SYSTEM MANAJEMEN RESIKO PROYEK KONSTRUKS
KATA PENGANTAR
Memperhatikan laporan UNDP (Human Development Report, 2004) yang mencantumkan Indeks Pengembangan SDM (Human Development Index HDI), Indonesia pada urutan 111, satu tingkat diatas Vietnam urutan 112, jauh dibawah negara-negara ASEAN terutama Malaysia urutan 59, Singapura urutan 25 dan Australia urutan 3.
Bagi para pemerhati dan khususnya bagi yang terlibat langsung pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), kondisi tersebut merupakan tantangan sekaligus sebagai modal untuk berpacu mengejar ketinggalan dan obsesi dalam meningkatkan kemampuan SDM paling tidak setara dengan negara tetangga ASEAN, terutama menghadapi era globalisasi.
Untuk mengejar ketinggalan telah banyak daya upaya yang dilakukan termasuk perangkat pengaturan melalui penetapan undang-undang antara lain : - UU. No 18 Tahun 1999, tentang : Jasa Konstruksi beserta peraturan pelaksanaannya,
mengamanatkan bahwa per orang tenaga : perencana, pelaksana dan pengawas harus memiliki sertifikat, dengan pengertian sertifikat kompetensi keahlian atau ketrampilan, dan perlunya “Bakuan Kompetensi” untuk semua tingkatan kualifikasi dalam setiap klasifikasi dibidang Jasa Konstruksi
- UU. No 13 Tahun 2003, tentang : Ketenagakerjaan, mengamantakan (pasal 10 ayat 2). Pelatihan kerja diselenggarakan berdasarkan program pelatihan yang mengacu pada standar kompetensi kerja
- UU. No 20 Tahun 2003, tentang : Sistem Pendidikan Nasional, dan peraturan pelaksanaannya, mengamanatkan Standar Nasional Pendidikan sebagai acuan pengembangan KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi).
- PP. No 31 Tahun 2006, tentang : Sistem Pendidikan Nasional, dan peraturan pelaksanaannya, mengamanatkan Standar Nasional Pendidikan sebagai acuan pengembangan KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi).
Mengacu pada amanat undang-undang tersebut diatas, diimplementasikan kedalam konsep Pengembangan Sistem Pelatihan Jasa Konstruksi yang oleh PUSBIN KPK (Pusat Pembinaan Kompetensi dan Pelatihan Konstruksi) pelaksanaan programnya didahului dengan mengembangkan SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia), SLK (Standar Latih Kompetensi), dimana keduanya disusun melalui analisis struktur kompetensi sektor/sub-sektor konstruksi sampai mendetail, kemudian dituangkan dalam jabatan-jabatan kerja yang selanjutnya dimasukkan kedalam Katalog Jabatan Kerja.
Modul pelatihan adalah salah satu unsur paket pelatihan sangat pnting karena menyentuh langsung dan menentukan keberhasilan peningkatan kualitas SDM untuk mencapai tingkat kompetensi yang ditetapkan, disusun dari hasil inventarsisasi jabatan kerja yang kemudian dikembangkan berdasarkan SKKNI dan SLK yang sudah disepakati dalam suatu Konvensi Nasional, dimana modul-modulnya maupun materi uji kompetensinya disusun oleh Tim Penyusun/Tenaga Profesional dalam bidangnya masing-masing, merupakan suatu produk yang akan dipergunakan untuk melatih dan meningkatkan pengetahuan dan kecakapan agar dapat mencapai tingkat kompetensi yang dipersyaratkan dalam SKKNI, sehingga dapat menyentuh langsung sasaran pembinaan dan peningkatan kualiatas tenaga kerja konstruksi agar menjadi lebih berkompeten dalam melaksanakan tugas pada jabatan kerjanya.
Dengan penuh harapan modul pelatihan ini dapat dimanfaatkan dengan baik, sehingga cita-cita peningkatan kualitas SDM khususnya dibidang jasa konstruksi dapat terwujud.
Jakarta, November 2007
Kepala Pusat
Pembinaan Kompetensi Pelatihan Konstruksi
Ir. Djoko Subarkah, Dipl. HE
NIP. 110 016 435
PRAKATA
Usaha dibidang Jasa Konstruksi merupakan salah satu bidang usaha yang telah berkembang pesat di Indonesia, baik dalam bentuk usaha perorangan maupun sebagai badan usaha skala kecil, menengah dan besar. Untuk itu perlu diimbangi dengan kualitas pelayanannya. Pada kenyataannya saat ini mutu produk, ketepatan waktu penyelesaian, dan efisiensi pemanfaatan sumber daya relatif masih jauh dari yang diharapkan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain adalah kesediaan tenaga ahli / terampil dan penguasaan manajemen yang efisien, kecukupan permodalan serta penguasaan teknologi.
Masyarakat sebagai pemakai produk jasa konstruksi semakin sadar akan kebutuhan terhadap produk dengan kualitas yang memenuhi standar mutu yang dipersyaratkan.
Untuk memenuhi kebutuhan produk sesuai kualitas standar tersebut SDM, standar mutu, metode kerja dan lain-lain.
Salah satu upaya untuk memperoleh produk konstruksi dengan kualitas yang diinginkan adalah dengan cara meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang menggeluti pekerjaan konstruksi baik itu pekerjaan jalan dan jembatan, hidro mekanik pekerjaan sumber daya air maupun untuk pekerjaan di bidang bangunan gedung. Kegiatan inventarisasi dan analisa jabatan kerja di bidang Cipta Karya telah menghasilkan sekitar 9 (sembilan) Jabatan Kerja, dimana Jabatan Kerja Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) merupakan salah satu jabatan kerja yang diprioritaskan untuk disusun materi pelatihannya mengingat kebutuhan yang sangat mendesak dalam pembinaan tenaga kerja yang berkiprah dalam Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung bidang cipta karya. Materi pelatihan pada jabatan kerja Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) ini terdiri dari 3 (tiga) modul kompetensi umum 7 (tujuh) modul kompetensi inti dan 2 (modul) kompetensi khusus, yang merupakan satu kesatuan yang utuh yang diperlukan dalam melatih tenaga kerja yang menggeluti Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction
Management Of Buildings).
Untuk itu dengan segala kerendahan hati, kami mengharapkan kritik, saran dan masukan guna perbaikan dan penyempurnaan modul ini.
Jakarta, November 2007
Tim Penyusun DAFTAR ISI
SPESIFIKASI PELATIHAN
A. TUJUAN UMUM
Tujuan Umum Pelatihan
Pada akhir pelatihan ini peserta diharapkan mampu mengelola pelaksanaan proyek konstruksi bangunan gedung.
