Tinjauan Yuridis Terhadap Hak Tertanggung dalam Klaim Asuransi Kesehatan (Studi pada PT. Sun Life Financial cab. Medan)

BAB II
ASURANSI PADA UMUMNYA

A. Pengertian Asuransi dan Syarat Perjanjian Asuransi
Dalam kehidupan manusia kita selalu dihadapkan pada masalah risiko, baik
dalam kehidupan pribadi maupun dalam menjalankan usahanya. Tiap-tiap
kegiatan, tindakan dan perbuatan manusia sering diiringi dengan adanya risiko
baik karena kehilangan, kerusakan,pencurian dan tidak diterimanya laba yang
diharapkan dan sebagainya , akan dapat menghambat tercapainya usaha yang kita
laksanakan. Risiko-risiko yang kita hadapi itu dapat diatasi dengan cara
mengadakan perjanjian asuransi. Asuransi dalain bahasa Belanda disebut
”VERZEKERING”
“Verzekering” (bahasa Belanda) disebut pula dengan Asuransi atau juga
berarti pertanggungan. Ada 2 pihak terlibat didalam Asuransi, yaitu : yang satu
sanggup menanggung atau menjamin, bahwa pihak lain akan mendapat
penggantian suatu kerugian yang mungkin akan ia derita sebagai akibat dari suatu
peristiwa yang semula belum tentu akan terjadi atau semula dapat ditentukan saatv
akan terjadinya.
Suatau kontrak prestasi dari pertanggungan ini, pihak yang ditanggung itu,
diwajibkan membayar sejumlah uang kepada pihak yang menanggung. Uang


Universitas Sumatera Utara

tersebut akan tetap menjadi hak milik pihak yang menanggung, apabila kemudian
ternyata peristiwa yang dimaksudkan tidak terjadi. 6
Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang pada Pasai 246 memberikan
batasan tentang asuransi atau pertanggungan sebagai berikut :
1. Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian, dimana penanggung
dengan menikmati suatu premi mengikat dirinya tertanggung untuk
membebaskan dari kerugian karena kehilangan kerugian atau keuntungan yang
diharapkan, yang akan dapat diderita oiehnya karena suatu kegiatan yang tidak
pasti.
2. Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian, dengan mana seseorang
penanggung mengikatkan diri kcpada seorang tertanggung, dengan menerima
suatu premi, untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu
kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan yang
mungkin akan di derita karenanya suatu peristiwa yang tidak tentu.
Dari perumusan Pasal 246 KUHD diatas dapat disimpulkan bahwa
penanggung dengan menerima premi mengikat dirinya terhadap tertanggung
untuk membebaskannya dari kerugian, karena kehilangan, kerugian yangdapat
diderita karena suatu kejadian yang tidak pasti, dengan demikiau terjadi peralihan

risiko

6

Djoko prakoso, Hukum Asuransi Indonesia, Rineka Cipta, Jakarta, 2004, hlm 1.

Universitas Sumatera Utara

Kemudian dari pasl 246 KUHD dapat disimpulkan adanya 3 (tiga) unsurdalam
asuransi , ialah : 7
1) Pihak

tertanggung

atau

dalam

bahasa


Belanda

disebut

dengan

‘verzekering” yang mempunyai kewajiban membayar uang premi kepada
pihak penanggung (verzekering), sekaligus atau dengan ber angsur-angsur.
2) Pihak penanggung mempunyai kewajiban untuk membayar sejumlah uang
kepada pihak tertanggung, sekaligus atau berangsur-angsur apabila
maksud unsure ke 3 berhasil.
3) Suatu kejadian yang semula belum jelas akan terjadi.
Perjanjian asuransi itu mempunyai tujuan untuk mengganti kerugian pada
tertanggung, jadi tertanggung harus dapat menunjukkan bahwa dia menderita
kerugian dan benar-benar menderita kerugian. 8
Menurut Pasal 1774 KUHPerdata, perjanjian asuransi digolongkandalam
perjanjian untung-untungan, karena dalam pasal tersebut tcrgantungperistiwa yang
tidak tentu.Perjanjian untung-untungan dalam Pasal 1774KUHPerdata, kewajiban
penanggung untuk mengganti kerugian tertanggung pada ada tidaknya peristiwa
tertentu.Bila peristiwa tak tentu itu benar-benar terjadi, yang mengakibatkan

kerugian tertanggung, maka penanggung berkewajiban mengganti kerugian yang
diderita tertanggung Jika peristiwa yang tidak tentu itu tidak ada, maka
penanggung tidak perlu megganti apa-apa.

