Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Pijat Oksitosin Terhadap Pengeluaran ASI Pada Ibu Nifas Di Klinik Bersalin Sumiariani Medan Johor
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Pijat Oksitosin
Terhadap Pengeluaran ASI Pada Ibu Nifas di Klinik Bersalin
Sumiariani Medan Johor
SKRIPSI
Oleh
Agnes Adelina Zega 111101057
(2)
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Pijat Oksitosin
Terhadap Pengeluaran ASI Pada Ibu Nifas di Klinik Bersalin
Sumiariani Medan Johor
SKRIPSI
Oleh
Agnes Adelina Zega 111101057
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
(3)
(4)
(5)
Prakata
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Pijat Oksitosin Terhadap Pengeluaran ASI Pada Ibu Nifas Di Klinik Bersalin Sumiariani Medan
Johor” yang menjadi salah satu syarat meraih gelar Sarjana di Fakultas
Keperawatan.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Nur Asiah S.Kep, Ns, M.Biomed selaku pembimbing yang telah memberikan banyak bimbingan, perhatian, dan petunjuk demi terselesainya skripsi ini.
Selanjutnya ucapan terima kasih kepada:
1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara
2. Ibu Erniyati, S.Kp, M.NS selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara
3. Ibu Evi Karota, S.Kp, M.NS selaku Pembantu Dekan II Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara
4. Bapak Ikhsanuddin Ahmad Harahap, S.Kp, M.NS selaku Pembantu Dekan III Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara
(6)
6. Dr. Siti Saidah Nasution, S.Kp, Ns, M.Kep, Sp.Mat selaku penguji kedua dan dosen pembimbing akademik saya yang telah membimbing saya selama perkuliahan ini.
7. Seluruh staf pengajar Fakultas Keperawatan USU.
8. Ibu Sumiariani, SST selaku pemilik Klinik Bersalin Sumiariani yang telah memberikan izin melakukan penelitian skripsi ini.
9. Ibu Dinni Suweni, S.Kep, Ns dan Ibu Restu Peutna Darwin, S.Kep, Ns yang telah bersedia memvalidkan kuesioner penelitian ini
10.Kedua orang tua saya, Enmawarlin Zega, SKM dan Darmawati Harefa, adik-adik saya, nenek dan tante, terima kasih untuk doa, dukungan semangat, kesabaran, dan kasih sayangnya yang menjadi sumber inspirasi bagi saya.
11.Sahabat- sahabat saya di Fakultas Keperawatan USU
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skipsi ini masih banyak kekurangan sehingga dengan penuh kerendahan hati penulis menerima kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini.
Medan, Juli 2015
Penulis \
(7)
Daftar Isi
halaman
Halaman Judul ... i
Halaman Pernyataan Orisinalitas ... ii
Halaman Pengesahan ... iii
Prakata ... iv
Daftar Isi... vi
Daftar Gambarl... viii
Daftar Tabel ... ix
Daftar Skema ... x
Abstrak ... xi
Abstract ... xii
Bab 1. Pendahuluan ... 1
1. Latar belakang ... 1
2. Rumusan masalah ... 4
3. Tujuan penelitian ... 4
3.1 Tujuan Umum ... 4
3.2 Tujuan Khusus... 4
4. Manfaat penelitian ... 5
Bab 2.Tinjauan Pustaka ... 6
1. Konsep nifas ... 6
2. Konsep laktasi ... 7
3. Pijat oksitosin... 11
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pijat oksitosin pada ibu nifas ... 13
Bab 3. Kerangka Penelitian... 17
1. Kerangka penelitian... 17
2. Definisi operasional... 18
Bab 4. Metodologi Penelitian... 20
1 Desain penelitian... 20
2. Populasi penelitian... 20
3. Sampel penelitian... 20
4. Lokasi dan waktu penelitian... 21
5. Pertimbangan etik... 21
6. Instrumen penelitian... 22
(8)
9. Analisa data... 25
Bab 5. Hasil dan Pembahasan ... 26
1. Hasil Penelitian... 26
1.1 Karakteristik demografi responden ... 26
1.2 Analisa Univariat ... 28
1.2.1 Gambaran Psikologi Responden ... 28
1.2.2 Gambaran Kenyamanan Responden ... 28
1.2.3 Gambaran Pelaksanaan Pijat Oksitosin Responden ... 29
1.2.4 Gambaran Dukungan Keluarga Responden ... 29
1.2.5 Gambaran Dukungan Petugas Kesehatan ... 30
1.3 Analisa Bivariat ... 30
1.3.1 Pengaruh Psikologi dengan Pengeluaran ASI .... 30
1.3.2 Pengaruh Kenyaman Ibu dengan Pengeluaran ASI ... 31
1.3.3 Pengaruh Pelaksanaan Pijat Oksitosin dengan Pengeluaran ASI ... 32
1.3.4 Pengaruh Dukungan Keluarga dengan Pengeluaran ASI ... 33
1.3.5 Pengaruh Dukungan Petugas Kesehatan dengan Pengeluaran ASI ... 34
2. Pembahasan ... 35
Bab 6. Kesimpulan dan Saran ... 40
1. Kesimpulan ... 40
2. Saran... 40
Daftar pustaka... ... 41
Lampiran 1. Lembar Penjelasan Kepada Responden... 44
Lampiran 2. Lembar Persetujuan Menjadi Responden ... 45
Lampiran 3. Kuesioner Penelitian ... 46
Lampiran 4. Lembar Bukti Bimbingan ... 49
Lampiran 5. Jadwal Tentatif Penelitian ... 50
Lampiran 6. Hasil Uji Realibilitas ... 51
Lampiran 7. Hasil Penelitian ... 52
Lampiran 8. Master Data ... 61
Lampiran 9. Taksasi Data ... 63
Lampiran 10. Riwayat Hidup ... 64
(9)
Daftar Gambar
halaman Gambar 2.1 Refleks oksitosin ... 10 Gambar 2.2 Pijat oksitosin ... 12
(10)
Daftar Tabel
halaman Tabel 3.1 Definisi Operasional faktor-faktor yang
mempengaruhi pijat Oksitosin pada ibu nifas
di klinik Bersalin Sumi Medan Johor ... 18 Tabel 5.1 Distribusi frekuensi dan persentase karakteristik demografi
responden berdasarkan umur, hari nifas, tingkat pendidikan,
pekerjaan dan pengeluaran ASI... 27 Tabel 5.2 Distribusi frekuensi dan persentase psikologi ibu nifas
Di Klinik Bersalin Sumiariani Medan Johor ... 28 Tabel 5.3 Distribusi frekuensi dan persentase kenyamanan ibu nifas
Di Klinik Bersalin Sumiariani Medan Johor ... 28 Tabel 5.4 Distribusi frekuensi dan persentase pelaksanaan
pijat oksitosin ibu nifas Di Klinik Bersalin Sumiariani
Medan Johor ... 29 Tabel 5.5 Distribusi frekuensi dan persentase dukungan keluarga
ibu nifas Di Klinik Bersalin Sumiariani Medan Johor ... 29 Tabel 5.6 Distribusi frekuensi dan persentase dukungan
petugas kesehatan Di Klinik Bersalin Sumiariani
Medan Johor ... 30 Tabel 5.7 Pengaruh Psikologi dengan Pengeluaran ASI ... 31 Tabel 5.8 Pengaruh Kenyaman Ibu dengan Pengeluaran ASI ... 32 Tabel 5.9 Pengaruh Pelaksanaan Pijat Oksitosin dengan
Pengeluaran ASI ... 33 Tabel 5.10 Pengaruh Dukungan Keluarga dengan Pengeluaran ASI ... 34 Tabel 5.11 Pengaruh Dukungan Petugas Kesehatan dengan
(11)
Daftar Skema
halaman Skema 3.1 Kerangka konsep faktor-faktor yang mempengaruhi
(12)
Judul : Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Pijat Oksitosin Terhadap Pengeluaran ASI Pada Ibu Nifas Di Klinik Bersalin Sumiariani Medan Johor
Nama : Agnes Adelina Zega
Nim : 111101057
Program : S1 Keperawatan Tahun Akademik : 2014/2015
ABSTRAK
Keberhasilan menyusui dapat didukung oleh pijat oksitosin. Pijat oksitosin merupakan salah satu cara yang efektif untuk merangsang sekresi oksitosin yang berperan dalam pengeluaran ASI. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pijat oksitosin terhadap pengeluaran ASI pada ibu nifas di Klinik Bersalin Sumiarian Medan Johor. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif dengan pendekatan potong lintang (cross sectional). Jumlah populasi pada penelitian ini adalah 36 orang dengan metode pengambilan sampel yaitu total sampling dengan menjadikan semua responden menjadi sampel. Analisa data dilakukan dengan menggunakan analisis chi- square. Hasil Penelitian ada hubungan antara psikologis terhadap pengeluaran ASI pada ibu nifas dengan p-value 0,000 ( < α 0,05). Ada hubungan antara kenyamanan ibu terhadap pengeluaran ASI pada ibu nifas dengan p-value 0,002 ( < α 0,05). Ada hubungan antara pelaksanaan pijat oksitosin terhadap pengeluaran ASI pada ibu nifas dengan p-value 0,000 ( < α 0,05). Ada hubungan antara dukungan keluarga terhadap pengeluaran ASI pada ibu nifas dengan p-value 0,000 ( < α 0,05). Ada hubungan antara dukungan petugas kesehatan terhadap pengeluaran ASI pada ibu nifas dengan p-value 0,008 ( < α 0,05). Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi keberhasilan pijat oksitosin yaitu faktor psikologis, kenyamanan ibu, pelaksanaan pijat oksitosin, dukungan keluarga dan dukungan petugas kesehatan memiliki hubungan terhadap pengeluaran ASI pada ibu nifas. Untuk itu, kepada petugas kesehatan diharapkan bisa memberikan informasi dan mempraktekkan pelaksanaan pijat oksitosin pada ibu nifas serta memotivasi ibu dan keluarga untuk melakukan dirumah. Untuk penelitian selanjutnya, dapat mempertimbangkan desain penelitian yang lain untuk mengetahui faktor yang paling dominan mempengaruhi keberhasilan pijat oksitosin terhadap pengeluaran ASI pada ibu nifas.
