KONSEP SISTEM RUANG TERBUKA HIJAU (2)

PENYUSUNAN DOKUMEN RTH PERKOTAAN DEKET
KABUPATEN LAMONGAN
TAHUN ANGGARAN 2014

BAB VI
KONSEP PENGEMBANGAN
RUANG TERBUKA HIJAU

6.1.

KONSEP SISTEM RUANG TERBUKA HIJAU
Secara umum, Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Perkotaan Deket Kabupaten

Lamongan dikelompokkan ke dalam 2 (dua) kelompok yaitu RTH Publik dan RTH
Privat. Namun jika dilihat dari pola pengadaan dan pemeliharaan, serta kemungkinan
penggunaannya maka Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Perkotaan Deket Kabupaten
Lamongan dapat dikelompokkan ke dalam beberapa kategori, yaitu:


Ruang Terbuka Hijau (RTH) Publik;
Merupakan Ruang Terbuka Hijau (RTH) dalam jaringan kota yang terbuka dan

dapat dicapai secara visual maupun fisik dan dapat dimanfaatkan oleh semua
lapisan masyarakat dalam suasana kebebasan dan kesamaan derajat. Karena
milik publik maka penyediaan dan pemeliharaannya menjadi tanggung jawab
pemerintah



Ruang Terbuka Hijau (RTH) Semi Publik;
Ruang Terbuka Hijau (RTH) milik publik yang karena sifat dan karakteristik
penggunaannya, maka dibatasi penggunaannya untuk publik dan tidak dapat
digunakan secara bebas oleh semua lapisan masyarakat.



Ruang Terbuka Hijau (RTH) Semi Privat;
Merupakan Ruang Terbuka Hijau (RTH) pada lahan milik pribadi atau lembaga
yang karena sifat kegiatannya dimungkinkan untuk penggunaan oleh publik
secara terbatas.




Ruang Terbuka Hijau (RTH) Privat;
Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang merupakan bagian dari lahan milik
swasta/lembaga atau perorangan, penyediaan dan pemeliharannya menjadi
tanggung jawab swasta, perorangan, atau masyarakat. Oleh karena itu
penggunaan oleh publik terbatas.

LAPORAN AKHIR

VI-1

PENYUSUNAN DOKUMEN RTH PERKOTAAN DEKET
KABUPATEN LAMONGAN
TAHUN ANGGARAN 2014

Tabel 6. 1 Konsep Sistem Ruang Terbuka Hijau (RTH) Perkotaan Deket
Kabupaten Lamongan
NO.

JENIS RTH


Publik

RTH PUBLIK
1. RTH PADA JALUR JALAN KOTA
Jalur pengaman jalan
Median Jalan
Pulau Jalan
2. RTH TAMAN, MONUMEN, DAN GERBANG
KOTA
Taman batas kota
Taman pintu masuk
Taman Lingkungan
3. RTH LAPANGAN OLAHRAGA DAN MAKAM
Makam
Lapangan olahraga
4. RTH PENGAMAN JALUR KA, SUTT, SUNGAI,
BUFFER ZONE
Sempadan Rel KA
Sempadan Sungai

RTH PRIVAT
Lahan pekarangan
Taman kantor
Taman gedung komersil

Sifat Ruang
Semi
Semi
Publik Privat

Privat




























Sumber : Hasil Analisa
6.2.


KONSEP PENGEMBANGAN RUANG TERBUKA HIJAU

6.2.1. Jalur Hijau Jalan
Untuk jalur hijau jalan, RTH dapat disediakan dengan penempatan tanaman
antara 20–30% dari ruang milik jalan (rumija) sesuai dengan kelas jalan. Untuk
menentukan pemilihan jenis tanaman, perlu memperhatikan 2 (dua) hal, yaitu fungsi
tanaman dan persyaratan penempatannya. Disarankan agar dipilih jenis tanaman khas
daerah setempat, yang disukai oleh burung-burung, serta tingkat evapotranspirasi
rendah.

LAPORAN AKHIR

VI-2

PENYUSUNAN DOKUMEN RTH PERKOTAAN DEKET
KABUPATEN LAMONGAN
TAHUN ANGGARAN 2014

Gambar 6. 1

Konsep Tata Letak Jalur Hijau Jalan
A. Median dan Pulau Jalan
Median jalan adalah ruang yang disediakan pada bagian tengah dari jalan untuk
membagi jalan dalam masing-masing arah serta untuk mengamankan ruang bebas
samping jalur lalu lintas.
Saat ini di Perkotaan Deket Kabupaten Lamongan terdapat beberapa ruas jalan
utama kota yang dikembangkan dalam dua jalur pergerakan jalan sehingga memiliki
median seperti pada Jalan Arteri Urip Sumoharjo dan Jalan Lingkar (Ringroad)
Perkotaan Deket Kabupaten Lamongan. Konsep pengembangan pada median jalan
diusulkan beberapa hal sebagai berikut:


Median jalan khususnya pada Ringroad diusulkan selebar 2-3 meter



Jarak perpotongan median untuk gerakan berbelok kendaraan rata-rata 300
meter




Agar tidak menghalangi pandangan pengemuidi, maka pada median jalan tidak
direkomendasikan ditanami pohon yang yang bertajuk lebar dan berdaun
rindang.



Lampu jalan dan perabot jalan yang ditempatkan pada median jalan
diperhitungkan untuk jalur jalan dengan kecepatan sedang hingga tinggi
Taman pulau jalan adalah RTH yang terbentuk oleh geometris jalan seperti pada

persimpangan tiga atau bundaran jalan. Sedangkan median berupa jalur pemisah yang
membagi jalan menjadi dua lajur atau lebih. Median atau pulau jalan dapat berupa
taman atau non taman.