7
8

Ibid hlm. 2
Ibid, hlm. 9

Universitas Sumatera Utara

Disamping itu seperti yang dikatakan Wiryono Prodjodikoro yaitu :
"Sebagai kontra prestasi dari pertanggungan ini pihak yang ditanggung
diwajibkan membayar sejumlah uang kepada pihak yang menanggung,kemudian
apabila temyata peristiwa yang dimaksud ini tidak terjadi makauang tersebut akan
tetap menjadi milik pihak yang menanggung"
Apabila diteliti dalam prakteknya, perjanjian pertanggungan tidak dapat
digolongkan kepada.perjanjian untung-untungan walaupun digantungkan pada
peristiwa yang tidak tentu. Hal ini didasarkan pada alasan bahwa dalam perjanjian

pertanggungan peralihan risiko diikuti atau diimbangi dengan pembayaran premi
oleh tertanggung. Unsur kepentingan merupakan syarat mutlak yang harus ada
pada tertanggung. Selain ini penanggung dapat dituntut dimuka pengadilan jika
penanggung tidak membayar ganti rugi.
Di Indonesia pengaturan dalam bidang hukum asuransi terdapat dalam
beberapa sumber yaitu pengaturan yang terdapat didalam KUHPerdata,
pengaturan di dalam KUHD dan pengaturan diluar KUHD 9.
1. Pengaturan Dalam KUHPerdata
Pertanggungan adalah suatu perjanjian, oleh karena itu syarat-syaratuntuk
syahnya suatu perjanjian juga berlaku terhadap pertanggungan yaituPasal 1320
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.Pengaturan dalamKUHPerdata merupakan
pengaturan yang bersifat umum karena hal iniberlaku untuk semua perjanjian
pada umumnya. Pasal 1320 KUHPerdata menyebutkan bahwa syahnya perjanjian
diperlukan 4 (empat) syarat yaitu:

9

www.pojokasuransi.com diakses pada tanggal 25 maret 2014

Universitas Sumatera Utara


a. Sepakat mereka yang mengikatkan diri
b. Kecakapan untuk membuat suatu perjanjian
c. Suatu hal tertentu
d. Suatu Sebab yang halal
2. Pengaturan didalam KUHD
KUHD mengatur hukum asuransi dalam dua kelompok yaitu:
a. Pengaturan yang bersifat umum, terdapat dalam Buku 1, Bab lX,tentang
pertanggungan pada umumnya, meliputi Pasal 246 sampai dengan Pasal286.
Dalam pengaturan yang bersifat umum tersebut berlaku bagi semua jenis
asuransi, baik yang diatur dalam KUHD maupun bagi yang diatur diluar
KUHD.
b. Pengaturan yang bersifat khusus, terdapat dalam: buku I, bab X, tentang
pertanggungan terhadap bahaya kebakaran ,bahaya yang mengancam hasilhasil pertanian yang belum dipanen. dan tentang pertanggungan jiwa, meliputi
Pasal 287 sampai dengan Pasal 308. Buku H, Bab IX ,tentang pertanggungan
terhadap segala bahaya laut dan dan terhadap bahaya perbudakan Meliputi
pasal 592 sampai dengan 695. Bab X, tentang pertanggungan terhadap bahaya
dalam pengangkutan didaratan, disungai dan di perairan darat. Meliputi Pasal
686 sampai dengan Pasal 695. Pengaturan yang bersifat khusus ini berlaku
untuk asuransi yang diatur dalam KUHD.

3. Pengaturan diluar KUHD
Diluar KUHD masih ada lagi pengaturan khusus yang diatur tersendiri
dalam undang-undang, pengaturan pemerintah, atau perjanjian antara para pihak.

Universitas Sumatera Utara

Pengaturan khusus tersebut antara lain perjanjian perjanjian yangterjadi di dalam
polis asuransi tersebut.
Sejarah Asuransi sejak zaman kebesaran Yunani dalam bentuknya yang
mirip dengan asuransi sudah mulai dikenal orang.Ketika zaman Iskandar
Zulkarnaen seorang mentri yang membutuhkan uang banyak yaitu Antimenes,
mengadakan pembicaraan dengan para pemilik budak belian. Pembicaraan ini
bermaksud supaya pemilik budak belian menyerahkan uang kepadanya dan
apabila budak belian itu melarikan diri atau meninggal pemiliknya akan mendapat
ganti rugi berupa uang. Begitu pun pada zaman kebesaran Romawi. 10
Dalam pertanggungan ada beberapa dasar-dasar perjanjian yang harus
mendapat perhatian yaitu : 11
1) Untuk membuat perjanjian asuransi harus ada persesuaian paham diantara
pihak-pihak yang membuat persetujuan itu. Benda apa yang akan
dipertanggungkan harus ada persesuaian pendapat antara tertanggung dan

