Ukuran Perusahaan Klien, Ukuran KAP, Audit Tenure, dan Auditor Switching

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1.

Landasan Teori
Dalam Bab ini akan dibahas lebih jauh mengenai Ukuran Perusahaan

Klien, Ukuran KAP, Audit Tenure, dan Auditor Switching Terhadap Kualitas
Audit. Menjabarkan teori-teori yang melandasi penelitian ini dengan referensi
atau keterangan tambahan yang dikumpulkan selama penelitian.

2.1.1. Teori Agensi
Teori agensi merupakan sebuah teori yang memberikan penjelasan
mengenai hubungan angensi yaitu prinsipal (principal) dan agen (agent).
Hubungan agensi dikenal sebagai suatu kontrak di mana suatu pihak yang
berkedudukan sebagai prinsipal mengikat pihak lain yang berkedudukan sebagai
agen untuk melaksanakan suatu pekerjaan bagi kepentingan prinsipal yang
disertaidengan pendelegasian wewenang pengambilan keputusan oleh principal
kepada agen. Dalam teori ini diasumsikan bahwa pemilik perusahaan (principal)
dan manajemen (agent) mementingkan diri sendiri sehingga menimbulkan konflik

kepentingan.Prinsipal memiliki kepentingan untuk memaksimalkan keuntungan
mereka sedangkan agen memiliki kepentingan untuk memaksimalkan pemenuhan
kebutuhan ekonomi dan psikologinya.
Pemegang saham memiliki akses yang terbatas terhadap pengelolaan
perusahaan karena ia mempercayakan pengelolaan perusahaan kepada manajer
sehingga akses yang dimiliki oleh manajer lebih besar dibandingkan dengan
10
Universitas Sumatera Utara

pemegang saham. Keterbatasan akses informasi ini mengakibatkan pemegang
saham memiliki kesulitan untuk mengamati perilaku manajemen dalam mengelola
perusahaan sesuai dengan kontrak yang telah disepakati.Hal ini membuka peluang
bagi manajer untuk melakukan moral hazard, yaitu melakukan tindakan yang
menguntungkan dirinya sendiri (self-interest) dengan mengorbankan kepentingan
pemegang saham.
Konflik kepentingan antara prinsipal dan agen berusaha diminimalkan
dengan cara melakukan mekanisme pengawasan yang dapat membatasi
kesempatan agen untuk melakukan perilaku yang mementingkan dirinya sendiri.
Adanya asimetri informasi dapat mencipatakan kebutuhan akan adanya pihak
ketiga yang independen untuk memeriksa dan memberikan assurance pada

laporan keuangan yang dibuat oleh manajemen, yaitu seorang auditor. Tujuan dari
assurance yang merupakan bagian dari audit yaitu untuk mengurangi asimetri
informasi yang terjadi antara manajemen (agen) dan principal.Audit adalah salah
satu bentuk pengawasan yang dilakukan dalam meminimalkan konflik agensi
yang

dilakukan

manajemen

sebagai

upaya

melakukan

tindakan

yang


menguntungkan diri sendiri.Sementara itu untuk mengurangi atau meminimalkan
kecurangan yang dilakukan oleh manajemen dan membuat laporan keuangan yang
dibuat oleh manajemen lebih dapat dipercaya (reliable) maka diperlukan
pengujian yang dilakukan oleh pihak ketiga yang independen yaitu auditor
independen.Audit yang dilakukan oleh auditor independen ini memungkinkan
untuk memeriksa angka – angka laporan keuangan yang dibuat oleh pihak
manajemen agar terhindar dari informasi keuangan yang menyesatkan.

11
Universitas Sumatera Utara

2.1.2. Independensi Auditor
Sesuai dengan pernyataan dalam standar umum kedua yaitu dalam semua
hal yang berhubungan dengan penugasan, independensi dalam sikap mental harus
dipertahankan auditor. Dengan pernyataan standar umum kedua ini, auditor
bertanggung jawab untuk dapat mempertahankan independensinya sedemikian
rupa,

auditor harus independen dari setiap kewajiban atau independen dari


pemilikan kepentingan dalam perusahaan yang diauditnya.
Mulyadi (2002 ; 25) “Independensi berarti sikap mental yang bebas dari
pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain, dan tidak tergantung pada orang
lain. Independensi juga berarti adanya kejujuran dalam diri auditor dalam
mempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan yang objektif dalam
merumuskan dan menyatakan pendapatnya”.
Keahlian auditor di bidang praktik akuntansi dan prosedur audit sama
pentingnya dengan sikap mental independen auditor. Mulyadi (2002 : 25) “Oleh
karena itu, selain harus mampu mempertahankan sikap mental independen,
auditor juga diharapkan sebisa mungkin menghindari keadaan-keadaan yang dapat
mengakibatkan masyarakat meragukan independensinya. Dengan demikian,
disamping auditor harus benar-benar independen, ia masih juga harus
menimbulkan

persepsi

di

kalangan


masyarakat

bahwa

ia

benar-benar

independen”.
Mulyadi (2002 : 26) “Dalam kenyataannya, auditor seringkali menemui
kesulitan dalam mempertahankan sikap mental independen. Keadaan yang sering
kali mengganggu sikap mental independen auditor adalah sebagai berikut” :

