Analisis Pengaruh Desentralisasi Fiskal Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Kota Di Provinsi Sumatera Utara

BAB II
TINJAUANPUSTAKA

2.1 OtonomiDaerahdanDesentralisasi
DalamUUNomor22tahun1999Pasal

1butirh,yangdimaksuddengan

otonomidaerah ialah “Kewenangan daerah otonomuntuk mengatur dan mengurus
kepentinganmasyarakatsetempat
masyarakatsesuaidengan

menurutprakarsasendiriberdasarkan

peraturan

aspirasi

perundang-undangan.”Sedangkanyang

dimaksuddengandaerahotonom adalah “Daerahotonom,selanjutnyadisebut daerah,

adalah kesatuan masyarakathukumyangmempunyaibatasdaerahtertentu berwenang
mengaturdanmengurusmasyarakatsetempatmenurutprakarsa sendiri(Pasal1 butir
(1))”.
Menurutketentuan

dalamUUnomor

22tahun1999

Pasal1bahwa:“Desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh
Pemerintah

kepadaDaerahOtonomdalamkerangka

NegaraKesatuanRepublikIndonesia” (JuliPanglimaSaragih, 2003:39)
Otonomidaerahdan desentralisasifiskaldituangkandalamUndang- Undang
(UU)Nomor32Tahun2004tentang PemerintahanDaerahdanUndang- UndangNomor
33 Tahun 2004 tentangPerimbangan Keuangan antaraPemerintah Pusat
Pemerintahan


Daerah. Kedua UU ini

kewenangan

kepadapemerintah

daerah

kewenangan

tersebut.Selain

itu,

dan

mengatur pokok-pokok penyerahan
sertapendanaan
terdapat


bagi

pelaksanaan

jugaUndang-Undang

Nomor28Tahun2009tentang PajakDaerahdanRetribusiDaerahyang mengatur

8
Universitas Sumatera Utara

hal-halmengenaikewenanganPemerintahDaerahdalam
kepadamasyarakatdaerah

gunamendapatkan

pembangunandaerah.KeduaUUpokok

melakukan


sumber

pemungutan

pendanaan

danUUmengenaipajakdaerah

bagi
dan

retribusidaerah tersebutdi atas, padadasarnyadihubungkan dalamsuatu prinsip
dasaryangsering

disebutsebagaimoney

followsfunction.Denganprinsipini,

fungsiyang telahdiserahkan kedaerah melaluiUUNomor 32Tahun2004 diikuti
dengan pendanaan untuk menyelenggarakan fungsi-fungsi dimaksud. Namun,

perludipahamibahwaketersediaanpendanaanselalu mempunyaiconstraint (kendala),
karenapadadasarnyaanggaran selalu terbatas.Oleh karenaitu, UU Nomor 33 Tahun
2004

mengatur

sumber-sumber

pendanaan

yang

tersebutyangbisadigunakanolehdaerah,yaitumelaluipemanfaatansumberdi

terbatas
daerah

itu sendirimaupunmelaluitransferkedaerah.
Pemberianotonomidaerahdiharapkan
efektivitas,dan


akuntabilitas

dituntutuntuk

mencarialternatif

dapatmeningkatkanefisiensi,

sektorpublikdiIndonesia.Denganotonomi,daerah
sumber

pembiayaan

pembangunan

tanpa

mengurangiharapan masih adanyabantuan dan bagian (sharing) daripemerintah
pusatdanmenggunakandanapublik


sesuaidenganprioritasdan

masyarakat(Mardiasmo,2002).Olehsebabituperanpemerintahdaerahdalam
otonomisangat besar, karena pemerintah daerah

aspirasi
era

dituntut kemandiriannya

dalammenjalankan fungsinyadan melakukan pembiayaan seluruh kegiatan
daerahnya(Adi, 2005:3).
Otonomidaerahmenurutundang-undangnomor32tahun2004pasal1
ayat5adalahhak,wewenang,dankewajibandaerahotonomuntukmengaturdan

9
Universitas Sumatera Utara

mengurussendiriurusanpemerintahan


dankepentinganmasyarakatsetempat

sesuaidenganperaturanperundangan,otonomidaerahadalahproses

pelimpahan

wewenang perencanaan,pengambilan keputusan atau pemerintahandari pemerintah
pusatkepadaorganisasiunit-unitpelaksanadaerah,
semiotonomdanparastatal,

kepadaorganisasi

ataupunkepadapemerintahdaerah

atauorganisasi

nonpemerintah (Yusuf, 2014).
Dalampelaksanaanotonomidaerah
pemerintah daerah


adalah

untuk menyelenggarakan

terdapatnyakeleluasaan

pemerintah sendiri atas dasar

prakarsa,kreativitas danperansertaaktifmasyarakatdalamrangka mengembangkan
dan memajukan daerah, masyarakat tidak hanyadapat menentukan nasibnyasendiri
melaluipemberdayaan masyarakatsemlainkan yang utamaadalah berupayauntuk
memperbaikinasibnyasendiri.
Syaukani,dkk(2005)menjelaskanbahwaterdapatbeberapaargumentasi
mengapa desentralisasidan otonomi diterapkan dalam pemerintahan daerah,adalah:
1. Efisiensidanefektivfitaspenyelenggaraan pemerintah.
Pemberian

