Faktor-faktor yang Mempengaruhi Indeks Prestasi Mahasiswa di Program Studi Diploma III Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

(1)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PRESTASI MAHASISWA DI PROGRAM STUDI DIPLOMA III

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

SKRIPSI OLEH: 091101072 GUSTHY PRATIWI

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

selesainya skripsi dengan judul “ Faktor-faktor yang Mempengaruhi Indeks

Prestasi Mahasiswa di Program Studi Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera

Utara” sebagai tugas akhir yang harus dipenuhi di Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara Medan.

Pada saat penyelesaian skripsi ini peneliti mengucapkan terima kasih yang

setulus-tulusnya kepada semua pihak yang telah memberikan bimbingan serta

dorongan kepada peneliti.

Ucapan terima kasih disampaikan kepada yang terhormat :

1. dr. Dedi Ardinata, M.kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas

Sumatera Utara.

2. Erniyati, S.Kp, MNS selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara.

3. Fatwa Imelda, S.Kep, Ns, M. Biomed, CWCCA selaku dosen pembimbing

yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing dan memberikan saran

dalam penulisan skripsi ini.

4. Diah Arruum, S.Kep, Ns. M.Kep selaku dosen penguji I.

5. Yesi Ariani, S.Kep, Ns, M.Kep selaku dosen penguji II.

6. Siti Zahara, S.Kp, MNS selaku dosen pembimbing akademik.

7. Seluruh staf pengajar dan pegawai di Fakultas Keperawatan Sumatera Utara


(3)

8. Kepada kedua orangtua penulis, Ayahanda Sehatmin, SE, MM yang selalu

menjadi penyemangat dan yang selalu setia memberikan nasehat dan petuah

yang sampai sekarang menjadi penyemangat penulis di setiap waktu, kepada

ibunda Nurmeini Lubis, SH yang senantiasa selalu mendoakan, memberikan

semangat dan motivasi, serta dukungan materi kepada penulis. Terimakasih

juga kepada Adikku Maulana Pratama, Amd dan Prabu Thasbi yang selalu

menjadi penyemangatku disetiap hari dan waktu untuk memotivasi penulis.

9. Kepada seluruh pihak yang tidak dapat saya sebutkan namanya satu persatu

yang telah mendukung dalam penyelesaian skripsi ini.

Peneliti menyadari dalam pembuatan skripsi ini masih dirasakan kurang

sempurna. Karena itu peneliti menerima segala kritik dan saran dari semua pihak

guna penyempurnaan skripsi ini. Akhirnya, penulis mengucapkan terimakasih

kepada semua pihak yang turut membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Medan, Juli 2013

Penulis


(4)

Title : The Factors Influencing Student’s Achievement Index in Diploma 3 Study Program, Faculty of Nursing, University of Sumatera Utara

Name : Gusthy Pratiwi

Student Reg. Number : 091101072

Department : Nursing

Academic Year : 2013

ABSTRACT

The important factors in to make achievement are internal and external factors. Internal factor consists of attitude and interest, while external factor comprises social and non-social environment. These factors contribute to make achievement. The purpose of this descriptive correlation study was to find out the factors influencing the motivation of the students to be a nurse on the index of achievement. The respondents for this study were 192 students of Faculty of Nursing, University of Sumatera selected from the 2010, 2011, and 2012 intakes through proportional random sampling technique. The result of this study showed that 89 respondents (46.4%) had good-category interest (p = 0.047), 105 respondents (54.7%) had good-category attitude (p = 0.000), 82 respondents (42.7%) had good-category social environment (p = 0.008), and 82 respondents (42.7%) had good-category non-social environment (p = 0.000). The result of Spearman analysis showed that there was a significant relationship between interest, attitude, social environment and non-social environment and students’ learning achievement index based on the value of significance/probability in which probability < 0.05 meaning that there was a significant relationship between interest, attitude, socail environment and non-social environment. Based on the result of this study, it is suggested to further motivate the students to study harder by providing support, direction and facilities supporting the success in learning that the students can improve their learning achievement.


(5)

Judul : Faktor-faktor yang Mempengaruhi Indeks Prestasi Mahasiswa di Program Studi Diploma III

Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Nama : Gusthy Pratiwi

NIM : 091101072

Jurusan : Keperawatan

Tahun akademik : 2013

ABSTRAK

Faktor penting dalam pencapaian prestasi adalah faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal terdiri dari sikap dan minat, sedangkan faktor eksternal terdiri dari lingkungan sosial dan lingkungan non sosial. Faktor ini berkontribusi terhadap pencapaian prestasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi indeks prestasi mahasiswa. Metode penelitian yang digunakan adalah dengan penelitian deskriptif korelasi. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Proportsional Random Sampling, yang diambil dari mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara (USU) angkatan 2010, 2011 dan 2012 sebanyak 192 responden. Hasil penelitian menunjukkan mahasiswa memiliki minat kategori baik 89 responden (46,4%), sikap kategori baik 105 responden (54,7%), lingkungan sosial kategori baik 82 responden (42,7%), dan lingkungan non sosial kategori baik 82 responden (42,7%). Hasil analisa Spearman diketahui terdapat hubungan yang signifikan antara minat (p = 0,047), sikap (p = 0,000), lingkungan sosial (p = 0,008) dan lingkungan non sosial (p = 0,000) terhadap indeks prestasi belajar mahasiswa, hal ini diketahui dari nilai signifikansi/probablitas dimana probabilitas < 0,05 artinya terdapat hubungan yang signifikan antara minat, sikap, lingkungan sosial dan lingkungan non sosial. Berdasarkan hasil penelitian, agar lebih memperhatikan mahasiswa untuk lebih giat belajar dengan memberikan dukungan dan pengarahan agar mahasiswa dapat meningkatkan prestasi belajarnya serta fasilitas yang mendukung untuk keberhasilan dalam pembelajaran.


(6)

DAFTAR ISI

Prakata...i

Daftar Isi………. iv

Daftar Tabel……… vi

Daftar Skema……….. vii

Abstrak...viii

BAB 1. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang ... 1

2. Rumusan Masalah ... 4

3. Tujuan Peneltian ... 4

4. Manfaat Peneltian ... 5

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Motivasi ... 6

2.1.1 Definisi Motivasi ... 6

2.1.2 Teori-Teori Motivasi ... 7

2.1.3 Faktor-Faktor yang mempengaruhi motivasi……….12

2.1.4 Fungsi Motivasi………..18

2.1.5.Motivasi Belajar………...19

2.1.6 Motivasi Berprestasi………...20

2.1.7 Teknik-Teknik motivasi dalam pembelajaran………....22

2.2 Indeks Prestasi………...23

BAB 3. KERANGKA PENELITIAN 3.1 Kerangka Konseptual ... 26

3.2 Defenisi Konseptual………...27

3.3 Hipotesa...29

BAB 4. METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian ... 30

4.2 Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling ... 30

4.2.1 Populasi ... 30

4.2.2 Sampel dan teknik sampling...30

4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 30

4.4 Pertimbangan Etik………...33

4.5 Instrumen Penelitian ... 33

4.6 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 35

4.6.1 Uji validitas instrumen ... 35

4.6.2 Uji reliabilitas instrumen ... 35

4.7 Pengumpulan Data ... 36

4.8 Analisa Data ... 36

BAB V. Hasil dan Pembahasan 1. Hasil Penelitian ... 39

1.1. Karakteristik Demografi Responden………...39


(7)

1.3 Analisa Bivariat………...41

2. Pembahasan ... 45

BAB VI. Kesimpulan dan Saran 1. Kesimpulan ... 56

2. Saran ... 57

2.1. Bagi Institusi Pendidikan ... 57

2.2. Bagi Pelayanan Keperawatan...57

2.3 Bagi Peneliti Selanjutnya………....57

DAFTAR PUSTAKA ... LAMPIRAN

1. Lembar Persetujuan Responden 2. Instrumen Penelitiam Data Demografi 3. Kuisioner Faktor-Faktor

4. Lembar Reliabilitas dan Validitas 5. Jadwal Penelitian


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Tabel Definisi Operasional Variabel Penelitian...29

Tabel 2. Tabel Karakteristik Responden………..39

Tabel3. Tabel Karakteristik Responden Berdasarkan Gambaran Minat, Sikap, Lingkungan sosial dan Lingkungan Non sosial terhadap Indeks Prestasi………...40

Tabel 5. Tabel Distribusi Frekuensi Indeks Prestasi……...………...………...41

Tabel 6. Tabel Hubungan Minat dengan Indeks Prestasi………...42

Tabel 7. Tabel Hubungan Sikap dengan Indeks Prestasi………....43

Tabel 8. Tabel Hubungan Lingkungan Sosial dengan Indeks Prestasi………...44


(9)

DAFTAR SKEMA


(10)

Title : The Factors Influencing Student’s Achievement Index in Diploma 3 Study Program, Faculty of Nursing, University of Sumatera Utara

Name : Gusthy Pratiwi

Student Reg. Number : 091101072

Department : Nursing

Academic Year : 2013

ABSTRACT

The important factors in to make achievement are internal and external factors. Internal factor consists of attitude and interest, while external factor comprises social and non-social environment. These factors contribute to make achievement. The purpose of this descriptive correlation study was to find out the factors influencing the motivation of the students to be a nurse on the index of achievement. The respondents for this study were 192 students of Faculty of Nursing, University of Sumatera selected from the 2010, 2011, and 2012 intakes through proportional random sampling technique. The result of this study showed that 89 respondents (46.4%) had good-category interest (p = 0.047), 105 respondents (54.7%) had good-category attitude (p = 0.000), 82 respondents (42.7%) had good-category social environment (p = 0.008), and 82 respondents (42.7%) had good-category non-social environment (p = 0.000). The result of Spearman analysis showed that there was a significant relationship between interest, attitude, social environment and non-social environment and students’ learning achievement index based on the value of significance/probability in which probability < 0.05 meaning that there was a significant relationship between interest, attitude, socail environment and non-social environment. Based on the result of this study, it is suggested to further motivate the students to study harder by providing support, direction and facilities supporting the success in learning that the students can improve their learning achievement.