Tujuan Khusus Pelatihan
Pada akhir pelatihan ini peserta diharapkan mampu:
1. Menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja Proyek / SMK3 (Project Safety & Health Management).
2. Menerapkan Sistem Manajemen Lingkungan Proyek (Project Environmental Management)
3. Menerapkan Sistem Manajemen Keuangan Proyek (Project Financing Management)
4. Menerapkan Sistem Manajemen Ruang Lingkup Proyek (Project Scope Management)
5. Menerapkan Sistem Manajemen Waktu Proyek (Project Time Management)
6. Menerapkan Sistem Manajemen Biaya Proyek (Project Cost Management)
7. Menerapkan Sistem Manajemen Mutu Proyek (Project Quality Management)
8. Menerapkan Sistem Manajemen Sumber Daya Manusia Proyek (Project Human Resources Management)
9. Menerapkan Sistem Manajemen Komunikasi Proyek (Project Communication Management)
10. Menerapkan Sistem Manajemen Pengadaan Proyek (Project Procurement Management)
11. Menerapkan Sistem Manajemen Risiko Proyek (Project Risk Management)
12. Menerapkan Sistem Manajemen Klaim Proyek (Project Claim Management)
B. TUJUAN PEMBELAJARAN Kode / Judul Modul : Sistem Manajemen Risiko Proyek (Project Risk
Management) mempresentasikan unit kompetensi : “Menerapkan Sistem Manajemen Risiko Proyek (Project Risk Management)”.
Setelah mempelajari modul, peserta mampu Menerapkan Sistem Manajemen Risiko (Risk Management)”.
Kriteria Penilaian
Pada akhir pelatihan peserta mampu :
1. Ikut aktif mengidentifikasi risiko proyek
2. Melakukan kegiatan pengawasan risiko.
3. Menyiapkan pencapaian hasil-hasil pengelolaan risiko
PANDUAN PEMBELAJARAN
A. KUALIFIKASI PENGAJAR / INSTRUKTUR
Instruktur harus mampu mengajar, dibuktikan dengan serfitikat TOT (Training of Trainer) atau sejenisnya. Menguasai substansi teknis yang diajarkan secara mendalam.
Konsisten mengacu SKKNI dan SLK Pembelajaran modul-modulnya disertai dengan inovasi dan improvisasi yang
relevan dengan metodologi yang tepat.
B. PENJELASAN SINGKAT MODUL
B.1 Modul-modul yang diajarkan di program pelatihan ini : Nomor
Judul Modul Modul
Kode
Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan
1 CMB – 01 Kerja Proyek / SMK3 (Project Safety &
Health Management) Sistem Manajemen Lingkungan Proyek (Project
2 CMB – 02 Environmental Management).
Sistem Manajemen Keuangan Proyek (Project
3 CMB – 03 Financing Management)
Sistem Manajemen Ruang Lingkup Proyek (Project
4 CMB – 04 Scope Management).
Sistem Manajemen Waktu Proyek (Project Time
5 CMB – 05 Management).
Sistem Manajemen Biaya Proyek (Project Cost
6 CMB – 06 Management).
Sistem Manajemen Mutu Proyek (Project Quality
7 CMB – 07
Management) Sistem Manajemen Sumber Daya Manusia Proyek
8 CMB – 08 (Project HR Management)
Sistem Manajemen Komunikasi Proyek (Project
9 CMB – 09 Communication Management)
Sistem Manajemen Pengadaan Proyek (Project
10 CMB – 10 Procurement Management)
Sistem Manajemen Risiko Proyek (Project Risk
11 CMB – 11 Management)
Sistem Manajemen Klim Proyek (Project Claim
12 CMB – 12 Management)
B.2 Uraian Modul
Seri / Judul : CMB-11 / Sistem Manajemen Risiko Proyek (Project Risk
Management)
Deskripsi Modul Sistem Manajemen Risiko Proyek (Project Risk Management) merupakan salah satu modul untuk membekali seorang Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) dengan harapan dapat : Ikut aktif mengidentifikasi risiko proyek, Melakukan kegiatan pengawasan risiko, Menyiapkan pencapaian hasil-hasil pengelolaan risiko.
C. PROSES PEMBELAJARAN
KEGIATAN INSTRUKTUR
KEGIATAN PESERTA
PENDUKUNG
1. Ceramah : Pembukaan/ Bab I, Pendahuluan
Menjelaskan tujuan
OHT instruksional umum(TIU) dan
Mengikuti penjelasan TIU
LCD Tujuan instruksional khusus
dan TIK dengan tekun dan
aktif
(TIK)
Mengikuti penjelasan
Menjelaskan maksud dan
maksud dan tujuan
tujuan menerapkan sistem
menerapkan sistem risiko.
risiko.
Mengikuti penjelasan
Menjelaskan pengertian
pengertian menerapkan
menerapkan sistem risiko.
sistem risiko. Mengajukan pertanyaan
apabila ada yang kurang jelas.
Waktu : 5 menit
2. Ceramah / Demonstrasi : Bab II, Identifikasi risiko proyek
Memberikan penjelasan, uraian
OHT atau-pun bahasan mengenai :
Mengikuti penjelasan,
uraian atau bahasan
LCD
KEGIATAN INSTRUKTUR
KEGIATAN PESERTA
PENDUKUNG
Kebijakan risiko
instruktur dengan tekun
Penetapan Daftar risiko dari
dan aktif.
hasil identifikasi
Mengajukan pertanyaan
apabila ada yang kurang jelas.
Waktu : 50 menit
3. Ceramah / Demonstrasi : Bab
III, Pengawasan risiko
Memberikan penjelasan, uraian
Mengikuti penjelasan,
atau-pun bahasan mengenai :
OHT Analisis Kualitatif
uraian atau bahasan
LCD Analisis Kuantitatif
instruktur dengan tekun
dan aktif. Mengajukan pertanyaan
apabila ada yang kurang
Waktu : .60 menit
jelas.
4. Ceramah / Demonstrasi : Bab
IV Pencampaian hasil-hasil pengelolaan risiko
Memberikan penjelasan, uraian
OHT atau-pun bahasan mengenai :
Mengikuti penjelasan,
LCD Strategi penanganan risiko
uraian atau bahasan
instruktur dengan tekun
Monitoring dan Audit Risiko
dan aktif. Mengajukan pertanyaan
Waktu : 80 menit
apabila ada yang kurang jelas.
CM-11 = Sistem Manajemen Resiko Proyek
(Project Risk Management)
Mempresentasikan Kode / Judul Unit Kompetensi
Kode : INA.56303.13.09.12.07– Judul : Sistem Manajemen Resiko
Proyek (Project Risk Management) PELATIHAN AHLI MANAJEMEN KONSTRUKSI (AHLI MUDA) (CONSTRUCTION MANAGEMENT)
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Umum
Modul CMB-11: Sistem Manajemen Risiko Proyek (Proyek Risk Management) mempresentasikan salah satu unit kompetensi dari program pelatihan Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management)
Sebagai salah satu unsur, maka pembahasannya selalu memperhatikan unsur- unsur lainnya, sehingga terjamin keterpaduan dan saling mengisi tetapi tidak terjadi tumpang tindih (overlapping) terhadap unit-unit kompetensi lainnya yang dipresentasikan sebagai modul-modul relevan, Kebijakan risiko ditetapkan, perencanaan risiko sesuai dengan kebijakan risiko ditetapkan, Daftar risiko dari hasil identifikasi ditetapkan, untuk kepentingan masukan terhadap manajemen ruang lingkup, jadwal, biaya, mutu, komunikasi, Sumberdaya, pengadaan, K3, lingkungan, cash flow, pekerjaan tambah kurang dan kinerja proyek, Daftar risiko hasil identifikasi di kembangkan dengan analisis kualitatif dan diketahuinya peristiwa risiko, akibat risiko, kemungkinan risiko, faktor positif, rating akibat, rating kemungkinan, level risiko dan prioritas risiko, Daftar risiko hasil analisis kualitatif di kembangkan dengan analisis kuantitatif dan diketahuinya peristiwa risiko, akibat risiko, kemungkinan risiko, faktor positif, rating akibat, rating kemungkinan, level risiko dan prioritas risiko, Strategi penanganan risiko ditetapkan (risiko negatif atau ancaman dipilih dihindari, ditransfer, dikurangi), (risiko positif atau peluang dipilih exploit, share, ditingkatkan), (strategi penanganan sebagai cadangan), Monitoring dan audit dilakukan secara pro aktif sepanjang umur proyek dengan hasil sesuai rencana penanganan risiko untuk risiko non kritis didokumentasikan termasuk risiko sisa dan risiko yang baru timbul
Adapun unit-unit kompetensi untuk mendukung kinerja efektif yang diperlukan kualifikasi Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management).