kewenangankepadapemerintahdaerah


merupakan

suatu

kebutuhanyang mutlakdan tidak dapatdihindari,penerapandesentralisasi
makatentunya

ada

transfer

kewenangan

kepadadaerah

sehinggadi

selenggarakanpemerintahan lokaldimanapemerintahdaerahakan lebih baik
menyelenggarakan daripada dilakukan secara nasional dan sentralistik.


10
Universitas Sumatera Utara

2. Pendidikan politik.
Pemerintahan daerah merupakan pelatihan dan pengembangan demokrasi
dalamsuatu negaraagarpenerapanperaturan tidakterkesan coba-coba dalam
menerapkan aturandalamundang-undang.Kewenangankepada pemerintah
daerah agar dijalankan dengan baik karena masyarakatdi daerahsudahdapat
memahamikontekskehidupansosial, ekonomidan politik.
MenurutJohn StuartMilldalamSyaukani, dkk (2005) menyatakan bahwa
dengan adanyapemerintahan daerah makaakanmenyediakan kesempatan
bagi masyarakatuntuk berpartisipasipolitik.
3. Pemerintahan daerah sebagaipersiapan untuk karir
politiklanjutanPemerintahdaerahmerupakanlangkahstrategisuntukmenitikar
irpolitik lanjutan,politisidananggotalegilslatifyanghandaldankalibernasional
lahirkarenaprosesyangpanjangdanbukanpolitisiinstandanlegislatif instan
yangterpilih karenakekuatan uang.
4. Stabilitasnasional
Manfaatdaridesentralisasidan otonomidalampenyelenggaraan pemerintahan
daerahadalanpenciptaan

politikyang

stabildenganalasan

tentunyadapatdipertanggungjawabkan.Stabilitasnpolitiknasional

yang
sudah

seharusnyaberawaldaristabilitaspolitik padatingkat lokal.
5. Kesetaraan politik
Pemerintahandaerah

menciptakankesetaraanpolitik

denganmenciptakan

kesempatanuntukterlibatdalampolitiksalahsatunyaadalahdalamhal

11
Universitas Sumatera Utara

pemberiansuaradalampemilihan.Partisipasipolitikyang meluas mengandung
maknakesetaraanyang

meluasdiantarawargamasyarakat

dalamsuatu

masyarakat.
Denganadanyaotonomidaerah, lebihmemungkinkansebuah pembangunan
lebihterarah dantepat.
2.2 Desentralisasi Fiskal
Desentralisasifiskaladalahsuatuproses

distribusianggarandaritingkat

pemerintahan yang lebih tinggikepadapemerintahan yang lebihrendah-untuk
medukung

fungsiatautugaspemerintahandanpelayananpublik-sesuaidengan

banyaknyakewenanganpemerintahanyangdilimpahkan.(JuliPanglimaSaragih,
2003:83)
Dalam
followfunction

melaksanakandesenralisasifiskal,prinsip
merupakansalahsatu

prinsipyang

(rules)moneyshould
harusdiperhatikandan

dilaksanakan.Artinya,setiappenyerahanataupelimpahanwewenang
membawakonsekuensipadaanggaranyang

diperlukanuntuk

pemerintah
melaksanakan

kewenangantersebut.Kebijakanperimbangankeuanganpusat

dandaerah

merupakanderivatifdarikebijakan otonomidaerah-pelimpahansebagian wewenang
pemerintahanpusatkedaerah.Artinya,semakinbanyakwewenang
yangdilimpahkan,makakecenderungansemakinbesarbiayayangdibutuhkan
olehdaerah.Namundalampengelolaanpembiayaan
efisiensijugamenjadisuatuketentuanyang
pelaksanaantugas-tugaspemerintahan

tugas

desentralisasi,prinsip

harusdilaksanakan.Anggaranuntuk
ataupelayananpubliksedapat

mungkin

dikelola secaraefisien, namun menghasilkan output yang maksimal. Dalam

12
Universitas Sumatera Utara

kebijakan

fiskal,

danaperimbangan

merupakan

intidaridensentralisasifiskal.