12
Universitas Sumatera Utara

1. Sebagai seorang yang melaksanakan audit secara independen, auditor
dibayar oleh kliennya atas jasa tersebut.
2. Sebagai penjual jasa seringkali auditor mempunyai kecenderungan untuk
memuaskan keinginan kliennya.

3. Mempertahankan sikap mental independen seringkali dapat menyebabkan
lepasnya klien.
Terlepas

dari

banyaknya

ancaman

dan

fenomena

yang

dapat

mempengaruhi independensinya, seorang auditor harus mampu bersikap
profesional


sehingga

terjaminnya

independensi

dengan

sendirinya

juga

menciptakan kualitas audit yang lebih baik.

2.1.3. Kualitas Audit
Audit yang berkualitas adalah audit yang dilaksanakan oleh orang yang
kompeten dan independen. Auditor yang kompeten adalah auditor yang memiliki
yang memiliki kemampuan teknologi, memiliki pendidikan formal dan pelatihan
teknik yang cukup dalam praktik akuntansi serta teknik auditing. Sedangkan

auditor yang independen adalah sikap mental auditor yang bebas dari pengaruh,
tidak dikendalikan oleh pihak lain, dan tidak tergantung pada orang lain.
Independensi juga berarti adanya kejujuran dalam diri auditor dalam
mempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan yang objektif tidak memihak
dalam diri auditor dalam merumuskan dan menyatakan pendapatnya.
Menurut De Angelo (1981), “kualitas audit adalah kemungkinan /
probabilitas auditor mampu mengungkapkan dan melaporakan suatu pelanggaran
dalam sistem akuntansi kliennya”.
13
Universitas Sumatera Utara

Menurut Himawan dan Emarila (2010), “kualitas audit adalah proses
pemeriksaan sistematis sistem mutu yang dilakukan oleh auditor mutu internal
atau eksternal atau tim audit. Dari pengertian kualitas audit diatas dapat
disimpulkan bahwa seorang auditor dituntut untuk memberikan pendapatnya
tentang kewajaran laporan keuangan yang dibuat oleh manajemen dalam bentuk
laporan audit yang berkualitas dengan mempertahankan berbagai atribut kualitas
audit”.
Dari pengertian tentang kualitas audit di atas maka dapat disimpulkan
bahwa kualitas audit merupakan segala kemungkinan (probability) dimana auditor

pada saat mengaudit laporan keuangan klien dapat menemukan pelanggaran yang
terjadi dalam sistem akuntansi klien dan melaporkannya dalam laporan keuangan
auditan, dimana dalam melaksanakan tugasnya tersebut auditor berpedomanpada
standar auditing dan kode etik akuntan publik yang relevan untuk mendapatkan
kualitas hasil audit yang baik.Meningkatkan kualitas dari pelaporan keuangan
menambah nilai bagi laporan – laporan yang dijadikan alat bagi investor untuk
memperkirakan nilai dari perdagangan saham.

2.1.4. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan adalah ukuran sumber daya perusahaan yang akan
memberikan nilai manfaat ekonomis dimasa yang akan datang untuk perusahaan
dan juga merupakan skala/besaran perusahaan yang ditentukan dari total aset yang
dimiliki. Ukuran perusahaan adalah suatu skala, dimana dapat diklasifikasikan
besar kecilnya perusahaan, antara lain : total aktiva, log size, nilai pasar saham,
dan lain – lain. Pada dasarnya ukuran perusahaan hanya terbagi menjadi 3
14
Universitas Sumatera Utara

kategori yang didasarkan kepada total asset perusahaan yaitu perusahaan besar
(large firm), perusahaan menengah (medium firm),dan perusahaan kecil (small