(11)

Judul : Faktor-faktor yang Mempengaruhi Indeks Prestasi Mahasiswa di Program Studi Diploma III

Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Nama : Gusthy Pratiwi

NIM : 091101072

Jurusan : Keperawatan

Tahun akademik : 2013

ABSTRAK

Faktor penting dalam pencapaian prestasi adalah faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal terdiri dari sikap dan minat, sedangkan faktor eksternal terdiri dari lingkungan sosial dan lingkungan non sosial. Faktor ini berkontribusi terhadap pencapaian prestasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi indeks prestasi mahasiswa. Metode penelitian yang digunakan adalah dengan penelitian deskriptif korelasi. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Proportsional Random Sampling, yang diambil dari mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara (USU) angkatan 2010, 2011 dan 2012 sebanyak 192 responden. Hasil penelitian menunjukkan mahasiswa memiliki minat kategori baik 89 responden (46,4%), sikap kategori baik 105 responden (54,7%), lingkungan sosial kategori baik 82 responden (42,7%), dan lingkungan non sosial kategori baik 82 responden (42,7%). Hasil analisa Spearman diketahui terdapat hubungan yang signifikan antara minat (p = 0,047), sikap (p = 0,000), lingkungan sosial (p = 0,008) dan lingkungan non sosial (p = 0,000) terhadap indeks prestasi belajar mahasiswa, hal ini diketahui dari nilai signifikansi/probablitas dimana probabilitas < 0,05 artinya terdapat hubungan yang signifikan antara minat, sikap, lingkungan sosial dan lingkungan non sosial. Berdasarkan hasil penelitian, agar lebih memperhatikan mahasiswa untuk lebih giat belajar dengan memberikan dukungan dan pengarahan agar mahasiswa dapat meningkatkan prestasi belajarnya serta fasilitas yang mendukung untuk keberhasilan dalam pembelajaran.


(12)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta tingginya biaya

pelayanan dan pemeliharaan kesehatan yang merupakan unsur pokok yang

memegang harus diimbangi oleh kualitas tenaga kesehatan sebagai unsur pokok

yang memegang peranan penting dalam dunia kesehatan. Tenaga kesehatan yang

dibutuhkan dalam bidang kesehatan tersebut adalah tenaga kesehatan yang

mampu memberikan informasi kepada masyarakat yang salah satunya melalui

pendidikan kesehatan (Azwar, 2000).

Penelitian Djusmalinar (2009) menyatakan bahwa tenaga kesehatan bertugas

menyelenggarakan atau melakukan kegiatan pelayanan kesehatan yang berkualitas

sesuai dengan keahlian atau kewenangannya, salah satunya perawat professional

pemula yang kompeten dihasilkan melalui proses pendidikan di institusi

pendidikan Diploma III keperawatanyang diharapkan dapat berperan serta dalam

memandirikan san menggerakkan masyarakat untuk mencerdaskan kehidupan

bangsa guna mencapai hidup sehat.

Kualitas tenaga kesehatan ditentukan oleh kualitas lulusan pendidikan

kesehatan khususnya keperawatan, dimana keperawatan merupakan salah satu


(13)

Dalam pendidikan keperawatan, prestasi belajar mahasiswa sangat penting

untuk menilai tingkat keberhasilan dalam pencapaian tujuan belajar yang telah

ditetapkan dalam kurikulum pendidikan keperawatan agar menjadi tenaga

professional di bidang keperawatan. Untuk mengetahui keberhasilan sebagai

institusi pendidikan maka perlu dilakukan penilaian prestasi mahasiswa selama

menempuh masa pendidikan (Nursalam, 2009).

Institusi pendidikan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

bertujuan untuk menghasilkan tenaga kesehatan, sesuai dengan misi Fakultas

Keperawatan menyiapkan mahasiswa menjadi perawat yang memiliki

kemampuan akademik dan profesional dalam menerapkan, mengembangkan, dan

memperkaya ilmu dan teknologi keperawatan sehingga memiliki daya saing

(Profil Fakultas Keperawatan 2013).

Untuk pencapaian prestasi, bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi

yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal terdiri dari sikap dan

minat. Faktor eksternal terdiri dari lingkungan sosial dan lingkungan non sosial.

(Syah, 2006).

Faktor penting dalam pencapaian prestasi adalah motivasi internal karena

sumber terbesar untuk bahan belajar sehingga menjadi modal dasar bagi peserta

didik dalam berprestasi (Lunandi, 1993). Faktor internal lainnya yaitu sikap dan


(14)

Dari survei awal yang dilakukan peneliti, didapatkan bahwa indeks prestasi

(IP) mahasiswa DIII Keperawatan Angkatan 2010 menunjukkan 37,3% yang

mendapatkan indeks prestasi > 2,00 dan 62,6% yang mendapatkan indeks prestasi

> 3,00. Pada angkatan 2011 didapatkan 4,04% yang mendapatkan indeks prestasi

< 2,00 dan sebanyak 39,3% yang mendapatkan indeks prestasi < 3,00. Pada

angkatan 2012 menunjukkan 16,8% yang mendapatkan indeks prestasi < 2,00,

didapatkan 63,9% yang mendapatkan indeks prestasi < 3,00 dan sebanyak 19,1%

yang mendapatkan indeks prestasi > 3,00 termasuk cumlaude dan merupakan

indeks prestasi tertinggi.

Melihat kondisi yang demikian maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi mahasiswa

menjadi perawat terhadap indeks prestasi di program studi Diploma III Fakultas

Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

1.2 Pertanyaan Penelitian

Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi indeks prestasi mahasiswa di program studi Diploma III Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara?


(15)

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi indeks prestasi mahasiswa di program studi Diploma III Fakultas Keperawatan Universitas

Sumatera Utara.?

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mendeskripsikan karakteristik responden yaitu jenis kelamin, indeks prestasi

dan angkatan.

b. Mendeskripsikan, minat, sikap, lingkungan sosial dan lingkungan nonsosial.

c. Mendeskripsikan hubungan antara sikap dengan Indeks Prestasi (IP)

d. Mendeskripsikan hubungan antara minat dengan Indeks Prestasi (IP)

e. Mendeskripsikan hubungan antara lingkungan sosial dengan Indeks Prestasi

(IP)

f. Mendeskripsikan hubungan antara lingkungan nonsosial dengan Indeks Prestasi


(16)

1.4 MANFAAT PENELITIAN 1.4.1 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai bahan masukan yang berguna untuk lebih memperhatikan fasilitas

dan kenyamanan kampus terutama kondisi kelas yang padat agar nyaman

dalam proses pembelajaran yang berkontribusi terhadap indeks prestasi

mahasiswa.

1.4.2 Bagi Pendidikan

Sebagai bahan masukan yang berguna untuk mengidentifikasi faktor-faktor

yang mempengaruhi indeks prestasi mahasiswa di Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara.

1.4.3 Bagi Peneliti lanjut


(17)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Motivasi

2.1.1 Defenisi Motivasi

Motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan orang bertingkah laku.

Dorongan ini berada pada diri seseorang yang menggerakkan untuk melakukan

sesuatu yang sesuai dengan dorongan dalam dirinya. Oleh karena itu, perbuatan

seseorang yang didasarkan atas motivasi tertentu mengandung tema sesuai dengan

motivasi yang mendasarinya (Uno, 2008).

Motivasi adalah suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah laku

seseorang agar ia tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga

mencapai hasil atau tujuan tertentu (Purwanto, 2011).

Motivasi belajar adalah sesuatu kekuatan mental yang mendorong

terjadinya belajar. Motivasi dipandang sebagai doronganmental yang

menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar

(Dimyati, 2009).


(18)

Stephen P.Robbins (2003) dalam bukunya Organizational Behavior,

membagi konsep-konsep motivasi dalam dua bagian, yaitu teori awal tentang

motivasi dan teori kontemporer tentang motivasi.

Berkenan dengan teori motivasi dalam Siagian (1995) menyatakan bahwa

motivasi merupakan akibat dari interaksi seseorang dengan situasi tertentu yang

dihadapinya. Karena itulah terdapat perbedaan dalam kekuatan motivasi yang

ditunjukkan oleh seseorang dalam menghadapi sesuatu tertentu dibandingkan

dengan oranglain yang menhadapi situasi yang sama. Bahkan situasi yang berbeda

dan dalam waktu yang berlainan pula.

2.1.2.1Teori awal tentang motivasi

a. Teori Hierarki Kebutuhan Dasar Manusia (Maslow)

Maslow menyatakan bahwa di dalam diri semua manusia ada lima

jenjang kebutuhan yaitu:

1. Psikologis antara lain rasa lapar, haus, perlindungan (pakaian dan

perumahan), seksualitas dan dan kebutuhan jasmani lain

2. Keamanan antara lain keselamatan dan perlindungan terhadap kerugian

fisik dan emosional

3. Sosial antara lain kasih sayanng, rasa dimiliki, diterima baik,

persahabatan

4. Penghargaan antara lain harga diri, otonomi, prestasi, status,

pengakuan, dan perhatian

5. Aktualisasi diri, dorongan untuk menjadi apa yang dia mampu


(19)

b. Teori X dan teori Y (McGregor)

McGregor (dalam Robbins 2003) mengemukan dua pandangan yang jelas

berbeda mengenai manusia yang pada dasarnya satu negatif yang ditandai

dengan teori X dan satu positif yang ditandai dengan teori Y.

McGregor (dalam Robbins 2003) menyimpulkan bahwa pandangan

seorang manajer, mengenai kodrat manusia didasarkan pada suatu

pengelompokan pengandaian tertentu dan bahwa manajer cenderung

mencetak perilakunya terhadap bawahannya menurut pengandaian ini.

c. Teori dua faktor (Herzberg)

Pada teori dua faktor menunjukkan adanya 2 kelompok faktor yang

memengaruhi kerja seseorang dalam organisasi, yaitu faktor kepuasan

(satisfaction factor) atau motivator dan faktor bukan kepuasan

(dissatisfies) sering disebut dengan pemeliharaan atau hygienic factors.

Teori ini dikemukakan oleh Herzberg (1966) menurutnya motivasi yang

ideal yang dapat merangsang usaha adalah peluang untuk melaksanakan

tugas yang lebih membutuhkan keahlian dan peluang untuk

mengembangkan keahlian Herzberg menyatakan bahwa orang dalam

melaksanakan pekerjaannya dipengaruhi oleh dua faktor yang merupakan

kebutuhan, yaitu:

Faktor motivasi, sejumlah faktor intrinsik yang menyangkut


(20)

pekerjaan. Yang termasuk dalam faktor motivator adalah prestasi,

tanggung jawab, pengakuan, pekerjaan itu sendiri, pengembangan potensi

individu, pencapaian.

Faktor pemeliharaan, sejumlah kondisi ekstrinsik yang apabila

tidak ada menyebabkan ketidakpuasan, yaitu: nilai yang bagus, status.

