Penyelesaian Kredit Macet Yang Objek Jaminannya Hak Atas Tanah Berstatus Hak Guna Usaha (Studi Pada Bank Rakyat Indonesia Cabang Medan Putri Hijau)

(1)

1

A. Latar Belakang

Tanah merupakan sumber kehidupan manusia dan memiliki arti yang penting bagi setiap individu dalam masyarakat, karena selain mempunyai hubungan yang erat dengan keberadaan individu manusia dalam lingkungannya dan kelangsungan hidupnya, juga mempunyai nilai ekonomis yang dapat dicadangkan sebagai sumber pendukung kehidupan manusia di masa mendatang. Untuk memperoleh suatu hak atas tanah tiap orang atau individu dapat memperoleh suatu hak atas tanah, tiap-tiap orang atau individu dapat memperoleh hak atas tanah dengan memohonkan tanah yang dapat berstatus tanah negara atau tanah hak pengelolaan di Kantor Pertanahan Kabupaten/ Kota.

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Ketentuan Pokok-Pokok Agraria Pasal 28 ayat (1) menyebutkan bahwa Hak Guna Usaha adalah hak untuk mengusahakan tanah yang dikuasai langsung oleh negara dalam jangka waktu paling lama 35 tahun dan dapat diperpanjang untuk jangka waktu paling lama 25 tahun. Jadi total jangka waktu hak guna usaha selama 60 tahun, guna pertanian, perikanan, dan peternakan serta perkebunan.

Kegiatan pinjam meminjam uang telah lama dilakukan sejak lama dalam kehidupan masyarakat yang telah mengenal uang sebagai alat pembayaran.1

1 M. Bahsan, Hukum Jaminan Kredit Perbankan Indonesia, Rajagrafindo Persada,

Jakarta, 2007, hal 1.


(2)

khususnya bagi kegiatan perekonomian di Indonesia sangat berperan penting dalam kedudukannya, baik untuk usaha produksi maupun usaha swasta yang dikembangkan secara mandiri karena bertujuan meningkatkan taraf kehidupan bermasyarakat. Dalam proses pemberian kredit yang dilakukan oleh pihak bank selaku kreditur kepada debitur, kemungkinan terjadi risiko seperti kemacetan dalam pelunasan hutang oleh debitur sangatlah besar. Sehingga diperlukan jaminan kebendaan yang dipersyaratkan oleh bank kepada debitur guna menjamin pelunasan kredit tersebut. Jaminan yang paling banyak digunakan adalah hak atas tanah, karena nilai atau harganya yang cenderung meningkat.

Lembaga jaminan yang dianggap efektif dan aman oleh lembaga perbankan adalah Hak Tanggungan, hal ini disebabkan karena mudah dalam mengidentifikasi objek Hak Tanggungan serta jelas dan mudah dalam pelaksanaan eksekusinya, serta harus dibayar lebih dahulu dari tagihan lainnya dengan uang hasil pelelangan objek Hak Tanggungan, dan sertifikat Hak Tanggungan mempunyai kekuatan eksekutorial. Dalam hal tersebut di atas, jelas bahwa perlindungan hukum diberikan kepada kreditur melalui Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan Atas Tanah Beserta Benda-Benda yang Berkaitan dengan Tanah yang mulai berlaku tanggal 9 April 1996.

Pelaksanaan pemberian kredit pada umumnya dilakukan dengan mengadakan suatu perjanjian. Perjanjian tersebut terdiri dari perjanjian pokok yaitu perjanjian utang piutang dan ikuti dengan perjanjian tambahan berupa perjanjian pemberian jaminan oleh pihak debitur.


(3)

Kredit yang diberikan oleh bank sebagai salah satu lembaga keuangan, sudah semestinya wajib dapat memberikan suatu perlindungan hukum bagi pemberi dan penerima kredit serta para pihak yang terkait mendapat perlindungan melalui suatu wadah lembaga jaminan hukum bagi semua pihak yang berkepentingan dalam kaitannya dengan pemberian kredit.