Kata kunci : Pijat oksitosin, pengeluaran ASI, Ibu nifas, faktor-faktor yang mempengaruhi
(13)
(14)
BAB 1 PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Salah satu target Millenium Development Goals 4 (MDGs4) adalah Bangsa Indonesia harus mampu menurunkan angka kematian bayi menjadi 23/1000 kelahiran hidup pada tahun 2015 ( BAPPENAS, 2012 ). Angka kematian bayi di Indonesia berdasarkan hasil survei demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 memperlihatkan bahwa AKB sebesar 32 kematian per 1.000 kelahiran hidup. Siaran pers dari UNICEF menjelaskan bahwa kematian sekitar 30 ribu bayi Indonesia setiap tahunnya dapat dicegah melalui pemberian ASI secara eksklusif selama enam bulan sejak kelahiran bayi. Pengetahuan para ibu di Indonesia terkait ASI diduga masih minim, akibatnya berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, angka cakupan ASI di Indonesia hanya 42 persen. Angka ini jelas di bawah target WHO yang mengharuskan cakupan ASI minimal 50 persen (Unicef Indonesia, 2012).
Masalah menyusui pada masa pasca persalinan salah satunya adalah sindrom ASI kurang, sehingga bayi merasa tidak puas setiap setelah menyusui, bayi sering menangis atau bayi menolak menyusu, feses bayi keras, payudara tidak membesar mengakibatkan gagalnya pemberian ASI pada bayi (Perinasia, 2011). Beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi produksi ASI kurang adalah tidak dilakukannya persiapan puting terlebih dahulu dan kurangnya reflek oksitosin (Maryunani, 2012). Salah satu cara untuk meningkatkan refleks oksitosin adalah dengan melakukan pijat oksitosin. Pijat oksitosin merupakan stimulasi yang dapat
(15)
merangsang reflek let down dan dapat membantu merangsang pelepasan hormon oksitosi sehingga mempertahankan produksi ASI serta memberikan rasa nyaman pada ibu (Depkes RI, 2007). Pijat oksitosin dilakukan disepanjang tulang belakang mulai dari costa ke 5-6 sampai ke skapula dan dapat dilakukan selama 2-3 menit secara rutin 2 kali dalam sehari. Pemijatan pada daerah ini akan mempercepat kerja parasimpatis yang merangsang kelenjar hipofisis posterior untuk mengeluarkan oksitosin (Hamranani, 2010). Secara umum fungsi dari pijat adalah melancarkan peredaran darah dan memberikan perasaan nyaman, segar, dan kehangatan pada tubuh. Kondisi ini akan membantu ibu merasa rileks dan terhidar dari stres (Sofia, 2011).
Berdasarkan penelitian Amin et al., (2011) tentang efektifitas masase rolling (punggung) yang memiliki prosedur yang sama dengan pijat oksitosin terhadap produksi ASI pada ibu post sectio caesarea di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang, memperoleh hasil bahwa proporsi kelancaran ASI pada kelompok yang dilakukan intervensi sebesar 93,5%. Kondisi psikologis ibu dapat mempengaruhi produksi dan pengeluaran ASI. Derek (2005) mengatakn bahwa ibu yang selalu dalam keadaan gelisah, kurang percaya diri, rasa tertekan, ketakutan, pengunjung yang tidak simpatik dan berbagai bentuk ketegangan emosional, dapat mengakibatkan ibu gagal dalam menyusui bayinya karena kondisi ini dapat menghambat pengeluaran hormon oksitosin sehingga mencegah masuknya air susu ke dalam pembuluh payudara. Penelitian yang dilakukan
(16)
lelah, mempengaruhi pengeluaran ASI setelah dilakukan pijat oksitosin. Selain kondisi psikologis, Purnama (2013) juga mengatakan bahwa kenyamanan ibu dan pelaksanaan pijat oksitosin juga yang mempengaruhi pengeluaran ASI sebagai hasil dari pijat oksitosin.
Penelitian Dode et al., (2013) menyatakan bahwa dukungan keluarga juga berpengaruh pada kelancaran pengeluaran ASI pada ibu nifas. Pijat oksitosin tidak dapat dilakukan sendiri oleh ibu karena pijat ini dilakukan di sepanjang tulang belakang. Oleh karena itu, ibu membutuhkan dukungan keluarga dalam pelaksanaan pijat oksitosin khususnya keluarga yang paling dekat dengan ibu yaitu suami. Friedman (2010) menjelaskan bahwa kedekatan dengan pasangan dapat membuat seseorang orang percaya dari serta kebutuhan emosional dapat tepenuhi. Dukungan petugas kesehatan juga sangat penting dalam keberhasilan pijat oksitosin. Hasil penelitian Handayani dan Purwandari (2014) menjelaskan bahwa dukungan petugas kesehatan sangat diperlukan untuk memandirikan ibu dan keluarga dimana pemberdayaan ibu dan keluarga di rumah merupakan salah satu fokus asuhan keperawatan maternitas di area komunitas.
Beberapa penelitian tentang pijat oksitosin diatas mendapatkan hasil bahwa pijat oksitosin sangat berpengaruhi pada pengeluaran ASI pada ibu nifas. Keberhasilan pijat oksitosin ini bisa dievaluasi setelah mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pijat oksitosin. Berdasarkan uraian diatas
peneliti tertarik meneliti “faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pijat oksitosin terhadap pengeluaran ASI pada ibu nifas di klinik bersalin Suamiariani
(17)
Medan johor”. Alasan peneliti memilih Klinik Bersalin Sumiariani sebagai tempat penelitian adalah karena di klinik ini telah dilakukan pijat oksitosin.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang maka dapat dirumuskan pertanyaan penelitian yaitu, bagaimanakah faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pijat oksitosin terhadap pengeluaran ASI pada ibu nifas di Klinik Bersalin Sumiariani Medan Johor?
3. Tujuan penelitian 3.1 Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pijat okstosin terhadap pengeluaran ASI pada ibu nifas di Klinik Bersalin Sumiariani Medan Johor.
3.2 Tujuan Khusus
3.2.1 Untuk mengaetahui gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pijat okstosin terhadap pengeluaran ASI pada ibu nifas di Klinik Bersalin Sumiariani Medan Johor.
3.2.1 Untuk mengetahui hubungan psikologis terhadap Pengeluaran ASI di Klinik Bersalin Sumiariani Medan Johor.
3.2.2 Untuk mengetahui hubungan kenyamanan ibu terhadap Pengeluaran ASI di Klinik Bersalin Sumiariani Medan Johor.
(18)
3.2.4 untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga terhadap Pengeluaran ASI di Klinik Bersalin Sumiariani Medan Johor.
3.2.5 Untuk mengetahui hubungan dukungan petugas kesehatan terhadap Pengeluaran ASI di Klinik Bersalin Sumiariani Medan Johor.
4. Manfaat Penelitian 4.1 Bagi Ibu Nifas
Penelitian ini diharapkan memberikan masukan dan informasi secara objektif mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pijat oksitosin sehingga dapat memotivasi ibu nifas dalam melakukan pijat oksitosin.
4.2 Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan
Penelitian ini diharapkan menjadi informasi tambahan dan pengetahuan peserta didik keperawatan tentang materi perkuliahan yang membahas tentang pijat oksitosin.
4.3 Bagi Pelayanan kesehatan
Penelitian ini diharapkan menjadi informasi tambahan bagi petugas kesehatan yang melakukan pijat oksitosin sehingga dapat memberikan pelayanan yang holistik sesuai dengan kebutuhan klien.
4.4 Bagi Penelitian Keperawatan
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi tambahan bagi penelitian lanjutan tentang pijat oksitosin pada ibu nifas.
(19)
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
1. Konsep Nifas
Masa nifas (puerperium), berasal dari bahasa latin, yaitu puer yang artinya bayi dan parous yang artinyamelahirkan atau berari masa setelah melahirkan. Masa nifas (puerperium) merupakan masa yang berlangsung selama 6 minggu sejak bayi lahir sampai organ-organ reproduksi kembali seperti keadaan sebelum hamil sebagai akibat dari adanya perubahan fisiologi psikologi karena proses kehamilan (Bobak, et al., 2005). Periode pemulihan pascapartum ini berlangsung sekitar 6 minggu atau sekitar 42 hari.
Rubin (1961, dalam Bobak, et al., 2005) menjelaskan bahwa adaptasi psikologi ibu pada masa nifas terbagi dalam 3 fase yaitu:
1. Fase menerima (taking in)
Terjadi pada 1-2 hari setelah persalinan, ibu masih pasif dan sangat bergantung pada orang lain sebagai respon terhadap peningkatan kebutuhan akan istirahat dan makanan, fokus perhatian terhadap tubuhnya sendiri. Ibu lebih mengingat pengalaman melahirkan dan persalinan yang dialami. 2. Fase taking hold
Terjadi pada hari3-4 setelah persalinan, ibu lebih berkonsentrasi pada kemampuannya dalam menerima tanggung jawab sepenuhnya terhadap perawatan bayi dan keinginan untuk melakukan segala sesuatu secara
(20)
Secara psikologis, ibu mungkin jenuh dengan banyaknya tanggung jawab sebagai orang tua dan perasaan kehilangan dukungan yang pernah diterima ketika hamil. Selain itu, keletihan setelah melahirkan diperburuk oleh tuntutan bayi yang banyak sehingga dengan mudah dapat timbul perasaan depresi. Ibu membutuhkan bimbingan dan dukungan dari keluarga, petugas kesehatan, dan orang-orang terdekat.
3. Fase letting go
Dialami setelah ibu dan bayi tiba di rumah. Ibu mulai secara penuh menyadari tanggung jawab sebagai seorang ibu dan menyadari bahwa kebutuhan bayi sangat bergantung pada dirinya.
2. Konsep Laktasi
Depkes RI (2005) mendefinisikan laktasi adalah keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi sampai proses bayi menghisap dan menelan ASI. Laktasi merupakan bagian integral dari siklus reproduksi mamalia termasuk manusia.
Laktasi mempunyai 2 pengertian yaitu pembentukan ASI (refleks prolaktin) dan pengeluaran ASI (reflek oksitosin/let down) (Perinasia, 2011).
a. Pembentukan ASI (refleks prolaktin)
Selama kehamilan terjadi perubahan-perubahan payudara terutama besarnya payudara yang disebabkan oleh adanya proliferasi sel-sel duktus laktiferus dan sel-sel kelenjar pembentukan ASI serta lancarnya peredaran darah pada payudara. Proses proliferasi ini dipengaruhi oleh hormon-hormon yang dihasilkan oleh plasenta, yaitu prolaktin, esterogen dan progesteron.