Kebijakan desentralisasifiskal selalu berkorelasi dengan persoalan kebijakan
fiskalnasionaldalamAPBN.Pengembangan
tergantung

padakeputusan

konsep

politikpemerintah

kebijakan fiskal dalam mendukung

desentralisasifiskalbanyak
terhadapAPBN.Olehsebabitu,

otonomi daerah

juga sedikit banyak

bergantungpadakebijakanAPBNdankebijakanekonomimakro(Julipanglima Saragih,
2003).
Secarakonseptual,

desentralisasifiskal

mensyaratkan

bahwasetiap

kewenangan yangdiberikan kepada daerah harusdisertai dengan pembiayaan
yang besarnyasesuaidenganbesarnyabebankewenangantersebut.Konsepini dikenal
dengan money
pemerintahpusat

follow function, bukan lagi function follow money. Artinya,
berkewajiban

menjamin

denganpendelegasianwewenang

sumber

keuangan

terkait

daripusatkedaerah.Haliniberartibahwa

hubungankeuanganpusat-daerahperlu

diberikanpengaturansedemikianrupa

sehinggakebutuhan pengeluaranyang akanmenjadi tanggung jawabdaerah dapat
dibiayaidarisumber-sumberpenerimaan

yang

ada.BerdasarkanUUNo.33/2004,

sumber-sumberpendanaankeuangandaerahterdiriatas

pendapatanaslidaerah

(PAD),danaperimbangandan lain-lainpendapatan yang sah(DectaPitron Lugastoro,
2013).
Kebijakanperimbangankeuanganpusatdandaerah
darikebijakan
pemerintahan

otonomidaerah

sebagaipelimpahan

daripusatkedaerah.Semaakin

merupakanderivatif
sebagian

wewenang

banyakwewenangyang

dilimpahkan,semakibesarbiayayangdibutuhkanolehdaerah.Olehkarenaitu,

13
Universitas Sumatera Utara

dalampengelolaandesentralisasiprinsip

efisiensi

menjadisuatuketentuan

yang

harusdilaksanakan.Anggaranuntukpelaksanaantugas-tugaspemerintahanatau
layananpublikharusdikelolasecaraefisien,namun
maksimal.Halpenting

menghasilkanoutputyang

lainnyayangharusdipahamiadalahdesentralisasifiskaldi

indonesiaadalahdesentralisasifiskaldi sisipengeluaranyangdidanaiterutama melalui
transferkedaerah.

Dengandesentralisasifiskal

ini

makaesensiotonomi

pengelolaanfiskaldaerahdititikberatkanpadadeskresiuntukmembelanjakan
danasesuaikebutuhan danprioritasmasing-masing daerah.penerimaannegara tetap
sebagianbesardikuasaiolehpemerintahpusatdengatujuanuntukmenjaga
keutuhanberbangsadan

bernegaradalamkerangkaNegaraKesatuan

Republik

Indonesia(Rudy Badrudin, 2012).
2.3 PerimbanganKeuanganPusat-Daerah
DalamKetentuanUmumUUNomor25Tahun1999dijelaskantentang apayang
dimaksud

dengan

perimbangan

keuangan

antarapusatdan

Perimbangankeuanganantarapemerintahpusatdandaerahadalah:
pembiayaan

pemerintahan

dalamkerangkaNegarakesatuan,yang

daerah.

“Suatusistem
mencakup

pembagiankeuanganantaraPemerintahPusatdanDaerahsertapemerataan antar daerah
secara proporsional, demokratis, adil dan

transparan dengan memperhatikan

potensi, kondisidan kebutuhan daerah sejalan dengan kewajiban dan pembagian
kewenangan serta tata carapenyelenggaraan kewenangan tersebut, termasuk
pengelolaan dan pengawasan keuangannya.”
Sedangkanyangdimaksud dengan danaperimbangan adalah:

14
Universitas Sumatera Utara

“Danayang

bersumberdaripenerimaanAnggaranPendapatandan

Belanja

Negara(APBN)yang direlokasikan kepadadaerahuntukmembiayaikebutuhan daerah
dalamrangkapelaksanaan desentralisasi.”
Perimbangankeuanganantarapusatdandaerahmerupakansuatusystem
hubungankeuanganyang

bersifatvertikalantarapemerintahpusatdandaerah

(intergovernmental fiscalrelations systems), sebagai konsekuensi dari pelaksanaan
otonomidaerah dalambentuk penyerahan sebagaian wewenang pemerintahan. Oleh
kaernaitu,dikatakan
sistempembiayaan

bahwahubungankeuanganmerupakan
penyelenggaraan

pemerintahan

sebuah

pusatdan

daerah.(Juli

PanglimaSaragih, 2003:85)
Danaperimbanganberkaitanlangsung
pemerintahandaerahdalamonteks

denganpenyelenggaraan

otonomidaerahataudesentralisasi.Dalamarti

sederhana, danaperimbangan adalah pembagian penerimaan antar tingkatan
pemerintahan

guna

menjalankan

fungsipemerintahan

dalamkerangka

desentralisasi.SesuaidenganketentuandalamPasal6Undang-UndangNomor25
Tahun 1999, danaperimbangan terdiri atas sebagaiberikut:
1.