penanggung, misalnya yang diasuransikan adalah sebuah kapal beserta
muatannya, hal ini harus dijelaskan dalam kontrak asuransi (polis
asuransi).
2) Bagi pihak-pihak yang mengadakan perjanijan asuransi, harus mempunyai
wewenang dan mampu atau cakap untuk membuat perjanjian tersebut.
Oleh karena tidak semua subjek hukum boleh mengadakan perjanjian,
misalnya:
10

Man suparman dan Endang, Hukum Asuransi Perlindungan Tertanggung asuransi deposito
usaha perasuransian, Alumni, Bandung,2000, hlm. 36
11
Abas Salim, Asuransi dan Manajemen Resiko,Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003, hlm. 159

Universitas Sumatera Utara

a) Anak kecil tidak boleh mengadakan perjanjian, sebab masih dalam
pengawasan orangtuanya.
b) Orang gila tidak boleh membuat persetujuan asuransi.
c) Wanita yang telah menikah tidak diperbolehkan pula untuk

membuat kontrak asuransi karena dalam hal ini si istri berada
dalam pengawasan sang suami (harus ada izin suami)
Hal tersebut diatas dilarang oleh Undang-undang (KUHD)
3) Dalam membuat perjanian Asuransi harus mempunyai tujuan tertentu akan
konsiderasi yang berguna agar perjanjian dapat berlaku.
Misalnya :
a) Perusahaan asuransi akan membayar kerugian asuransi apabila
terjadi kerusakan terhadap hak milik seseorang.
b) Tertanggung akan membayar premi dalam pertanggungan tersebut.
4) Kontrak asuransi tidak boleh bertentangan dengan kepentingan umum
yaitu yang bertentangan dengan moral, undang-undang dan lain-lain.
Keempat faktor tersebut diatas harus diperhatikan, karena menjadi dasar
dalam berlakunya suatu kontrak atau perjanjian.
Syarat Perjanjian Asuransi
Asuransi adalah merupakan perikatan yang timbul dari suatu perjanjian,
Sedangkan yang dimaksud perikatan adalah suatu hubungan hukum -antara dua
orangatau dua.pihak, berdasarkan

kepada pihak yang satu berhak menuntut


sesuatu daripihak yang lain yang berkewajiban memenuhi tuntutan itu. Sedangkan
yang dimaksud perjanjian adalah sesuatu peristiwa dimana seorang berjanji

Universitas Sumatera Utara

kepada seorang lain atau dimana dua orang saling berjanji untuk rnelaksanakan
sesuatu hal. 12
Perjanjian tersebut melahirkan suatu perikatan antara dua orang yang
membuatnya. Dengan demikian maka terdapat hubungan antara perikatan dengan
perjanjian yaitu bahwa perjanjian ilu menimbulkan perikatan itu merupakan
sumber terpenting untuk lahimya perikatan, Dalam KUHPerdata, disamping
mengatur mengenai perjanjian pada umumnya, juga mengatur mengenai beberapa
jenisperjanjian

khusus.Seperti

perjanjian

jual-beli,


tukar

menukar

sewa

menyewa,pemborongan, persekutuan, Penitipan barang, pinjam- meminjam
perjanjian untunguntungandan lain-lain.
Pada perjanjian untung-untungan,

menurut

Pasal 1774

KUHPerdata

dinyatakan bahwa:
Suatu

persetujuan

untung-untungan

adalah

suatu

perbuatan

yang

hasilnya,mengenai untung ruginya, baik semua pihak, maupun bagi sementara
pihak,tergantung kepada suatu kejadian yang belum tentu. Demikian adalah
:Persetujuan pertanggungan, bunga cagak hidup, perjudian dan pertaruhan.
Persetujuan yang pertama diatur didalam kitab undang-undang hukum dagang. 13
Pada dasarnya asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian yang
secara khusus telah diatur dalam kitab undang-undang hukum dagang.Perjanjian
tersebut bersifat timbal-balik, artinya bahwa hak dan kewajiban para pihak dalam
perjanjian adalah seimbang.Untuk mengadakan suatu perjanjian asuransi tentu