2.1.2.2Teori Kontemporer tentang Motivasi

a. Teori ERG

Teori ini dikemukakan oleh Clayton Alderfer (1972) merupakan teori

penyempurnaan dari teori Maslow. Teori ini menurut para ahli lebih

mendekati keadaan sebenarnya berdasarkan fakta empiris. Dia

mengemukakan bahwa ada tiga kelompok kebutuhan, yaitu: kebutuhan

akan keberadaan, kebutuhan akan afiliasi, dan kebutuhan akan kemajuan.

b. Teori kebutuhan McClelland

McClelland (1961) menemukan bahwa kebutuhan berprestasi dapat

dikembangkan pada orang dewasa. Seseorang yang memiliki motivasi

berprestasi memiliki karakteristik tertentu yang dapat dikembangkan,

yaitu:

1. Menyukai pengambilan resiko yang layak sebagi fungsi keterampilan

2. Menyukai suatu tantangan dan menginginkan tanggung jawab pribadi

bagi hasil yang dicapai

3. Kkecendrungan menetapkan tujuan prestasi yang layak dan menghadapi

resiko yang telah diperhitungkan


(21)

5. Mempunyai keterampilan perencanaan jangka panjang dan memiliki

kemampuan organisasi.

Teori McClelland ini berkaitan dengan kebutuhan tertinggi pada

kebutuhan Maslow yaitu kebutuhan aktualisasi diri. Kebutuhan ini

mengharuskan seseorang untuk belajar agar menguasai keterampilan yang

memungkinkan seseorang mencapai prestasi.

c. Teori evaluasi kognitif

Teori ini menurut Robbins (2003) mengatakan bahwa individu mengalami

hilangnya kendali terhadap perilakunya sehingga motivasi intrisik

sebelumnya akan berkurang. Lebih jauh, penyingkiran ganjaran ekstrinsik

dapat menghasilkan suatu geseran dari suatu penjelasan eksternal ke suatu

penjelasan internal, dalam persepsi sebab akibat seorang individu

mengenai mengapa dia mengerjakan tugas tersebut.

d. Teori penetapan tujuan

Teori ini menurut Edwin Locke (dalam Robbins 2003) bahwa

maksud-maksud untuk bekerja kearah suatu tujuan merupakan sumber utama dari

motivasi.

e. Teori penguatan

Penguatan menurut Arep (2004) adalah segala sesuatu yang digunakan

untuk meningkatkan atau mempertahankan tanggapan khusus. Jadi

menurut teori ini motivasi seorang tergantung pada penghargaan yang


(22)

menyebutkan bahwa perilaku seseorang di masa mendatang dibentuk oleh

akibat dari perilakunya yang sekarang.

f. Teori keadilan

Menurut Arep (2004) teori ini menjelaskan bahwa motivasi merupakan

fungsi dari keadilan yang didasarkan pada hasil output dan pendapatan

gaji. Keadilan yang sederhana adalah menerima hasil usahanya. Ada

emapat pembandingan acuan menurut Robbins (2003) sehubungan dengan

teori keadilan yaitu

1. Di dalam diri sendiri, pengalaman seseorang dalam posisi yang

berbeda di dalam organisasinya.

2. Di luar diri diri sendiri, pengalaman seseorang dalam situasi atau

posisi di luar organisasinya.

3. Di dalam diri oranglain, individu atau kelompok di dalam organisasi

itu.

4. Di luar diri oranglain, individu atau kelompok di luar organisasi itu.

Teori keadilan memperlihatkan bahwa untuk memotivasi sangat

dipengaruhi oleh ganjaran relative maupun ganjaran mutlak.

g. Teori harapan (Victor Vroom)

Teori harapan Teori pengharapan ini dikenal dengan Victor Vroom (1964),

menyatakan bahwa kekuatan yang memotivasi seseorang untuk giat

belajar dalam proses pembelajaran tergantung hubungan timbal balik


(23)

Teori ini memberikan pemuasan bagi keinginannya sebagai imbalan atas

usaha yang dilakukannya. Teori harapan ini didasarkan atas harapan, nilai

dan peraturan.

2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi

Faktor motivasi dibagi menjadi faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik.

Faktor intrinsik adalah faktor yang timbul dari dalam diri seseorang tidak perlu

memerlukan rangsangan dari luar misalnya sikap dan minat. Faktor timbul atas

dasar kemauan sendiri, sedangkan faktor ekstrinsik adalah faktor yang timbul dari

luar diri individu seperti lingkungan sosial dan lingkungan non sosial (Syah,

2010).

2.1.3.1 Faktor Intrinsik

Faktor intrinsik sebagai suatu dorongan yang ada dalam diri individu dimana

individu tersebut merasa senang dan gembira setelah melakukan tugas. faktor

intrinsik didefenisikan sebagai ketertarikan dan kenyamanan di dalam melakukan

aktivitas di dalam suatu pekerjaan itu sendiri. Yang termasuk faktor intrinsik

adalah minat dan sikap (Syah, 2010).

a. Minat

Minat adalah menurut Slameto (2003), minat pada dasarnya adalah

penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri.

Minat adalah rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas,


(24)

hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat

hubungan tersebut, semakin besar minatnya (Djaali, 2008). Minat merupakan

sumber motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu yang

diinginkannya (Herijulianti, Svasti Indriani & Artini, 2001). Minat berhubungan

dengan sesuatu yang menguntungkan dan dapat menimbulkan kepuasan bagi

dirinya. Kesenangan merupakan minat yang sifatnya sementara. Adapun minat

yang bersifat tetap (persistment) dan ada unsure memenuhi kebutuhan dan memberikan kepuasan. Semakin sering minat diekspresikan dalam kegiatan akan

semakin kuat minat tersebut, sebaliknya minat akan menjadi pupus kalau tidak

ada kesempatan untuk mengekspresikannya (Jahja, 2011).

Minat dapat diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang

melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan

keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri (Sardiman, 2000). Minat lebih

tetap (persistent) karena minat memuaskan kebutuhan yang penting dalam

kehidupan seseorang (Hurlock, 2000).

Dengan demikian bahwa minat adalah keinginan atau kemauan yang

menetap dalam diri seseorang untuk merasa tertarik pada sesuatu hal tertentu dan

merasa senang berada dalam bidang tersebut. Minat merupakan kekuatan

pendorong yang menyebabkan seseorang memberikan perhatiannya terhadap

sesuatu. Bila seseorang berminat terhadap sesuatu objek, maka akan dapat

kelihatan dari cara seseorang bertindak, memperhatikan dan melakukan kegiatan

terhadap objek tersebut. Maka bisa dikatakan bahwa keberhasilan melaksanakan


(25)

Secara sederhana, minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi

atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Menurut Reber (1988), minat tidak

termasuk istilah popular dalam psikologi karena kebergantungannya yang banyak

pada faktor-faktor internal lainnya seperti pemusatan perhatian, keingintahuan,

motivasi dan kebutuhan (Syah, 2010).

Minat dan motivasi pun menjadi suatu hal yang penting karena Widayatun

(1999) mengatakan bahwa minat dan motivasi adalah faktor yang mempengaruhi

sikap, sehingga ketika minat dan motivasi tinggi, maka akan mendorong sikap

positif peserta didik. Sedangkan melihat fenomena sekarang, ternyata banyak

mahasiswa Keperawatan yang tidak berminat menjadi perawat, oleh karena itu

akan berpengaruh terhadap motivasi peserta didik meraih prestasi.

Minat memegang peranan penting terhadap hasil belajar, karena bila bahan

pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar

dengan sebaik-baiknya, dan siswa tidak lagi memperoleh kepuasan dari pelajaran

itu. Bahan pelajaran yang menarik minat siswa, lebih mudah dipelajari dan

disimpan, karena minat berperan sebagai kekuatan yang akan mendorong siswa

untuk belajar. Siswa yang berminat terhadap suatu pelajaran akan terus tekun

untuk belajar, dia akan terus mendorong untuk belajar dan selalu berusaha untuk

mencapai hasil yang memuaskan. Siswa yang mampu mengembangkan minatnya

dan mampu mengerahkan segala daya dan upaya untuk menguasai mata pelajaran


(26)

b. Sikap

Sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak. Sikap yang

terdapat dalam diri individu akan memberi warna atau corak tingkah laku ataupun

perbuatan individu yang bersangkutan. Dengan memahami atau mengetahui sikap

individu, dapat diperkirakan respon ataupun perilaku yang akan diambil oleh

individu bersangkutan. Sikap dapat membantu individu mencapai tujuan, individu

akan dapat bersikap positif terhadap objek sikap tersebut atau sebaliknya

(Sunaryo, 2004).

Sikap adalah salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar. Sikap

merupakan sesuatu yang dipelajari, dan sikap menentukan bagaimana individu

bereaksi terhadap situasi serta menentukan apa yang dicari individu dalam

kehidupan. Pada umumnya rumusan mengenai sikap mempunyai persamaan unsur

yaitu adanya kesediaan untuk berespon terhadap suatu situasi (Slameto, 2004).

Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa

kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang relatif tetap

terhadap objek orang, barang baik secara positif maupun negatif. Sikap siswa

yang positif, terutama kepada mata pelajaran yang disajikan. Untuk

mengantisipasi kemungkinan sikap negatif, guru dituntut untuk terlebih dahulu

menunjukkan sifat positif terhdap dirinya sendiri (Syah, 2010).

Penelitian yang dilakukan Kristini (2010) motivasi berperan pada kemampuan

belajar seseorang bahwa sekitar 20% siswa mengalami kesulitan dalam


(27)

psikologis yang mencerminkan sikap, kebutuhan, persepsi dan keputusan yang

terjadi pada diri seseorang. Motivasi sebagai proses psikologis timbul diakibatkan

oleh faktor di dalam dan di luar diri seseorang. Berkaitan dengan proses belajar

siswa, belajar sangatlah diperlukan, hasil belajar akan menurun jika siswa tidak

mempunyai motivasi untuk belajar yang kuat demikian juga sebaliknya. Motivasi

menentukan tingkat keberhasilan atau gagalnya kegiatan belajar siswa

2.1.3.2 Faktor Ekstrinsik

Faktor ekstrinsik dorongan yang timbul sebagai akibat pengaruh dari luar

individu, apakah ada stimulus atau rangsangan dari luar, suruhan atau bahkan

paksaan dari orang lain, sehingga dalam kondisi demikian seseorang mau

melakukan sebuah tindakan/pekerjaan (Syah, 2010).

a. Lingkungan sosial

Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para tenaga pendidikan, dan

teman-teman sekelas dapat mempengaruhi motivasi seseorang. Para guru yang

selalu menunjukka sikap dan perilaku yang baik khususnya dalam belajar, dapat

menjadi daya dorong yang positif bagi siswanya (Syah, 2010).

Selanjutnya, yang termasuk lingkungan sosial siswa adalah masyarakat

dan tetangga juga teman-teman sekitar lingkungan. Lingkungan sosial yang lebih

banyak mempengaruhi motivasi belajar adalah orangtua dan keluarga siswa itu

sendiri. Sifat-sifat orangtua, pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga dan

demografi keluarga, semuanya dapat memberi dampak baik dan buruk terhadap


(28)

Peranan orang tua dalam keluarga sangat menentukan untuk meningkatkan

prestasi belajar siswa, mengingat sebagian besar waktu dalam keseharian anak

adalah bersama keluarga. Orang tua dituntut untuk dapat menciptakan suasana

rumah yang nyaman, harmonis, dan terjalin komunikasiyang baik antara orang tua

dan anak-anaknya (Soleh, 2009).

