Faktor Sosial Budaya yang Mempengaruhi kunjungan Lansia ke Posyandu Lansia di Unit Pelayanan Primer Puskesmas Medan Johor

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Seiring dengan berkembangnya Indonesia sebagai salah satu Negara

dengan tingkat perkembangan yang cukup baik, maka makin tinggi pula harapan
hidup penduduknya. Semakin meningkatnya usia harapan hidup penduduk
menyebabkan jumlah penduduk lanjut usia terus meningkat dari tahun ketahun.
Pada tahun 2050 diperkirakan populasi lansia meningkat 3 kali lipat dari
tahun 2013. Pada tahun 2000 jumlah Lansia sekitar 5.300.000 (7,4%) dari total
populasi, sedangkan pada tahun 2010 jumlah Lansia 24.000.000 (9,77%) dari total
populasi, dan tahun 2020 diperkirakan jumlah Lansia mencapai 28.800.000
(11,34%) dari total populasi. Data Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa
penduduk lanjut usia di Indonesia pada tahun 2007 berjumlah 18,7 juta jiwa
selanjutnya pada tahun 2010 meningkat menjadi 23,9 juta jiwa (9,77%). Pada
tahun 2020 diprediksikan jumlah lanjut usia mencapai 28,8 juta jiwa (11,34%)
(Kemenkes RI, 2013).
Seiring dengan semakin meningkatnya populasi lansia, pemerintahtelah
merumuskan berbagai kebijakan pelayanan kesehatan lansia ditujukan untuk

meningkatkan derajat kesehatan dan mutu kehidupan lansia untuk mencapai masa
tua yang bahagia dan berdayaguna dalam kehidupan keluarga dan masyarakat
sesuai dengan keberadaannya.

1

Universitas Sumatera Utara

2

Departemen Kesehatan RI mempunyai tiga program kesehatan bagi
lansia berupa Puskesmas santun usia lanjut, pembinaan kelompok usia lanjut, dan
posyandu usia lanjut (Depkes RI, 2005). Pelaksanaan kegiatan posyandu
merupakan salah satu usaha pendekatan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan
primer, semakin tinggi masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan, semakin
meningkatkan derajat kesehatan di masyarakat. Salah satu keberhasil an dalam
rangka pelaksanaan posyandu adalah memperbaiki atau meningkatkan derajat
kesehatan di masyarakat.(Sarwono, 2000).
Mengingat kondisi lansia tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa lansia
merupakan kelompok penduduk yang rentan masalah baik masalah ekonomi,

sosial, budaya, kesehatan maupun psikologis yang menyebabkan lansia menjadi
tidak mandiri dan menjadi beban bagi orang lain untuk melakukan aktivitas
sehari-hari (Suardiman, 2004). Pembinaan kesehatan usia lanjut yang terpadu
danberkesinambungan diperlukan bagi lansia baik berupa upaya preventif, kuratif,
maupun rehabilitatif dengan memperhatikan faktor lingkungan sosial budaya
sertapotensi yang ada dalam masyarakat dalam Primary Health Care (Suwandono
et al, 2000). Puskesmas sebagai pelayanan kesehatan utama di masyarakat juga
memiliki perhatian terhadap kesehatan lansia. Hal ini terbukti dikembangkannya
posyandu lansia sebagai wadah perawatan bagi lansia. Pelayanan kesehatan di
tingkat masyarakat adalah Posyandu lansia, pelayanan kesehatan lansia
tingkat dasar adalah Puskesmas, dan pelayanan kesehatan tingkat lanjutan
adalah rumah sakit.

Universitas Sumatera Utara

3

Pelayanan Posyandu lansia adalah pospelayanan terpadu untuk
masyarakat usia lanjut di suatu wilayah tertentu yang sudah disepakati,


yang

digerakkan oleh masyarakat dimana mereka bisa mendapatkan pelayanan
kesehatan
pemerintah

Posyandu
melalui

lansia

merupakan

pelayanan

pengembangan dari

kesehatan

bagi


kebijakan

lansia

yang

penyelenggaraannya melalui program Puskesmas dengan melibatkan peran serta
paralansia,

keluarga,

tokoh

masyarakat

dan

organisasi


sosial

dalam

penyelenggaraannya (Erfandi, 2008).
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Utara tahun 2008,
jumlah lansia yang dibina sebesar 24.659 atau 30% dari seluruh populasi lansia
yang jumlahnya mencapai 820.990 jiwa. Begitu juga dengan kegiatan pelayanan
kesehatan lansia di puskesmas yang mencakup pengobatan, pemeriksaan
kesehatan, penyuluhan konseling, arisan atau pengajian dan kunjungan rumah
atau home care hanya sebesar 19,5% (80 dari 409 puskesmas) dan 400 posyandu
lansia yang sudah terbentuk atau sekitar 23,2% (Dinas Kesehatan Provinsi
Sumatera Utara, 2008).
Posyandulansia di wilayah kerja puskesmas medan johor ada 3 posyandu
lansia disetiap kelurahan ada satu, yaitu Posyandu Sakura, Posyandu Asoka dan
Posyandu cempaka (Kepala Lingkungan XII Kelurahan Pangkalan Masyhur
Kecamatan Medan Johor, 2011).Berdasarkan data yang diperoleh dari kader
masing-masing Posyandu, total lansia yang berkunjung ke posyandu dari Agustus
2015-Juli 2016 adalah sebanyak 150 orang.