KELOMPOK KOMPETENSI UMUM : NO.
KODE UNIT
JUDUL UNIT KOMPETENSI
Menerapkan
Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja Proyek
1. INA.56303.13.09.01.07
/SMK3 (Project Safety & Health Management) Menerapkan
Sistem Manajemen
Lingkungan
Proyek (Project
2. INA.56303.13.09.02.07
Environmental Management)
Menerapkan
Sistem Manajemen
3. INA.56303.13.09.03.07
Keuangan Proyek (Project Financing Management)
KELOMPOK KOMPETENSI INTI : NO.
Kode Unit
Judul Unit Kompetensi
Menerapkan Sistem Manajemen Ruang
(Project Scope
Management) Menerapkan Sistem Manajemen Waktu
5. INA.56303.13.09.05.07
Proyek (Project Time Management) Menerapkan Sistem Manajemen Biaya
6. INA.56303.13.09.06.07
Proyek (Project Cost Management) Menerapkan Sistem Manajemen Mutu
7. INA.56303.13.09.07.07
Proyek (Project Quality Management) Menerapkan
Sistem Manajemen
8. INA.56303.13.09.08.07
Sumber Daya Manusia Proyek (Project Human Resources Management) Menerapkan
Sistem Manajemen
9. INA.56303.13.09.09.07
Komunikasi
Proyek (Project Communication Management) Menerapkan
Sistem Manajemen
10. INA.56303.13.09.10.07
Pengadaan
Proyek (Project Procurement Management)
KELOMPOK KOMPETENSI KHUSUS : NO.
Kode Unit
Judul Unit Kompetensi Menerapkan
Sistem Manajemen
(Project Risk
Management)
Menerapkan Sistem Manajemen Klim
12. INA.56303.13.09.12.07
Proyek (project Claim Management)
1.2. Ringkasan Modul
Ringkasan modul ini disusun konsisten dengan tuntunan atau isi unit kompetensi ada judul unit, elemen kompetensi dan KUK (Kriteria Unjuk Kerja) dengan uraian sebagai berikut:
a. Judul unit :
Sebuah unit mengacu kepada kebutuhan kompetensi yang apabila digunakan dalam suatu situasi kerja secara logika dapat berdiri sendiri, judul / title unit dapat diungkapkan dalam istilah hasil yang harus dicapai (biasanya menggunakan kata kerja operasional)
b. Deskripsi unit :
Merupakan informasi tambahan terhadap judul unit yang menjelaskan atau mendeskripsikan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap perilaku kerja yang dibutuhkan dalam rangka mencapai standar kompetensi seperti yang diungkapkan dalam judul unit.
c. Elemen kompetensi :
Mengidentifikasikan tugas-tugas yang harus dikerjakan untuk mencapai kompetensi berupa pernyataan yang menunjukkan komponen-komponen pendukung unit kompetensi.
d. Kriteria unjuk kerja :
Menggambarkan kegiatan yang harus dikerjakan untuk memperagakan kompetensi secara jelas dan terukur disetiap elemen, apa yang harus dikerjakan pada waktu dinilai dan apakah syarat-syarat dari elemen dipenuhi (berbentuk
kalimat pasif dan berfungsi alat penilaian)
Adapun unit kompetensi yang dipresentasikan dalam modul ini sebagai berikut:
1. KODE UNIT
: INA.56303.13.09.11.07
2. JUDUL UNIT : Menerapkan Sistem Manajemen Risiko Proyek (Project Risk Management)
3. DESKRIPSI UNIT
: Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku yang diperlukan untuk mampu
menerapkan Keahlian dalam Manajemen Risiko Proyek (Project Risk Management)
ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
risiko ditetapkan, risiko proyek
1. Ikut aktif mengidentifikasi 1.1 Kebijakan
perencanaan
risiko sesuai dengan kebijakan risiko ditetapkan
1.2 Daftar risiko dari
hasil identifikasi ditetapkan, untuk kepentingan masukan terhadap manajemen ruang lingkup, jadwal, biaya, mutu, komunikasi, Sumberdaya,
pengadaan, K3, lingkungan, cash flow, pekerjaan tambah kurang dan kinerja proyek.
2. Melakukan kegiatan 2.1 Daftar risiko hasil identifikasi di pengawasan risiko
kembangkan dengan analisis kualitatif dan diketahuinya peristiwa risiko, akibat risiko, kemungkinan risiko, faktor positif, rating akibat, rating kemungkinan, level risiko dan prioritas risiko.
2.2 Daftar risiko hasil analisis kualitatif di kembangkan dengan analisis kuantitatif dan diketahuinya peristiwa risiko, akibat risiko, kemungkinan risiko, faktor positif, rating akibat, rating kemungkinan, level risiko dan prioritas risiko.
ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
3. Menyiapkan pencapaian 3.1 Strategi penanganan risiko ditetapkan hasil-hasil
(risiko negatif atau ancaman dipilih risiko
pengelolaan
dihindari, ditransfer, dikurangi), (risiko positif atau peluang dipilih exploit, share, ditingkatkan), (strategi penanganan sebagai cadangan)
3.2 Monitoring dan audit dilakukan secara pro aktif sepanjang umur proyek dengan hasil sesuai rencana penanganan risiko untuk risiko non kritis didokumentasikan termasuk risiko sisa dan risiko yang baru timbul.
Sewaktu menulis dan menguraikan isi modul secara detail betul-betul konsisten mengacu tuntutan elemen kompetensi dan masing-masing KUK (Kriteria Unjuk kerja) yang sudah dianalisis indikator kinerja / keberhasilan (IUK) Berangkat dari IUK (Indikator Unjuk kerja/keberhasilan) yang pada dasarnya sebagai tolok ukur alat penilaian, diharapkan uraian detail setiap modul pelatihan berbasis kompetensi betul-betul menguraikan pengetahuan keterampilan dan sikap kerja yang mendukung terwujudnya IUK sehingga, dapat dipergunakan untuk melatih tenaga kerja yang hasilnya jelas, lugas dan terukur.
