Pengaruh Corporate Social Responsibility, Profitabilitas, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2011-2014

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori dan Konsep

2.1.1 Teori Legitimasi

Teori Legitimasi memfokuskan pada interaksi antara perusahaan dengan masyarakat (Ulman, 1982; dalam Ghozali dan Chariri, 2007). Menurut Ghozali dan Chariri (2007) hal yang melandasi teori legitimasi adalah kontrak sosial dengan masyarakat dimana perusahaan beroperasi dan menggunakan sumber ekonomi. Sesuai dengan pendapat Guthrie dan Parker (1990), legitimacy theory

adalah organisasi mendasarkan operasi bisnisnya pada lingkungan sosial perusahaan melalui kontrak sosial yang disetujui dan berbagai keinginan masyarakat sebagai bentuk penghargaan atas persetujuan organisasi dan keberlanjutan perusahaan. Dengan teori ini, perusahaan harus memperhatikan kepentingan dari berbagai pihak, bukan hanya dari pihak perusahaan saja. Semakin banyak perusahaan melakukan kegiatan sosial yang memberikan dampak positif bagi pihak lain membuat manfaat dan kemajuan tersendiri bagi pihak perusahaan.

2.1.2 Teori Stakeholder

Teori stakeholder mengatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingan sendiri namun juga harus mampu memberikan manfaat bagi stakeholdernya. Dengan demikian, keberadaan suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh dukungan yang diberikan oleh stakeholder


(2)

perusahaan tersebut. Stakeholder pada dasarnya dapat mengendalikan atau memiliki kemampuan untuk mempengaruhi pemakaian sumber-sumber ekonomi yang digunakan oleh perusahaan. Oleh karena itu, power stakeholder ditentukan oleh besar kecilnya power yang dimiliki stakeholder atas sumber ekonomi tersebut (Ghozali dan Chariri, 2007). Adanya teori stakeholder ini memberikan landasan bahwa suatu perusahaan harus mampu memberikan manfaat bagi

stakeholdernya. Manfaat tersebut dapat diberikan dengan cara menerapkan program Corporate Social Responsibility (CSR). Adanya program tersebut pada perusahaan diharapkan akan meningkatkan kesejahteraan bagi karyawan, pelanggan, dan masyarakat lokal. Sehingga diharapkan terjalin hubungan yang baik antara perusahaan dengan lingkungan sekitar (Ira, 2013).

Dalam program CSR dimungkinkan adanya nilai-nilai yang menjadi pedoman bagi perusahaan untuk mendapat keuntungan yang berlebih. Disini dapat diartikan nilai-nilai itu adalah perusahaan yang menjunjung tinggi keadilan kepada semua stakeholder.

(Kasmir, 2010:8) mengatakan bahwa dalam praktiknya tujuan semua perusahaan menurut ahli keuangan tidak jauh berbeda satu sama lainnya. Artinya, semua tujuan perusahaan didirikan adalah sama, hanya saja cara untuk mencapai tujuannya saja yang berbeda. Berikut ini beberapa tujuan perusahaan yang dirangkum dari pendapat beberapa ahli keuangan, yaitu :

1. Memaksimalkan nilai perusahaan 2. Memaksimalisasi laba


(3)

4. Menciptakan citra perusahaan

5. Meningkatkan tanggung jawab perusahaan

Semua tujuan ini lebih banyak dibebankan kepada manajer keuangan dengan dibantu oleh manajer lainnya. Tugas manajer keuangan dalam hal memaksimalkan nilai perusahaan adalah memaksimalkan nilai saham perusahaan. Tercapai tidaknya tujuan ini dapat dilihat dan diukur dari harga saham perusahaan yang bersangkutan dari waktu ke waktu. Keuntungan dengan meningkatnya nilai saham perusahaan adalah perusahaan akan memperoleh kepercayaan dari lembaga keuangan (perbankan) untuk memperoleh pinjaman dengan persyaratan yang lebih lunak dan kepercayaan dari para supplier. Selanjutnya dalam rangka menyejahterakan stakeholder, maka manajer keuangan harus mampu memaksimalisasi laba, dalam dalam hal ini arti maksimalisasi laba adalah memaksimalkan penghasilan perusahaan setelah pajak. Dengan laba yang maksimal, maka tujuan menyejahterakan para stakeholder akan mudah tercapai.

