Analisis Kandungan Merkuri (Hg) Pada Air Sawah Masyarakat Di Lokasi Pertambangan Emas Tradisional Di Desa Saba Padang Kecamatan Hutabargot Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2017
ABSTRAK
Pengolahan emas tradisional muncul setelah mulai beroperasinya
pertambangan emas pada tahun 2009 di kecamatan Hutabargot Kabupaten
Mandailing Natal. Air limbah hasil pengolahan emas tradisional yang mengandung
merkuri dibiarkan mengalir ke sungai dan dijadikan irigasi untuk lahan pertanian. hal
ini menyebabkan terjadinya pencemaran merkuri pada air sawah.
Jenis penelitian ini adalah survei deskriptif dan bertujuan untuk
mengetahui adanya kadar merkuri di persawahan masyarakat yang dialiri air
irigasi serta keluhan kesehatan masyarakat. Pengambilan sampel dilakukan
dengan metode purposive sampling dengan jumlah populasi 96 orang dan sampel
yang diinginkan 10 titik. Pelaksanaan kegiatan meliputi Pengumpulan data
keluhan kesehatan masyarakat, pengambilan sampel air irigasi, air limbah, dan air
sawah untuk dianalisa di laboratorium balai teknik kesehatan lingkungan &
pengendalian penyakit.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap sampel yang diambil dari air
irigasi, air limbah dan air sawah teridentifikasi adanya cemaran merkuri sehingga
air tersebut tidak memenuhi syarat yang telah ditetapkan. Adanya keluhan
kesehatan yang dialami masyarakat seperti sering mengalami lelah sebanyak 58,3
% menjadi angka yang paling tinggi dan disusul oleh keluhan mengalami
kesemutan sebanyak 45,8 %, dan sulit berkonsentrasi sebanyak 30,2%
Kesimpulan dari penelitian ini adalah adanya cemaran merkuri di air
irigasi sehingga tidak layak digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Maka dari itu
diharapkan pihak Pemerintah melakukan pemantauan serta pengawasan terhadap
aktivitas penambangan emas tradisonal, kepada penambang yang beroperasi di
sekitar pemukiman masyarakat yang jaraknya dekat dengan badan air, agar
membuat bak penampungan air limbah untuk meminimalisir pencemaran
lingkungan.
Kata kunci : Pertambangan Emas Tradisional, Merkuri,
Keluhan Kesehatan
Air Irigasi,
Universitas Sumatera Utara
ABSTRACT
Traditional gold processing was appearing after gold mining operation
strated in Hutabargot Sub-district of Mandailing Natal Regency 2009. Traditional
gold processing waste containing mercury realease into the river and became
irrigation for agricultural land. This causes the occurrence of mercury
contamination in the rice field water.
This study is descriptive survey and aimed to know the mercury level in
the community rice fields which is flooded with irrigation water and the public
health complaint. Sampling was carried out with purposive sampling method with
a population of 96 people and the desired sample 10 points. Implementation
activities includes collecting public health complaints data, irrigation water
sampling, wastewater and rice field water for analysis in laboratory of
environmental health & disease control.
The results showed that each sample taken from irrigation water,
wastewater and rice field water was identified as mercury contamination so that
the water does not conform the established requirements. The existence of
community health complaints such as often tired is 58.3% became the highest
number of community health complaints and followed with a tingling is 45.8%,
and difficult to concentrate is 30.2%
The conclusion of this study is the presence of mercury contamination in
irrigation water so it is not feasible to be used for daily needs. Therefore, it is
expected that the Government will monitor and supervise the traditional gold
mining activities, to miners operating in close residential areas with water bodies,
in order to create a wastewater reservoir to minimize environmental pollution.
Keywords: Traditional Gold Mining, Mercury, Irrigation Water, Health
Complaints
Universitas Sumatera Utara
Pengolahan emas tradisional muncul setelah mulai beroperasinya
pertambangan emas pada tahun 2009 di kecamatan Hutabargot Kabupaten
Mandailing Natal. Air limbah hasil pengolahan emas tradisional yang mengandung
merkuri dibiarkan mengalir ke sungai dan dijadikan irigasi untuk lahan pertanian. hal
ini menyebabkan terjadinya pencemaran merkuri pada air sawah.
Jenis penelitian ini adalah survei deskriptif dan bertujuan untuk
mengetahui adanya kadar merkuri di persawahan masyarakat yang dialiri air
irigasi serta keluhan kesehatan masyarakat. Pengambilan sampel dilakukan
dengan metode purposive sampling dengan jumlah populasi 96 orang dan sampel
yang diinginkan 10 titik. Pelaksanaan kegiatan meliputi Pengumpulan data
keluhan kesehatan masyarakat, pengambilan sampel air irigasi, air limbah, dan air
sawah untuk dianalisa di laboratorium balai teknik kesehatan lingkungan &
pengendalian penyakit.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap sampel yang diambil dari air
irigasi, air limbah dan air sawah teridentifikasi adanya cemaran merkuri sehingga
air tersebut tidak memenuhi syarat yang telah ditetapkan. Adanya keluhan
kesehatan yang dialami masyarakat seperti sering mengalami lelah sebanyak 58,3
% menjadi angka yang paling tinggi dan disusul oleh keluhan mengalami
kesemutan sebanyak 45,8 %, dan sulit berkonsentrasi sebanyak 30,2%
Kesimpulan dari penelitian ini adalah adanya cemaran merkuri di air
irigasi sehingga tidak layak digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Maka dari itu
diharapkan pihak Pemerintah melakukan pemantauan serta pengawasan terhadap
aktivitas penambangan emas tradisonal, kepada penambang yang beroperasi di
sekitar pemukiman masyarakat yang jaraknya dekat dengan badan air, agar
membuat bak penampungan air limbah untuk meminimalisir pencemaran
lingkungan.
Kata kunci : Pertambangan Emas Tradisional, Merkuri,
Keluhan Kesehatan
Air Irigasi,
Universitas Sumatera Utara
ABSTRACT
Traditional gold processing was appearing after gold mining operation
strated in Hutabargot Sub-district of Mandailing Natal Regency 2009. Traditional
gold processing waste containing mercury realease into the river and became
irrigation for agricultural land. This causes the occurrence of mercury
contamination in the rice field water.
This study is descriptive survey and aimed to know the mercury level in
the community rice fields which is flooded with irrigation water and the public
health complaint. Sampling was carried out with purposive sampling method with
a population of 96 people and the desired sample 10 points. Implementation
activities includes collecting public health complaints data, irrigation water
sampling, wastewater and rice field water for analysis in laboratory of
environmental health & disease control.
The results showed that each sample taken from irrigation water,
wastewater and rice field water was identified as mercury contamination so that
the water does not conform the established requirements. The existence of
community health complaints such as often tired is 58.3% became the highest
number of community health complaints and followed with a tingling is 45.8%,
and difficult to concentrate is 30.2%
The conclusion of this study is the presence of mercury contamination in
irrigation water so it is not feasible to be used for daily needs. Therefore, it is
expected that the Government will monitor and supervise the traditional gold
mining activities, to miners operating in close residential areas with water bodies,
in order to create a wastewater reservoir to minimize environmental pollution.
Keywords: Traditional Gold Mining, Mercury, Irrigation Water, Health
Complaints
Universitas Sumatera Utara