1.3. Batasan / Rentang Variabel
Adapun batasan atau rentang variable untuk unit kompetensi ini adalah :
1. Kompetensi ini diterapkan dalam tim proyek kerja pelaksana pekerjaan konstruksi
2. Dokumen kontrak secara lengkap harus tersedia
3. Ketentuan dan peraturan daerah setempat yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan dapat dikumpulkan
4. Perlengkapan dan pengolahan data proyek dengan komputer diaplikasikan
1.4. Panduan Penilaian
Untuk membantu menginterpresentasikan dan menilai unit kompetensi dengan mengkhususkan petunjuk nyata yang perlu dikumpulkan untuk memperagakan kompetensi sesuai tingkat kecakapan yang digambarkan dalam sikap kriteria unjuk kerja yang meliputi :
- Pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang dibutuhkan untuk seseorang dinyatakan kompeten pada tingkatan tertentu. - Ruang lingkup pengujian menyatakan dimana, bagaimana dan dengan metode apa pengujian seharusnya dilakukan. - Aspek penting dari pengujian menjelaskan hal-hal pokok dari pengujian dan kunci pokok yang perlu dilihat pada waktu pengujian.
1.4.1. Kualifikasi Penilaian
a. Penilaian harus kompeten paling tidak tentang unit-unit kompetensi sebagai assesor (penilai) antara lain : Merencanakan penilaian, termasuk mengembangkan MUK (Materi Uji
Kompetensi) Melaksankan penilaian dan Mereview Penilaian.
b. Penilaian juga harus kompeten tentang teknis substansi dari unit-unit yang akan didemonstrasi dan bila ada syarat-syarat industri perusahaannya lainnya muncul bias disyaratkan untuk :
Mengetahui praktek-praktek / kebiasaan industri / perusahaan yang ada sekarang dalam pekerjaan atau peranan yang kinerjanya sedang
dinilai. Memperaktekkan kecakapan inter-personal seperlunya yang
diperukan dalam proses penilaian.
c. Rincian Opsi-opsi untuk menggunakan penilai yang memenuhi syarat dalam berbagai konteks tempat kerja dan institusi. Opsi-opsi tersebut termasuk :
Penilai di tempat kerja yang kompeten substansi yang relevan dan dituntut memiliki pengetahuan tentang praktek-praktek/ kebiasaan
industri / perusahaan yang ada sekarang Suatu panel penilai yang didalmnya termasuk paling sedikit satu orang yang kompeten dalam kompetensi subtansial yang relevan Pengawas tempat kerja dengan kompetensi dan pengalaman subtansial yang relevan yang disarankan oleh penilai eksternal yang
kompeten menurut standar penilai Ikhtisar (gambaran umum) tentang proses untuk mengembangkan sumber
daya penilaian berdasar pada Standar Kompetensi Kerja (SKK) perlu dipertimbangkan untuk memasukan sebuah flowchart pada proses tersebut
Sumber daya penilaian harus divalidasi untuk menjamin bahwa penilaian dapat mengumpulkan informasi yang cukup valid dan terpercaya untuk membuat keputusan penilaian berdasar standar kompetensi.
Adapun acuan untuk melakukan penilaian yang tertuang dalam SKKNI adalah sebagai berikut :
1.4.2. Pengetahuan,
perilaku untuk mendemonstrasikan kompetensi
terdiri dari :
1. Perencanaan risiko dan kebijakan risiko.
2. Identifikasi risiko dan analisis risiko
3. Penanganan risiko dan monitoring
1.4.3. Konteks Penilaian
1. Penilaian harus mencakup melakukan peragaan memperagakan dan mempraktekkan dalam pekerjaan sebenarnya
2. Unit ini dapat dinilai di dalam maupun di luar tempat kerja yang menyangkut pengetahuan teori
3. Unit ini harus didukung oleh serangkaian metode untuk menilai pengetahuan dan ketrampilan yang ditetapkan dalam Materi Uji Kompetensi (MUK)
1.4.4. Aspek Penting Penilaian
1. Ketelitian dan kecermatan alam tugas pekerjaan dilokasi dan lingkungan pekerjaan dijalankan.
2. Kemampuan melakukan pemecahan persoalan mengacu dan ditetapkan sesuai ketentuan dokumen kontrak.
1.5. Sumber Daya Pembelajaran
Sumber daya pembelajaran di kelompokkan menjadi 3 (tiga) yaitu :
a. Sumber daya pembelajaran teori : - OHT dan OHP (Over Head Projector) atau LCD dan Lap top. - Ruang kelas lengkap dengan fasilitasnya. - Materi pembelajaran. - Fasilitator
b. Sumber daya pembelajaran praktek : - PC/ Lap top bagi yang familiar dengan komputer atau kalkulator bagi yang tidak familiar dengan komputer.
- Alat tulis, kertas dan lain-lain yang diperlukan untuk membantu peserta pelatihan dalam menghitung dan merencanakan manajemen konstruksi bangunan gedung.
c. Sumber daya manusia/kualifikasi Pengajar/Instruktur : seperti yang dijelaskan pada Panduan Pembelajaran halaman vii - Kualifikasi Instruktur harus mampu mengajar, dibuktikan dengan serfitikat
TOT (Training of Trainer) atau sertifikat keahlian atau sejenisnya. Menguasai substansi teknis yang diajarkan secara mendalam
BAB II IDENTIFIKASI RISIKO PROYEK
2.1. UMUM
Risiko adalah ketidak pastian (uncertainty) yang mungkin melahirkan peristiwa kerugian (loss) menurut A. Abas Salim, Risiko adalah probabilitas suatu hasil/ outcome yang berbeda dengan yang diharapkan menurut Herman Darmawi, Resiko adalah efek kumulatif dari pada kemungkinan adanya uncertainty yang akan berdampak positif atau negatif terhadap sasaran proyek, menurut standar Australia/New Zealand 4360:2004. Dalam kontek manajemen proyek, risiko adalah efek kumulatif dari terjadinya kejadian yang tidak pasti yang bersifat adversal/merugikan dan mempengaruhi tujuan proyek menurut Wideman R Max, Risiko merupakan suatu kejadian dari suatu proses busines atau proyek, dimana manusia yang mengelolanya tidak dapat memperhitungkan dengan pasti dampak maupun besaran yang ditimbulkannya menurut Project Management Institute ® sedangkan Manajemen risiko didefinisikan suatu proses yang sistematis didalam mengidentifikasi, menganalisis dan menyelesaikan masalah risiko yang akan terjadi pada proyek, termasuk memaksimalkan probabilitas dan konsekuensi dari kejadian yang positif dan meminimalkan probabilitas dan konsekuensi dari kejadian yang kurang baik terhadap tujuan proyek menurut Project Management Institute® PMBOK® a guide to the Project management body of knowledge third edition 2004.
Untuk mensukseskan tujuan dari manajemen risiko yang pertama tama adalah menetapkan Perencanaan manajemen risiko yang baik.
2.2. MENETAPKAN KEBIJAKAN RISIKO PROYEK
Perencanaan manajemen risiko sangat penting untuk menjamin bahwa tingkatan, jenis dan kelayakan dari manajemen risiko setara dengan risiko dan kepentingan proyek pada suatu organisasi, menyediakan sumberdaya dan waktu yang cukup terhadap kegiatan manajemen risiko dan untuk menetapkan dasar diterimanya evaluasi risiko. Menetapkan kebijakan risiko didalam perencanaan manajemen risiko sangat penting sehingga sasaran yang dituju jelas.
II - 1
2.2.1 INPUT/MASUKAN UNTUK PERENCANAAN MANAJEMEN RISIKO
2.2.1.1 Faktor Lingkungan Perusahaan
Sikap dan toleransi risiko dari organisasi dan orang orang yang terlibat dalam proyek akan mempengaruhi rencana manajemen proyek.
