BOOK Mediamorfosa Tita MM Ideologi yang Berkembang

Ideologi yang Berkembang dalam Penyiaran
di Media Radio
Tita Melia Milyane
Universitas Langlangbuana-Bandung
� meliamilyanenane@gmail.com

Pendahuluan
Ideologi merupakan rujukan bagi individu/ kelompok ataupun
negara untuk bertindak sesuai dengan keyakinannya. Dalam setiap
media penyiaran, dapat dipastikan memiliki ideologi yang dianut
dalam penyelenggaraannya. Media, termasuk radio, merupakan alat
yang efektif dalam penyebaran ideologi bagi suatu kelompok atau
masyarakat. Salah satu media radio yang memiliki pendengar terbanyak
dan merupakan radio unggulan di Kabupaten Garut adalah Radio
Reks dengan acara Bianglala sebagai acara favorit masyarakat. Melalui
acara ini, pendengar dibuka kesempatan sebesar-besarnya untuk dapat
berkomunikasi dengan pejabat pemerintah, termasuk dengan Bupati
dan para legislatif. Pendengar memiliki kebebasan berbicara tanpa
takut diintimidasi dan dihakimi. Pemerintah dan legislatif menanggapi
semua keluhan, informasi dan kritikan masyarakat secara on air. Acara
Bianglala juga menjadi acara yang dijadikan masukan/input bagi

pengambilan kebijakan oleh legislator.
Radio Reks berdiri pada tahun 1969, merupakan radio komersil
yang memiliki segmentasi menengah ke atas, dengan format dewasa
muda dan sajian musik Indonesia Barat.yang tetap eksis hingga
sekarang meskipun banyak media-media baru dan online bermunculan.
Acara Bianglala Pagi konsisten sejak tahun 1998, bertepatan dengan
lengsernya Soeharto yang diikuti dengan kebebasan pers, konsisten
menjadi media yang menjadi alat aspirasi masyarakat Garut. Sebelum
acara ini disiarkan untuk pertama kali pada tahun 1998, hampir tidak
ada media komunikasi massa yang dapat digunakan oleh masyarakat
261

Mediamorfosa :
Transformasi Media Komunikasi di Indonesia

sebagai media yang dapat menampung aspirasi masyarakat secara
bebas. Kebebasan berpendapat melalui media massa saat itu merupakan
hal yang mustahil. Realitas saat itu bahwa media massa termasuk
radio hanya sebatas media penghibur pelepas lelah, radio tidak boleh
memproduksi berita sendiri. Sistem politik orde baru yang represif

membungkam media, salah satu korbannya adalah radio.
Acara Bianglala Pagi dari Radio Reks merupakan acara public
opinion yang diklariikasi oleh pejabat pemerintahan seperti Bupati dan
wakil Bupati, Sekda, Asisten daerah (Asda), para kepala Dinas, anggota
Dewan dan decision maker lainnya yang terkait dengan masalah yang
diadukan oleh masyarakat. Dengan memiliki anggota sebanyak 3500
orang, masing-masing memiliki no PIN yang digunakan sebagai
password untuk berpartisipasi. Penelitian ini mengungkapkan tentang
ideoogi yang dianut oleh media Radio Reks serta ideology yang dianut
oleh sebagian besar pendengar. Hasil penelitian juga mengkomparasi
antara ideology media radio dengan ideology Pancasila.

Landasan Teori/Koseptual
Penelitian ini menggunakan konsep ideologi Antonio Gramsci.
Antonio Gramsci memperkenalkan istilah ‘hegemoni’ yaitu ideologi
sebagai perjuangan. Hegemoni diperlukan dan harus bekerja begitu
keras, karena pengalaman sosial kelompok-kelompok subordinat (baik
kelompok berdasarkan ras, jenis kelamin, usia, penghasilan ataupun
klasiikasi lainnya) terus menerus memberikan gambaran yang
bertentangan dengan lukisan ideologi dominan yang dibuat untuk

mereka dan oleh mereka sendiri dan juga oleh relasi sosialnya.
Ideologi dominan terus menerus berhadapan dengan resistensi
yang harus diatasinya dalam upaya memenangkan kesepakatan rakyat
atas tatanan sosial yang dipromosikannya. Salah satu hegemoni yang
penting adalah mengkonstruksi ‘anggapan umum’ atau common sense.
Bila gagasan kelas berkuasa bisa diterima sebagai anggapan umum
(tidak berbasis kelas) maka tujuan ideologisnya pun tersembunyi.
Teori-teori ideologis menekankan bahwa semua komunikasi dan
semua makna memiliki dimensi sosio-politik dan bahwa komunikasi
dan makna itu tidak bisa dipahami diluar konteks sosialnya. Kerja
ideologis ini selalu mendukung status quo, mendukung kelas-kelas