12
13

Subekti, Hukum Perjanjian, Jakarta, Pembimbing Masa 1963. hlm 4
Subekti, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Jakarta, Pradnya Paramita 1980, Hlm 402

Universitas Sumatera Utara

saja harus memenuhi beberapa syarat, agar perjanjian tersebut dianggap sah.
Adapunsyarat-syarat tersebut adalah sebagai berikut:
1. Syarat Umum
Menurut Pasal 1320 KUHPerdata dinyatakan, untuk sahnya perjanjian
diperlukan 4 (empat) syarat:
a. Sepakat mereka yang mengikatkan diri
Para pihak yang mengadakan perjanjian asuransi harus ada konsensus atau
persetujuan kehendak Artinya para pihak menyetujui dari apa yangdiperjanjikan,
tentang barang yang menjadi obyek dari perjanjian dan mengenai syarat-syarat
yang berlaku bagi perjanjian itu.
b. Kecakapan untuk membuat suatu perjanjian
Para pihak yang akan mengadakan perjanjian asuransi disyaratkan harus
cakapuntuk melakukan perbuatan hukum, artinya para pihak itu harus sudah
dewasa,tidak dibawah pengampuan dan tidak sakit ingatan. Para pihak dapat
manusia pribadi atau badan hukum. Pihak penanggung selalu dalam bentuk badan
hukum yang bergerak dalam bidang asuransi..
c. Suatu hal tertentu
Suatu perjanjian harus mengenai suatu hal tertentu. Artinya apa yang
diperjanjikan harus cukup jelas. Untuk mengadakan perjanjian asuransi harus ada
benda yang diasuransikan dan disebutkan dengan jelas benda yang diasuransikan
oleh tertanggung. Dalam hal ini tertanggung harus mempunyai hubungan
langsung atau tidak langsung dengan benda yang diasuransikan.Mempunyai
hubungan langsung dimaksudkan, apabila tertanggung mempunyai benda yang

Universitas Sumatera Utara

diasuransikan tersebut sedangkan hubungan tidak langsung, tertanggung bukan
pemilik benda tersebut, tetapi tertanggung mempunyai kepentingan terhadap
benda tersebut.
d. Suatu sebab yang halal
Pada syarat ini yang dimaksud sebab antara lain adalah isi daripada
perjanjian itu sendiri. Dalam Pasal 1337 KUHPerdata disebutkan, yaitu suatu
sebab adalah terlarang, apabila dilarang oleh undang-undang, atau apabila
berlawanan dengankesusilaan baik atau ketertiban umum, Disamping itu masih
ada syarat lain yangterdapat dalam KUHPerdata. antara lain Pasal 1321 yang
mensyaratkan dalamperjanjian itu tidak boleh ada kekhilafan, paksaan dan
penipuan. Syarat-syarat tersebut diatas, dipertegas lagi secara khusus di dalam
KUHD.
2. Syarat Khusus
Untuk sahnya suatu perjanjian asuransi tidak cukup hanya dipenuhi
syaratsyarat umum yang diatur di dalam KUHPerdata, tetapi harus pula memenuhi
syarat syarat yang secara khusus telah diatur didalam KUHD, antara lain:
a. Pasal 250 KUHD, yang menghendaki bahwa setiap perjanjian asuransi
diharuskanadanya kepentingan. Unsur kepentingan itu merupakan syarat mutlak
yang harusada pada setiap perjanjian asuransi. Apabila dalam perjanjian
asuransikepentingan tidak ada, maka perjanjian asuransi tersebut dengan ancaman
batalatau tidak sah, Kepentingan yang dapat diasuransikan adalah kepentingan
yang telah dibuat dalam Pasal 268 KUHD, yaitu segala kepentingan yang dapat
dinilai dengan uang, dapat diancam oleh suatu bahaya, dan tidak dikecualikan

