Pemberian Restitusi Terhadap atau Ahli Waris Dalam Tindak Pidana Perdagangan Orang
1
PEMBERIAN RESTITUSI TERHADAP KORBAN ATAU
AHLI WARIS DALAM TINDAK PIDANA
PERDAGANGAN ORANG
TESIS
OLEH
BOY AMALI
14700510/HK
PROGRAM MAGISTER ILMU HUKUM
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2014
Universitas Sumatera Utara
2
PEMBERIAN RESTITUSI TERHADAP KORBAN ATAU
AHLI WARIS DALAM TINDAK PIDANA
PERDAGANGAN ORANG
TESIS
Disusun Untuk Memperoleh Gelar Magister Ilmu Hukum
Pada Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara
Oleh
BOY AMALI
147005104/HK
PROGRAM STUDI ILMU HUKUM
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2014
Universitas Sumatera Utara
3
JUDUL TESIS
: PEMBERIAN RESTITUSI TERHADAP
ATAU AHLI WARIS DALAM TINDAK
PIDANA
PERDAGANGAN ORANG
NAMA MAHASISWA
: BOY AMALI
NOMOR POKOK
: 147005104
PROGRAM STUDI
: ILMU HUKUM
Menyetujui
Komisi Pembimbing
(Prof. Dr. Alvi Syahrin., S.H.,M.S)
Ketua
(Dr. M. Ekaputra., S.H., M. Hum)
Anggota
Ketua Program Studi
(Prof. Dr. Suhaidi., S.H., M.H)
(Dr. Chairul Bariah., S.H., M. Hum)
Anggota
Dekan
(Prof. Dr. Budiman Ginting.,S.H., M. Hum)
Universitas Sumatera Utara
4
Telah Lulus Diuji Pada
Tanggal
PANITIA PENGUJI TESIS
KETUA
Anggota
: Prof. Dr. Alvi Syahrin., S.H.,M.S
: 1. Dr. M. Ekaputra., S.H., M. Hum
2. Dr. Chairul Bariah., S.H., M. Hum
3. Marlina., S.H., M. Hum
4. Dr. Edy Ikhsan., S.H., M.
Universitas Sumatera Utara
5
ABSTRAK
Setiap korban tindak pidana perdagangan orang atau ahli waris berhak
memperoleh restitusi. Restitusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa ganti
kerugian atas : a. kehilangan kekayaan atau penghasilan, b. penderitaan, c. biaya
untuk tindakan perawatan medis dan/ atau d. kerugian lain yang diderita korban
sebagai akibat perdagangan orang. Restitusi tersebut diberikan dan dicamtumkan
sekaligus dalam amar putusan pengadilan tentang perkara tindak pidana
perdagangan orang. Pemberian Restitusi dilakukan dalam 14 (empat belas) hari
terhitung sejak diberitahukannya putusan yang telah memperoleh kekuatan hokum
tetap. Pelaku diputus bebas oleh pengadilan tingkat banding atau kasasi, maka
hakim memerintahkan dalam putusannya agar uang retitusi yang dititipkan
dikembalikan pada yang bersangkutan.
Sesuai dengan latar belakang di atas, maka berapa hal yang memjadi
pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Bagaimana
perlindungan korban tindak pidana perdagangan orang, Bagaimana penerapan
pemberian restitusi terhadap korban atau ahli waris tindak pidana perdagangan
orang dan apakah yang memjadi problematika penrapan restitusi terhadap korban
atau ahli waris tindak pidana perdagangan orang yang diatur dalam Undang –
Undang RI No. 21 Tahun 2007 Tentang pemberantasan tindak pidana perdagangan
orang.
Metode penelitian yuridis normatif berguna untuk mengetahui atau
mengenal apakah dan bagaimanakah hukum positifnya mengenai suatu masalah
tertentu dan juga dapat menjelaskan atau menerangkan kepada orang lain apakah
dan bagaimanakah hukumnya mengenai peristiwa atau masalah yang tertentu.
Dalam menggunakan penelitian hukum normatif dalam penyusunan tesis ini akan
dipokuskan kepada penelitian hukum normatif yang bersifat kualitatif.
Kesimpulan kalau dalam tesis imi, 1. Pemerintah Indonesia
diharapkan secepatnya menetapkan standar minimum pembasmian perdagangan
orang. Selain itu, harus mulai menggunakan Undang-Undang No. 21 Tahun 2007
Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang pada Praktek-praktek
perdagangan buruh. Adanya perbaikan kinerja pengadilan, pendakwaan dan
penjatuhan hukuman atas kasus – kasus perdagangan buruh, termasuk yang
melibatkan agen – agen perekrutan buruh. Memeriksa Kembali nota Kesepahaman
dengna Negara – negara yang menjadi tujuan perdagangan untuk memaukkan
perlindungan terhadap korban. Perlu peningkatan upaya untuk mengadili untuk
mendakwa pejabat publik yang menarik keuntungan dari atau terlibat dalam
perdagangan orang. Meningkatkan pendanaan bagi upaya penegakan hukum dan
menyelamatkan, memulihkan dan mengentegrasikan para korban. 2. Walaupun
tidak ada ketegasan dalam Undang – undang Nomor 21 Tahun 2007 sebagaimana
telah disebutkan diatas, menginginkan agar terhadap putusan restitusi, pelaksanaan
eksekusinya adalah jaksa, karena sejak awal jaksa sudah terlibat dalam pengajuan
tuntutan restitusi, (Pasal 50 ayat (3) Undang – undang Nomor 21 Tahun 2007).
