Tinjauan Yuridis atas Kegiatan Pendaftaran Tanah sebagai Wujud Landrefom di Kantor Pertanahan Kota Kisaran

9

ABSTRAK
Wanda Rizkina Balqis
Prof.Dr.Muhamad Yamin,S.H,M.S,CN.
Zaidar,S.H,M.hum
Di Indonesia, masalah pertanahan merupakan persoalan yang
penting. Pedoman dan tuntunan dalam pengunaan dan pemanfaatan tanah
untuk kesejahteraan masyarakat tertuang dalam pasal 33 ayat (3) UUD 1945
yang berbunyi : “Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya
dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran
rakyat”. Pengaturan tentang pertanahan tersebut selanjutnya diatur dalam
Undang-Undang No.5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok Agararia
yang lebih dikenal dengan Undang-Undang Pokok Agraria pasal 49,serta
sejumlah peraturan lain sesudahhnya yakni Peraturan Pemerintah Nomor 24
Tahun 1997 tentang pendaftaran tanah.Pendaftaran tanah merupakan salah
satu langkah dari pemerintah untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Dengan diselenggarakannya pendaftaran tanah,maka pihak-pihak yang
bersangkutan dengan mudah dapat mengetahui status atau kekuatan hukum
pada tanah tertentu yang dihadapinya. Mulai dari letak tanah,luas tanah, dan
batas-batasnya, siapa pemiliknya, serta beban-beban apa yang di atasnya.

Metode Penelitian yang digunakan dalam penulisaan ini adalah
pendekatan empiris berupa ,penelitiaan kepustakaan (library research) yang
berkaitan dengan dengan Landrefrom dan Pendaftaran Tanah pada
umumnya,serta penelitian lapangan yang berkaitan dengan kegiatan
pendaftaran tanah sebaagai wujud landrefrom.Penelitian ini didukung oleh
data primer yang diperoleh dari studi lapangan.Tehnik pengumpulan data
dilakukan dengan wawancara dan pengumpulan data.Penelitian ini
dilakukan di Kota Kisaran.
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa program landrefrom
dalam pendaftaran tanah tidak lagi berjalan lancar dari hasil wawancara
karena tidak adanya lagi penngarap tanah yang melaporkan hasil
penguasaan tanah,karena pada masa renzim soeharto ke soekarno para
penggarap masih wajib melaporkan hasil penguasaan tanahnya yang
menjadi tanah objek landrefrom setelah mencicil lunas tanahnya selama 15
tahun,baru dapat sertifikat terhadap objek landrefrom tersebut
diberikan,namun seiring berkembangnya zaman peraturan landrefrom tidak
lagi berjalan semestinya,karena lemahnya undang-undang landrefrom yang
tidak sessuai lagi.Seharusnya agar program-program landrefrom dalam
pendaftaran tanah dapat berjalan lancar Pemerintah juga harus bisa
melaksanakannya dalam wujud nyata bukan hanya dalam peraturan undangundang saja dan masyarakat juga harus harus digerakkan agar program

landrefrom dapat berjalan dan tidak ada hamabatan-hambatan karena
kurangnya dari pemerintah dan masyarakat

i
Universitas Sumatera Utara