2.2.1.2 Proses yang dimiliki Perusahaan/instansi
Organisasi terlebih dahulu melakukan pendekatan terhadap manajemen risiko seperti : mengkategorikan risiko, mendefinisikan konsep dan terminologi, standar template, aturan dan tanggung jawab dan tingkat kewenangan untuk mengambil keputusan.
2.2.1.3 Pernyataan Cakupan Proyek
Memuat secara detail dari deliverable proyek dan persyaratan pekerjaan untuk menciptakan deliverable tersebut.
2.2.1.4 Rencana Manajemen Proyek
Menggambarkan bagaimana proyek dilaksanakan, dimonitor, dikontrol dan ditutup.
Ringkasan dari tingkatan atau detail dan terdiri dari satu atau lebih cabang suatu rencana dan komponen lain.
2.2.2 PENGGUNAAN TEKNIK DAN CARA MERENCANAKAN MANAJEMEN RISIKO
2.2.2.1 Analisis Hasil Rapat Perencanaan
Anggota team proyek inti termasuk Project Manager, stakeholder, dan siapa saja didalam organisasi yang diberikan tanggung jawab untuk
mengelola perencanaan risiko, dan pelaksanaan kegiatan mengadakan rapat untuk mengembangkan rencana manajemen risiko
Mengembangkan Elemen risiko biaya dan jadwal sebagai masukan Project budget dan Schedule.
Menugaskan penanggung jawab risiko. Kategori risiko, tingkat risiko, kemungkinan jenis risiko, dampak jenis tujuan
dan matrik akan dikhususkan untuk proyek spesial.
II - 2
Keluaran dari kegiatan ini akan diringkaskan pada Rencana manajemen risiko.
2.2.3 OUTPUT/KELUARAN DARI PERENCANAAN MANAJEMEN RISIKO
2.2.3.1 Perencanaan Manajemen Risiko Proyek
Bagaimana manajemen risiko distrukturkan dan dilaksanakan pada proyek. Perencanaan Manajemen Risiko Proyek meliputi berikut ini : Metodologi
Peran dan tanggung jawab Anggaran Waktu Kategori risiko Definisi dari probabilitas risiko dan dampak Probabilitas dan dampak secara matrik Toleransi dari stakeholders Format laporan Penelusuran
2.3. PENETAPAN DAFTAR RISIKO DARI HASIL IDENTIFIKASI
Menentukan risiko yang mungkin berdampak pada proyek dan dokumen dari karakteristiknya. Partisipan didalam kegiatan risk identifikasi : Manajer Proyek, anggota tim proyek, tim manajemen risiko (jika sudah ada), pakar dari luar tim proyek, pelanggan, pengguna, Manajer Proyek lain, stakeholders, Ahli manajemen risiko. Identifikasi risiko dilakukan dengan proses berulang ulang, sebab risiko baru mungkin dapat timbul sepanjang kemajuan proyek melalui life cycle
2.3.1 INPUT/ MASUKAN UNTUK IDENTIFIKASI RISIKO PROYEK
2.3.1.1 Faktor Lingkungan Perusahaan
Informasi penerbitan, termasuk database komersial, studi akademis, banchmarking, studi dari industri lain juga berguna didalam mengidentifikasi risiko.
II - 3
2.3.1.2 Proses yang dimiliki Perusahaan/instansi
Informasi pada proyek sebelumnya mungkin ada pada filenya, termasuk data aktual dan lessons learned.
2.3.1.3 Pernyataan Cakupan Proyek
Asumsi proyek ada di project scope statement. Ketidak pastian didalam asumsi proyek harus dievaluasi sebagai penyebab yang
potensial terhadap risiko proyek.
2.3.1.4 Rencana Manajemen Risiko
Sebagai masukan untuk proses identifikasi dengan menempatkan aturan dan tanggung jawab, ketepatan kegiatan manajemen risiko kedalam budget dan schedule, dan kategori risiko yang mana kadang kadang dinyatakan dalam RBS (Risk Beakdown Structure)
2.3.1.5 Rencana Manajemen Proyek
Didalam proses Risk identification juga membutuhkan suatu pengertian tentang schedule, cost, dan quality management plans didapat didalam project management plan.
Untuk mengidentifikasi kemungkinan adanya risiko berada diseluruh proyek, diperlukan mereview proses keluaran dari Knowledge area lain.
2.3.2 PENGGUNAAN TEKNIK DAN CARA UNTUK MENGIDENTIFIKASI RISIKO
2.3.2.1 Peninjauan Ulang Dokumen
Bentuk dari review dilaksanakan terhadap dokumen proyek, termasuk perencanaan, asumsi, file proyek yang lalu, dan informasi lain.
Kualitas perencanaan, konsisten antara perencanaanya dengan persyaratan dan asumsi dapat digunakan sebagai indator risiko proyek.
2.3.2.2 Teknik Pengumpulan Informasi
Brainstorming = Kategori risiko RBS (Risk Breakdown Structure) Delphi technique = mengurangi kebiasan data dan menjaga jangan sampai
ada orang tidak ahli dapat mempengaruhinya. Interviewing = pengumpulan data dari para partisipan proyek yang
berpengalaman, stakeholder, expert.
II - 4
Root cause identification = mempertajam definisi risiko. SWOT analysis = menguji proyek dari setiap SWOT prespective
2.3.2.3 Analisis Daftar Simak
Dapat dikembangkan berdasarkan Historical information dan knowledge yang digunakan pada proyek yang mirip terdahulu dan sumber informasi lain. Level terbawah dari RBS dapat digunakan. Harus direview terus menerus.
2.3.2.4 Analisis Asusmsi
Pemahaman, yang dikembangkan berdasarkan hipotesa, skenario atau asumsi. Analisis asumsi sebagai alat untuk menggali keabsahan dari asumsi Mengidentifikasi risiko proyek yang belum akurat , tidak konsisten, atau belum lengkap dengan asumsi, Asumsi sementara dianggap benar.
2.3.2.5 Teknik menggunakan Diagram
Cause-and-effect diagrams/ Diagram sebab akibat System or process flow charts / sistem atau bagan alir proses Influence diagrams / diagram pengaruh
2.3.3 OUTPUT / KELUARAN DARI IDENTIFIKASI RISIKO PROYEK
2.3.3.1 Daftar Risiko
Daftar Risiko yang telah teridentifikasi Daftar Potensi Penanggulangan risiko Asal dan Sebab risiko Kategori risiko yang terkinikan (updated).
II - 5
RANGKUMAN
Sebelum melakukan kegiatan identifikasi risiko, terlebih dahulu melakukan perencanaan dengan menetapkan kebijakan risiko dan mengeluarkan Perencanaan Manajemen Risiko.
Perencanaan manajemen risiko sangat penting untuk menjamin bahwa tingkatan, jenis dan kelayakan dari manajemen risiko setara dengan risiko dan kepentingan proyek pada suatu organisasi, diproses dengan masukan / input : (a) Faktor Lingkungan Perusahaan (b) Proses yang dimiliki Perusahaan/instansi , (c) Pernyataan Cakupan Proyek, (d) Rencana Manajemen Proyek diproses dengan teknik dan cara : (a) Analisis Hasil Rapat Perencanaan, sehingga mengeluarkan hasil dari perencanaan manajemen risiko proyek yaitu bagaimana manajemen risiko distrukturkan dan dilaksanakan pada proyek.