Kalau dalam penggabungan perkara ganti kerugian dan pidana dalam KUHAP,
Pelaksnaan eksekusi atas putusan pidana dilaksanakan oleh jaksa (Pasal 270
KUHAP) sedangkan putusan restitusi/ganti ruginya dilaksanakan menurut tata cara
Universitas Sumatera Utara
6
putusan perdata ( Pasal 274 KUHAP ), 3. Undang-undang Nomor 21 Tahun 2007
harus segera diimplementasikan dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah (PP)
tentang mekanisme dan tata cara pengajuan Restitusi Bagi Korban Tindak Pidana
Perdangan orang. Dalam PP tersebut paling tidak harus mengatur tentang : a. Tata
cara penitipan restitusi dan peran jaksa dalam pengajuan titipan restitusi. b. Tata
Cara menghitung nilai kerugian yang akan diajukan kepengadilan dan kewenanan
jaksa menentukan jumlah kerugian yang akan diajukan kepengadilan. c.
Kewenangan jaksa mengajuakn restitusi itu sifatnya wajib bukan suka rela
sehinggan ia tidak perlu mendapatkan perstujuan dari korban., kecuali apabila
korban meminta jaksa agar tidak mengajukan tuntutan restitusi. d. Sikap jaksa jika
korban lebih dari satu, ada yang menerima putusan dan ada pula yang
menginginkan banding. Namun sebaiknya jaksa menyarankan bagi yang menolak
untuk mengajukan gugatan melalui jalur perdata agar tidak merugikan korban yang
menerima. e. Harus ada ketegasan bahwa pelaksanaan eksekusi harus melalui jaksa,
sehingga jaksa benar-benar dapat melakukan pengawasan bahwa restitusi itu
dipenuhi oleh pelaku.
Saran dalam penelitian tesis ini, 1. Diharapkan dimas yang akan
datang para pembuat Undang-undang agar lebih memperhatikan lagi kepentingan
korban, ahli waris dalam tindk pidana perdagangan dari perlindungan korban tindak
pidana perdagangan orang. 2. Diharapkan bagi para penegak hukum mulai dari
tingkat proses penyidikan, penuntutan dan putusa dalam menangani kasus tindak
pidana perdagangan orang agar mampu mewakili korban dan ahli waris dengan
baik sesuai batas maksimum dan minimum jumlah restitusi sebagai wujud dari
penerapan pemberian restitusi terhadap korban atau ahli waris tindak pidana
perdagangan orang. 3. Diharapkan bagi penegak hukum mulai dari tingkat proses
penyidikan, penuntutan dan putusan dalam menangani kasus tindak pidana
perdangan orang agar mampu mewakili korban dan ahli waris dalam mengajukan
restitusi dengan baik sesuai batas maksimum dan minimum jumlah restitusi yang
diajukan sehingga tidak terjadi problematika penerapan restitusi terhadap korban
atau ahli waris tindak pidana perdagangan orang yang diatur dalam Undang –
undang RI No. 21 Tahun 2007 Tentang pemberantasan tindak pidana perdagangan
orang.
.
Kata Kunci : RESTITUSI, KORBAN ATAU AHLI WARIS, TINDAK
PIDANA, PERDAGANGAN ORANG
Universitas Sumatera Utara
7
ABSTRACT
Every victim of human trafficking crime or their heirs the right to obtain
restitution. Restitution referred to in paragraph (1) for damages above: a. loss of
wealth or income, b. suffering, c. costs for medical care actions and / or
psychological and / or d. other losses suffered by the victim as a result of
trafficking. The refund was given and included simultaneously in the ruling court
on criminal case of human trafficking. Restitution carried out since the first level
court decision handed down may be deposited in advance at the court where the
case is disconnected. Restitution is done within 14 (fourteen) days from assured
decision that has obtained permanent legal force. The perpetrator was acquitted by
the court of appeal or cassation, the judge ordered restitution in the decision that
the money deposited is returned to the person concerned.
In accordance with the above background, then some of the things that are
at issue in this study is as follows: How is the protection of victims of human
trafficking crime, How does the application of restitution to the victims or heirs of
the crime of trafficking in persons and What are the problems of the application of
restitution against victims or heirs of human trafficking crime stipulated in Law No.
21 Year 2007 on the eradication of trafficking in persons.
Normative juridical research method is useful to know or to know whether
and how the law has on a particular issue and also can explain or explain to others
whether and how the law regarding a particular event or issue. In using normative
legal research in this thesis will be focused on normative legal research is
qualitative.
The conclusion of this thesis, 1.Government Indonesia is expected to soon
establish minimum standards for the eradication of trafficking in persons.