Pada dasarnya jenis-jenis jaminan kredit terdiri dari jaminan perorangan

(Personal Guarantee) adalah jaminan berupa pernyataan kesanggupan yang

diberikan seseorang pihak ketiga guna pemenuhan kewajiban pihak debitur kepada kreditur dan jaminan kebendaan yang menurut sifatnya jaminan kebendaan ini terbagi menjadi 2 (dua) yaitu jaminan dengan benda berwujud (material) dan jaminan dengan benda yang tak berwujud (immaterial). Adapun jenis-jenis hak atas tanah yang dapat dijadikan sebagai jaminan kredit yaitu Hak Milik, Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan, Hak Pakai, Hak Sewa dan hak- hak lainnya yang ditetapkan dengan undang-undang serta hak-hak yang sifatnya sementara.

Sebagai salah satu bentuk dari lembaga keuangan, perbankan memiliki peranan yang strategis sebagai penyedia dana dalam membantu mensukseskan pembangunan nasional khususnya dalam bidang ekonomi. Hal ini tentunya sangat terkait dengan fungsi perbankan itu sendiri. Seperti yang tercantum pada ketentuan Pasal 3 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan yaitu: “Fungsi utama perbankan Indonesia yaitu penghimpun dan penyalur dana masyarakat”. Oleh karena itu, dalam menjalankan fungsi tersebut, perbankan harus mendasarkan


(4)

kegiatannya pada ketentuan yang mengaturnya dan tidak boleh melakukan penyimpangan. Karena hal itu bisa mempengaruhi tingkat kesehatan perbankan yang berakibat pada pertumbuhan ekonomi suatu negara. Apabila dalam suatu negara tingkat kesehatan perbankannya buruk, maka negara tersebut akan mengalami suatu krisis ekonomi dan apabila tingkat kesehatan perbankan baik, maka pertumbuhan ekonomi negara tersebut menjadi baik.

Fungsi perbankan sebagai penyalur dana kepada masyarakat, bank melakukan secara aktif kegiatan usahanya diantaranya dengan memberikan kredit kepada debitur. Dalam rangka kegiatan pemberian kredit tersebut, terlebih dahulu pihak bank perlu melakukan kegiatan penganalisisan atau penilaian terhadap calon debiturnya dengan menggunakan prinsip 5 C’s berdasar pada asas kehati-hatian perbankan untuk menilai tingkat kemampuan dari calon nasabah atas kredit yang akan diberikan.

Penilaian modal menyangkut masalah besarnya modal yang dimiliki calon nasabah debitur. Semakin besar jumlah modal yang dimiliki oleh calon nasabah debitur akan semakin baik karena keterlibatan calon nasabah debitur terhadap maju dan mundurnya usaha akan menjadi besar. Penilaian jaminan atau agunan menyangkut tentang harta benda milik calon nasabah debitur atau dapat juga milik pihak ketiga yang merupakan jaminan tambahan dan merupakan jalan terakhir untuk mengamankan penyelesaian kredit.

Jaminan atas tanah biasanya selalu digunakan atau selalu ada dalam suatu perjanjian antara pihak pemberi kredit (kreditur) dengan debitur, dalam perjanjian tersebut benda yang dijadikan objek perjanjian juga digunakan sebagai benda


(5)

jaminan oleh pihak debitur kepada kreditur. Suatu hal yang sangat penting dalam masalah piutang adalah adanya kesanggupan dari orang yang berutang untuk mengembalikan utangnya. Penilaian kemampuan menyangkut kemampuan calon nasabah debitur dalam menjalankan dan mengembangkan usahanya sehingga berjalan lancar. Dengan kondisi usaha yang menguntungkan dan kejelasan pertambahan pendapatan calon nasabah debitur, pasti membayar hutang pokok dan bunganya.

