ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI (1)

Jurnal Adminika Volume 2. No. 2, Juli – Desember 2016

ISSN : 2442-3343

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA
KEUANGAN DITINJAU DARI RASIO KEUANGAN PADA KOPERASI
PRODUSEN TAHU TEMPE INDONESIA (PRIMKOPTI) MURA
KOTA LUBUKLINGGAU TAHUN 2010-2014
Oleh :
Dheo Rimbano1
Siti Masitoh2
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini, menganalisis laporan keuangan untuk menilai kinerja
keuangan ditinjau dari rasio Rentabilitas dan Aktivitas pada Primkopti Mura
Lubuklinggau. Hasil penelitian menunjukkan rasio rentabilitas apabila mengacu pada
standar industri maka Koperasi Primkopti ini masih tergolong kurang sehat hal ini
dikarenakan besarnya biaya-biaya yang berkaitan dengan penjualan dan pajak yang
tinggi pada periode tersebut dan kurangnya pengawasan dari atasan dalam
penyusunan laporan keuangan. Begitu pula dengan rasio aktivitas apabila dilihat dari
perhitungan indikatornya serta mengacu pada standar industri yang berlaku maka
Koperasi Primkopi Mura ini ada yang sehat dan ada yang kurang sehat disetiap aspek

didalam nya. Hal tersebut dipengaruhi oleh faktor kinerja karyawan, serta penagihan
piutang terhadap nasabah yang sering dihapuskan oleh pihak Koperasi. Oleh karena
itu laba yang didapat oleh Koperasi tidak sesuai yang diharapkan. Maka dari itu
koperasi ini dikatakan belum efektif dalam mengelola laporan keuangan.
Kata Kunci : Kinerja Keuangan, Rasio Rentabilitas, rasio Aktivitas dan koperasi
keuangan. Laporan keuangan merupakan
suatu alat yang penting untuk memperoleh
informasi sehubungan dengan posisi
keuangan dan hasil-hasil yang telah
dicapai oleh koperasi yang bersangkutan.
Dengan mengadakan analisa terhadap pospos neraca dapat diketahui atau akan
diperoleh gambaran tentang posisi
keuangan, sedangkan analisa terhadap
laporan laba atau rugi akan memberikan
gambaran tentang hasil perkembangan
koperasi yang bersangkutan. Serta
manajemen harus dapat mengetahui halhal mana yang dapat menjatuhkan kondisi
perusahaan, entah itu dari tingkat
penjualan, penambahan atau pengurangan
tenaga kerja, bahkan penambahan atau

pengurangan modal. (Febriansyah, 2013,
h. 1)

I. PENDAHULUAN
1. 1 latar belakang
Semakin majunya perkembangan
dunia usaha, persaingan antar koperasi
pun semakin meningkat, agar dapat tetap
bertahan dalam dunia bisnis Setiap
koperasi
harus
berhati-hati
dalam
mengambil keputusan terutama keputusan
dibidang keuangan. Hal ini disebabkan
karena kegagalan atau keberhasilan usaha
hampir sebagian besar ditentukan oleh
kualitas keputusan yang berkaitan dengan
keuangan. Untuk mengambil keputusan
yang tepat diperlukan suatu informasi

mengenai laporan keuangan perusahaan
yang tersedia tepat waktu, dapat ditelusuri
kebenarannya, jelas, lengkap dan akurat.
Media yang dipakai untuk menilai
kinerja para koperasi adalah laporan
78

Jurnal Adminika Volume 2. No. 2, Juli – Desember 2016

Analisa laba rugi merupakan media
untuk mengetahui keberhasilan opersional
koperasi dalam menghasilkan laba,
keadaan usaha nasabah, memperoleh laba,
dan efektifitas operasionalnya. Laporan
laba rugi merupakan suatu laporan yang
menunjukkan pendapatan dari penjualan,
berbagai biaya dan laba yang diperoleh
perusahaan selama periode tertentu.
Menurut
Torigan

dan
Tuasikal
menyatakan bahwa rasio keuangan
berguna untuk memprediksi kesulitan
keuangan
perusahaan, hasil operasi,
kondisi keuangan perusahan saat ini dan
pada masa yang akan datang, serta sebagai
pedoman bagi investor mengenai kinerja
masa lalu dan masa mendatang.
Laporan keuangan merupakan alat
pemberi informasi keuangan baik bagi
pimpinan maupun bagi pihak-pihak yang
berkepentingan seperti investor, kreditor,
dan manajemen lainya. Menilai laporan
keuangan tidak hanya dilihat dari kasat
mata melainkan ada cara sehingga data
keuangan yang didapatkan bisa terdeteksi
lebih detail, serta pihak perusahaan juga
mendapatkan informasi mengenai data

