Dasar pendidikan islam di indonesia PAI

KATA PENGANTAR

ْ‫حييم‬
‫ن ِالرر ح‬
‫مْ ِالل ح‬
‫ه ِالرر ي‬
‫بح ي‬
‫ح م‬
‫م ح‬
‫س ح‬
Sanjung syukur kehadirat Sang Maha Luhur, yang telah menaungkan
Rahmat serta HidayahNya, sehingga pemakalah dapat menyelesaikan makalah ini
dengan lancar. Seiring dengan itu, pemakalah sampaikan dengan tulus, dari hati
yang terdalam dan yang tak terkira sebagai ungkapan terima kasih kepada ayah
dan bunda tercinta atas dukungan moral, moril serta motivasi-mativasi yang
mampu

bangkitkan

semangat


pemakalah,

sehingga

pemakalah

dapat

menyelesaikan makalah ini dengan baik dan lancar dengan judul makalah “Dasar
Pendidikan Islam dan Dasar Pelaksanaan Pendidikan Islam di Indonesia”
Pemakalahan ini tak mungkin terwujud sedemikian rupa jika tanpa adanya
bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena, dalam kesempatan ini, pemakalah
mengucapkan terima kasih yang sebesar-sebesarnya kepada:
1. Ibu Dr. Hj. Mardiyah, M.Ag selaku Dosen Pembimbing mata kuliah
Ilmu Pendidikan Islam yang telah merelakan waktu dan tenaganya
untuk membimbing pemakalah beserta teman-teman dengan penuh
kesabaran.
2. Teman-teman program S1 Madin STAI Darut Taqwa yang telah
menginspirasi pemakalah, sehingga makalah ini dapat terwujud.
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan karuniaNya kepada semua

pihak yang telah memberikan bimbingan, bantuan, dorongan dan motivasi kepada
pemakalah. Harapan pemakalah semoga makalah ini berguna bagi pemakalah
khususnya dan kepada pembaca umumnya.
Gresik,

Desember 2013

Pemakalah

1

BAB I
PENDAHULUAN

Sarana utama yang dibutuhkan untuk pengembangan kehidupan
manusia tidak lain adalah pendidikan, dalam dimensi yang setara dengan
tingkat daya cipta, daya rasa dan daya karsa masyarakat beserta anggotaanggotanya. Oleh karena itu antara manusia dengan tuntutan hidupnya saling
berpacu berkat dorongan ketiga daya tersebut. Maka pendidikan menjadi
semakin penting. Bahkan boleh dikata , pendidikan merupakan kunci dari
segala bentuk kemajuan hidup umat manusia sepanjang sejarah.

Khusus pada masyarakat Islam yang berkembang sejak zaman Nabi
Muhammad melaksanakan misi sucinya yakni menyebarkan agamanya,
pendidikan juga kunci kemajuan. Sumber-sumber pokok ajaran Islam yang
berupa Al Quran dan As Sunnah banyak mendorong pemeluknya untuk
menciptakan pola kemajuan hidup yang dapat menyejahterakan pribadi dalam
masyarakat, sehingga dengan kesejahteraan yang berhasil diciptakannya,
manusia secara individual dan sosial, mampu meningkatkan derajat dan
martabatnya, baik bagi kehidupannya di dunia maupun di akhirat nanti.
Derajat dan martabatnya sebagai “kholifah” di muka bumi dapat diraih berkat
usaha pendidikan yang bercorak Islam itu.
Dalam makalah ini Pemakalah akan menjelaskan tentang Dasar-Dasar
Pendidikan Islam dan Dasar Pelaksanaan Pendidikan Islam di Indonesia yang
spesifiknya penjelasan ini akan mengarah pada Dasar Ideal Pendidikan Islam
atau bisa disebut Dasar Pokok Pendidikan Islam. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi kita semua amin.

2

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Dasar Pendidikan Islam
Pendidikan –kata ini juga dilekatkan kepada Islam—telah didefinisikan
secara berbeda-beda oleh berbagai kalangan, yang banyak dipengaruhi
pandangan dunia (weltanschauung) masing-masing. Namun pada dasarnya,
semua pandangan yang berbeda itu bertemu dalam semacam kesimpulan
awal; pendidikan merupakan suatu proses penyiapan generasi muda untuk
menjalankan kehidupan dan memenuhi tujuan hidupnya secara lebih efektif
dan efisien.
Pendidikan lebih daripada sekedar pengajaran; yang terakhir ini dapat
dikatakan sebagai proses transfer ilmu belaka, bukan transformasi nilai dan
pembentukan kepribadian dengan segala aspek yang dicakupnya. Dengan
demikian, pengajaran lebih berorientasi pada pembentukan “tukang-tukang”
atau para spesialis yang terkurung dalam ruang spesialisasinya yang sempit,
karena itu, perhatian dan minatnya lebih bersifat teknis.1
Secara lebih rinci, Yusuf Al-Qardhawi memberikan pengertian,
“Pendidikan Islam adalah pendidikan manusia seutuhnya, akal dan hatinya,
rohani dan jasmaninya, akhlak dan keterampilannya. Karena itu, pendidikan
Islam menyiapkan manusia untuk hidup baik dalam keadaan damai maupun
perang, dan menyiapkannya untuk menghadapi masyarakat dengan segala
kebaikan dan kejahatannya, manis dan pahitnya” (al Qardhawi: 157).