Dalam praktik perbankan, umumnya nilai jaminan kredit lebih besar dari jumlah kredit yang disetujui oleh bank, sehingga pihak debitur diharapkan segera melunasi hutangnya kepada bank agar nantinya tidak kehilangan harta (aset) yang diserahkan sebagai jaminan kredit dalam hal kredit tersebut ditetapkan sebagai kredit macet. Hal ini sejalan dengan ketentuan Pasal 1131 Kitab Undang -Undang Hukum Perdata, dimana ketentuan dalam Pasal ini sering dicantumkan sebagai salah satu klausul dalam perjanjian kredit perbankan, yang berbunyi : “Segala kebendaan siberutang, baik yang bergerak maupun yang tak bergerak,baik yang sudah ada maupun yang baru akan ada di kemudian hari, menjadi tanggungan untuk segala perikatan perseorangan”,serta ketentuan dalam Pasal 1132 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata yang berbunyi : “Kebendaan tersebut menjadi jaminan bersama-sama bagi semua masyarakat yang mengutangkan padanya; pendapatan penjualan benda-benda itu dibagi-bagi menurut keseimbangan, yaitu


(6)

menurut besar-kecilnya piutang masing-masing, kecuali apabila di antara para berpiutang itu ada alasan-alasan yang sah untuk didahulukan”2

B. Permasalahan

Bentuk jaminan yang paling banyak digunakan sebagai agunan dalam perjanjian kredit bank adalah hak atas tanah, baik dengan status hak milik, hak guna usaha, hak guna bangunan maupun hak pakai. Karena pada umumnya memiliki nilai atau harga yang tinggi dan terus meningkat, sehingga dalam hal ini sudah selayaknya apabila debitur sebagai penerima kredit dan kreditur sebagai pemberi fasilitas kredit serta pihak lain terkait memperoleh perlindungan melalui suatu lembaga hak jaminan yang kuat dan dapat memberikan kepastian hukum bagi semua pihak yang berkepentingan.

Berdasarkan latar belakang di atas maka merasa tertarik memilih judul Penyelesaian Kredit Macet yang Objek Jaminannya Hak Atas Tanah Berstatus Hak Guna Usaha (Studi pada Bank Rakyat Indonesia Cabang Medan Putri Hijau).

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang digunakan peneliti dalam penelitian ini, sebagai berikut :

1. Bagaimana pelaksanaan pemberian kredit yang objek jaminannya hak guna usaha pada Bank Rakyat Indonesia?

2. Faktor-faktor apa yang menjadi penyebab terjadinya kredit bermasalah dalam perjanjian kredit dengan jaminan Hak Guna Usaha?

2 Subekti dan Tjitrosudibio, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Pradnya


(7)

3. Apa tindakan yang dilakukan Bank Rakyat Indonesia dalam penyelesaian kredit macet jaminan hak guna usaha ?

C. Tujuan Penulisan

Adapun yang menjadi tujuan dari pembahasan penulisan ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pelaksanaan pemberian kredit yang objek jaminannya hak guna usaha pada Bank Rakyat Indonesia .

2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya kredit bermasalah dalam perjanjian kredit dengan jaminan Hak Guna Usaha. 3. Untuk mengetahui tindakan yang dilakukan Bank Rakyat Indonesia dalam

penyelesaian kredit macet jaminan hak guna usaha.

D. Manfaat Penulisan

1. Manfaat teoretis

Diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan pengembangan ilmu pengetahuan di bidang hukum perdata khususnya hukum perbankan mengenai penyelesaian kredit macet dalam perjanjian kredit yang dijamin dengan hak guna usaha.

2. Manfaat praktis

Diharapkan dapat memberikan masukan yang sangat berharga bagi pihak bank agar dapat melayani debitur/nasabah dengan lebih baik dan mendapatkan kualitas kredit yang produktif dalam menyelamatkan kredit


(8)

macet serta menjadikan masukan bagi bank dalam mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi dalam penyelesaian kredit macet.