laporan keuangan tersebut.
Koperasi adalah badan hukum yang
didirikan oleh orang perseorangan atau
badan
hukum
Koperasi,
dengan
pemisahan kekayaan para anggotanya
sebagai modal untuk menjalankan usaha,
yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan
bersama di bidang ekonomi, sosial, dan
budaya sesuai dengan nilai dan prinsip

ISSN : 2442-3343

Koperasi. PRIMKOPTI (Primer Koperasi
Produsen Tahu Tempe Indonesia)
merupakan salah satu wadah atau
organisasi
sosial

ekonomi
yang
beranggotakan pengrajin pengolah bahan
makanan kedele dan merupakan usaha
bersama atas asas kekeluargaan yang
bertujuan bagi kesejahteraan anggota serta
kepentingan masyarakat dan kepentingan
Negara. Dilihat dari sudut pandang
fungsinya PRIMKOPTI adalah sebagai
wadah
pemersatu
pengrajin
dan
memenuhi kepentingan anggotanya, serta
sebagai pusat pengolahan bahan makanan
kedele. (Panduan Primkopti, h. 7)
Dalam
operasionalnya
selain
menjual

kacang
kedelai
koperasi
PRIMKOPTI juga menjual produk lainnya
seperti tepung tahu dan ragi tempe.
Sehingga laporan keuangan yang dibuat
harus sesuai dengan standar yang berlaku.
Dilihat dari rekapitulasi laporan keuangan
lima tahun terakhir (tahun 2010 sampai
dengan 2014), diketahui harga pokok
penjualan mengalami kenaikan dan
penurunan seiring dengan kenaikan dan
penurunan pendapatan dan piutang usaha
perusahaan ditahun 2010 sampai 2014.
Laba bersih perusahaan juga mengalami
kenaikan dan penurunan, begitu juga
dengan persediaan, total aktiva lancar,
kewajiban lancar dan total modal juga
mengalami kenaikan dan penurunan dari
tahun 2010-2014 Semua itu dapat dilihat

pada tabel di bawah ini :

Tabel 1
Rekapitulasi laporan Keuangan Primer Koperasi Produsen Tahu Tempe
Indonesia (PRIMKOPTI) Mura Kota Lubuklinggau
Tahun
NO

Uraian

2010

2011

2012

2013

2014


1

Pendapatan

Rp
1.973.104.025

Rp
3.830.144.800

Rp
2.883.159.650

Rp
4.363.966.700

Rp
4.388.829.765

2


HPP

Rp
1.916.747.100

Rp
3.728.206.600

Rp
2.784.046.730

Rp
4.269.917.050

Rp
4.292.955.130

3


Laba Bersih

Rp
15.197.325

Rp
26.760.700

Rp
25.639.758

79

Rp

8.407.976

Rp
16.176.510

Jurnal Adminika Volume 2. No. 2, Juli – Desember 2016

ISSN : 2442-3343

4

Kas

Rp
89.011.915

Rp
243.827.820

Rp
167.919.308

Rp
94.887.031

Rp
133.658.524

5

Piutang Usaha

Rp
283.229.422

Rp
184.960.450

Rp
259.810.825

Rp
405.407.750

Rp
453.525.450

6

Persediaan

Rp
84.133.500

Rp

99.775
.600

Rp
185.567.120

Rp
198.210.720

Rp
60.281.640

7

Aktiva Lancar

Rp
352.235.737

Rp
528.863.870

Rp
613.589.377

Rp
698.805.501

Rp
648.215.614

8

Kewajiban
Lancar

Rp
263.474.441

Rp
589.061.920

Rp
608.678.369

Rp
725.645.525

Rp
665.244.654

9

Jumlah Modal

Rp
211.284.377

Rp
89.033.200

Rp
89.142.258

Rp
22.791.226

Rp
32.352.660

Sumber : Diolah dari data Laporan Keuangan PRIMKOPTI 2010-2014

Tabel di atas diketahui adanya penurunan dan kenaikan pendapatan dari tahun ke tahun,
ini
disebabkan
karena
penurunan
penjualan, keterlambatan penyuplaian
barang serta kurangnya kedisiplinan
karyawan sehingga mengurangi aktivitas
didalam perusahaan yang berdampak pada
rentabilitas atau kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba. Piutang usaha
juga mengalami kenaikan dan penurunan
ini disebabkan adanya piutang yang tidak
tertagih oleh perusahaan tidak dilakukan
penagihan atau dengan kata lain langsung
dihapuskan.