(21)
Hormon prolaktin merupakan suatu hormon yang disekresi oleh glandula pituitari dan memiliki peranan penting dalam memproduksi ASI. Kerja hormon ini dihambat oleh hormon plasenta. Dengan lepasnya atau keluarnya plasenta pada akhir proses persalinan, maka kadar esterogen dan progesteron berangsur-angsur menurun sampai pada tingkat dimana prolaktin dapat dilepaskan dan diaktifkan. Hormon prolaktin kemudian merangsang sel-sel alveoli yang berfungsi memproduksi air susu. Kadar prolaktin yang tinggi dipertahankan melalui efek menyusui, dan sekresi air susu yang banyak sekali mulai dan tampak secara klinis dua hingga tiga hari pascapartum. Menyusui melalui stimulasi puting susu memberi stimulasi terhadap pelepasan prolaktin. Tanpa stimulasi puting susu, kadar prolaktin menurun sampai pada kadar wanita tidak hamil. Dalam payudara, juga terdapat mekanisme lokal pengendalian air susu. Contohnya, pengeluaran air susu menstimulasi sintesis air susu dan jika air susu tidak dikeluarkna, sekresi berhenti selama periode beberapa hari. Kecepatan sintesis air susu dan banyaknya air susu yang diproduksi dapat bervariasi pada tiap payudara menurut frekuensi menyusui dan banyaknya air susu yang dikeluarkan. Pada ibu menyusui prolaktin akan meningkat dalam keadaan-keadaan seperti: a) Stress atau pengaruh psikis, b)Anestesi, c) Operasi, d) Rangsangan puting susu, e) Hubungan kelamin, dan f) Obat-obatan trangulizer hipotalamus seperti reserpin, klorpromazim, dan fenotiazid.
(22)
b. Pengeluaran ASI (Refleks oksitosin/let down reflex/milk ejection reflex) Proses pelepasan ASI atau sering disebut sebagai refleks letdown berada
dibawah kendali neouroendokrin. Rangsangan sentuhan pada payudara (hisapan bayi) akan merangsang produksi oksitosin oleh kelenjar hiposfisis posterior. Oksitosin memasuki darah dan menyebabkan kontraksi sel-sel myoepithel yang mengelilingi alveolus mamae dan duktus lactiferous. Kontraksi sel-sel myoepithel ini mendorong ASI keluar dari alveoli melalui duktus lactiferous menuju sinus lactiferous, tempat ASI disimpan. Pada saat bayi menghisap, ASI didalam sinus tertekan keluar, masuk kedalam mulut bayi. Beberapa tanda adanya refleks oksitosin menurut Depkes RI (2005) adalah: a) Rasa diperas atau tingling pada payudara sebelum dan selama menyusui, b) ASI keluar bila ibu memikirkan bayinya dan mendengar tangisannya, c) ASI menetes pada payudara yang lain bila bayi menyusui, d) Rasa sakit karena kontraksi rahim, kadang-kadang disertai keluarnya darah, waktu menyusui, dan e) Isapan pelan dan dalam serta menelan menunjukkan ASI mengalir kedalam mulut bayi.
Ikatan Dokter Anak Indonesia (2008) mengatakan bahwa hal-hal yang dapat meningkatkan produksi oksitosin, antara lain : a) Ibu dalam keadaan tenang, b) Mencium dan mendengarkan celotehan bayi dan tangisannya, c) Melihat dan memikirkan bayinya dengan perasaan kasih sayang, d) Memikirkan untuk menyusui bayi, e) Ayah menggendong bayi dan diberikan kepada saat akan menyusui, f) Ayah menggantikan popok dan memandikan bayi, g) Ayah bermain, menggendong, mendendangkan
(23)
nyanyian, dan membantu pekerjaan rumah tangga, h) Ayah memijat bayi. Sementara itu, hal-hal yang dapat mengurangi produksi oksitosin, antara lain: a) Ibu merasa takut jika menyusui dan merusak bentuk payudara, b) Ibu merasa khawatir produksi ASI-nya tidak cukup, c) Ibu merasa kesakitan, terutama saat menyusui, d) Ibu merasa sedih, cemas, kesal, dan bingung, e) Ibu merasa malu untuk menyusui, f) Ibu merasa kelelahan, dan g) Suami atau keluarga kurang mendukung dan tidak mengerti ASI.
Gambar 2.1 Refleks Oksitosin Sumber: Depkes RI, 2005
(24)
3. Pijat oksitosin
Salah satu cara yang dilakukan untuk mempelancar produksi ASI adalah dengan pijat oksitosin. Pijat oksitosin adalah suatu tindakan pemijatan tulang belakang mulai dari costa ke 5-6 sampai scapula atau tulang belikat akan mempercepat kerja saraf parasimpatis untuk menyampaikan perintah ke hipofisis posterior untuk mengeluarkan hormon oksitosin (Suherni, 2010; Hamranani, 2010). Pijat oksitosin dilakukan untuk merangsang refleks oksitosin atau refleks let down dan bisa dilakukan dengan bantuan keluarga terlebih suami. Secara umum, Pace (2001) mengatakan bahwa pijat secara signifikan dapat mempengaruhi system saraf perifer, meningkatkan rangsangan dan konduksi impuls saraf, melemahkan dan menghentikan rasa sakit serta meningkatkan aliran darah ke jaringan dan organ serta membuat otot menjadi fleksibel sehingga merasa nyaman dan rileks. Oleh karena itu, setelah dilakukan pijat oksitosin ini diharapkan ibu akan merasa rileks sehingga ibu tidak mengalami kondisi stress yang bisa menghambat refleks oksitosin.
Langkah-langkah pijat oksitosin menurut Depkes (2007) adalah sebagai berikut: 1) Posisikan ibu dalam keadaan nyaman
2) Meminta ibu untuk melepaskan baju bagian atas
3) Ibu miring kekanan atau kekiri dan memeluk bantal atau ibu duduk dikursi, kemudian kepala ditundukkan/ meletakkan diatas lengan.
4) Petugas kesehatan memasang handuk dipangkuan ibu
5) Petugas kesehatan melumuri kedua telapak tangan dengan minyak zaitun atau baby oil
(25)
6) Kemudian melakukan pijatan sepanjang kedua sisi tulang belakang ibu dengan menggunakan dua kepalan tangan dengan ibu jari menunjuk kedepan
7) Menekan kuat-kuat kedua sisi tulang belakang membentuk gerakan-gerakan melingkar kecil-kecil dengan kedua ibu jari
8) Pada saat yang bersamaan, memijat kedua sisi tulang belakang ke arah bawah, dari leher ke arah tulang belikat, selama 2-3 menit
9) Mengulangi pemijatan hingga 3 kali
10) Membersihkan punggung ibu dengan waslap yang sudah dibasahi air
Gambar 2.2 Pijat Oksitosin Sumber : Depkes RI, 2007
(26)
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pijat oksitosin pada ibu nifas Keberhasilan pijat oksitosin tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhinya. Hasil penelitian Purnama (2013) mengatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pijat oksitosin terhadap pengeluaran ASI adalah sebagai berikut:
4.1. Faktor psikologi
Persiapan psikologis ibu sangat menentukan keberhasilan menyusui (IDAI, 2008). Stress, khawatir, ketidakbahagiaan pada periode menyusui sangat berperan dalam mensukseskan pemberian ASI. Faktor-faktor ini akan diperkirakan dapat meningkatkan kadar epinefrin dan neroepinefrin yang selanjutnya akan menghambat transportasi oksitosin ke dalam payudara. Ada beberapa jenis stres yang umum dialami oleh ibu menyusui. Dari mulai khawatir akan kurangnya kuantitas produksi ASI, khawatir kualitas ASInya tidak cukup baik untuk sang bayi, takut bentuk tubuh atau payudaranya berubah, perubahan pola/gaya hidup (terutama bagi ibu yang menyusui anak pertama), merasa pemberian ASI kurang praktis bagi ibu yang bekerja, dan stres akibat kurangnya dukungan suami terhadap pemberian ASI sebagai makanan terbaik untuk bayi. Derek (2005) juga mengatakan bahwa produksi ASI ibu sangat dipengaruhi oleh faktor kejiwaan. Ibu yang selalu dalam keadaan gelisah, kurang percaya diri, rasa tertekan, ketakutan, pengunjung yang tidak simpatik dan berbagai bentuk ketegangan emosional, akan mengakibatkan ibu gagal dalam menyusui bayinya karena kondisi ini dapat menghambat pengeluaran hormon oksitosin sehingga mencegah masuknya ASI
(27)
ke dalam pembuluh payudara. Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Perinasia (2011) yang mengatakan bahwa produksi ASI sangat dipengaruhi oleh kejiwaan, ibu yang selalu dalam keadaan tertekan, sedih, kurang percaya diri dan berbagai bentuk ketegangan emosional akan menurunkan volume ASI bahkan produksi ASI berhenti sama sekali
4.2.Faktor kenyamanan ibu
Umumnya, ibu akan mengalami gangguan rasa nyaman segera setelah memasuki masa nifas. Bagi ibu yang menyusui gangguan rasa nyaman biasanya adalah rasa nyeri karena puting lecet yang disebabkan oleh posisi menyusui dan perlekatan bayi yang tidak tepat dan payudara bengkak yang disebabkan oleh air susu yang melimpah tidak keluar. Puting lecet dan payudara bengkak merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pengeluaran ASI. Ibu sering berhenti menyusui karena kondisi ketidaknyamanan yang ibu rasakan (Purnama, 2013). Rangsangan isapan bayi akan berkurang karena ibu berhenti menyusui sehingga pengeluaran ASI juga akan menurun (Suradi, 2004).
4.3. Pelaksanaan Pijat Oksitosin
Pijat oksitosin dilakukan di sepanjang kedua sisi tulang belakang ke arah bawah, dari leher kearah tulang belikat. Pijatan dilakukan dengan menekan kuat-kuat ke dua sisi tulang belakang menggunakan kepalan tangan dengan ibu jari menunjuk ke depan dan membentuk gerakan melingkar kecil-kecil
(28)
Purnama, 2013) menyatakan bahwa produksi ASI dengan menggunakan pijat oksitosin dan perawatan payudara lebih efektif apabila dilakukan sehari 2 kali, pagi dan sore. Pijat oksitosin bisa dilakukan dengan bantuan keluarga terlebih suami.
4.4. Dukungan keluarga
Dukungan keluarga (suami dan orang tua) sangat diperlukan untuk ketentraman ibu menyusui, selain itu nasehat dari mereka yang lebih berpengalaman akan membantu keberhasilan menyusui (Depkes RI, 2005). Seorang ayah dan lingkungan yang mengelilingi ibu sangat menentukan keberhasilan menyusui. Bahkan proses pemberian ASI itu sendiri memiliki aspek psikologis dan rohaniah antara ibu, bayi, dan seorang ayah, bukan hanya sekedar tempel dan biarkan menyusui saja (IDAI, 2008). Seorang suami mempunyai peran yang sangat baik dalam membantu ibu mencapai keberhasilan menyusui bayinya. Suami dan keluarga memiliki peran penting dalam menciptakan ketenangan, kenyamanan dan kasih sayang. Kebahagiaan, kenyamanan, dan ketenangan yang dirasakan ibu akan meningkatkan produksi hormon oksitosin sehingga ASI dapat mengalir dengan lancar (Permenegpp RI, 2010).