LAPORAN AKHIR

VI-3

PENYUSUNAN DOKUMEN RTH PERKOTAAN DEKET

KABUPATEN LAMONGAN
TAHUN ANGGARAN 2014

Pada median Jalan, tanaman berfungsi sebagai penahan silau lampu kendaraan.
Kriteria RTH pada median jalan antara lain:


Merupakan tanaman perdu/semak



Ditanam dengan rapat dan membentuk massa



Tanaman memiliki ketinggian kurang dari 1,5 m



Memiliki massa daun yang padat

Beberapa alternatif tanaman untuk pengisi RTH pada median jalan antara lain

sebagai berikut:


Bougenvill



Kembang Sepatu



Oleander



Nusa Indah

Gambar 6. 2

Konsep Jalur Hijau Pada Median Jalan
B. Persimpangan Jalan
Beberapa hal penting yang perlu dipertimbangkan dalam penyelesaian lansekap
jalan pada persimpangan, antara lain:
1) Daerah bebas pandang di mulut persimpangan
Pada mulut persimpangan diperlukan daerah terbuka agar tidak menghalangi
pandangan pemakai jalan. Untuk daerah bebas pandang ini ada ketentuan mengenai
LAPORAN AKHIR

VI-4

PENYUSUNAN DOKUMEN RTH PERKOTAAN DEKET
KABUPATEN LAMONGAN
TAHUN ANGGARAN 2014

letak tanaman yang disesuaikan dengan kecepatan kendaraan dan bentuk
persimpangannya.
Tabel 6. 2
Kriteria Pemilihan Tanaman Pada Persimpangan Jalan

2) Pemilihan jenis tanaman pada persimpangan
Penataan lansekap pada persimpangan akan merupakan ciri dari persimpangan itu
atau lokasi setempat. Penempatan dan pemilihan tanaman dan ornamen hiasan
harus disesuaikan dengan ketentuan geometrik persimpangan jalan dan harus
memenuhi kriteria sebagai berikut:


Daerah bebas pandang tidak diperkenankan ditanami tanaman yang menghalangi
pandangan pengemudi.



Sebaiknya digunakan tanaman rendah berbentuk tanaman perdu dengan
ketinggian 2 m
Contoh:
- Khaya (Khaya Sinegalensis)
- Bungur (Lagerstromea Loudonii)
- Tanjung (Mimosups Elengi)

C. Sempadan Jalan
Daerah sempadan jalan merupakan jalur hijau kota yang memiliki arti penting
bagi pembentukan wajah jalan (street scape). Ketentuan mengenai lebar sempadan jalan
dan bangunan sangat tergantung pada tipe dan hierarkhi jalan sebagai berikut:

LAPORAN AKHIR

VI-6

PENYUSUNAN DOKUMEN RTH PERKOTAAN DEKET
KABUPATEN LAMONGAN
TAHUN ANGGARAN 2014

Tabel 6. 3
Ketentuan Lebar Sempadan Bangunan
Perkotaan Deket Kabupaten Lamongan
No
1
2
3
4
5

Klasifikasi Jalan
Arteri Primer
Arteri Sekunder
Kolektor Primer
Kolektor Sekunder
Lokal

Lebar (m)
30
23
18
15
7

GSB (m)
15
12
8-12
6-8
4

Peneduh


-

ditempatkan pada jalur tanaman (minimal 1,5 m dari tepi median);

-

percabangan 2 m di atas tanah;

-

bentuk percabangan batang tidak merunduk;

-

bermassa daun padat;

-

berasal dari perbanyakan biji;

-

ditanam secara berbaris;

-

tidak mudah tumbang.

Gambar 6. 4
Konsep Jalur Hijau Jalan Sebagai Peneduh

Penyerap polusi udara


-

terdiri dari pohon, perdu/semak;

LAPORAN AKHIR

VI-7

PENYUSUNAN DOKUMEN RTH PERKOTAAN DEKET
KABUPATEN LAMONGAN
TAHUN ANGGARAN 2014

-

memiliki kegunaan untuk menyerap udara;

-

jarak tanam rapat;

-

bermassa daun padat.

Gambar 6. 5
Konsep Jalur Hijau Jalan Sebagai Penyerap Polusi Udara


Peredam kebisingan

-

terdiri dari pohon, perdu/semak;

-

membentuk massa;

-

bermassa daun rapat;

-

berbagai bentuk tajuk.



Gambar 6. 6
Konsep Jalur Hijau Jalan Sebagai Peredam Kebisingan
Pemecah angin

-

tanaman tinggi, perdu/semak;

LAPORAN AKHIR

VI-8

PENYUSUNAN DOKUMEN RTH PERKOTAAN DEKET
KABUPATEN LAMONGAN
TAHUN ANGGARAN 2014

-

bermassa daun padat;

-

ditanam berbaris atau membentuk massa;

-

jarak tanam rapat < 3 m.

Gambar 6. 7
Konsep Jalur Hijau Jalan Sebagai Pemecah Angin



Pembatas pandang

-

tanaman tinggi, perdu/semak;

-

bermassa daun padat;

-

ditanam berbaris atau membentuk massa;

-

jarak tanam rapat.

Gambar 6. 8
Konsep Jalur Hijau Jalan Sebagai Pembatas Pandang
6.2.2. Taman dan Gerbang Kota

LAPORAN AKHIR

VI-9

PENYUSUNAN DOKUMEN RTH PERKOTAAN DEKET
KABUPATEN LAMONGAN
TAHUN ANGGARAN 2014

Penyediaan RTH pada taman, monumen dan gerbang kota diarahkan pada
pengembangan konsep vegetasi yang lebih menonjolkan segi estetika guna memberi
ruang kawasan yang asri dan harmoni. Penyediaan vegetasi pada kawasan ini
dimaksudkan juga memberi visual kawasan yang harmoni antara estetika dengan fungsi
lainnya salah satunya sebagai tempat bermain (Playground), istirahat (Rest) dan tanda
(sign). Diperlukan kriteria penyediaan Vegetasi yang memenuhi standart yang sesuai
dengan fungsi dan karakter kawasan tersebut. Kriteria pemilihan vegetasi untuk Taman
dan Gerbang kota adalah sebagai berikut:
a. Tidak Beracun, Tidak Berduri, Dahan Tidak Mudah Patah, Perakaran Tidak
Mengganggu Pondasi;
b. Tajuk Cukup Rindang Dan Kompak, Tetapi Tidak Terlalu Gelap;
c. Ketinggian Tanaman Bervariasi, Warna Hijau Dengan Variasi Warna Lain
Seimbang;
d. Perawakan Dan Bentuk Tajuk Cukup Indah;
e. Kecepatan Tumbuh Sedang;
f.