Furthermore, it should start using the Law No. 21 Year 2007 on Eradication of
Trafficking in workers' trade practices. Improvement in the performance of the
courts, prosecution and sentencing in cases of labor trafficking, including those
involving labor recruitment agencies. Checking back in a Memorandum of
Understanding with the countries that became the purpose of trading to
incorporate protection of the victim. Need for increased efforts to prosecute and
convict public officials who profit from or are involved in trafficking. Increase
funding for law enforcement and rescue, restore and reintegrate victims. 2. Though
no firmness in Law No. 21 of 2007 as mentioned above, wants to decisions
restitution, executor of execution is the prosecutor, because since the beginning of
the prosecutor has been involved in the filing restitution claims. (Article 50
paragraph (3) of Law No. 21 of 2007). If the merger of damages and criminal cases
in the Criminal Code, implementing the execution of criminal decisions
implemented by the Prosecutor (Article 270 Criminal Procedure Code), while the
decision of restitution / compensation is carried out according to the procedures of
the civil judgment (Article 274 of the Criminal Code) .3.Laws Number 21 Year
2007 to be immediately implemented by the issuance of Government Regulation
Universitas Sumatera Utara
8
(PP) on mechanisms and Procedures Restitution for Victims of Crime of Trafficking
in Persons. In the PP least should regulate: a.Tata how to care restitution and the
role of prosecutors in filing surrogate restitusi.b.Tata to calculate the value loss to
be submitted to the court and the prosecution authorities determine the amount of
losses that will be submitted to the court. c. Authority prosecutors filed the
restitution is mandatory not voluntary so that he does not need approval from the
victim, unless the victim asked the prosecutor not to file a restitution claim. d.
Attitude prosecutor if the victim is more than one, there are welcoming the decision
and some are wanting appeal. But should the prosecutor suggested to those who
refuse to file a lawsuit through the civil order not to harm the victim receives.
e.Must firmness that the execution must go through the prosecutor, so that
prosecutors can actually carry out surveillance that restitution was met by the
offender.
Suggestions in this thesis, 1.Be expected in the future the makers of the Act
so that more attention to the interests of victims, heirs to the crime of trafficking of
protection of victims of trafficking crimes orang.2. Be expected for law enforcement
ranging from level the process of investigation, prosecution and judgment in
handling criminal cases of trafficking in persons to be able to represent victims and
their heirs to file a restitution for the victims and their heirs are well within the
limits of the maximum and minimum amount of restitution as a form of application
of restitution to the victims or heirs of a criminal offense orang.3. Be expected
trafficking for law enforcement, starting from the process of investigation,
prosecution and judgment in handling criminal cases of trafficking in persons to be
able to represent victims and heirs in filing a restitution fine to the allowed
maximum and the minimum amount of restitution filed so it does not happen the
problematic application of restitution to the victim or his heirs human trafficking
crime stipulated in Law No. 21 Year 2007 on the eradication of trafficking in
persons
Keywords: RESTITUTION, VICTIMS OR HEIRS, CRIME, THE TRADE
Universitas Sumatera Utara
9
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allash Swt atas kesehatan dan
kesempatan yang diberikan kepada saya sehingga dapat menyelesaikan tesis ini.
Adapun judul tesis yang saya teliti yakni : “PEMBERIAN RESTITUSI
TERHADAP KORBAN ATAU AHLI WARIS DALAM TINDAK PIDANA
PERDAGANGAN ORANG.”
Tesis ini disusun sebagai tugas akhir dan syarat untuk menempuh ujian
starata Sarjana ( Starat-2) guna memperoleh Gelar Magister Ilmu Hukum
Universitas Sumatera Utara.Penulis menyadari, bahwa dalam penulisan tesis ini
masih sangat jauh dari kesempurnaan. Hal ini kiranya dapat dimaklumi karena
keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang penulis milik.
Penyelesaian tesis ini tidak akan rampung tanpa dorongan, bimbingan
maupun curahan ilmu yang penuh ketelitian dan kesabaran yang diberikan kepada
penulis oleh pembimbing maupun penguji baik pada saat pengajuan judul sampai
penyusunantesis ini. Penulis menyampaikan ucapan terimaksi yang sebesarbesarnya pada Bapak prof. Dr. Alvi Syahrin., S.H.,M.S. selaku Ketua Komisi
Pembimbing, Bapak Dr. M. Ekaputra.,S.H.,M. Hum. Dan ibu Dr. Chairul
Bariah.,S.H., M. Hum. Selaku Anggota komisi Pembimbing. Serta Ibu Dr.
Marlina., S.H., M. Hum. Dan Dr. Edy Ikhsan.,S.H., M.A selaku penguji.
Selanjutnya penulis juga menyampaikan rasa terimahkasi dan penghargaan
yang Setulus – tulusnya kepada :
Universitas Sumatera Utara
10
1.Rektor Universitas Sumateram Utara, Prof. Dr. Runtung.,S.H., M. Hum dan para
pembantu Rektor, Para kepala biro dan lembaga atas kesempatan dan pasilitas yang
berikan kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Program
Pascasarjana (S-2), Pada Program Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara.
2.Bapak Prof. Dr. Budiman Ginting.,S.H.,M. Hum Selaku Dekan Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara.
3.Bapak Prof. Dr. Suhaidi.,S.H.,M.H Selaku Ketua Program Studi Magister Ilmu
Hukum Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
4. Para Dosen dan Staf Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas
Sumatera Utara. Yang telah memberikan kesempatan pada penulis untuk
mengembangkan wawasan ilmu pengetahuan dibidang ilmu hukum.
5.Secara khusus penulis sampaikan terimakasi untuk Ayahanda dan Ibunda tercinta,
Bapak Ibu mertuaku, atas kesabaran dan dukungan moril dan Spritual yang
diberikan kepada penulis, serta memberikan cinta dan kasih sayang yang tiada
Henti –hentinya bagi penulis sehingga penulis dapat berhasil dengan baik.