262

Tita Melia Milyane, Ideologi yang Berkembang...

dengan kuasa dominasi produksi dan distribusi bukan hanya barang,
tetapi juga berupa makna dan gagasan. Namun apapun perbedannya,
semua teori ideologi sepakat bahwa ideologi bekerja untuk menjaga
dominasi kelas, dimana perbedaan diantara teori-teori ideologi itu

hanya berkenaan dengan cara-cara menjalankan dominasi tersebut,
yaitu derajat efektivitanya dan meluasnya resistensi yang dihadapinya.
Pandangan Gramsci mengenai hegemoni berdasarkan pada gagasan
Karl Marx mengenai ‘kesadaran palsu’, yaitu keadaan di mana individu
menjadi tidak menyadari adanya dominasi dalam kehidupan mereka.
Menurut Gramsci, kelompok dominan dalam masyarakat berhasil
mengarahkan orang kepada perasaan puas terhadap keadaan (Gramsci
dalam Morissan, 2014:542).

Hasil Penelitian
Ideologi yang dianut radio Reks adalah visi radio ini sendiri
yaitu amar ma’ruf nahi munkar (al’amru bil-ma’ruf wannahyu’anilmunkar) yang merupakan makna dari visi ‘terwujudnya masyarakat
yang beriman dan bertakwa, berilmu pengetahuan, berkata tegas dan
bertindak secara bertanggung jawab guna memperoleh hasil perbuatan
yang menuju ampunan Allah Swt. Menurut teori ideologis dari Antonio
Gramsci yang memperkenalkan istilah ‘hegemoni’ yaitu ideologi
sebagai perjuangan, dimana salah satu hegemoni yang penting adalah
mengkonstruksi ‘anggapan umum’ atau common sense. Mengkonstruksi
common sense ini dipraktikkan oleh penyiar/pemandu acara Bianglala
kepada pendengarnya dalam visi amar ma’ruf nahi munkar, dimana

ditanamkan dalam benak dan pikiran logis pendengar bahwa amar
ma’ruf nahi munkar harus menjadi keyakinan semua pendengar/
anggota Bianglala. Konstruksi yang terus menerus melalui kegiatan
komunikasi dalam acara interaktif ini sangat memungkinkan untuk
berhasil mengingat dilakukan selama bertahun-tahun. Keberhasilan
kontruksi ini diakui oleh sebagian besar informan yang menyatakan
bahwa dasar tindakan mereka untuk terus berpartisipasi aktif dalam
acara ini adalah karena ingin menjadi bagian yang melakukan amar
ma’ruf nahi munkar.
Ideologi Radio Reks yang tercermin dalam visi yang diusung, dan
dijewantahkan dalam rangkaian misi yang sistematis, digambarkan
dalam bagan berikut ini.
263

Mediamorfosa :
Transformasi Media Komunikasi di Indonesia

Bagan 1
Ideologi Media Radio Reks


Pendengar radio ini, khususnya pendengar acara Bianglala Pagi,
sebagian besar menjadikan acara ini sebagai ideologinya. Secara rinci
alasan pendengar menjadikan acara ini sebagai radionya digambarkan
dalam bagan berikut ini.

264

Tita Melia Milyane, Ideologi yang Berkembang...

Bagan 2
Alasan Pendengar menjadikan Bianglala sebagai Ideologinya

Adapun model penyampaian informasi, gagasan dan opini dalam
acara Bianglala, secara terperinci digambarkan dalam bagan berikut
ini.