firm). Ukuran perusahaan dalam penelitian ini dilihat berdasarkan dari besarnya
total asset yang dimiliki perusahaan. Asset menunjukkan aktiva yang digunakan
untuk aktivitas operasional perusahaan. Peningkatan asset yang diikuti
peningkatan hasil operasi akan semakin menambah kepercayaan pihak luar
terhadap perusahaan.
Norma pemeriksaan akuntan yang ada dalam memberikan pedoman
pelaksanaan pemeriksaan tidak membedakan mana perusahaan besar dan mana
perusahaan kecil.Harahap (2005 : 2) “Dalam PSA No 58 (SA seksi 710)
disebutkan bahwa norma pemeriksaan akuntan di Indonesia tidak membedakan
perusahaan yang diaudit berdasarkan skala bisnis, artinya sama perlakuan pada
perusahaan besar dan perusahaan kecil”.
Perusahaan besar memiliki sistem pengendalian internal yang lebih baik
dibandingkan perusahaan kecil. Baik perusahaan besar maupun perusahaan kecil
memperoleh tingkat kepercayaan yang sama dari pengguna laporan keuangan
bahwa laporan keuangan mereka telah bebas dari salah saji material, bagi
perusahaan kecil tingkat kepercayaan ini menjadi lebih efektif. Outcome yang
diperoleh perusahaan kecil ketika output (kepercayaan pengguna laporan
keuangan) telah dicapai lebih besar dibandingkan perusahaan besar. Bagi
perusahaan kecil, kepercayaan pengguna laporan keuangan bukan hanya mampu
mempromosikan investasi mereka.Namun tentu saja membuat perusahaan mereka

lebih diperhatikan publik dan investor.Sedangkan, bagi perusahaan besar yang

15
Universitas Sumatera Utara

sudah menjadi perhatian dan sorotan publik, tingkat kepercayaan ini hanya
membantu dalam mempromosikan investasi.
Harahap (2005 : 64) “Perbedaan pemeriksaan pada perusahaan kecil
dengan pemeriksaan pada perusahaan besar sebagai berikut”:
1. Audit untuk perusahaan kecil biasanya dilakukan oleh kantor
akuntan kecil juga. Keadaan ini biasanya ditandai oleh intimnya
auditor dengan klien, hubungan tidak begitu formal, lebih sering
kontak, sehingga pengetahuan akuntan pada perusahaan yang diaudit
lebih besar. Akuntan akan dapat mendengar, melihat apakah
perusahaan mengalami kesulitan keuangan, pasar, dan kesulitan
maupun keberhasilan lainnya. Dalam keadaan seperti ini akuntan
dapat melakukan berbagai macam metode pemeriksaan yang
mungkin tidak ada dalam literatur sehingga akuntan dapat
meyakinkan dirinya pada kewajaran laporan keuangan klien.
2. Perusahaan kecil biasanya tidak memiliki staf akuntansi yang ahli
yang dapat menjamin

sistem kontrol yang baik sehingga

memudahkan audit.
3. Sistem pengawasan intern pada perusahaan besar relatif baik namun
dalam perusahaan kecil jarang ada yang dapat memenuhi ketentuan
dan persyaratan ini.
4. Perusahaan kecil sering tidak dapat langsung meyediakan bukti yang
diminta akuntan sehingga pemeriksaanpun selalu lambat.
5. Biasanya laporan akuntan bukan satu – satunya sumber informasi

16
Universitas Sumatera Utara

keuangan, tidak seperti dalam perusahaan besar dimana laporan ini
justru dijadikan sebagian besar dalam proses pengambilan keputusan
manajemen ataupun investor.
6. Pada prinsipnya laporan akuntan dimaksudkan untuk konsumsi
umum. Namun hal ini berbeda dalam perusahaan kecil dan besar.
Perusahaan kecil biasanya menggunakan laporan itu untuk
kepentingan tertentu yang sifatnya khusus misalnya pajak atau bank.
Perusahaan besar menggunakan lebih luas termasuk dalam hal pasar
modal, pertimbangan investasi, analisa, dan lain sebagainya.

2.1.5. Ukuran KAP
Peraturan Menteri Keuangan No. 17/PMK.01/2008 Pasal 1 ayat 1 – 2,
menjelaskan bahwa Akuntan adalah seseorang yang berhak menyandang gelar
atau sebutan akuntan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Sedangkan Akuntan Publik adalah akuntan yang telah memperoleh izin dari
Menteri untuk memberikan jasa sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri
Keuangan ini. Kantor Akuntan Publik, yang selanjutnya disingkat KAP, adalah
badan usaha yang didirikan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan
dan mendapatkan izin usaha berdasarkan Undang-Undang.
Menurut Himawan dan Emarlia (2010), “Umur KAP adalah masa atau
lamanya, dimana KAP atau organisasi tersebut memiliki kemampuan untuk
mempertahankan eksistensinya dalam melayani masyarakat umum (publik)”.
Kelangsungan usaha Kantor Akuntan Publik ditentukan juga oleh kualitas laporan
audit dan mutu jasa audit yang diberikan, yang dihasilkan oleh auditor yang
17
Universitas Sumatera Utara