Universitas Sumatera Utara

4

Pada kegiatan posyandu lansia di Puskesmas Medan Johor yaitu
melakukan pendataanterhadap jumlah lansia dalam wilayah kerja, memberikan
makanan tambahan danvitamin disertai senam lansia setiap hari minggu di
beberapa lingkungan.
Penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan posyandu lansia,
Nurhayati

(2007)

di

puskesmas

Helvetia

Medan


menunjukkan

bahwa

pemanfaatan posyandu lansia dalam satu tahun terakhir yang terbanyak yaitu 7
kali sebanyak 62 orang dan paling sedikit memanfaatkan < 5 kali yaitu sebanyak
15 orang (12,5%) artinya bahwa masyarakat yang mempunyai keluarga lansia
menunjukkan

bahwa

kecenderungan

pemanfaatan

pelayanankesehatan

di


posyandu lansia sangat rendah, dan keaktifan lansia dalam mengikuti kegiatan
posyandu pun juga sangat rendah. Beberapa penelitian dari berbagai daerah di
Indonesia seperti desa Plumbon, Sukoharjo mengenai faktor yang mempengaruhi
kunjungan lansia dalam kegiatan posyandu lansia yang disusun oleh Nina
Purmawati (2014) menunjukkan kunjungan lansia hasil 40%.
Pemanfaatan pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh banyak faktor,
menurut Denver (1984 dalam Juanitas, 1998) salah satu faktor yang
mempengaruhi seseorang dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan adalah faktor
sosial budaya, yaitu yang menyangkut norma atau nilai-nilai yang ada di
masyarakat, sehingga dalam upaya meningkatkan pemanfaatan fasilitas atau
pelayanan kesehatan seperti puskesmas, posyandu, dan lain-lain maka petugas
kesehatan sangat penting untuk melakukan pendekatan secara sosial budaya untuk

Universitas Sumatera Utara

5

mengetahui persepsi individu, diharapkan pelayanan kesehatan yang ada dapat
diterima oleh lansia dan digunakan sebagaimana mestinya.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian tentang faktor sosial budaya yang mempengaruhi
Kunjungan lansia ke Posyandu Lansia.

1.2.

Rumusan masalah
Berdasarkan pemaparan tersebut di atas maka rumusan masalah

penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor sosial budaya yang mempengaruhi
kunjungan lansia ke posyandu lansia di unit pelayanan primer puskesmas.

1.3.

TujuanPenelitian

1.3.1

Tujuan Umum
Untuk mengidentifikasi Faktor Sosial Budaya yang mempengaruhi
kunjungan lansia ke posyandu lansia di Unit Pelayanan Primer

Puskesmas Medan Johor.

1.3.2.

Tujuan Khusus

1.3.2.1. Untuk mengidentifikasi Pengetahuan lansia terkait posyandu lansia di
Unit pelayanan Primer Puskesmas Medan johor
1.3.2.2. Untuk mengidentifikasi Dukungan Keluarga terhadapkunjungan lansia ke
posyandu lansia di Unit Pelayanan Primer Puskesmas Medan johor.

Universitas Sumatera Utara

6

1.3.2.3. Untuk mengetahui Spiritualitas Lansia yang mempengaruhi kunjungan
lansia ke posyandu lansia di Unit Pelayanan Primer Puskesmas Medan
Johor.
1.3.2.4. Untuk mengetahui Sistem Organisasi Sosial mempengaruhi kunjungan
lansia ke posyandu lansia di Unit Pelayanan Primer Puskesmas Medan

Johor.

1.4.

Manfaat Penelitian

1.4.1

Pelayanan kesehatan
Sebagai bahan masukan bagi petugas dan kader kesehatan dalam
meningkatkan derajat dan kualitas pelayanan kesehatan lanjut usia.

1.4.2

Pendidikan keperawatan
Dapat digunakan sebagai bahan dalam pembelajaran keperawatan
komunitas dan gerontik dalam memahami faktor sosial budaya yang
mempengaruhi kunjungan lansia ke posyandu lansia sehingga dapat
mempersiapkan mahasiswa untuk memberikan pelayanan dan perawatan
kepada lansia di masyarakat.

1.4.3.

Penelitian keperawatan
Dapat digunakan sebagai sumber dan informasi awal pada penelitian
berikutnya yang meneliti terkait kunjungan lansia ke posyandu lansia.

Universitas Sumatera Utara