265

Mediamorfosa :
Transformasi Media Komunikasi di Indonesia


Bagan 3
Model Penyampaian Informasi dalam Acara Bianglala

Bila melihat dari cara berpikir pendengar Radio Reks yang menjadikan
Bianglala sebagai ideologi hidupnya, maka ini bertentangan dengan pendapat
para ahli dalam teori ideologis yang menyatakan bahwa kerja ideologis
mendukung status quo. Karena kenyataanya acara ini mewadahi aspirasiaspirasi pendengar yang sebagian besar mengkritisi kebijakan pemerintah
bukannya mendukung pemerintah. Bianglala juga menghindarkan diri
mendukung kelas-kelas dengan kuasa dominasi makna dan gagasan
apabila makna dan gagasan tersebut bertentangan dengan kepentingan
publik. Hal ini karena pendengar Bianglala merupakan individu-individu
dan kelompok yang melek media sehingga bila ada konten yang tidak sesuai
dengan idealisme acara ini, pendengar akan langsung mengkritisinya. Hal
ini digambarkan dalam bagan berikut ini:

Bagan 4
Bianglala sebagai ideologi bagi Pendengar

266


Tita Melia Milyane, Ideologi yang Berkembang...

Dalam hal ini lebih tepat dikatakan bahwa Bianglala merupakan
hegemoni yakni idelogi sebagai perjuangan berdasarkan teori Gramsci,
dimana ideologi yang diperjuangkannya adalah watawa saowbil haq
watawa saowbil sobr. Ideologi ini membuat terjadinya perubahan
sosial, seperti yang dikatakan teori Gramsci tentang ideologi yang
dapat membuat perubahan sosial tampak mungkin.
Sebagian besar pendengar menjadikan acara Bianglala sebagai
ideologinya. Bila teori ideoogi pada umumnya menyatakan bahwa
ideologi mendukung status quo, tetapi Bianglala berbeda. Informasi,
gagasan ataupun opini sebagian besar pendengar justru mengkritisi
status quo, mengkritisi kinerja pemerintah daerah, kebijakan yang
dibuat pemerintah daerah dan bahkan mengkritisi fungsi-fungsi
organisasi/kelembagaan pemerintah.
Maka uraian ideologis yang terdapat dalam kegiatan penyiaran
Biangala di Radio Reks ini digambarkan dalam gambar berikut ini.

Bagan 5

Ideologi pendengar Bianglala

Dalam hal ideologi amar ma’ruf nahi munkar, terjadi hegemoni
yang mengkonstruksi ‘anggapan umum’ atau common sense dari
Radio Reks kepada seluruh karyawan. Sedangkan pada pendengar
bianglala, mereka menjadikan bianglala sebagai ideologinya selain
karena terkonstruksi common sense, juga karena pendengar dengan
mengembangkan kemampuan literatnya sedemikian rupa dan hasilnya
pendengar menjadi generasi literat yang mampu memproduksi
informasi/berita/opini dan mengkritisi baik mengkritisi media itu
sendiri maupun mengkritisi pemerintah dan stakeholder.
267

Mediamorfosa :
Transformasi Media Komunikasi di Indonesia

Bagan 6
Hegemoni dalam Ideologi Radio Reks

Melalui penelitian ini, peneliti mencoba merepresentasikan visi amar

ma’ruf nahi munkar dan misi Reks yang bisa jadi merupakan cerminan
dari sila-sila Pancasila, meskipun hal ini tidak diakui secara langsung oleh
pengelola dan penyiar Radio Reks sendiri. Peneliti berkesimpulan bahwa
memang ideologi Pancasila merupakan bagian dari ideologi Radio Reks
‘amar ma’ruf nahi munkar’ sebagai pedoman perilaku yang diterjemahkan
dalam program radio on air dan of air serta pedoman perilaku bagi
seluruh karyawannya, dengan merujuk pada Al-Quran dan As-Sunnah,
namun hal ini benar tidak menunjukkan implementasi Islam secara kafah.
Sedangkan misi Radio Reks merupakan mengejawantahan dari sila kedua,
sila ketiga, sila keempat dan sila kelima dari Pancasila.
Berikut uraian kesamaan makna antara visi misi radio Reks dengan
sila-sila Pancasila:
1. Amar ma’ruf nahi munkar, berarti menjaga agama Allah dengan
menganjurkan pada ketaatan menjalankan seluruh perintah Allah
yakni keyakinan Allah itu satu, melaksanakan sholat, berpuasa,
berzakat/berinfaq, menunaikan ibadah haji bagi yang mampu
(rukun Islam), juga mempercayai adanya Allah, Malaikat, Rasul,
Kitab-kitab Allah, hari kiamat dan qodho qodar (rukun iman). Ini
juga bermakna menjauhi segala kejelekkan/keburukan. Hal ini sama
persis dengan sila kesatu Pancasila yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa,