Sedangkan tujuan membangun kesejahteraan para stakeholder adalah meningkatkan kualitas hidup melalui peningkatan kesejahteraan dan kesehatan kepada pemegang saham, manajemen, pelanggan, kreditor, supplier, dan masyarakat. Kesejahteraan pemegang saham secara otomatis akan meningkat dengan meningkatnya nilai perusahaan. Artinya dengan meningkatnya nilai perusahaan berarti akan meningkatkan nilai saham yang dimilikinya baik dari segi harga, maupun perolehan pembagian dividen. Bagi manajemen tentu saja dengan meningkatnya nilai saham juga akan memperoleh kesejahteraan berupa adanya peningkatan pembagian bonus atau kenaikan penghasilan atau tunjangan lainnya.


(4)

2.1.3 Teori Agensi

(Brigham dan Daves, 2002) dalam (Ade Fatma dan Adi, 2012:10) dengan terpisahnya pemilik perusahaan pada perusahaan yang Go Public, dalam hal ini diwakili oleh dewan komisaris (para pemegang saham) disebut juga dengan

Principal, dengan orang yang mengelola perusahaan yaitu manajemen (orang yang digaji oleh pemilik perusahaan) disebut dengan Agent. Karena pemisahan tersebut, maka akan terjadi Gap atau konflik kepentingan. Hal tersebut terjadi karena manajer tidak akan mau bekerja untuk kepentingan perusahaan jika tidak selaras dengan kepentingan mereka. Hubungan keagenan timbul pada saat seorang atau lebih individu yang disebut sebagai Principal : (1) menggaji individu lain yang disebut sebagai Agent untuk memberikan jasa kepdanya, (2) kemudian mendelegasikan otoritas pengambilan keputusan kepada Agent tersebut. Di dalam konteks manajemen keuangan, hubungan keagenan tersebut terutama diantara : (1) pemegang saham dengan manajer, (2) manajer dengan debitur yang memberikan hutang dan (3) antara manajer dan para pemegang saham, dan debitur yang suatu waktu akan menyebabkan distress keuangan (financial distress).

2.1.4 Prinsip – Prinsip CSR

Untuk CSR sendiri, dalam memberikan definisi banyak para ahli yang memiliki definisinya sendiri karena sampai saat ini belum ada definisi yang pasti mengenai CSR itu sendiri. Berikut ini merupakan beberapa definisi CSR yang umumnya sering digunakan :


(5)

Menurut Bank Dunia : “CSR is the commitment of business to Contribute to sustainable economic development working with employees and their respensatives, the local community and society at large to improve quality of life, in ways that are both good for business and good for development”. Dalam bahasa Indonesia, Yusuf Wibisono (2007:7) mengartikan bahwa : “CSR merupakan suatu komitmen berkelanjutan oleh dunia usaha untuk bertindak etis dan memberikan kontribusi kepada pengembangan ekonomi dari komunitas setempat ataupun masyarakat luas, bersamaan dengan peningkatan taraf hidup pekerjanya beserta seluruh keluarganya”.

Dalam Jalal (2010) dan Rifeald (2012), CSR menurut ISO 26000 didefinisikan sebagai

tanggung jawab dari suatu organisasi untuk dampak-dampak dari keputusan-keputusan dan aktivitas di masyarakat dan lingkungan melalui transparansi dan perilaku etis yang konsisten dengan perkembangan berrkelanjutan dan kesejahteraan dari masyarakat, pertimbangan harapan

stakeholder, sesuai dengan ketentuan hukum yang bisa diterapkan dan norma-norma internasional yang konsisten dari perilaku dan terintegrasi sepanjang organisasi.

Walaupun definisi CSR masih memiliki berbagai versi masing-masing menunjukkan prinsip yang tidak jauh berbeda yaitu sebagai tanggung jawab sosial perusahaan kepada para pemangku kepentingan untuk berlaku etis sekaligus meminimalkan dampak negatif dan memaksimalkan dampak positif yang mencakup aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan yang dikenal sebagai tri bottom


(6)

line dalam rangka mencapai tujuan pembangunan secara berkelanjutan (Sinulingga, 2010:).

Menurut Bradshaw dalam (Harahap, 2012) , ada tiga bentuk tanggung jawab sosial perusahaan yaitu sebagai berikut :

1. Corporate philanthropy, di sini tanggung jawab perusahaan itu berada sebatas kedermawanan atau kerelaan belum sampai pada tanggung jawabnya. Bentuk tanggung jawab ini bisa merupakan kegiatan amal, sumbangan, atau kegiatan lain yang mungkin saja tidak langsung berhubungan dengan kegiatan perusahaan.