Danabagihasil:pajakbumidanbangunan(PBB),beaperolehanhakatas tanah
danbangunan(BPHT),PPhperorangan,danpenerimaandarisumber
dayaalam,yakniminyakbumi,gas

alam,pertambanganumum,kehutanan

danperikanan.Penetapanbesarnyadanabagihasilpajakdan nonpajak didasarkan
ataspersentasedengan tariff dan basispajaknya.
2. DanaAlokasiUmum(DAU)atauseringdisebutjugadenganblockgrant
yangbesarnyadidasarkan atasformula

15
Universitas Sumatera Utara

3.DanaAlokasiKhusus (DAK).DAK identikdenganspecialgrantyang ditentukan
berdasarkan

pendekatan

kebutuhanyang

sifatnyaincidentaldan

mempunyaifungsiyang sangatkhusus,namun prosenya tetap daribawah
(bottom-up).
Dalamhubungan keuangan antarapemerintah pusatdengan daerah, ada
beberapahalyang

harusdiperhatikan,baikolehpemerintahpusatmaupundaerah,

yaknisebagaiberikut.
1.

Pembagiankekuasaanyangrasionaldiantaratingkat-tingkatpemerintahan
dalammemungutdan membelanjakan sumber dana.

2.

Pembagianseluruhsumberdanayangadildanmemadaiuntukmembiayai
pelaksanaan fungsi-fungsi, penyediaan pelayanan, dan pembangunan yang
dilaksanakan oleh pemerintah daerah.

3. Upayafiskaloleh pemerintah daerahuntuk memungutpajak daerah dan
retribusidaerahsesuaidenganpembagianyang

adilatasseluruhbeban

pengeluaranpemerintahdaerahdalammasyarakat.(JuliPanglimaSaragih,
2003)
Di dalam perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah
diatur tentangsumber-sumber penerimaan daerah yangterdiri dari (Haryanto,
2008):
1. Pendapatan AsliDaerah (PAD)yangterdiridaripajak daerah, retribusi
daerah, hasilBUMDdan pengelolaan kekayaan daerahlainnyayang
dipisahkan serta lain-lain pendapatan daerahyang sah.

16
Universitas Sumatera Utara

2. DanaperimbanganyangterdiridariBagihasilSDAdan NonSDA,Dana
AlokasiUmum(DAU),DanaAlokasiKhusus(DAK).
3. Pinjaman daerah
4. Lain-lain penerimaan yang sah.
Pelaksanaan perimbangan keuangan antarapemerintah pusatdan daerah
bertujuanuntukmengatasi
daerah

(vertical

imbalances)

masalahkesenjanganantarapemerintahpusatdengan
sertakesenjangan

imbalances).Sesuaibunyipasal5UUNo33Tahun
Pendapatan

antar

daerah

(horizontal

2004disebutkanbahwasanya

DaerahbersumberdariPAD,DanaPerimbangandanLain-lain

Pendapatan.Sementaraitupasal10UU

No33Tahun2004jugamenyebutkan

bahwaDanaPerimbanganterdiridariDanaBagiHasil,DAUdanDAK.Dana

BagiHasil

itu sendiridapatbersumber daripajak dan SDA.DanaBagiHasilyang bersumber
daripajak terdiri atas Pajak Bumidan Bangunan (PBB),BeaPerolehan Hak atas
TanahdanBangunan(BPHTB),PajakPenghasilan(PPh)Pasal25dan
Pasal29WajibPajakOrangPribadiDalamNegeridanPPhPasal21.49Dana
BagiHasildaripenerimaanPBB danBPHTBsebagaimanadimaksuddalamPasal
11UUNo33Tahun2004dibagidiantaradaerahprovinsi,kabupaten/kotadan
Pemerintah.DanaBagiHasildaripenerimaanPBB sebesar90%untukdaerah dengan
rincian sebagaiberikut:
1. 16,2%(enambelasduapersepuluhpersen)untukdaerahprovinsiyang
bersangkutan dan disalurkan keRekeningKasUmumDaerah provinsi

17
Universitas Sumatera Utara

2.64,8%(enampuluh

empatdelapanpersepuluhpersen)untukdaerah

kabupaten/kota yang bersangkutan dan disalurkan ke Rekening Kas
UmumDaerah Kabupaten/Kotadan
3. 9% (sembilan persen) untuk biayapemungutan
Sementaraitu10%bagianPemerintah
kepadaseluruhDaerahKabupaten/Kotayang

daripenerimaanPBBdibagikan
didasarkan

atasrealisasipenerimaan

PBBtahun anggaran berjalan, dengan imbangan sebagaiberikut;
1. 65%(enampuluhlimapersen)dibagikansecarameratakepadaseluruh
Daerah Kabupaten/Kotadan
2. 35% (tigapuluh limapesen) dibagikan sebagai insentif kepadaDearah
Kabupaten/Kotayang

realisasitahunsebelumnyamencapai/melampaui

rencanapenerimaan sektor tertentu
DanaBagiHasildaripenerimaanBPHTB adalahsebesar80%(delapan puluh
limapersen) dengan rincian sebagaiberikut:
1.

