Pengaruh pemberian feses dan urin kerbau lumpur terhadap produksi dan kualitas rumput gajah mini (pennisetum purpureum schamach) dengan interval Pemotongan yang berbeda
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ternak kerbau lumpur merupakan ternak lokal yang hidup pada daerah
lembab, khususnya di daerah yang beriklim tropis. Kerbau lumpur sangat
menyukai air dan berpotensi untuk dikembangkan di pedesaan. Hal ini
sehubungan dengan peran yang ditunjukkan ternak kerbau sebagai penghasil
daging, susu dan tenaga kerja, sehingga ternak ini bisa juga disebut sebagai hewan
triguna. Selain itu hasil ikutan ternak kerbau yang memiliki potensi adalah kulit.
Kulit mempunyai potensi ekonomi yang cukup baik dan merupakan salah satu
komoditi ekspor juga sebagai bahan baku industri perkulitan dalam negeri
(Baruselli, 2001).
Masyarakat peternakan kebanyakan hanya memanfaatkan produk utama
dari peternakannya saja, tidak melihat masih banyak lagi peluang dari hasil
sampingnya seperti feses dan urin ternak tersebut. Hasil samping tersebut dapat
digunakan sebagai pupuk organik yang sangat bermanfaat dari tanaman
khususnya hijauan pakan ternak seperti rumput gajah mini (Pennisetum
Purpureum Schamach) yang mampu tumbuh diberbagai jenis tanah dan
merupakan rumput yang bernilai gizi tinggi serta disukai oleh ternak.
Di Indonesia kerbau memiliki peranan yang cukup penting bagi kehidupan
manusia, dari segi sosial maupun ekonomi dengan sistem pemeliharaan yang
bersifat tradisional dan merupakan peternakan rakyat. Keistimewaannya
dibandingkan sapi yaitu kemampuannya dalam memanfaatkan serat kasar, daya
adaptasinya terhadap daerah yang berkondisi buruk, serta bobot badannya yang
Universitas Sumatera Utara
relatif besar sehingga memungkinkan untuk dikembangkan sebagai ternak
penghasil daging yang baik (Lita, 2009).
Pemanfaatan limbah peternakan ini sebagai pupuk organik juga sangat
membantu para petani yang selama ini memakai pupuk buatan, karena harga
pupuk buatan yang tidak ekonomis dan penggunaan pupuk organik yang terusmenerus akan menyebabkan degradasi tanah, struktur tanah akan rusak sehingga
perkembangan akar tanaman akan terganggu, sehingga lahan akan menjadi lebih
sukar untuk diolah.
Jenis pupuk organik asal hewani yang sering dimanfaatkan oleh
masyarakat petani peternak selama ini yaitu pupuk organik padat (pupuk
kandang), sedangkan limbah cair (urin) masih belum banyak dimanfaatkan.
Sumber limbah cair (urin) ternak yang dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik
cair tersebut dapat kita peroleh dari ternak ruminansia contohnya ternak kerbau
lumpur Guntoro (2006) menyatakan bahwa urin kerbau lumpur dapat
dimanfaatkan sebagai pupuk organik cair karena mengandung nitrogen, posfat,
kalium dan air lebih banyak jika dibandingkan pada kotoran kerbau lumpur padat.
Pupuk organik cair dari urin kerbau lumpur ini merupakan pupuk yang mudah
larut pada tanah dan membawa unsur-unsur penting guna kesuburan tanah serta
mempunyai efek jangka panjang yang baik bagi tanah, yaitu dapat memperbaiki
struktur kandungan organik biologi dan fisika tanah karena memiliki banyak jenis
kandungan unsur hara yang diperlukan tanah.
Urin kerbau lumpur segar dalam proses fermentasi membutuhkan bakteri
pengurai dan juga sumber energi bagi bakteri pengurai tersebut. Diharapkan
dengan sentuhan inovasi teknologi dan penambahan bahan campuran yang tepat,
Universitas Sumatera Utara
limbah urin diproses (difermentasi) sebagai cara optimalisasi untuk menghasilkan
pupuk cair dengan kualitas dan kandungan hara tinggi sebagai nutrisi tanaman
khususnya kepada pertumbuhan dan produksi rumput gajah mini (Pennisetum
purpureum schamach) sehingga menjadikan salah satu pendapatan bagi setiap
peternak.