2. Corporate responsibility, di sini kegiatan pertanggungjawaban itu sudah merupakan bagian dari tanggung jawab perusahaan bisa karena ketentuan UU atau bagian dari kemauan atau kesediaan perusahaan.

3. Corporate policy, di sini tanggung jawab sosial perusahaan itu sudah merupakan bagian dari kebijakannya.

Prinsip CSR menurut ISO 26000 : 2010 dalam Jalal (2010) dan Rifeald (2012:27) yaitu berkaitan dengan :

1. Akuntabilitas

Membuktikan kepada seluruh pemangku kepentingan bahwa perusahaan telah melakukan segala sesuatu dengan benar terkait dampak dengan masyarakat dan lingkungan atas seluruh kegiatan operasional yang dilakukan oleh perusahaan.


(7)

2. Transparansi

Perusahaan menyatakan secara transparan seluruh keputusan dan aktivitaas yang memiliki dampak kepada masyarakat dan lingkungan. Untuk itu perusahaan dituntut atas keterbukaan yang clear, accurate, dan

completeness atas seluruh kebijakan, keputusan, dan aktivitas yang dilakukan.

3. Perilaku etis

Perusahaan harus berperilaku secara etis dengan menegakkan kejujuran, kesetaraan, dan integritas. Perilaku etis dilaksanakan melalui pengembangan struktur tata kelola yang mendorong perilaku etis, membuat dan mengaplikasikan standar perilaku etis, dan terus meningkatkan standar perilaku etis.

4. Penghormatan kepada keputusan stakeholder

Perusahaan harus menghormati dan menanggapi seluruh kepentingan para

stakeholder. Dalam hal ini yang perlu dilakukan oleh perusahaan adalah mengidentifikasi, menanggapi kebutuhan, mengenali hak-hak legal dan kepentingan yang sah, serta mengenali kepentingan yang lebih luas terkait dengan pembangunan berkelanjutan.

5. Kepatuhan terhadap hukum

Sebuah organisasi harus menerima bahwa kepatuhan terhadap hukum merupakan suatu kewajiban, untuk itu yang harus dilakukan oleh perusahaan adalah patuh terhadap semua regulasi yang berlaku, memastikan bahwa seluruh aktivitasnya sesuai dengan kerangka hukum


(8)

yang relevan, patuh kepada seluruh aturan yang dibuat oleh perusahaan sendiri secara adil dan imparsial, mengetahui perubahan-perubahan dalam regulas, serta secara periodik memeriksa kepatuhannya.

6. Penghormatan terhadap norma perilaku internasional

Di negara-negara dimana hukum nasionalnya atau implementasinya tidak mencukupi untuk melindungi kondisi lingkungan dan sosialnya, perusahaan harus berusaha mengacu kepada norma perilaku internasional. 7. Penghormatan terhadap Hak Asasi Manusia (HAM)

Perusahaan harus menghormati serta mengakui pentingnya hak asasi manusia dan sifatnya yang universal. Dalam hal ini yang harus dilakukan oleh perusahaan adalah ketika ditemui situasi pelanggaran hak asasi manusia, perusahaan harus melindungi hak asasi manusia tersebut dan tidak mengambil kesempatan dari situasi tersebut, dan apabila tidak ada regulasi dari hak asasi manusia di tingkat nasional, maka perusahaan harus mengacu pada standar internasional.

Alyson Warhurst dari University of Bath Inggris dalam (Sinulingga, 2010:281-282) juga mengungkapkan prinsip – prinsip CSR yaitu sebagai berikut :

1. Prioritas korporat yaitu mengakui tanggung jawab sosial sebagai prioritas tertinggi korporat dan penentu utama pembangunan berkelanjutan.

2. Manajemen terpadu yaitu mengintegrasikan kebijakan, program dan praktek ke dalam setiap kegiatan bisnis sabagai satu unsur manajemen dalam semua fungsi manajemen.


(9)

3. Proses perbaikan yaitu secara berkesinambungan memperbaiki kebijakan, program dan kinerja sosial korporat berdasarkan temuan riset mutakhir dan memahami kebutuhan sosial secara internasional.

4. Pendidikan karyawan yaitu menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan serta memotivasi karyawan untuk bekerja lebih produktif.

5. Pengkajian yaitu melakukan kajian dampak sosial sebelum memulai kegiatan atau proyek baru dan sebelum menutup satu fasilitas.