yang memiliki makna ketaatan akan Tuhan yang satu, terlepas pada
268

Tita Melia Milyane, Ideologi yang Berkembang...

agama apa yang dianut oleh orang tersebut. Sila kesatu Pancasila
juga memiliki makna yang lebih jauh yakni dengan meyakini
keesaan Tuhan, maka makhluk seyogyanya taat dan patuh terhadap
segala larangan Tuhan dan berupaya melakukan hal-hal kebaikan
seperti yang dianjurkan Tuhan melalui wahyu-Nya/agama-Nya.
2. Misi ‘responsif ’ dari Radio Reks mencerminkan sila kedua Pancasila
yakni Kemanusiaan yang adil dan beradab. Dengan misi ini, Radio
Reks bertekad menciptakan situasi yang cepat tanggap terhadap
keadaan lingkungan baik di bidang ekonomi, politik, pertahanan
keamanan, kesehatan dan situasi kemasyarakat lainnya. Sikap
responsif ini diciptakan melalui program-program acara termasuk
acara opini publik Bianglala Pagi. Opini publik yang bersumber
dari aspirasi-aspirasi pendengar sebagai individu atau bagain dari
kelompok ini merupakan hak asasi yang ingin didengar suaranya,
dan diperlakukan adil. Opini akan muncul bila ada individu yang
merasa tidak diperlakukan adil, atau karena terusik sisi kepentingan
manusianya. Hal ini sesuai dengan makna dari sila kedua Pancasila
‘kemanusiaan yang beradab” yang mengajak masyarakat untuk
mengakui dan memperlakukan setiap orang sebagai sesama manusia
yang memiliki martabat mulia serta hak-hak dan kewajiban asasi.
Dengan kata lain, ada sikap untuk menjunjung tinggi martabat dan
hak-hak asasinya atau bertindak adil dan beradab terhadapnya.
Sila ini menjamin diakui dan diperlakukan manusia sesuai dengan
harkat dan martabatnya sebagai mahluk Tuhan Yang Maha Esa,
yang sama derajatnya, yang sama haknya dan kewajiban-kewajiban
azasinya, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, jenis
kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
3. Misi ‘Sinergis’ dari Radio Reks mencerminkan sila ketiga Pancasila
yaitu persatuan Indonesia. Sinergis yang berarti menciptakan
kerjasama yang selaras dan harmonis yang menguntungkan semua
pihak, atau win-win solution akan mempererat tali silaturahmi
dan ikatan emosional dan menciptakan nasionalisme. Hal ini
senada dengan makna persatuan Indonesia yaitu menumbuhkan
sikap masyarakat untuk mencintai tanah airnya, menumbuhkan
rasa kebangsaan dan kebanggan menjadi bagian bangsa ini,
menempatkan kepentingan negara dan bangsa di atas kepentingan
pribadi atau kelompoknya serta sikap rela berkorban.
269