4.5. Dukungan petugas kesehatan
Dukungan petugas kesehatan sangat diperlukan untuk memandirikan dan memberdayakan ibu dan keluarga dirumah. Petugas kesehatan dalam hal ini perawat atau bidan memberikan informasi mengenai tentang pijat oksitosin dan melakukan pijat oksitosin. Selain itu, petugas kesehatan juga perlu memotivasi
(29)
ibu untuk melakukan pijat oksitosin secara mandiri .Petugas kesehatan dapat memberikan dukungan pada ibu dengan cara berkomunikasi, memberikan saran, dorongan dan penyuluhan untuk memfasilitasi kemampuan ibu dalam memberikan ASI (Purnama, 2013). Selain itu, motivasi dari petugas kesehatan juga bisa meningkatkan kepercayaan diri ibu, sehingga ibu bisa memiliki dorongan untuk melakukan pijat oksitosin dirumah (Tiok, 2008).
(30)
BAB 3
KERANGKA PENELITIAN
1. Kerangka Penelitian
Kerangka konseptual menjelaskan hubungan antara variabel bebas yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pijat oksitosin dengan variabel terikat yaitu pengeluaran ASI. Peneliti akan meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pijat oksitosin pada pengeluaran ASI.
Skema 3.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pijat oksitosin pada ibu nifas
Faktor-faktor yang
mempengaruhi keberhasilan pijat oksitosin:
1. Psikologi
2. Kenyamanan Ibu
3. Pelaksanaan pijat oksitosin 4. Dukungan keluarga
5. Dukungan petugas
kesehatan
Pengeluaran ASI
(31)
2. Definisi Operasional
Tabel 3.1 Definisi operasonal faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pijat oksitosin terhadap pengeluaran ASI pada ibu nifas di klinik bersalin Sumi Medan Johor
N o
Variabel Definisi
Operasional
Alat Ukur Skala Hasil Ukur
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pijat oksitosin terhadap pengeluaran ASI pada ibu nifas
Segala hal yang memberikan kontribusi pada keberhasilan pijat oksitosin pada ibu nifas di klinik bersalin Sumiariani Medan Johor a. Psikologis Kondisi kejiwaan
ibu menyusui yang bisa mempengaruhi keberhasilan pijat oksitosin terhadap pengeluaran ASI pada ibu nifas di klinik bersalin Sumiariani Medan Johor Kuesioner dengan 5 pernyataan
Ordinal 1. 5-10: kurang 2. 11-15: cukup 3. 16-20: baik
b. Kenyamanan Ibu Kondisi menyenangkan ibu menyusui yang bisa mempengaruhi keberhasilan pijat oksitosin terhadap perngeluaran ASI pada ibu nifas di klinik bersalin Sumiariani Medan Johor Kuesioner dengan 5 pernyataan
Ordinal 1. 5-10 : kurang 2. 11-15: cukup 3. 16-20: baik
c. Pelaksanaan pijat oksitosin Semua kegiatan yang dilakukan dalam Kuesioner dengan 5 pernyataan
Ordinal 1. 5-12 : kurang 2. 13-20: baik
(32)
keberhasilan pijat oksitosin terhadap pengeluaran ASI pada ibu nifas di klinik bersalin Sumiariani Medan Johor d. Dukungan
keluarga
Segala hal yang dilakukan oleh keluarga (suami, ibu mertua, ibu) pada ibu menyusui yang mempengaruhi keberhasilan pijat oksitosin terhadap pengeluran ASI pada ibu nifas di klinik bersalin Sumiariani Medan Johor Kuesioner dengan 5 pernyataan
Ordinal 1. 5-10 : kurang 2. 11-15:cukup 3. 16-20:baik
e. Dukungan petugas kesehatan
Segala hal yang yang dilakukan oleh petugas kesehatan (perawat atau bidan) yang mempengaruhi keberhasilan pijat okstosin terhadap pengeluaran ASI pada ibu nifas di klinik bersalin Sumiariani Medan Johor Kuesioner dengan 5 pernyataan
Ordinal 1. 5-10: kurang 2. 11-15:cukup 3. 16-20:baik
2 Pengeluaran ASI
Keterangan ibu sehubungan dengan
pengeluaran ASI Ibu dari hari 1-4 setelah
melahirkan
Kuesioner dengan 1 pernyataan
Nominal 1. Lancar, merembes 2. Tidak lancar,
(33)
BAB 4
METODOLOGI PENELITIAN
1. Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan rencana penelitian yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti dapat memperoleh jawaban terhadap pertanyaan penelitian (Setiadi, 2007). Penelitian ini menggunakan desain deskriptif deskriptif korelatif dengan pendekatan potong lintang (cross sectional) yaitu observasi dan pengukuran variabel independen dan dependen dilakukan pada satu waktu, setiap subjek hanya dikenai satu kali pengukuran tanpa dilakukan tindak lanjut (Suryono, 2008). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pengeluaran ASI sedangkan variabel independennya adalah psikologis, kenyamanan ibu, pelaksanaan pijat oksitosin, dukungan keluarga dan dukngan petugas kesehatan. 2. Populasi Penelitian
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti (Notoatmodjo, 2005). Populasi dalam penelitian ini adalah ibu nifas yang menyusui dan telah melakukan pijat oksitosin di Klinik Bersalin Sumiariani Medan Johor. Jumlah populasi pada penelitian ini adalah 36 orang ibu hamil yang melahirkan dari April-Mei 2015.
3. Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari populasi yang telah dipilih oleh peneliti dengan cara tertentu sehingga dianggap dapat mewakili populasinya (Sastroasmoro dan
(34)
kecil (Setiadi, 2007). Kriteria inklusi sampel adalah ibu nifas dari hari 1-4 dan melahirkan di klinik bersalin Sumiariani Medan Johor
4. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Klinik Bersalin Sumiariani Medan Johor. Adapun alasan pemilihan lokasi penelitian karena tersedianya sampel yang memadai, lokasi mudah dijangkau peneliti, dan penelitian tentang faktor faktor yang mempengaruhi keberhasilan pijat oksitosin belum pernah dilakukan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2014-Juli 2015.
5. Pertimbangan Etik
Penelitian ini dilakukan setelah peneliti mendapat persetujuan dari komite etik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara untuk melakukan penelitian. Setelah mendapat persetujuan, peneliti melaksanakan penelitian dengan melakukan pertimbangan etik. Kepada responden yang memenuhi kriteria sampel, peneliti menjelaskan tujuan dan prosedur penelitian. Lembar penjelasan persetujuan diberikan kepada responden, bila calon responden bersedia, maka responden dipersilahkan untuk menandatangani lembar persetujuan tersebut. Tetapi bila calon responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati keputusan responden. Penelitian ini tidak berisiko bagi individu yang menjadi responden, baik risiko fisik maupun psikologis. Kerahasiaan catatan mengenai data responden dijaga dengan cara tidak menuliskan nama responden pada lembar pengumpulan data tetapi peneliti membuat nomor kode pada setiap lembar pengumpulan data.
(35)
6. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan peneliti dalam pengumpulan data adalah angket terstruktur dalam bentuk kuesioner. Kuesioner penelitian disusun sendiri oleh peneliti dengan berpedoman pada tinjauan pustaka. Kuesioner terdiri dari 2 bagian yaitu kuesioner data demografi responden dan kuesioner faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pijat oksitosin.
6.1.Data Demografi Responden
Kuesioner data demografi meliputi umur, masa nifas, pendidikan, dan pekerjaan. Data yang didapat melalui kuesioner ini dideskripsikan dalam bentuk tabel distribusi dan persentase.
6.2.Kuesioner Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Pijat Oksitosin Pada Ibu Nifas
Kuesioner faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pijat oksitosin berisi 25 pernyataan tertutup dalam bentuk pernyataan positif dan negatif. Faktor psikologis terdiri dari 5 pernyataan yaitu pernyataan nomor 1-4 adalah pernyataan negatif dan pernyataan nomor 5 adalah pernyataan positif, faktor kenyamanan ibu terdiri dari 5 pernyataan yaitu pernyataan nomor 7 dan 8 adalah pernyataan positif dan pernyataan nomor 6,9 dan 10 adalah pernyataan negatif, faktor pelaksanaan pijat oksitosin terdiri dari 5 pernyataan positif dari nomor 11-15, faktor dukungan keluarga terdiri dari 5 pernyataan positif dari nomor 16-20, faktor dukungan petugas kesehatan terdiri dari 5
(36)
skala Likert dengan jawaban “selalu”, “sering”, “kadang-kadang” dan “tidak pernah”. Bobot nilai yang diberikan untuk jawaban “selalu”adalah 4, “sering”
adalah 3, “kadang-kadang” adalah 2 dan “tidak pernah” adalah 1. Nilai tertinggi adalah 20 dan nilai terendah adalah 5. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan pijat oksitosin dikategorikan dengan baik, cukup, kurang.. Kategori kelas ditentukan dengan memakai rumus statistik menurut Sudjana (2005).
P =
7. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Uji validitas digunakan untuk menguji apakah suatu instrumen valid sehingga instrumen tersebut dapat dijadikan alat ukur untuk mengukur apa yang seharusnya diukur menurut situasi dan kondisi tertentu (Setiadi, 2007). Uji validitas pada penelitian ini. Menggunakan validitas internal rasional (content validity) yang disusun mengacu pada isi yang dikehendaki. Uji validitas terhadap kuesioner pada penelitian ini dilakukan oleh 3 orang dosen yang ahli dalam bidang maternitas dan didapat hasil uji validitas dengan nilai 0,88.
