Analisis Faktor Keuangan dan Non Keuangan yang Berpengaruh Terhadap Peringkat Obligasi Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah
Pasar modal merupakan pasar untuk pendanaan ekuitas dan utang jangka

panjang (Brealey et al., 2008:37). Dengan demikian, pasar modal juga dapat
diartikan sebagai pasar untuk memperjual belikan sekuritas yang umumnya
memiliki umur lebih dari satu tahun, seperti saham dan obligasi.
Melalui pasar modal perusahaan dapat menjual saham yang dimilikinya atau
menerbitkan surat utang (obligasi) kepada publik untuk menghimpun dana dari
para pemilik modal. Selain memberikan manfaat bagi perusahaan, pasar modal
juga memberikan keuntungan bagi para pihak yang ingin melakukan investasi.
Pihak yang memiliki modal (investor) yang ingin melakukan investasi dapat
menggunakan dana yang dimilikinya dengan melakukan investasi pada instrumeninstrumen yang ada di pasar modal. Sementara dalam melaksanakan fungsi
keuangan pasar modal memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh
return bagi pemilik dana, sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilih
(Sunariyah, 2003:8).
Salah satu instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar modal Indonesia

adalah obligasi. Obligasi termasuk dalam kelompok efek bersifat utang (debt
securities) yaitu efek dimana penerbitnya (issuer) mengeluarkan atau menjual
surat utang, dengan kewajiban menebus kembali pada waktu yang telah
ditentukan, berdasarkan kesepakatan diantara pihak-pihak yang bersangkutan.

1

Universitas Sumatera Utara

Obligasi selain digunakan sebagai sarana melakukan ekspansi juga dapat
digunakan sebagai sarana dalam memperkuat permodalan bagi perusahaan. Saat
ini di Indonesia obligasi merupakan instrumen pembiayaan usaha yang banyak
dilakukan perusahaan seperti perusahaan publik, perusahaan non publik, BUMN
maupun BUMD. Pada praktiknya di Indonesia banyak perusahaan menggunakan
utang untuk mendanai perusahaan mereka, dan ada beberapa dari perusahaan
tersebut mengeluarkan atau menerbitkan obligasi, yang hanya merupakan salah
satu jenis dari berbagai jenis utang. Hal ini membuat perkembangan obligasi di
Indonesia mengalami peningkatan setiap tahunnya.
Grafik berikut ini menunjukkan statistik perkembangan dari obligasi yang ada
di Indonesia pada tahun 2010 sampai 2014.


Sumber: www.ojk.go.id
Gambar 1.1
Grafik Perkembangan Obligasi di Indonesia
Tahun 2010-2014

2

Universitas Sumatera Utara

Dari Gambar 1.1 menunjukkan bahwa statistik perkembangan obligasi di
Indonesia mengalami peningkatan setiap tahunnya dari tahun 2010-2014, baik itu
obligasi korporasi maupun pada obligasi dan sukuk pemerintah. Perkembangan
dari obligasi dan sukuk pemerintah mengalami perkembangan yang lebih besar
apabila dibandingkan dengan perkembangan pada transaksi perdagangan obligasi
yang diterbitkan oleh korporasi. Pada obligasi korporasi peningkatan yang
terbesar terjadi di tahun 2011-2012 sebesar 37,86 Triliun, sedangkan pada obligasi
dan sukuk pemerintah yang terbesar di tahun 2013-2014 yaitu peningkatan
sebesar 178,32 Triliun. Dari peningkatan ini menunjukkan bahwa Investasi
obligasi di Indonesia merupakan investasi yang dapat memberikan peluang yang

bagus bagi para investor untuk berinvestasi, karena perdagangan obligasi yang
menunjukkan peningkatan setiap tahunnya.
Selain perkembangan obligasi yang meningkat setiap tahunnya, investor
juga lebih memilih untuk berinvestasi obligasi karena adanya pengetatan prosedur
pinjaman di lembaga perbankan menyebabkan pihak perusahaan yang sedang
membutuhkan dana untuk ekspansi bisnis atau melakukan pelunasan utang mulai
melihat instrumen obligasi sebagai salah satu alternatif penggalangan dana.
Beberapa alasan di antaranya adalah penerbitan obligasi lebih mudah dan lebih
fleksibel dibandingkan melakukan prosedur pinjaman bank. Selain itu, tingkat
suku bunga obligasi bisa dibuat lebih menguntungkan bagi perusahaan yang
menerbitkan obligasi apabila dibandingkan dengan tingkat suku bunga pinjaman
dari bank yang cenderung meningkat.