Berupa Habitat Tanaman Lokal Dan Tanaman Budidaya;

g. Jenis Tanaman Tahunan Atau Musiman;
h. Jarak Tanam Setengah Rapat Sehingga Menghasilkan Keteduhan Yang Optimal;
i.

Tahan Terhadap Hama Penyakit Tanaman;

j.

Mampu Menjerap Dan Menyerap Cemaran Udara;

k. Sedapat Mungkin Merupakan Tanaman Yang Mengundang Burung.
Tabel 6. 4
Konsep Pengembangan Vegetasi Taman, Monumen dan Gerbang Kota
Perkotaan Deket Kabupaten Lamongan
Jenis dan Nama
No
Nama Latin
Keterangan
Tanaman
1
bunga kupu - kupu
bauhinian purpurea
berbunga
2
sikat botol
calistemon lanceolatus
berbunga
3
kemboja merah
plumeria rubra
berbuah
4
kersen
muntingia calabura
berbunga
5
kendal
cordia sebestena
berbunga
6
kesumba
bixa orellana
berbunga
7
jambu batu
psidium guajava
berbuah
8
bungur sakura
lagerstroemia loudonii
berbunga
9
bunga saputangan
amherstia nobilis
berbunga
10 lengkeng
ephorbia longan
berbuah
LAPORAN AKHIR

VI-10

PENYUSUNAN DOKUMEN RTH PERKOTAAN DEKET
KABUPATEN LAMONGAN
TAHUN ANGGARAN 2014

Jenis dan Nama
Nama Latin
Keterangan
Tanaman
11 bunga lampion
brownea ariza
berbunga
12 bungur
langerstroemea floribunda
berbunga
13 tanjung
mimosup elengi
berbunga
14 kenanga
canangan odorata
berbunga
15 sawo kecik
manilkara kauki
berbuah
16 akasia mangium
accacia mangium
17 jambu air
eugenia aguea
berbuah
18 kenari
canarium commune
berbuah
sumber : Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di
Kawasan Perkotaan
catatan : pemilihan tanaman disesuaikan dengan kondisi tanah dan iklim
No

6.2.3. Makam dan Lapangan Olah Raga
A. Makam
Penyediaan ruang terbuka hijau pada areal pemakaman disamping memiliki
fungsi utama sebagai tempat penguburan jenasah juga memiliki fungsi ekologis yaitu
sebagai daerah resapan air, tempat pertumbuhan berbagai jenis vegetasi, pencipta iklim
mikro serta tempat hidup burung serta fungsi sosial masyarakat disekitar seperti
beristirahat dan sebagai sumber pendapatan.
Untuk penyediaan RTH pemakaman, maka ketentuan bentuk pemakaman adalah
sebagai berikut:


ukuran makam 1 m x 2 m;



jarak antar makam satu dengan lainnya minimal 0,5 m;



tiap makam tidak diperkenankan dilakukan penembokan/ perkerasan;



pemakaman dibagi dalam beberapa blok, luas dan jumlah masing-masing blok
disesuaikan dengan kondisi pemakaman setempat;



batas antar blok pemakaman berupa pedestrian lebar 150-200 cm dengan deretan
pohon pelindung disalah satu sisinya;



batas terluar pemakaman berupa pagar tanaman atau kombinasi antara pagar
buatan dengan pagar tanaman, atau dengan pohon pelindung;



ruang hijau pemakaman termasuk pemakaman tanpa perkerasan minimal 70%
dari total area pemakaman dengan tingkat liputan vegetasi 80% dari luas ruang
hijaunya.

LAPORAN AKHIR

VI-11

PENYUSUNAN DOKUMEN RTH PERKOTAAN DEKET
KABUPATEN LAMONGAN
TAHUN ANGGARAN 2014

Gambar 6. 9
Konsep RTH Pemakaman

B. Lapangan Olah Raga
Penyediaan ruang terbuka hijau pada areal Lapangan Olah raga disamping memiliki
fungsi utama sebagai tempat olah raga juga memiliki fungsi estetika dan ekologi yaitu
sebagai peneduh, fungsi resapan tempat pertumbuhan berbagai jenis vegetasi, pencipta
iklim mikro serta tempat hidup burung serta fungsi sosial masyarakat disekitar seperti
beristirahat dan sebagai sumber pendapatan.
Untuk penyediaan RTH lapangan olah raga, maka ketentuan bentuk lapangan
olah raga adalah sebagai berikut:


Vegetasi dengan tajuk daun yang rindang



Memberi batas sebagai gradasi lingkungan



Sebagai fungsi estetika pada beberapa sudut kawasan
Arahan untuk jenis vegetasi pada kawasan lapangan olah raga adalah sebagai
berikut :
a. Pohon Trembesi
b. Pohon Angsana
c. Pohon Beringin
d. Pohon Bougenvile
e. Pohon Cemara
f. Pohon Tanjung

LAPORAN AKHIR

VI-12

PENYUSUNAN DOKUMEN RTH PERKOTAAN DEKET
KABUPATEN LAMONGAN
TAHUN ANGGARAN 2014

g. Pohon puring
h. Pohon palm
6.2.4. Pengaman Jalur (Sempadan) dan Buffer Zone Kota
Penyediaan RTH jalur (sempadan) dan Buffer Zone Kota pada arahan konsep
diarahkan pada penyediaan RTH sempadan Jalur kereta api, RTH sempadan jaringan
listrik tegangan tinggi dan RTH Sempadan sungai. Konsep pengembangan pada
kawasan ini di arahkan dengan penataan serta pemilihan vegetasi yang sesuai dengan
kondisi eksisting. Penataan pada pengaman jalur (sempadan) dan Buffer Zone Kota
Penataan vegetasi pada kawasan ini lebih berfungsi sebagai konservasi dan safety,
sedangkan untuk pemilihan vegetasi juga memiliki tipologi yang memberi fungsi
lindung, dengan tajuk dan akar pohon yang lebih kuat dan memiliki masa tanam yang
lama. Maka Diperlukan kriteria penyediaan Vegetasi yang memenuhi standart yang
sesuai dengan fungsi dan karakter kawasan tersebut. Kriteria pemilihan vegetasi untuk
Pengaman jalur ( sempadan) dan Buffer zone kota adalah sebagai berikut:
A. RTH Sempadan Jalur Kereta api