Uji reliabilitas digunakan untuk menguji apakah suatu instrumen memiliki kesamaan hasil pengukuran apabila pengukuran dilakukan pada waktu yang berlainan dan pada orang berbeda (Setiadi, 2007). Uji reliabilitas ini dilakukan setelah pengumpulan data pada sampel yang diasumsikan memiliki karakteristik
(37)
yang sama dengan kelompok sampel. Uji reliabilitas ini menggunakan rumus cronbach’s alpha. Pernyataan dikatakan reliabel jika hasil memiliki nilai lebih besar dari 0.71. Uji reliabilitas instrumen penelitian ini dilakukan pada 10 orang responden di Klinik Bersalin Sumiariani dengan kriteria yang sama dengan responden penelitian. Hasil uji reliabilitas instrumen adalah 0,968, sehingga dapat disimpulkan instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah reliabel. 8. Pengumpulan Data
Peneliti terlebih dahulu mengajukan surat permohonan izin pelaksanaan penelitian melalui bagian pendidikan Fakultas Keperawatan Sumatera Utara. Setelah mendapat surat izin, peneliti menyampaikan surat izin penelitian ke Klinik Bersalin Sumiariani Medan Johor. Peneliti bersama pihak klinik Bersalin Sumiariani memberitahu kepada reponden serta mengkonfirmasi kesediaannya untuk menjadi responden penelitian. Setelah mendapat persetujuan, Peneliti kemudian mencatat alamat responden dan mendatangi responden dialamat yang telah ditulis. Peneliti memperkenalkan diri kepada responden dan selanjutnya menjelaskan tujuan dan prosedur penelitian. Lembar persetujuan diberikan kepada responden, bila calon responden bersedia, maka responden dipersilahkan untuk menandatangani lembar persetujuan tersebut. Tetapi bila calon responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati keputusan responden. Peneliti memberikan waktu selama kurang lebih 30 menit kepada responden untuk mengisi kuesioner. Responden diberi kesempatan untuk bertanya selama
(38)
kelengkapan jawaban responden sesuai pertanyaan kuesioner kemudian seluruh data dikumpulkan untuk dianalisa.
9. Analisa Data
Setelah semua data pada kuesioner terkumpul, maka dilakukan analisa data melalui beberapa tahap. Pertama mengecek kelengkapan data dari responden dan memastikan bahwa semua jawaban telah terisi kemudian data yang sesuai diberi kode untuk memudahkan peneliti dalam melakukan tabulasi dan analisa data dengan menggunakan teknik komputerisasi yang juga ditampilkan dalam bentuk tabel frekuensi dan persentase. Analisa data yang digunakan adalah analisa data univariat dan bivariat. Analisa data univariat untuk mendapatkan gambaran data demografi meliputi umur, masa nifas, pendidikan, dan pekerjaan serta frekuensi masing-masing variabel yaitu psikologis, kenyamanan ibu, pelaksanaan pijat oksitosin, dukungan keluarga, dukungan petugas kesehatan, dan pengeluaran ASI. Analisa data bivariat digunakan untuk melihat hubungan antara variabel independen dan variabel dependen dengan mengunakan analisis uji chi square.
(39)
BAB 5
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini diuraikan hasil penelitian dan pembahasan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pijat oksitosin terhadap pengeluaran ASI ibu nifas di Klinik Bersalin Sumiariani Medan Johor. Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 1 April-9 Mei 2015 dan data diperoleh dari 36 ibu nifas yang memenuhi kriteria sampel. Penyajian hasil penelitian ini meliputi deskriptif karakteristik responden dan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pijat oksitosin terhadap pengeluaran ASI di Klinik Bersalin Sumiariani Medan Johor.
1. Hasil Penelitian
1.1 Karakteristik Demografi Responden
Hasil penelitian tentang karakteristik responden diperoleh hasil bahwa mayoritas responden sebanyak 33 orang (91,7%) berada pada rentang usia 20-35 tahun, sebanyak 17 orang (47,2%) berada pada hari nifas ke 4, sebanyak 25 orang (69,4%) dengan pendidikan terakhir SMA/Sederajat, sebanyak 35 orang (97,2%) ibu tidak bekerja, dan sebanyak 23 orang (63,9 %) dengan pengeluaran ASI lancar dan merembes. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5.1 dibawah ini.
(40)
Tabel 5.1 Distribusi frekuensi dan persentase karakteristik demografi responden berdasarkan umur, hari nifas, tingkat pendidikan, pekerjaan dan pengeluaran ASI (n=36)
Karakteristik Responden Frekuensi Persentase%
Umur
<20 tahun 1 orang 2,8%
20-35 tahun 33 orang 91,7%
>35 tahun 2 orang 5,6%
Hari Nifas
1 0 orang 0%
2 11 orang 30,6%
3 8 orang 22,2%
4 17 orang 47,2%
Pendidikan
SD/Sederajat 0 orang 0%
SMP/Sederajat 3 orang 8,3%
SMA/Sederajat 25 orang 69,4%
Perguruan tinggi 8 orang 22,2%
Pekerjaan
Bekerja 1 orang 2,8%
Tidak bekerja 35 orang 97,2%
Pengeluaran ASI
Lancar, merembes 23 orang 63,9%
(41)
1.2 Analisa Univariat
1.2.1 Gambaran Psikologi Responden
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil bahwa sebanyak 27 responden (75%) dengan kondisi psikologi yang baik.
Tabel 5.2 Distribusi frekuensi dan persentase psikologi ibu nifas di Klinik Bersalin Sumiariani Medan Johor (n=36)
Psikologi Frekuensi Persentase
(n) (%)
Baik 27 75
Cukup 9 25
1.2.2 Gambaran Kenyamanan Responden
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil bahwa sebanyak 21 responden (58,3%) dengan kenyamanan yang baik.
Tabel 5.3 Distribusi frekuensi dan persentase Kenyamanan ibu nifas di Klinik Bersalin Sumiariani Medan Johor (n=36)
Kenyamanan Ibu Frekuensi Persentase
(n) (%)
Baik 21 58,3
(42)
1.2.3 Gambaran Pelaksanaan Pijat Oksitosin Responden
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil bahwa sebanyak 23 responden (63,9%) melaksanakan pijat oksitosin dengan baik.
Tabel 5.4 Distribusi frekuensi dan persentase pelaksanaan pijat oksitosin di Klinik Bersalin Sumiariani Medan Johor (n=36)
Pelaksanaan Pijat Frekuensi Persentase
Oksitosin (n) (%)
Baik 23 63,9
Kurang baik 13 36,1
1.2.4 Gambaran Dukungan Keluarga Responden
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil bahwa sebanyak 21 responden (58,3%) mendapat dukungan keluarga yang baik.
Tabel 5.5 Distribusi frekuensi dan persentase Dukungan keluarga pada ibu nifas di Klinik Bersalin Sumiariani Medan Johor (n=36)
Dukungan Keluarga Frekuensi Persentase
(n) (%)
Baik 21 58,3
(43)
1.2.4 Gambaran Dukungan Petugas Kesehatan
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil bahwa sebanyak 16 responden (44,4%) mendapat dukungan petugas kesehatan yang baik.
Tabel 5.6 Distribusi frekuensi dan persentase dukungan petugas kesehatan padai ibu nifas di Klinik Bersalin Sumiariani Medan Johor (n=36)
Dukungan Petugas Frekuensi Persentase
Kesehatan (n) (%)
Baik 16 44,4
Cukup 20 55,6
1.3 Analisa Bivariat
Analisa bivariat dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel independen (psikologi, kenyamanan ibu, pelaksanaan pijat oksitosin, dukungan keluarga, dan dukungan petugas kesehatan) dengan variabel dependen (pengeluaran ASI).
1.3.1 Hubungan Psikologi dengan Pengeluaran ASI
Setelah dilakukan uji chi-square hubungan psikologi dengan Pengeluaran ASI diperoleh hasil bahwa responden dengan pengeluaran ASI lancar dan merembes dengan kondisi psikologi yang baik sebanyak 22 responden (61,1 %), responden dengan pengeluaran ASI lancar dan merembes
(44)
kondisi psikologi yang baik sebanyak 5 responden (23,9%), dan responden dengan pengeluaran ASI tidak lancar dan sedikit dengan kondisi psikologi yang cukup dan kurang sebanyak 8 responden (22,2%).
Tabel 5.7 Hubungan Psikologi dengan Pengeluaran ASI (n=36)
Psikologi Pengeluaran ASI Total p
Lancar, Tidak Lancar, Merembes sedikit
n % n % n %
Baik 22 61,1 5 13,9 27 75 0,000
Cukup 1 2,8 8 22,2 9 25
Total 23 63,9 13 36,1 36 100
Berdasarkan hajil uji statistik chi-square didapat p value 0,000 (< α 0,05), maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara psikologi dengan pengeluaran ASI.
1.3.2 Hubungan Kenyamanan Ibu dengan Pengeluaran ASI
Setelah dilakukan uji chi-square hubungan kenyamanan dengan Pengeluaran ASI diperoleh hasil bahwa responden dengan pengeluaran ASI lancar dan merembes dengan kenyamanan yang baik sebanyak 19 responden (52,8 %), responden dengan pengeluaran ASI lancar dan merembes dengan kenyamanan yang cukup dan kurang sebanyak 4 responden (11,1%), responden dengan pengengeluaran ASI tidak lancar dan sedikit dengan kenyamanan yang baik sebanyak 2 responden (5,6%), dan responden dengan pengeluaran ASI tidak lancar dan sedikit dengan kenyamanan yang cukup dan kurang sebanyak 11 responden (30,6%).
(45)
Tabel 5.8 Hubungan Kenyaman Ibu dengan Pengeluaran ASI (n=36)
Kenyamanan Pengeluaran ASI Total p
Ibu Lancar, Tidak Lancar,
Merembes sedikit
n % n % n %
Baik 19 52,8 2 5,6 21 58,3 0,000
Cukup 4 11,1 11 30,6 15 41,7
Total 23 63,9 13 36,1 36 100
Berdasarkan hasil uji statistik chi-square didapat p value 0,000 (< α 0,05), maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara kenyamanan ibu dengan pengeluaran ASI.
1.3.3 Hubungan Pelaksanaan Pijat Oksitosin dengan Pengeluaran ASI Setelah dilakukan uji chi-square hubungan pelaksanaan pijat oksitosin dengan pengeluaran ASI diperoleh hasil bahwa responden dengan pengeluaran ASI lancar dan merembes pelaksanaan pijat oksitosin yang baik sebanyak 19 responden (52,8 %), responden dengan pengeluaran ASI lancar dan merembes dengan pelaksanaan pijat oksitosin yang kurang baik sebanyak 4 responden (11,1%), responden dengan pengengeluaran ASI tidak lancar dan sedikit dengan pelaksanaan pijat oksitosin baik sebanyak 4 responden (11,1%), dan responden dengan pengeluaran ASI tidak lancar dan sedikit dengan pelaksanaan pijat oksitosin yang kurang baik sebanyak 9 responden (25%).
(46)
Tabel 5.9 Hubungan Pelaksanaan pijat oksitosin dengan Pengeluaran ASI (n=36)
Pelaksanaan Pengeluaran ASI Total p
Pijat Oksitosin Lancar, Tidak Lancar, Merembes sedikit
n % n % n %
Baik 19 52,8 4 11,1 23 63,9 0,002
Kurang baik 4 11,1 9 25 13 36,1
Total 23 63,9 13 36,1 36 100
Berdasarkan hasil uji statistik chi-square didapat p value 0,002 (< α 0,05), maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara pelaksanaan pijat oksitosin dengan pengeluaran ASI.