Secara teoritis pendidikan Islam sebagai ilmu atau disiplin ilmu adalah
merupakan konsepsi pendidikan yang mengandung berbagai teori yang
mengandung berbagai teori yang dikembangkan dari hipotesa-hipotesa atau
wawasan yang bersumber dari kitab suci Al Quran atau As Sunnah, baik
dilihat dari segi sistem, proses dan produk (hasil) yang diharapkan maupun
dari segi missionair-nya (tugas pokoknya) untuk membudayakan umat
manusia agar bahagia dan hidup sejahtera dalam hidupnya.2
1 Prof. Azyumardi Azra, M.A., M. Phil., Ph.D. Pendidikan Islam; Tradisi dan Modernisasi di
tengah tantangan Millenium III. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2012. Hal. 4
2 Prof. H. M. Arifin, M. Ed. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara. 1994.Hal. 7

3

B. Hakikat Pendidikan Islam
Hakikat pendidikan Islam adalah usaha orang dewasa muslim yang
bertaqwa secara sadar mengarahkan dan membimbing pertumbuhan serta
perkembangan fitrah (kemampuan dasar) anak didik melalui ajaran Islam
kearah titik maksimal pertumbuhan dan perkembangannya.
Pendidikan secara teoritis mengandung pengertian “memberi makan”
(opvoeding) kepada jiwa anak didik sehingga mendapatkan kepuasan dasar

manusia. Bila ingin diarahkan kepada pertumbuhan sesuai dengan ajaran
Islam, maka harus berproses melalui sistem pendidikan Islam, baikl melalui
kelembagaan maupun melalui sistem kurikuler.3
Esensi daripada potensi dinamis dalam setiap diri manusia ini terletak
pada keimanan/keyakinan, ilmu pengetahuan, akhlak (moralitas) dan
pengamalannya.4 Dan keempat potensi esensial ini menjadi tujuan fungsional
pendidikan Islam.
Oleh karenanya, maka dalam strategi pendidikan Islam, keempat
potensi dinamis yang esensial tersebut menjadi titik pusat dari lingkaran
proses kependidikan Islam sampai kepada tercapainya tujuan akhir
pendidikan, yaitu manusia dewasa yang mukmin/muslim, muhsin dan
muchlisin muttaqin.5
C. Dasar Pendidikan Islam
Dasar-dasar pendidikan Islam secara prinsipiil diletakkan pada ajaran
Islam dan seluruh perangkat kebudayaannya. Dasar-dasar dan pembentukan
dan pengembangan pendidikan Islam yang pertama dan utama adalah Al
Quran dan As Sunnah. Al Quran misalnya, memberikan prinsip sangat
penting bagi pendidikan, yaitu penghormatan kepada akal manusia,
bimbingan ilmiah, tidak menentang fitrah manusia, serta memlihara
kebutuhan sosial.6

Dasar pendidikan Islam selanjutnya adalah nilai sosial kemasyarakatan
yang tidak bertentangan dengan ajaran Al Quran dan As Sunnah atas prinsip
3 Ibid., hal. 32
4 Dr. Fadlil Al Djamaly. Nahwa Tarbijjatin Mukminatin. Hal. 85
5 Arifin,. Ilmu .............................. hal. 7
6 Hasan Langgulung. Asas-asas Pendidikan Islam. Jakarta: pustaka Al Husna. 1980. Hal. 196

4

mendatangkan kemanfaatan dan menjauhkan kemudharatan bagi manusia.
Dengan dasar ini,pendidikan Islam dapat diletakkan didalam kerangka
sosiologis, selain menjadi sarana transmisi pewarisan kekayaan sosial budaya
yang positif bagi kehidupan manusia.
Kemudian warisan pemikiran Islam juga merupakan daasar penting
dalam pendidikan Islam. Dalam hal ini, hasil pemikiran para ulama, filsuf,
cendekiawan muslim, khususnya dalam pendidikan, menjadi rujukan penting
pengembangan pendidikan Islam. Pemikiran mereka pada dasarnya
merupakan refleksi terhadap ajaran pokok Islam. Terlepas dari hasil refleksi
itu apakah berupa idealisasi atau kontekstualisasi ajaran Islam, jelas warisan
pemikiran Islam mencerminkan dinamika Islam dalam menghadapi kenyataan