6. Produk dan jasa yaitu mengembangkan produk dan jasa yang tidak berdampak negatif secara sosial.

7. Informasi publik yaitu memberi informasi dan bila perlu mendidik pelanggan, distributor, dan publik tentang penggunaan secara aman transportasi, penyimpanan dan pembuangan produk.

8. Fasilitas dan operasi yaitu mengembangkan, merancang dan mengoperasikan fasilitas serta menjalankan kegiatan yang mempertimbangkan temuan kaji berdampak sosial.

9. Penelitian yaitu melakukan atau mendukung penelitian dampaka sosial bahan baku, prosuk, proses, emisi, dan limbahnya yang terkait dengan kegiatan usaha penelitian yang menjadi sarana untuk mengurangi limbah. 10.Prinsip pencegahan yaitu memodifikasi manufaktur, pemasaran, atau

penggunaan produk/jasa sejalan hasil penelitian mutakhir atau mencegah dampak sosial yang bersifat negatif.


(10)

11.Kontraktor dan pemasok yaitu mendorong penggunaan prinsip-rinsip tanggung jawab sosial korporat yang dijalankan kalangan kontraktor dan pemasok.

12.Siaga menghadapi darurat yaitu menyusun dan merumuskan rencana menghadapi keadaan darurat dan bila terjadi keadaan bahaya, bekerjasama dengan layanan gawat darurat, instansi berwenang dan komunitas lokal. 13.Transfer of best practice yaitu berkontribusi pada pengembangan dan

transfer praktek bisnis yang bertanggung jawab secara sosial kepada semua industri dan sektor publik.

14.Memberi sumbangan yaitu sumbangan untuk usaha bersama, pengembangan kebijakan publik dan bisnis, lembaga pemerintah dan lintas departemen pemerintah serta lembaga pendidikan yang akan meningkatkan kesadaran tentang tanggung jawab sosial.

15.Keterbukaan yaitu menumbuhkan dan mengembangkan keterbukaan dan dialog dengan para pekerja dan publik, mengantisipasi dan memberi respon terhadap potencial hazard dan dampak operasi, produk, limbah dan jasa.

16.Pencapaian dan pelaporan yaitu mengevaluasi kinerja sosial, melaksanakan audit sosial secara berkala dan mengkaji pencapaian berdasarkan kriteria korporat dan peraturan per undang-undangan serta menyampaikan informasi tersebut kepada dewan direksi, pemegang saham, pekerja dan publik.


(11)

2.1.5 Pro-Kontra Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Meskipun pemerintah telah menerbitkan undang-undang yang mengatur tentang kegiatan CSR, namun masih adanya perdebatan tentang seberapa penting perusahaan harus mempunyai tanggung jawab tersebut. Berikut ini adalah alasan para pendukung agar perusahaan memiliki etika dan tanggung jawab sosial :

1. Keterlibatan sosial merupakan respon terhadap keinginan dan harapan masyarakat terhadap peranana perusahaan. Dalam jangka panjang, hal ini sangat menguntungkan perusahaan.

2. Keterlibatan sosial mungkin akan mempengaruhi perbaikan lingkungan masyarakat, yang mungkin akan menurunkan biaya produksi.

3. Meningkatkan nama baik perusahaan, akan menimbulkan simpati langganan, simpati karyawan, investor, dan lain-lain.

4. Menghindari campur tangan pemerintah dalam melindungi masyarakat. Campur tangan pemerintah cenderung membatasi peran perusahaan. Sehingga jika perusahaan memiliki tanggung jawab sosial mungkin dapat menghindari pembatasan kegiatan perusahaan.

5. Dapat menunjukkan respon positif perusahaan terhadap norma dan nilai yang berlaku dalam masyarakat sehingga mendapat simpati masyarakat. 6. Sesuai dengan keinginan para pemegang saham, dalam hal ini publik. 7. Mengurangi tensi kebencian masyarakat kepada perusahaan yang


(12)

8. Membantu kepentingan nasional, seperti konservasi alam, pemeliharaan barang seni budaya, peningkatan pendidikan rakyat, lapangan kerja, dan lain-lain.

Di pihak lain, alasan para penantang yang tidak menyetujui konsep tanggung jawab sosial perusahaan ini adalah sebagai berikut :

1. Mengalihkan perhatian perusahaan dari tujuan utamanya dalam mencari laba. Ini akan menimbulkan pemborosan.

2. Memungkinkan keterlibatan perusahaan terhadap permainan kekuasaan atau politik secara berlebihan yang sebenarnya bukan lapangannya.