Penggunaan urin kerbau lumpur sebagai pupuk organik cair sebaiknya
melalui suatu proses fermentasi yaitu proses perubahan senyawa kompleks
menjadi senyawa yang lebih sederhana, karena proses fermentasi dapat
menigkatkan kandungan zat kimia dalam urin seperti nitrogen, posfat, kalium dan
air, mengurangi bau khas urin yang menyengat serta menghasilkan pupuk cair
yang tidak panas sehingga bagus diaplikasikan bagi tanaman.
Tujuan Penelitian
1. Mengetahui pengaruh pemberian feses, urin kerbau lumpur fermentasi dan
tanpa fermentasi terhadap produktivitas (tinggi tanaman, jumlah anakan,
produksi segar, produksi bahan kering) dan kandungan nutrisi (protein kasar,
serat kasar) rumput gajah mini (Pennisetum purpureum schamach).
2. Mengetahui pengaruh interaksi antara pemberian feses dan urin kerbau lumpur
dengan interval pemotongan terhadap produktivitas (tinggi tanaman, jumlah
anakan, produksi segar, produksi kering) dan kandungan nutrisi (protein kasar
dan serat kasar) rumput gajah mini (Pennisetum purpureum schamach).
3. Mengetahui pengaruh interval pemotongan terhadap produksi dan kandungan
nutrisi Pennisetum purpureum schamach.
Universitas Sumatera Utara
Kegunaan Penelitian
Penelitian ini berguna untuk melihat pengaruh pemberian feses, urin
kerbau lumpur terhadap produktivitas rumput gajah mini (Pennisetum purpureum
schamach) dan memberikan informasi tentang penggunaan feses dan urin kerbau
lumpur terhadap pertumbuhan dan produktivitas rumput gajah mini (Pennisetum
purpureum schamach) pada peneliti ataupun peternak.
Hipotesis Penelitian
1. Interval pemotongan meningkatkan produktivitas dan kandungan nutrisi
rumput gajah mini (Pennisetum purpureum schamach).
2. Pemberian feses, urin kerbau lumpur fermentasi dan non fermentasi
meningkatkan produktivitas dan kandungan nutrisi rumput gajah mini
(Pennisetum purpureum schamach).
3. Interaksi pemberian feses dan urin kerbau lumpur dengan interval pemotongan
meningkatkan produktivitas dan kandungan nutrisi rumput gajah mini
(Pennisetum purpureum schamach).
Universitas Sumatera Utara
Latar Belakang
Ternak kerbau lumpur merupakan ternak lokal yang hidup pada daerah
lembab, khususnya di daerah yang beriklim tropis. Kerbau lumpur sangat
menyukai air dan berpotensi untuk dikembangkan di pedesaan. Hal ini
sehubungan dengan peran yang ditunjukkan ternak kerbau sebagai penghasil
daging, susu dan tenaga kerja, sehingga ternak ini bisa juga disebut sebagai hewan
triguna. Selain itu hasil ikutan ternak kerbau yang memiliki potensi adalah kulit.
Kulit mempunyai potensi ekonomi yang cukup baik dan merupakan salah satu
komoditi ekspor juga sebagai bahan baku industri perkulitan dalam negeri
(Baruselli, 2001).
Masyarakat peternakan kebanyakan hanya memanfaatkan produk utama
dari peternakannya saja, tidak melihat masih banyak lagi peluang dari hasil
sampingnya seperti feses dan urin ternak tersebut. Hasil samping tersebut dapat
digunakan sebagai pupuk organik yang sangat bermanfaat dari tanaman
khususnya hijauan pakan ternak seperti rumput gajah mini (Pennisetum
Purpureum Schamach) yang mampu tumbuh diberbagai jenis tanah dan
merupakan rumput yang bernilai gizi tinggi serta disukai oleh ternak.
Di Indonesia kerbau memiliki peranan yang cukup penting bagi kehidupan
manusia, dari segi sosial maupun ekonomi dengan sistem pemeliharaan yang
bersifat tradisional dan merupakan peternakan rakyat. Keistimewaannya
dibandingkan sapi yaitu kemampuannya dalam memanfaatkan serat kasar, daya
adaptasinya terhadap daerah yang berkondisi buruk, serta bobot badannya yang
Universitas Sumatera Utara
relatif besar sehingga memungkinkan untuk dikembangkan sebagai ternak
penghasil daging yang baik (Lita, 2009).