Kriteria pemilihan vegetasi untuk RTH ini adalah sebagai berikut:
a.

tumbuh baik pada tanah padat;

b.

sistem perakaran masuk kedalam tanah, tidak merusak konstruksi dan
bangunan;

c.

fase anakan tumbuh cepat, tetapi tumbuh lambat pada fase dewasa;

d.

ukuran dewasa sesuai ruang yang tersedia;

e.

batang dan sistem percabangan kuat;

f.

batang tegak kuat, tidak mudah patah;

g.

perawakan dan bentuk tajuk cukup indah;

h.

daun tidak mudah rontok karena terpaan angin kencang;

i.

buah berukuran kecil dan tidak bisa dimakan oleh manusia secara
langsung;

j.

tahan terhadap hama penyakit;

k.

berumur panjang.

Tabel berikut ini adalah alternatif vegetasi yang dapat digunakan pada RTH rel
kereta api, namun karena adanya perbedaan biogeofisik maka pemilihan vegetasi,
LAPORAN AKHIR

VI-13

PENYUSUNAN DOKUMEN RTH PERKOTAAN DEKET
KABUPATEN LAMONGAN
TAHUN ANGGARAN 2014

disesuaikan dengan potensi dan kesesuaian pada daerah masing-masing. Pola tanam
vegetasi di sepanjang rel kereta api harus memperhatikan keamanan terhadap lalu lintas
kereta api, tidak menghalangi atau mengganggu penglihatan masinis, serta tidak
menggangu kekuatan struktur rel kereta api. Pola tanam yang harus diperhatikan adalah
sebagai
berikut:
a.

jarak maksimal dari sumbu rel adalah 50 m;

b.

pengaturan perletakan (posisi) tanaman yang akan ditanam harus
Tabel 6. 5
Konsep Pengembangan Vegetasi RTH Sempadan Jalur Kereta api
Perkotaan Deket Kabupaten Lamongan

No

Jenis dan Nama Tanaman

Nama Latin

1 Flamboyan
Delonix Regia
2 Angsana
Ptereocarpus indicus
3 Ketapang
Terminalia Cattapa
4 Kupu - Kupu
Bauhinia Purpurea
5 Kiara payung
Filicium Decipiesns
6 Johar
Cassia Multiyoga
7 Tanjung
Mimusops Elengi
8 Mahoni
Swientenia Mahagoni
9 Akasia
Acacia Auriculifprmis
10 Bungur
Langerstroemia Loudoni
11 Kenari
canarium commune
12 Johar
Cassia sp
13 Damar
agathis alba
14 Nyamplung
calophyllum inophyllum
15 Jakaranda
jacaranda filicifolia
16 Liang Liu
salix babilinica
17 Kismis
muehlenbeckia sp
18 Ganitri
Elaeocarpus grandiflorus
19 Saga
adenanthera povoniana
20 Anting - Anting
Elaeocarpus grandiflorus
21 Asam Kranji
Pithecelobium Dulce
22 Johar
Cassia Grandis
23 Cemara
Cupresus papuana
24 Pinus
pinus merkusii
25 Beringin
Ficus Benjamina
sumber : Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan
Perkotaan
B. RTH sempadan sungai
LAPORAN AKHIR

VI-14

PENYUSUNAN DOKUMEN RTH PERKOTAAN DEKET
KABUPATEN LAMONGAN
TAHUN ANGGARAN 2014

Kriteria pemilihan vegetasi untuk RTH ini adalah sebagai berikut:
a.

sistem perakaran yang kuat, sehingga mampu menahan pergeseran tanah;

b.

tumbuh baik pada tanah padat;

c.

sistem perakaran masuk kedalam tanah, tidak merusak konstruksi dan
bangunan;

d.

kecepatan tumbuh bervariasi;

e.

tahan terhadap hama dan penyakit tanaman;

f.

jarak tanam setengah rapat sampai rapat 90% dari luas area, harus
dihijaukan;

g.

tajuk cukup rindang dan kompak, tetapi tidak terlalu gelap;

h.

berupa tanaman lokal dan tanaman budidaya;

i.

dominasi tanaman tahunan;

j.

sedapat mungkin merupakan tanaman yang mengundang burung.

Tabel berikut ini adalah alternatif vegetasi yang dapat digunakan pada RTH
sempadan sungai, namun karena adanya perbedaan biogeofisik maka pemilihan vegetasi
untuk RTH sempadan sungai disesuaikan dengan potensi dan kesesuaian lahan pada
daerah masing-masing.
Tabel 6. 6
Arahan Konsep Pengembangan Vegetasi Sempadan Sungai
Perkotaan Deket Kabupaten Lamongan
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16

Jenis dan Nama Tanaman
Flamboyan
Angsana
Ketapang
Kupu - Kupu
Kiara payung
Johar
Tanjung
Mahoni
Akasia
Bungur
Kenari
Johar
Damar
Nyamplung
Jakaranda
Liang Liu

LAPORAN AKHIR

Nama Latin
Delonix Regia
Ptereocarpus indicus
Terminalia Cattapa
Bauhinia Purpurea
Filicium Decipiesns
Cassia Multiyoga
Mimusops Elengi
Swientenia Mahagoni
Acacia Auriculifprmis
Langerstroemia Loudoni
canarium commune
Cassia sp
agathis alba
calophyllum inophyllum
jacaranda filicifolia
salix babilinica

VI-15

PENYUSUNAN DOKUMEN RTH PERKOTAAN DEKET
KABUPATEN LAMONGAN
TAHUN ANGGARAN 2014

No
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59

Jenis dan Nama Tanaman
Kismis
Ganitri
Saga
Anting - Anting
Asam Kranji
Johar
Cemara
Pinus
Beringin
hoe
merawan
blabag
pala hutan
cemara sumatra
palur raja
kbeusi leutik
kaliandra
balam sudu
sawo duren
kedinding
kepuh
dadap
salam
sungkal
matoa
locust
ebony
kempas
pingkau
Johar
Angsana
Tengkawang layar
Kecapi
Palem Raja
Kalak
saputangan
Bacang
kayu manis
kawista
kenanga
-