Sebagai tenaga profesional, seorang guru dituntut mampu mengelola kelas

yaitu menciptakan dan mempertahankan kondisi belajar yang optimal bagi

tercapainya tujuan pengajaran. Kesesuaian materi teori yang diajarkan harus

sesuai dengan praktek yang dilakukan oleh siswa sehingga tercipta

tumbuhkembangnya motivasi belajar untuk mencapai tujuan yang telah di

tetapkan dan pengelolaan kelas yang efektif merupakan prasyarat mutlak bagi

terjadinya proses belajar mengajar yang efektif (Soleh, 2009).

b. Lingkungan Non Sosial

Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non sosial adalah gedung

perkuliahan/pembelajaran, suasana kelas sebagai tempat belajar bagi mahsiswa

dan alat-alat yang dapat digunakan sebagai media untuk belajar.

Penelitian yang dilakukan Tarmidi & Wulandari (2005) menunjukkan adanya

hubungan antara persepsi siswa terhadap iklim kelas dengan prestasi belajar pada

siswa, bahwa hanya 4% dipengaruhi oleh iklim kelas.

Penelitian yang dilakukan Walberg & Greenberg (dalam DePorter 2000)


(29)

psikologis utama yang mempengaruhi belajar akademis. Segala sesuatu dalam

lingkungan kelas menyampaikan pesan yang memacu atau menghambat belajar.

Welberg (dalam Fathaigh 1997) menyatakan bahwa kejadian-kejadian

dalam lingkungan sosial dan persepsi pelajar terhadap lingkungan kelas sangat

signifikan dalam memperoleh prestasi.

Kondisi kelas yang kondusif dan nyaman merupakan salah satu unsur

penunjang balajar yang efektif dan menjadi lingkungan belajar yang nantinya

berpengaruh terhadap kegiatan dan keberhasilan belajar. Letak kelas harus

dipehatikan dan diperhitungkan dari kemungkinan-kemungkinan yang dapat

menghambat proses belajar mengajar secara ideal di harapkan ruang belajar itu

memenuhi persyaratan yang mampu menunjang kegiatan belajar (Soleh, 2009).

2.1.4Fungsi Motivasi

Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang

melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari

setiap kegiatan yang akan dikerjakan. Menentukan arah perbuatan yakni kearah

suatu yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah

dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya. Menyeleksi

perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan

yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang


(30)

Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan. Mengarahkan

perbuatan pada pencapaian tujuan yang diharapkan. Menggerakkan cepat atau

lambatnya pekerjaan seseorang (Jahja, 2011).

Mendorong seseorang pada kegiatan yang akan dikerjakan, menentukan arah

perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai dan mendorong sesorang

untuk pencapaian prestasi, dengan adanya motivasi yang baik dalam belajar, maka

akan menunjukkan hasil belajar yang baik (Evelin, 2010).

2.1.5 Motivasi belajar

Menurut Uno (2008) Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling

mempengaruhi. Belajar adalah perubahan tingkah laku secara relatif permanen

dan secara potensial terjadi sebagai hasil dari praktik atau penguatan yang

dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan tertentu.

Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik berupa hasrat dan

keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita, sikap,

dan minat. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya dorongan dari pihak

luar yaitu dorongan keluarga seperti orangtua dan pengaruh dari lingkunagn

sekitar. Kedua faktor tersebut disebabkan oleh rangsangan tertentu, sehingga

seseorang berkeinginan untuk melakukan aktivitas belajar yang lebih giat dan

semangat.

Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal untuk


(31)

yang mendukung. Hal itu mempunyai peranan besar dalam keberhasilan

seseorang dalam belajar.

Menurut Kristini (2010) seseorang atau individu yang tidak memiliki

prestasi dalam dirinya akan muncul rasa malas untuk belajar dan dapat

mempengaruhi hasil belajarnya. Hal ini akan berdampak pada kemampuan

individu dalam mengaplikasikan ilmu yang sudah diterimanya dalam menjalankan

tugas dan tanggung jawabnya, dalam arti individu tersebut tidak mampu

melaksanakan tugasnya dengan baik atau bisa terjadi kesalahan akan tindakan

yang dilakukan.

Motivasi sebagai proses psikologis timbul diakibatkan oleh faktor di

dalam diri dan di luar seseorang itu sendiri. Motivasi sangat diperlukan sangat

diperlukan, motivasi menentukan tingkat keberhasilan atau gagalnya kegiatan

belajar seseorang.

2.1.6 Motivasi berprestasi

Motivasi berprestasi juga dapat ditingkatkan jika mahasiswa memiliki

konsep diri positif dan motivasi berprestasi yang tinggi. Karenanya upaya untuk

menumbuhkan konsep diri positif dan motivasi berprestai perlu dikembangkan di

kehidupan perguruan tinggi. Upaya tersebut dapat berupa pemberian bimbingan

dan konseling kepada mahasiswa secara berkala dan berkesinambungan. Kegiatan

ini merupakan sentuhan psikologis untuk mahasiswa. Mahasiswa keperawatan

yang terbiasa menerima sentuhan psikologis pada akhirnya mereka akan terbiasa


(32)

terhadap pasien akan sangat berarti bagi kesembuhan pasien. Secara timbale balik

juga akan memberikan kepuasan kepada perawat, karena dapat membantu pasien

(Suntari, 2008).

Motivasi berprestasi termasuk jenis motivasi intrinsik. McClelland

(1987) menyebutkan bahwa motivasi berprestasi adalah sebagai suatu usaha

untuk mencapai hasil yang sebaik-baiknya. Kemudian, Heckhausen (1967)

mengemukakan bahwa motivasi berprestasi merupakan suatu usaha untuk

meningkatkan kecakapan pribadi dalam segala kegiatannya dengan

menggunakan ukuran keunggulan sebagai perbandingan. Jadi, dalam motivasi

berprestasi selalu ada kriteria tertentu yang dijadikan tolok ukur kerberhasilan.

Dalam hal ini ada tiga kriteria, yaitu pertama, produk dinilai atas dasar

kesempurnaan. Kedua, membandingkan prestasi sendiri yang pernah dicapai

sebelumnya. Ketiga, membandingkan dengan prestasi orang lain dalam bidang

sejenis. Menurut Ardhana (1990), motivasi berprestasi dapat dilihat dari adanya

kecenderungan dan usaha yang bersifat untuk bekerja keras dalam penyelesaian

suatu tugas, meskipun tidak ada pengawasan dari pihak lain. Kajian Keller,

Kelly, dan Dodge (1987) menyimpulkan ada 6 karakteristik motivasi berprestasi

yang tampak konsisten, yang terinci sebagai berikut :

1. individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi lebih banyak menyukai

keberhasilan yang penuh tantangan.

2. suka kerja keras terlepas dari apakah mendapat imbalan atau ganjaran,


(33)

4. menyukai situasi yang dapat menilai diri sendiri dalam pencapaian tujuannya,

5. memiliki perspektif jauh ke depan

6. individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi akan menunjukkan prestasi

yang tinggi.

Winkel (1984) mendifinisikan motivasi berprestasi sebagai daya

penggerak seseorang untuk mencapai taraf prestasi belajar yang tinggi demi

memperoleh kepuasan. Demikian pula, Edward yang dikutip oleh Martinah

(1984) mengupas tentang motivasi berprestasi sebagai keinginan seseorang untuk

dapat menyelasaikan tugas yang sulit secara baik, bekerja sebaik - sebaiknya

untuk memperoleh kesuksesan, menyelesaikan tugas yang memerlukan usaha

dan ketrampilan, dan mengerjakan tugas dengan kualitas lebih baik dari pada

orang lain.

2.1.7 Teknik-teknik motivasi dalam pembelajaran

Menurut Uno (2008) ada beberapa teknik motivasi yang dapat dilakukan dalam pembelajaran adalah sebagai berikut :

a. Pernyataan penghargaan secara verbal

Pernyataan verbal terhadap perilaku yang baik atau hasil belajar

merupakan cara paling mudah dan efektif untuk meningkatkan motif

belajar siswa terhadap hasil belajar yang baik.

b. Menggunakan nilai ulangan sebagai pemacu keberhasilan.

Pengetahuan atas hasil pekerjaan merupakan cara untuk meningkatkan


(34)

c. Menimbulkan rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu merupakan daya untuk

meningkatkan motif belajar siswa.

d. Menjadikan tahap dini dalam belajar mudah bagi siswa.

Hal ini memberikan semacam hadiah bagi siswa pada tahap pertama

belajar yang memungkinkan siswa bersemangat untuk belajar

e. Menuntut siswa untuk menggunakan hal-hal yang telah dipelajari

sebelumnya. Siswa selain belajar dengan menggunakan hal-hal yang telah

dikenalnya dia juga menguatkan pemahaman dan pengetahuannya.

f. Memberi kesempatan siswa untuk memperlihatkan kemahirannya didepan

umum. Hal ini menimbulkan rasa bangga dan dihargai oleh umum. Pada

gilirannya akan meningkatkan motif belajar siswa.

g. Mengurangi akibat yang tidak menyenangkan dan keterlibatan siswa

dalam kegiatan belajar. Hal positif dari keterlibatan siswa dalam belajar

hendaknya ditekankan, sedangkan yang negatif dikurangi.

h. Memperjelas tujuan belajar yang ingin dicapai.

Hal ini dapat dilakukan dengan selalu memberitahukan nilai ujian atau

nilai tugas yang telah diperoleh.

2.2 Indeks Prestasi

Prestasi belajar ditentukan oleh angka indeks prestasi yang ditentukan pada

setiap akhir semester (Buku Panduan Universitas Sumatera Utara 2009).

Indeks Prestasi Semester (IPS) dihitung berdasarkan jumlah beban kredit


(35)

kuliah kemudian dibagi dengan jumlah beban kredit yang diambil (Buku Panduan

Universitas Sumater Utara 2009).

Prestasi Belajar adalah hasil usaha dari semua kegiatan yang dilakukan mahasiswa baik dari belajar, pengalaman dan latihan dari suatu kegiatan.

Penilaian terhadap keberhasilan studi mahasiswa untuk setiap mata kuliah

merupakan komponen tugas, Ujian Tengah Semester (UTS), Ujian Akhir

Semester (UAS) serta komponen penilaian lazimnya disebut dengan Indek

Prestasi. Indeks Prestasi (IP) adalah nilai rata-rata yang diperoleh mahasiswa

setelah menempuh sejumlah mata kuliah. Indeks Prestasi dibedakan menjadi IP

semester dan IP Kumulatif (Oktaviana, 2012).