Mediamorfosa :
Transformasi Media Komunikasi di Indonesia

4. Misi ‘komunikatif ’ dari Radio Reks merupakan cerminan dari sila
keempat yaitu kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan
dalam permusyawaratan perwakilan. Melalui misi ini Radio Reks
berusaha menciptakan komunikasi efektif yang dilandasi kesadaran
untuk mencapai tujuan bersama dengan mengedepankan etika
berkomunikasi. Melalui kegiatan komunikasi maka setiap persoalan
kemasyarakatan dapat dicari solusinya berdasarkan kesatuan
suara. Makna lainnya dari sila keempat ini adalah ajakan kepada
masyarakat untuk bersikap peka dan ikut serta dalam kehidupan
politik dan pemerintahan negara, atas dasar persamaan tanggung
jawab sesuai dengan kedudukan masing-masing.
5. Misi’ edukatif ’ dari Radio Reks merupakan cerminan sila kelima
Pancasila yakni keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Tindakan, perilaku dan citra diri yang tercermin dalam program
siaran harus mencerminkan pada keinginan untuk memberikan
teladan, pengajaran dan pendidikan kepada masyarakat
sehingga dapat memunculkan perubahan perilaku masyarakat
ke arah yang lebih baik. Misi Edukatif ini merepresentasikan
makna sila kelima Pancasila yaitu dikembangkannya perbuatan
luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan
serta kegotongroyongan, sikap adil terhadap sesama, menjaga
keseimbangan antara hak dan kewajiban seerta menghormati hakhak orang lain.
Penulis coba uraikan kesamaan makna antara sila-sila Pancasila
dengan visi ‘amar ma’ruf nahi munkar’ dan misi ‘R-E-K-S’ Radio Reks
dalam bagan berikut:

270

Tita Melia Milyane, Ideologi yang Berkembang...

Bagan 7
Kesamaan makna Visi Misi Radio Reks dengan Sila-Sila Pancasila

Kesimpulan
Ruang publik dalam acara Bianglala dimanfaatkan pendengar untuk
menyampaikan aspirasi, informasi dan opini tanpa rasa takut dihakimi,
diintimidasi atau didiskriminasi oleh pihak manapun. Hal ini tidak
terlepas dari ideologi sebagai keyakinan yang dianut. Konsep jurnalisme
yang berkeadilan bagi masyarakat dengan memberikan informasi yang
dikemas dalam bahasa yang santun, tidak vulgar, tidak memihak dan
menjunjung tinggi asas praduga tak bersalah serta keterjagaan rahasia
indentitas pendengar membuat sebagian besar pendengar menjadikan
acara Bianglala sebagai ideologinya.
Acara Bianglala yang mengandung ideologi watawa sawbil haq
watawa sawbil sobr, sesungguhnya merupakan impelementasi dari visi
Radio Reks yaitu amar ma’ruf nahi munkar dan misi Radio Reks yaitu
responsif, edukatif, komunikatif dan sinergis. Dalam penelitian ini, peneliti
melihat bahwa banyak kesamaan antara ideologi amar ma’ruf nahi munkar
dengan ideologi Pancasila. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa
ideologi Pancasila merupakan bagian dari amar ma’ruf nahi munkar.
271

Mediamorfosa :
Transformasi Media Komunikasi di Indonesia

Datar Pustaka
Al-Amin (2007). Al-Quran dan terjemah. Bandung, Penerbit
Diponegoro.
Althusser, Louis (1994). Ideology and Ideological State Apparatuces
(Notes towards an Investigation). NY, Monthly Review Press.
Baran, Stanley (2010). Mass Communication heory: Foundations,
Ferment, and Future,5th ed. Singapore, Cengage Learning Asia.
Crawford, Neta. Jurgen Habermas-Teori-Teori Kritis. Yogyakarta,
Pustaka Baca.
Hardiman, Budi (2009). Kritik Ideologi. Yogyakarta, Pustaka Filsafat.
Hanif, Suranto (2007). Demokratisasi di Udara. Jakarta, LSPP.
Hilliard (1985). Radio Broadcasting An Intruduction to he Sound
Medium. New York, Longman.
Kinloch Graham C. (1981). Ideology and the Social Science. London:
Greenwood Publishing Group.
Maliki, Zainuddin (2012). Rekonstruksi Teori Sosial Modern. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Rupert, Mark (2007). Marxism and Critical heory, in: Tim Dunne,
Milja Kurki & Steve Smith (eds.) International Relation heories.
Oxford University Press,
Rainer, Adam (2000). Radio and Politic. Jakarta, Friedrich Nauman
Stitung.
Yin, Robert K. (2009). Studi Kasus Desain dan Metode. Yogyakarta:
Raja Graindo Persada.
Vivian, John (2006). he Media of Mass Communication.Boston:
Pearson Education, Inc.

272