16%(enambelaspersen)untukdaerahprovinsiyang

bersangkutandan

disalurkan keRekeningKas UmumDaerah provinsidan
2.

64%(enampuluhempatpersen)untukdaerahkabupaten/kotapenghasil dan
disalurkan keRekeningKasUmumDaerah kabupaten/kota
Sementaraitu20%(duapuluhpersen)bagianPemerintahdari

BPHTB

penerimaan

dibagikandenganporsiyangsamabesaruntukseluruhkabupaten/kota

(Haryanto, 2008)

18
Universitas Sumatera Utara

2.4 Pendapatan AsliDaerah(PAD)
MenurutMardiasmo (2002), Pendapatan AsliDaerah adalah penerimaan
darisektor

pajakdaerah,

retribusidaerah,hasilperusahaan

milikdaerah,hasil

pengelolaan kekayaan daerah yangdipisahkan, lain-lain Pendapatan AsliDaerah.
MenurutHalim(2001),PADadalahpenerimaandaerahyangdiperoleh
darisumber-sumberdalamwilayahnyasendiriyang dipungutberdasarkan peraturan
daerah sesuaidengan peraturanperundang-undanganyangberlaku.
Menurut Ketentuan Umum Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
PerimbanganKeuanganPemerintahPusatdanPemerintahDaerah,
PendapatanAsliDaerah,selanjutnyadisebutPAD

adalahpendapatanyang

diperolehdaerahyang dipungutberdasarkanperaturandaerahsesuaidengan peraturan
perundang-undangan.
PADbersumber dari:
a. Pajak Daerah
b. RetribusiDaerah
c. Hasilpengelolaan kekayaan Daerah yang dipisahkan;dan d.
Lain-lain PADyangsah.
2.5 Dana Bagi Hasil
Menurut Ketentuan Umum Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
PerimbanganKeuanganPemerintahPusatdanPemerintahDaerah,Dana Bagi
adalah dana yang

Hasil

bersumbaer dari pendapatan APBN yang dialokasikan

kepada Daerah berdasarkan angka persentase untuk mendanai

19
Universitas Sumatera Utara

kebutuhan Daerah dalam rangka pelaksanaan Desentralisasi. Dana BagiHasil
bersumber daripajak dan sumber daya alam.
DanaBagiHasilyangbersumber daripajak terdiriatas:
a. Pajak Bumidan Bangunan (PBB);
b. BeaPerolehan Hak atasTanah dan Bangunan (BPHTB);dan
c.PajakPenghasilan(PPh)Pasal25danPasal29WajibPajakOrang
pribadidan PPh pasal21.
Danayangbersumber darisumber daya alamberasaldari:
a. Kehutanan
b. Pertambangan Umum
c. Perikanan
d. Pertambangan minyak bumi
e. Pertambangan gasbumi;dan f.
Pertambangan panasbumi.
2.6 Dana AlokasiUmum(DAU)
Menurut Ketentuan Umum Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
PerimbanganKeuanganPemerintahPusatdanPemerintahDaerah,Dana
AlokasiUmum,selanjutnyadisebutDAUadalahdanayang
pendapatanAPBNyang

bersumberdari

dialokasikandengantujuanpemerataankemampuan

keuanganantar Daerah untukmendanaikebutuhanDaerahdalamrangka pelaksanaan
Desentralisasi.
DAU dialokasikandengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan
antaradaerahuntukmembiayaikebutuhanpengeluarandalamrangkapelaksanaan

20
Universitas Sumatera Utara

desentralisasipenggunaanDAU ditetapkandaerah.DAU bertujuanuntuk pemerataan
kemampuan keuangan daerah, termasuk didalampengertian tersebut adalah
jaminan kesinambungan penyelenggaraan pemerintah daerah diseluruh daerah
dalamrangkapenyediaan

pelayanan

dasar

kepadamasyarakatdan

merupakan

kesatuan dengan penerimaan umumAPBD.
DAU

terdiridariuntukdaerahprovinsidanuntukdaerahprovinsi

kabupaten/kota.DAU ditetapkansekurang-kurangnya 25% dari penerimaan dalam
negeri yangditetapkan

APBN. DAUuntuk

daerah

provinsi dan

untuk

daerahprovinsikabupaten/kotatersebutdiatasditetapkanmasing-masing10% dan 90%
dariDAU.
JumlahDAUbagisemuadaerahprovinsidanjumlahdaerahbagisemua

daerah

kabupaten/kota masing-masing ditetapkan setiap tahun dalam APBN. DAUyang
dimaksudinimerupakanjumlahseluruhDAUuntukdaerahprovinsi dan untuk daerah
kabupaten/kota(Widjaja, 2004:137).
DAUbagimasing-masing

daerahprovinsidandaerah

kabupaten/kotadi

atasdihitung berdasarkanperkalian darijumlah DAUbagiseluruhdaerah dengan
bobotdaerahyang

bersangkutandibagidenganjumlahmasing-masingbobot

seluruhdaerahIndonesia.Bobotdaerahdiatasditetapkanberdasarkan:kebutuhan
wilayah dan potensi ekonomidaerah.
2.7 Dana AlokasiKhusus(DAK)
Menurut Ketentuan Umum Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
PerimbanganKeuanganPemerintahPusatdanPemerintahDaerah,Dana