6.penulis sampaikan khusus ucapan terimaksi yang tak terhingga untuk istriku
tercinta serta Anak –anakku, Kalian selalu menemaniku dalam perjalanam dan
terkadang rela berpisa saat penulis dalam proses penyelesaian studi pada Program
magister Ilmu Hukum universitas Sumatera Utara.
Penulis telah berusaha untuk menyelesaiakan tesis ini dengan sebaik –
baiknya namun sebagai manusia sosial penulis menyadari adanya kekurangan dan
Universitas Sumatera Utara
11
ketidak sempurnaan Tesis Ini. Penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang
produktif dari semua pihak.
Akhirnya kepad semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian
kuliah dan tesis ini, penulis mengucapkan banyak terimakasi dengan harapan tesis
ini dapat bermanfaat bagi peneliti dan masyarakat.
Medan, Agustus 2016
Penulis
BOY AMALI
Universitas Sumatera Utara
12
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: BOY AMALI
Tempat Tgl/ Lahir
: Medan, 18 April 1982
: SD Tamat Tahun 1994
: SMP Tamat Tahun 1997
: SMA Tamat Tahun 2000
Universitas Sumatera Utara
13
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...........................................................................................
i
ABSTRACT ..........................................................................................
iii
KATA PENGANTAR .........................................................................
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................
viii
DAFTAR ISI ........................................................................................
ix
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................
1
A. Latar Belakang ........................................................................
1
B. Perumusan Masalah ................................................................
5
C. Tujuan Penelitian ....................................................................
6
D. Manfaat Penelitian ..................................................................
6
E. Keaslian Penelitian ..................................................................
7
F. Kerangka Teori dan Konsepsi ................................................
8
1. Kerangka Teori .....................................................................
8
2. Kerangka Konsep .................................................................
17
G. Metode Penelitian ....................................................................
18
1. Jenis dan Sifat Penelitian .....................................................
19
2. Sumber Bahan Hukum ........................................................
20
3. Teknik Pengumpulan Bahan Hukum .................................
21
4. Analisis Bahan Hukum .........................................................
21
BAB II PERLINDUNGAN KORBAN TINDAK PIDANA PERDANG
AN ORANG ..................................................................................
24
A. Tindak Pidana Perdagangan Orang ......................................
24
1. Beberapa Bentuk Tindak Pidana Orang .............................
26
2. Jaringan Tindak Pidana Perdagangan Orang di Indonesia
28
3. Sasaran Dan Daerah Operasi Pelaku Tindak Pidana Perd
agangan Orang ......................................................................
31
4. Dampak dari Tindak Pidana Perdagangan Orang ...........
32
5. Pencegahan dan Perlindungan Tindak Pidana Perdagang
Universitas Sumatera Utara
14
an Orang ................................................................................
34
B. Perlindungan Terhadap Korban Tindak Pidana Perdagangan
Orang ..............................................................................................
39
1 .Perngertian Korban ...................................................................
39
2. Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang ..........................
41
3. Perlindungan hukum Korban Tindak Pidana Perlindungan
Orang ...........................................................................................
44
C. Rancangan KUHP Tentang Perlindungan Korban TPPO .........
56
1. Rancangan KUHP Draft II Tahun 2005 ...................................
57
BAB III PENERAPAN PEMBERIAN RESTITUSI KORBAN ATAU
WARIS DALAM TINDAK PIDANA PERDAGANGAN
ORANG ........................................................................................
74
A. Tinjauan Umum Tentang Restitusi ........................................
74
1. Pengertia Restitusi ...............................................................
74
2. Pengaturan Restitusi dalam Undang – Undang Nomor 21
Tahun 2007 ...........................................................................
74
3. Pengajuan Restitusi Bagi Korban Tindak Pidana Perdag
angan orang ..........................................................................
79
4. Pengajuan Upaya hukum atas putusan pengadilan dalam
Perkara Tindak pidana perdagangan orang .....................
83
5. Penerapan Pemberian Restitusi terhadap korban atau
Ahli waris Tindak Pidana perdagnagan Orang .................
86
6. Pidana Penganti Restitusi .....................................................
88
B. Kasus TPPO Serta Penerapan Pemberian Restitusi ................
89
1. kasus TPPO yang tidak Terdapat Restitusi ........................
89
a. PUTUSAN NO : 111/PID.B/2002/PN-BJ ..........................
89
2. Kasus TPPO Yang Terdapat Restitusi .................................
102
a. PUTUSAN Nomor : 1554/Pid.B/2012/PN.Mdn ................
102
3. Tanggapan Kasus Terhadap Putusan Pengadilan Negeri
Bijai Register Perkara Pidana Nomor : 111/Pid.B.2002/PN
-BJd dan Putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor :
Universitas Sumatera Utara
15
1554/Pid.ab/2012/PN.Mdn ................................................
161
BAB IV PROBLEMATIKA PENERAPAN RESTITUSI TERHADAP
KORBAN ATAU AHLI WARIS DALAM TINDAK
PIDANA PERDAGANGAN ORANG .......................................
163
A. Proses Dalam Tahapan Penyidikan ......................................
163
B. Proses Dalam Tahapan Penuntutan .....................................
172
C. Proses DalamPelaksanaan Putusan ......................................
183
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .....................................................
188
A. Kesimpulan .............................................................................
188
B. Saran .........................................................................................
189
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................