LAPORAN AKHIR

Nama Latin
muehlenbeckia sp
Elaeocarpus grandiflorus
adenanthera povoniana
Elaeocarpus grandiflorus
Pithecelobium Dulce
Cassia Grandis
Cupresus papuana
pinus merkusii
Ficus Benjamina
Eucalyptus Platyphylia
Hopea Mangarawan
Terminalia Citrina
Myristica Fatua
Casuarina Sumatrana
oreodoxa regia
Lindera Srtichchytolla
Calliandra Marginata
Palagulum Sumatranum
Crysophylium cainito
albizzia Leppecioides
sterculla foetida
erythina cristagill
eugenia polyantha
phenomena canescens
pometia pinnata
hymenaea coubarill
dyospiros celebica
kompasia excelsum
cassia grandis
pterocarpus indicus
shorea mecistopteryx
shandoricum koetjpe
oerodoxa regia
poliantha laterflora
maniloa brawneodes
manejtera foetida
cinnamonum burmani
feronia limonia
cananglium odoratum
feronia limonia
cananglium odoratum
hpea bancana
shorea selanica

VI-16

PENYUSUNAN DOKUMEN RTH PERKOTAAN DEKET
KABUPATEN LAMONGAN
TAHUN ANGGARAN 2014

No

Jenis dan Nama Tanaman

Nama Latin

60 Khaya
k sinegalensis
61 khaya
k grandiflora
62 khaya
k anthotheraca
sumber : Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di
Kawasan Perkotaan
catatan : pemilihan tanaman disesuaikan dengan kondisi tanah dan iklim
Persyaratan pola tanam vegetasi pada RTH sempadan sungai adalah sebagai
berikut:
a. jalur hijau tanaman meliputi sempadan sungai selebar 50 m pada kirikanan sungai besar dan sungai kecil (anak sungai);
b. sampel jalur hijau sungai berupa petak-petak berukuran 20 m x 20 m
diambil secara sistematis dengan intensitas sampling 10% dari panjang
sungai;
c. sebelum di lapangan, penempatan petak sampel dilakukan secara awalan
acak (random start) pada peta. sampel jalur hijau sungai berupa jalur
memanjang dari garis sungai ke arah darat dengan lebar 20 m sampai
pohon terjauh;
d. sekurang-kurangnya 100 m dari kiri kanan sungai besar dan 50 m di kiri
kanan anak sungai yang berada di luar permukiman;
e. untuk sungai di kawasan permukiman berupa sempadan sungai yang
diperkirakan cukup untuk dibangun jalan inspeksi antara 10-15 m;
f. jarak maksimal dari pantai adalah 100 m;
g. pengaturan perletakan (posisi) tanaman yang akan ditanam harus
6.2.5. Lahan Pekarangan
Penyediaan RTH untuk lahan pekarangan merupakan jenis RTH Privat dengan
pengembangan disesuaikan dengan ketersediaan lahan. Penyediaan lahan pekarangan
diorientasikan pada permukiman perumahan formal dan non formal, fungsi dari
pengembangan lahan pekarangan ini diharapkan dapat memberi efek ganda yaitu fungsi
peneduh dan estetis. Adapun untuk kriteria vegetasi untuk RTH Lahan Pekarangan dapat
di jelaskan sebagai berikut ini.

LAPORAN AKHIR

VI-17

PENYUSUNAN DOKUMEN RTH PERKOTAAN DEKET
KABUPATEN LAMONGAN
TAHUN ANGGARAN 2014

A. Kriteria

Vegetasi

untuk RTH Pekarangan Rumah Besar, Pekarangan

Rumah Sedang, Pekarangan Rumah Kecil, Halaman Perkantoran,
Pertokoan, dan Tempat Usaha
Kriteria pemilihan vegetasi untuk RTH ini adalah sebagai berikut:
a. memiliki nilai estetika yang menonjol;
b. sistem perakaran masuk ke dalam tanah, tidak merusak konstruksi dan
bangunan;
c. tidak beracun, tidak berduri, dahan tidak mudah patah, perakaran tidak
mengganggu pondasi;
d. ketinggian tanaman bervariasi, warna hijau dengan variasi warna lain
seimbang;
e. jenis tanaman tahunan atau musiman;
f. tahan terhadap hama penyakit tanaman;
g. mampu menjerap dan menyerap cemaran udara;
h. sedapat mungkin merupakan tanaman yang mengundang kehadiran
burung.
B. Kriteria Vegetasi untuk Taman Atap Bangunan dan Tanaman dalam Pot
Kriteria pemilihan vegetasi untuk RTH ini adalah sebagai berikut:
a.

tanaman tidak berakar dalam sehingga mampu tumbuh baik dalam pot
atau bak tanaman;

b.

relatif tahan terhadap kekurangan air;

c.

perakaran dan pertumbuhan batang yang tidak mengganggu struktur
bangunan;

d.

tahan dan tumbuh baik pada temperatur lingkungan yang tinggi;

e.

mudah dalam pemeliharaan.