Penilaian keberhasilan studi semester dilakukan pada akhir semester,

meliputi seluruh mata kuliah yang diambil oleh mahasiswa selama semester

tersebut. Hasil perhitungan Ip dihitung sampai dua decimal, dan digunakan dalam

menggunakan beban studi yang diambil pada semester berikutnya. Mahasiswa D3

dan S1 yang memiliki IP < 2,5 diharuskan mendapatkan bimbingan khusus dari

dosen pembimbing akademik.

Menurut kriteria Buku Panduan Universitas Sumatera Utara (2009) indeks

prestasi ditentukan oleh :

Cumlaude = ≥ 3,51

Sangat memuaskan = 2,76-3,50

Memuaskan = 2,00-2,75


(36)

BAB 3

KERANGKA PENELITIAN 3.1 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual dalam penelitian ini menjelaskan faktor-faktor yang

mempengaruhi indeks prestasi mahasiswa di program studi Diploma III Fakultas

Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Indeks Prestasi

Intrinsik

- Minat

- Sikap

Ekstrinsik

- Lingkungan Sosial - Lingkungan Non Sosial

Indeks Prestasi Mahasiswa DIII Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

- Cumlaude

- Sangat memuaskan - Memuaskan


(37)

3.2 Definisi Operasional

No Variabel Definisi

Operasional

Alat Ukur Hasil Ukur Skala 1. Variabel

Independen:

Faktor Intrinsik :

Minat Sikap Faktor Ekstrinsik: : Lingkungan Sosial Rasa ketertarikan, penerimaan, menguntungkan, memenuhi kebutuhan, memeberikan kepuasan, kecenderungan dan kegairahan yang tinggi, pemusatan perhatian, keingintahuan Kesiapan atau kesediaan, bereaksi terhadap situasi, kesediaan untuk berespon, keputusan Dosen, keluarga, pendidikan, teman-teman sekelas, tetangga dan teman-teman lingkungan sekitar Kuesioner nomor 1-15 Kuesioner nomor 16-23 Kuesioner nomor 24-32

Sangat Baik = 51-60 Baik = 39-50

Cukup = 27-38 Kurang = 15-26

Sangat Baik = 29-32 Baik = 22-28

Cukup = 15-21 Kurang = 8-14

Sangat Baik = 30-36 Baik = 23-29

Cukup = 16-22 Kurang = 9-15


(38)

3.3 Hipotesa

Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang positif antara minat,

sikap, lingkungan sosial dan lingkungan non sosial terhadap indeks prestasi

mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, yang berarti

hipotesa nol (Ho) ditolak. 2. Lingkungan Nonsosial Variabel Dependen Indeks Prestasi Iklim kelas (kondisi gedung, suasana kelas yang nyaman dan kondusif) dan alat-alat yang mendukung media pembelajaran Hasil nilai semester mahasiswa DIII Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Kuesioner nomor 33-36 Data Demografi

Sangat Baik = 13-16 Baik = 10-12

Cukup = 7-9 Kurang = 4-6

Cumlaude 3,51-4,00 Sangat memuaskan 2,76-3,50 Memuaskan 2,00-2,75 Kurang memuaskan < 2,00 Ordinal


(39)

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 DESAIN PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian adalah penelitian deskriptif

korelasi yang bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi

indeks prestasi di program studi Diploma III Fakultas Keperawatan Universitas

Sumatera Utara.

4.2 POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN 4.2.1 Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh mahasiswa DIII Keperawatan

Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara angkatan 2010, 2011 dan 2012.

Berdasarkan data dari Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara bagian

kemahasiswaan bahwa jumlah mahasiswa DIII Keperawatan angkatan 2010, 2011

dan 2012 berjumlah 370 Orang.

4.2.1 Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi terjangkau yang memenuhi

kriteria penelitian dan dapat dipergunakan sebagai subjek penelitian melalui

sampling. Sampel juga harus bersifat representatif, maksudnya sampel dapat

mewakili populasi yang ada sehingga dapat menggambarkan keadaan populasi

penelitian. Semakin banyak sampel, maka hasil penelitian mungkin akan lebih


(40)

sesungguhnya. Besar dan kecilnya sampel sangat dipengaruhi oleh rancangan dan

ketersediaan subjek dari penelitian tersebut. Dengan kata lain semakin besar

sampel, semakin mengurangi angka kesalahan. Penentuan jumlah sampel yang

dilakukan menggunakan teknik proportsional random sampling dapat menggunakan rumus :

Keterangan:

n = besar sampel

N= besar populasi

d = tingkat signifikansi (0,05)

(Dikutip dari Zainuddin M, 2000 dalam Nursalam, 2008)

Menggunakan formula yang diatas maka jumlah sampel adalah :

n= 370

1+370 (0,05²)

= 370

1+ 370 (0, 0025)

= 370

1, 925

= 192, 20 = 192 orang

n = N


(41)

Langkah menentukan jumlah sampel secara berimbang untuk subpopulasi

dilakukan dengan cara proportional sampling dengan menggunakan rumus :

�1 =

��

� ��

Keterangan:

�1 = ukuran sampel tiap strata

�� = ukuran populasi tiap strata

� = populasi � = ukuran sampel

Jumlah populasi dan sampel pada tiap kelompok kelas dapat dilihat pada

tabel di bawah ini :

No. Program Populasi Sampel

1. DIII Angkatan 2010 99 51

2. DIII Angkatan 2011 99 51

3. DIII Angkatan 2012 172 89

Jumlah Total 370 192

4. 3. LOKASI PENELITIAN DAN WAKTU PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.


(42)

4.4 PERTIMBANGAN ETIK

Dalam penelitian ini dilakukan pertimbangan etik, yaitu memberi

penjelasan kepada calon responden penelitian tentang tujuan penelitian dan

prosedur pelaksanaan penelitian. Apabila calon responden bersedia, maka

responden dipersilahkan untuk menandatanganin informed consent. Tetapi jika calon responden tidak bersedia, maka calon responden berhak untuk menolak dan

mengundurkan diri selama proses pengumpulan data berlangsung. Penelitian ini

tidak menimbulkan resiko bagi individu yang menjadi responden, baik resiko fisik

maupun psikis. Kerahasiaan catatan mengenai data responden dijaga dengan cara

tidak menuliskan nama responden pada instrumen dan peneliti memusnahkan

instrumen peneliti setelah proses penelitian selesai. Data-data yang diperoleh dari

responden juga hanya digunakan untuk kepentingan peneliti.

4.5 INSTRUMEN PENELITIAN

Untuk memperoleh informasi dari responden, peneliti menggunakan alat

pengumpulan data berupa kuesioner. Kuesioner ini disusun sendiri oleh peneliti

dengan berpedoman pada konsep dan tinjauan teoritis, jenis kuesioner ini yaitu

dengan skala likert. Kuesioner penelitian terdiri dari data demografi dan kuesioner faktor-faktor yang mempe.ngaruhi indeks prestasi.

a. Kuesioner Data Demografi

Kuesioner data demografi meliputi: nama inisial, jenis kelamin, angkatan dan

diikuti dengan IP. Data demografi ini diperlukan untuk membantu peneliti


(43)

program studi Diploma III Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera

Utara.

b. Kuesioner Faktor Intrinsik dan Faktor Ekstrinsik

Pernyataan pada kuesioner ini terdiri dari 36 pertanyaan dimana kategori dan

skornya terbagi empat yaitu Sangat Tidak Setuju (STS) = 1, Tidak Setuju

(TS) =2, Setuju (S) = 3, Sangat Setuju (SS) = 4.

Berdasarkan rumus statistik (menurut Sudjana, 1992) :

�= �������

�����������

Kuesioner ini digunakan untuk mengkaji salah satu motivasi yang dominan

pada mahasiswa. Kuesioner ini terdiri dari 36 pernyataan. Pada pernyataan

faktor internal yaitu minat = 1-15 dibagi 4 kategori (sangat baik = 51-60, baik

= 50-39, cukup = 27-38, kurang = 15-26), sikap = 16-23 dibagi 4 kategori

(sangat baik = 29-32, baik = 22-28, cukup = 15-21, kurang = 8-14). Pada

pertanyaan faktor eksternal yaitu lingkungan sosial = 24-32 dibagi 4 kategori

(sangat baik = 30-36, baik = 23-29, cukup = 16-22, kurang = 9-15),

lingkungan nonsosial = 33-36 dibagi 4 kategori sangat baik = 13-16, baik =

10-12, cukup = 7-9, kurang = 4-6, dan dihitung skornya menggunakan skala likert dengan alternative jawaban yang tersedia pada kuesioner.


(44)

4.6 Uji Validitas dan Reliabilitas 4.6.1 Uji Validitas

Validitas adalah suatu tes atau keadaan yang menggambarkan tingkat

instrumen yang dirancang mampu mengukur apa yang diukur (Arikunto, 2007;

Reksoatmodjo, 2007). Uji validitas yang dilakukan pada penelitian ini adalah

validitas isi. Validitas isi adalah validitas yang merujuk sejauh mana instrumen

penelitian memuat rumusan-rumusan sesuai dengan isi yang dikehendaki

menurut tujuan tertentu (Setiadi, 2007). Pengujian validitas isi dilakukan kepada

ahlinya yaitu ibu Salbiah, S.Kp, M.Kep. Pernyataan yang tidak valid langsung

diganti oleh peneliti berdasarkan saran dari penguji validitas.

4.6.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabiitas adalah suatu uji yang menunjukkan sejauh mana suatu alat

ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Azwar, 2004; Notoatmodjo, 2010).

Adapun Tujuan dilakukan uji ini adalah untuk mengetahui konsistensi instrumen

sehingga dapat digunakan untuk penelitian berikutnya dalam ruang lingkup yang

sama (Munthe, 2005).

UJi reliabilitas instrumen dilakukan di STIKES Rumah Sakit Haji Medan

dengan menggunakan Cronbach Alpha dengan 30 responden. Peneliti menggunakan metode Cronbach Alpha karena skor yang digunakan 1 sampai 4. Instrumen sudah reliabel karena memberikan nilai 0,84


(45)

4.7 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan

kuisioner. Pengumpulan data dimulai setelah peneliti mendapat rekomendasi izin

pelaksanaan penelitian dari institusi pendidikan yaitu Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara.

Setelah peneliti mendapat surat izin, peneliti menjelaskan kepada calon

responden tentang tujuan, manfaat dan prosedur pelaksanaan penelitian kepada

calon responden dan yang bersedia berpartisipasi diminta untuk menandatangani

informed consent. Responden penelitian diberi lembar kuesioner dan diberi kesempatan untuk mengisi kuesioner, lalu peneliti mengambilnya kembali dengan

batas waktu yang di tentukan.. Selesai pengisian peneliti mengambil kuesioner

yang telah diisi responden, peneliti kemudian memeriksa kelengkapan data. Jika

ada data yang kurang, dapat langsung dilengkapi. Selanjutnya data yang telah

terkumpul dianalisis.