189
Universitas Sumatera Utara
PEMBERIAN RESTITUSI TERHADAP KORBAN ATAU
AHLI WARIS DALAM TINDAK PIDANA
PERDAGANGAN ORANG
TESIS
OLEH
BOY AMALI
14700510/HK
PROGRAM MAGISTER ILMU HUKUM
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2014
Universitas Sumatera Utara
2
PEMBERIAN RESTITUSI TERHADAP KORBAN ATAU
AHLI WARIS DALAM TINDAK PIDANA
PERDAGANGAN ORANG
TESIS
Disusun Untuk Memperoleh Gelar Magister Ilmu Hukum
Pada Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara
Oleh
BOY AMALI
147005104/HK
PROGRAM STUDI ILMU HUKUM
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2014
Universitas Sumatera Utara
3
JUDUL TESIS
: PEMBERIAN RESTITUSI TERHADAP
ATAU AHLI WARIS DALAM TINDAK
PIDANA
PERDAGANGAN ORANG
NAMA MAHASISWA
: BOY AMALI
NOMOR POKOK
: 147005104
PROGRAM STUDI
: ILMU HUKUM
Menyetujui
Komisi Pembimbing
(Prof. Dr. Alvi Syahrin., S.H.,M.S)
Ketua
(Dr. M. Ekaputra., S.H., M. Hum)
Anggota
Ketua Program Studi
(Prof. Dr. Suhaidi., S.H., M.H)
(Dr. Chairul Bariah., S.H., M. Hum)
Anggota
Dekan
(Prof. Dr. Budiman Ginting.,S.H., M. Hum)
Universitas Sumatera Utara
4
Telah Lulus Diuji Pada
Tanggal
PANITIA PENGUJI TESIS
KETUA
Anggota
: Prof. Dr. Alvi Syahrin., S.H.,M.S
: 1. Dr. M. Ekaputra., S.H., M. Hum
2. Dr. Chairul Bariah., S.H., M. Hum
3. Marlina., S.H., M. Hum
4. Dr. Edy Ikhsan., S.H., M.
Universitas Sumatera Utara
5
ABSTRAK
Setiap korban tindak pidana perdagangan orang atau ahli waris berhak
memperoleh restitusi. Restitusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa ganti
kerugian atas : a. kehilangan kekayaan atau penghasilan, b. penderitaan, c. biaya
untuk tindakan perawatan medis dan/ atau d. kerugian lain yang diderita korban
sebagai akibat perdagangan orang. Restitusi tersebut diberikan dan dicamtumkan
sekaligus dalam amar putusan pengadilan tentang perkara tindak pidana
perdagangan orang. Pemberian Restitusi dilakukan dalam 14 (empat belas) hari
terhitung sejak diberitahukannya putusan yang telah memperoleh kekuatan hokum
tetap. Pelaku diputus bebas oleh pengadilan tingkat banding atau kasasi, maka
hakim memerintahkan dalam putusannya agar uang retitusi yang dititipkan
dikembalikan pada yang bersangkutan.
Sesuai dengan latar belakang di atas, maka berapa hal yang memjadi
pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Bagaimana
perlindungan korban tindak pidana perdagangan orang, Bagaimana penerapan
pemberian restitusi terhadap korban atau ahli waris tindak pidana perdagangan
orang dan apakah yang memjadi problematika penrapan restitusi terhadap korban
atau ahli waris tindak pidana perdagangan orang yang diatur dalam Undang –
Undang RI No. 21 Tahun 2007 Tentang pemberantasan tindak pidana perdagangan
orang.
Metode penelitian yuridis normatif berguna untuk mengetahui atau
mengenal apakah dan bagaimanakah hukum positifnya mengenai suatu masalah
tertentu dan juga dapat menjelaskan atau menerangkan kepada orang lain apakah
dan bagaimanakah hukumnya mengenai peristiwa atau masalah yang tertentu.
Dalam menggunakan penelitian hukum normatif dalam penyusunan tesis ini akan
dipokuskan kepada penelitian hukum normatif yang bersifat kualitatif.
Kesimpulan kalau dalam tesis imi, 1. Pemerintah Indonesia
diharapkan secepatnya menetapkan standar minimum pembasmian perdagangan
orang. Selain itu, harus mulai menggunakan Undang-Undang No. 21 Tahun 2007
Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang pada Praktek-praktek
perdagangan buruh. Adanya perbaikan kinerja pengadilan, pendakwaan dan
penjatuhan hukuman atas kasus – kasus perdagangan buruh, termasuk yang
melibatkan agen – agen perekrutan buruh. Memeriksa Kembali nota Kesepahaman
dengna Negara – negara yang menjadi tujuan perdagangan untuk memaukkan
perlindungan terhadap korban. Perlu peningkatan upaya untuk mengadili untuk
mendakwa pejabat publik yang menarik keuntungan dari atau terlibat dalam
perdagangan orang. Meningkatkan pendanaan bagi upaya penegakan hukum dan
menyelamatkan, memulihkan dan mengentegrasikan para korban. 2. Walaupun
tidak ada ketegasan dalam Undang – undang Nomor 21 Tahun 2007 sebagaimana
telah disebutkan diatas, menginginkan agar terhadap putusan restitusi, pelaksanaan
eksekusinya adalah jaksa, karena sejak awal jaksa sudah terlibat dalam pengajuan
tuntutan restitusi, (Pasal 50 ayat (3) Undang – undang Nomor 21 Tahun 2007).
