Penataan Pedagang Kaki Lima Dengan Memanfaatka Ruang Terbuka Hijau

ABSTRAK

Dalam proses perancangan tata ruang kota fenomena pedagang kaki lima
sebagai suatu kegiatan dagang informal tidak dipertimbangkan dalam suatu penetapan
zonasi khusus mengingat sifatnya yang sporadik, dilain hal kondisi PKL yang
merusak wajah kota, menimbulkan masalah
keruangan, yang implikasinya
memberikan masalah bagi sistem sanitasi dan kebersihan kota. Tujuan penelitian ini
mengidentifikasi permasalahan dan potensi penataaan pedagang kaki lima di sekitar
kawasan Lapangan Merdeka Kota Binjai, menyusun panduan kawasan sebagai arahan
penataan ruang dan bentuk kegiatan PKL disekitar Kawasan Lapangan Merdeka Kota
Binjai.
Rancangan penelitian yang dilakukan adalah deskritif kualitatif terhadap
kondisi eksisting, karakteristik dan aktivitas PKL, prilaku PKL, ekspresi tindakan
keruangan PKL disekitar Lapangan Merdeka kota Binjai. Populasi penelitiannya
populasi dalam penelitian ini adalah seluruh PKL yang berkegiatan di lokasi sekitar
Lapangan Merdeka kota Binjai yang berjumlah 71 pedagang kali lima. Sampel
diambil dengan teknik stratified random sampling 42 pedagang kaki lima dan teknik
pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner, wawancara dan observasi.
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan dan disarankan
(1)Perencanaan penataan PKL di tempat lain di wilayah Kota Binjai terutama yang

berkaitan dengan konsep bottom-up development yang mengangkat potensi
kemampuan positif para pedagang kaki lima dalam menyiasati keterbatasan sektor
informal perekonomian kota (2)Bagi pemerintah Kota Binjai yang sedang
mencanangkan program pembangunan penataan kawasan PKL di lapangan Merdeka
Binjai maka kajian ini merupakan sumbangan pemikiran bagi analisis penetapan
lokasi yang paling cocok bagi relokasi PKL Lapangan Merdeka Binjai yaitu dengan
mengikut sertakan kegiatan PKL dalam mewujudkan ruang terbuka kota sebagai citra
kota Binjai yang lebih baik dimasa depan; (3) penataan dilakukan menurut pengamat
harus disesuaikan (prioritas) PKL yang saat ini ada. Adapun fasilitas yang diinginkan
adalah tempat yang tetap, jika tempat permanen maka tidak perlu membongkar lapaklapak yang ada; (4) Kajian ini merupakan langkah awal dalam mengemukakan
potensi pembangunan berbasis partisipasi masyarakat yang digali secara observatif
tanpa adanya suatu intervensi/pemaksaan rekayasa dalam mengungkap genius locus
(kearifan lokal) sumber daya manusia pembangunan kota.

Kata Kunci: Lapangan Merdeka Binjai, PKL,Ruang Terbuka Hijau.

Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT


In the process of urban layout design, the phenomenon of street vendors as an
informal business activity is not considered in specific zoning since it is sporadic
although their condition can damage urban layout and causes space problems in
which the implication brings about the problems of sanitation and hygiene. The
objective of the research was to identify the problems and the potency of managing
street vendors surrounding Lapangan Merdeka, Binjai, to organize area guidance as
the guideline for layout and street vendors’ activities surrounding Lapangan
Merdeka, Binjai.
The research used descriptive qualitative method on the existing condition,
the characteristics and activities of street vendors, their behavior, and the expression
of their spatial action surrounding Lapangan Merdeka, Binjai. The population was
71 street vendors surrounding Lapangan Merdeka, Binjai, and 42 of them were used
as the samples, taken by using stratified random sampling technique. The data were
gathered by using questionnaires and conducting interviews and observation.
It is recommended that (1) structuring street vendors to another place at
Binjai, especially which is related to the concept of bottom-up development,
establishes their potency of positive capacity in investigating the limitation of
informal sector in urban economy; (2) for Binjai City Government that is announcing
the program of structuring the space for street vendors at Lapangan Merdeka, Binjai,
this research is expected to help those who are in charge of determining the right

location for the relocation of street vendors from Lapangan Merdeka, Binjai, by
making them participate in creating urban open space for the good image of Binjai in
the future; (3) the structuring, according to observers, should prioritize the street
vendors by finding permanent location so that their stands will not be broken down;
and (4) This research was the initial step in presenting the potency of public
participation-based development which was dug out in an observation method
without any intervention/coercion and engineering in revealing local wisdom of
human resources in urban development.

Keywords: Lapangan Merdeka Binjai, Street Vendor, Green Open Space

Universitas Sumatera Utara