Alokasi

Khusus,selanjutnya disebut DAK adalah dana yang bersumber dari

21
Universitas Sumatera Utara

pendapatanAPBNyang

dialokasikankepadaDaerah

mendanaikegiatankhususyang

tertentudengantujuanuntuk

merupakanurusanDaerahdan

sesuaidengan

prioritasnasional.
Kebutuhan khususyangdimaksud di atasadalah:
1. Kebutuhan yangtidak dapat diperkirakan secara umum dengan
dengan menggunakan rumusalokasiumumdan atau
2. Kebutuhanyangmerupakan komitmenatau prioritasnasional.
Kebutuhanyangtidakdapatdiperkirakansecaraumumdengandengan
menggunakanrumusalokasiumum adalahkebutuhanyangbersifatkhususyang tidak
samadengankebutuhan daerah lain,misalnyakebutuhankawasan transmigrasi,dan
kebutuhan beberapa jenisinvestasi/prasaranabaru, pembangunan jalan d kawasan
terpencil, saluran irigasiprimer dan saluran drainaseprimer.
Kebutuhanyang

merupakankomitmen

atauprioritasnasional

termasuk

antaralain,proyekyang dibiayaidonorpembiayaanreboisasiolehdaerahdan proyekproyekkemanusiaanuntukmemenuhikebutuhandasarmanusia(Widjaja,
2004:140).
DaerahpenerimaDAKwajibmenyediakanDanaPendampingsekurangkurangnya10% dari alokasiDAK(Pasal41 ayat1) UU No. 33 Tahun 2004.
2.8 Belanja Modal
MenurutBPS,BelanjaModaladalahpengeluaranyangdigunakanuntuk
pembelian/pengadaanataupembangunanassettetap

berwujudyang

nilai

manfaatnyalebihdarisetahun,dan ataupemakaian jasadalam melaksanakan program
dankegiatan pemerintah daerah. Belanja modaladalah pengeluaran

22
Universitas Sumatera Utara

anggaranuntukperolehanaset tetapdan asetlainnyayang membermanfaat lebih
darisatuperiodeakuntansi.Belanjamodalmeliputiantaralainbelanjamodal

untuk

perolehan tanah, gedungdan bangunan, peralatan dan asettak terwujud. (PP Nomor
24 Tahun 2005).
2.9 IndeksPembangunanManusia (IPM)
MenurutBPS(2009),Indeks
ukurancapaian

PembangunanManusia(IPM)

pembangunanberbasissejumlah

merupakan

komponendasarkualitashidup.

IndeksPembangunanManusiadihitung berdasarkandatayang dapat menggambarkan
keempatkomponen,yaitu

angkaharapan

keberhasilandalambidang

hidupyang

mengukur

kesehatan,angkamelekhurufdanrata–ratalamanya

bersekolahyang mengukurkeberhasilandalambidang pendidikan,dan kemampuan
daya beli masyarakat terhadap sejumlah kebutuhan pokok yang dilihatdarirata–
ratabesarnyapengeluaran

perkapitasebagaipendekatan

pendapatanyang

mengukurkeberhasilan dalambidang pembangunanuntukhidup layak.
Menurut United

Nation

DevelopmentProgramme (UNDP)

dalam

publikasiHuman Development Report1991, pembangunan manusiaadalah suatu
“prosesmeningkatkanpilihanyang

lebihbanyakbagimanusiauntukhidup(a

processofincreasingpeopleoptions) atauprosespeningkatankemampuan manusia”.
Prosestersebutdikonsentrasikansecara

meratapadapeningkatanformasi

kemampuan manusia melalui investasipadadirimanusiadan pemanfaatan dari
kemampuanmanusiamelaluipenciptaankerangkapartisipasiuntumenghasilkan

23
Universitas Sumatera Utara

pendapatandanpeningkatankesempatan

kerja.Sedangkanpeningkatanpilihan

bagimanusiamencakuptigahalyaitumenikmatikehidupanyang

sehatdalam

jangkawaktuyang relatiflama, mempunyaipengetahuan, pekerjaan dan pendapatan
untukmendukung kebutuhan hidup sesuai dengan standar yang
memadai.
DIMENSI

UMUR SEHAT
DANPANJANG

PENGETAHUAN

STANDAR
HIDUP
LAYAK

INDIKATOR

AngkaHarapan
Hidup padasaat
lahir (AHH)

AngkaMelek
Huruf (AMH) dan
Rata-rataLama
Sekolah (RLS)

Pengluaran per
KapitaRiil
yang
Disesuaikan(P
PPRupiah)

INDEKS

IndeksHarapan
Hidup

Indeks Pendidikan

Indeks
Pendapatan

INDEKS PEMBANGUNANMANUSIA
(IPM)
Sumber:BadanPusatStatistik

Gambar2.1
DiagramPerhitungan IPMdiIndonesia
SecaraumummetodepenghitunganIPMyangdigunakandi
dengan

metode

penghitungan

yang

digunakan

oleh

Indonesia

sama

UNDP.