Kalau dalam penggabungan perkara ganti kerugian dan pidana dalam KUHAP,
Pelaksnaan eksekusi atas putusan pidana dilaksanakan oleh jaksa (Pasal 270
KUHAP) sedangkan putusan restitusi/ganti ruginya dilaksanakan menurut tata cara
Universitas Sumatera Utara
6
putusan perdata ( Pasal 274 KUHAP ), 3. Undang-undang Nomor 21 Tahun 2007
harus segera diimplementasikan dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah (PP)
tentang mekanisme dan tata cara pengajuan Restitusi Bagi Korban Tindak Pidana
Perdangan orang. Dalam PP tersebut paling tidak harus mengatur tentang : a. Tata
cara penitipan restitusi dan peran jaksa dalam pengajuan titipan restitusi. b. Tata
Cara menghitung nilai kerugian yang akan diajukan kepengadilan dan kewenanan
jaksa menentukan jumlah kerugian yang akan diajukan kepengadilan. c.
Kewenangan jaksa mengajuakn restitusi itu sifatnya wajib bukan suka rela
sehinggan ia tidak perlu mendapatkan perstujuan dari korban., kecuali apabila
korban meminta jaksa agar tidak mengajukan tuntutan restitusi. d. Sikap jaksa jika
korban lebih dari satu, ada yang menerima putusan dan ada pula yang
menginginkan banding. Namun sebaiknya jaksa menyarankan bagi yang menolak
untuk mengajukan gugatan melalui jalur perdata agar tidak merugikan korban yang
menerima. e. Harus ada ketegasan bahwa pelaksanaan eksekusi harus melalui jaksa,
sehingga jaksa benar-benar dapat melakukan pengawasan bahwa restitusi itu
dipenuhi oleh pelaku.
Saran dalam penelitian tesis ini, 1. Diharapkan dimas yang akan
datang para pembuat Undang-undang agar lebih memperhatikan lagi kepentingan
korban, ahli waris dalam tindk pidana perdagangan dari perlindungan korban tindak
pidana perdagangan orang. 2. Diharapkan bagi para penegak hukum mulai dari
tingkat proses penyidikan, penuntutan dan putusa dalam menangani kasus tindak
pidana perdagangan orang agar mampu mewakili korban dan ahli waris dengan
baik sesuai batas maksimum dan minimum jumlah restitusi sebagai wujud dari
penerapan pemberian restitusi terhadap korban atau ahli waris tindak pidana
perdagangan orang. 3. Diharapkan bagi penegak hukum mulai dari tingkat proses
penyidikan, penuntutan dan putusan dalam menangani kasus tindak pidana
perdangan orang agar mampu mewakili korban dan ahli waris dalam mengajukan
restitusi dengan baik sesuai batas maksimum dan minimum jumlah restitusi yang
diajukan sehingga tidak terjadi problematika penerapan restitusi terhadap korban
atau ahli waris tindak pidana perdagangan orang yang diatur dalam Undang –
undang RI No. 21 Tahun 2007 Tentang pemberantasan tindak pidana perdagangan
orang.
.
Kata Kunci : RESTITUSI, KORBAN ATAU AHLI WARIS, TINDAK
PIDANA, PERDAGANGAN ORANG
Universitas Sumatera Utara
7
ABSTRACT
Every victim of human trafficking crime or their heirs the right to obtain
restitution. Restitution referred to in paragraph (1) for damages above: a. loss of
wealth or income, b. suffering, c. costs for medical care actions and / or
psychological and / or d. other losses suffered by the victim as a result of
trafficking. The refund was given and included simultaneously in the ruling court
on criminal case of human trafficking. Restitution carried out since the first level
court decision handed down may be deposited in advance at the court where the
case is disconnected. Restitution is done within 14 (fourteen) days from assured
decision that has obtained permanent legal force. The perpetrator was acquitted by
the court of appeal or cassation, the judge ordered restitution in the decision that
the money deposited is returned to the person concerned.
In accordance with the above background, then some of the things that are
at issue in this study is as follows: How is the protection of victims of human
trafficking crime, How does the application of restitution to the victims or heirs of
the crime of trafficking in persons and What are the problems of the application of
restitution against victims or heirs of human trafficking crime stipulated in Law No.
21 Year 2007 on the eradication of trafficking in persons.
Normative juridical research method is useful to know or to know whether
and how the law has on a particular issue and also can explain or explain to others
whether and how the law regarding a particular event or issue. In using normative
legal research in this thesis will be focused on normative legal research is
qualitative.
The conclusion of this thesis, 1.Government Indonesia is expected to soon
establish minimum standards for the eradication of trafficking in persons.