E. Keaslian Penulisan

Penelitian ini dilakukan atas ide dan pemikiran dari peneliti sendiri atas masukan yang berasal dari berbagai pihak guna membantu penelitian dimaksud. Sepanjang yang telah ditelusuri dan diketahui di lingkungan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, penelitian tentang Penyelesaian Kredit Macet Yang Objek Jaminannya Hak Atas Tanah Berstatus Hak Guna Usaha (Studi pada Bank Rakyat Indonesia Cabang Medan Putri Hijau), belum pernah diteliti oleh peneliti sebelumnya. Dengan demikian, jika dilihat kepada permasalahan yang ada dalam penelitian ini, maka dapat dikatakan bahwa penelitian ini merupakan karya ilmiah yang asli, apabila ternyata dikemudian hari ditemukan judul yang sama, maka dapat dipertanggungjawabkan sepenuhnya.

Saddam Yafizham Lubis (2014), NIM 090200273 dengan judul penelitian (Penyelesaian Kredit Macet dalam Perjanjian Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Pada Bank Tabungan Negara Cabang Medan. Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana Pelaksanaan Perjanjian Kredit Pemilikan Rumah Pada Bank Tabungan Negara Cabang Medan. Sebab-Sebab Timbulnya Kredit Macet Pada Bank Tabungan Negara Cabang Medan. Upaya Penyelesaian Kredit Macet Dalam Perjanjian Kredit Pemilikan Rumah Pada Bank Tabungan Negara Cabang Medan.

Immanuel Rumapea (2012), NIM 080200127 dengan judul Tinjauan Yuridis Penyelesaian Kredit Macet pada Kredit Usaha Rakyat (KUR) Bank Rakyat Indonesia Kantor Cabang Pembantu Krakatau Medan. Permasalahan


(9)

dalam penelitian ini adalah Syarat dan Prosedur Pemberian Kredit Usaha Rakyat pada Bank Rakyat Indonesia Kantor Cabang Pembantu Krakatau Medan. Penyebab Terjadinya Kredit Macet pada Kredit Usaha Rakyat Bank Rakyat Indonesia Kantor Cabang Pembantu Krakatau Medan. Dan Upaya yang dilakukan dalam Penyelesaian Kredit Macet pada Kredit Usaha Rakyat (KUR) Bank Rakyat Indonesia Kantor Cabang Pembantu Krakatau Medan.

Inka Fitra Donna Rambe (2013), NIM 090200278 dengan judul Aspek Hukum Dalam Penyelesaian Kredit Macet Dengan Jaminan Hak Milik Rumah (Studi Pada PT.Bank Rakyat Indonesia,Tbk Unit Titi Kuning Cabang Medan). Permasalahan dalam penulisan skripsi ini adalah Akibat Hukum terhadap jaminan hak milik rumah jika debitur meninggal dunia dan Eksekusi terhadap jaminan hak milik rumah, apabila debitur wanprestasi.

F. Metode Penelitian

Penelitian merupakan suatu sarana pokok dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang bertujuan untuk mengungkapkan kebenaran secara sistematis, metodologis dan konsisten. Oleh karena penelitian merupakan sarana ilmiah bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka metode penelitian yang diterapkan harus senantiasa disesuaikan dengan ilmu pengetahuan yang menjadi induknya.3

3 Soerjono Soekamto dan Sri Mamuji, Penelitian Hukum Normatif-Suatu Tinjauan

Singkat, Rajawali Press, Jakarta, 2013, hal 1.

Penulisan skripsi ini, menggunakan metodologi penulisan sebagai berikut:


(10)

1. Metode Pendekatan

Untuk memperoleh suatu pembahasan sesuai dengan apa yang terdapat didalam tujuan penyusunan bahan analisis, maka dalam penulisan skripsi ini menggunakan metode pendekatan yuridis empiris, digunakan untuk memberikan pemahaman bahwa hukum bukan semata-mata sebagai perangkat perundang-undangan yang bersifat normatif belaka, melainkan hukum harus dilihat sebagai perilaku masyarakat yang menggejala dalam kehidupan masyarakat. Berbagai temuan di lapangan yang bersifat individual atau kelompok akan dijadikan bahan utama dalam mengungkapkan permasalahan yang diteliti dengan berpegang pada ketentuan yang berlaku.4