Universitas Sumatera Utara

oleh undang-undang jenis kepentingan yang di asuransikan harus disebutkan
denganjelas di dalam polisnya.
b. Pasal 251 KUHD, yang didalamnya terkandung atas itikad baik Pasal tersebut
menghendaki dalam perjanjian hendaknya para pihak berkewajiban berrindak dan
memberitahukan keadaan dengan sejujur-jujurnya, dan sebenar-benarnya.
c. Pembayaran Premi
Karena asuransi itu adalah merupakan perjanjian timbal balik, maka kedua
belahpihak harus berprestasi.Penanggung menerima pengalihan resiko atas benda
yang diasuransikan, sedangkan tertanggung berkewajiban membayar sejumlah
uang sebagai imbalannya.
Setelah perjanjian asuransi tersebut dibuat secara sah, maka para pihak
berkewajiban untuk melaksanakannya Pasal 1338 KUH Perdata menentukan
bahwa:
a. Semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang undang bagi
mereka yang membuatnya.
b. Perjanjian -perjanjian itu tidak dapat ditarik kembali selain dengan kata sepakat
kedua belah pihak, atau karena alasan yangoleh undang-undang dinyatakan
untuk itu.
c. Perjanjian - perjanjian itu harus dilaksanakan dengan iktikad baik.

Universitas Sumatera Utara

B. Penggolongan/Jenis-jenis Asuransi
Kitab Undang-Undang Hukum Dagang di dalam pasal 247 menyebutkan
tentang 5 macam asuransi, yaitu ; 14
1. Asuransi terhadap kebakaran
2. Asuransi terhadap bahaya hasil-hasil pertanian
3. Asuransi terhadap kematian orang (asuransi jiwa)
4. Asuransi terhadap bahaya laut dan perbudakkan
5. Asuransi terhadap bahaya dalam pengangkutan di darat dan di sungai
Dari Pasal 247 KUHD tersebut diatas dengan adanya kata antara lain
menunjukkan pembentukan undang-undang masih membuka kesempatan bagi
tumbuhnya jenis asuransi baik, yang timbul berdasarkan perkembangan dunia
usaha.
Asuransi menurut pasal ini dapat terbagi menjadi:

15

1. Asuransi Kerugian (Schade Verzekering), dimana Penanggung berjanji
akanmengganti kerugian tertentu yang diderita tertanggung.
2. Asuransi sejumlah Uang (Sommen Verzekering), dimana Penanggung
berjanjiakan membayar uang yang jumlahnya sudah ditentukan sebelumnya
tanpadisandarkan

pada

suatu

kerugian

tertentu.contohnya

asuransi

jiwa

dankesehatan.

14

Djoko prakoso, Op.cit. hlm 56
http://billieinsurance.blogdetik.com/2008/11/01/prinsip-dasar-asuransi/ diakses pada tanggal 25
maret 2014

15

Universitas Sumatera Utara

Pada saat ini untuk perkembangannya sekarang sudah terdapat produk
asuransi unit link, yang menggabungkan antara Asuransi Jiwa dan kesehatan
sekaligus menabung atau berinvestasi. Asuransi Unit Link awal mulai dipasarkan
oleh salah satu bank di Indonesia akhir tahun 1990 atau awal tahun2000. Asuransi
ini sangat sesuai dengan kriteria masyarakat Indonesia yang
belum terlalu sadar akan pentingnya asuransi. Yang membuat asuransi Unit link
ini mendapat respon yang baik dari masyarakat yaitu karena di dalam asuransi ini
terdapat instrumen investasi sehingga citra yang tertanam di masyarakat adalah
“uang yang disetorkan akan kembali”.
Dalam Asuransi UnitLink terdapat 2 instrumen aliran dana yang
perludicermati:
a. Dana untuk asuransi
Di sini dana yang tersedia akan dialokasikan untuk biaya-biaya proteksi
yang Anda inginkan, misal: asuransi jiwa, asuransi kesehatan, asuransi rumah
sakit, asuransi penyakit kritis, dan lain lain selama nasabah masihingin
mendapatkan perlindungan maka biaya ini akan selalu muncul dalam rekening
asuransi nasabah. Pada dana untuk asuransi ini pulaperusahaan asuransi akan
mengambil keuntungan, yang disebut biayaakuisisi. Biasanya besarnya antara
100-200% dari dana asuransi tahunandalam kurun waktu 2-5 tahun. Ada yang
mengambil keuntungan di depan, ada pula yang mengambil keuntungan di akhir.
b. Dana untuk investasi
Investasi