kehidupan yang terus berubah dan berkembang. Karena itu, terlepas pula dari
keragaman warisan pemikiran Islam tersebut, ia dapat diperlakukan secara
positif dan kreatif untuk pengembangan pendidikan Islam.
Dari dasar diatas pendidikan Islam itulah kemudian dikembangkan
sistem pendidikan Islam yang mempunyai karakteristik tersendiri yang
berbeda dengan sistem pendidikan lainnya. Secara singkat karakteristik
pendidikan Islam adalah:
Pertama, pendidikan Islam adalah penekanan pada pencarian ilmu
pengetahuan, penguasaan, dan pengembangan atas dasar ibadah kepada Allah
SWT. Setiap penganut Islam diwajibkan mencari ilmu pengetahuan untuk
dipahami secara mendalam, yang dalam taraf selanjutnya dikembangkan
dalam kerangka ibadah guna kemaslahatan umat manusia. Pencarian,
penguasaan dan pengembangan ilmu pengetahuan merupakan proses
berkesinambungan, dan berlangsung seumur hidup. Inilah yang kemudian
dikenal dengan istilah life long education dalam sistem pendidikan modern.7
Sebagai ibadah, dalam pencarian, penguasaan dan pengembangan ilmu
pengetahuan dalam pendidikan Islam sangat menekankan pada nilai-nilai
akhlaq. didalam konteks ini,, kejujuran, sikap tawadhu'’dan menghormati
sumber pengetahuan merupakan prinsip pentingyang perlu dipegangi setiap
pencari ilmu.

7 Azyumardi. Pendidikan Islam..........................Hal. 10

5

Karakteristik berikutnya adalah pengakuan terhadap potensi dan
kemampuan seseorang untuk berkembang. Setiap pencari ilmu dipandang
sebagai makhluk Tuhan yang perlu dihormati dan disantuni agar potensipotensi yang dimilikinya dapat teraktualisasi sebaik-baiknya.
Pengamalan ilmu pengetahuan atas dasar tanggung jawab kepada
Tuhandan masyarakat manusia merupakan karakteristik pendidikan Islam
berikutnya.

Disini

pendidikan

bukan

hanya

untuk


diketahui

dan

dikembangkan, melainkan sekaligus dipraktikan dalam kehidupan nyata.
Dengan demikian, terdapat konsistensi antara apa-apa yang diketahui dengan
pengamalannya dalam kehidupan sehari-hari. Di dalam Islam, mengetahui
suatu ilmu pengetahuan sama pentingnya dengan pengamalannya secara
konkret sehingga dapat terwujud kemaslahatan bagi umat.8
D. Pendidikan masa kini
Dahulu kala, fungsi utama pendidikan adalah pemindahan nilai-nilai
dari generasi tua ke generasi muda agar identitas suatu masyarakat terpelihara
adanya. Nilai-nilai seperti keberanian, kejujuran, kesetiakawanan, dan lainlainperlu tetap dipelihara demi keutuhan dan kelanjutan hidup masyarakat.
Sebab masyarakat yang tidak punya nilai-nilai akan hancur sendiri.
Kalau inilah salah satu fungsi pendidikan zaman dahulu, yaitu
pemindahan nilai-nilai, tidakkah pendidikan zaman sekarang berfungsi
demikian juga. Masyarakat modern pun memerlukan kejujuran demi
kelajutan hidupnya.9
Fungsi kedua pendidikan adalah pemindahan ilmu dan ketrampilanketrampilan dari generasi ke generasi. Ilmu adalah prinsip-prinsip yang

digunakan untuk memahami manusia sendiri. Ada beberapa jalan yang dilalui
ilmu itu. Pertama melalui indera. Kedua adalah akal. Seterusnya adalah
intuisi, kemudian ilham, yang tertinggi adalah wahyu yang terdapat pada
nabi-nabi dan rosul-rosul.
Yang penting adalah adanya prinsip-prinsip itu. Prinsip-prinsip inilah
yang dipindahkan dari generasi ke generasi, tidak perlu produk ilmunya.
8 Ibid., hal. 10
9 Hasan. Asas................ hal. 359-360

6

Berkaitan

dengan

ilmu,

adalah

keterampilan.