IPM

diIndonesiadisusun berdasarkan tigakomponen indeks, yaitu:

24
Universitas Sumatera Utara

1. Indeksangkaharapan hidup ketika lahir
2.

Indekspendidikan,yangdiukurberdasarkanrata-ratalamasekolah(rataratajumlahtahunyangtelahdihabiskanolehpendudukusia15tahun keatas di
seluruh jenjang

pendidikan formal yang

dijalani) dan angka

melekhurufLatinataulainnyaterhadapjumlahpendudukusia15tahun

atau

lebih)
3. Indeksstandarhiduplayak,yangdiukurdenganpengeluaranperkapita
(PPP-Purchasing PowerParity/paritasdayabelidalamrupiah).
IPMmerupakan rata-ratadariketigakomponen tersebut, dengan rumus:
IPM=(X1+X2+X3)/3
Dimana:
X1= Indeks HarapanHidup
X2= Indeks Pengetahuan
X3= Indeks DayaBeli
`

2.10 PenelitianTerdahulu
Dalam melakukan penelitian ini, terdapatbeberapapenelitian terdahulu yang
sesuaidenganpenelitianini

mengenaikemandirianfiskaldandampaknya

terhadap

IndeksPembangunanManusia.Tujuandaripenelitianterdahuluadalah
sebagaireferensidanpendukung

dalampenelitian,

sekaligusmemperkuathasil

analisis.Adanyaperbedaandalampenelitianiniyangterdiridarilokasi,waktu,

dan

tingkatIPMdaerah.Penelitiantedahulu, antaralain :
1. DectaPitron Lugastoro (2013)
Dengan judul “Analisis Pengaruh PADdan DanaPerimbangan terhadap Indeks
Pembangunan manusiadiKab/KotaProvinsi jawa Timur”
Dengan kesimpulan :
25
Universitas Sumatera Utara

a.

RasioPADdanDAKterhadapbelanjamodalmempunyaipengaruhpositif
signifikanterhadapindekspembangunan

manusiakabupaten/kotadiJawa

Timur.Halinidapatdiasumsikanbahwa semakinbesarkemampuanPAD dan
DAK

dalam membiayai belanja modal akan dapat meningkatkan

indekspembangunan manusia.
b.

RasioDAU terhadap belanja modal mempunyai pengaruh negatif
signifikanterhadapindekspembangunan

manusiakabupaten/kotadiJawa

Timur.Dengankatalainsemakinbesarkemampuan
membiayaibelanjamodalakandapatmenurunkan

DAUdalam
indeks

pembangunan

manusia.
c.

RasioDBHterhadapbelanja modal mempunyaipengaruhpositifterhadap
indeks

pembangunan

manusianamuntidaksignifikan.Halinidapat

diasumsikanbahwasemakinbesarkemampuanDBH dalammembiayai belanja
modalakanmeningkatkan

indekspembangunanmanusianamun

tidak

signifikan.
d. Pertumbuhanekonomimempunyaipengaruh positif signifikan terhadap
indekspembangunanmanusiakabupaten/kotadi
lainsemakin

Jawa

tinggipertumbuhanekonomiakandapat

Timur.Dengankata
meningktkanindeks

pembangunan manusia.
e. VariabelPE
kemudian

mempunyai pengaruh paling

dominan

terhadap

IPM,

berturut-turutvariabelDAU,variabelDAK,variabelPAD,

dan

variabelDBH.VariabelDAU menjadisatu-satunyavariabelyang berpengaruh
negatif terhadap IPM.

26
Universitas Sumatera Utara

2. Pujiati(2008)
Dengan judul “Pengaruh PAD, DAU, DBH dan tenaga kerja terhadap
pertumbuhanekonomikabupaten/kotadiwilayah karesidenan semarang” Dengan
kesimpulan :
Hasilpenelitianini
signifikan

menunjukanbahwaPADdanDBHberpengaruhpositifdan

terhadappertumbuhan

ekonomi,DAU

berpengaruhnegatifdan

signifikan terhadap pertumbuhan ekonomisertatenagakerjasebagaifaktor utama
dalammempercepatpertumbuhanekonomimempunyaipengaruhpositif

