Penetapan Kadar Hidrogen Peroksida Dalam Sediaan Pewarna Rambut Secara Titrasi Redoks Menggunakan Alat Autotitrator

DAFTAR PUSTAKA
Anonim, (2014). Autotitrator. From: http://www.gpsil.com/our-products/autotitrators/mesuring-principle. Diakses Pada Tanggal: 10 Maret 2015.
Bariqina, E., Dan Ideawati, Z., (2001). Perawatan Dan Penataan Rambut.
Yogyakarta: Adicita Karya Nusa. Hal. 3, 26-27.
Cairns, D. (2004). Intisari Kimia Farmasi. Jakarta: Buku Kedokteran EGC. Hal
139.
Chakim, T. (2006).Hubungan Antara Kandungan Hidrogen Peroksida Dalam
Pewarna Rambut Terhadap Kerusakan Rambut. Semarang: Program
Pendidikan Sarjana Universitas Diponegoro. Hal: 3-4.
Day, R.A, Dan Underwood A.L. (1986). Analisis Kimia Kuantitatif, Edisi Kelima.
Jakarta: Penerbit Erlangga. Hal: 290-293.
Ditjen POM. (1985). Formularium Kosmetika Indonesia. Jakarta: Departemen
Kesehatan R.I. Hal: 189.
Ditjen POM. (1993). Metode Analisa Pusat Pengujian Obat Dan Makanan
Nasional No.12/KO/05 Tentang Penetapan Kadar Hidrogen Peroksida.
Jakarta: Badan Pengawas Obat Dan Makanan R.I .
Ditjen POM. (1995). Farmakope Indonesia, Jilid IV. Jakarta: Departemen
Kesehatan R.I. Hal: 1135, 1160.
Ham, M. (2006). Membuat Reagen Kimia Di Laboratorium. Jakarta: PT. Bumi
Aksara. Hal: 151.
Khopkar, SM. (2003). Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: Penerbit Universitas

Indonesia. Hal: 53.
Liptak, BG. (1994). Analytical Instrumentation. America: By Chilton Book
Company. Hal: 460.
Mitsui, T. (1997). New Cosmetic Science. Amsterdam: Elsevier Book Company.
Hal: 49, 431-432.
Peraturan
Menteri
Kesehatan
1176/Menkes/Per/VIII/2010
Kosmetika.

Republik
Indonesia.
Tentang Persyaratan

(2010).
No.
Teknis Bahan

Purba, M. (2006).Kimia Untuk SMA 2. Jakarta: Penerbit Erlangga. Hal: 57.


17

Putro, D.S.(1998). Agar Awet Muda. Ungaran: Trubus Agriwidya. Hal: 12-15.
Rivai, H. (2006). Asas Pemeriksaan Kimia. Jakarta: Penerbit UI Press. Hal: 346364.
Rohman, A., Dan Gandjar, I. G. (2007). Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar. Hal: 155-157.

18