3

Universitas Sumatera Utara

Dalam melakukan pembelian obligasi, investor di pasar modal itu sendiri
bisa mendapatkan keuntungan, yakni selain mendapatkan tingkat suku bunga
(kupon), obligasi juga menghasilkan pendapatan atas kenaikan nilai nominal

obligasi ke harga premium tersebut di pasar sekunder. Meskipun obligasi
merupakan investasi yang aman, investor memerlukan informasi yang cukup
tentang obligasi agar dapat menganalisis dan memperkirakan risiko yang ada
dalam investasi pada obligasi. Salah satu informasi yang diperlukan investor
adalah dengan memperhatikan peringkat obligasi (bond rating) dari perusahaan
penerbit obligasi.
Berdasarkan peraturan dari Bapepam obligasi harus diperingkatkan oleh
suatu lembaga atau agen pemeringkat obligasi (rating agency) sebelum
ditawarkan. Agen pemeringkat obligasi adalah lembaga independen yang
memberikan informasi pemeringkatan skala risiko, dimana salah satunya adalah
sekuritas obligasi sebagai petunjuk sejauh mana keamanan suatu obligasi bagi
investor. Keamanan tersebut ditunjukkan oleh kemampuan suatu perusahaan
dalam membayar bunga dan melunasi pokok pinjaman. Sehingga pemodal bisa
menggunakan jasa agen pemeringkat obligasi tersebut untuk mendapatkan
informasi mengenai peringkat obligasi. Proses pemeringkatan ini dilakukan untuk
menilai kinerja perusahaan, sehingga rating agency dapat menyatakan layak atau
tidaknya obligasi tersebut diinvestasikan. Kualitas suatu obligasi dapat dimonitor
dari informasi peringkatnya. Sejak tahun 1995, surat utang khusus yang
diterbitkan melalui penawaran umum wajib untuk diperingkat oleh lembaga


4

Universitas Sumatera Utara

pemeringkat yang terdaftar di Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) yang
sekarang menjadi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sejak 31 Desember 2012.
Di Indonesia terdapat beberapa lembaga yang melakukan pemeringkatan
sekuritas utang yang diakui oleh Bank Indonesia (BI) , yaitu PT Pemeringkat Efek
Indonesia (PT PEFINDO), Moody’s Investor Service, PT Fitch Rating Indonesia,
Standard and Poor’s, dan PT Investment Credit Rating Agency (ICRA) Indonesia.
Namun dalam penelitian sekarang lebih mengacu pada PT PEFINDO. Terdapat
beberapa kejadian yang menimbulkan suatu pertanyaan apakah peringkat obligasi
yang dinilai oleh agen pemeringkat di Indonesia akurat. Salah satu fenomena yang
pernah terjadi adalah pada peringkat obligasi Bank Global pada tahun 2004,
dimana peringkat obligasi dinilai oleh agen pemeringkat Kasnic dengan A-,
kemudian dengan pengumuman Bank Indonesia bahwa izin Bank Global
dibekukan dengan peringkat obligasi tersebut diturunkan menjadi D (default).
Salah satu alasan mengapa peringkat obligasi yang dikeluarkan oleh agen
pemeringkat tersebut mengalami kesalahan (bias) karena agen yang melakukan
pemeringkatan tidak melakukan monitor terhadap kinerja yang dijalankan oleh

perusahaan setiap hari. Agen pemeringkat hanya dapat menilai setelah terjadinya
suatu peristiwa yang menyebabkan perubahan peringkat sehingga menyebabkan
para pelaku pasar lebih memperhatikan informasi yang dimiliki perusahaan secara
langsung sebagai dasar keputusan investasi obligasi.
Selain kejadian peringkat obligasi yang bias dikeluarkan oleh agen yang
melakukan pemeringkatan terhadap obligasi perusahaan tersebut, berikut data

5

Universitas Sumatera Utara

gambaran empiris untuk melihat faktor-faktor apakah yang berpengaruh terhadap
peringkat suatu obligasi yang diterbitkan oleh suatu perusahaan.

