Sejarah Peradaban Islam Humaniora. docx

A. KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Puja dan Puji hanya layak tercurahkan kepada Allah SWT. , karena atas
limpahan karunia-Nya kita masih dapat merasakan segala bentuk nikmat iman, islam, dan
ihsan. Salawat beriringkan salam tak lupa pula kita junjung kepada nabi besar kita
Muhammad SAW yang telah membawa manusia dari zaman yang gelap gulita menuju alam
yang terang benderang sebagaiman yang kita rasakan saat ini, dan atas izin Allah pula penulis
dapat menyelesaikan tugas mandiri ini tepat pada waktunya.
Penulis sangat tertarik untuk mengajukan Judul : SEJARAH PERADABAN ISLAM
DUNIA.
Banyak kesulitan dan hambatan yang penulis hadapi dalam membuat tugas mandiri ini, tapi
dengan semangat dan kegigihan serta arahan, bimbingan dari berbagai pihak sehingga Penulis
mampu menyelesaikan tugas mandiri ini dengan baik, oleh karena itu pada kesempatan ini,
Penulis mengucapkan terima kasih kepada :


Bapak kami tercinta, Abdul Wahid yang selalu membimbing kami dalam Prodi kami



Pak Abdullah selaku KAPRODI Ilmu Komunikasi.




Teman – teman Fakultas Humaniora Prodi Ilkom yang kami banggakan..

Penulis menyimpulkan bahwa tugas mandiri ini masih belum sempurna, oleh karena itu
Penulis menerima saran dan kritik, guna kesempurnaan tugas mandiri ini dan bermanfaat bagi
Penulis dan pembaca pada umumnya.

Gontor, 18 September 2016

Muhammad Harun Al Rosyid

Ilmu Komunikasi

Page 1

DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL………………………………………………………………………………………
A. KATA

PENGANTAR………………………………………………………………………....…….. 1
DAFTAR
ISI……………………………………………………………………………………..………2
B. BAB I
PENDAHULUAN……………………………………………………………………….….. 3
C. BAB II
PEMBAHASAN………………………………………………………………….......…….. 4
1. Peradaban Islam………………………………………….......…………………..….. 4
2. Unsur-Unsur Peradaban Islam………………………………………………………. 5
3. Substansi Peradaban Islam………..........…………………………………..……...….7
4. Karakteristik Peradaban Islam......................................................................................11
D.BABIII KESIMPULAN SARAN ……………………………………………….
……….....................................................…. 12
E. DAFTAR
PUSTAKA……………………………………………..
………………………………….. 13

Ilmu Komunikasi

Page 2


BAB I. PENDAHULUAN
Di zaman yang dewasa ini, kita telah berkolaburasi dengan bermacam-macam budaya.
Islma adalah agama yang mengiringi kehidupan manusia untuk menuju tujuan yang
sempurna. Kita telah melihat banyak sejarah yang kita dengar, lihat, dan serap pengetahuanpengetahuan yang sudah terkontaminasi dengan budaya-budaya yang tidak memperhatikanm
kebenaran yang mutlak.
Islam pada saat ini adalah wujud hukum sekaligus pedoman hidup, manusia hidup di
zaman yang penuh dengan tipu muslihat, fatamorgana yang telah mendunia seperti halnya
sebuah media yang kelihatannya benar namaun salah, media yang kelihatannya salah
dianggap benar. Islam humaniora adalah sebuah ilmu hubungan relationship terhadap
manusia., bagaimana seorang muslim menarik sisi berita dengan berpedomankan pada nilai
dan ajaran islam yamg telah diwariskan oleh leluhur dan mujahid islam dimasa kelam.
Makalah ini akan membahas bagaimana sebuah substansi peradaban islam yang telah
berkesinambung dengan humaniora, unsur-unsur yang mengikat aturan peradaban islam
humaniora serta karakteristik peradaban islam humaniora.

Ilmu Komunikasi

Page 3


BAB II. PEMBAHASAN
1. Makna Peradaban Islam
Islam yang diturunkan sebagai din, sejatinya telah memiliki konsep seminalnya sebagai
peradaban. Sebab kata din itu sendiri telah membawa makna keberhutangan, susunan
kekuasaan, struktur hukum, dan kecenderungan manusia untuk membentuk masyarakat yang
mentaati hukum dan mencari pemerintah yang adil. Artinya dalam istilah din itu tersembunyi
suatu sistem kehidupan. Oleh sebab itu ketika din(agama) Allah yang bernama Islam itu telah
disempurnakan

dan

dilaksanakan

di

suatu

tempat,

maka


tempat

itu

diberi

nama Madinah. Dari akar kata din dan Madinah ini lalu dibentuk akar kata baru madana,
yang berarti membangun, mendirikan kota, memajukan, memurnikan dan memartabatkan.

