Menteri Bambang Sampaikan Tujuh Sub Tema Indonesia Development Forum 2018 untuk Atasi Disparitas

Siaran Pers
MENTERI BAMBANG SAMPAIKAN TUJUH SUB TEMA
INDONESIA DEVELOPMENT FORUM 2018 UNTUK ATASI DISPARITAS
Jakarta, 22 Maret 2018 – Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang P.S. Brodjonegoro telah meresmikan Peluncuran
Indonesia Development Forum (IDF) 2018 de ga te a Pathways to Tackle Regional Disparities Across the
Archipelago , pada Ka is
/ di Rua g Rapat Be y “. Mulya a, Gedu g Widjojo Nitisastro, Ke e teria
PPN/Bappenas. Menteri Bambang mengajak para pemangku kepentingan (stakeholders) pembangunan untuk ikut
berkontribusi memberikan solusi langsung bagi pemerintah Indonesia dalam rangka menurunkan disparitas di Indonesia,
dengan cara mengirimkan makalah untuk event IDF 2018 ya g sudah di uka per hari i i. “aya e u ggu ko tri usi da
kehadiran Bapak/Ibu pada IDF 2018 yang akan diselenggarakan pada tanggal 10 dan 11 Juli 2018 mendatang, dengan
memberikan masukan solusi dan inovasi pembangunan untuk mengatasi berbagai permasalahan disparitas di Indonesia.
Peserta yang diharapkan terlibat dalam IDF ini, antara lain: peneliti, akademisi, pakar pembangunan, pengambil
ke ijaka , sektor s asta, da
asyarakat sipil, kata Me teri Ba a g.
Bagi para ahli dan akademisi yang tertarik dengan sub tema IDF 2018, dapat mengajukan makalah dengan mengirimkan
abstrak melalui laman: http://indonesiadevelopmentforum.com, dengan catatan abstrak tidak boleh lebih dari 250 kata
dan dapat diajukan dalam bahasa Inggris atau Indonesia. Abstrak mencakup penjelasan singkat terkait alasan penulisan
makalah, masalah, metodologi, hasil, dan implikasi. Batas akhir pengajuan abstrak tersebut adalah 8 Mei 2018.
Pengumuman mengenai penerimaan abstrak makalah akan disampaikan secara resmi melalui laman IDF pada 8 Juni
2018. Bagi abstrak makalah terpilih, peserta harus mengirimkan makalah lengkap dengan batas akhir pada 22 Juni 2018.

IDF kedua ini mengangkat tujuh sub tema besar. Pertama, Pengembangan Pusat Pertumbuhan: Tantangan dan Praktik
Baik. Sebagai upaya mengurangi ketimpangan antara Kawasan Barat Indonesia (KBI) dan Kawasan Timur Indonesia (KTI),
pemerintah telah membangun pusat-pusat pertumbuhan khususnya di luar Jawa. Forum ini akan menjadi sangat penting
untuk mencari upaya-upaya mengoptimalkan peran pusat-pusat pertumbuhan tersebut. Kedua, Upaya Mengurangi
Kesenjangan Daerah Tertinggal dan Perbatasan. Indonesia masih memiliki 122 kabupaten tertinggal yang sebagian
besar tersebar di timur Indonesia. Dalam upaya mengentaskan daerah tertinggal, dibutuhkan pendekatan yang baik dan
inovatif yang disesuaikan dengan karakteristik budaya masyarakat lokal dalam rangka pemerataan pembangunan.
Ketiga, Perbaikan Pelayanan Dasar untuk Mengurangi Kesenjangan Wilayah. Pemenuhan akses terhadap pendidikan,
kesehatan, perumahan, air minum, dan sanitasi menjadi layanan dasar yang sifatnya krusial bagi peningkatan kualitas
kehidupan bangsa Indonesia dan berpengaruh langsung pada Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Kualitas SDM yang
baik tentunya akan sangat berpengaruh terhadap pembangunan wilayah. Keempat, Memanfaatkan Potensi Ekonomi
Digital untuk Mendorong Pembangunan Daerah. Peran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sangat krusial sebagai
penghubung masyarakat, meningkatkan inovasi dan produktivitas, memperbaiki kualitas hidup, meningkatkan daya
saing dan modernisasi ekonomi, menjembatani ketimpangan ekonomi dan sosial, serta mampu mengurangi kemiskinan.
Berbagai peluang tersebut menjadikan ekonomi digital sebagai salah satu cara dalam mengatasi kesenjangan wilayah.
Kelima, Penguatan Konektivitas Indonesia sebagai Negara Kepulauan. Dari sudut pandang ekonomi, jaringan
transportasi yang terhubung dengan simpul-simpul produksi dan konsumsi akan membangkitkan pertumbuhan volume
pergerakan yang disertai penurunan biaya pergerakannya, sehingga berdampak pada perbaikan ekonomi nasional.
Untuk itu, penguatan konektivitas antar dan intra pulau perlu dilakukan dengan memperhatikan sebaran simpul-simpul
pertumbuhan ekonomi yang spesifik, disertai keterkaitan dengan daerah-daerah di sekitarnya (terluar, tertinggal, dan