3. Dapat menimbulkan lingkungan bisnis yang monolitik, bukan yang bersifat pluralistik.

4. Keterlibatan sosial memerlukan dana dari tenaga yang cukup besar yang tidak dapat dipenuhi oleh dana perusahaan yang terbatas, yang dapat menimbulkan kebangkrutan atau menurunkan tingkat pertumbuhan perusahaan.

5. Keterlibatan pada kegiatan sosial yang demikian kompleks memerlukan tenaga dan para ahli yang belum tentu dimiliki oleh perusahaan (Ahmed Belkaoui, SEA 1984) dalam (Harahap, 2012).

2.1.6 Profitabilitas

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan dari penjualan barang atau jasa yang diproduksinya. Profitabilitas bertujuan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba, baik dalam hubungan dengan penjualan, asset, maupun terhadap modal sendiri. Rasio profitabilitas


(13)

mengukur efektifitas manajemen berdasarkan hasil pengembalian yang diperoleh dari penjualan dan investasi. Profitabilitas juga mempunyai arti penting dalam usaha mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka panjang, karena profitabilitas menunjukkan apakah badan usaha tersebut mempunyai prospek yang baik di masa yang akan datang.

2.1.7 Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan biasanya dikaitkan dengan seberapa besar asset yang dimiliki oleh perusahaan dan saham yang dimilikinya. Sebab, jika perusahaan memiliki asset yang banyak, maka dianggap dapat memberikan kontribusi yang besar terhadap masyarakat dan memiliki pengembalian modal, asset, dan juga saham. Ada dugaan bahwa perusahaan kecil akan mengungkapkan lebih rendah kualitasnya dibandingkan perusahaan besar. Hal ini karena ketiadaan sumber daya dan dana yang cukup besar dalam laporan tahunan. Perusahaan yang berukuran lebih besar cenderung memiliki public demand akan informasi yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan kecil (Waryanti, 2009) dalam (Ira, 2013).

2.1.8 Nilai Perusahaan

Nilai perusahaan sangat penting karena dengan nilai perusahaan yang tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham. Semakin tinggi harga saham semakin tinggi pula nilai perusahaan. Nilai perusahaan yang tinggi menjadi keinginan para pemilik perusahaan, sebab dengan nilai yang tinggi menunjukkan kemakmuran pemegang saham juga tinggi. Kekayaan pemegang


(14)

saham dan perusahaan dipresentasikan oleh harga pasar dari saham yang merupakan cerminan dari keputusan investasi pendanaan (financing) dan manajemen asset (Susanti, 2010) dalam (Alfredo, 2011). Terdapat perbedaan antara meningkatkan nilai perusahaan dengan maksimalisasi laba. Perusahaan biasanya lebih menekankan pada peningkatan nilai perusahaan daripada peningkatan laba. Perbedaan antara memaksimalkan nilai (value) perusahaan dengan memaksimalkan laba (profit) perusahaan yaitu :

1. Maksimalisasi nilai perusahaan memperhitungkan tingkat risiko dan arus pendapatan, sedangkan maksimalisasi laba.

2. Untuk memaksimalkan nilai perusahaan kita harus memperhitungkan arus laba jangka panjang dan nilai waktu daripada uang, hanya saja maksimalisasi laba dalam jangka panjang merugikan perusahaan.

3. Maksimalisasi nilai menghindari masalah perbedaan kualitas pada arus dana, angka laba lebih bervariasi yang bergantung kepada kebiasaan akuntansi yang digunakan dan mengutamakan pada arus kas atau dana bukan tergantung pada bentuk pengukuran laba (Kasmir, 2010).


(15)

2.2 Penelitian Terdahulu

Tabel berikut ini merupakan beberapa hasil penelitian terdahulu yang menjadi acuan ataupun perbandingan dalam penelitian skripsi ini :

Tabel 2.1

Tinjauan Penelitian Terdahulu NO

PENELITI dan TAHUN

JUDUL VARIABEL HASIL

PENELITIAN 1 Wihardjo (2014) Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Nilai Perusahaan (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2009-2011)

Variabel

Independen: DER, DPR, ROA, Firm Size Variabel Dependen: nilai perusahaan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel DER, ROA, DPR, dan Size berpengaruh positif signifikan terhadap Nilai perusahaan. 2 Andi (2013) Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan CSR Pada Perusahaan Perbankan Yang Tercatat