Islam sebagai Peradaban
Konon, ketika Nabi menerima laporan bahwa ajakannya kepada Kaisar Romawi, Heraclitus
untuk berpegang pada keyakinan yang sama (kalimatun sawa’) ditolak dengan halus, nabi
hanya berkomentar pendek “sa uhajim al-rum min uqri baiti” (Akan saya perangi Romawi
dari dalam rumahku). Ucapan Nabi ini bukan genderang perang, ia hanya berdiplomasi.
Tidak ada ancaman fisik dan juga tidak menyakitkan pihak lawan. Ucapan itu justru
menunjukkan keagungan risalah yang dibawanya, bahwa dari suatu komunitas kecil di jazirah
Arab yang tandus, Nabi yakin Islam akan berkembang menjadi peradaban yang kelak akan
mengalahkan Romawi.
Dan Nabi benar, pada tahun 700 an, tidak lebih dari setengah abad sesudah wafatnya Nabi

Muhammad (632 M), ummat Islam telah tersebar ke kawasan Asia Barat dan Afrika Utara,
dua kawasan yang dulunya jatuh ketangan Alexander the Great. Selanjutnya, Muslim
memasuki kawasan yang telah lama dikuasai oleh Kristen dengan tanpa perlawanan yang
berarti. Menurut William R Cook pada tahun 711 M – 713 M kerajaan Kristen di kawasan
Laut Tengah jatuh ketangan Muslim dengan tanpa pertempuran, meskipun pada abad ke 7
kawasan itu cukup makmur. Bahkan selama kurang lebih 300 tahun hampir keseluruhan
kawasan itu dapat menjadi Muslim. Baru pada abad ke sebelas kerajaan Kristen di kawasan
itu mulai melawan Muslim. Demitri Gutas dengan jelas mengakui:
Ilmu Komunikasi

Page 4

…..pada tahun 732 M kekuasaan dan peradaban baru didirikan dan disusun sesuai dengan
agama yang diwahyukan kepada Muhammad, Islam, yang berkembang seluas Asia Tengah
dan anak benua India hingga Spanyol dan Pyrennes.

2. Unsur-Unsur Peradaban Islam
Peradaban

sebagai


sistem

sosial

yang

membantu

manusia

untuk

meningkatkan

produktifitasnya di bidang kebudayaan, memiliki unsur sebagai prasyarat sehingga dikatan
sebagai sebuah peradaban. Unsur-unsur peradaban, yaitu:
Pertama: Sains
Klasifikasi Islam atas sains didasarkan pada hierarki, yang selama berabad-abad telah
membentuk matriks yang latar belakang sistem pendidikan muslim. Kesatuan sains selalu

merupakan merupakan instuisi utama dan sentral, yang jadi tolok pandangan bagi studi
beragam sains ini. Berawal dari intuisi yang tak dapat dibantah tentang kesatuan berbagai
disiplin ini, sains dipandang bagikan cabang bacang dari sebatang pohon, yang tumbuh dan
memerlurkan daun dan buah sesuai sifat pohon itu sendiri.
Pengklasifikasian sains di kalangan cendekiawan Islam, dimulai oleh al-Kindi pada abad ke 3
H/ ke 9 M dengan membagi pengetahuan menjadi dua yaitu divine science dan
human sciencedan kemudian dilanjutkan oleh yang lain. Mulanya berdaskan pembagian sains
menurut Aristoteles ke dalam sains teorretis, paraktis dan reproduktif, kemudian sistem
klasifikasi ini makin lama seksama. Disiplin ilmu Islam ditambah pada sains kuna, dan ilmu
agama yang metafisika dalam pengertian gnosis menempati tingkat tertinggi.
Kedua: Bahasa