berkompeten dan independen dalam melaporkan temuan yang didapatkan.
Kantor audit besar kehilangan reputasi akibat kegagalan audit memiliki
pengaruh yang lebih besar dari pada kantor audit kecil. Selain itu, kantor audit
besar memiliki tingkat ketergantungan secara ekonomis yang lebih kecil daripada
kantor audit kecil sehingga kantor audit besar tidak terlalu bergantung pada klien
tertentu. Disamping itu, kantor audit besar kurang merespon tekanan yang
diberikan klien untuk memperlancar pelaporan keuangan mereka dibandingkan
dengan kantor audit kecil dan cenderung tidak mau berkompromi atas kualitas
audit, sehingga kantor audit besar mampu memberi kualitas audit yang lebih baik
dibandingkan dengan kantor audit yang lebih kecil.
The Big Four adalah international accountancy firms (terutama dalam jasa
audits for publicly traded corporations) adalah :
1. Deloitte Touche Tohmatsu (semula Deloitte & Touche, merger dari
Touche Ross and Deloitte Haskins & Sells)
2. Ernst &Young (merger Ernst & Whinney dan Arthur Young)
3. KPMG (merger Peat Marwick International dan KMG group)
4. Price Waterhouse Coopers (merger Price Waterhouse dan Coopers &
Lybrand)
Sedangkan the Big Five ialah KAP di atas ditambah Arthur Andersen
sebelum collapse pada tahun 2002. Terminologi Big Eight dimulai tahun 1980s
untuk menggambarkan 8 KAP yang mendominasi dunia saar itu, yaitu : Arthur
Andersen, Arthur Young, Coopers & Lybrand, Ernst & Whinney, Deloitte,
Haskins & Sells, Peat Marwick International, Price Waterhouse, Touche Ross.

18
Universitas Sumatera Utara

1. Deloitte Touche Tohmatsu
Sebagai salah satu the Big Four auditors, semula adalah Deloitte &
Touche, yang kemudian Deloitte Haskins & Sells merger dengan Touche Ross
pada Agustus 1989.
2. KPMG
KPMG adalah salah satu the largest professional service firms di dunia,
memberikan jasa audit, perpajakan, dan konsultasi. Pada 2003 KPMG mencakup
lebih dari 100.000 staff global partnership, di 148 negara. Tiap national KPMG
Internasional (a swiss cooperative). Global revenue tahun 2003 mencakup
US$.12,16 bilion. Nama KPMG dari :


K (Klynveld), akuntan dari the accounting firm Klynveld Kraayenhof &
Co., Amsterdam, 1917.



P (Peat), berasal dari the accounting firm Wlliam Barclay Peat & Co.,
London, 1870.



M (James Marwick), dari the accounting firm Marwick, Mitchell & Co,,
New York City, 1897.



G (Dr. Reinhard Goerdeler), chairman dari the German Deutsche Treuhand
Gesellschaft (DTG), kemudian menjadi chairman of KPMG.

3. Price Waterhouse Coopers (PwC)
Price Waterhouse Coopers (PwC) adalah the largest professional services
firm in the world, mempunyai lebih dari 120.000 staf dalam global partnership
pada 139 negara, memberikan jasa audit, pajak, konsultasi dan HRD, akuntansi
dan hukum. Struktur legal partnership sangat berbeda dari company, karena
19
Universitas Sumatera Utara

sebagai global firm tidak lain ialah kumpulan member firms yang otonom sesuai
jurisdiksi masing - masing. Sister' firm dipimpin okeh a global board of partners,
dan CEO saat ini Samuel A. DiPiazza Jr.
4. Ernst & Young
Ernst & Young adalah salah satu accounting firm terbesar, memiliki
103.000 staf dan 700 kantor pada 140 negara.
Tabel berikut ini akanmenyajikan sejumlah nama KAP big four beserta
afiliasinya di Indonesia:
Tabel 2.1
KAP Big Four beserta Afiliasi di Indonesia
The Big Four
Afiliasi di Indonesia
Price Waterhouse Coopers (PWC)
Tanudiredja, Wibisana, & Rekan
Ernst and Young
Purwantono, Suherman, & Surja
Kinsfield, Peat, Marwick,
Sidharta & Widjaja
Goerdeller(KPMG)
Delloite Touche Tohmatsu
Osman Bing Satrio & Rekan
2.1.6. Audit Tenure
Audit Tenure adalah Masa Perikatan (keterlibatan) antara Kantor Akuntan
Publik (KAP) dan klien terkait jasa audit yang telah disepakati. Dalam arti lain,
audit tenure dapat diartikan sebagai jangka waktu hubungan auditor dan klien.
Carrey dan Simnett (2006) dalam Sinaga (2012) berpendapat “ada dua
faktor utama yang menimbulkan timbulnya hubungan yang negatif antara
hubungan auditor dan klien dengan kualitas audit yaitu, pengikisan independensi
yang mungkin muncul seiring dengan berkembangnya hubungan pribadi antara
auditor dan klien”.Dan semakin berkurangnya kapasitas auditor untuk
memberikan penilaian kritikal.