Di Bursa Efek Indonesia Variabel Independen : ukuran perusahaan, umur perusahaan, ROA, ukuran dewan komisaris, leverage Variabel Dependen: CSR Penelitian ini menyimpulkan size, umur perusahaan, ROA, ukuran dewan komisaris, dan leverage berpengaruh positif dan signifikan terhadap CSR dalam laporan tahunan perusahaan 3 Alfredo (2011) Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan (Kebijakan Dividen Sebagai Variabel Moderating) Pada Perusahaan Manufaktur Di Variabel Independen: kinerja keuangan Variabel Dependen: nilai perusahaan Hasil penelitian menunjukkan hanya profitablitas berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan


(16)

Bursa Efek Indonesia dibandingkan dengan likuiditas, leverage, dan kebijakan dividen. 4 Vendi (2010) Pengaruh Struktur Kepemilikan Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Manajemen Laba (Earnings Management) Dalam Industri Manufaktur Dan

Non Manufaktur Periode 2001-2006 Di Indonesia Variabel Independen: struktur kepemilikan dan ukuran perusahaan Variabel Dependen: manajemen laba Struktur kepemilikan perusahaan berpengaruh negatif terhadap manajemen laba untuk

perusahaan non

manufaktur. ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur dan

non manufaktur. 5 Sembiring (2005) Karakteristik perusahaan dan pengungkapan tanggung jawab sosial Variabel Independen: Size perusahaan, profile, ukuran dewan komisaris, leverage profitabilitas. Variabel Dependen: Pengungkapan tanggung jawab sosial

size perusahaan, profile dan ukuran dewan komisaris berpengaruh positif terhadap pengungkapan CSR perusahaan. Sedangkan tingkat leverage dan profitabilitas berpengaruh negatif terhadap pengungkapan CSR perusahaan.


(17)

2.3 Kerangka Konseptual

Kerangka pemikiran menunjukkan hubungan atau keterkaitan antara variabel yang digunakan dalam penelitian yaitu pengaruh antara CSR, profitabilitas, dan ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan uraian yang dikemukakan sebelumnya maka variabel yang terkait dalam penelitian ini dirumuskan melalui kerangka pemikiran berikut :

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

CSR secara parsial berpengaruh terhadap nilai perusahaan yang kemudian dapat dijadikan hipotesis yang pertama. Profitabilitas dijadikan hipotesis kedua, yaitu apakah profitabilitas memiliki pengaruh secara parsial terhadap nilai perusahaan. Ukuran perusahaan memiliki pengaruh secara parsial terhadap nilai perusahaan, oleh karena itu, ukuran perusahaan dijadikan hipotesis ketiga, serta

Ukuran Perusahaan

(X3) Profitabilitas

(X2) CSR (X1)

Nilai Perusahaan

(Y) H1

H2

H3


(18)

hipotesis keempat yaitu apakah CSR, profitabilitas, dan ukuran perusahaan berpengaruh secara simultan atau bersama-sama terhadap nilai perusahaan.

2.4 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka konseptual diatas, maka hipotesis yang diajukan yaitu :

2.4.1 Pengaruh CSR Terhadap Nilai Perusahaan

Kasmir (2010:9) mengatakan bahwa meningkatnya nilai saham perusahaan turut ikut meningkatkan keuntungan perusahaan. Dalam hal ini perusahaan harus menyisihkan keuntungan tersebut kepada masyarakat dan lingkungannya, melalui tanggung jawab sosial. Tanggung jawab perusahaan tersebut dituangkan dalam tanggung jawab sosial perusahaan atau lebih dikenal dengan nama Corporate Social Responsibility (CSR). Dengan demikian, segala aktivitas perusahaan akan memperoleh kepercayaan dari berbagai pihak dan diharapkan umur hidup perusahaan akan bertambah panjang. Oleh karena itu, hipotesis yang dapat diajukan yaitu

�� : CSR berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

2.4.2 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan

Profitabilitas adalah tingkat keuntungan bersih yang mampu diraih oleh perusahan pada saat menjalankan operasinya. Keuntungan yang layak dibagikan kepada pemegang saham adalah keuntungan setelah bunga dan pajak. Semakin besar keuntungan yang diperoleh semakin besar pula kemampuan perusahaan


(19)

untuk membayarkan dividennya, dan hal ini berdampak pada kenaikan nilai perusahaan. dengan demikian, hipotesis yang diajukan yaitu

�� : profitabilitas berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

2.4.3 Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan

Semakin besar ukuran perusahaan, maka diharapkan mampu melakukan kegiatan atau aktivitas operasional yang ditujukan untuk meningkatkan nilai perusahaan. Perusahaan yang besar dimungkinkan sudah memiliki sistem manajemen tersendiri dalam mengelola perusahaan untuk meningkatkan aset dan laba yang diinginkan sehingga dapat meningkatkan nilai saham perusahaan. Maka hipotesis yang diajukan yaitu

�� : ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

2.4.4 Pengaruh CSR, Profitabilitas, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan

Berdasarkan dari penjelasan hipotesis yang telah disebutkan di atas, maka CSR, profitabilitas, dan ukuran perusahaan dapat berpengaruh secara parsial maupun simultan terhadap nilai perusahaan. Maka hipotesis yang diajukan yaitu

�� : CSR, profitabilitas, dan ukuran perusahaan berpengaruh positif


(1)

saham dan perusahaan dipresentasikan oleh harga pasar dari saham yang merupakan cerminan dari keputusan investasi pendanaan (financing) dan manajemen asset (Susanti, 2010) dalam (Alfredo, 2011). Terdapat perbedaan antara meningkatkan nilai perusahaan dengan maksimalisasi laba. Perusahaan biasanya lebih menekankan pada peningkatan nilai perusahaan daripada peningkatan laba. Perbedaan antara memaksimalkan nilai (value) perusahaan dengan memaksimalkan laba (profit) perusahaan yaitu :

1. Maksimalisasi nilai perusahaan memperhitungkan tingkat risiko dan arus pendapatan, sedangkan maksimalisasi laba.

2. Untuk memaksimalkan nilai perusahaan kita harus memperhitungkan arus laba jangka panjang dan nilai waktu daripada uang, hanya saja maksimalisasi laba dalam jangka panjang merugikan perusahaan.

3. Maksimalisasi nilai menghindari masalah perbedaan kualitas pada arus dana, angka laba lebih bervariasi yang bergantung kepada kebiasaan akuntansi yang digunakan dan mengutamakan pada arus kas atau dana bukan tergantung pada bentuk pengukuran laba (Kasmir, 2010).


(2)

2.2 Penelitian Terdahulu

Tabel berikut ini merupakan beberapa hasil penelitian terdahulu yang menjadi acuan ataupun perbandingan dalam penelitian skripsi ini :

Tabel 2.1

Tinjauan Penelitian Terdahulu NO

PENELITI dan TAHUN

JUDUL VARIABEL HASIL

PENELITIAN 1 Wihardjo (2014) Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Nilai Perusahaan (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2009-2011)

Variabel

Independen: DER, DPR, ROA, Firm Size

Variabel

Dependen: nilai perusahaan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel DER, ROA, DPR, dan Size berpengaruh positif signifikan terhadap Nilai perusahaan. 2 Andi (2013) Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan CSR Pada Perusahaan Perbankan Yang Tercatat

Di Bursa Efek Indonesia Variabel Independen : ukuran perusahaan, umur perusahaan, ROA, ukuran dewan komisaris, leverage Variabel Dependen: CSR Penelitian ini menyimpulkan size, umur perusahaan, ROA, ukuran dewan komisaris, dan leverage berpengaruh positif dan signifikan terhadap CSR dalam laporan tahunan perusahaan 3 Alfredo (2011) Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan (Kebijakan Dividen Sebagai Variabel Moderating) Pada Variabel Independen: kinerja keuangan Variabel

Dependen: nilai perusahaan Hasil penelitian menunjukkan hanya profitablitas berpengaruh positif signifikan


(3)

Bursa Efek Indonesia dibandingkan dengan likuiditas, leverage, dan kebijakan dividen. 4 Vendi (2010) Pengaruh Struktur Kepemilikan Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Manajemen Laba (Earnings Management) Dalam Industri Manufaktur Dan Non Manufaktur Periode 2001-2006 Di Indonesia Variabel Independen: struktur kepemilikan dan ukuran perusahaan Variabel Dependen: manajemen laba Struktur kepemilikan perusahaan berpengaruh negatif terhadap manajemen laba untuk perusahaan non manufaktur. ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur dan non manufaktur. 5 Sembiring (2005) Karakteristik perusahaan dan pengungkapan tanggung jawab sosial Variabel

Independen: Size perusahaan, profile, ukuran dewan komisaris, leverage profitabilitas. Variabel Dependen: Pengungkapan tanggung jawab sosial size perusahaan, profile dan ukuran dewan komisaris berpengaruh positif terhadap pengungkapan CSR perusahaan. Sedangkan tingkat leverage dan profitabilitas berpengaruh negatif terhadap pengungkapan CSR perusahaan.


