Aplikasi Augmented Reality Pakaian Adat Etnis Di Sumatera Untuk Permainan Kartu Cangkulan

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang terdiri dari ribuan pulau yang dihuni oleh
beraneka ragam etnis budaya mulai dari Sabang sampai Merauke. Setiap etnis
budaya di Indonesia memiliki ciri khas dan keunikannya masing-masing, baik
dari segi kesenian, upacara adat, maupun pakaian.
Pulau Sumatera merupakan salah satu dari beberapa pulau besar yang ada di
Indonesia. Pulau Sumatera terletak di bagian barat Indonesia dan terdiri dari
beberapa provinsi, seperti Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau,
Bengkulu, dll. Secara umum pulau Sumatera dihuni oleh bangsa melayu, yang
terbagi kedalam beberapa etnis yang diantaranya adalah Aceh, Mandailing,
Melayu, dan Nias.
Etnis Aceh adalah sebutan bagi penduduk asli yang mendiami daerah pesisir
dan sebagian pedalaman provinsi Aceh. Bahasa yang dituturkan etnis Aceh
adalah bahasa Aceh yang merupakan bagian dari rumpun bahasa MelayuPolinesia Barat dan berkerabat dekat dengan bahasa cham yang dipertuturkan di
Vietnam dan Kamboja. Etnis Aceh memiliki senjata khas yang disebut dengan
Rencong.
Etnis Mandailing adalah etnis bangsa yang mendiami 3 provinsi di pulau
Sumatera, yaitu provinsi Sumatera Utara, Provinsi Sumatera Barat, dan Provinsi

Riau.Etnis Mandailing mempunyai aturan adat istiadat yang diatur dalam suatu
tuntunan yang bernama Surat Tamba Holing (Serat Tembaga Kalinga) yang
biasanya dibacakan dalam upacara-upacara adat. Selain itu etnis Mandailing
mengenal tulisan yang dinamakan aksara Tulak-tulak atau Urup Tulak-tulak,
yang merupakan varian dari bahasa Proto-Sumatera, yang berasal dari huruf
Palawa.
Etnis Melayu adalah sekelompok etnis dari orang-orang Austronesia
terutama yang menghuni Semenanjung Malaya, Sumatera bagian timur, bagian
selatan Thailand, pantai selatan Burma, pulau Singapura, Borneo pesisir

Universitas Sumatera Utara

termasuk Brunei, Kalimantan Barat, dan Sarawak dan Sabar pesisir. Etnis
Melayu di Indonesia secara ras atau rumpun bangsa terbagi dua kelompok yaitu
melayu Deutro atau rumpun melayu muda dan melayu Proto yang datang
pertama kali ke Indonesia.
Etnis Nias adalah kelompok masyarakat yang mendiami pulau Nias. Dalam
bahasa aslinya orang nias menamakan diri mereka Ono Niha dan pulau Nias
sebagai Tano Niha. Etnis Nias adalah masyarakat yang hidup dalam lingkungan
adat dan kebudayaan yang masih tinggi. Hukum adat nias secara umum disebut

dengan fondrako yang mengatur segala segi kehidupan mulai dari kelahiran
sampai kematian. Etnis Nias mengenal sistem kasta yang terdiri dari 12
tingkatan kasta, dimana tingkatan tertinggi adalah Balugu. Untuk mencapai
tingkatan tersebut seseorang harus mampu melakukan pesta besar dengan
mengundang ribuan orang dan menyembelih ribuan ekor ternak babi selama
berhari-hari.
Pakaian adat adalah pakaian yang memiliki ciri khas tertentu yang dijadikan
identitas dari sebuah daerah. Ciri tersebut dapat berupa warna, motif, bahan, dll.
(peninggalantradisionalindonesia, 2016). Pakaian adat merupakan salah satu
bentuk dari budaya, sehingga pakaian adat perlu dilestarikan agar tidak punah
atau terlupakan.
Sedikitnya ragam media penyampaian mengenai pakaian adat dari etnisetnis di Sumatera membuat masyarakat kurang mengenali keaneka keragaman
pakaian adat di Sumatera. Ditambah lagi masuknya budaya asing yang turut
serta menutup pandangan masyarakat Indonesia dari pakaian-pakaian khas adat
lokal.
Penyampaian

yang

lebih


menarik

dapat

menjadi

solusi

dalam

memperkenalkan pakaian adat kepada masyarakat di masa modern seperti
sekarang ini. Saat ini teknologi informasi memegang peranan penting dalam
kehidupan sebagian besar masyarakat sehingga dapat dimanfaatkan untuk
memperkenalkan pakaian adat dari etnis-etnis yang ada di Sumatera.
Permainan kartu cangkulan merupakan salah satu dari sekian banyak jenis
permainan kartu yang menggunakan kartu remi sebagai alat untuk
memainkannya dan cocok dimainkan untuk semua umur (Ulfatun, 2014).
Permainan kartu cangkulan dimainkan oleh dua orang atau lebih dengan cara