di

unitlink

memberikan

imbal

hasil

lebih

besar

daripadainstrumen di bank, karena investasi dilakukan di pasar uang, dan pasar

Universitas Sumatera Utara

modal yang memiliki risiko tersendiri dibandingkan dengan di bank.Beberapa
perusahaan asuransi juga mengenakan biaya pengelolaan untuk dana ini besarnya
antara 0-2% dari setiap dana yang masuk.
Contoh kasus:
Seorang pria berusia 32 tahun, mengambil program selama 10 tahun
dengan premi Rp6.000.000,-/tahun. Dalam ilustrasi dikatakan di akhir tahun ke-10
ia akan mendapatkan kembali hasil investasi sebesar Rp78.000.000, dengan
asumsi bunga 14% nett. Dan ia akan mendapatperlindungan asuransi jiwa Rp
60.000.000, Perlindungan Kesehatan Rp 500.000/hari rawat inap, rawat inap ICU
Rp.1.000.000 Penyakit Kritis Rp 60.000.000 dan Kecelakaan Rp 100.000.000.
Bilamana nasabah tersebutmengalami kecelakaan berakibat cacat total tetap maka
asuransi akanmembayarkan preminya sampai dengan berusia 65 tahun.
Pihak-Pihak yang Terlibat dalam Produk Unit LinkAda beberapa pihak yang
terlibat yaitu :
1. Perusahaan asuransi, yaitu perusahaan yang mengeluarkan produk unitlink
insurance.
2. Manajer investasi, yaitu pihak yang mengelola portofolio efek daripeserta unit
link.
3. Bank kustodian, yaitu pihak yang memberikan jasa penitipan efek danharta
lain, menyelesaikan transaksi efek, dan mewakili pemegangrekening yang
menjadi nasabahnya.
Unit link pasar uang merupakan jenis produk unit link dimana
danainvestasinya (setelah dikurangi biaya-biaya akuisisi) ditempatkan pada

Universitas Sumatera Utara

instrument pasar uang seperti deposito berjangka, sertifikat BI, dan surat utang
jangka pendek.Investasi jenis ini sering dikatakan setara dengan kas (cash
equivalent) seperti halnyasimpanan dalam bank, artinya instrumen ini dengan
cepat dan mudah dapat diubahmenjadi cash.Penyertaan dalam pasar uang ini
menjanjikan hasil yang sedikit lebihtinggi dibandingkan dengan simpanan di
bank. Jika kita menempatkan dana di bank,biasanya pihak bank akan menawarkan
suku bunga simpanan secara bertingkat.
Misalnya untuk saldo rata-rata sebulan di bawah Rp 50 juta maka suku
bunga yangditawarkan 10%, untuk saldo rata-rata di atas Rp 50 juta ditawarkan
12%, danseterusnya. Ketentuan ini dicantumkan di depan konter-konter bank
sehingga seringdisebut counter rate. Diluar counter rate, bank juga menawarkan
special rate yaitusuku bunga khusus untuk saldo simpanan yang jumlahnya sangat
besar. Dengan total dana kelolaan yang besar maka unit link ini dapat memperoleh
special rate dengan tingkat risiko yang sama jika dana tersebut ditempatkan
langsung pada depositobank.

16

Secara teoritis, unit link pasar uang (money market/cash fund unit link)
merupakan jenis unit link yang dianjurkan dibeli oleh investor pemula atau yang
tidak berani mengambil risiko. Mengapa unit link pasar uang cocok untuk nasabah
pemula? Salah satu sifat pentingnya adalah mengutamakan keselamatan dana
nasabah. Hal ini bisa dilihat dari NAB (Nilai Aktiva Bersih) yang selalu
diusahakan tidak kurang dari 1.000. Karena karakteristiknya yang aman ini maka
kesempatan untuk mendapatreturn juga paling kecil dibandingkan unit link
16

Jaka E. Cahyono, Cara Jitu Meraih Untung dari Reksadana PT Elex media
Komputindo, Jakarta, 2001.halaman 32

Universitas Sumatera Utara

lainnya. Sehingga tidak realistis apabila ada nasabah yang mengharapkan tingkat
keamanan yang tinggi dan hasil investasi yang besar sekaligus. Namun demikian,
dibandingkan dengan investasi langsung pada deposito maka menempatkan dana
pada pasar uang dapat lebih menguntungkan. Hal ini dikarenakan sistem suku
bunga bertingkat (tier system) seperti yang telah dijelaskan di muka.
Meskipun relatif aman namun kehati-hatian tetap diperlukan jika ingin
membeli produk unit link pasar uang ini. Pasalnya, ada jenis unit link yang
investasinya ditempatkan pada surat utang. Meskipun berjangka pendek namun
jika penerbit surat utang terlambat atau gagal menebus kembali surat utangnya
maka NAB-nya bisa turun dibawah 1.000. Artinya bisa saja returnnya lebih
rendah dibandingkan return deposito langsung, namun hal ini jarang terjadi.