Tahun
2011

Tabel 1.1
Total Laba, Aset, Liabilitas, Ekuitas, Umur dan Peringkat Obligasi
PT Indofood Sukses Makmur Tbk (dalam milyaran)

Umur
Peringkat
Total
Total
Total
Total Aset
Laba
Liabilitas Ekuitas Obligasi
Obligasi
4.891,7
53.716
22.114,7 31.601,2
5
AA+

2012

4.779,4

59.389,4


25.249,2

34.140,2

5

AA+

2013

3.416,6

77.611,4

39.719,7

37.891,8

5


AA+

2014

5.146,3

85.938,9

44.710,5

41.228,4

5

AA+

Sumber: www.idx.co.id
Berdasarkan Tabel 1.1 tersebut dapat dilihat indikasi total laba untuk dua
tahun yaitu 2012 dan 2013 mengalami penurunan, tapi di tahun 2014 total laba

mengalami kenaikan. Total aset mengalami peningkatan setiap tahun, liabilitasnya
meningkat, ekuitasnya yang mengalami kenaikan, dan umur obligasi yang sama
yaitu 5 tahun masih dapat mempertahankan peringkat obligasi di posisi AA+
walaupun total laba di tahun 2012 dan 2013 mengalami penurunan. Dari Tabel 1.1
ditunjukkan bahwa peringkat obligasi dipengaruhi oleh faktor keuangan dan non
keuangan.
Dari Tabel 1.1 apabila dilakukan perbandingan dengan laporan yang
dikeluarkan oleh PT Eagle High Plantations Tbk. yang merupakan salah satu
perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit. Perusahaan ini
mulai beroperasi pada 20 November 2000 berdasarkan data yang diperoleh
mengenai rasio keuangan dan non keuangannya seperti yang ditunjukkan pada
Tabel 1.2 sebagai berikut.

6

Universitas Sumatera Utara

Tahun
2011


Tabel 1.2
Total Laba, Aset, Liabilitas, Ekuitas, Umur dan Peringkat Obligasi
PT Eagle High Plantations Tbk (dalam milyar)
Umur
Peringkat
Total
Total
Total
Total Aset
Laba
Liabilitas Ekuitas Obligasi
Obligasi
482,9
3.589
2.163,1
1.425,9
5
BBB+

2012

417,3

4.913

3.246,8

2.378

5

BBB+

2013

156,3

7.021,4

4.789

2.232,4

5

A-

2014

354,4

16.379,8

9.433

6.946,7

5

A-

Sumber: www.idx.co.id
Dari Tabel 1.2 dapat diketahui total labanya pada tahun 2013 menunjukkan
jumlah terendah bila dibandingkan dengan ketiga tahun lainnya. Total Laba di
tahun 2014 tidak melebihi total laba di tahun 2011 dan 2012. Total asetnya
mengalami peningkatan, total liabilitasnya mengalami peningkatan, total ekuitas
yang mengalami fluktuasi, dimana tahun 2014 mengalami peningkatan beberapa
kali lebih besar dibandingkan pada tahun 2011-2013. Peningkatan ini membuat
peringkat obligasi meningkat di tahun 2013 dan 2014 dengan peringkat A-,
walaupun total laba lebih kecil dibandingkan ketiga tahun sebelumnya dengan
umur obligasi 5 tahun. Dari data yang disajikan menunjukkan bahwa selain umur
obligasi, masing-masing variabelnya membawa pengaruh terhadap peringkat yang
mengalami peningkatan di tahun 2013-2014.
Berdasarkan data yang telah dijelaskan, maka Penulis melakukan penelitian
lebih lanjut mengenai pemeringkatan obligasi dengan menggunakan faktor
keuangan yang didasarkan dengan rasio-rasio keuangan dari data laporan
keuangan yang menggambarkan kondisi perusahaan, dan faktor non keuangan
yang menggambarkan kondisi di luar perusahaan. Sejumlah penelitian yang
meneliti peringkat obligasi di Indonesia masih relatif jarang dilakukan. Hal ini
7