pada tahun 2013 Rp. 698.805.501 dan
ditahun
2014
sebesar
Rp.
648.215.614.
c) Rentabilitas
modal
sendiri
kemampuan koperasi menunjukkan
modal sendiri dalam menghasilkan
laba masih mengalami kenaikan dan
penurunan yang mana terlihat pada
tahun 2012 sebesar Rp. 89.142.258
dan ditahun 2013 menurun menjadi
Rp. 22.791.226 dan naik kembali
pada tahun 2014 sebesar Rp.
32.352.660.
d) Perputaran Piutang (Receivable Turn
Over) berapa kali dana yang ditanam
dalam piutang ini berputar dalam
suatu periode, perputaran piutang
anggota mengalami kenaikan dan
penurunan yang disebabkan adanya
peningkatan penjualan namun tidak
sebanding
dengan
piutangnya.
Terlihat pada tahun 2010 sebesar Rp
283.229.422 menurun pada tahun
2011 menjadi Rp 184.960.450, dan
mengalami kenaikan pada tahun 2012
menjadi Rp 259.810.825 sampai
tahun 2014.
e) Perputaran Persediaan (Inventory
Turn Over) menunjukkan berapa kali
jumlah barang persediaan diganti
dalam satu tahun, terlihat dari
persediaan
yang
mengalami

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan pengamatan dan data,
peneliti mengidentifikasi bahwa:
a) Net profit margin (NPM) kemampuan
perusahaan dalam menunjukkan
beberapa besar persentase dari setiap
penjualan masih belum efektif
dikarenakan pendapatan yang belum
stabil terlihat pada tahun 2010 sebesar
Rp. 1.973.104.025 pada tahun 2011
Rp. 3.830.144.800 dan pada tahun
2012 Rp. 2.883.159.650.
b) Return on assets (ROA) ukuran untuk
menilai
seberapa
tingkat
pengembalian dari aset yang di miliki
oleh perusahaan belum efektif karena
aset yang tidak stabil terlihat pada
aktiva lancar pada tahun
2012
sebesar Rp. 613.589.377 sedangkan
80

Jurnal Adminika Volume 2. No. 2, Juli – Desember 2016

f)

ISSN : 2442-3343

entitas yang bermanfaat bagi sejumlah
besar pengguna dalam pengambilan
keputusan ekonomi oleh siapa pun yang
tidak dalam posisi dapat meminta
laporan
keuangan
khusus
untuk
memenuhi kebutuhan informasi.

penurunan yaitu pada tahun 2014
sebesar Rp 60.281.640.
Perputaran Aktiva Tetap (Fixed
Assets Turn Over) melihat sejauh
mana aktiva tetap yang dimiliki oleh
suatu perusahaan, pada perputaran
aktiva penurunan terjadi pada tahun
2014 yaitu sebesar Rp 648.215.614.

2.1.2 Rasio Keuangan
Analisis rasio keuangan sendiri dimulai
dengan laporan keuangan dasar yaitu
neraca, perhitungan laba rugi, dan laporan
arus kas. Perhitungan rasio keuangan akan
menjadi lebih jelas jika dihubungkan
antara lain dengan menggunakan pola
historis perusahaan tersebut, yang dilhat
perhitungan pada sejumlah tahun guna
menentukan apakah usaha yang kita
jalankan membaik atau memburuk, atau
dengan melakukan perbandingan dengan
usaha-usaha lainnya. (Fahmi: 2012. 45)

Dari identifikasi ini dapat dirumuskan
bahwa bagaimana kinerja keuangan pada
PRIMKOPTI
MURA
Lubuklinggau
ditinjau dari Rasio Rentabilitas dan Rasio
Aktivitas berdasarkan laporan keuangan
tahun 2010 sampai tahun 2014 ?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian bertujuan mendeskripsikan
laporan keuangan untuk menilai kinerja
keuangan pada PRIMKOPTI MURA
Lubuklinggau
ditinjau
dari
rasio
rentabilitas dan aktivitas laporan keuangan
tahun 2010-2014.

