yang masuk dalam kategori
deskripsi di mana menampilkan tabulasi silang atau tabel

statistik

kontingensi yang

menunjukkan suatu distribusi bersama dan pengujian hubungan antara dua
variabel atau lebih. Terdapat banyak kategori statistik yang tersedia di dalam
CROSSTABS prosedur. Beberapa statistik CROSSTABS digunakan untuk data
skala nominal, tetapi beberapa di antaranya juga skala interval. Dalam rangka
menggunakan hasil dari CROSSTABS, harus diketahui jenis data sehingga dapat
disesuaikan dengan statistik masing-masing dan harus pula mengenali tingkatan
pengukuran untuk skala yang sedang diteliti.

Universitas Sumatera Utara

29

2.10 UJI BEDA RATA – RATA DAN UJI ANOVA
Terdapat tiga jenis analisis data : univariat, bivariat dan multivariat. Bivariat
berarti dua variabel. Dalam penelitian keberadaan dua variabel tersebut
menempati posisi sebuah variabel sebagai variabel independen (mempengaruhi)
dan variabel lainnya sebagai dependen variabel (variabel terpengaruh). Dalam
analisis dua sisi (2 side) tidak dapat ditentukan mana variabel independen dan
mana variabel dependen. Peneliti sendiri yang menterjemahkan variabel tersebut.
Untuk dianalisis menggunakan bantuan sotware untuk membuktikan kesamaan
hasil mesti kedua posisi variabel dipertukarkan.
Berdasarkan bentuk data (kategorik/numerik), maka ada 4 kemungkinan
pasangan variabel yang akan diuji dalam analisis bivariate, yaitu :
1. Kategorik - kategorik
2. Kategorik - numerik
3. Numerik - kategorik, dan
4. Numerik – numerik.
Oleh karena arah pengujian dalam analisis dua sisi tidak dapat ditentukan,
maka jenis ketentuan jenis uji adalah sama. Untuk uji kategorik-kategorik disebut
uji beda proporsi, untuk uji data kategorik – numerik dan sebaliknya disebut uji
beda rata-rata, dan uji data numerik – numerik menggunakan korelasi bivariat.
Uji beda rata-rata terbagi dua jenis, yaitu jika 2 rata-rata uji t-test dan apabila lebih
dari 2 rata uji Anova.
Analisis komparatif atau analisis komparasi atau uji beda adalah bentuk
analisis variabel (data) untuk mengetahui perbedaan diantara dua kelompok data
(variabel) atau lebih. Analisis komparatif atau uji perbedaan ini sering disebut uji
signifikansi. Terdapat dua jenis komparatif, yaitu komparatif antara dua sampel
dan komparatif k sampel (komparatif antara lebih dari dua sampel). Kemudian
setiap model komparatif sampel dibagi menjadi dua jenis, yaitu sampel yang
berkolerasi (terkait) dan sampel yang tidak berkolerasi atau independen
(Misbahuddin, 2013).
Sampel dikatakan berkolerasi (terkait) apabila sampel-sampel tersebut satu
sama lain tidak terpisah secara tegas (nonmutually exclusive), artinya anggota
sampel yang satu ada yang menjadi anggota sampel lainnya. Sampel-sampel

Universitas Sumatera Utara

30

dikatakan independen (saling lepas) apabila sampel-sampel tersebut satu sama
lain terpisah secara tegas, artinya anggota sampel yang satu tidak menjadi anggota
sampel lainnya (Hasan, 2010).

Dalam kasus satu sampel, uji parametrik yang digunakan adalah t-test
untuk membedakan antara rata-rata nilai sampel pengamatan (observed) dengan
nilai rata-rata yang diharapkan (populasi). Uji t mengasumsikan bahwa populasi
teristribusi normal atau skore sampel berasal dari populasi yang terdistribusi
normal. Interpretasi dari uji t mengasumsikan bahwa variabel diukur paling tidak
dengan skala interval (Ghozali, 2006).

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel penjelas secara individual dalam menerangkan variasi variabel terkait.
Hipotesis nol (�0 ) yang hendak diuji adalah apakah suatu parameter (�� ) sama
dengan nol, dituliskan secara matematis :

�0 ∶ �� = 0

Artinya, apakah suatu variabel independen bukan merupakan penjelas yang
signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya (�1 ), parameter
suatu variabel tidak sama dengan nol, ditulis secara matematis:
�1 ∶ �� ≠ 0

Artinya, variabel tersebut merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel
dependen. Untuk menguji kedua hipotesis ini digunakan statitik t. Statistik t
dihitung dari formula sebagai berikut:

=

��


Dengan � merupakan deviasi standar, yang dihitung dari akar varians. Varians

(� 2 ) diperoleh dari SSE (Sum of Squares for Treatment) dibagi dengan jumlah

derajat kebebasan (degree of freedom), yaitu :

Universitas Sumatera Utara

31

Keterangan :

�2 =

���
�−�

n : jumlah observsi
k : jumlah parameter dalam model
Analisis perbandingan satu variabel bebas dikenal dengan Uji t atau t test.
Tujuan Uji t adalah untuk mengetahui perbedaan variabel yang dihipotesiskan
(Riduwan dan Sunarto, 2011).