Ilmu Komunikasi

Page 5

Bahasa elemen terpenting dari setiap kebudayaan atau peradaban adalah bahasa. Jika sebuah
peradaban universal muncul, akan terdapat kecenderungan munculnya sebuah bahasa
universal. Bahasa dunia adalah bahasa Inggris. Hal ini mengandung dua arti, tetapi hanya satu
hal yang akan menopang keberadan sebuah peradaban universal. Hal itu dapat berarti bahwa

semakin meningkatnya jumlah ada pembuktian yang dapat menopang peryataan ini, dan
sekalipun ada tidak dapat mengajukan suatu proposisi yang tepat, selain hanya menunjukkan
keadaan sebaliknya.
Data yang tersedia yang terkumpul selama lebih dari tiga dekade menyebutkan bahwa seluruh
bahwa yang digunakan di dunia ini tidak mengalami perubahan secara dramatis. Penurunanpenurunan yang signifikan berkaitan dengan jumlah orang-orang yang berbahasa Inggris,
Prancis, Jerman, Rusia, dan Jepang.
Dalam satu pengertian, sebuah bahasa yang digunakan oleh 92 % penduduk dunia tidak dapat
disebut sebagai bahasa dunia. Dalam pengertian yang lain, jika satu bahasa dari pelbagai
kelompok bahasa serta kebudayaan yang berbeda digunakan sebagai sarana komunikasi
antara satu dengan yang lain, jika ia adalah lingua franca, atau dalam istilah-istilah linguistik,
sebagai bahasa dunia yang digunakan untuk komunikasi yang lebih luas.
Orang-orang yang perlu berkumonikasi dengan bahasa lain harus menemukan sarana-sarana
itu. Suatu ketika mereka membutuhkan orang-orang yang ahli dalam dua atau lebih bahasa
yang berperan sebagai interpreter atau penerjemah. Dan hal itu tentu terasa kaku, begitu
menyita waktu, dan mahal itulah sebabnya, dalam sejarah muncul pelbagai lugiua franca.
Bahasa latin bagi masyarakat Perancis untuk sejumlah negara-negara Barat, di sebagian besar
Afrika. Dan bahasa Inggris yang digunakan di hampir penjuru dunia dan pertengahan abad
XX. Para diplomat usahawan, ilmuwan, wisatawan dan pelbagai lembaga atau biro jasa yang

Ilmu Komunikasi


Page 6

melayani mereka, para pilot dan air traffic controlerss, dan bidang-bidang lain yang lebih
luas, seluruhnya menggunakan bahasa Inggris.

3. Substansi Peradaban Islam
Tanda wujudnya peradaban, menurut Ibn Khaldun adalah berkembangnya ilmu pengetahuan
seperti fisika, kimia, geometri, aritmetik, astronomi, optic, kedokteran dsb. Bahkan maju
mundurnya suatu peradaban tergantung atau berkaitan dengan maju mundurnya ilmu
pengetahuan. Jadi substansi peradaban yang terpenting dalam teori Ibn Khaldun adalah ilmu
pengetahuan. Namun ilmu pengetahuan tidak mungkin hidup tanpa adanya komunitas yang
aktif mengembangkannya. Karena itu suatu peradaban atau suatu umrun harus dimulai dari
suatu “komunitas kecil” dan ketika komunitas itu membesar maka akan lahir umrun besar.
Komunitas itu biasanya muncul di perkotaan atau bahkan membentuk suatu kota. Dari kota
itulah akan terbentuk masyarakat yang memiliki berbagai kegiatan kehidupan yang
daripadanya timbul suatu sistem kemasyarakat dan akhirnya lahirlah suatu Negara. Kota
Madinah, kota Cordova, kota Baghdad, kota Samara, kota Cairo dan lain-lain adalah sedikit
contoh dari kota yang berasal dari komunitas yang kemudian melahirkan Negara. Tandatanda lahir dan hidupnya suatu umrun bagi Ibn Khaldun di antaranya adalah berkembanganya
teknologi, (tekstil, pangan, dan papan / arsitektur), kegiatan eknomi, tumbuhnya praktek

kedokteran, kesenian (kaligrafi, musik, sastra dsb). Di balik tanda-tanda lahirnya suatu
peradaban itu terdapat komunitas yang aktif dan kreatif menghasilkan ilmu pengetahuan.
Namun di balik faktor aktivitas dan kreativitas masyarakat masih terdapat faktor lain yaitu
agama, spiritualitas atau kepercayaan. Para sarjana Muslim kontemporer umumnya menerima
pendapat bahwa agama adalah asas peradaban, menolak agama adalah kebiadaban. Sayyid
Qutb menyatakan bahwa keimanan adalah sumber peradaban. Meskipun dalam paradaban
Islam struktur organisasi dan bentuknya secara material berbeda-beda, namun prinsip-prinsip
dan nilai-nilai asasinya adalah satu dan permanent. Prinsip-prinsip itu adalah ketaqwaan
kepada Tuhan (taqwa), keyakinan kepada keesaan Tuhan (tawhid), supremasi kemanusiaan di
atas segala sesuatu yang bersifat material, pengembangan nilai-nilai kemanusiaan dan