20
Universitas Sumatera Utara

Hubungan yang lama antara auditor dengan klien akan dapat mengarahkan
pada kedekatan antara kantor akuntan dengan manajemen perusahaan sehingga
mempengaruhi sikap independensi seorang auditor. Salah satu upaya yang
dilakukan perusahaan dalam menjaga kedekatan antara kantor akuntan dengan
manajemen perusahaan adalah pemutusan hubungan atau pergantian KAP.
Alasan

perusahaan memutuskan untuk memberhentikan KAP karena

berbagai sebab. Perusahaan mengharapkan layanan yang lebih baik dari KAP
pengganti atau KAP pengganti berspesialisasi dalam industrinya atau segmen
pasarnya.Perusahaan dapat juga berpindah KAP karena perubahan dalam
manajemen perusahaan.Ada perusahaan yang membuat kebijakan untuk
mengganti KAP setiap sekian tahun. Perusahaan lain mengganti KAP sekedar
untuk menurunkan audit fee. Atau, jika KAP tidak setuju dengan manajemen
mengenai masalah akuntansi, perusahaan dapat mencari KAP lain (shopping
around) yang dapat memahami pandangan manajemen. (Tuanakota, 2011 : 241)
Di Indonesia, peraturan yang mengatur tentang audit tenure adalah
Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 359/KMK.06/2003
pasal 2 tentang “Jasa Akuntan Publik”. Peraturan tersebut merupakan perubahan
atas keputusan Menteri Keuangan Nomor 423/KMK.06/2002, yang mengatur
bahwa pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas dapat
dilakukan oleh KAP paling lama untuk 5 tahun buku berturut – turut dan oleh
seorang akuntan publik paling lama untuk 3 tahun buku berturut – turut.
Peraturan

tersebut

kemudian

diperbaharui

dengan

dikeluarkannya

Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 17/PMK.01/2008

21
Universitas Sumatera Utara

tentang “Jasa Akuntan Publik” pasal 3. Peraturan ini mengatur tentang pemberian
jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas dilakukan oleh KAP
paling lama untuk 6 tahun buku berturut – turut dan oleh seorang akuntan publik
paling lama untuk 3 tahun buku berturut – turut.

2.1.7. Auditor Switching
Menurut Syahtiadi (2011) “pergantian auditor yang dilakukanoleh
perusahaan klien.Auditor switching tersebut dapat bersifat wajib(mandatory)
ataupun sukarela (voluntary)”.Dengan adanya kasus Enron yang melibatkan
kantor akuntan publik (KAP) internasional Arthur Anderson (AA) maka di
Indonesia dilakukan peraturan tindakan pergantian auditor secara wajib.Penerapan
ketentuan tentang adanya rotasi mandatory ini dengan tujuan supaya dapat
meningkatkan independensi auditor baik secara tampilan maupun secara
fakta.Keputusan

Menteri

Keuangan

Republik

Indonesia

Nomor

359/KMK.06/2003 pasal 2 tentang “Jasa Akuntan Publik”. Peraturan tersebut
merupakan

perubahan

atas

keputusan

Menteri

Keuangan

Nomor

423/KMK.06/2002, yang mengatur bahwa pemberian jasa audit umum atas
laporan keuangan dari suatu entitas dapat dilakukan oleh KAP paling lama untuk
5 tahun buku berturut – turut dan oleh seorang akuntan publik paling lama untuk 3
tahun buku berturut – turut.
Peraturan

tersebut

kemudian

diperbaharui

dengan

dikeluarkannya

Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 17/PMK.01/2008
tentang “Jasa Akuntan Publik” pasal 3. Peraturan ini mengatur tentang pemberian
jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas dilakukan oleh KAP
22
Universitas Sumatera Utara

paling lama untuk 6 tahun buku berturut – turut dan oleh seorang akuntan publik
paling lama untuk 3 tahun buku berturut – turut.
Ketentuan peraturan rotasi mandatory karena adanya sikap independensi
auditor dapat dirusak oleh masa perikatan yang panjang dengan manajer
perusahaan, kemudian kualitas dan kompetensi kerja auditor dalam mengaudit dan
mengungkapkan kesalahan yang terkadang dalam laporan keuangan perusahaan
cenderung menurun secara signifikan dari waktu ke waktu.Rotasi audit
berpendapat bahwa rotasi audit dapat meningkatkan sikap auditor yang kurang
independensi dan memperbaiki kualitas pelaporan keuangan yang rendah akibat
dari masa perikatan panjang antara auditor dengan klien
Pergantian auditor karena perbedaan pendapat mengenai standar akuntansi
seharusnya menarik perhatian investor.Ketika mencari KAP baru, perusahaan
berharap KAP baru menyetujui standar akuntansi yang menjadi preferensi
perusahaan.Ketika perusahaan berganti KAP karena berbeda pendapat mengenai
standar akuntansi, hampir separuhnya perbedaan itu adalah dengan KAP kecil.