2. Sifat Penelitian

Sifat penelitian dalam skripsi ini adalah bersifat deskriptif yaitu penelitian yang menggambarkan, menelaah, dan menjelaskan serta menganalisa suatu peraturan hukum.5

3. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan hal yang sangat erat hubungannya dengan sumber data, karena melalui pengumpulan data ini akan diperoleh data yang diperlukan untuk selanjutnya di analisa sesuai yang diharapkan berkaitan dengan hal tersebut, maka dalam penelitian ini menggunakan pengumpulan data sebagai berikut:

4

Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, UI Press, Jakarta,2010, hal. 45.


(11)

a. Data primer

Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari Bank Rakyat Indonesia. Data primer diperoleh dengan wawancara, yaitu cara memperoleh informasi dengan bertanya langsung pada pihak Bank Rakyat Indonesia. Sistem wawancara yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah wawancara bebas terpimpin, artinya terlebih dahulu dipersiapkan daftar pertanyaan sebagai pedoman tetapi masih dimungkinkan adanya variasi pertanyaan yang disesuaikan dengan situasi pada saat wawancara dilakukan.

b. Data sekunder

Data sekunder yaitu data yang mendukung keterangan atau menunjang kelengkapan data primer. Data sekunder terdiri dari:

1) Bahan-bahan hukum primer, meliputi: Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria. Undang-undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996 tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan, dan Hak Pakai Atas Tanah. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan.

2) Bahan-bahan hukum sekunder, yaitu bahan-bahan yang erat hubungannya dengan bahan hukum primer dan dapat membantu menganalisa dan memahami bahan hukum primer, meliputi:

a. Buku-buku yang membahas tentang hukum perbankan, hukum jaminan, hukum agraria dan masalah Hak Tanggungan.

b. Buku-buku yang membahas tentang penyelesaian kredit macet. c. Hasil penelitian tentang penyelesaian kredit macet


(12)

4. Teknik Analisa Data

Data yang diperoleh baik dari studi lapangan maupun studi dokumen merupakan data yang dianalisis secara kualitatif, yaitu setelah data terkumpul kemudian dituangkan dalam bentuk uraian logis dan sistematis, selanjutnya dianalisis untuk memperoleh kejelasan penyelesaian masalah, kemudian ditarik kesimpulan secara deduktif, yaitu dari hal yang bersifat umum menuju hal yang bersifat khusus.6

G. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan skripsi ini maka diperlukan adanya sistematika penulisan yang teratur yang terbagi dalam bab per bab yang saling berhubungan satu sama lain. Adapun sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan, berisikan pendahuluan yang merupakan suatu pengantar dari pembahasan selanjutnya yang terdiri dari 7 (tujuh) sub bab yaitu: latar belakang penulisan, permasalahan, tujuan penulisan, manfaat penulisan, keaslian penulisan, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II Tinjauan Umum tentang Kredit, bab ini berisikan mengenai pengertian dan unsur-unsur kredit, jenis-jenis dan tujuan kredit dan prinsip-prinsip pemberian kredit serta bentuk-bentuk perjanjian kredit.

Bab III Tinjauan Umum tentang Jaminan dan Hak Guna Usaha, bab ini berisikan mengenai tinjauan umum tentang jaminan yang terdiri dari pengertian dan dasar hukum jaminan, asas-asas hukum jaminan, sumber hukum dan jenis

6 P. Joko Subagyo, Metode penelitian Dalam Teori dan Praktek ̧ Cetakan Kelima,


(13)

jaminan dan tinjauan umum tentang hak guna usaha yang terdiri dari pengertian hak guna usaha, subjek dan objek hak guna usaha dan berakhirnya hak guna usaha Bab IV Penyelesaian Kredit Macet yang Objek Jaminannya Hak Atas Tanah Berstatus Hak Guna Usaha pada Bank Rakyat Indonesia Cabang Medan Putri Hijau. Bab ini berisikan pelaksanaan pemberian kredit yang objek jaminannya hak guna usaha pada Bank Rakyat Indonesia dan Faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya kredit bermasalah dalam perjanjian kredit dengan jaminan hak guna usaha serta Tindakan yang dilakukan Bank Rakyat Indonesia dalam Penyelesaian Kredit Macet Jaminan Hak Guna Usaha.