Pemanfaatan limbah peternakan ini sebagai pupuk organik juga sangat
membantu para petani yang selama ini memakai pupuk buatan, karena harga
pupuk buatan yang tidak ekonomis dan penggunaan pupuk organik yang terusmenerus akan menyebabkan degradasi tanah, struktur tanah akan rusak sehingga
perkembangan akar tanaman akan terganggu, sehingga lahan akan menjadi lebih
sukar untuk diolah.
Jenis pupuk organik asal hewani yang sering dimanfaatkan oleh
masyarakat petani peternak selama ini yaitu pupuk organik padat (pupuk
kandang), sedangkan limbah cair (urin) masih belum banyak dimanfaatkan.
Sumber limbah cair (urin) ternak yang dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik
cair tersebut dapat kita peroleh dari ternak ruminansia contohnya ternak kerbau
lumpur Guntoro (2006) menyatakan bahwa urin kerbau lumpur dapat
dimanfaatkan sebagai pupuk organik cair karena mengandung nitrogen, posfat,
kalium dan air lebih banyak jika dibandingkan pada kotoran kerbau lumpur padat.
Pupuk organik cair dari urin kerbau lumpur ini merupakan pupuk yang mudah
larut pada tanah dan membawa unsur-unsur penting guna kesuburan tanah serta
mempunyai efek jangka panjang yang baik bagi tanah, yaitu dapat memperbaiki
struktur kandungan organik biologi dan fisika tanah karena memiliki banyak jenis
kandungan unsur hara yang diperlukan tanah.
Urin kerbau lumpur segar dalam proses fermentasi membutuhkan bakteri
pengurai dan juga sumber energi bagi bakteri pengurai tersebut. Diharapkan
dengan sentuhan inovasi teknologi dan penambahan bahan campuran yang tepat,
Universitas Sumatera Utara
limbah urin diproses (difermentasi) sebagai cara optimalisasi untuk menghasilkan
pupuk cair dengan kualitas dan kandungan hara tinggi sebagai nutrisi tanaman
khususnya kepada pertumbuhan dan produksi rumput gajah mini (Pennisetum
purpureum schamach) sehingga menjadikan salah satu pendapatan bagi setiap
peternak.
Penggunaan urin kerbau lumpur sebagai pupuk organik cair sebaiknya
melalui suatu proses fermentasi yaitu proses perubahan senyawa kompleks
menjadi senyawa yang lebih sederhana, karena proses fermentasi dapat
menigkatkan kandungan zat kimia dalam urin seperti nitrogen, posfat, kalium dan
air, mengurangi bau khas urin yang menyengat serta menghasilkan pupuk cair
yang tidak panas sehingga bagus diaplikasikan bagi tanaman.
Tujuan Penelitian
1. Mengetahui pengaruh pemberian feses, urin kerbau lumpur fermentasi dan
tanpa fermentasi terhadap produktivitas (tinggi tanaman, jumlah anakan,
produksi segar, produksi bahan kering) dan kandungan nutrisi (protein kasar,
serat kasar) rumput gajah mini (Pennisetum purpureum schamach).
2. Mengetahui pengaruh interaksi antara pemberian feses dan urin kerbau lumpur
dengan interval pemotongan terhadap produktivitas (tinggi tanaman, jumlah
anakan, produksi segar, produksi kering) dan kandungan nutrisi (protein kasar
dan serat kasar) rumput gajah mini (Pennisetum purpureum schamach).
3. Mengetahui pengaruh interval pemotongan terhadap produksi dan kandungan
nutrisi Pennisetum purpureum schamach.
Universitas Sumatera Utara
Kegunaan Penelitian
Penelitian ini berguna untuk melihat pengaruh pemberian feses, urin
kerbau lumpur terhadap produktivitas rumput gajah mini (Pennisetum purpureum
schamach) dan memberikan informasi tentang penggunaan feses dan urin kerbau
lumpur terhadap pertumbuhan dan produktivitas rumput gajah mini (Pennisetum
purpureum schamach) pada peneliti ataupun peternak.
Hipotesis Penelitian
1. Interval pemotongan meningkatkan produktivitas dan kandungan nutrisi
rumput gajah mini (Pennisetum purpureum schamach).
2. Pemberian feses, urin kerbau lumpur fermentasi dan non fermentasi
meningkatkan produktivitas dan kandungan nutrisi rumput gajah mini
(Pennisetum purpureum schamach).
3. Interaksi pemberian feses dan urin kerbau lumpur dengan interval pemotongan
meningkatkan produktivitas dan kandungan nutrisi rumput gajah mini
(Pennisetum purpureum schamach).
Universitas Sumatera Utara