4.8 Analisa Data

Semua data yang telah terkumpul dianalisa melalui beberapa tahapan.

Tahap pertama adalah editing yaitu memeriksa kelengkapan data dan memastikan bahwa semua pilihan dalam kuesioner telah diisi sesuai dengan

petunjuk. Tahap kedua adalah kode (coding) yaitu memberi angka tertentu pada kuesioner untuk mempermudah analisa data pada waktu melakukan


(46)

komputerisasi menggunakan analisa deskriptif yang disajikan dalam bentuk

narasi, tabel distribusi frekuensi dan persentase.

4.8.1 Analisa Univariat

Analisa univariat menggunakan analisa desktiptif, yaitu analisa yang

dimaksudkan untuk mendeskripsikan variabel penellitian. Analisa data

kategorik (nama inisial, jenis kelamin, angkatan, IP), Faktor Intrinsik intrinsik

seperti sikap, minat, dan faktor ekstrinsik seperti lingkungan sosial dan

lingkungan nonsosial) dijelaskan dengan nilai dari jumlah dan hasil presentasi

dengan menggunakan tabel.

4.8.2 Analisa Bivariat

Analisa data bivariat bertujuan untuk mengetahui apakah ada

hubungan yang signifikan antara dua variabel (hastono, 2007, Yusra, 2010).

Uji statistik untuk analisa bivariat disajikan melalui tabel berikut

Tabel. 3 Analisa Uji Bivariat

Variabel Independen Variabel Dependen Uji Statistik

Minat Indeks Prestasi Korelasi Spearman

Sikap Indeks Prestasi Korelasi Spearman

Lingkungan Sosial Indeks Prestasi Korelasi Spearman Lingkungan Non Sosial Indeks Prestasi Korelasi Spearman


(47)

Pada penelitian ini menggunakan uji Spearman untuk menganalisis

hubungan antara masing-masing variabel bebas dan variabel terikat. Dasar

pengambilan keputusan (berdasarkan tingkat kemaknaan) :

a. Jika tingkat kemaknaan > 0,05 maka Ho diterima

b. Jika tingkat kemaknaan < 0,05 maka Ho ditolak

Nilai koefisien korelasi (rho) berkisar antara 0-1. Nilai 0 menunjukkan

tidak ada hubungan dan nilai 1 menunjukkan hubungan yang sempurna.

Batasan nilai koefisien korelasi yang diperoleh untuk menentukan besarnya

hubungan adalah sebagai berikut:

0,00 – 0,199 : Sangat lemah 0,20 – 0,399 : Lemah 0,40 – 0,599 : Sedang 0,60 – 0,799 : Kuat


(48)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang berjudul “faktor-faktor yang

mempengaruhi indeks prestasi mahasiswa di program studi Diploma III Fakultas

Keperawatan Universitas Sumatera Utara” sebanyak 192 responden dan didapat

hasil distribusi responden berdasarkan jenis kelamin, indeks prestasi, dan

angkatan yang diuraikan sebagai berikut :

5.1.1. Karakteristik Responden

Tabel 5.1. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dan Indeks Prestasi di Program Studi Diploma III Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara (n = 192)

Karakteristik Responden Jumlah Persentase

1. Jenis Kelamin

Laki-laki 87 45,3

Perempuan 105 54,7

2. Indeks Prestasi

Cumlaude 71 37,0

Sangat memuaskan 61 31,8

Memuaskan 60 31,3

3.Angkatan 2010 2011 2012 51 51 90 26,6 26,6 46,9 Pada penelitian ini diperoleh hasil bahwa mayoritas responden berjenis

kelamin perempuan yaitu 105 orang (54,7%) dengan mayoritas indeks prestasi

cumlaude sebanyak 71 orang (37%) dan moyoritas angkatan 2012 yaitu 89 orang


(49)

5.2 Analisa Univariat

5.2.1 Kakrakteristik Responden Berdasarkan Gambaran Minat, Sikap, Lingkungan Sosial, Lingkungan Non Sosial Terhadap Indeks Prestasi

Distribusi Frekuensi dan Persentase Minat, Sikap, lingkungan Sosial dan

Lingkungan Non Sosial mahasiswa di Fakultas Keperawatan USU terhadap

Indeks Prestasi

Kategori Jumlah Persentase

1. Minat

Sangat Baik 52 27,1

Baik 89 46,4

Cukup 40 20,8

Kurang 11 5,7

2. Sikap

Sangat Baik 38 19,8

Baik 105 54,7

Cukup 40 20,8

Kurang 9 4,7

3. Lingkungan Sosial

Sangat Baik 51 26,6

Baik 82 42,7

Cukup 43 23,4

Kurang 1 8,3

4. Lingkungan Non Sosial

Sangat Baik 52 27,1

Baik 82 42,7

Cukup 35 18,2

Kurang 23 12,0


(50)

Berdasarkan tabel diatas diketahui responden paling banyak dengan minat

baik yaitu 89 orang (46,4%), dengan sikap baik yaitu 105 orang (54,7%),

lingkungan sosial dengan kategori baik yaitu 82 orang (42,7%) dan lingkungan

non sosial dengan kategori baik 82 orang (42,7%) (Tabel 5.2)

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Indeks Prestasi

Indeks Prestasi f %

Cumlaude 71 37,0

Sangat memuaskan 61 31,8

Memuaskan

Kurang Memuaskan

60 0

31,3 0

Jumlah 192 100,0

Pada tabel diatas diperoleh indeks prestasi cumlaude (37%) dan indeks

prestasi memuaskan (31,3%).

5.3 Hubungan Minat, Sikap, Lingkungan Sosial, dan Lingkungan Non Sosial dengan Indeks Prestasi di Program Studi Diploma III Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

5.3.1 Hubungan antara minat dengan Indeks Prestasi

Tabel 5.5 Hasil uji statistik spearman correlation minat dengan indeks Prestasi (N=192)

Korelasi Spearman r Nilai p

Minat

Indeks Prestasi


(51)

Hasil uji statistik menggunakan spearman correlation memperlihatkan nilai koefisien korelasi sebesar 0,143 dengan nilai p-value sebesar 0,047 .

Nilai signifikan sebesar 0,047 lebih kecil dari 0,05 menunjukkan ada

hubungan yang bermakna antara minat dengan indeks prestasi. Angka korelasi

yang dihasilkan lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,143, artinya adanya hubungan yang

bermakna antara minat dengan indeks prestasi yang memiliki interpretasi yang

sangat lemah (Tabel 5.5).

5.3.2 Hubungan antara sikap dengan Indeks Prestasi

Tabel 5.6 Hasil uji statistik spearman correlation sikap dengan indeks Prestasi mahasiswa (N=192).

Korelasi Spearman r Nilai p

Sikap

Indeks Prestasi

0,370 0,000

Hasil uji statistik memperlihatkan nilai koefisien korelasi sebesar 0,370 dengan nilai p-value sebesar 0,000.

Nilai signifikan sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 menunjukkan ada

hubungan yang bermakna antara sikap dengan indeks prestasi. Angka korelasi

yang dihasilkan lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,370, artinya adanya hubungan yang

bermakna antara sikap dengan indeks prestasi yang memiliki interpretasi yang


(52)

5.3.3 Hubungan Lingkungan Sosial dengan Indeks Prestasi

Tabel 5.7 Hasil uji statistik spearman correlation lingkungan sosial dengan indeks prestasi (N=192)

Korelasi Spearman r Nilai p

Lingkungan Sosial Indeks prestasi

0,190 0,008

Hasil uji statistik memperlihatkan nilai koefisien korelasi sebesar 0,190 dengan nilai p-value) sebesar 0,008.

Nilai signifikan sebesar 0,008 lebih kecil dari 0,05 menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara lingkungan sosial dengan indeks prestasi. Angka korelasi yang dihasilkan lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,190, artinya adanya hubungan yang bermakna antara lingkungan sosial dengan indeks prestasi yang memiliki interpretasi yang lemah (Tabel 5.7).

5.3.4 Hubungan lingkungan Non Sosial dengan Indeks Prestasi

Tabel 5.8 Hasil uji statistik spearman correlation lingkungan non sosial dengan indeks prestasi (N=192)

Korelasi Spearman r Nilai p

Lingkungan non sosial Indeks Prestasi

0,269 0,000

Hasil uji statistik memperlihatkan nilai koefisien korelasi sebesar 0,269 dengan nilai p-value sebesar 0,000.

Nilai signifikan sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 menunjukkan ada

hubungan yang bermakna antara lingkungan non sosial dengan indeks prestasi.


(53)

hubungan yang bermakna antara lingkungan non sosial dengan indeks prestasi

yang memiliki interpretasi yang lemah (Tabel 5.8).

5.4 Pembahasan

5.4.1 Hubungan Minat dengan Indeks Prestasi Mahasiswa

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa di Fakultas

Keperawatan USU (46,4%) menyatakan minat baik terhadap indeks prestasi.

Menurut Winkel (1996) minat dapat diartikan sebagai kecenderungan subyek

yang menetap, untuk merasa tertarik pada bidang studi atau pokok bahasan

tertentu dan merasa senang mempelajari materi itu. Usaha untuk memperoleh nilai

yang baik dengan meningkatkan minat membaca pada siswa juga merupakan

salah satu usaha untuk berprestasi lebih baik dan lebih giat lagi.

Hal ini sejalan dengan pendapat Soleh (2009) bahwa minat memegang

peranan penting terhadap hasil belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari

tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya,

dan siswa tidak lagi memperoleh kepuasan dari pelajaran itu. Siswa yang berminat

terhadap suatu pelajaran akan terus tekun untuk belajar, dia akan terus mendorong

untuk belajar dan selalu berusaha untuk mencapai hasil yang memuaskan. Siswa

yang mampu mengembangkan minatnya dan mampu mengerahkan segala daya

dan upaya untuk menguasai mata pelajaran tertentu, dia akan memperoleh prestasi


(54)

Hasil penelitian ini sesuai pula dengan yang diungkapkan Slameto (2003)

yang menyatakan bahwa minat besar pengaruhnya terhadap prestasi belajar,

karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa

tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya.

Hal ini tentu akan mempengaruhi prestasi belajar siswa.

5.4.2 Hubungan Sikap dengan Indeks Prestasi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa di Fakultas

Keperawatan USU (54,7) menyatakan sikap baik terhadap indeks prestasi. Hal ini

sejalan dengan pendapat Slameto (2004) bahwa sikap merupakan salah satu faktor

yang mempengaruhi hasil belajar. Sikap merupakan sesuatu yang dipelajari, dan

sikap menentukan bagaimana individu bereaksi terhadap situasi serta menentukan

apa yang dicari individu dalam kehidupan ataupun adanya kesediaan untuk

berespon terhadap suatu situasi.

