Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Pijat Oksitosin Terhadap Pengeluaran ASI Pada Ibu Nifas Di Klinik Bersalin Sumiariani Medan Johor

1

BAB 1
PENDAHULUAN

1. Latar belakang
Salah satu target Millenium Development Goals 4 (MDGs4) adalah Bangsa
Indonesia harus mampu menurunkan angka kematian bayi menjadi 23/1000
kelahiran hidup pada tahun 2015 ( BAPPENAS, 2012 ). Angka kematian bayi di
Indonesia berdasarkan hasil survei demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI)
2012 memperlihatkan bahwa AKB sebesar 32 kematian per 1.000 kelahiran
hidup. Siaran pers dari UNICEF menjelaskan bahwa kematian sekitar 30 ribu bayi
Indonesia setiap tahunnya dapat dicegah melalui pemberian ASI secara eksklusif
selama enam bulan sejak kelahiran bayi. Pengetahuan para ibu di Indonesia terkait
ASI diduga masih minim, akibatnya berdasarkan Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) 2013, angka cakupan ASI di Indonesia hanya 42 persen. Angka ini
jelas di bawah target WHO yang mengharuskan cakupan ASI minimal 50 persen
(Unicef Indonesia, 2012).
Masalah menyusui pada masa pasca persalinan salah satunya adalah sindrom
ASI kurang, sehingga bayi merasa tidak puas setiap setelah menyusui, bayi sering
menangis atau bayi menolak menyusu, feses bayi keras, payudara tidak membesar

mengakibatkan gagalnya pemberian ASI pada bayi (Perinasia, 2011). Beberapa
faktor-faktor yang mempengaruhi produksi ASI kurang adalah tidak dilakukannya
persiapan puting terlebih dahulu dan kurangnya reflek oksitosin (Maryunani,
2012).

Salah satu cara untuk meningkatkan refleks oksitosin adalah dengan

melakukan pijat oksitosin. Pijat oksitosin

merupakan

stimulasi yang dapat

1
Universitas Sumatera Utara

2

merangsang reflek let down dan dapat membantu merangsang pelepasan hormon
oksitosi sehingga mempertahankan produksi ASI serta memberikan rasa nyaman

pada ibu (Depkes RI, 2007). Pijat oksitosin dilakukan disepanjang tulang
belakang mulai dari costa ke 5-6 sampai ke skapula dan dapat dilakukan selama 23 menit secara rutin 2 kali dalam sehari. Pemijatan pada daerah ini akan
mempercepat kerja parasimpatis yang merangsang kelenjar hipofisis posterior
untuk mengeluarkan oksitosin (Hamranani, 2010). Secara umum fungsi dari pijat
adalah melancarkan peredaran darah dan memberikan perasaan nyaman, segar,
dan kehangatan pada tubuh. Kondisi ini akan membantu ibu merasa rileks dan
terhidar dari stres (Sofia, 2011).
Berdasarkan penelitian Amin et al., (2011) tentang efektifitas masase rolling
(punggung) yang memiliki prosedur yang sama dengan pijat oksitosin terhadap
produksi ASI pada ibu post sectio caesarea di Rumah Sakit Muhammadiyah
Palembang, memperoleh hasil bahwa proporsi kelancaran ASI pada kelompok
yang dilakukan intervensi sebesar 93,5%. Kondisi psikologis ibu dapat
mempengaruhi produksi dan pengeluaran ASI. Derek (2005) mengatakn bahwa
ibu yang selalu dalam keadaan gelisah, kurang percaya diri, rasa tertekan,
ketakutan, pengunjung yang tidak simpatik dan berbagai bentuk ketegangan
emosional, dapat mengakibatkan ibu gagal dalam menyusui bayinya karena
kondisi ini dapat menghambat pengeluaran hormon oksitosin sehingga mencegah
masuknya air susu ke dalam pembuluh payudara. Penelitian yang dilakukan
Muliani (2014) menjelaskan bahwa ibu yang berada dalam kondisi psikologis
yang buruk karena merasa kacau, perasaan tertekan marah, sedih, dan terlalu