Bab V Kesimpulan dan Saran, bab ini merupakan penutup yang berisikan kesimpulan dan saran dari hasil penelitian ini dan akan diakhiri dengan lampiran-lampiran yang terkait dengan hasil penelitian yang ditemukan di lapangan yang dipergunakan sebagai pembahasan atas hasil penelitian.


(1)

macet serta menjadikan masukan bagi bank dalam mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi dalam penyelesaian kredit macet.

E. Keaslian Penulisan

Penelitian ini dilakukan atas ide dan pemikiran dari peneliti sendiri atas masukan yang berasal dari berbagai pihak guna membantu penelitian dimaksud. Sepanjang yang telah ditelusuri dan diketahui di lingkungan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, penelitian tentang Penyelesaian Kredit Macet Yang Objek Jaminannya Hak Atas Tanah Berstatus Hak Guna Usaha (Studi pada Bank Rakyat Indonesia Cabang Medan Putri Hijau), belum pernah diteliti oleh peneliti sebelumnya. Dengan demikian, jika dilihat kepada permasalahan yang ada dalam penelitian ini, maka dapat dikatakan bahwa penelitian ini merupakan karya ilmiah yang asli, apabila ternyata dikemudian hari ditemukan judul yang sama, maka dapat dipertanggungjawabkan sepenuhnya.

Saddam Yafizham Lubis (2014), NIM 090200273 dengan judul penelitian (Penyelesaian Kredit Macet dalam Perjanjian Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Pada Bank Tabungan Negara Cabang Medan. Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana Pelaksanaan Perjanjian Kredit Pemilikan Rumah Pada Bank Tabungan Negara Cabang Medan. Sebab-Sebab Timbulnya Kredit Macet Pada Bank Tabungan Negara Cabang Medan. Upaya Penyelesaian Kredit Macet Dalam Perjanjian Kredit Pemilikan Rumah Pada Bank Tabungan Negara Cabang Medan.

Immanuel Rumapea (2012), NIM 080200127 dengan judul Tinjauan Yuridis Penyelesaian Kredit Macet pada Kredit Usaha Rakyat (KUR) Bank Rakyat Indonesia Kantor Cabang Pembantu Krakatau Medan. Permasalahan


(2)

dalam penelitian ini adalah Syarat dan Prosedur Pemberian Kredit Usaha Rakyat pada Bank Rakyat Indonesia Kantor Cabang Pembantu Krakatau Medan. Penyebab Terjadinya Kredit Macet pada Kredit Usaha Rakyat Bank Rakyat Indonesia Kantor Cabang Pembantu Krakatau Medan. Dan Upaya yang dilakukan dalam Penyelesaian Kredit Macet pada Kredit Usaha Rakyat (KUR) Bank Rakyat Indonesia Kantor Cabang Pembantu Krakatau Medan.

Inka Fitra Donna Rambe (2013), NIM 090200278 dengan judul Aspek Hukum Dalam Penyelesaian Kredit Macet Dengan Jaminan Hak Milik Rumah (Studi Pada PT.Bank Rakyat Indonesia,Tbk Unit Titi Kuning Cabang Medan). Permasalahan dalam penulisan skripsi ini adalah Akibat Hukum terhadap jaminan hak milik rumah jika debitur meninggal dunia dan Eksekusi terhadap jaminan hak milik rumah, apabila debitur wanprestasi.

F. Metode Penelitian

Penelitian merupakan suatu sarana pokok dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang bertujuan untuk mengungkapkan kebenaran secara sistematis, metodologis dan konsisten. Oleh karena penelitian merupakan sarana ilmiah bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka metode penelitian yang diterapkan harus senantiasa disesuaikan dengan ilmu pengetahuan yang menjadi induknya.3

3 Soerjono Soekamto dan Sri Mamuji, Penelitian Hukum Normatif-Suatu Tinjauan

Singkat, Rajawali Press, Jakarta, 2013, hal 1.