Universitas Sumatera Utara

disebabkan karena adanya keterbatasan data obligasi serta pengetahuan para
investor terhadap obligasi.
Beberapa penelitian yang melakukan pengujian terhadap faktor-faktor yang
mempengaruhi peringkat obligasi, baik faktor keuangan maupun faktor non
keuangan antara lain adalah penelitian yang dilakukan oleh Mahfudhoh dan
Cahyonowati (2014), yang mengatakan bahwa hanya ukuran dan laba ditahan
yang berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi dari semua variabel
lainnya, Yulianingsih (2013) menyimpulkan bahwa profitabilitas, maturity, dan
produktivitas yang berpengaruh dalam memprediksi peringkat obligasi dan
penelitian yang dilakukan oleh Widowati, et al., (2013) yang menemukan bahwa
hanya profitabilitas, leverage, dan reputasi auditor yang berpengaruh terhadap
peringkat obligasi.
Faktor non keuangan yang digunakan adalah jaminan dan jangka waktu jatuh
tempo instrumen obligasi (maturity). Dinyatakan bahwa apabila obligasi dijamin
dengan aset yang bernilai tinggi, maka peringkat dari suatu obligasi akan
membaik. Umur obligasi (maturity) adalah jangka waktu sejak diterbitkannya
obligasi sampai dengan tanggal jatuh tempo obligasi. Dari hasil penelitian yang
dilakukan oleh Adrian (2011), menemukan bahwa hanya umur obligasi yang
berpengaruh terhadap peringkat obligasi.
Dari beberapa hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya memperlihatkan
bahwa variabel yang mempengaruhi peringkat obligasi berbeda-beda. Dalam
penelitian ini akan dilakukan pengujian pada faktor keuangan dengan variabel
leverage, profitabilitas, dan likuiditas serta faktor non keuangan dengan

8

Universitas Sumatera Utara

menggunakan jaminan dan umur obligasi (maturity) sebagai variabel bebas dan
peringkat obligasi sebagai variabel terikat. Sampel yang digunakan adalah pada
obligasi yang telah diperingkat oleh PT PEFINDO pada perusahaan manufaktur di
Bursa Efek Indonesia yang dimuat di Indonesia Bond Market Directory (IBMD)
pada tahun 2011-2014.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka Penulis melakukan penelitian lebih
lanjut mengenai “Analisis Faktor Keuangan dan Non Keuangan yang
Berpengaruh Terhadap Peringkat Obligasi Pada Perusahaan Manufaktur di
Bursa Efek Indonesia”.

1.2

Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka perumusan masalah pada penelitian

ini adalah sebagai berikut: Apakah leverage, profitabilitas, likuiditas, jaminan dan
umur obligasi berpengaruh secara bersama-sama dan parsial terhadap peringkat
obligasi perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama
periode 2011-2014?

1.3

Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis
pengaruh faktor keuangan (leverage, profitabilitas, dan likuiditas) dan faktor non
keuangan (jaminan dan umur obligasi) secara bersama-sama dan parsial terhadap
peringkat obligasi perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
selama periode 2011-2014.

9

Universitas Sumatera Utara

1.4

Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana untuk menambah wawasan
pengetahuan di bidang Manajemen keuangan, khususnya dalam mengenai
obligasi.
2. Bagi Investor
Sebagai informasi tambahan dan bahan pertimbangan dalam pengambilan
keputusan jika ingin melakukan investasi di instrumen obligasi perusahaan
manufaktur.
3. Bagi Perusahaan Manufaktur
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan
pertimbangan pihak manajemen perusahaan dalam mengambil keputusan
dan memperbaiki kinerja keuangannya.
4. Peneliti Selanjutnya
Sebagai referensi yang dapat menjadi bahan penelitian selanjutnya atau
sebagai bahan perbandingan dalam melakukan penelitian di masa yang
akan datang.

10

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Dan Non Keuangan Terhadap Peringkat Obligasi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

18 426 121

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PERINGKAT OBLIGASI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 3 72

Analisis Faktor Keuangan dan Non Keuangan yang Berpengaruh Terhadap Peringkat Obligasi Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

2 11 97

ANALISIS PENGARUH FAKTOR KEUANGAN DAN NON KEUANGAN TERHADAP PERINGKAT OBLIGASI Analisis Pengaruh Faktor Keuangan Dan Non Keuangan Terhadap Peringkat Obligasi (Studi Empiris Pada Perusahaan Non Keuangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia periode 2012

0 2 15

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PREDIKSI PERINGKAT OBLIGASI PADA PERUSAHAAN NON-KEUANGAN Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prediksi Peringkat Obligasi Pada Perusahaan Non-Keuangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 1 15

Analisis Faktor Keuangan dan Non Keuangan yang Berpengaruh Terhadap Peringkat Obligasi Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

0 0 10

Analisis Faktor Keuangan dan Non Keuangan yang Berpengaruh Terhadap Peringkat Obligasi Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Analisis Faktor Keuangan dan Non Keuangan yang Berpengaruh Terhadap Peringkat Obligasi Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

0 0 29

Analisis Faktor Keuangan dan Non Keuangan yang Berpengaruh Terhadap Peringkat Obligasi Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

0 0 4

Analisis Faktor Keuangan dan Non Keuangan yang Berpengaruh Terhadap Peringkat Obligasi Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

0 0 10