(4)

2.3 Kerangka Konseptual

Kerangka pemikiran menunjukkan hubungan atau keterkaitan antara variabel yang digunakan dalam penelitian yaitu pengaruh antara CSR, profitabilitas, dan ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan uraian yang dikemukakan sebelumnya maka variabel yang terkait dalam penelitian ini dirumuskan melalui kerangka pemikiran berikut :

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

CSR secara parsial berpengaruh terhadap nilai perusahaan yang kemudian dapat dijadikan hipotesis yang pertama. Profitabilitas dijadikan hipotesis kedua, yaitu apakah profitabilitas memiliki pengaruh secara parsial terhadap nilai perusahaan. Ukuran perusahaan memiliki pengaruh secara parsial terhadap nilai perusahaan, oleh karena itu, ukuran perusahaan dijadikan hipotesis ketiga, serta

Ukuran Perusahaan

(X3) Profitabilitas

(X2) CSR (X1)

Nilai Perusahaan

(Y) H1

H2

H3


(5)

hipotesis keempat yaitu apakah CSR, profitabilitas, dan ukuran perusahaan berpengaruh secara simultan atau bersama-sama terhadap nilai perusahaan.

2.4 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka konseptual diatas, maka hipotesis yang diajukan yaitu :

2.4.1 Pengaruh CSR Terhadap Nilai Perusahaan

Kasmir (2010:9) mengatakan bahwa meningkatnya nilai saham perusahaan turut ikut meningkatkan keuntungan perusahaan. Dalam hal ini perusahaan harus menyisihkan keuntungan tersebut kepada masyarakat dan lingkungannya, melalui tanggung jawab sosial. Tanggung jawab perusahaan tersebut dituangkan dalam tanggung jawab sosial perusahaan atau lebih dikenal dengan nama Corporate Social Responsibility (CSR). Dengan demikian, segala aktivitas perusahaan akan memperoleh kepercayaan dari berbagai pihak dan diharapkan umur hidup perusahaan akan bertambah panjang. Oleh karena itu, hipotesis yang dapat diajukan yaitu

�� : CSR berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

2.4.2 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan

Profitabilitas adalah tingkat keuntungan bersih yang mampu diraih oleh perusahan pada saat menjalankan operasinya. Keuntungan yang layak dibagikan kepada pemegang saham adalah keuntungan setelah bunga dan pajak. Semakin besar keuntungan yang diperoleh semakin besar pula kemampuan perusahaan


(6)

untuk membayarkan dividennya, dan hal ini berdampak pada kenaikan nilai perusahaan. dengan demikian, hipotesis yang diajukan yaitu

�� : profitabilitas berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

2.4.3 Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan

Semakin besar ukuran perusahaan, maka diharapkan mampu melakukan kegiatan atau aktivitas operasional yang ditujukan untuk meningkatkan nilai perusahaan. Perusahaan yang besar dimungkinkan sudah memiliki sistem manajemen tersendiri dalam mengelola perusahaan untuk meningkatkan aset dan laba yang diinginkan sehingga dapat meningkatkan nilai saham perusahaan. Maka hipotesis yang diajukan yaitu

�� : ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

2.4.4 Pengaruh CSR, Profitabilitas, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan

Berdasarkan dari penjelasan hipotesis yang telah disebutkan di atas, maka CSR, profitabilitas, dan ukuran perusahaan dapat berpengaruh secara parsial maupun simultan terhadap nilai perusahaan. Maka hipotesis yang diajukan yaitu

�� : CSR, profitabilitas, dan ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility, Nilai Perusahaan, Dan Kualitas Audit, Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei

4 98 116

Pengaruh Corporate Social Responsibility, Profitabilitas, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2011-2014

0 19 112

Pengaruh Corporate Social Responsibility, Profitabilitas, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2011-2014

7 90 112

PENGARUH PROFITABILITAS, GOOD CORPORATE GOVERNANCE, DAN PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI.

0 5 29

PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Profitabilitas Dan Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Sektor Manufaktur Di Indonesia Yang Terdaftar Di Bei.

0 1 16

Pengaruh Corporate Social Responsibility, Profitabilitas, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2011-2014

0 0 11

Pengaruh Corporate Social Responsibility, Profitabilitas, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2011-2014

0 0 2

Pengaruh Corporate Social Responsibility, Profitabilitas, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2011-2014

0 0 8

Pengaruh Corporate Social Responsibility, Profitabilitas, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2011-2014

0 0 2

Pengaruh Corporate Social Responsibility, Profitabilitas, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2011-2014

0 0 20