2.2.

Tinjauan Peneliti Terdahulu
Beberapa penelitian terdahulu terkait dengan ukuran perusahaan klien,

ukuran KAP, audit tenure, dan auditor switching yang mempengaruhi kualitas
audit telah dilakukan.
Hamid (2013) meneliti tentang pengaruh tenur kap dan ukuran kap
terhadap kualitas audit. Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu
adalah jenis penelitian kausatif.Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan
manufaktur yang listing/terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia (BEI).Perusahaan
23
Universitas Sumatera Utara

yang dijadikan sampel adalah perusahaan manufaktur yang listing/terdaftar di
Bursa Efek Indoensia dengan periode penelitian dilakukan pada tahun 2008, 2009,
dan 2010.Metode penentuan sampel yang digunakan adalah purposive
sampling.Selama periode 2008 – 2010 terdapat sebanyak 62 perusahaan
manufaktur yang dapat dijadikan sebagai sampel.Jenis data dalam penelitian ini
adalah data sekunder.Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari website BEI
http://www.idx.co.id/ .
Pratiwi (2013) meneliti tentang Pengaruh Audit Tenure, Reputasi Kap,
Disclosure, Ukuran Perusahaan Klien, dan Opini Audit Sebelumnya terhadap
Opini Audit Going Concern (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang
Listing di BEI Tahun 2007- 2011) Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti
terdahulu adalah jenis penelitian kausatif.Populasi dalam penelitian ini adalah
perusahaan dalam manufaktur dalam Bursa Efek Indonesia (BEI).Perusahaan
yang dijadikan sampel adalah perusahaan manufaktuur di Bursa Efek Indoensia
dengan periode penelitian dilakukan pada tahun 2007, 2008, 2009, 2010 dan
2011.Metode

penentuan

sampel

yang

digunakan

adalah

purposive

sampling.Selama periode 2007 – 2011 terdapat sebanyak 110 perusahaan
manufaktur yang dapat dijadikan sebagai sampel.Jenis data dalam penelitian ini
adalah data sekunder. Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari website BEI
http://www.idx.co.id/
Putri (2014) meneliti tentang pengaruh auditor tenure, ukuran kantor
akuntan publik, dan ukuran perusahaan klien terhadap kualitas audit. Jenis
penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu adalah jenis penelitian

24
Universitas Sumatera Utara

kausatif.Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan dalam sektor jasa dan
keuangan dalam Bursa Efek Indonesia (BEI).Perusahaan yang dijadikan sampel
adalah perusahaan dalam sektor jasa dan keuangan di Bursa Efek Indoensia
dengan periode penelitian dilakukan pada tahun 2010, 2011, dan 2012.Metode
penentuan sampel yang digunakan adalah purposive sampling.Selama periode
2010 – 2012 terdapat sebanyak 69 perusahaan dalam sektor jasa dan keuangan
yang dapat dijadikan sebagai sampel.Jenis data dalam penelitian ini adalah data
sekunder. Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari website BEI
http://www.idx.co.id/
Parasayu (2014) meneliti tentang Anlisis Faktor – Faktor yang
Mempengaruhi Kualitas Hasil Audit Internal.Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai aparat pengawasan intern pemerintah
pada

Inspektorat

Boyolali.Metode

Wilayah
penentuan

Kota

Surakarta

sampel

yang

dan

Inspektorat

digunakan

Kabupaten

adalah

sensus

sampling.Sampel yang diambil adalah seluruh auditor dan pejabat/staf pemeriksa
di Inspektorat Kota Surakarta dan Inspektorat Kabupaten Boyolali.Jenis data
dalam penelitian ini adalah data primer.Sumber data dalam penelitian ini
diperoleh melalui kuisioner tentang variabel terkait berupa jawaban para
responden atas daftar pertanyaan yang diajukan peneliti.
Tabel 2.2.
Tinjauan Penelitian Terdahulu
Nama
Peneliti
Hamid
(2013)

Judul Penelitian

Variabel
Penelitian

Pengaruh Tenur
KAP dan Ukuran
KAP terhadap

Variabel
independen:
- Tenur KAP

Hasil Penelitian
- KAP dengan masa
perikatan 3 tahun tidak
lebih berkualitas dari
25
Universitas Sumatera Utara

Pratiwi
(2013)

Parasayu
(2014)

Putri
(2014)

Kualitas Audit
(Studi Empiris
pada Perusahaan
Manufaktur yang
Terdaftar di BEI)