2.10.1 Uji Beda 2-Rata-rata (t-test)
Uji beda rata-rata dikenal juga dengan nama uji-t (t-test ). Konsep dari uji beda
rata-rata adalah membandingkan nilai rata-rata beserta selang kepercayaan
tertentu (confidenceinterval) dari dua populasi. Prinsip pengujian dua rata-rata
adalah melihat perbedaan variasikedua kelompok data. Oleh karena itu dalam
pengujian ini diperlukan informasi apakah varian kedua kelompok yang diuji
sama atau tidak. Varian kedua kelompok data akan berpengaruh pada nilai standar
error yang akhirnya akan membedakan rumus pengujiannya.Dalam menggunakan
uji-t ada beberapa syarat yang harus dipenuhi. Syarat/asumsi utama yang harus
dipenuhi dalam menggunakan uji-t adalah data harus berdistribusi normal.Jika
data tidak berdistribusi normal, maka harus dilakukan transformasi data terlebih
dahulu untuk menormalkan distribusinya. Jika transformasi yang dilakukan tidak
mampu. menormalkan distribusi data tersebut, maka uji-t tidak valid untuk
dipakai, sehingga disarankan untuk melakukan uji non-parametrik seperti
Wilcoxon (data berpasangan) atauMann-Whitney U (datindependen).
Berdasarkan karakteristik datanya maka uji beda dua rata-rata dibagi
dalam dua kelompok, yaitu uji beda rata-rata independen dan uji beda rata-rata
berpasangan.
1. Aplikasi Uji-t Dependen pada Data Berpasangan
Uji-t untuk data berpasangan berarti setiap subjek diukur dua kali. Misalnya
sebelum dan sesudah dilakukannya suatu intervensi atau pengukuran yang
dilakukan terhadap pasangan orang kembar.

Universitas Sumatera Utara

32

2. Aplikasi Uji-t pada Data Independen
Uji-t untuk data independen dilakukan terhadap dua kelompok data yang tidak
saling berkaitan antara satu dengan lainnya.

Prosedur pengujian hipotesisnya adalah sebagai berikut:
1. Formulasi hipotesis
a. H : µ = µ
o

o

H :µ >µ
1

b. H : µ = µ
o

o

H :µ µ 2
Ho di terima jika Zo ≤ Zα
Ho di tolak jika Zo > Zα
b. Untuk Ho : µ 1 = µ 2 dan H1 : µ 1 < µ 2
Ho di terima jika Zo ≥ - Zα
Ho di tolak jika Zo < - Zα
c. Untuk Ho : µ 1 = µ 2 dan H1 : µ 1 ≠ µ2
Ho di terima jika - Zα/2 ≤ Zo ≤ Zα/2
Ho di tolak jika Zo > Zα/2 atau Zo < - Zα/2

4.

Uji Statistik :
a. Simpangan baku populasi ( σ ) di ketahui :

Universitas Sumatera Utara

33

b. Simpangan baku populasi ( σ ) tidak di ketahui :

5. Kesimpulan
Menyimpulkan tentang penerimaan atau penolakan H (sesuai dengan
o

kriteria pengujiannya).
a)

Jika H diterima maka H di tolak

b)

Jika H di tolak maka H di terima

0

0

1

1

2.10.2 Uji Analisis Variansi (ANOVA)
Analisis varians ( ANOVA ) merupakan salah satu teknik analisis multivariat
yang berfungsi untuk membedakan rerata lebih dari dua kelompok data dengan
cara membandingkan variansinya. Analisis varian termasuk dalam kategori
statistik parametrik. Sebagai alat statistika parametrik, maka untuk dapat
menggunakan rumus ANOVA harus terlebih dahulu perlu dilakukan uji asumsi
meliputi normalitas, heterokedastisitas dan random sampling (Ghozali, 2009).
Secara ringkas asumsi yang harus dipenuhi pada uji Anova adalah:
1. Sampel berasal dari kelompok yang independen
2. Varian antar kelompok harus homogen
3. Data masing-masing kelompok berdistribusi normal