Tabel 6. 7
Arahan Konsep Pengembangan RTH Pekarangan
Perkotaan Deket Kabupaten Lamongan
LAPORAN AKHIR

VI-18

PENYUSUNAN DOKUMEN RTH PERKOTAAN DEKET
KABUPATEN LAMONGAN
TAHUN ANGGARAN 2014

No

Jenis dan Nama Tanaman

I
1
2

Perdu/Semak
Akalipa Merah
Nusa Indah Merah

3
4
5
6
7
8

Daun Mangkokan
Bogenvil merah
Azalea
soka daun besar
bakung
oleander

Nama Latin
acalypha wilkesiana
musaenda erythophylla
notophanax
scuteralarium
bougenvillea glabra
rhododenron indicum
ixora javonica
Crinum Asiaticum
Nerium Oleander
Chrysalidocaus
Lutescens
Cycas Revolata
alamanda cartatica
codiaeum varigatum
caesalphinia pulcherima

Keterangan
Daun Berwarna
Berbunga
Berdaun unik
Berbunga
Berbunga
Berbunga
Berbunga
Berbunga

9 palem kuning
Daun Berwarna
10 sikas
Bentuk unik
11 alamanda
Merambat Berbunga
12 puring
Daun Berwarna
13 kembang merak
Berbunga
II Ground Cover
1 Rumput Gajah
axonophus compressus
Tekstur Kasar
2 Lantana Ungu
lantana camara
Berbunga
3 Rumput kawat
cynodon dacylon
Tekstur Sedang
sumber : Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan
Perkotaan
catatan : pemilihan tanaman disesuaikan dengan kondisi tanah dan iklim
6.2.6. Taman Kantor
Arahan konsep pengembangan RTH untuk taman kantor diarahkan pada
pengembangan vegetasi gradening serta berfungsi sebagai estetika dan pembatas gradasi
kawasan . Kriteria Vegetasi untuk Taman Atap Bangunan dan Tanaman dalam Pot
Kriteria pemilihan vegetasi untuk RTH ini adalah sebagai berikut:
a.

tanaman tidak berakar dalam sehingga mampu tumbuh baik dalam pot
atau bak tanaman;

b.

relatif tahan terhadap kekurangan air;

c.

perakaran dan pertumbuhan batang yang tidak mengganggu struktur
bangunan;

d.

tahan dan tumbuh baik pada temperatur lingkungan yang tinggi;

e.

mudah dalam pemeliharaan.

LAPORAN AKHIR

VI-19

PENYUSUNAN DOKUMEN RTH PERKOTAAN DEKET
KABUPATEN LAMONGAN
TAHUN ANGGARAN 2014

Tabel 6. 8
Arahan Konsep Pengembangan RTH Taman Kantor
Perkotaan Deket Kabupaten Lamongan
No

Jenis dan Nama Tanaman

Nama Latin

Keterangan

1 Akalipa Merah
acalypha wilkesiana
Daun Berwarna
2 Nusa Indah Merah
musaenda erythophylla
Berbunga
3 Lidah Mertua
Sansivera
Berdaun unik
4 Bogenvil merah
bougenvillea glabra
Berbunga
5 Azalea
rhododenron indicum
Berbunga
6 soka daun besar
ixora javonica
Berbunga
7 oleander
Nerium Oleander
Berbunga
8 palem kuning
Chrysalidocaus Lutescens Daun Berwarna
9 sikas
Cycas Revolata
Bentuk unik
10 alamanda
alamanda cartatica
Merambat Berbunga
11 puring
codiaeum varigatum
Daun Berwarna
12 kembang merak
caesalphinia pulcherima
Berbunga
sumber : Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan
Perkotaan
catatan : pemilihan tanaman disesuaikan dengan kondisi tanah dan iklim
6.2.7. Taman Gedung Komersil
Kriteria Vegetasi untuk Taman gedung komersil pemilihan vegetasi untuk RTH
ini adalah sebagai berikut:
a.

tanaman tidak berakar dalam sehingga mampu tumbuh baik dalam pot atau
bak tanaman;

b.

relatif tahan terhadap kekurangan air;

c.

perakaran dan pertumbuhan batang yang tidak mengganggu struktur
bangunan;

d.

tahan dan tumbuh baik pada temperatur lingkungan yang tinggi;

e.

mudah dalam pemeliharaan.

Tabel 6. 9
Arahan Konsep Pengembangan RTH Taman Gedung Komersil
Perkotaan Deket Kabupaten Lamongan
LAPORAN AKHIR

VI-20

PENYUSUNAN DOKUMEN RTH PERKOTAAN DEKET
KABUPATEN LAMONGAN
TAHUN ANGGARAN 2014

No

Jenis dan Nama Tanaman

Nama Latin

1 Flamboyan
Delonix Regia
2 Ketapang
Terminalia Cattapa
3 Kiara payung
Filicium Decipiesns
4 Johar
Cassia Multiyoga
5 Tanjung
Mimusops Elengi
6 Mahoni
Swientenia Mahagoni
7 Akasia
Acacia Auriculifprmis
8 Bungur
Langerstroemia Loudoni
9 Kenari
canarium commune
10 Nyamplung
calophyllum inophyllum
11 Jakaranda
jacaranda filicifolia
12 Liang Liu
salix babilinica
13 Kismis
muehlenbeckia sp
14 Ganitri
Elaeocarpus grandiflorus
15 Johar
Cassia Grandis
16 Cemara
Cupresus papuana
17 Pinus
pinus merkusii
18 hoe
Eucalyptus Platyphylia
19 merawan
Hopea Mangarawan
20 blabag
Terminalia Citrina
21 pala hutan
Myristica Fatua
22 cemara sumatra
Casuarina Sumatrana
sumber : Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di
Kawasan Perkotaan
catatan : pemilihan tanaman disesuaikan dengan kondisi tanah dan iklim
6.3.

RENCANA PENGEMBANGAN RUANG TERBUKA HIJAU

6.3.1. Jalur Hijau Jalan
RTH jalur hijau jalan merupakan RTH yang berada pada tepi kiri dan kanan
jalan. RTH jalur hijau jalan ini akan direncanakan pada Jalan Panglima Sudirman dan
Jalan Jaksa Agung Suprapto.
Konsep pengembangan RTH ini adalah pengembangan tanaman yang berfungsi
untuk peneduh, penyerap polusi udara, peredam kebisingan. Adapun penempatannya
disesuikan dengan kondisi jalan tersebut.
Jenis vegetasi yang dikembangkan dengan fungsi peneduh dan pola penataannya
disyaratkan sebagai berikut :


Ditempatkan pada jalur tanaman (minimal 1,5 m dari tepi median);



Percabangan 2 m di atas tanah;

LAPORAN AKHIR

VI-21

PENYUSUNAN DOKUMEN RTH PERKOTAAN DEKET
KABUPATEN LAMONGAN
TAHUN ANGGARAN 2014



Bentuk percabangan batang tidak merunduk;



Bermassa daun padat;



Berasal dari perbanyakan biji;



Ditanam secara berbaris;



Tidak mudah tumbang.