2.1.3 Hubungan Rasio Keuangan Dan
Kinerja Keuangan
Menurut Sri Hartati (2014, h. 14) analisis
laporan keuangan merupakan instrumen
analisis
prestasi
perusahaan
yang
menjelaskan berbagai hubungan dan
indikator keuangan, yang ditunjukkan
untuk menunjukkan perubahan dalam
kondisi keuangan atau prestasi operasi
dimasa
lalu
dan
membantu
menggambarkan trend pola perubahan
tersebut, untuk kemudian menunjukkan
resiko dan peluang yang melekat pada
perusahaan yang bersangkutan. Bagi
investor ia akan melihat rasio dengan
penggunaan yang paling sesuai dengan
analisis yang dilakukan. Jika rasio tersebut
tidak mempresentasikan tujuan dari
analisis yang akan dilakukan maka rasio
tersebut tidak akan digunakan, karena
dalam konsep keuangan dikenal dengan
namanya fleksibelitas, artinya rumus atau
berbagai
bentuk
formula
yang
dipergunakan
haruslah
disesuaikan
dengan kasus yang diteliti. Membayar
utang-utang jangka pendeknya yang jatuh
tempo, atau rasio untuk mengetahui

II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori yang mendukung
2.1.1 Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan media
informasi yang merangkum semua
aktifitas perusahaan. Informasi tersebut
sangat berguna bagi para pemakai laporan
keuangan untuk pengambilan keputusan
tentang perusahaan yang dilaporkan.
(Hartati, 2014 : 9)
Laporan keuangan menurut akuntansi
disebut juga sebagai laporan keuangan
komersial.
Laporan
komersial
ini
merupakan suatu alat pengukur yang
dapat menunjukan aktivitas dan kinerja
koperasi. Sebuah usaha tidak dapat
dikatakan berhasil oleh para anggota
apabila tidak ada tolak ukur yang dapat
dijadikan sebagai pedoman
untuk
kedepannya. (Hartati, 2014: 9). Menurut
SAK –ETAP bab 2 paragraf ke 1 tujuan
laporan keuangan adalah menyediakan
informasi posisi keuangan, kinerja
keuangan, dan laporan arus kas suatu
81

Jurnal Adminika Volume 2. No. 2, Juli – Desember 2016

Setelah itu manfaat yang diperoleh:
a) Mengetahui besarnya tingkat laba
yang diperoleh koperasi dalam satu
periode.
b) Mengetahui posisi laba koperasi
tahun sebelumnya dengan tahun
sekarang
c) Mengetahui perkembangan laba dari
waktu ke waktu
d) Mengetahui besarnya laba bersih
sesudah pajak dengan modal kerja
e) Mengetahui produktifitas seluruh
dana koperasi yang digunakan baik
modal pinjaman maupun modal
sendiri.

kemampuan perusahaan dalam membiayai
dan memenuhi kewajiban pada saat
tertagih.
2.1.4 Rasio Rentabilitas / Rasio
Profitabilitas
Harahap: 2010) yaitu menggambarkan
kemampuan perusahaan mendapatkan
laba melalui semua kemampuan, dan
sumber yang ada seperti kegiatan
penjualan, kas, modal, jumlah karyawan,
jumlah cabang, dan sebagainya.
kasmir (2012, h. 197) tujuan penggunaan
rasio rentabilitas/ profitabilitas bagi
perusahaan maupun bagi pihak koperasi,
yaitu:
a) Untuk mengukur dan menghitung
laba yang diperoleh perusahaan dalam
satu periode tertentu.
b) Untuk menilai posisi laba koperasi
tahun sebelumnya dengan tahun
sekarang.
c) Untuk menilai perkembangan laba
dari waktu ke waktu.
d) Untuk menilai besarnya laba bersih
sesudah pajak dengan modal sendiri
e) Untuk
mengukur
produktifitas
seluruh dana koperasi digunakan baik
modal pinjaman maupun modal
sendiri.