1.3.4 Hubungan Dukungan Keluarga dengan Pengeluaran ASI
Setelah dilakukan uji chi-square hubungan dukungan keluarga dengan Pengeluaran ASI diperoleh hasil bahwa responden dengan pengeluaran ASI lancar dan merembes dengan dukungan keluarga yang baik sebanyak 19 responden (52,8 %), responden dengan pengeluaran ASI lancar dan merembes dengan dukungan keluarga yang cukup dan kurang sebanyak 4 responden (11,1%), responden dengan pengengeluaran ASI tidak lancar dan sedikit dengan dukungan keluarga yang baik sebanyak 2 responden (5,6%), dan responden dengan pengeluaran ASI tidak lancar dan sedikit dengan dukungan keluarga yang cukup dan kurang sebanyak 11 responden (30,6%).
(47)
Tabel 5.10 Hubungan Dukungan Keluarga dengan Pengeluaran ASI (n=36)
Dukungan Pengeluaran ASI Total p
Keluarga Lancar, Tidak Lancar,
Merembes sedikit
n % n % n %
Baik 19 58,2 2 5,6 21 58,3 0,000
Cukup 4 11,1 11 30,6 15 41,7
Total 23 63,9 13 36,1 36 100
Berdasarkan hasil uji statistik chi-square didapat p value 0,000 (< α 0,05), maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan pengeluaran ASI.
1.3.5 Hubungan Dukungan Petugas kesehatan dengan Pengeluaran ASI Setelah dilakukan uji chi-square hubungan dukungan petugas kesehatan dengan Pengeluaran ASI diperoleh hasil bahwa responden dengan pengeluaran ASI lancar dan merembes dengan dukungan petugas kesehatan baik sebanyak 14 responden (38,9 %), responden dengan pengeluaran ASI lancar dan merembes dengan dukungan petugas kesehatan cukup dan kurang sebanyak 9 responden (25 %), responden dengan pengengeluaran ASI tidak lancar dan sedikit dengan dukungan petugas kesehatan baik sebanyak 2 responden (5,6%), dan responden dengan pengeluaran ASI tidak lancar dan sedikit dengan dukungan petugas kesehatan cukup dan kurang sebanyak 11 responden (30,6%).
(48)
Tabel 5.11 Hubungan Dukungan Petugas Kesehatan dengan Pengeluaran ASI (n=36)
Dukungan Pengeluaran ASI Total p
Petugas Lancar, Tidak Lancar,
Kesehatan Merembes sedikit
n % n % n %
Baik 14 38,9 2 5,6 16 44,4 0,008
Cukup 9 25 11 30,6 20 55,6
Total 23 63,9 13 36,1 36 100
Berdasarkan hasil uji statistik chi-square didapat p value 0,008 (< α 0,05), maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara dukungan petugas kesehatan dengan pengeluaran ASI.
2. Pembahasan
2.1 Hubungan Psikologi dengan Pengeluaran ASI
Hasil uji statistik chi-square menyatakan bahwa adanya hubungan yang signifikan antara psikologis dengan pengeluaran ASI dengan nilai p value 0,000. Hal ini sejalan dengan pendapat Derek (2005) yang mengatakan bahwa produksi ASI ibu sangat dipengaruhi oleh faktor kejiwaan. Faktor kejiwaan tersebut antara lain gelisah, kurang percaya diri, rasa tertekan, ketakutan, pengunjung yang tidak simpatik dan berbagai bentuk ketegangan emosional akan diperkirakan dapat meningkatkan kadar epinefrin dan neroepinefrin yang selanjutnya akan menghambat transportasi oksitosin ke dalam payudara sehingga mengakibatkan ibu gagal dalam menyusui bayinya. Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Perinasia (2011) yang mengatakan bahwa produksi ASI sangat dipengaruhi oleh
(49)
berbagai bentuk ketegangan emosional akan menurunkan volume ASI bahkan produksi ASI berhenti sama sekali. Hal ini juga sejalan dengan hasil penelitian Muliani (2014) yang mengatakan bahwa ibu yang sudah dilakukan pijat oksitosin tetapi pengeluaran ASInya tidak mengalami peningkatan berada dalam kondisi dengan pikiran yang tidak tenang.
2.2 Hubungan Kenyamanan Ibu dengan Pengeluaran ASI
Selain faktor psikologis, kenyamanan ibu juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan pijat oksitosin. Hasil uji statistik chi-square menyatakan bahwa adanya hubungan yang signifikan antara kenyamanan ibu dengan pengeluaran ASI dengan nilai p value 0,000. Umumnya, ibu akan mengalami gangguan rasa nyaman segera setelah memasuki masa nifas (Bobak, 2005). Bagi ibu yang menyusui gangguan rasa nyaman biasanya adalah rasa nyeri karena puting lecet yang disebabkan oleh posisi menyusui dan perlekatan bayi yang tidak tepat dan payudara bengkak yang disebabkan oleh air susu yang melimpah tidak keluar. Rasa nyeri yang ditimbulkan juga akan membuat ibu sering berhenti menyusui karena kondisi ketidaknyamanan yang ibu rasakan (Purnama, 2013). Rangsangan isapan bayi akan berkurang karena ibu berhenti menyusui sehingga pengeluaran ASI juga akan menurun (Suradi, 2004).
Kondisi ibu nifas dengan gangguan rasa nyaman ini dapat diatasi dengan melakukan pijat oksitosin. Pace (2001) mengatakan bahwa pijat secara signifikan dapat mempengaruhi system saraf perifer, meningkatkan rangsangan dan
(50)
meningkatkan aliran darah ke jaringan dan organ serta membuat otot menjadi fleksibel sehingga merasa nyaman dan rileks.
2.3 Hubungan Pelaksanaan Pijat Oksitosini dengan Pengeluaran ASI
Hasil uji statistik chi-square menyatakan bahwa adanya hubungan yang signifikan antara pelaksanaan pijat oksitosin dengan pengeluaran ASI dengan nilai p value 0,002. Ada beberapa responden yang melakukan pijat oksitosin tapi pengeluaran ASInya tidak lancar. Hal ini disebabkan oleh karena responden melakukan pijat oksitosin kurang dari 2-3 kali dalam sehari. Selain itu posisi melakukan pijat yang kadang-kadang salah.
Hal ini sejalan dengan penelitian Ummah (2014) yang mendapatkan hasil bahwa pelaksanaan pijat oksitosin yang dilakukan dengan baik akan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pengeluaran ASI.
2.4 Hubungan Dukungan Keluarga dengan Pengeluaran ASI
Hasil uji statistik chi-square menyatakan bahwa adanya hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan pengeluaran ASI dengan nilai p value 0,000. Ibu yang menyusui sangat penting merasakan kebahagiaan, kenyamanan, dan ketenangan untuk meningkatkan produksi hormon oksitosin sehingga ASI dapat mengalir dengan lancar (Permenegpp RI, 2010). Kebahagian, kenyamanan, dan ketenangan ini dapat diperoleh ibu ketika adanya dukungan dari keluarga dalam hal ini suami, orang tua atau anggota keluarga yang lain. Hal ini didukung oleh Depkes RI (2005) yang mengatakan bahwa dukungan keluarga (suami dan orang tua) sangat diperlukan untuk ketentraman ibu menyusui, selain itu nasehat dari mereka yang lebih berpengalaman akan membantu keberhasilan menyusui.
(51)
Hal ini juga sejalan dengan pernyataan Friedman (2010) yang mengatakan bahwa setelah lahirnya anak pertama, keluarga akan mengalami penyesuaian fungsi dan tanggung jawab. Kehadiran bayi membutuhkan perubahan peran suami dan istri. Dukungan yang diberi oleh keluarga mampu berfungsi untuk meningkatkan kemampuan, kepandaian, dan akan sehingga mempercepat adaptasi terhadap suasana yang baru (Fredman, 2010).
Hasil penelitian Juarni (2014) tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perawatan payudara pada ibu nifas mengatakan bahwa Ibu nifas yang mendapat dukungan keluarga akan semakin termotivasi melakukan perawatan payudara, sedangkan keluarga yang mau membantu melakukan perawatan payudara akan membuat ibu lebih tenang dan nyaman.Mendapat dukungan penuh dari keluarga, akan mendorong ibu untuk semakin termotivasi untuk melakukan pijat oksitosin selain itu menanyakan perasaan ibu setelah melakukan pijat oksitosin akan membuat ibu merasa diperhatikan sehingga ibu akan semakin percaya diri dan mendapatkan kebahagiaan, kenyamanan, dan ketenangan yang akan meningkatkan produksi hormon oksitosin sehingga ASI dapat mengalir dengan lancar dan pijat oksitosin berhasil.
2.5 Hubungan Dukungan Petugas Kesehatan dengan Pengeluaran ASI
Hasil uji statistik chi-square menyatakan bahwa adanya hubungan yang signifikan antara dukungan petugas kesehatan dengan pengeluaran ASI dengan nilai p value 0,008. Dukungan petugas kesehatan sangat diperlukan untuk
(52)
Mereka yang pertama-tama memberikan informasi dan pendidikan kesehatan kepada ibu nifas khususnya dalam hal ini tentang pijat oksitosin. Petugas kesehatan tersebut diharapkan agar selalu mempunyai sikap positif terhadap penyusuan dini. Mereka diharapkan dapat memahami, menghayati dan mau mempraktekkan pijat oksitosin. Selain juga petugas kesehatan perlu memotivasi ibu nifas dan keluarga untuk melakukan pijat oksitosin ketika sudah pulang ke rumah.
Hasil penelitian Handayani dan Purwandari (2014) mengatakan bahwa kemampuan ibu dan keluarga dalam melakukan pijat oksitosin tidak bisa dipisahkan dari pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dari petugas kesehatan. Petugas kesehatan memberikan informasi dan dan mempraktekkan bagaimana cara melakukan cara pijat oksitosin pada ibu dan keluarga. Pendidikan kesehatan dari petugas kesehatan dapat menghindari dari pemahaman dan kebiasaan yang salah. Selain itu, motivasi dari petugas kesehatan juga bisa meningkatkan kepercayaan diri ibu, sehingga ibu bisa memiliki dorongan untuk melakukan pijat oksitosin dirumah (Tiok, 2008).