Furthermore, it should start using the Law No. 21 Year 2007 on Eradication of
Trafficking in workers' trade practices. Improvement in the performance of the
courts, prosecution and sentencing in cases of labor trafficking, including those
involving labor recruitment agencies. Checking back in a Memorandum of
Understanding with the countries that became the purpose of trading to
incorporate protection of the victim. Need for increased efforts to prosecute and
convict public officials who profit from or are involved in trafficking. Increase
funding for law enforcement and rescue, restore and reintegrate victims. 2. Though
no firmness in Law No. 21 of 2007 as mentioned above, wants to decisions
restitution, executor of execution is the prosecutor, because since the beginning of
the prosecutor has been involved in the filing restitution claims. (Article 50
paragraph (3) of Law No. 21 of 2007). If the merger of damages and criminal cases
in the Criminal Code, implementing the execution of criminal decisions
implemented by the Prosecutor (Article 270 Criminal Procedure Code), while the
decision of restitution / compensation is carried out according to the procedures of
the civil judgment (Article 274 of the Criminal Code) .3.Laws Number 21 Year
2007 to be immediately implemented by the issuance of Government Regulation
Universitas Sumatera Utara
8
(PP) on mechanisms and Procedures Restitution for Victims of Crime of Trafficking
in Persons. In the PP least should regulate: a.Tata how to care restitution and the
role of prosecutors in filing surrogate restitusi.b.Tata to calculate the value loss to
be submitted to the court and the prosecution authorities determine the amount of
losses that will be submitted to the court. c. Authority prosecutors filed the
restitution is mandatory not voluntary so that he does not need approval from the
victim, unless the victim asked the prosecutor not to file a restitution claim. d.
Attitude prosecutor if the victim is more than one, there are welcoming the decision
and some are wanting appeal. But should the prosecutor suggested to those who
refuse to file a lawsuit through the civil order not to harm the victim receives.
e.Must firmness that the execution must go through the prosecutor, so that
prosecutors can actually carry out surveillance that restitution was met by the
offender.
Suggestions in this thesis, 1.Be expected in the future the makers of the Act
so that more attention to the interests of victims, heirs to the crime of trafficking of
protection of victims of trafficking crimes orang.2. Be expected for law enforcement
ranging from level the process of investigation, prosecution and judgment in
handling criminal cases of trafficking in persons to be able to represent victims and
their heirs to file a restitution for the victims and their heirs are well within the
limits of the maximum and minimum amount of restitution as a form of application
of restitution to the victims or heirs of a criminal offense orang.3. Be expected
trafficking for law enforcement, starting from the process of investigation,
prosecution and judgment in handling criminal cases of trafficking in persons to be
able to represent victims and heirs in filing a restitution fine to the allowed
maximum and the minimum amount of restitution filed so it does not happen the
problematic application of restitution to the victim or his heirs human trafficking
crime stipulated in Law No. 21 Year 2007 on the eradication of trafficking in
persons
Keywords: RESTITUTION, VICTIMS OR HEIRS, CRIME, THE TRADE
Universitas Sumatera Utara
9
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allash Swt atas kesehatan dan
kesempatan yang diberikan kepada saya sehingga dapat menyelesaikan tesis ini.
Adapun judul tesis yang saya teliti yakni : “PEMBERIAN RESTITUSI
TERHADAP KORBAN ATAU AHLI WARIS DALAM TINDAK PIDANA
PERDAGANGAN ORANG.”
Tesis ini disusun sebagai tugas akhir dan syarat untuk menempuh ujian
starata Sarjana ( Starat-2) guna memperoleh Gelar Magister Ilmu Hukum
Universitas Sumatera Utara.Penulis menyadari, bahwa dalam penulisan tesis ini
masih sangat jauh dari kesempurnaan. Hal ini kiranya dapat dimaklumi karena
keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang penulis milik.
Penyelesaian tesis ini tidak akan rampung tanpa dorongan, bimbingan
maupun curahan ilmu yang penuh ketelitian dan kesabaran yang diberikan kepada
penulis oleh pembimbing maupun penguji baik pada saat pengajuan judul sampai
penyusunantesis ini. Penulis menyampaikan ucapan terimaksi yang sebesarbesarnya pada Bapak prof. Dr. Alvi Syahrin., S.H.,M.S. selaku Ketua Komisi
Pembimbing, Bapak Dr. M. Ekaputra.,S.H.,M. Hum. Dan ibu Dr. Chairul
Bariah.,S.H., M. Hum. Selaku Anggota komisi Pembimbing. Serta Ibu Dr.
Marlina., S.H., M. Hum. Dan Dr. Edy Ikhsan.,S.H., M.A selaku penguji.
Selanjutnya penulis juga menyampaikan rasa terimahkasi dan penghargaan
yang Setulus – tulusnya kepada :
Universitas Sumatera Utara
10
1.Rektor Universitas Sumateram Utara, Prof. Dr. Runtung.,S.H., M. Hum dan para
pembantu Rektor, Para kepala biro dan lembaga atas kesempatan dan pasilitas yang
berikan kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Program
Pascasarjana (S-2), Pada Program Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara.
2.Bapak Prof. Dr. Budiman Ginting.,S.H.,M. Hum Selaku Dekan Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara.
3.Bapak Prof. Dr. Suhaidi.,S.H.,M.H Selaku Ketua Program Studi Magister Ilmu
Hukum Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
4. Para Dosen dan Staf Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas
Sumatera Utara. Yang telah memberikan kesempatan pada penulis untuk
mengembangkan wawasan ilmu pengetahuan dibidang ilmu hukum.
5.Secara khusus penulis sampaikan terimakasi untuk Ayahanda dan Ibunda tercinta,
Bapak Ibu mertuaku, atas kesabaran dan dukungan moril dan Spritual yang
diberikan kepada penulis, serta memberikan cinta dan kasih sayang yang tiada
Henti –hentinya bagi penulis sehingga penulis dapat berhasil dengan baik.