- Ukuran KAP

Pengaruh Audit
Tenure, Reputasi
Kap, Disclosure,
Ukuran
Perusahaan Klien,
dan Opini Audit
Sebelumnya
terhadap
Opini Audit Going
Concern
(Studi Empiris
Pada Perusahaan
Manufaktur yang
Listing di BEI
Tahun 2007- 2011)

Variabel
independen:
- Audit Tenure
- Reputasi KAP
- Disclosure
- Ukuran
Perusahaan
Klien
- Opini Audit
Sebelumnya

Variabel
dependen:
- Kualitas Audit

Anlisis Faktor –
Faktor yang
Mempengaruhi
Kualitas Hasil
Audit Internal

Variabel
dependen:
Opini Audit
Going Concern
Variabel
independen:
- Independensi
- Obyektivitas
- Pengetahuan
- Pengalaman
Kerja
- Integritas
- Etika Audit

Pengaruh Auditor
Tenure, Ukuran
Kantor Akuntan
Publik, dan Ukuran
Perusahaan Klien
terhadap Kualitas
Audit (Studi
Empiris pada
Perusahaan
Manufaktur yang

Variabel
dependen:
Kualitas Audit
Variabel
independen:
- Auditor
Tenure
- Ukuran Kantor
Akuntan
Publik
- Ukuran
Perusahaan
Klien

pada KAP dengan
masa perikatan kurang
dari 3 tahun.
- KAP Big Four atau
International lebih
berkualitas dari pada
KAP non Big Four
atau non International.
- Audit tenure, Reputasi
KAP, dan Ukuran
Perusahaan Klien tidak
berpengaruh secara
signifikan terhadap
Opini Audit Going
Concern.
- Disclosure dan Opini
Audit Sebelumnya
berpengaruh secara
signifikan terhadap
Opini Audit Going
Concern.
-

Independensi,
obyektivitas,
pengetahuan,
pengalaman, kerja,
integritas, etika audit
berpengaruh signifikan
terhadap kualitas hasil
audit internal.

Auditor tenure, ukuran
kantor akuntan publik,
dan ukuran perusahaan
klien secara bersamasama berpengaruh secara
signifikan terhadap
kualitas audit.

26
Universitas Sumatera Utara

Terdaftar di BEI
pada Tahun 2010 –
2012)

2.3.

Variabel
dependen:
Kualitas Audit

Kerangka Konseptual
Berkembangnya profesi akuntan publik di suatu negara adalah sejalan

dengan berkembangnya suatu perusahaan dan berbagai bentuk badan hukum
perusahaan di negara tersebut. Banyak perusahaan yang sudah go public di
Indonesia termotivasi untuk memakai jasa pelayanan akuntan publik yang
memiliki kualitas audit yang baik, para pengguna laporan keuangan umunya
berusaha untuk mencari keandalan informasi dari laporan keuangan perusahaan.
Tujuan utama dari audit laporan keuangan adalah mengurangi risiko
asimetri informasi dan meningkatkan mutu penyajian laporan keuangan
perusahaan, dengan cara menyatakan pendapat apakah laporan keuangan
perusahaan klien menyajikan secara wajar dalam semua hal yang material sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berterima umum dalam penyusunan laporan
keuangan, konsistensi penerapan prinsip akuntansi berterima umum tersebut, serta
pengungkapan memadai dalam laporan keuangan.
Salah satu manfaat dari jasa akuntan publik adalah melakukan
pemeriksaan (examination) secara objektif atas laporan keuangan suatu
perusahaan dengan tujuan untuk memberikan informasi yang akurat dan dapat
dipercaya dalam pengambilan keputusan dan memastikan kesesuaian laporan
keuangan perusahaan yang disusun oleh manajemen perusahaan dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum.Laporan keuangan yang telah diaudit oleh akuntan

27
Universitas Sumatera Utara

publik memiliki informasi yang lebih akurat dan kewajarannya lebih dapat
dipercaya jika dibandingkan dengan laporan keuangan yang tidak atau belum
diaudit.
Audit dianggap berkualitas apabila auditor memperhatikan standar umum
audit yang tercantum dalam Pernyataan Standar Auditing (PSA) yang berlaku,
yang terdiri dari (1) standar umum; (2) standar pekerjaan lapangan; (3) standar
pelaporan, dan meliputi mutu professional (profesional qualities) auditor
independen, pertimbangan (judment) yang digunakan dalam pelaksanaan audit
dan penyusunan laporan keuangan auditor.

Ukuran Perusahaan
Klien (X1)
Ukuran KAP(X2)
Kualitas Audit (Y)
Audit Tenure (X3)
Auditor Switching (X4)

Gambar 2.1
2.4.