(53)
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan
Hasil penelitian dan pembahasan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pijat oksitosin terhadap pengeluaran ASI pada ibu nifas di Klinik Bersalin Sumiariani Medan Johor dapat disimpulkan bahwa ada hubungan faktor psikologis, kenyamanan ibu, pelaksanaan pijat oksitosin, dukungan keluarga dan dukungan petugas kesehatan terhadap pengeluaran ASI pada ibu nifas.
2. Saran
2.1 Untuk Pelayanan Kesehatan
Petugas kesehatan diharapkan mengajarkan pijat oksitosin kepada ibu nifas dan keluarga serta memotivasi ibu dan keluarga untuk mampu melakukan pijat oksitosin secara mandiri dirumah.
2.2 Untuk Penelitian Keperawatan
Peneliti selanjutnya dapat dilakukan dengan mempertimbangkan desain penelitian yang lain untuk mengetahui faktor yang paling dominan mempengaruhi keberhasilan pijat oksitosin terhadap pengeluaran ASI pada ibu nifas.
(54)
DAFTAR PUSTAKA
Amin, M., Rehana., Jaya, H. (2011). Efektifitas Massase Rolling (Punggung) terhadap Produksi ASI pada Ibu Post Operasi Sectio Caesarea di RS Muhammadiyah Palembang. Diunduh tanggal 15 Oktober 2014, dari http://poltekkespalembang.ac.id/userfiles/files/efektifitas_massase_rolling_ %28punggung%29.pdf
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakti. Jakarta: Rineka Cipta.
BAPPENAS, (2012). Laporan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium Di Indonesia 2011. Jakarta.
Bobak, Lowdermik, dan Jensen. (2005). Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Edisi 4. Jakarta: EGC.
Cunningham, dkk. (2013). Obstetri Williams, Edisi 23. Jakarta: EGC.
Dahlan, M. Sopiyudin. (2008). Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.
Departemen Kesehatan RI. (2005). Manajemen Laktasi: Buku Pedoman untuk Bidan dan Petugas Kesehatan di Puskesmas. Jakarta : Depkes RI.
Departemen Kesehatan RI. (2007). Manajemen Laktasi: Diet Gizi Masyarakat. Jakarta: Depkes RI.
Dode, dkk. (2013). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kelancaran Pengeluaran ASI Pada Ibu Nifas di Ruang Nifas Rumah Sakit TK II Pelamonia Makassar. Diunduh tanggal 28 September 2014, dari http://download.portalgaruda.org/article.php?article=86994&val=4941&title Friedman, dkk. (2010). Buku Ajar Keperawatan Keluarga Riset, Teori dan
Praktik. Jakarta: EGC.
Hamranani. (2010). Pengaruh Pijat Oksitosin Terhadap Involusi Uteri Pada Ibu Postpartum dengan Persalinan Lama di Rumah Sakit Wilayah Kabupaten Klaten. Tesis Tidak Dipublikasikan, UI, Depok, Jakarta
Handayani, S., & Purwandara, K. P. (2014). Efektifitas Pelatihan Perawatan Payudara Metode Massage Rolling (Punggung) Terhadap Keterampilan Kader Kesehatan Wilayah Kerja Puskesmas Baturetno. Diunduh tanggal 22
(55)
Juni 2015 dari http://download.portalgaruda.org/article.php?article=86994&val=4941&title =
IDAI. (2008). Bedah ASI. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Juarni. (2014). Fakto-Fktor yang Mempengaruhi Perawatan Payudara Pada Ibu Nifas yang Menyusui di Puskesma Suka Mulia Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan raya. Diunduh tanggal 2 Februari 2015 dari http://simtakp.uui.ac.id/docjurnal/JUARNI-jurnal_juarni.pdf
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia. (2010). Pedoman Peningkatan Penerapan 10 Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui yang Responsif Gender Bagi Pusat dan Daerah. Diunduh tanggal 31 Oktober 2014 dari http://aimi-asi.org/wp-content/uploads/2010/08/17-permenegpp-3-2010.pdf
Manuaba, dkk. (2007). Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC.
Maryunani, A. (2009). Asuhan pada ibu dalam masa nifas (postpartum). Jakarta: TIM.
Muliani, R.H. (2014). Perbedaan Produksi ASI Sebelum dan Sesudah Dilakukan Kombinasi Metode Massage Depan (Breast care) dan Massage Belakang (Pijat Oksitosin) Pada Ibu Menyusui 0-3 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Kesamiran Kabupaten Tegal. Diunduh tanggal 4 Februari 2015 dari http://perpusnwu.web.id/karyailmiah/documents/3685.pdf
Notoadmodjo, S. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Nursalam. (2009). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Pace. B. (2001). Breastfeeding. Journal Of The America Medical Assoiation, 285, 490.
Perinasia, 2011. Bahan Bacaan Manajemen Laktasi. Jakarta.
(56)
Rusdiarti. (2014). Pengaruh Pijat Oksitosin Pada Ibu Nifas Terhadap Pengeluaran ASI di Kabupaten Jember. Diunduh tanggal 28 Oktober 2014 dari http://ws.ub.ac.id/selma2010/public/.../2014/04
Sastroasmoro, S. dan Ismael S. (2011). Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis, Edisi 4. Jakarta: Sagung Seto.
Setiadi. (2007). Konsep Dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sofia, D. (2011). Perbedaan Let Down Sebelum dan Sesudah Pijat Oksitosin Vertebrae pada Ibu yang Menyusui Bayi 0-6 Bulan Di Desa Candi Jati
Kabubaten Jember. Diunduh tanggal 16 Desember 2014 dari
http://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/9618/skripsi_1.pdf? sequence=1
Sudjana. (2005). Metode Statiska. Bandung: Tarsito.
Suherni, dkk. (2010). Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya.
Sulistyawati, A. (2009). Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Yogyakarta: Andi.
Suradi, R. (2004). Manajemen Laktasi Edisi 2. Jakarta: Program Manajemen Laktasi Perkumpulan Perinatologi Indonesia.
Tiok. (2008). Alasan Mengapa Perawat Dibutuhkan. Diunduh tanggal 30 Mei 2015 dari http://www.stikescharitas.com/index2.php?option=com
Ummah, F. (2014). Pijat Oksitosin Untuk Mempercepat Pengeluaran ASI Pasca Salin Normal Di Dusun Sono Desan Ketanen Kecamatan Panceng Gresik. Diunduh tanggal 4 Februari 2015 dari http://stikesmuhla.ac.id/wp-content/uploads/jurnalsurya/noXVIII/121-125-Jurnal-Faiz.pdf
(57)
Lampiran 1
LEMBAR PENJELASAN KEPADA RESPONDEN PENELITIAN Saya Agnes Adelina Zega adalah mahasiswa yang sedang menjalani pendidikan program S1 Ilmu Keperawatan di Fakultas Keperawatan Universitas
Sumatera Utara. Saya sedang melakukan penelitian berjudul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Pijat Oksitosin Pada Ibu Nifas di Klinik Bersalin
Sumiariani Medan Johor”. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keberhasilan pijat oksitosin pada ibu nifas di Klinik Bersalin Sumiariani Medan Johor. Saya sangat mengharapkan kesedian ibu untuk berpartisipasi sebagai responden pada penelitian ini. Manfaat dari penelitian ini adalah ibu nifas memperoleh informasi tentang apa saja yang faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pijat oksitosin sehingga ibu semakin termotivasi dalam melakukan pijat oksitosin.
Dalam penelitian ini, ibu akan diberikan kuesioner yang berisi pertanyaan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pijat oksitosin pada ibu nifas, yang terdiri dari faktor psikologis, kenyamanan ibu, pelaksanaan pijat oksitosin, dukungan keluarga dan dukungan petugas kesehatan. Penelitian ini bersifat sukarela dan tidak memberikan dampak yang merugikan. Semua informasi yang ibu berikan akan dirahasiakan dan hanya digunakan dalam penelitian ini.
Jika saudara bersedia, lembar persetujuan menjadi responden penelitian terlampir harap ditandatangani. Lembar persetujuan menjadi responden tidak bersifat mengikat, sehingga ibu bisa mengundurkan diri dari penelitian ini selama penelitian berlangsung.
Demikian informasi ini saya sampaikan. Atas bantuan, partisipasi, dan kesedian waktu ibu dalam penelitian ini, saya mengucapkan terima kasih.
(58)
Lampiran 2
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini, bersedia menjadi responden dalam penelitian yang berjudul Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Pijat Oksitosin Pada Ibu Nifas di Klinik Bersalin Sumiariani Medan Johor .
Saya sudah membaca semua keterangan tentang tujuan, manfaat, dan risiko penelitian serta hak-hak saya sebagai responden penelitian. Saya mengerti bahwa penelitin ini tidak membahayakan diri saya sendiri. Identitas dan jawaban yang saya berikan terjamin kerahasiaannya dan hanya diperlukan sebagai data
penelitian.
Demikian surat pernyataan ini saya tanda tangani secara sadar dan tanpa paksaan.
Medan, Maret 2015
(59)
Lampiran 3
No Responden: A. Data Demografi
Petujuk:
1. Isilah titik-titik pada pertanyaan nomor 1
2. Berilah tanda check list (√) pada kolom yang tersedia sesuai dengan pilihan saudari pada pertanyaan nomor 2-4
1. Usia... tahun 2. Hari nifas ke... 3. Tingkat pendidikan
( ) SD/Sederajat ( ) SMP/Sederajat ( ) SMA/Sederajat ( ) Perguruan tinggi 4. Pekerjaan
( ) bekerja ( ) tidak bekerja 5. Pengeluaran ASI
(60)
B. Kuesioner Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Pijat Oksitosin Pada Ibu Nifas di Klinik Bersalin Sumi Medan Johor
Petunjuk pengisian
Jawabalah pertanyaan dibawah ini dengan menggunakan tanda check list (√) pada kolom jawaban Sering, Selalu, Kadang-kadang dan Tidak pernah sesuai dengan yang ibu anggap tepat.