Ilmu Komunikasi

Page 7

penjagaan dari keinginan hewani, penghormatan terhadap keluarga, menyadari fungsinya
sebagai khalifah Allah di Bumi berdasarkan petunjuk dan perintahNya (syariat).
Sejalan dengan Sayyid Qutb, Syeikh Muhammad Abduh menekankan bahwa agama atau
keyakinan adalah asas segala peradaban. Bangsa-bangsa purbakala seperti Yunani, Mesir,
India, dll, membangun peradaban mereka dari sebuah agama, keyakinan atau kepercayaan.
Arnold Toynbee juga mengakui bahwa kekuatan spiritual (batiniyah) adalah kekuatan yang
memungkinkan seseorang melahirkan manifestasi lahiriyah (outward manifestation) yang
kemudian disebut sebagai peradaban itu.
Jika agama atau kepercayaan merupakan asas peradaban, dan jika agama serta kepercayaan
itu membentuk cara pandang seseorang terhadap sesuatu yang pada gilirannya dapat
mempengaruhi tindakan nyatanya atau manifestasi lahiriyahnya, maka sejalan dengan teori
modern bahwa pandangan hidup (worldview) merupakan asas bagi setiap peradaban dunia.
Para

pengkaji

peradaban,

filsafat,

sains

dan

agama

kini

telah

banyak

yang

menggunakan worldviewsebagai matrik atau framework. Ninian Smart menggunakannya
untuk mengkaji agama, S.M. Naquib al-Attas, al-Mawdudi, Sayyid Qutb, memakainya untuk
menjelaskan bangunan konsep dalam Islam, Alparslan Acikgence untuk mengkaji sains, Atif
Zayn, memakainya untuk perbandingan ideologi, Thomas F Wall untuk kajian filsafat,
Thomas

S

Kuhn

dengan

konsep

paradigmanya

sejatinya

sama

dengan

menggunakan worldview bagi kajian sains.
Meski mereka berbeda pendapat tentang makna worldview, mereka pada umumnya
mengaitkanworldview dengan peradaban atau seluruh aktivitas ilmiyah,sosial dan keagamaan
seseorang.

Ninian

Smart,

pakar

kajian

perbandingan

agama,

memberi

makna worldview sebagai “kepercayaan, perasaan dan apa-apa yang terdapat dalam pikiran
orang yang berfungsi sebagai motor bagi keberlangsungan dan perubahan sosial dan
moral.” Penekanannya pada fungsi worldview sebagai motor perubahan sosial dan moral.
Secara filosofis Thomas F Wall, memaknai worldview sebagai “sistem kepercayaan asas yang
integral tentang hakekat diri kita, realitas, dan tentang makna eksistensi”. Dalam kaitannya
dengan aktivitas ilmiyah Alparslan Acikgence memaknai worldview sebagai asas bagi setiap
perilaku manusia, termasuk aktivitas-aktivitas ilmiyah dan teknologi. Setiap aktivitas
Ilmu Komunikasi

Page 8

manusia akhirnya dapat dilacak pada pandangan hidupnya, artinya aktivitas manusia dapat
direduksi kedalam pandangan hidup itu. Dalam konteks sains, hakekat worldview juga dapat
dikaitkan dengan konsep “paradigma” Thomas S Kuhn. Istilah Kuhn “perubahan paradigma”
(paradigm shift) menurut Edwin Hung sebenarnya dapat dianggap sebagaiweltanschauung
Revolution (revolusi pandangan hidup). Sebab, paradigma mengandung konsep nilai, standarstandar dan metodologi-metodologi, yang merupakan worldview dan framework konseptual
yang diperlukan untuk kajian sains. Singkatnya, worldview berkaitan erat secara konseptual
dengan segala aktivitas manusia secara sosial, intelektual dan religius. Dan yang terpenting
adalah bahwa worldcviewsebagai sistem kepercayaan, pemikiran, tata pikir, dan tata nilai
memiliki kekuatan untuk merobah. Maka dari itu, aktivitas manusia dari yang sekecilkecilnya hingga yang sebesar-besarnya yang kemudian menjadi peradaban bersumber
dari worldview.
Jika makna worldview adalah konsep nilai, motor bagi perubahan sosial, asas bagi
pemahaman realitas dan asas bagi aktivitas ilmiah, maka Islam mengandung itu semua. Islam
bahkan memiliki pandangan terhadap realitas fisik dan non fisik secara integral. Ayat-ayat alQur’an jelas-jelas adalah konsep seminal yang memproyeksikan pandangan Islam tentang
alam semesta dan kehidupan yang disebut pandangan hidup atau pandangan alam Islam
(worldview, al-taÎawwur al-Islami, al-mabda al-Islami) itu. Bukan hanya itu, konsep-konsep
itu diberi medium pelaksanaannya yang berupa institusi yang disebut din, yang di dalamnya
terkandung konsep peradaban (Tamaddun).
Oleh