Net Profit Margin (NPM) =

Beberapa indikator rasio rentabilitas atau
profitabilitas menurut Kasmir (2012,
h.199) adalah sebagai berikut :
a. Net Profit Margin (NPM)
Rasio
ini
digunakan
untuk
menunjukkan beberapa besar persentasi
pendapatan bersih yang diperoleh dari
setiap penjualan atau merupakan salah
satu rasio yang digunakan untuk
mengukur margin laba atas penjualan.
Rumus untuk mencari Net Profit
Margin dapat digunakan sebagai
berikut:

Pendapatan Bersih (SHU)
Penjualan

b. Return On Assets (ROA) atau Return
On Investment (ROI)
Rasio yang menunjukkan hasil atas
jumlah aktiva yang digunakan dalam
perusahaan, rasio ini digunakan untuk
mengetahui kemampuan perusahaan
Return On Assets (ROA) =

ISSN : 2442-3343

x 100%

dalam menghasilkan keuntungan yang
akan
menutup
investasi
yang
dikeluarkan. Menurut Kasmir (2012,

h. 202) rumus untuk mencari ROA
dapat digunakan sebagai berikut :

Laba Usaha / SHU
Assets

82

x 100%

Jurnal Adminika Volume 2. No. 2, Juli – Desember 2016

Laba usaha adalah laba yang dihasilkan
oleh perusahaan tersebut, (Kasmir 2012,
h. 204), sedangkan assets atau aktiva
menunjukkan produktivitas dari seluruh
dana perusahaan, baik modal pinjaman
maupun modal sendiri.
Rentabilitas

ISSN : 2442-3343

Modal Sendiri, menurut Reno Febriansyah
yang dikutip oleh Nur Said (dalam jurnal
ekonomi 2009, h. 4) menyatakan bahwa
rasio ini untuk menunjukkan kemampuan
modal sendiri dalam laba setelah
dikurangi pajak dan bunga.

Rumus yang digunakan dalam Rentabilitas Modal Sendiri, yaitu :
Rentabilitas Modal Sendiri =

SHU (Sisa Hasil Usaha)
Modal Sendiri

SHU ( sisa hasil usaha ) dalam koperasi
adalah sebagai selisih dari
seluruh
pemasukan atau penerimaan total, atau
bisa disebut juga pendapatan koperasi
yang diperoleh dalam satu tahun,
sedangkan modal sendiri sumber modal
koperasi yang dapat diperoleh dari
simpanan pokok, simpanan wajib, serta
dana cadangan.

x 100%

e) Untuk mengukur berapa kali dana
yang ditanamkan dalam aktivaa tetap
berputar dalam satu periode.
Sedangkan manfaat dari rasio aktifitas
antara lain adalah sebagai berikut:
a) Dalam bidang piutang perusahaan
atau manajemen dpat mengetahui
berapa lama piutang mampu ditagih
selama
periode
tertentu
dan
manajemen mengetahui jumlah hari
dalam rata-rata penagihan piutang,
sehingga manajemen dapat pula
mengetahui jumlah berapa hari
piutang tersebut rata-rata tidak dapat
ditagih.
b) Dalam bidang sediaan, manajemen
dapat mengetahui hari rata-rata
sediaan tersimpan dalam gudang.
c) Dalam bidang modal kerja dan
penjualan,
manajmen
dapat
mengetahui barapa kali dana yang
ditanamkan modal kerja berputar
dalam satu periode.
d) Dalam bidang aktiva dan penjualan,
manajemen dapat mengetahui berapa
kali dana yang ditanamkan dalam
aktiva tetap berputar selama satu
periode, dan manjemen dapat
mengetahui penggunaan semua aktiva
perusahaan dibandingkan dengan
penjualan dalam suatu periode
tertentu.
Adapaun jenis-jenis rasio aktivitas sebagai
berikut :

2.1.5 Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas menurut kasmir (2012, h.
172) merupakan rasio yang digunakan
untuk mengukur efektivitas perusahaan
dalam
menggunakan
aktiva
yang
dimilikinya. Adapun tujuan rasio aktivitas
menurut kasmir yaitu sebagai berikut:
a) Untuk mengukur berapa lama
pengihan piutang selama satu
periode atau berapa kali dana yang
ditanam dalam piutang ini berputar
dalam satu periode.
b) Untuk menghitung dari rata-rata
penagihan piutng, dimana hasil
perhitungan ini menunjukan jumlah
hari (berapa hari) piutng tersebut
rata-rata tidak dapat ditagih.
c) Untuk menghitung barapa hari ratarata persedian tersimpan dalam
gudang
d) Untuk mengukur berapa kali dana
yang ditanamkan dalam modal kerja
berputar satu periode atau berapa
penjualan yang dapat dicapai oleh
setiap modal kerja yang digunakan.