C. Asas-Asas Asuransi
Sebagaimana dengan kebanyakan bisnis-bisnis lainnya, maka suatu asuransi
juga di awali dengan suatu kontrak atau perjanjian. Hanya saja terms dan
conditions bagi kontrak asuransi tersebut sering sudah dalam bentuk standar yang
di kenal dengan sebutan “polis” asuransi. Disamping asas-asas yang umum
berlaku suatu kontrak, maka terhadap suatu kontrak asuransi berlaku juga asa-asas
sebagai berikut:

17

17

Munir Fuady, Pengantar Hukum Bisnis, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2012, hlm 256

Universitas Sumatera Utara

1. Asas indemnity
Asas ini mengajarkan bahwa tujuan utama dari kontrak asuransi adalah
untuk membayar ganti kerugian manakala terjadi resiko atas objek
yang dijamin dengan asuransi tersebut.Misalnya, jika asuransi
kebakaran terhadap suatu rumah dan rumah tersebut terbakar, maka
harga rumah tersebut harus diganti sebesar yang ditetapkan dalam
kontrak asuransi tersebut.
2. Asas kepentingan yang dapat di asuransikan
Asas ini mengajarkan bahwa agar suatu kontrak asuransi dapat
dilaksanakan, maka objek yang di asuransikan tersebut haruslah
merupakan suatu kepentingan yang dapat diasuransikan, yakni
kepentingan yang dapat dinilai dengan uang sesuai dengan hukum
yang berlaku, maka kepentingan tersebut pada prinsipnya harus sudah
ada pada saat kontrak asuransi ditandatangani.
3. Asas keterbukaan
Asas iktikad baik ini mengajarkan bahwa pihak tertanggung haruslah
terbuka penuh dalam artian dia haruslah membuka semua hal penting yang
berkenaan dengan objek yang diasuransikan tersebut. Jika ada informasi
yang tidak terbuka atau tidak benar padahal informasi tersebut begitu
penting,

sehingga

seandainya

perusahaan

asuransi

mengetahui

sebelumnya, dia tidak akan mau menjaminnya, meskipun tertanggung
dalam iktikad baik, membawa akibat terhadap batalnya konrak asuransi
tersebut (sesuai dengan ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum Dagang)

Universitas Sumatera Utara

4. Asas subrograsi untuk kepentingan penanggung
Asas subrograsi ini mengajarkan bahwa apabila karena alas an apapun
terhadap objek yang sama pihak tertanggung memperoleh juga ganti
rugi dari pihak ketiga, maka pada prinsipnya, tertanggung tidak boleh
mendapat ganti rugi 2 (dua) kali, sehingga ganti rugi dari pihak ketiga
tersebut akan menjadi haknya pihak perusahaan asuransi. Pihak
tertanggung bahkan harus bertanggung jawab jika dia melakukan
tindakan yang dapat menghambat pihak perusahaan asuransi untuk
mendapat hak dari pihak ketiga tersebut.
5. Asas Kontrak bersyarat
Kontrak asuransi merupakan kontrak bersyarat. Dalam hal ini, dalam
kontrak asuransi tersebut ditentukan suatu syarat bahwa njika nantinya
terjadi sesuatu peristiwa tertentu (misalnya kebakaran), maka sejumlah
uang ganti rugi akan dibayar oleh penanggung. Akan tetapi jika
peristiwa tersebut tidak terjadi maka uang ganti rugi tersebut tidak
diberikan.
Kontrak bersyarat seperti kongtrak asuransi disebut kontrak dengan
syarat tangguh.Artinya pihak penanggung ditangguhkan terlebih
dahulu sebelum peristiwa tersebut terjadi. Dan jika peristiwa tersebut
tidak terjadi sama sekali, maka pihak penanggung sama sekali tidak
perlu direalisasi.
6. Asas kontrak Untung-untungan

Universitas Sumatera Utara

Kontrak asuransi merupakan kontrak untung-untungan, karena
menurut KUH Perdata suatu kongtrak untung-untungan merupakan
suatu perbuatan yang hasilnya mengenai untung-ruginya baik semua
pihak maupun bagi pihak tertentu saja, bergantung pada kejadian yang
belum tentu. Dalam hal kontrak asuransi pihak penanggung akan
diuntungkan apabila tidak terjadi peristiwa yang dipertanggungkan itu.