Langkah berikutnya adalah mengidentifikasi risiko yang dilakukan dengan proses berulang ulang yang input/masukannya adalah (a) Faktor Lingkungan Perusahaan, (b) Proses yang dimiliki Perusahaan/instansi, (c) Pernyataan Cakupan Proyek , (d) Rencana Manajemen Risiko , (e) Rencana Manajemen Proyek. Kemudian diproses dengan menggunakan teknik dan cara (a) Peninjauan Ulang Dokumen , (b) Teknik Pengumpulan Informasi, (c) Analisis Daftar Simak , (d) Analisis Asusmsi , (e) Teknik menggunakan Diagram . sehingga mengeluarkan output suatu Daftar Risiko yang berisi (a) Daftar Risiko yang telah teridentifikasi , (b) Daftar Potensi Penanggulangan risiko, (c) Asal dan Sebab risiko, (d) Kategori risiko yang telah diperbaharui.
II - 6
PELATIHAN/PENILAIAN MANDIRI
Latihan atau penilaian mandiri menjadi sangat penting untuk mengukur diri atas tercapainya tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh para pengajar/instruktur, maka pertanyaan dibawah ini perlu dijawab secara cermat, tepat dan terukur.
Kode/Judul Unit Kompetensi :
INA.56303.13.09.11.07 : Menerapkan sistim Manajemen Risiko Proyek (Project Risk Management)
Soal : Elemen Kompetensi/KUK
Daftar Pertanyaan Untuk Latihan/ No. (Kriteria Unjuk Kerja)
Penilaian Mandiri
1. Berperan dalam meng- identifikasi risiko proyek
1.1 Kebijakan risiko ditetapkan, 1.1.1 Siapa yang menetapkan Kebijakan perencanaan
risiko sesuai
1.1.2 Terdiri apa saja Perencanaan ditetapkan
Manajemen Risiko?
1.1.3 Setelah Perencanaan risiko kemudian apa langkah selanjutnya?
1.2 Daftar risiko dari hasil 1.2.1 Daftar risiko awal hasil dari identifikasi ditetapkan, untuk
Identifikasi memuat ketentuan apa kepentingan
masukan
saja ?
terhadap manajemen ruang
1.2.2 Apa manfaat daftar risiko hasil lingkup, jadwal, biaya, mutu,
1.2.3 Setelah memiliki daftar risiko pengadaan, K3, lingkungan,
kemudian apa langkah cash flow, pekerjaan tambah
selanjutnya?
kurang dan kinerja proyek.
II - 7
BAB III ANALISIS RESIKO PROYEK
3.1. UMUM
Perusahaan/ organisasi bisa meningkatkan kinerja proyek secara efektif dengan fokus pada resiko prioritas tinggi/ekstrim. Dengan analisis resiko kualitatif menilai prioritas resiko yang teridentifikasi
dengan menggunakan probabilitas kemungkinan kejadian yang berdampak pada sasaran proyek jika betul-betul terjadi resiko dan faktor yang akan berdampak adalah kerangka waktu, toleransi resiko terhadap batasan biaya, schedule, lingkup, dan mutu. Tingkat probabilitas dan dampak, dapat dilakukan melalui interview seorang ahli yang nantinya bisa membantu membetulkan data yang saat ini sering digunakan untuk proses. Evaluasi dari mutu ketersediaan pada resiko proyek juga membantu menilai resiko proyek . Analisis resiko kualitatif biasanya berhubungan dengan biaya yang efektif yang digunakan untuk perencanaan penanganan resiko, dan dilakukan peninjauan ulang sepanjang siklus proyek yang memerlukan masukan rencana manajemen resiko dan daftar resiko.
3.2. MENGEMBANGKAN ANALISIS KUALITATIF
Methode untuk membuat prioritas identifikasi resiko untuk langkah berikutnya seperti Quantitative risk analysis atau Risk response planning. Organisasi dapat meningkatkan kinerja proyek secara efektif dengan fokus pada resiko prioritas- tinggi dengan menggunakan probabilitas kejadiannya, dan dampak terhadap tujuan proyek jika resiko benar terjadi.
3.2.1 INPUT/MASUKAN UNTUK ANALISIS KUALITATIF
3.2.1.1 Proses yang dimiliki Perusahaan/instansi
Data tentang resiko pada proyek yang lalu dan pembelajaran dari pengetahuan dasar dapat digunakan dalam proses Qualitative risk analysis.
3.2.1.2 Pernyataan Cakupan Proyek
Proyek yang umum atau jenis tidak umum cenderung mempunyai resiko yang harus lebih dipahami dengan baik. Proyek dengan kompleksitas tinggi
III - 1 III - 1
3.2.1.3 Rencana Manajemen Proyek
Elemen kunci dari risk management plan untuk Qualitative risk analysis meliputi aturan dan pertanggungjawaban untuk melaksanakan manajemen resiko, penganggaran, jadwal kegiatan manajemen resiko, risk categories, definisi dari probability dan impact, probability & impact matrix, revised stakeholders’ risk tolerances juga enterprise environmental factors.
3.2.1.4 Daftar Resiko
Daftar Resiko yang telah teridentifikasi Daftar Potensi Penanggulangan resiko Asal dan Sebab resiko Kategori resiko yang terkinikan.
3.2.2 PENGGUNAAN TEKNIK DAN CARA UNTUK ANALISIS KUALITATIF
3.2.2.1 Probabilitas resiko dan penilaian dampak
Probabilitas penilaian resiko menyelidiki likelihood (kemungkinan) setiap resiko yang akan terjadi.
Risk impact assessment menyelidiki dampak yang berpotensial pada sasaran proyek seperti waktu, biaya, scope, atau quality termasuk dampak negative terhadap kelemahan dan positive untuk kesempatan.
Resiko yang mempunyai rating probabilitas rendah dan dampak tidak dirating, akan tetapi termasuk dalam watchlist untuk monitoring.
3.2.2.2 Matrik Probabilitas dan dampak
III - 2
Tabel 3.1 Nilai Score untuk resiko khusus Ancaman
Risk Score for a Specific Risk
Impact (Ratio Scale) on an Objective (e.g. Cost, Time, Scope or Quality)
Red
= High risk
Yellow
= Moderate risk
Green
= Low risk
Probability scale : 0.0 (no Probability), 1.0 (certainty)
Tabel 3.2
Nilai Score untuk resiko khusus Peluang
Risk Score for a Specific Risk Opportunities
Impact (Ratio Scale)
on an Objective (e.g. Cost, Time, Scope or Quality)
III - 3
Tabel 3.3 Matrik Analisis Resiko (4X4)
Kemungkinan Kemungkinan
Akibat (Consequences)
(Likelihood) (Likelihood)
Malapetaka 4 A. Sangat Besar A. Sangat Besar
B. Besar B. Besar
C. Moderat C. Moderat
D. Kecil D. Kecil
E = Risiko Ekstreme T = Risiko Tinggi M = Risiko Moderat R = Risiko Rendah
Tabel 3.4 Matrik Analisis Resiko (4X3)
Kemungkinan Kemungkinan
Akibat (Consequences)
(Likelihood) (Likelihood)
Malapetaka 4 A. Besar A. Besar
B. Moderat B. Moderat
E E C. Kecil C. Kecil
E = Risiko Ekstreme T = Risiko Tinggi M = Risiko Moderat R = Risiko Rendah
Tabel 3.5 Matrik Analisis Resiko (3X3)
Kemungkinan Kemungkinan
Akibat (Consequences)
(Likelihood) (Likelihood)
Major 3 A. Besar A. Besar
Minor 1
Moderat 2
B. Moderat B. Moderat
T T C. Kecil C. Kecil
T = Risiko Tinggi M = Risiko Moderat R = Risiko Rendah
III - 4
Tabel 3.6 Level Resiko 3 Tingkat
Level Risiko
Perlakuan
Risiko TINGGI Risiko TINGGI
Dibutuhkan perhatian Dibutuhkan perhatian manajemen senior manajemen senior
Risiko MODERAT Risiko MODERAT
Dibutuhkan perhatian Dibutuhkan perhatian manajemen (yang ditetapkan manajemen (yang ditetapkan secara spesifik) secara spesifik)
Risiko RENDAH Risiko RENDAH
Cukup dengan prosedur rutin. Cukup dengan prosedur rutin.