Penelitian lain telah menunjukkan bahwa ada hubungan antara sikap

belajar dengan indeks prestasi diantaranya penelitian yang dilakukan oleh

Suprapto (2006) dengan hasil ada hubungan yang erat dan signifikan antara

kebiasaan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa dan penelitian Kurniasih


(55)

5.4.3 Hubungan Lingkungan Sosial dengan Indeks Prestasi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa di Fakultas

Keperawatan USU (42,7%) menyatakan lingkungan sosial baik terhadap indeks

prestasi. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Udiyono (2011) keberhasilan

dalam belajar juga dipengaruhi oleh peran keluarga terutama orang tua

pembelajar. Motivasi orangtua yang merupakan dorongan belajar yang diberikan

oleh orang tua kepada putra-putrinya yang dapat berupa pemberian pujian,

pengarahan, pengawalan, penciptaan suasana belajar yang memadai dan lain-lain

dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik sehingga dapat lebih

mempermudah dalam mencapai prestasi belajar yang lebih baik. Hal ini sesuai

dengan pendapat Syah (2010) bahwa lingkungan sosial yang lebih banyak

mempengaruhi motivasi belajar adalah orangtua dan keluarga siswa itu sendiri.

Semuanya dapat memberi dampak baik dan buruk terhadap kegiatan belajar dan

hasil yang dicapai oleh siswanya.

Adanya upaya-upaya dari orang tua dengan memberikan dorongan-dorongan

kepada anaknya, untuk menciptakan suasana belajar yang baik dan mengupayakan

bermacam-macam upaya agar anaknya dapat tertarik untuk belajar, sehingga anak

akan menaruh minat dan berusaha semaksimal mungkin untuk belajar. Hal ini

sejalan dengan pendapat Soleh (2009) bahwa peranan orang tua dalam keluarga

sangat menentukan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, mengingat

sebagian besar waktu dalam keseharian anak adalah bersama keluarga. Orang tua

dituntut untuk dapat menciptakan suasana rumah yang nyaman, harmonis, dan


(56)

Hasil penelitian Suntari (2008) dosen mempunyai peranan yang strategis

untuk membantu mahasiswanya meningkatkan motivasi berprestasinya. Seperti

yang disampaikan Roslidan (1996) agar siswanya dapat berprestasi, dosen perlu

mengetahui sejauh mana kebutuhan siswanya untuk berprestasi, dengan demikian

dosen dapat memberikan tugas yang sesuai untuk masing-masing siswanya.

Slavin (2008) mengungkapkan bahwa lingkungan teman sebaya merupakan

suatu interaksi dengan orang-orang yang mempunyai kesamaan dalam usia dan

status. Intensitas pertemuan antar mahasiswa di kampus yang tinggi memiliki

pengaruh yang besar dalam suasana perkuliahan. Teman sebaya mampu

memberikan motivasi sekaligus suasana yang membangun apabila berada sedang

di dalam kelas. Mahasiswa juga lebih merasa nyaman jika belajar ataupun

bertanya mengenai materi kuliah dengan teman sebaya karena apabila bertanya

dengan dosen biasanya akan muncul suatu ketakutan tersendiri. Dengan adanya

disiplin belajar yang tinggi dan lingkungan teman sebaya yang mendukung maka

Prestasi belajar akan meningkat dan begitu juga sebaliknya jika disiplin belajar

rendah dan lingkungan teman sebaya yang kurang mendukung maka Prestasi

belajar akan rendah. Sehingga kedua faktor yang mempengaruhi Prestasi belajar

tersebut mempunyai andil yang cukup besar dalam kegiatan belajar.

Penelitian Saputro (2012) lingkungan teman sebaya juga mempengaruhi

prestasi belajar mahasiswa. Hal ini dapat dilihat dari kenyataan yang ada saat ini,

banyak mahasiswa yang lebih banyak bergantung dalam hal-hal negatif dengan

teman sebayanya seperti tidak saling mengingatkan dalam belajar atau bercanda


(57)

karena ikut-ikutan temannya, sebagian mahasiswa lebih asyik mengobrol dengan

teman sebelahnya daripada mendengarkan dosen yang sedang menjelaskan di

depan kelas.

5.4.4 Hubungan Lingkungan Non Sosial dengan Indeks Prestasi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa di Fakultas

Keperawatan USU (42,7%) menyatakan lingkungan non sosial baik terhadap

indeks prestasi. Lingkungan non sosial yang salah satunya kondisi fisik, sarana

dan prasarana lainnya yang mendukung proses belajar mengajar hendaknya di

buat sebaik mungkin agar mahasiswa merasa nyaman dan tenang dalam mengikuti

proses belajar mengajar di kelas. Hal ini sejalan dengan pendapat Soleh (2009)

bahwa kondisi kelas yang kondusif dan nyaman merupakan salah satu unsur

penunjang balajar yang efektif dan menjadi lingkungan belajar yang nantinya

berpengaruh terhadap kegiatan dan keberhasilan belajar.

Hasil penelitian Hadisetyo (2009) suatu ruangan kelas bisa berpengaruh pada

prestasi belajar siswa. Kondisi kelas yang kurang kondusif bisa menyebabkan

menurunnya tingkat konsentrasi siswa dalam mengikuti proses belajar siswa,

namun sebaliknya kondisi kelas yang mendukung serta kondusif memberikan

kesan yang berbeda bagi para penggunannya, terutama para siswa. Dengan

ruangan kelas yang nyaman, tenang dan menyenangkan para siswa akan lebih

nyaman, tentunya hal ini akan mendukung kemajuan prestasi.

Hasil penelitian Tarmidi (2005) bahwa adanya hubungan positif antara siswa


(58)

Penelitian yang dilakukan Walberg & Greenberg (dalam DePorter 2000)

menunjukkan bahwa lingkungan non sosial atau suasana kelas adalah penentu

psikologis utama yang mempengaruhi belajar akademis. Segala sesuatu dalam

lingkungan kelas menyampaikan pesan yang memacu atau menghambat belajar.

Lingkungan non sosial seperti perkuliahan/pembelajaran, suasana kelas

sebagai tempat belajar bagi mahasiswa dan alat-alat yang dapat digunakan sebagai

media untuk belajar berkaitan dengan motivasi belajar siswa. Lingkungan non

sosial yang kurang berkaitan dengan kondisi fisik kampus yang dianggap

mahasiswa masih kurang nyaman untuk proses belajar mengajar. Perlunya

pemenuhan kenyamanan dari segi fasilitas fisik kampus merupakan salah satu

komponen yang tidak dapat dipisahkan dalam kegiatan belajar mengajar. Oleh

karena itu agar mahasiswa dapat mencapai tujuan secara maksimal maka pihak

perlu melengkapi fasilitasnya. Fasilitas yang lengkap dapat memunculkan

motivasi mahasiswa dalam melakukan aktivitas belajar yang pada akhirnya akan

menentukan keberhasilan belajar mahasiswa, sehingga dapat dikatakan bahwa

keberhasilan belajar mahasiswa tidak hanya ditentukan fasilitas yang lengkap

tetapi juga motivasi belajar yang besar dari siswa itu sendiri (Syah, 2006).

5.5 Keterbatasan Peneliti

a. Peneliti tidak dapat menyamakan jadwal kepada responden sehingga peneliti


(59)

b. Kebenaran pengisian kuesioner sangat dipengaruhi oleh kejujuran responden,

tentang minat, sikap, lingkungan sosial dan lingkungan non sosial terhadap indeks

prestasi

c. Pada kuesioner yang sudah divaliditas, terdapat kata-kata yang tidak sesuai dan

kalimat yang terlalu panjang sehingga membuat kalimat menjadi rancu ketika


(60)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang berjudul faktor-faktor yang mempengaruhi

indeks prestasi di program studi Diploma III Fakultas Keperawatan Universitas

Sumatera Utara maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Berdasarkan karakteristik responden mayoritas berjenis kelamin perempuan

yaitu 105 responden (54,7%) dan minoritas berjenis kelamin laki-laki 87

responden (45,3%), mayoritas dengan indeks prestasi cumlaude 71 responden

(37,0%) dengan mayoritas angkatan 2012 yaitu 90 responden (46,9%).

2. Dari 192 responden paling banyak dengan minat baik yaitu 89 responden

(46,4%), dengan sikap baik yaitu 105 responden (54,7%), lingkungan sosial

dengan kategori baik yaitu 82 responden (42,7%) dan lingkungan non sosial

dengan kategori baik 82 responden (42,7%)

3. Hasil analisa spearman diketahui terdapat hubungan yang signifikan antara minat (p = 0,047), sikap (p = 0,000), lingkungan sosial (p = 0,008) dan


(61)

6.2. Saran

1. Bagi Institusi Pendidikan

Agar lebih memperhatikan fasilitas yang memadai untuk mendukung

keberhasilan dalam pembelajaran mahasiswa, kenyamanan dan ketentraman

kelas dan selalu memberikan pengarahan agar mahasiswa dapat meningkatkan

prestasi belajarnya.

2. Bagi Mahasiswa

Agar lebih meningkatkan motivasi belajarnya dengan mengali informasi lebih

banyak lagi untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan berfikir, baik dari

media pembelajaran maupun dari media lain guna meningkatkan indeks

prestasi mahasiswa

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Agar mampu menggali variabel-variabel lain yang memiliki pengaruh

terhadap peningkatan hasil belajar mahasiswa dan sebagai bahan masukan

atau sumber data bagi peneliti lainnya yang ingin melakukan penelitian lebih


(62)

DAFTAR PUSTAKA

Azwar. (1995). Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.

Azwar. (2000). Pengantar Administrasi Kesehatan. Jakarta. Binarupa Aksara. Alisuf S. (1955). Psikologi Pendidikan, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya.

Dimyati, &. Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Djaali. (2008).Psikologi Pendidikan. PT. Bumi Aksara, Jakarta.

Djusmalinar, P. (2010). Hubungan Motivasi Dengan Prestasi Akademik . Diakses

pada tanggal 5 Oktober 2012 dari

Eveline, S. (2010). Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia Harlock, E. B. (2000). Perkembangan Anak (Jilid 2). Jakarta: Erlangga. Herijulianti, E. (2001). Pendidikan Kesehatan Gigi. Jakarta: EGC

Hutapea, R. (2004). Peluang Peningkatan Peran & Posisi Perawat Indonesia di Luar Negeri. Jakarta: Puspronakes Depkes RI.