Hipotesis Penelitian
Hipotesis Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan

masalah, tinjauan teoritis, dan kerangka pemikiran, maka hipotesis penelitian
adalah :
1. Pengaruh Ukuran Perusahaan Klien Terhadap Kualitas Audit

28
Universitas Sumatera Utara

Selain oleh efek ukuran Kantor Akuntan Publik, kualitas audit juga dapat
dipengaruhi oleh ukuran perusahaan klien. Auditee yang lebih besar, karena
kompleksitas operasi mereka dan peningkatan pemisahan antara manajemen dan
kepemilikan, sangat memerlukan Kantor Akuntan Publik yang dapat mengurangi
agency cost. Selain itu, seiring dengan ukuran perusahaan mengalami peningkatan,
kemungkinan bahwa jumlah konflik agensi juga meningkat dan ini mungkin akan
meningkatkan permintaan untuk membedakan kualitas auditor. Berdasarakan
argumen tersebut, perusahaan besar pastinya akan lebih memilih menggunakan
jasa auditor besar yang independen dan profesional untuk menciptakan audit yang
berkualitas sehingga timbul hubungan yang positif.
H1 :

Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap kualitas audit.

2. Pengaruh Ukuran KAP Terhadap Kualitas Audit
Peraturan Menteri Keuangan No. 17/PMK.01/2008 Pasal 1 ayat 1 – 2,
menjelaskan bahwa Akuntan adalah seseorang yang berhak menyandang gelar
atau sebutan akuntan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Sedangkan Akuntan Publik adalah akuntan yang telah memperoleh izin dari
Menteri untuk memberikan jasa sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri
Keuangan ini. Kantor Akuntan Publik, yang selanjutnya disingkat KAP, adalah
badan usaha yang didirikan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan
dan mendapatkan izin usaha berdasarkan Undang-Undang.
Kantor audit besar memiliki tingkat ketergantungan secara ekonomis yang
lebih kecil daripada kantor audit kecil sehingga kantor audit besar tidak terlalu
bergantung pada klien tertentu. Kantor audit besar kurang merespon tekanan yang
29
Universitas Sumatera Utara

diberikan klien untuk memperlancar pelaporan keuangan mereka dibandingkan
dengan kantor audit kecil. Sehingga kantor audit besar mampu member kualitas
audit yang lebih baik dibandingkan dengan kantor audit yang lebih kecil.
H2 :

Ukuran KAP berpengaruh positif terhadap kualitas audit

3. Pengaruh Audit Tenure Klien Terhadap Kualitas Audit
Hasil laporan keuangan auditan yang berkualitas oleh auditor selain
adanya sikap independensi dan profesional kerja yang harus dimiliki oleh auditor,
maka diperlukan juga audit tenure untuk menjaga sikap independensi dan
meningkatkan kualitas kerja. Dengan adanya masa perikatan antara auditor
dengan perusahaan untuk mengaudit laporan keuangan klien maka hasil auditan
laporan keuangan perusahaan akan lebih berkualitas. Hal ini disebabkan karena
tidak adanya sikap dari auditor yang berinteraksi terlalu dekat dengan klien
sehingga tidak mengganggu sikap independensi yang dimiliki oleh auditor dalam
melaksanakan tugasnya.
H3 :

Audit tenure berpengaruh positif terhadap kualitas audit.

4. Pengaruh Auditor Switching Klien Terhadap Kualitas Audit
Adanya kasus-kasus skandal korporasi yang terjadi di dunia dan
melibatkan kantor akuntan publik ternama, membuat berkurangnya kepercayaan
masyarakat terhadap akuntan publik. Hal tersebut timbul karena adanya conflict of
interest yang terjadi antara klien dan akuntan publik.Oleh karena itu, adanya
permasalahan ini membuat regulator profesi akuntan publik merasa perlu untuk
mewajibkan adanya peraturan terkait rotasi akuntan publik yang saat ini telah
diterapkan di berbagai negara, termasuk Indonesia. Konsep rotasi pada kantor
30
Universitas Sumatera Utara

akuntan publik ini diharapkan dapat menghindarkan hubungan yang terlalu dekat
antara klien dengan auditor dimana hal tersebut dapat mempengaruhi
independensi dari auditor.
H4 :

Auditor switching berpengaruh positif terhadap kualitas audit.

5. Pengaruh secara simultan ukuran perusahaan klien, ukuran KAP,
audit tenure, dan auditor switching terhadap kualitas audit
Berdasarkan teori – teori yang telah disajikan pada pengembangan
hipotesis diatas, maka diperoleh kesimpulan bahwa ukuran perusahaan klien,
ukuran KAP, audit tenure, dan auditor rotation terhadap kualitas audit.
H5 :

Pengaruh secara simultan ukuran perusahaan klien, ukuran

KAP,audit tenure, dan

auditor switching terhadap kualitas audit.

31
Universitas Sumatera Utara