sebab

itu

dalam

Islam worldview memiliki

istilahnya

sendiri.

Bagi

al-

Mawdudi worldview Islam adalah Islami Nazariyat (Islamic Vision) yang berarti “pandangan
hidup yang dimulai dari konsep keesaan Tuhan (shahadah) yang berimplikasi pada
keseluruhan kegiatan kehidupan manusia di dunia….secara menyeluruh”. Menurut Sayyid
Qutb worldview Islam

adalah al-tashawwur

al-Islami, yang

berarti

“akumulasi

dari

keyakinan asasi yang terbentuk dalam pikiran dan hati setiap Muslim, yang memberi
gambaran khusus tentang wujud dan apa-apa yang terdapat dibalik itu.” Worldview dalam
istilah Shaykh Atif al-Zayn adalah al-Mabda’ al-Islami yang lebih cenderung merupakan
kesatuan iman dan akal dan karena itu ia mengartikan mabda’ sebagai aqidah fikriyyah yaitu
Ilmu Komunikasi

Page 9

kepercayaan yang berdasarkan pada akal. Sebab baginya iman didahului dengan akal. Namun
Shaykh Atif juga menggunakan kata-kata mabdauntuk ideologi non-Muslim. Ini berarti
bahwa

tidak

selamanya

berarti aqidah

fikriyyah. S.M.Naquib

al-Attas

mengartikan worldview Islam sebagai pandangan Islam tentang realitas dan kebenaran yang
nampak oleh mata hati kita dan yang menjelaskan hakekat wujud; oleh karena apa yang
dipancarkan Islam adalah wujud yang total, maka worldview Islam berarti pandangan Islam
tentang wujud (ru’yat al-Islam li al-wujud).
Jadi sebagaimana peradaban lainnya, substansi peradaban Islam adalah pokok-pokok ajaran
Islam yang tidak terbatas pada sistem kepercayaan, tata pikir, dan tata nilai, tapi merupakan
super-sistem yang meliputi keseluruhan pandangan tentang wujud, terutamanya pandangan
tentang Tuhan. Oleh sebab itu teologi (aqidah) dalam Islam merupakan fondasi bagi tata
pikir, tata nilai dan seluruh kegiatan kehidupan Muslim. Itulah pandangan hidup Islam. Jika
pandangan hidup itu berakumulasi dalam tata pikiran seseorang ia akan memancar dalam
keseluruhan kegiatan kehidupannya dan akan menghasilkan etos kerja dan termanifestasikan
dalam bentuk karya nyata. Dan jika ia memancar dari pikiran masyarakat atau bangsa maka
ia akan menghasilkan falsafah hidup bangsa dan sistem kehidupan bangsa tersebut. Jadi
substansi peradaban Islam adalah pandangan hidup Islam. Namun elemen pandangan hidup
yang terpenting adalah pemikiran dan kepercayaan.
Menurut Ibn Khaldun, wujud suatu peradaban merupakan produk dari akumulasi tiga elemen
penting yaitu 1) kemampuan manusia untuk berfikir yang menghasilkan sains dan teknologi
2) kemampuan berorganisasi dalam bentuk kekuatan politik dan militer dan 3) kesanggupan
berjuang untuk hidup. Jadi kemampuan berfikir merupakan elemen asas suatu peradaban.
Suatu bangsa akan beradab (berbudaya) hanya jika bangsa itu telah mencapai tingkat
kemapuan intelektual tertentu. Sebab kesempurnaan manusia ditentukan oleh ketinggian
pemikirannya. Suatu peradaban hanya akan wujud jika manusia di dalamnya memiliki
pemikiran yang tinggi sehingga mampu meningkatkan taraf kehidupannya. Suatu pemikiran
tidak dapat tumbuh begitu saja tanpa sarana dan prasarana ataupun supra-struktur dan infrastruktur yang tersedia. Dalam hal ini pendidikan merupakan sarana penting bagi tumbuhnya
pemikiran, namun yang lebih mendasar lagi dari pemikiran adalah struktur ilmu pengetahuan
Ilmu Komunikasi