83

Jurnal Adminika Volume 2. No. 2, Juli – Desember 2016

a.

Perputaran Piutang (Receivable Turn
Over)
Rasio ini menunjukkan berapa cepat
penagihan piutang, semakin besar
semakin baik karena penagihan

piutang dilakukan dengan cepat.
Rumus yang digunakan dalam
perhitungan ini yaitu sebagai berikut :

Penjualan Bersih

Receivable turn Over =

ISSN : 2442-3343

x Kali

Piutang

b. Perputaran Persediaan ( Inventory Turn
Over )

penjualan adalah penerimaan yang
diperoleh dari hasil penjualan produk
seperti pengiriman barang atau pemberian
jasa yang diberikan (Irham 2012, h. 68),
sedangkan
piutang
adalah
harta
perusahaan atau koperasi yang timbul
karena adanya transaksi penjualan secara
kredit atas barang dan jasa yang
dihasilkan oleh perusahaan.

Rasio yang digunakan untuk mengukur
berapa kali dana yang ditanam dalam
persediaan ini dalam satu periode,
semakin kecil rasio ini semakin tidak
baik juga demikian sebaliknya. Rumus
untuk menghitung rasio ini adalah
sebagai brikut :

1. Menurut James C Van Horne :
Inventory Turn Over =

Harga Pokok Barang yang dijual
Persediaan

2. Menurut J Fred Weston :
Inventory Turn Over =

Penjualan
Persediaan

c. Fixed Assets Turn Over
Merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur berapa kali dana yang
ditanamkan dalam aktiva tetap berputar
dalam satu periode, atau dengan kata
lain
untuk
mengukur
apakah

perusahaan
sudah
menggunakan
kapasitas aktiva tetap sepenuhnya atau
belum (Kasmir 2012, h. 184). Rumus
yang digunakan adalah sebagai berikut
:

Penjualan
Fixed Assets Turn Over =
Aktiva tetap

84

Jurnal Adminika Volume 2. No. 2, Juli – Desember 2016

d. Total Assets Turn Over
Rasio ini menunjukkan perputaran total
aktiva diukur dari volume penjualan
dengan kata lain seberapa jauh
kemampuan semua aktiva menciptakan
penjualan
Total Assets Turn Over =
Total Aktiva

ISSN : 2442-3343

penjualan. Rumus yang digunakan
dalam rasio ini:

piutang Rumus yang digunakan dalam
perhitungan rasio ini adalah:

e. Periode Penagihan Piutang
Rasio ini menunjukan berapa lama
perusahaan melakukan penagihan

Piutang (rata-rata)
Periode Penagihan Piutang =
Penjualan perhari
produktif merupakan aspek yang paling
bagus kinerjanya dibandingkan dengan
aspek-aspek lain. Aspek kualitas aktiva
produktif USP KPRI UB memperoleh
skor maksimal dalam setiap rasionya. (3)
Dari ketujuh aspek yang telah dinilai,
aspek permodalan dan jati diri koperasi
merupakan aspek yang kondisinya
tergolong buruk dibandingkan dengan
aspek-aspek yang lain. Hal ini terlihat dari
skor yang didapat di setiap rasionya yang
tidak maksimal. Berdasarkan hasil
penelitian ini diharapkan USP KPRI UB
dapat
lebih
meningkatkan
kinerja
keuangannya, terutama dalam aspek
permodalan,
efisiensi,
likuiditas,
rentabilitas, serta partisipasi anggota.

2.2 Penelitian Terdahulu
1.Novita Lukhita Wardhani tahun 2013
Analisis Kinerja Keuangan Unit Simpan
Pinjam Koperasi Pegawai Republik
Indonesia Universitas Brawijaya Unit
Simpan Pinjam (USP) memberikan
kontribusi
paling
besar
terhadap
pendapatan KPRI UB.. Analisis kinerja
keuangan USP didasarkan pada Peraturan
Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil
Menengah Republik Indonesia Nomor
14/Per/M.KUKM/XII/2009
tentang
Pedoman Penilaian Kesehatan Koperasi
Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam
Koperasi. Aspek-aspek yang dianalisis
diantaranya adalah permodalan, kualitas
aktiva produktif, manajemen, efisiensi,
likuiditas, kemandirian dan pertumbuhan,
serta jati diri koperasi. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui kinerja
keuangan USP KPRI UB periode 20092012. Penelitian bersifat deskriptif. Hasil
yang diperoleh adalah (1) Tingkat
kesehatan USP KPRI UB pada tahun
2009, 2010, dan 2012 mendapat predikat
sebagai koperasi yang “Cukup Sehat”.
Sedangkan pada tahun 2011 mendapat
predikat “Sehat”. (2) Dari ketujuh aspek
yang dinilai, aspek kualitas aktiva