No Pernyataan Selalu Sering
Kadang-kadang
Tidak pernah Psikologis
1 Ibu merasa atau mengalami stres pada saat menyusui
2
Ibu khawatir jumlah ASI yang diberikan tidak mencukupi kebutuhan bayinya
3 Ibu khawatir terhadap perubahan bentuk payudara apabila menyusui 4 Ibu merasa tidak percaya diri ketika
menyusui
5 Ibu antusias untuk menyusui bayi ibu
Kenyamanan ibu 6 Ibu merasa terganggu untuk
menyusui ketika puting lecet 7 Ibu merasa nyaman untuk
menyusui ketika tidak ada orang 8 Ibu tetap menyusui bayi dalam
kondisi apapun
9 Ibu kesulitan mendapatkan posisi yang nyaman ketika menyusui 10 Ibu merasa tidak nyaman menyusui
ketika payudara bengkak
Pelaksanaan pijat oksitosin 11 Ibu melakukan pijat oksitosin 2
kali sehari
12 Ibu melakukan pijat oksitosin selama 2-3 menit
13 Pijat oksitosin dilakukan oleh suami atau keluarga
14
Pijat oksitosin dilakukan di sepanjang kedua sisi tulang
belakang ke arah bawah, dari leher kearah tulang belikat
(61)
15
Pijat oksitosin dilakukan dengan menekan kuat-kuat ke dua sisi tulang belakang menggunakan kepalan tangan dengan ibu jari menunjuk kedepan dan membentuk gerakan melingkar kecil-kecil dengan kedua ibu jari
Dukungan keluarga 16
Keluarga menyediakan alat-alat untuk pijat oksitosin misalnya baby oil dan handuk kecil.
17
Keluarga menyediakan tempat yang aman dan nyaman ketika akan dilakukan pijat oksitosin 18 Keluarga membantu ibu untuk
melakukan pijat oksitosin 19
Keluarga mengarahkan posisi yang benar dalam pelaksanaan pijat oksitosin
20 Keluarga menanyakan perasaan ibu setelah pijat oksitosin
Dukungan petugas kesehatan 21
Petugas kesehatan (perawat atau bidan) memberi informasi tentang pijat oksitosin
22
Petugas kesehatan ( perawat atau bidan ) mempraktekkan cara melakukan pijat oksitosin
23
Petugas kesehatan (perawat atau bidan) memberi informasi tentang alat-alat yang digunakan untuk melakukan pijat oksitosin 24
Petugas kesehatan (perawat atau bidan) memotivasi ibu untuk melakukan pijat oksitosin apabila ibu sudah pulang kerumah
25
Petugas kesehatan (perawat atau bidan) memotivasi keluarga untuk membantu ibu melakukan pijat oksitosin ketika dirumah.
(62)
(63)
Lampiran 5
JADWAL TENTATIF PENELITIAN
No Kegiatan Bulan Kegiatan
sept Oktober November Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli
3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2
1 Mengajukan judul & penetapan judul penelitian
2 Penyusunan bab 1
3 Penyusunan bab 2
4 Penyusunan bab 3 5 Penyusunan bab 4
dan pembuatan kuesioner 6 Penyerahan
proposal
7 Sidang proposal dan revisi 8 Uji validitas dan
reliabilitas
9 Pengumulan data
10 Analisa data
11 Penyusunan
laporan/skripsi
12 Penyerahan dan
(64)
Lampiran 6
Hasil Uji Reliabilitas
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 10 100.0 Excludeda 0 .0 Total 10 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items .968 25
(65)
Lampiran 7
Hasil Penelitian Data Demografi
Statistics
klasifikasi umur hari nifas
tingkat pendidikan
pekerjaan ibu
pengeluaran ASI
N Valid 36 36 36 36 36
Missing 0 0 0 0 0
Mean 2.03 3.17 3.14 1.97 1.33 Median 2.00 3.00 3.00 2.00 1.00 Std. Deviation .291 .878 .543 .167 .478 Variance .085 .771 .294 .028 .229
Minimum 1 2 2 1 1
Maximum 3 4 4 2 2
Percentiles 25 2.00 2.00 3.00 2.00 1.00 50 2.00 3.00 3.00 2.00 1.00 75 2.00 4.00 3.00 2.00 2.00
klasifikasi umur
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent Valid <20 tahun 1 2.8 2.8 2.8
20-35 tahun 33 91.7 91.7 94.4 >35 tahun 2 5.6 5.6 100.0 Total 36 100.0 100.0
(66)
tingkat pendidikan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent Valid SMP/Sederajat 3 8.3 8.3 8.3
SMA/Sederajat 25 69.4 69.4 77.8 Perguruan Tinggi 8 22.2 22.2 100.0 Total 36 100.0 100.0
pekerjaan ibu
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent Valid bekerja 1 2.8 2.8 2.8
tidak bekerja 35 97.2 97.2 100.0 Total 36 100.0 100.0
pengeluaran ASI
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent Valid tidak lancar,sedikit 13 36.1 36.1 36.1
lancar,merembes 23 63.9 63.9 100.0 Total 36 100.0 100.0
hari nifas
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent Valid 2 11 30.6 30.6 30.6
3 8 22.2 22.2 52.8
4 17 47.2 47.2 100.0 Total 36 100.0 100.0
(67)
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Pijat Oksitosin Statistics psikologi ibu kenyamanan ibu klasifiasi pelaksaan pijat oksitosin dukungan keluarga dukungan petugas kesehatan
N Valid 36 36 36 36 36
Missing 0 0 0 0 0
Mean 2.7500 2.5833 1.64 2.5833 2.4444 Median 3.0000 3.0000 2.00 3.0000 2.0000
Mode 3.00 3.00 2 3.00 2.00
Std. Deviation .43916 .50000 .487 .50000 .50395 Variance .193 .250 .237 .250 .254 Minimum 2.00 2.00 1 2.00 2.00 Maximum 3.00 3.00 2 3.00 3.00 Sum 99.00 93.00 59 93.00 88.00 Percentiles 25 2.2500 2.0000 1.00 2.0000 2.0000 50 3.0000 3.0000 2.00 3.0000 2.0000 75 3.0000 3.0000 2.00 3.0000 3.0000
psikologi ibu
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent Valid psikologi cukup 9 25.0 25.0 25.0
psikologi baik 27 75.0 75.0 100.0 Total 36 100.0 100.0
(68)
kenyamanan ibu
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent Valid kenyamanan cukup 15 41.7 41.7 41.7
kenyamanan baik 21 58.3 58.3 100.0 Total 36 100.0 100.0
klasifiasi pelaksaan pijat oksitosin
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent Valid pelaksaan pijat kurang 13 36.1 36.1 36.1
pelaksaan pijat baik 23 63.9 63.9 100.0
Total 36 100.0 100.0
dukungan keluarga
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent Valid dukungan cukup 15 41.7 41.7 41.7
dukungan baik 21 58.3 58.3 100.0 Total 36 100.0 100.0
dukungan petugas kesehatan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent Valid dukungan cukup 20 55.6 55.6 55.6
dukungan baik 16 44.4 44.4 100.0 Total 36 100.0 100.0
(69)
Analisa Bivariat
psikologi ibu * pengeluaran ASI Crosstabulation
pengeluaran ASI Total tidak lancar,sedikit lancar,meremb es
psikologi ibu psikologi cukup Count 8 1 9 Expected Count 3.2 5.8 9.0 % of Total 22.2% 2.8% 25.0% psikologi baik Count 5 22 27 Expected Count 9.8 17.2 27.0 % of Total 13.9% 61.1% 75.0%
Total Count 13 23 36
Expected Count 13.0 23.0 36.0 % of Total 36.1% 63.9% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided) Pearson Chi-Square 14.488a 1 .000
Continuity Correctionb 11.599 1 .001 Likelihood Ratio 14.938 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear
Association 14.086 1 .000 N of Valid Casesb 36
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.25. b. Computed only for a 2x2 table
(70)
kenyamanan ibu * pengeluaran ASI Crosstabulation pengeluaran ASI Total tidak lancar,sedikit lancar,merem bes kenyamanan ibu kenyamanan cukup+kurang
Count 11 4 15
Expected
Count 5.4 9.6 15.0 % of Total 30.6% 11.1% 41.7% kenyamanan baik Count 2 19 21
Expected
Count 7.6 13.4 21.0 % of Total 5.6% 52.8% 58.3%
Total Count 13 23 36
Expected
Count 13.0 23.0 36.0 % of Total 36.1% 63.9% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided) Pearson Chi-Square 15.442a 1 .000
Continuity Correctionb 12.800 1 .000 Likelihood Ratio 16.486 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear
Association 15.013 1 .000 N of Valid Casesb 36
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.42. b. Computed only for a 2x2 table
(71)
klasifiasi pelaksaan pijat oksitosin * pengeluaran ASI Crosstabulation pengeluaran ASI Total tidak lancar,sedikit lancar,mere mbes klasifiasi pelaksaan pijat oksitosin pelaksaan pijat kurang
Count 9 4 13
Expected
Count 4.7 8.3 13.0 % of Total 25.0% 11.1% 36.1% pelaksaan pijat baik Count 4 19 23
Expected
Count 8.3 14.7 23.0 % of Total 11.1% 52.8% 63.9%
Total Count 13 23 36
Expected
Count 13.0 23.0 36.0 % of Total 36.1% 63.9% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided) Pearson Chi-Square 9.674a 1 .002
Continuity Correctionb 7.558 1 .006 Likelihood Ratio 9.790 1 .002
Fisher's Exact Test .003 .003
Linear-by-Linear
Association 9.406 1 .002 N of Valid Casesb 36
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.69. b. Computed only for a 2x2 table
(72)
dukungan keluarga * pengeluaran ASI Crosstabulation pengeluaran ASI Total tidak lancar,sedikit lancar,merem bes
dukungan keluarga dukungan cukup Count 11 4 15 Expected Count 5.4 9.6 15.0 % of Total 30.6% 11.1% 41.7% dukungan baik Count 2 19 21 Expected Count 7.6 13.4 21.0 % of Total 5.6% 52.8% 58.3%
Total Count 13 23 36
Expected Count 13.0 23.0 36.0 % of Total 36.1% 63.9% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided) Pearson Chi-Square 15.442a 1 .000
Continuity Correctionb 12.800 1 .000 Likelihood Ratio 16.486 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear
Association 15.013 1 .000 N of Valid Casesb 36
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.42. b. Computed only for a 2x2 table
(73)
dukungan petugas kesehatan * pengeluaran ASI Crosstabulation pengeluaran ASI Total tidak lancar,sedikit lancar,merem bes dukungan petugas kesehatan dukungan cukup
Count 11 9 20
Expected
Count 7.2 12.8 20.0 % of Total 30.6% 25.0% 55.6% dukungan baik Count 2 14 16
Expected
Count 5.8 10.2 16.0 % of Total 5.6% 38.9% 44.4%
Total Count 13 23 36
Expected
Count 13.0 23.0 36.0 % of Total 36.1% 63.9% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided) Pearson Chi-Square 6.959a 1 .008
Continuity Correctionb 5.239 1 .022 Likelihood Ratio 7.510 1 .006
Fisher's Exact Test .014 .010
Linear-by-Linear
Association 6.766 1 .009 N of Valid Casesb 36
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.78. b. Computed only for a 2x2 table
(1)
67
(2)
68
(3)
69
(4)
70
(5)
71
(6)
72