Tabel 3.7 Ukuran Kualitative untuk
Kemungkinan (Likelihhod) – 5 Rating
Rating
Contoh Kriteria
I I Sangat besar Sangat besar Dipastikan akan sangat mungkin terjadi Dipastikan akan sangat mungkin terjadi
II II Besar Besar
Kemungkinan besar dapat terjadi Kemungkinan besar dapat terjadi
III III Sedang Sedang Sama kemungkinannya antara terjadi Sama kemungkinannya antara terjadi atau tidak terjadi atau tidak terjadi
IV IV Kecil Kecil
Kemungkinan kecil dapat terjadi Kemungkinan kecil dapat terjadi
V V Sangat kecil Sangat kecil Dipastikan akan sangat tidak mungkin Dipastikan akan sangat tidak mungkin
terjadi terjadi
3.2.2.3 Kualitas Penilaian Data Resiko
Suatu qualitative risk analysis memerlukan keakuratan data dan tidak bias jika kredibel.
Menganalisis kualitas data resiko adalah teknik untuk mengevaluasi derajat data resiko yang akan bermanfaat untuk manajemen resiko.
Menguji terhadap pemahaman, keakuratan, kualitas, keandalan dan integritas data tentang resiko.
3.2.2.3 Kategori Resiko
Resiko proyek dapat dikategorikan dengan mengetahuinya sumber resiko (dapat menggunakan RBS (lihat tabel 3.8) sedang area yang mempengaruhinya dapat menggunakan WBS atau project phase.
III - 5
Tabel 3.8 Contoh : Risk Breakdown Structure
Project
Project management
Planning Complexity
Performance & Reliability
The Risk Breakdown Structure (RBS) lists the categories and sub -categories within which risks may arise for a typical project. Different RBSs will be appropriate for different types of projects and different types of organizations. One benefit of this appr oach is to remind participants in a risk identification exercise of the many sources from which proj ect risk may arise.
3.2.2.4 Penilaian Pentingnya Resiko
Indikasi dari prioritas meliputi pengaruh waktu penanganan resiko, gejala, tanda bahaya dan risk rating.
3.2.3 OUTPUT/ KELUARAN UNTUK ANALISIS RESIKO KUALITATIF
3.2.3.1 Daftar Resiko (diperbaharui)
Risk Register aktif sepanjang proses Identifikasi resiko. Di-update dengan informasi dari Qualitative Risk Analysis meliputi : Daftar rangking dan prioritas resiko proyek .
Resiko dikelompokan sesuai kategori resiko. Daftar resiko yang diperlukan untuk penanganan pada tahap berikutnya. Daftar resiko untuk analisis tambahan dan daftar penanganan. Daftar prioritas resiko rendah. Trend hasil analisis resiko kualitatif.
III - 6
3.3. MENGEMBANGKAN ANALISIS KUANTITATIF
Menganalisis secara angka dampak pada keseluruhan sasaran hasil proyek dari resiko yang di identifikasi. Suatu proses dengan analisis numeric terhadap pengaruh sasaran proyek yang resikonya teridentifikasi. Dilaksanakan pada resiko yang telah dibuat prioritas dari proses Qualitative Risk Analysis. Proses menggunakan teknik Monte Carlo simulation dan Decision tree analysis.
3.3.1 INPUT/MASUKAN UNTUK MENGEMBANGKAN ANALISIS KUANTITATIF
3.3.1.1 Proses yang dimiliki Organisasi/Instansi
Informasi dari proyek serupa yang telah selesai. Resiko proyek dipelajari dengan bantuan Risk specialists dan data base yang tersedia dari industri atau sumber yang sesuai.
3.3.1.2 Pernyataan Cakupan Proyek
Memuat secara detail dari deliverable proyek dan persyaratan pekerjaan untuk menciptakan deliverable tersebut.
3.3.1.3 Rencana Manajemen Resiko
Elemen kunci dari risk management plan untuk quantitative risk analysis meliputi aturan dan tanggungjawab dalam pelaksanaan manajemen resiko, anggaran, schedule kegiatan manajemen resiko, kategori resiko (RBS) dan stakeholder s’ risk tolerance yang telah direvisi.
3.3.1.4 Daftar Resiko
Item kunci dari risk register untuk Quantitative Risk Analysis meliputi daftar identifikasi resiko, ranking, prioritas dan risk categories.
3.3.1.5 Rencana Manajemen Proyek
Meliputi : Rencana manajemen waktu Proyek
Rencana manajemen biaya Proyek
III - 7
Tabel 3.9
Contoh : Ukuran Kuantitatif untuk akibat,
Consequences – 5 rating
Rating
Contoh Kriteria
Sasaran IV Sasaran IV 1. Tidak 1. Tidak
Sasaran I Sasaran I
Sasaran II Sasaran II
Sasaran III Sasaran III
s/d 0.2 % deviasi s/d 0.2 % deviasi Signifikan Signifikan
s/d 5% deviasi s/d 5% deviasi
s/d 3% deviasi s/d 3% deviasi
s/d 1% deviasi s/d 1% deviasi
target target
target target
target target
target target
2. Minor 2. Minor
> 0.2% s/d 0.4% > 0.2% s/d 0.4%
deviasi target deviasi target
deviasi target deviasi target
deviasi target deviasi target
deviasi target deviasi target
3. Medium 3. Medium
> 0.4% s/d 0.6% > 0.4% s/d 0.6%
deviasi target deviasi target
deviasi target deviasi target
deviasi target deviasi target
deviasi target deviasi target
4. Major 4. Major
> 0.6% s/d 0.8% > 0.6% s/d 0.8%
deviasi target deviasi target
deviasi target deviasi target
deviasi target deviasi target
deviasi target deviasi target
> 0.8% deviasi > 0.8% deviasi (Catastrophic) (Catastrophic)
5. Malapetaka 5. Malapetaka
diatas 20% deviasi diatas 20% deviasi > 12% s/d 15% > 12% s/d 15%
> 4% deviasi > 4% deviasi
target target
deviasi target deviasi target
target target
target target
3.3.2 PENGGUNAAN TEKNIK DAN CARA ANALISIS KUANTITATIVE
3.3.2.1 Pengumpulan Data dan Teknik sampling
Interview Distribusi probabilitas Kebijakan pakar
3.3.2.2 Analisis Resiko Kuantitatif dan Teknik Modeling
Sensitivity analysis Expected monetary value analysis Decision tree analysis Modeling and simulation
3.3.3 OUTPUT/ KELUARAN DARI ANALISIS RESIKO KUANTITATIF
3.3.3.1 Daftar Resiko (diperbaharui)
Risk Register aktif sepanjang proses Identifikasi resiko. Diupdate dengan informasi dari Qualitative Risk Analysis kemudian diupdate lagi dalam Quantitative Risk Analysis meliputi : Analisis Probabilitas Proyek Probabilitas tercapainya sasaran biaya, dan waktu. Daftar prioritas resiko yang telah dihitung. Trend hasil analisis resiko kuantitatif.