2. Fitri Ruwaida tahun 2011
Analisis laporan keuangan untuk menilai
tingkat kesehatan keuangan pada PD BPR
Bank Klaten Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui
kondisi tingkat
kesehatan keuangan bank dan untuk
mengetahui
perkembangan
tingkat
kesehatan keuangan bank pada PD BPR
Bank Klaten dari tahun 2007-2009.
Subjek dalam penelitian ini adalah
pimpinan PD BPR Bank Klaten, bagian
85

Jurnal Adminika Volume 2. No. 2, Juli – Desember 2016

ISSN : 2442-3343

masing sebesar 5,03%; 10,65% dan
9,73%, nilai ini termasuk kategori sehat.
Kedua, perkembangan tingkat kesehatan
keuangan bank pada PD BPR Bank Klaten
pada tahun 2007, 2008 dan 2009 masingmasing sebesar 91,25; 95,38 dan 95,09,
nilai TKS ini termasuk kategori sehat
karena nilai TKS lebih dari 81.

accounting dan bagian humas. Objek
penelitian adalah menganalisa Laporan.
Keuangan Laba-Rugi, dan Neraca pada
PD BPR Bank Klaten selama periode
2007-2009. Teknik pengumpulan data
adalah dokumentasi. Analisis data yang
digunakan adalah analisis CAMEL yang
digunakan
untuk
menilai
tingkat
kesehatan keuangan bank berdasarkan
permodalan, kualitas aktiva produktif
(KAP), manajemen, rentabilitas, dan
likuiditas. Hasil menunjukkan bahwa:
Pertama, tingkat kesehatan keuangan
bank dilihat dari faktor permodalan
(CAR) tahun 2007, 2008, dan 2009
masing-masing sebesar 50,08%; 41,49%
dan 40,96%, rasio ini termasuk dalam
kategori sehat. Rasio aktiva produktif
yang diklasifikasikan terhadap aktiva
produktif pada tahun 2007, 2008, dan
2009 masing-masing sebesar 9,62%;
5,95% dan 8,26%,rasio ini termasuk
kategori sehat, sedangkan PPAPYD
(Penyisihan
Penghapusan
Aktiva
Produktif yang Dibentuk) tahun 2007,
2008 dan 2009 masing-masing sebesar
59,50%; 61,71% dan 52,55%, rasio ini
termasuk
kategori
kurang
sehat.
Faktormanajemen
untuk
manajemen
umum pada tahun 2007, 2008 dan 2009
masing-masing sebesar 34 poin, 35 poin
dan 37 poin, nilai ini termasuk kategori
sehat, sedangkan manajemen resiko tahun
2007, 2008 dan 2009 masing-masing
sebesar 50, 52 dan 55,termasuk kategori
sehat. Faktor rentabilitas berdasarkan
ROA pada tahun 2007,2008 dan 2009
masing-masing sebesar 2,64%; 3,22% dan
2,29%, nilai ini termasuk kategori sehat,
sedangkan BOPO pada tahun 2007, 2008
dan 2009 masing-masing sebesar 79,45%;
79,57% dan 85,18%, nilai ini termasuk
dalam kategori sehat. Faktor likuiditas
berdasarkan LDR tahun 2007, 2008 dan
2009 masing-masing sebesar 65,85%;
76,46% dan 88,19%, nilai ini termasuk
kategori sehat, sedangkan cash ratio pada
tahun 2007, 2008 dan 2009 masing-

3. Jundan Adiwiratama tahun 2012
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
kesehatan koperasi. Untuk menilai
kesehatan koperasi digunakan empat
penilaian rasio keuangan yaitu rasio
likuiditas, rasio solvabilitas, rasio
rentabilitas,
rasio
aktivitas
yang
berpedoman dengan peraturan menteri dan
KUKM NO.06/PER/M.KUKM/V/2006.
Penelitian ini dilakukan di KPRI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA selama
periode 2010-2012. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kesehatan KPRI UB
ditinjau dari rasio likuiditas cukup sehat,
rasio solvabilitas sangat tidak sehat, rasio
rentabilitas tidak sehat dan rasio aktivitas
sangat tidak sehat. Jadi secara keseluruhan
KPRI UB menunjukkan kondisi tidak
sehat.