Page 10

yang berasal dari pandangan hidup. Untuk menjelaskan bagaimana pemikiran dalam
peradaban Islam merupakan faktor terpenting bagi tumbuh berkembangnya peradaban Islam,
kita rujuk tradisi intelektual Islam.
4. Karakteristik Peradaban Islam
1.

Universalitas
Peradaban islam memiliki ciri menghargai kemanusiaan dan mengakui banyaknya perbedaan
tapi ukuran kemuliaan adalah ketakwaan (Qs.49:13).

Agama universal adalah agama yang kokoh dan menyampaikan pada nilai-nilai kebenaran,
keadilan, kebaikan dan persamaan antara seluruh manusia tanpa melihat warna kulit dan jenis
juga tidak membedakan ras. Islam Rahmatan lil alamin (QS.Al Anbiya 107).

2.

Tauhid
Islam tegak atas dasar tauhid secara mutlak kepada Allah Rabb bumi dan langit.

“sesungguhnya akidah tauhid yang datang bersama Rasul SAW adalah akidah yang sanggup
membuat manusia merdeka dari rasa ketakutan yang tergores dalam per

saannya.” (Sayid

Sulaiman An Nadawi-ulama di benua India)

3.

Adil dan moderat
Peradaban Islam yang kekal datang untuk memadukan dan menyeimbangkan antara tuntutan
ruh dan jasad. Tujuan keseimbangan untuk memenuhi harmonisasi antara fitrah kemanusiaan
dan tujuan akal.

4.

Sentuhan Akhlak

Ilmu Komunikasi

Page 11

Rasulullah diutus untuk menyempurnakan akhlak. Sumber akhlak dalam peradaban Islam
adalah wahyu. Ia merupakan nilai-nilai teguh dan teladan tinggi yang memperbaiki setiap
manusia dengan memperhatikan jenis, zaman, tempat dan lain-lain.

KESIMPULAN
Islam Merupakan wadah untuk pemersatu ummat, dia adalah jalan, a way to get a
paradise. Lebih khususnya yang kita pelajari bahwa humaniora ini adalah ilmu hubungan
masyarakat dan islam telah mengajarkan itu semua, terkhususnya yang telah diwariskan atas
ketiga unsur peradaban islam humaniora. Seperti: Unsur-Unsur, Substansi, dan
Karakteristiknya.
1. Unsur yang mempengaruhi dalam peradaban ini adalah Sains dan Bahasa.
2. Substansi yang mampu memberikan konstribusinya yaitu sebuah pandangan islam
terhadap kehidupan, worldview islam.
3. Karakteristik yang menjadi pedoman peradaban islam yang selalu di pertahankan ada
4; Universal, Tauhid, Adil dan Moderat serta Sentuhan Akhlak.

Ilmu Komunikasi

Page 12

DAFTAR PUSTAKA
1. Seyyed Hossein Nasr, Sains Dan Peradaban Di Dalam Islam, (Pustaka; Bandung,
1986). Harun Nasotion, Falsafat Dan Mistisisme Dalam Islam, (Bulan Bintang;
Jakarta, 1973).
2. http://www.referensimakalah.com/2013/06/unsur-unsur-peradaban.html
3. [1]Fahmi, H., Peradaban Islam MaknadanStrategiPembangunannya. (Ponorogo;
Cios. 2010). Hal. vi
4. [11], Fahmi, H., Peradaban Islam MaknadanStrategiPembangunannya. (Ponorogo;
Cios. 2010), hal. 13
5. [15]Fahmi, H. ,Peradaban Islam MaknadanStrategiPembangunannya. (Ponorogo;
Cios. 2010). Hal. 17
6. http://hamidfahmy.com/substansi-peradaban-islam/
7. https://indahnyaperadabanislam.wordpress.com/2016/01/26/4-karakteristikperadaban-islam/

Ilmu Komunikasi

Page 13