Keterampilan

adalah

kemampuan membuat sesuatu walaupun tidak memahami prinsip sesuatu
berlaku demikian.
Pendeknya masyarakat zaman dulu melatih generasi mudanya
memegang peranan-peranan yang akan ditinggalkan oleh generasi tua setelah
mereka tua atau meninggal dengan berlatih sambil mengerjakan. Sedang
zaman modern melatih generasi mudanya untuk mengambil alih perananperanan itu didalam lembaga-lembaga pendidikan. Peranan-peranan seperti
petani, nelayan, juru bina, tukang kayu, tukang besi, tukang emas, guru-guru,
polisi, dan lain-lain adalah kekal dari abad ke abad. Hanya metode dan teknik
melatihnya yang berbeda dari zaman ke zaman.
Kembali ke permasalahan awal, adakah perbedaan antara pendidikan
zaman dulu dan pendidikan masa kini? Jawabnya: prinsipnya tidak berbeda,
yang berbeda adalah tekniknya. Sengaja kita hanya sebutkan beberapa aspek
pendidikan, yaitu fungsi-fungsi sosialnya, sebab itulah yang relevan dengan
prose belajar dan penghayatan.10
E. Dasar Pelaksanaan Pendidikan Islam di Indonesia
Pengembangan ilmu pendidikan berkaitan UU Nomor 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional BAB II DASAR, FUNGSI DAN
TUJUAN pada pasal 2 yang menyebutkan: “Pendidikan nasional berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945.”
Dasar pendidikan Nasional adalah Pancasila yang terdiri atas 5 Sila,
yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.

Ketuhanan Yang Maha Esa.
Kemanusiaan yang adil dan beradab.
Persatuan Indonesia.
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah
permusyawaratan perwakilan.
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

kebijaksanaan

dalam

Sila pertama adalah sila yang menegaskan nilai-nilai dan prinsip
ketuhanan dalam pendidikan. Dengan demikian, pendidikan Islam wajib
10 Ibid., hal. 360-362

7

mengembangkan nilai-nilai ketauhidan yang meyakinkan kepada segenap
umat Islam untuk mengembangkan pendidikan yang bernilai Ilahiyah dan
rubbubiyah. Prinsip pendidikan ilahiyah adalah tolok ukur kebenaran
pendidikan yang mengajarkan kekuatan iman dan keyakinan kepada Allah
Yang Maha Esa sebagai sumber ilmu pendidikan. Adapun prinsip rubbubiyah
adalah tolok ukur pendidikan yang meyakini bahwa Allah dengan segala
ciptaannya menggambarkan sifat-sifat kependidikan yang sangat sempurna,
sebagaimana Allah menyataan bahwa Dia adalah Rabbul’alamin, artinya
Pendidik semua alam.11
Dasar kedua dari pendidikan nasional adalah UUD Tahun 1945,
sebagaimana tertuang dalam pasal 3 bahwa “pendidikan nasioanl berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.”
Pengembangan pendidikan Islam dalam wilayah kependidikan tidak
dibedakan

dengan

pengembangan

pendidikan

umum.

Sebagaimana

pendidikan tersebut dikembangkan mulai dari tingkat dasar sampai dengan
pendidikan tinggi. Oleh karena itu, wilayah pengembangan pendidikan Islam
menjadi tanggung jawab bersama.
Dengan pandangan tersebut, dapat dipahami bahwa pendidikan Islam
dikembangkan demi peningkatan nilai-nilai keimanan dan moralitas bangsa
yang didukung sepenuhnya oleh pendidikan yang tinggi dan ilmu
pengetahuan yang memberikan manfaat kepada masa depan kehidupan
bangsa dan negara.Dengan demikian, pendidikan berprinsip pada “pendidikan
seumur hidup” yang didasarkan pada kedudukan hukumnya yang wajib.12

11 Drs. Hasan Basri, M.Ag dan Drs. Beni Ahmad Saebani, M.Si. ilmu Pendidikan Islam (Jilid II).
Bandung: CV. Pustaka Setia. 2010. Hal. 23
12 Ibid., hal. 28-29

8

BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Setiap kegiatan atau aktivitas yang disengaja secara sadar untuk
mencapai suatu tujuan harus mempunyai dasar atau landasan tempat berpijak
yang kokoh dan kuat. Dasar adalah pangkal atau titik tolak suatu aktivitas. Di
dalam menetapkan dasar suatu aktivitas manusia selalu berpedoman kepada
pandangan hidup dan hukum-hukum dasar yang dianutnya, karena hal ini
yang akan menjadi pegangan dasar di dalam kehidupannya. Apabila
pandangan hidup dan hukum dasar yang dianut manusia berbeda, maka
berbeda pulalah dasar dan tujuan hidupnya.
Dasar pendidikan islam tentu saja didasarkan kepada falsafah hidup
umat islam dan tidak didasarkan kepada falsafah hidup suatu negara, sistem
pendidikan islam tersebut dapat dilaksanakan dimana saja dan kapan saja
tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu.
Dasar ideal atau pokok pendidikan islam itu ada dua, pertama Al-Quran
dan kedua Sunnah Nabi Muhammad saw.

9