Universitas Sumatera Utara

34

Asumsi pertama harus dipenuhi pada saat pengambilan sampel yang
dilakukan secara random terhadap beberapa (> 2) kelompok yang independen,
yang mana nilai pada satu kelompok tidak tergantung pada nilai di kelompok lain.
Sedangkan pemenuhan terhadap asumsi kedua dan ketiga dapat dicek jika data
telah dimasukkan ke komputer, jika asumsi ini tidak terpenuhi dapat dilakukan
transformasi terhadap data.
Analisis varian dapat dilakukan untuk menganalisis data yang berasal dari
berbagai macam jenis dan desain penelitian. Analisis varian banyak dipergunakan
pada penelitian-penelitian yang banyak melibatkan pengujian komparatif yaitu
menguji variabel terikat dengan cara membandingkannya pada kelompok –
kelompok sampel independen yang diamati. Analisis varian saat ini banyak
digunakan dalam penelitian survey dan penelitian eksperimen.
Uji Anova pada prinsipnya adalah melakukan analisis variabilitas data
menjadi dua sumber variasi yaitu variasi didalam kelompok (within) dan variasi
antar kelompok (between). Bila variasi within dan between sama (nilai
perbandingan kedua varian mendekati angka satu), maka berarti tidak ada
perbedaan efek dari intervensi yang dilakukan, dengan kata lain nilai mean yang
dibandingkan tidak ada perbedaan. Sebaliknya bila variasi antar kelompok lebih
besar dari variasi didalam kelompok, artinya intervensi tersebut memberikan efek
yang berbeda, dengan kata lain nilai mean yang dibandingkan menunjukkan
adanya perbedaan.
Berdasarkan banyaknya variable bebas-nya, Analisis Variansi Univariate
dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu:
1. Analisis Variansi Univariate Satu Jalan
Analisis ini digunakan jika suatu eksperimen mempunyai satu variable terikat dan
satu variabel bebas
2. Analisis Variansi Univariate Dua Jalan
Analisis ini digunakan jika suatu eksperimen mempunyai satu variable terikat dan
dua variabel bebas
3. Analisis Variansi Univariate Tiga Jalan

Universitas Sumatera Utara

35

Analisis ini digunakan jika suatu eksperimen mempunyai satu variable terikat dan
tiga variabel bebas
Berdasarkan banyaknya variable bebas-nya, Analisis Variansi Multivariate
juga dibagi menjadi 3 bagian , yaitu :
1. Analisis Variansi Multivariate Satu Jalan
Analisis ini digunakan jika suatu eksperimen mempunyai lebih dari satu variable
terikat dan satu variabel bebas
2. Analisis Variansi Multivariate Dua Jalan
Analisis ini digunakan jika suatu eksperimen mempunyai lebih dari satu variable
terikat dan dua variabel bebas
3. Analisis Variansi Multivariate Tiga Jalan
Analisis ini digunakan jika suatu eksperimen mempunyai lebih dari satu variable
terikat dan tiga variabel bebas

2.11 Analisis Korelasi
Analisis Korelasi adalah metode statstika yang digunakan untuk menentukan
kuatnya atau derajat hubungan linier antara dua variabel atau lebih. Semakin nyata
hubungan linier (garis lurus), maka semakin kuat atau tinggi derajat hubungan
garis lurus antara kedua variabel atau lebih. Ukuran untuk derajat hubungan garis
lurus ini dinamakan koefisien korelasi. Kegunaan analisis korelasi sederhana
untuk mengetahui derajat hubungan antara variabel bebas X (independent) dengan
variabel terikat Y (dependent).

2.11.1 Analisis Korelasi Sederhana
Koefisien korelasi sederhana dilambangkan (�) adalah suatu ukuran arah dan
kekuatan hubungan linier antara dua variabel bebas ( ) dan variabel terikat
( ), dengan ketentuan nilai r berkisar dari harga −1 ≤ � ≤ +1 . Teknik

hitung koefsien korelasi sederhana disebut juga koefesien korelasi Pearson
dengan formula sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara

36

�=





2



−(

)(
2

)



2



2

Dalam hal ini :
�x

= Koefisien korelasi antara variabel X dan Y.
= deviasi dari mean untuk nilai variabel X
= deviasi dari mean untuk nilai variabel Y
= jumlah perkalian antara nilai X dan Y

x2
2

= Kuadrat dari nilai
= Kuadrat dari nilai y
Apabila � = −1 ini berarti korelasinya negatif sempurna (menyatakan

arah hubungan antara X dan Y adalah negatif dan sangat kuat), � = 0 artinya

tidak ada korelasi, � = 1 berarti korelasinya sangat kuat dengan arah yang
posotif. Sedangkan arti harga � akan dikonsultasikan dengan tabel sebagai
berikut :

Tabel 2.2 Tingkat Hubungan Nilai �

Interval Koefisien

Tingkat Hubungan

0,800 - 1,000

Sangat Kuat

0,600 - 0,799

Kuat

0,400 - 0,599

Cukup Kuat

0,200 - 0,399

Rendah

0,000 - 0,199

Sangat Rendah

Pengujian signifikansi berfungsi apabila penelitian ingin mencari makna
dari hubungan variabel X terhadap Y, maka hasil korelasi tersebut diuji
signifikansi sebagai berikut :

Hipotesis :

Universitas Sumatera Utara

37

�0 = Variable X berhubungan secara signifikan dengan variable Y

�1 = Variabel X tidak berhubungan secara signifikan dengan variable Y
Dasar Pengambilan Keputusan :
1. Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas sig
atau (0,05 ≤ ),sigmaka �0 diterima dan �1 ditolak, artinya tidak signifikan.
2. Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas sig

atau (0,05 ≥ ),sigmak/a �0 ditolak dan �1 diterima, artinya signifikan.

Universitas Sumatera Utara