Penulisan skripsi ini, menggunakan metodologi penulisan sebagai berikut:


(3)

1. Metode Pendekatan

Untuk memperoleh suatu pembahasan sesuai dengan apa yang terdapat didalam tujuan penyusunan bahan analisis, maka dalam penulisan skripsi ini menggunakan metode pendekatan yuridis empiris, digunakan untuk memberikan pemahaman bahwa hukum bukan semata-mata sebagai perangkat perundang-undangan yang bersifat normatif belaka, melainkan hukum harus dilihat sebagai perilaku masyarakat yang menggejala dalam kehidupan masyarakat. Berbagai temuan di lapangan yang bersifat individual atau kelompok akan dijadikan bahan utama dalam mengungkapkan permasalahan yang diteliti dengan berpegang pada ketentuan yang berlaku.4

2. Sifat Penelitian

Sifat penelitian dalam skripsi ini adalah bersifat deskriptif yaitu penelitian yang menggambarkan, menelaah, dan menjelaskan serta menganalisa suatu peraturan hukum.5

3. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan hal yang sangat erat hubungannya dengan sumber data, karena melalui pengumpulan data ini akan diperoleh data yang diperlukan untuk selanjutnya di analisa sesuai yang diharapkan berkaitan dengan hal tersebut, maka dalam penelitian ini menggunakan pengumpulan data sebagai berikut:

4

Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, UI Press, Jakarta,2010, hal. 45.


(4)

a. Data primer

Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari Bank Rakyat Indonesia. Data primer diperoleh dengan wawancara, yaitu cara memperoleh informasi dengan bertanya langsung pada pihak Bank Rakyat Indonesia. Sistem wawancara yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah wawancara bebas terpimpin, artinya terlebih dahulu dipersiapkan daftar pertanyaan sebagai pedoman tetapi masih dimungkinkan adanya variasi pertanyaan yang disesuaikan dengan situasi pada saat wawancara dilakukan.

b. Data sekunder

Data sekunder yaitu data yang mendukung keterangan atau menunjang kelengkapan data primer. Data sekunder terdiri dari:

1) Bahan-bahan hukum primer, meliputi: Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria. Undang-undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996 tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan, dan Hak Pakai Atas Tanah. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan.

2) Bahan-bahan hukum sekunder, yaitu bahan-bahan yang erat hubungannya dengan bahan hukum primer dan dapat membantu menganalisa dan memahami bahan hukum primer, meliputi:

a. Buku-buku yang membahas tentang hukum perbankan, hukum jaminan, hukum agraria dan masalah Hak Tanggungan.

b. Buku-buku yang membahas tentang penyelesaian kredit macet. c. Hasil penelitian tentang penyelesaian kredit macet


(5)

4. Teknik Analisa Data

Data yang diperoleh baik dari studi lapangan maupun studi dokumen merupakan data yang dianalisis secara kualitatif, yaitu setelah data terkumpul kemudian dituangkan dalam bentuk uraian logis dan sistematis, selanjutnya dianalisis untuk memperoleh kejelasan penyelesaian masalah, kemudian ditarik kesimpulan secara deduktif, yaitu dari hal yang bersifat umum menuju hal yang bersifat khusus.6

G. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan skripsi ini maka diperlukan adanya sistematika penulisan yang teratur yang terbagi dalam bab per bab yang saling berhubungan satu sama lain. Adapun sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan, berisikan pendahuluan yang merupakan suatu pengantar dari pembahasan selanjutnya yang terdiri dari 7 (tujuh) sub bab yaitu: latar belakang penulisan, permasalahan, tujuan penulisan, manfaat penulisan, keaslian penulisan, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II Tinjauan Umum tentang Kredit, bab ini berisikan mengenai pengertian dan unsur-unsur kredit, jenis-jenis dan tujuan kredit dan prinsip-prinsip pemberian kredit serta bentuk-bentuk perjanjian kredit.