Universitas Sumatera Utara

salah seorang pemain menurunkan kartu dari kelompok gambar yang sama,
permainan dianggap selesai jika salah seorang pemain dapat menghabiskan
kartunya. Permainan cangkulan dimainkan menggunakan kartu remi yang
merupakan sekumpulan kartu seukuran tangan yang digunakan untuk banyak
permainan-permainan kartu.
Augmented Reality merupakan sebuah teknologi yang mampu menciptakan
antarmuka yang berupa gabungan antara objek virtual dengan lingkungan nyata
secara real-time (Krevelen, 2010). Augmented Reality dapat digunakan pada
perangkat mobile seperti smartphone. Teknologi ini dapat diimplementasikan ke
berbagai bidang seperti Medical Learning pada bidang medis, E-Book pada
bidang pendidikan, Machinary System design pada bidang desain dan bahkan
juga dalam bidang permainan atau games (Julio, 2015).
Augmented Reality menawarkan pengalaman berinteraksi yang terasa sangat
nyata dikarenakan pengguna dapat berinteraksi pada objek virtual secara
langsung tanpa tambahan controller seperti joystick, keyboard, mouse, atau
perangkat input output lainnya (Raviraj, 2013).
Dengan jumlah pengguna smartphone yang mencapai 1.91milyar di seluruh
dunia. Implementasi Augmented Reality pada smartphone untuk permainan

cangkulan akan menjadi media yang sangat baik untuk membuat permainan
cangkula ini lebih menarik dan dapat mengikuti perkembangan teknologi
(eMarketer, 2014).
Dalam tugas akhir ini Augmented Reality akan diimplementasikan pada
smartphone android untuk permainan kartu cangkulan. Augmented Reality
sendiri telah digunakan untuk beberapa permainan tradisional seperti ular tangga
(Singgih, 2012), monopoli (Hendi, 2012) dan juga pada permainan kartu
interaktif (Chowanda, 2011).
Oleh karena itu, pada penelitian ini akan dirancang sebuah aplikasi
Augmented Reality yang akan menggabungkan permainan kartu cangkulan
dengan tema etnis-etnis yang mendiami pulau Sumatera dimana aplikasi ini
akan diimplementasikan pada smartphone berbasis android.

Universitas Sumatera Utara

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan pada latar belakang, maka rumusan masalah pada
penulisan tugas akhir ini adalah bagaimana cara untuk memperkenalkan pakaian
pakaian adat dari etnis-etnis di Sumatera dengan media yang dapat menarik
minat masyarakat.

1.3 Batasan Masalah
Agar penelitian tidak terlalu luas cakupannya, maka penulis membatasi
penelitian dengan:
1.

Aplikasi yang dihasilkan hanya dapat dijalankan di device berbasis
android.

2.

Hanya dapat menggunakan kartu yang sudah disediakan khusus untuk
penelitian.

3.

Hanya menampilkan pakaian adat dari etnis Aceh, Melayu, Nias, dan
Mandailing.

4.


Jumlah pemain hanya 2 orang.

1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah mengimplementasikan teknologi Augmented
Reality pada permainan cangkulan untuk memperkenalkan pakaian adat dari
etnis-etnis di Sumatera.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini antara lain:
1.

Sebagai media untuk memperkenalkan keragaman pakaian adat dari etnisetnis di Sumatera.

2.

Menjadi referensi untuk penelitian sejenis.

Universitas Sumatera Utara

1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan pada skripsi ini terdiri dari 5 bab yang terdiri dari:

1. Bab 1: Pendahuluan
Bab ini berisikan latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
2. Bab 2: Landasan Teori
Bab ini merupakan kumpulan dari referensi dari teori-teori yang ada
kaitannya dengan penelitian ini, baik itu dari buku yang berisi teori dalam
penyelesaian masalah dalam penelitian maupun referensi yang berasal dari
internet.
3. Bab 3: Analisa dan Perancangan Sistem
Bab ini berisikan tentang perancangan System yang akan dibangun
berdasarkan hasil analisis dari permasalahan.
4. Bab 4: Implementasi dan Pengujian Sistem
Bab ini membahas tentang implementasi dari analisis dan perancangan
yang telah disusun pada bab 3 dan pengujian yang dilakukan untuk
mengetahui apakah System yang telah dibangun sesuai dengan apa yang
diinginkan.
5. Bab 5: Kesimpulan dan Saran
Bab ini berisikan tentang kesimpulan dari bab-bab sebelumnya serta hasil
dari System yang telah dibangun serta saran untuk pengembangan pada
penelitian berikutnya.


Universitas Sumatera Utara