dan

signifikan terhadap pertumbuhanekonomi.
3. Septian Bagus Pambudi(2008)
Dengan judul “Analisis Pengaruh TingkatKemandirianFiskal Terhadap Indeks
Pembangunan ManusiaKabupaten/KotadiProvinsiJawaBarat”
Dengan kesimpulan :
Bahwa Hasil penelitian menunjukkan bahwa pencapaian komponen IPM, antara
lainAngkaHarapanHidup(AHH),AngkaMelekHuruf(AMH),RatarataLamaSekolah(RLS),danPurchasingPowerParity(PPP)kabupaten/kota
diJawaBaratuntukdaerahperkotaanlebihbaik

jikadibandingkandengan

daerah

kabupaten.
4. ArbieGugusWandira(2013)
Denganjudul“PengaruhPAD,DAU,DAK,DBHTerhadapPengalokasian
BelanjaModal”

27
Universitas Sumatera Utara

Dengan kesimpulan :
a. TidakterdapatpengaruhyangsignifikanantaravariabelPADterhadap
BelanjaModal.
b. TerdapatpengaruhyangsignifikannegatifantaravariabelDAUterhadap
BelanjaModal.
c. TerdapatpengaruhyangsignifikanantaravariabelDAKterhadapBelanja
Modal.
d. TerdapatpengaruhyangsignifikanantaravariabelDBHterhadapBelanja
Modal.
5. NoorAndiFakhruddin Yusuf (2014)
Dengan judul“Analisis Pengaruh Desentralisasi Fiskal Terhadap Indeks
Pembangunan ManusiaDiKabupaten/Kota EksKaresidenan Surakarta”
Dengan kesimpulan :
Hasilpenelitian

ini

alokasiumum(DAU)

menunjukanbahwadarilimavariabelyang
dan

danabagihasil(DBH)

telahdiujidana

mempunyaipengaruhyang

signifikan terhadap belanjamodal(BM), sedangkan pendapatan aslidaerah
(PAD)dandanaalokasikhusus

(DAK)tidakberpengaruhsignifikanterhadap

belanjamodal(BM),selainitubelanja
signifikanterhadap

modal(BM)mempunyaipengaruhyang

indekspembangunanmanusiadikabupaten/kotaeks

karesidenan surakarta.

28
Universitas Sumatera Utara

6. RivaUbarHarahap (2010)
Dengan judul “Pengaruh Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus dan Dana
Bagi

Hasil

Terhadap

Indeks

Pembangunan

Manusia

pada

Kabupaten/KotaProvinsiSumateraUtara”
Dengan kesimpulan :
Hasilpenelitian menemukan bahwasecarasimultan terdapatpengaruh Dana
AlokasiUmum(DAU),DanaAlokasiKhusus
(DBH)terhadapIndeks

(DAK),danDanaBagiHasil

PembangunanManusia(IPM)padaKabupaten/Kotadi

SumateraUtara. SecaraparsialDanaAlokasiUmum(DAU),DanaAlokasi Khusus
(DAK), dan Dana Bagi Hasil (DBH)

tidak berpengaruh

terhadap Indeks

Pembangunan Manusia(IPM) diKabupaten/Kotase-SumateraUtara.
2.11 Kerangka Konseptual
Berdasarkanlatarbelakangpenelitian,rumusanmasalahpenelitiandan
landasan teori, makakerangkakonseptualdigambarkan sebagaiberikut:
PAD
(X1)
DAU
IPM
(Y)

(X2)

DAK
(X3)
DBH
(X4)
Gambar 2.2
KerangkaKonseptual

29
Universitas Sumatera Utara

Dimana:
PAD
DAU

IPM

= RasioPendapatanAsliDaerahterhadapBelanjaModal
= RasioDanaAlokasiUmumterhadapBelanjaModal DAK
= RasioDanaAlokasiKhusus terhadapBelanjaModal DBH
= RasioDanaBagiHasilterhadapBelanjaModal
= IndeksPembangunan Manusia

2.12 Hipotesis
Sesuai dengantujuan, kerangka pemikiran, dan hasil-hasil penelitian
terdahulu,makahipotesisyangdisusun adalah sebagaiberikut:
1.

Didugarasiopendapatanaslidaerahterhadapbelanjamodalberpengaruh
positifterhadap

indekspembangunanmanusiadikabupaten/kotaProvinsi

SumateraUtara.
2.

Diduga rasio dana alokasi umum terhadap belanja modal berpengaruh
positifterhadap

indekspembangunanmanusiadikabupaten/kotaProvinsi

SumateraUtara.
3.

Didugarasiodanaalokasikhususterhadapbelanjamodalberpengaruh
positifterhadap

indekspembangunanmanusiadikabupaten/kotaProvinsi

SumateraUtara.
4.

Didugarasiodanabagihasilterhadapbelanjamodalberpengaruhpositif
terhadap

indekspembangunanmanusiadikabupaten/kotaProvinsi

SumateraUtara.

30
Universitas Sumatera Utara