Sedangkan jenis vegetasi yang dikembangkan dengan fungsi sebagai penyerap polusi
udara dan pola penataannya disyaratkan sebagai berikut :


Penyerap polusi udara



Terdiri dari pohon, perdu/semak;



Memiliki kegunaan untuk menyerap udara;



Jarak tanam rapat;



Bermassa daun padat.

Gambar 6. 10. Perspektif Jalur Hijau Jalan

6.3.2. Taman Gerbang Kota
RTH taman gerbang kota merupakan taman yang memiliki fungsi utama sebagai
estetika kawasan, sedangkan fungsi lainnya yaitu untuk memperbaiki dan menjaga iklim
mikro, menciptakan keseimbangan dan keserasian lingkungan fisik kota. RTH ini
direncanakan di gerbang selamat datang atau jalan masuk dan keluar kota Perkotaan
Deket.
LAPORAN AKHIR

VI-22

PENYUSUNAN DOKUMEN RTH PERKOTAAN DEKET
KABUPATEN LAMONGAN
TAHUN ANGGARAN 2014

Konsep desain yang akan ditampilkan disini adalah menampilkan konsep taman
pasif dengan fungsi taman sebagai estetika kawasan. Penataan RTH dilakukan dengan
mengoptimalkan pemanfaatan tanaman hias perdu dan semak seperti bunga dan rumput
untuk menutup permukaan taman (ground cover), dilengkapi lampu penerangan untuk
taman.

Gambar 6. 11. Perspektif Taman Gerbang Kota

6.3.3. Sempadan Sungai
Kawasan ini merupakan kawasan konservasi yang harus dijaga agar nantinya
bisa bermanfaat dalam menangani masalah erosi dan banjir jika debit air mengalami
peningkatan hingga melebihi kapasitas. Oleh karena itu sempadan sungai ini akan
ditanami dengan tanaman penghijauan yang perakarannya kuat mampu melindungi
kawasan ini dengan baik.
Konsep yang akan diusulkan dalam perencanaan pengembangan tata hijau
dikawasan ini adalah menjadikan kawasan ini menjadi lahan konservasi yang memiliki
peran dalam menjaga kelestarian sungai, dengan ketetapan sempadan 3 meter dari kiri
kanan sungai, jenis tanaman yang akan digunakan adalah jenis pohon dengan perakaran
kuat, tanaman hias dengan berbagai macam bentuk ragam warna.



Tata Hijau

1.

Sungai yang berbatasan langsung dengan pertanian masyarakat dan lahan
kosong dapat dikengembangan hutan untuk mengoptimalkan kawasan sempadan

LAPORAN AKHIR

VI-23

PENYUSUNAN DOKUMEN RTH PERKOTAAN DEKET
KABUPATEN LAMONGAN
TAHUN ANGGARAN 2014

3 meter pada kiri kanan sungai dengan mengembangkan vegetasi pohon besar
dan sedang.
2.

Kawasan

sempadan

yang

berbatasan

langsung

dengan

jalan,

maka

pengembangannnya berupa vegetasi pohon besar dan sedang pada kiri kanan
sungai berjejer mengikuti garis sempadan sungai dengan jarak tanaman 5 m,
3.

Untuk mengoptimalkan fungsi kawasan sempadan, selain terdapat pohon
perlunya pengembangan perdu dan semak sebagai penutup permukaan tanah
(ground cover).

Gambar 6. 12. Perspektif Sempadan Sungai

6.3.4. Sempadan Rel Kereta Api
Rencana pengembangan RTH sempadan rel KA direncanakan dengan konsep
sebagai kawasan konservasi yang dapat memberikan kenyamanan bagi masyarakat
sekitar, dan juga bagi para penumpang rel KA, yang sedang melewati Perkotaan Deket.
Jenis tanaman yang dikembangkan berupa tanaman yang berfungsi untuk penyerap
polusi udara dan peredam kebisingan, berupa tanaman jenis perakaran dan batang yang
kuat. Selain pohon juga perlu penanaman perdu dan semak sebagai penutup permukaan
tanah (ground cover). Status kawasan ini akan dikembangkan sebagai kawasan RTH
pasif (tidak ada kegiatan didalamnya).

Rencana pengembangan sempadan rel KA ditetapkan sebagai berikut :
1.

Penetapan kawasan sempadan rel KA dengan jarak 20 m (>11 meter
dimanfaatkan RTH),

LAPORAN AKHIR

VI-24

PENYUSUNAN DOKUMEN RTH PERKOTAAN DEKET
KABUPATEN LAMONGAN
TAHUN ANGGARAN 2014

2.

Pada kawasan yang sudah ada bangunannya ditetapkan sesuai batas kapling
rumah.

Gambar 6. 13. Perspektif Sempadan Rel Kereta Api
6.3.5. Pekarangan Hunian
Pengembangan tata hijau untuk pekarangan rumah disesuaikan dengan lahan
yang tersisa dengan ketetapan KDB, adapun pengembangan yang dilakukan :
1. Rumah Besar : KDB < 75 % jumlah pohon pelindung yang harus disediakan
minimal 3 (tiga) pohon pelindung ditambah dengan perdu dan semak serta
penutup tanah dan atau rumput.
2. Rumah Sedang : KDB < 75 % jumlah pohon pelindung yang harus disediakan
minimal 2 (dua) pohon pelindung ditambah dengan tanaman semak dan perdu,
serta penutup tanah dan atau rumput.
3. Rumah Kecil : KDB < 75 % jumlah pohon pelindung yang harus disediakan
minimal 1 (satu) pohon pelindung ditambah tanaman semak dan perdu, serta
penutup tanah dan atau rumput.
4. Sedangkan pada lahan dengan kapling tersisa cukup sempit penghijauan
menggunakan tanaman hias dalam pot-pot tanaman atau pada lahan tersisa
yang ada, terdapat juga tanaman peneduh yang dimiliki rumah-rumah warga
yang berasal dari tanaman hias.