Bab III Tinjauan Umum tentang Jaminan dan Hak Guna Usaha, bab ini berisikan mengenai tinjauan umum tentang jaminan yang terdiri dari pengertian dan dasar hukum jaminan, asas-asas hukum jaminan, sumber hukum dan jenis

6 P. Joko Subagyo, Metode penelitian Dalam Teori dan Praktek ̧ Cetakan Kelima,


(6)

jaminan dan tinjauan umum tentang hak guna usaha yang terdiri dari pengertian hak guna usaha, subjek dan objek hak guna usaha dan berakhirnya hak guna usaha Bab IV Penyelesaian Kredit Macet yang Objek Jaminannya Hak Atas Tanah Berstatus Hak Guna Usaha pada Bank Rakyat Indonesia Cabang Medan Putri Hijau. Bab ini berisikan pelaksanaan pemberian kredit yang objek jaminannya hak guna usaha pada Bank Rakyat Indonesia dan Faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya kredit bermasalah dalam perjanjian kredit dengan jaminan hak guna usaha serta Tindakan yang dilakukan Bank Rakyat Indonesia dalam Penyelesaian Kredit Macet Jaminan Hak Guna Usaha.

Bab V Kesimpulan dan Saran, bab ini merupakan penutup yang berisikan kesimpulan dan saran dari hasil penelitian ini dan akan diakhiri dengan lampiran-lampiran yang terkait dengan hasil penelitian yang ditemukan di lapangan yang dipergunakan sebagai pembahasan atas hasil penelitian.


Dokumen yang terkait

Tinjauan Yuridis Penyelesaian Kredit Macet Pada Kredit Usaha Rakyat (KUR) Bank Rakyat Indonesia Kantor Cabang Pembantu Krakatau Medan

2 72 103

Hak Atas Tanah Sebagai Jaminan Utang Dalam Perjanjian Kredit Dengan Hak Tanggungan (Studi Kasus Pada PT. Bank Rakyat Indonesia, TBK Cabang Medan)

6 143 108

Tinjauan Yuridis Penyelesaian Kredit Macet Pada Kredit Usaha Rakyat (KUR) Bank Rakyat Indonesia Kantor Cabang Pembantu Krakatau Medan

1 51 103

Penyelesaian Kredit Macet Yang Objek Jaminannya Hak Atas Tanah Berstatus Hak Guna Usaha (Studi Pada Bank Rakyat Indonesia Cabang Medan Putri Hijau)

3 76 94

Upaya Penyelesaian Kredit Macet Dalam Kredit Usaha Rakyat (Kur) Pada Bank (Studi Pada Bank Btn Cabang Pemuda Medan)

9 166 128

Penyelesaian Kredit Macet Yang Objek Jaminannya Hak Atas Tanah Berstatus Hak Guna Usaha (Studi Pada Bank Rakyat Indonesia Cabang Medan Putri Hijau)

0 16 94

Penyelesaian Kredit Macet Yang Objek Jaminannya Hak Atas Tanah Berstatus Hak Guna Usaha (Studi Pada Bank Rakyat Indonesia Cabang Medan Putri Hijau)

0 0 8

Penyelesaian Kredit Macet Yang Objek Jaminannya Hak Atas Tanah Berstatus Hak Guna Usaha (Studi Pada Bank Rakyat Indonesia Cabang Medan Putri Hijau)

0 0 1

Penyelesaian Kredit Macet Yang Objek Jaminannya Hak Atas Tanah Berstatus Hak Guna Usaha (Studi Pada Bank Rakyat Indonesia Cabang Medan Putri Hijau)

0 0 18

Penyelesaian Kredit Macet Yang Objek Jaminannya Hak Atas Tanah Berstatus Hak Guna Usaha (Studi Pada Bank Rakyat Indonesia Cabang Medan Putri Hijau)

0 0 3