4. Lilik Hardiningsih tahun tahun 2010
Rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah apakah kinerja keuangan Primer
Koperasi Angkatan Darat (Primkopad)
Kartika Benteng Sejahtera di Balikpapan
selama periode tahun 2008 hingga tahun
2010 ditinjau dari rasio likuiditas, rasio
solvabilitas,
rasio
profitabilitas/rentabilitas,
dan
rasio
aktivitas menunjukkan tingkat yang sehat.
Berdasarkan kriteria standar penilaian
koperasi berprestasi menurut Kementrian
Negara Koperasi dan UKM Republik
Indonesia No.06/PER/M.KUKM/V/2006
yang ditinjau dari rasio likuiditas dan rasio
profitabilitas/rentabilitas maka Primer
Koperasi Angkatan Darat (Primkopad)
Kartika Benteng Sejahtera di Balikpapan
86

Jurnal Adminika Volume 2. No. 2, Juli – Desember 2016

dapat dikatakan koperasi yang berprestasi,
sedangkan apabila ditinjau dari rasio
solvabilitas dan rasio aktivitas maka
Primer
Koperasi
Angkatan
Darat
(Primkopad) Kartika Benteng Sejahtera di

ISSN : 2442-3343

Balikpapan dapat dikatakan koperasi yang
tidak berprestasi.

2.3 Kerangka Pemikiran
Rasio Rentabilitas
Laporan
Keuangan
PRIMKOPTI
2010-2014
-

Laporan
Neraca
Laporan
Laba
Rugi.

-

NPM (Net Profit
Margin)
ROA (Return ON
Assets)
Rentabilitas Modal
Sendiri.

Kinerja
Keuang
an

Rasio Aktivitas
-

Perputaran Piutang
Perputaran
Persediaan
Fixed Aseets Turn
Over.

Gambar 1 Kerangka berfikir
2.4 Operasional Variabel Penelitian
Tabel 2
Variabel, Definisi Variabel, dan Indikator
No

Variabel

1.

Laporan
keuangan

2.

Kinerja
keuangan
koperasi
primkopti
lubuklinggau

3.

Rasio
Rentabilitas

Definisi Operasional
Informasi yang menyangkut posisi
keuangan, kinerja serta perubahan sisi
keuangan suatu koperasi yang bermanfaat
bagi sejumlah besar pemakai dalam
pengambilan keputusan.
( irham, 2012: 22)
Rasio
keuangan
digunakan
untuk
mengevaluasi kondisi keuangan dan
kinerja keuangan koperasi. Prestasi yang
dicapai dengan nilai sehat, kurang sehat
dan tidak sehat.
Rasio Rentabilitas yaitu menggambarkan
kemampuan koperasi mendapatkan laba
melalui semua kemampuan dan sumbersumber yang ada seperti kegiatan

87

Indikator

Skala

Neraca
Laba rugi

Rasio Rentabilitas
Rasio Aktivitas

-rasio

NPM (Net Profit
Margin).

Rasio

Jurnal Adminika Volume 2. No. 2, Juli – Desember 2016

4.

ISSN : 2442-3343

penjualan.
Rasio Aktivitas adalah rasio yang
menggambarkan sejauh mana koperasi
mengunakan
sumber
daya
yang
dimilikinya guna menunjang aktivitas ini
secara maksimal

Rasio
Aktivitas

ROA (Return On
Aseets).
Rentabilitas Modal
Sendiri.
PerputaranPiutang
(Receivable Turn
Over).
Perputaran
Persediaan
(Inventory Turn
Over).
Fixed Aseets Turn
Over.

III. TEKNIK ANALISIS DATA
3.1 Rasio Rentabilitas
NPM (Net Provit Margin) = Sisa Hasil Usaha x 100%
Penjualan/ Pendapatan
Standar Industri NPM (Net Provit Margin)
Nilai Kredit

Predikat

≥15%
10% s/d