D. Polis dan Premi
Polis asuransi merupakan isi dari kontrak asuransi, disitu antara lain diperinci
hak-hak dan kewajiban dari pihak penanggung dan tertanggung, syarat-syarat dan
prosedur pengajuan klaim jika terjadi peristiwa yang di asuransikan, prosedur dan
cara pembayaran premi oleh pihak tertanggung, dan hal-hal lain yang dianggap
perlu. Secara teoritis polis asuransi adalah kongtrak yang bias dinegosiasikan,
meskipun dalam kenyataannya banyak perusahaan asuransi tidak berkenan untuk
menegosiasikan isi polis asuransi, dan sudah merupakan perjanjian standar (baku)
sehingga tidak akan diubah lagi, sehingga bagi pihak tertanggung berada pada
posisi “menerima atau menolak” perusahaan asuransi tersebut. 18
Sedangkan Premi asuransi adalah sejumlah uang yang harus dibayarkan oleh
tertanggung

kepada

penanggung

sehubungan

dengan

diadajannya

polis

tertanggung, terdiri dari premi untuk Asuransi Dasar dan Premi untuk Asuransi
tambahan.

18

Munir Fuady, op. cit. hlm259

Universitas Sumatera Utara

Penanggung berdasarkan perikatannya yang timbul dari perjanjian asuransi
tersebut, adalah wajib untuk menandatangani polis, yang ditawarkan kepadanya
didalam waktu tertentu dan menyerahkan kembali kepada tertanggung. Mengenai
waktunya adalah telah ditentukan oleh

undang-undang. Apabila perjanjian

asuransi itu langsung diikat antara penanggung sendiri dengan tertanggung atau
oleh orang yang diberi wewenang untuk itu, maka polis ditandatangani dan
diserahkan kembali oleh penanggung di dalam waktu 24 jam setelah penawaran
(Pasal 259 KUHD). 19
Akan tetapi jika perjanjian asuransi itu diikat dengan perantaran seorang
makelar di dalam asuransi, maka waktu di mana polis harus ditandatangani dan
diserahkan kembali, ialah didalam waktu 8hari setelah perjanjian asuransi itu
diikat (Pasal260 KUHD). Apabila ada kealpaan mengenai ketentuan-ketentuan
waktu, baik mengenai yang pertama dan kedua, maka menurut Pasal 261 KUHD
penanggung atau makelar untuk kepentingan si tertanggung diwajibkan mengganti
kerugian yang mungkin ditimbulkan kealpaan itu.
Isi polis untuk semua asuransi dapat dilihat didalam Pasal 256 KUHD,
yang mengatakan bahwa surat polis bagi segala macam asuransi harus memuat: 20
1. Hari ditutupnya asuransi
2. Nama orang yang menutup asuransi atas tanggungan sendiri atau atas
tanggungan orang ketiga
3. Suatu uraian yang cukup jelas mengenai barang yang diasuransikan
4. Jumlah uang untuk diadakan asuransi
19
20

Djoko Prakoso, op. cit. hlm 63
Ibid, hlm 69

Universitas Sumatera Utara

5. Bahaya-bahaya yang ditanggung oleh si penanggung
6. Waktu

pada

saat

bahaya

mulai

berlaku

untuk

tanggungan

sipenanggung dan saat berakhirnya
7. Premi pertanggungan tersebut
8. Pada umumnya semua kleadaan yang kiranya penting bagi si
penanggung untuk diketahuinya dan segala syarat yang diperjanjikan
antara para pihak.
Premi yang dibayar oleh pembeli asuransi tergantung kepada sifat kontrak
yang telah dibuat antara perusahaan asuransi dengan tertanggung. 21
1. Premi meningkat
Pembayaran Premi disini makin lama makin bertambah besar. Pada waktu
tahun-tahun permulaan premi asuransi yang di bayar rendah, tetapi setelah
itu makin lama makin bertambah tinggi dari tahun ke tahunnya,
pembayaran premi meningkat setiap tahunnya karena umur pemegang
polis bertambah lama bertambah naik (tua) berarti resiko meningkat pula
dan kemungkinan untuk meninggal dunia lebih cepat.
2. Premi merata
Pada level premium besarnya premi yang harus dilunasi oleh pemegang
polis untuk setiap tahunnya sama (merata) besarnya. Sesungguhnya pada
tahun-tahun permulaan pembayaran premi lebih besar daripada natural
premium, sedangkan pada tahun berikutnya pembayaran premi lebih
rendah bila kita bandingkan dengan increasing premium.

21

Abbas Salim, op.cit, hlm 30

Universitas Sumatera Utara