Iriani, N.I. (2010). Motivasi intrinsik, motivasi ekstrinsik dan disiplin kerja pengaruhnya terhadap kinerja pegawai pada kantor dinas pendidikan kabupaten sambas. Diakses pada tanggal 3 maret 2013 dari

Jahja, Y. (2011). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Kadji, Y. (2012). Tentang teori motivasi. Diambil pada tanggal 5 maret 2013 dari

ejurnal.ung.ac.id/index.php/JIN/article/download/704/648‎

Nadziruddin, E. (2003). Faktor internal yang berkontribusi terhadap pencapaian indeks prestasi kumulatif pada mahasiswa program FIK diakses pada

tanggal 4 April dari http:

Nurhidayati. (2006). Hubungan antara minat dengan prestasi belajar siswa dalam bidang studi sejarah kebudayaan. Diakses pada tanggal 5 Mei 2013

dari http: // tulis.uinjkt.ac.id/opac/themes/katalog/detail.jsp?id=107484&lokasi...‎


(63)

Mustaqim.(2001). Psikologi Pendidikan. Semarang : Pustaka Belajar

Munthe, L. (2005). Pebedaan koping ayah dan ibu dengan anak retardasi mentaldi SLB-C Santa Lucia Medan.skripsi tidak dipublikasikan.usu.

Oktaviana. (2012). Pengaruh kebiasaan belajar dan lingkungan keluarga terhadap indeks prestasi kumulatif mahasiswa program studi pendidikan akuntansi universitas pendidikan Indonesia. Diakses pada tanggal

11 november 2012 dari

Priyatama, A. N. (2009). Peran motivasi intrinsic terhadap komitmen organisasi karyawan. Diakses pada tanggal 25 februari 2013 dari http:// ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/empati/article/download/414/414

Purwanto, N. (2004). Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Purwanto, N. (2011). Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya Robbins, S, P. (2003). Perilaku Organisasi. Jilid I. Jakarta: Gramedia Roslidan. (11996). Belajar dan Pembelajaran. IKIP: Malang.

Sardiman, A.M. (2000). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Sardiman, A. M. (2005). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Garafindo Persada.

Sardiman A.M. (2007). Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Saputro, S. (2012). Pengaruh disiplin belajar dan lingkungan teman sebaya terhadap prestasi belajar mahasiswa program studi pendidikan akuntansi angkatan 2009 fakultas ekonomi universitas negeri Yogyakarta. Diakses pada tanggal 4 Juli 2013 dari http: // eprints.uny.ac.id/8009/1/1-08403241014.pdf.

Setiadi. (2007). Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan.Yogyakarta: Graha Ilmu.

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Slavin, Robert E. (2008). Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik. Jakarta: PT Indeks.

Soleh. (2009). Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa kelas 2 TMO SMK texmaco semarang pada mata diklat service engine dan


(64)

komponen-komponenya. Diakses pada tanggal 4 Juli 2013 dari http: journal.unnes.ac.id/nju/index.php/JPTM/article/download/200/208

Sunaryo. (2004). Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta: EGC. Sunaryo

Syah,, M. (2006). Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosda Karya

Tarmidi., & Wulandari, L.H. (2005). Psikologia, 1 (1), 19-27

Udiyono. (2011). Pengaruh motivasi orangtua, kondisi lingkungan dan disiplin belajar terhadap prestasi akademik mahasiswa pendidikan matematika universitas widya dharma klaten semester gasal tahun akademik 2010/2011. Diakses pada tanggal 4 Juli 2013 dari http: journal.unnes.ac.id/nju/index.php/JPTM/article/download/200/208

Universitas Sumatera Utara. (2009). Peraturan Akademik Program Sarjana (S1). Medan: Departemen Pendidikan Nasional.

Uno, H.B. (2007). Teori Motivasi dan Prngukurannya. Jakarta: Bumi Aksara. Widayatun, T. (1999). Ilmu Perilaku M.A 104. Jakarta: CV. Sagung Seto. Winkel, W. S. 1996. Psikologi Pengajaran.Jakarta: PT Gramedia

Zainal. (2009). Faktor-faktor yang berhubungan dengan indeks prestasi mahasiswa semester III jurusan kebidanan politeknik kesehatan Bengkulu.

Diakses pada tanggal 5 Juli 2013 dari http: www.saptabakti.ac.id/jo/index.php/jurnal


(65)

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Indeks Prestasi Mahasiswa

di Program Studi Diploma III Fakultas Keperawatan Univerversitas Sumatera Utara

Oleh : Gusthy Pratiwi

Saya adalah mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Penelitian ini dilaksanakan sebagai salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir Kesarjanaan S1 Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan.

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi indeks prestasi mahasiswa di program studi Diploma III Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Saya mengharapkan tanggapan/jawaban yang saudara berikan sesuai dengan pendapat saudara sendiri tanpa dipengaruhi orang lain. Saya menjamin kerahasian pendapat dan identitas saudara. Informasi yang saudara berikan murni digunakan untuk pengembangan ilmu pengetahuan keperawatan dan tidak akan dipergunakan untuk maksud lain.

Partisipasi dalam penelitian ini bersifat bebas sukarela. Saudara berhak untuk ikut atau tidak ikut dalam penelitian ini tanpa berpengaruh kepeda pelayanan yang akan diberikan nantinya. Jika saudara bersedia menjadi peserta penelitian ini, silahkan saudara menandatangani kolom dibawah ini.

Tanda tangan :

Tanggal :


(66)

Instrumen Penelitian

A. Petunjuk Umum Pengisian

a. Pilihlah salah satu jawaban dari pernyataan-pernyataan di bawah

ini pada kolom yang telah disediakan. Jika tidak ada pilihan

jawaban yang sesuai, maka pilihlah salah satu jawaban yang

menurut Anda paling mendekati.

b. Bacalah pernyataan-pernyataan di bawah ini dan jawablah dengan

jujur sesuai dengan kondisi yang Anda hadapi

c. Tulislah tanda silang (x) pada kotak untuk pilihan jawaban yang

tepat menurut Anda.

I. Data Demografi Responden

1. Nama Inisial :

2. Jenis Kelamin : laki-laki ; perempuan

3. IP :


(67)

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Indeks Prestasi Mahasiswa di Program Studi Diploma III Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara.

Isi lah kuesioner ini dengan memberikan tanda cekhlist (√) pada kolom yang telah tersedia dibawah ini sesuai dengan pilihan anda.

Keterangan :

SS : Sangat Setuju

S : Setuju

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

No. Pernyataan SS S TS STS

Motivasi Intrinsik

1. Minat

1. Setelah saya lulus nanti, saya akan menjadi perawat professional 2. Setelah lulus, saya berharap

mendapatkan materi dan kemampuan di institusi keperawatan

3. Alasan saya masuk institusi perawat karena sesuai dengan cita-cita saya 4. Tujuan saya masuk institusi perawat

karena akan berguna bagi diri sendiri 5. Tujuan saya masuk institusi perawat

karena akan berguna bagi keluarga 6. Tujuan saya masuk institusi perawat

karena akan berguna bagi masyarakat


(1)

karena akan berguna bagi diri sendiri tentang pengabdian sebagai seorang perawat

8. Tujuan saya masuk institusi perawat agar bisa merawat keluarga

9. Saya sangat berminat mencari informasi mengenai dunia keperawatan

10. Saya berminat mencari berbagai sumber mengenai dunia keperawatan

11. Saya ingin mengembangkan kemampuan yang ada di dalam diri saya

12. Keinginan saya menjadi perawat begitu besar

13. Diterimanya saya di institusi

keperawatan, membuat saya semakin giat untuk belajar kedepannya

14. Pembelajaran diberikan merupakan modal awal untuk mendapatkan pengetahuan ketika menjadi perawat 15. Saya berusaha mencapai kompetensi apa

yang diajarkan di institusi keperawatan

2. Sikap

16. Tugas pelajaran yang diberikan dosen membuat saya bersemangat

mengerjakannya

17. Pertimbangan saya masuk di institusi keperawatan karena memang sesuai dengan potensi jiwa saya

18. Mata kuliah di institusi keperawatan sangat penting karena itu nantinya akan menjadi modal ketika bekerja

19. Untuk menjadi perawat professional tujuan yang

telah saya tetapkan, saya berusaha

mengeluarkan kemampuan yang ada pada diri saya

20. Untuk menjadi perawat saya harus bisa bersosialisasi dengan pasien

21. Menjadi perawat adalah pilihan saya 22. Sukses menjadi perawat membuat saya

selalu berkeinginan belajar lebih giat lagi 23. Sikap saya ketika menjadi perawat nanti,


(2)

1. Lingkungan Sosial

24. Keluarga mendukung sepenuhnya, saya masuk ke institusi keperawatan

25. Di keluarga saya ada yang menjadi perawat

26. Saya memiliki motivasi menjadi perawat karena teman saya memiliki motivasi yang besar juga menjadi perawat 27. Teman-teman di lingkungan sekitar

banyak kuliah di institusi keperawatan 28. Tanggapan lingkungan sekitar, setelah saya diterima di institusi keperawatan sangat mendorong dan memberi pengertian tentang pengabdian sebagai seorang perawat

29. Sikap dosen di institusi keperawatan banyak membahas tentang prospek profesi keperawatan kedepannya 30. Saat mengajar di kelas, dosen mampu

menciptakan hubungan antara pelajaran dengan gambaran ketika kita terjun di rumah sakit nanti

31. Ketika berkunjung ke rumah sakit, saya tertarik menjadi perawat karena melihat pengabdian seorang perawat yang begitu besar

32. Nilai bagus yang diberikan oleh dosen membuat saya semakin bersemangat untuk belajar lebih giat lagi

2. Lingkungan Non Sosial

33. Kondisi gedung/kampus membuat saya nyaman untuk belajar

34. Alat-alat laboratorium fakultas sangat membantu untuk belajar sebelum terjun ke rumah sakit

35. Adanya panduan buku laboratorium sebagai pembelajaran saya bisa langsung belajar menjadi seorang perawat

36. Menurut saya, kuliah di institusi keperawatan DIII sudah sesuai dengan standar pendidikan tinggi


(3)

LEMBAR PERSETUJUAN UJI VALIDITAS

Judul : Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Indeks Prestasi Mahasiswa di Program Studi Diploma III

Fakultas keperawatan universitas Sumatera Utara Nama Mahasiswa : Gusthy Pratiwi

N I M : 091101072

Jurusan : Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Instrumen penelitian ini telah diperiksa dan telah diuji kelayakannya serta dapat dilanjutkan untuk proses penelitian selanjutnya.

Medan, April 2013 Penguji

Tembusan:

1. Yang bersangkutan 2. Pertinggal


(4)

(5)

(6)

Daftar Riwayat Hidup

Nama : Gusthy Pratiwi

Tempat/Tanggal Lahir : Medan / 22 Desember 1990

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Jalan Jamin Ginting Pasar 7 Padang Bulan No: 89

Riwayat Pendidikan :

1. SD Al-Azhar Medan (2001-2006)

2. SMP Al-Azhar Medan (2003-2006)

3. SMA Al-Azhar Medan (2006-2009)