6.penulis sampaikan khusus ucapan terimaksi yang tak terhingga untuk istriku
tercinta serta Anak –anakku, Kalian selalu menemaniku dalam perjalanam dan
terkadang rela berpisa saat penulis dalam proses penyelesaian studi pada Program
magister Ilmu Hukum universitas Sumatera Utara.
Penulis telah berusaha untuk menyelesaiakan tesis ini dengan sebaik –
baiknya namun sebagai manusia sosial penulis menyadari adanya kekurangan dan
Universitas Sumatera Utara
11
ketidak sempurnaan Tesis Ini. Penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang
produktif dari semua pihak.
Akhirnya kepad semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian
kuliah dan tesis ini, penulis mengucapkan banyak terimakasi dengan harapan tesis
ini dapat bermanfaat bagi peneliti dan masyarakat.
Medan, Agustus 2016
Penulis
BOY AMALI
Universitas Sumatera Utara
12
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: BOY AMALI
Tempat Tgl/ Lahir
: Medan, 18 April 1982
: SD Tamat Tahun 1994
: SMP Tamat Tahun 1997
: SMA Tamat Tahun 2000
Universitas Sumatera Utara
13
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...........................................................................................
i
ABSTRACT ..........................................................................................
iii
KATA PENGANTAR .........................................................................
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................
viii
DAFTAR ISI ........................................................................................
ix
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................
1
A. Latar Belakang ........................................................................
1
B. Perumusan Masalah ................................................................
5
C. Tujuan Penelitian ....................................................................
6
D. Manfaat Penelitian ..................................................................
6
E. Keaslian Penelitian ..................................................................
7
F. Kerangka Teori dan Konsepsi ................................................
8
1. Kerangka Teori .....................................................................
8
2. Kerangka Konsep .................................................................
17
G. Metode Penelitian ....................................................................
18
1. Jenis dan Sifat Penelitian .....................................................
19
2. Sumber Bahan Hukum ........................................................
20
3. Teknik Pengumpulan Bahan Hukum .................................
21
4. Analisis Bahan Hukum .........................................................
21
BAB II PERLINDUNGAN KORBAN TINDAK PIDANA PERDANG
AN ORANG ..................................................................................
24
A. Tindak Pidana Perdagangan Orang ......................................
24
1. Beberapa Bentuk Tindak Pidana Orang .............................
26
2. Jaringan Tindak Pidana Perdagangan Orang di Indonesia
28
3. Sasaran Dan Daerah Operasi Pelaku Tindak Pidana Perd
agangan Orang ......................................................................
31
4. Dampak dari Tindak Pidana Perdagangan Orang ...........
32
5. Pencegahan dan Perlindungan Tindak Pidana Perdagang
Universitas Sumatera Utara
14
an Orang ................................................................................
34
B. Perlindungan Terhadap Korban Tindak Pidana Perdagangan
Orang ..............................................................................................
39
1 .Perngertian Korban ...................................................................
39
2. Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang ..........................
41
3. Perlindungan hukum Korban Tindak Pidana Perlindungan
Orang ...........................................................................................
44
C. Rancangan KUHP Tentang Perlindungan Korban TPPO .........
56
1. Rancangan KUHP Draft II Tahun 2005 ...................................
57
BAB III PENERAPAN PEMBERIAN RESTITUSI KORBAN ATAU
WARIS DALAM TINDAK PIDANA PERDAGANGAN
ORANG ........................................................................................
74
A. Tinjauan Umum Tentang Restitusi ........................................
74
1. Pengertia Restitusi ...............................................................
74
2. Pengaturan Restitusi dalam Undang – Undang Nomor 21
Tahun 2007 ...........................................................................
74
3. Pengajuan Restitusi Bagi Korban Tindak Pidana Perdag
angan orang ..........................................................................
79
4. Pengajuan Upaya hukum atas putusan pengadilan dalam
Perkara Tindak pidana perdagangan orang .....................
83
5. Penerapan Pemberian Restitusi terhadap korban atau
Ahli waris Tindak Pidana perdagnagan Orang .................
86
6. Pidana Penganti Restitusi .....................................................
88
B. Kasus TPPO Serta Penerapan Pemberian Restitusi ................
89
1. kasus TPPO yang tidak Terdapat Restitusi ........................
89
a. PUTUSAN NO : 111/PID.B/2002/PN-BJ ..........................
89
2. Kasus TPPO Yang Terdapat Restitusi .................................
102
a. PUTUSAN Nomor : 1554/Pid.B/2012/PN.Mdn ................
102
3. Tanggapan Kasus Terhadap Putusan Pengadilan Negeri
Bijai Register Perkara Pidana Nomor : 111/Pid.B.2002/PN
-BJd dan Putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor :
Universitas Sumatera Utara
15
1554/Pid.ab/2012/PN.Mdn ................................................
161
BAB IV PROBLEMATIKA PENERAPAN RESTITUSI TERHADAP
KORBAN ATAU AHLI WARIS DALAM TINDAK
PIDANA PERDAGANGAN ORANG .......................................
163
A. Proses Dalam Tahapan Penyidikan ......................................
163
B. Proses Dalam Tahapan Penuntutan .....................................
172
C. Proses DalamPelaksanaan Putusan ......................................
183
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .....................................................
188
A. Kesimpulan .............................................................................
188
B. Saran .........................................................................................
189
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................
189
Universitas Sumatera Utara