Universitas Sumatera Utara

3

lelah, mempengaruhi pengeluaran ASI setelah dilakukan pijat oksitosin. Selain
kondisi psikologis, Purnama (2013) juga mengatakan bahwa kenyamanan ibu dan
pelaksanaan pijat oksitosin juga yang mempengaruhi pengeluaran ASI sebagai
hasil dari pijat oksitosin.
Penelitian Dode et al., (2013) menyatakan bahwa dukungan keluarga juga
berpengaruh pada kelancaran pengeluaran ASI pada ibu nifas. Pijat oksitosin tidak
dapat dilakukan sendiri oleh ibu karena pijat ini dilakukan di sepanjang tulang
belakang. Oleh karena itu, ibu membutuhkan dukungan keluarga dalam
pelaksanaan pijat oksitosin khususnya keluarga yang paling dekat dengan ibu
yaitu suami. Friedman (2010) menjelaskan bahwa kedekatan dengan pasangan
dapat membuat seseorang orang percaya dari serta kebutuhan emosional dapat
tepenuhi. Dukungan petugas kesehatan juga sangat penting dalam keberhasilan
pijat oksitosin. Hasil penelitian Handayani dan Purwandari (2014) menjelaskan
bahwa dukungan petugas kesehatan sangat diperlukan untuk memandirikan ibu
dan keluarga dimana pemberdayaan ibu dan keluarga di rumah merupakan salah

satu fokus asuhan keperawatan maternitas di area komunitas.
Beberapa penelitian tentang pijat oksitosin diatas mendapatkan hasil bahwa
pijat oksitosin sangat berpengaruhi pada pengeluaran ASI pada ibu nifas.
Keberhasilan pijat oksitosin ini bisa dievaluasi setelah mengetahui faktor-faktor
yang mempengaruhi keberhasilan pijat oksitosin. Berdasarkan uraian diatas
peneliti tertarik meneliti “faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pijat
oksitosin terhadap pengeluaran ASI pada ibu nifas di klinik bersalin Suamiariani

Universitas Sumatera Utara

4

Medan johor”.

Alasan peneliti memilih Klinik Bersalin Sumiariani sebagai

tempat penelitian adalah karena di klinik ini telah dilakukan pijat oksitosin.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang maka dapat dirumuskan pertanyaan
penelitian yaitu, bagaimanakah faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan

pijat oksitosin terhadap pengeluaran ASI pada ibu nifas di Klinik Bersalin
Sumiariani Medan Johor?
3. Tujuan penelitian
3.1 Tujuan Umum
Penelitian

ini

bertujuan

untuk

mengetahui

faktor-faktor

yang

mempengaruhi keberhasilan pijat okstosin terhadap pengeluaran ASI pada ibu
nifas di Klinik Bersalin Sumiariani Medan Johor.

3.2 Tujuan Khusus
3.2.1 Untuk mengaetahui gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi
keberhasilan pijat okstosin terhadap pengeluaran ASI pada ibu nifas
di Klinik Bersalin Sumiariani Medan Johor.
3.2.1 Untuk mengetahui hubungan psikologis terhadap Pengeluaran ASI di
Klinik Bersalin Sumiariani Medan Johor.
3.2.2 Untuk mengetahui hubungan kenyamanan ibu terhadap Pengeluaran
ASI di Klinik Bersalin Sumiariani Medan Johor.
3.2.3 Untuk mengetahui hubungan pelaksanaan pijat oksitosin terhadap
Pengeluaran ASI di Klinik Bersalin Sumiariani Medan Johor.

Universitas Sumatera Utara

5

3.2.4 untuk

mengetahui

hubungan


dukungan

keluarga

terhadap

Pengeluaran ASI di Klinik Bersalin Sumiariani Medan Johor.
3.2.5 Untuk mengetahui hubungan dukungan petugas kesehatan terhadap
Pengeluaran ASI di Klinik Bersalin Sumiariani Medan Johor.
4. Manfaat Penelitian
4.1 Bagi Ibu Nifas
Penelitian ini diharapkan memberikan masukan dan informasi secara
objektif mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pijat
oksitosin sehingga dapat memotivasi ibu nifas dalam melakukan pijat
oksitosin.
4.2 Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan
Penelitian ini diharapkan menjadi informasi tambahan dan pengetahuan
peserta didik keperawatan tentang materi perkuliahan yang membahas
tentang pijat oksitosin.

4.3 Bagi Pelayanan kesehatan
Penelitian ini diharapkan menjadi informasi tambahan bagi petugas
kesehatan yang melakukan pijat oksitosin sehingga dapat memberikan
pelayanan yang holistik sesuai dengan kebutuhan klien.
4.4 Bagi Penelitian Keperawatan
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi tambahan bagi penelitian
lanjutan tentang pijat oksitosin pada ibu nifas.

Universitas Sumatera Utara