6.3.6. Pekarangan Non Hunian

LAPORAN AKHIR

VI-25

PENYUSUNAN DOKUMEN RTH PERKOTAAN DEKET
KABUPATEN LAMONGAN
TAHUN ANGGARAN 2014

Pengembangan tata hijau kawasan pekarangan bangunan non hunian juga
demikian yaitu disesuaikan dengan lahan yang tersisa dengan ketetapan KDB, adapun
pengembangan yang dilakukan :
1.

Untuk dengan tingkat KDB 70%-90% perlu menambahkan tanaman
dalam pot;

2.

Perkantoran, pertokoan dan fasilitas lainnya dengan KDB diatas 70%,
memiliki minimal 2 (dua) pohon kecil atau sedang yang ditanam pada
lahan atau pada pot berdiameter diatas 60 cm;

3.

Persyaratan penanaman pohon pada bangunan non hunian dengan KDB
dibawah 70%, berlaku seperti persyaratan pada RTH pekarangan rumah,
dan ditanam pada area diluar KDB yang telah ditentukan.

Penghijauan yang dikembangkan merupakan perpaduan dari berbagai fungsi
tanaman, yaitu tanaman hias dan tanaman penghijauan untuk memadukan antara kesan
keindahan yang akan ditimbulkan dan fungsi peneduh yang akan memberikan kesejukan
Iingkungan, sehingga akan menciptakan lingkungan yang estetis.

Gambar 6. 14. Ilustrasi Pekarangan Non Hunian

LAPORAN AKHIR

VI-26

PENYUSUNAN DOKUMEN RTH PERKOTAAN DEKET
KABUPATEN LAMONGAN
TAHUN ANGGARAN 2014

6.4.

RENCANA PEMBANGUNAN RUANG TERBUKA HIJAU
Dalam Perencanaan Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Perkotaan Deket ini

akan disertakan konsep pembangunan RTH dalam bentuk taman bermain anak dan
wisata pancing. Rencana pembangunan RTH ini nantinya diharapkan akan menjadi
stimulan bagi pembengunan RTH di Perkotaan Deket sehingga target untuk mencapai
kekurangan RTH dapat terpenuhi.
6.4.1.

Pemilihan Lokasi
Lokasi pembangunan RTH Kota harus memiliki beberapa kriteria tertentu,

sehingga RTH yang nanti akan dibangun dapat berfungsi secara optimal sebagaimana
yang diharapkan. Beberapa pertimbangan pemilihan lokasi untuk pilot project
pengembangan RTH Kota adalah sebagai berikut:



Memiliki luasan minimum untuk Taman publik sebesar 0,5 Ha;
Memiliki akses yang mudah dijangkau;
Memiliki status yang jelas, lebih diprioritaskan jika status tanah adalah milik



Pemerintah Kota atau Kabupaten;
Bukan merupakan lahan yang ditetapkan sebagai LP2B (Lahan Pertanian Pangan



Berkelanjutan);
Jika lahan belum siap dibangun, maka perlu ada kegiatan pematangan lahan







terlebih dahulu;
Kawasan disekitarnya memiliki potensi aktivitas tertentu yang dominan;
Kawasan di sekitarnya memiliki issue strategis berkaitan dengan pengembangan
kawasan.
Berdasarkan hal tersebut, maka arahan lokasi pilot project pembangunan RTH

Taman berada di Kelurahan Deket Wetan dengan pertimbangan sebagai berikut:
 Memiliki luas lahan ±0,55 Ha, luasan ini memenuhi luasan minimum untuk



6.4.2.

Taman Kota (0,5 Ha)
Memiliki akses yang mudah dijangkau dan dilalui oleh jalan kolektor;
Bukan merupakan kawasan LP2B;
Tema Taman
Tema taman yang akan dikembangkan adalah taman bermain anak. Adapun

fasilitas pelengkap antara lain:


Parkir kendaraan pengunjung;



Gerbang masuk;



Playground

LAPORAN AKHIR

VI-27

PENYUSUNAN DOKUMEN RTH PERKOTAAN DEKET
KABUPATEN LAMONGAN
TAHUN ANGGARAN 2014



Fasilitas penunjang (toilet, dll)

1

6.1.

KONSEP SISTEM RUANG TERBUKA HIJAU

6.2.

KONSEP PENGEMBANGAN RUANG TERBUKA HIJAU

2

6.2.1.

Jalur Hijau Jalan....................................................................................................2

6.2.2.

Taman dan Gerbang Kota....................................................................................10

6.2.3.

Makam dan Lapangan Olah Raga......................................................................11

6.2.4.

Pengaman Jalur (Sempadan) dan Buffer Zone Kota.........................................13

LAPORAN AKHIR

VI-28

PENYUSUNAN DOKUMEN RTH PERKOTAAN DEKET
KABUPATEN LAMONGAN
TAHUN ANGGARAN 2014

6.2.5.

Lahan Pekarangan...............................................................................................17

6.2.6.

Taman Kantor.......................................................................................................19

6.2.7.

Taman Gedung Komersil.....................................................................................20

RENCANA PENGEMBANGAN RUANG TERBUKA HIJAU 21

6.3.

6.3.1.

Jalur Hijau Jalan..................................................................................................21

6.3.2.

Taman Gerbang Kota...........................................................................................22

6.3.3.

Sempadan Sungai.................................................................................................23

6.3.4.

Sempadan Rel Kereta Api....................................................................................24

6.3.5.

Pekarangan Hunian..............................................................................................25

6.3.6.

Pekarangan Non Hunian......................................................................................26

RENCANA PEMBANGUNAN RUANG TERBUKA HIJAU 27

6.4.

Dalam Perencanaan Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Perkotaan Deket ini akan
disertakan konsep pembangunan RTH dalam bentuk taman bermain anak dan wisata
pancing. Rencana pembangunan RTH ini nantinya diharapkan akan menjadi stimulan bagi
pembengunan RTH di Perkotaan Deket sehingga target untuk mencapai kekurangan RTH
dapat terpenuhi...................................................................................................................27
6.4.1.

Pemilihan Lokasi

6.4.2.

Tema Taman 28

LAPORAN AKHIR

27

VI-29