terdepan) guna menciptakan pemerataan ekonomi antarwilayah. Keenam, Inovasi dalam Tata Kelola Pemerintahan
Daerah. Dengan perbedaan karakteristik geografis, topografis, demografis, sosiologis wilayah di Indonesia, maka

permasalahan pembangunan wilayah pun berbeda-beda. Oleh karena itu, peranan tata kelola dan inovasi pembangunan
daerah yang disesuaikan dengan karakteristik wilayah menjadi krusial dalam pembangunan wilayah.
Ketujuh, Pengoptimalan Sumber Pendanaan Pembangunan. Saat ini telah banyak skema pendanaan pembangunan,
baik bersumber dari APBN maupun non-APBN (seperti skema PINA dan KPBU). Namun, banyak hasil pembangunan
daerah belum berdayaguna secara optimal karena pengalokasian pendanaan pembangunan dan pemanfaatan sumbersumber pendanaan lainnya yang belum optimal dan juga belum sepenuhnya menyasar untuk mengatasi kesenjangan
antarwilayah. Oleh karena itu, forum ini sangat diperlukan untuk mengelaborasi strategi yang tepat untuk mengelola
dan memanfaatkan berbagai sumber-sumber pendanaan pembangunan tersebut.
IDF
ya g lalu erte aka Fighting Inequality for Better Growth dihadiri oleh
pe i ara,
ide da i o asi
pembangunan, dan lebih dari 1.400 peserta. IDF 2017 telah menuai banyak apresiasi dari berbagai pemangku
kepentingan pembangunan serta memberikan banyak masukan bagi penyusunan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2019,
dan bagi pembangunan Indonesia ke depan. Dalam sambutan penutupnya, Menteri Bambang berharap melalui IDF 2018
ini dapat dihasilkan terobosan-terobosan baru untuk mengatasi ketimpangan wilayah yang sedang dihadapi Indonesia.
“aya erharap IDF
dapat e jadi upaya ersa a dala

e jaga kesi a u ga pe a gu a ya g er asiska
ilmu pengetahuan, pengalaman, dan fakta untuk mendukung percepatan pembangunan di Indonesia yang lebih merata
da erkela juta , pu gkas beliau. Untuk pertanyaan lebih lanjut mengenai pengajuan abstrak dan makalah IDF 2018,
dapat disampaikan kepada panitia IDF 2018 ke cfp@indonesiadevelopmentforum.com.
Jakarta, 22 Maret 2018

Thohir Afandi
Kepala Biro Humas dan Tata Usaha Pimpinan
Kementerian PPN/Bappenas
Untuk informasi lebih lanjut:
Kementerian PPN/Bappenas
Jalan Taman Suropati No. 2, Jakarta 10310
Telepon: (021) 31936207, 3905650
Faksimile: (021) 31901154
e-mail: humas@bappenas.go.id

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63

Community Development In Productive Village Through Entrepreneurship Of Rosary

0 60 15

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5

IbM Pemanfaatan Biopestisida untuk Mengendalikan Hama Uret (Lepidiota stigma) Pada Tanaman Tebu

8 129 1

Analisis pengaruh modal inti, dana pihak ketiga (DPK), suku bunga SBI, nilai tukar rupiah (KURS) dan infalnsi terhadap pembiayaan yang disalurkan : studi kasus Bank Muamalat Indonesia

5 112 147

Pembaruan pendidikan islam KH. A. Wahid Hasyim ( Menteri Agama RI 1949-1952)

8 109 117