III - 8
RANGKUMAN
Setelah di Identifikasi dan mengeluarkan Daftar Resiko yang menetapkan prioritas resiko, maka perlu di analisis dengan Kualitatif yang akan mengeluarkan Daftar Resiko baru yang memperbaharui Daftar Resiko hasil Identifikasi.
Selanjutnya dimungkinkan untuk di analisis dengan cara Kuantitatif yang juga mengeluarkan Daftar Resiko yang telah diperbaharui dari hasil Daftar Resiko Kualitatif.
Organisasi dapat meningkatkan kinerja proyek secara efektif dengan fokus pada resiko prioritas-tinggi dengan menggunakan probabilitas kejadiannya, dan dampak terhadap tujuan proyek jika resiko benar terjadi.
Setelah terdapat daftar resiko yang didapat dari hasil identifikasi maka langkah selanjutnya adalah menganalisis dengan kualitatif dengan proses masukan (a) Proses yang dimiliki Perusahaan/instansi, (b) Pernyataan Cakupan Proyek, (c) Rencana Manajemen Proyek , (d) Daftar Resiko yang diproses dengan teknik dan cara sebagai berikut : (a) Probabilitas resiko dan penilaian dampak, (b) Matrik Probabilitas dan dampak , (c) Kualitas Penilaian Data Resiko, (d) Kategori Resiko, (e) Penilaian Pentingnya Resiko yang kemudian akan menghasilkan keluaran : (a) Daftar Resiko (diperbaharui) Berikutnya adalah menganalisis dengan kuantitatif dengan masukan : (a) Proses yang dimiliki Organisasi/ Instansi ,(b) Pernyataan Cakupan Proyek , (c) Rencana Manajemen Resiko, (d) Daftar Resiko ,(e) Rencana Manajemen Proyek
III - 9
LATIHAN/PENILAIAN MANDIRI
Latihan atau penilaian mandiri menjadi sangat penting untuk mengukur diri atas tercapainya tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh para pengajar/ instruktur, maka pertanyaan dibawah ini perlu dijawab secara cermat, tepat dan terukur. Kode/Judul Unit Kompetensi :
INA.56303.13.09.11.07 : Menerapkan sistim Manajemen Resiko Proyek (Project Resiko Management)
Soal : Elemen Kompetensi/KUK
Daftar Pertanyaan Untuk Latihan/ No. (Kriteria Unjuk Kerja)
Penilaian Mandiri
2. Melakukan
kegiatan
pengawasan resiko
2.1 Daftar resiko hasil identifikasi 2.1.1 Apa manfaat daftar resiko? di
kembangkan
dengan
2.1.2 Dari mana Daftar Resiko didapat? analisis
kualitatif
dan
diketahuinya peristiwa resiko, 2.1.3 Apakah daftar resiko sudah bisa akibat resiko, kemungkinan
dijadikan sebagai beban biaya? resiko, faktor positif, rating
akibat, rating kemungkinan, level resiko dan prioritas resiko.
2.2 Daftar resiko hasil analisis
2.2.1. Apa maksud dari analisis kualitatif? kualitatif
di
kembangkan
maksud dari analisis dengan analisis kuantitatif dan
2.2.2. Apa
kuantitatif?
diketahuinya peristiwa resiko, akibat resiko, kemungkinan
2.2.3. Apa arti prioritas resiko yang resiko, faktor positif, rating
terdapat pada Daftar Resiko? akibat, rating kemungkinan,
level resiko dan prioritas resiko.
III - 10
BAB IV PENCAPAIAN HASIL-HASIL PENGELOLAAN RESIKO
4.1. UMUM
Hasil analisis baik kualitatif maupun kuantitatif menjadi acuan didalam merencanakan strategi penanganan resiko. Akibat (consequences),
kemungkinan (likelihood), rating akibat, rating kemungkinan, tingkat resiko dan prioritas resiko menjadi perhatian didalam mengambil keputusan dalam penanganan resiko, namun akan mencapai sasaran apabila opsi tanggapan dan perlakuan yang memungkinkan dapat ditemukan, sehingga rating setelah dikelola (treatment) menjadi menurun karena ditangani oleh penanggung jawab yang diberikan batasan waktu dan cara memonitor.
4.2. STRATEGI PENANGANAN RESIKO
Suatu proses mengembangkan suatu pilihan dan menentukan suatu tindakan dalam meningkatkan peluang dan mengurangi ancaman terhadap sasaran proyek.
Hal ini meliputi identifikasi dan memberikan tugas kepada individu atau kelompok untuk mengambil tanggung jawab terhadap masing-masing tanggapan resiko yang telah disetujui. Proses ini memastikan bahwa resiko yang diidentifikasi adalah dengan baik dan tepat. Efektivitas dari perencanaan tanggapan akan secara langsung menentukan apakah ada peningkatan atau pengurangan resiko proyek.
4.2.1 INPUT/ MASUKAN UNTUK STRATEGI PENANGANAN RESIKO
4.2.1.1 Rencana Manajemen Resiko
Elemen kunci dari risk management plan meliputi: aturan dan tanggungjawab , mendefinisikan analisis resiko, batasan resiko, low, moderate, high dan anggaran, schedule untuk melaksanakan manajemen resiko.
4.2.1.2 Daftar Resiko
Melihat kembali Identifikasi resiko, akar penyebab terjadinya resiko, daftar tindakan yang potensial, resiko owners, gejala, tanda bahaya dalam mengembangkan tindakan resiko.
IV - 1
4.2.2 PENGGUNAAN TEKNIK DAN CARA UNTUK STRATEGI PENANGANAN RESIKO
4.2.2.1 Stategi untuk resiko negative atau ancaman.
Ada 3 (tiga) strategi pada umumnya berhubungan dengan ancaman atau resiko yang berdampak negatif pada sasaran proyek jika resiko tersebut terjadi.antara lain :
Dihindari Ditransfer Dikurangi
4.2.2.2 Strategi untuk resiko positif atau peluang.
Ada 3 (tiga) tanggapan yaitu saran yang berhubungan dengan dampak positif dari sasaran proyek antara lain:
Dikembangkan Dibagi Ditingkatkan
4.2.2.3 Strategi untuk gabungan ancaman dan peluang.
Diterima
4.2.2.4 Strategi cadangan penanganan
Beberapa kejadian sebagai pemicu ditetapkannya tanggapan cadangan seperti satu milestone belum dapat diketahui atau prioritas tinggi dari perolehan dengan supplier perlu dikontrol terus menerus.
4.2.3 OUTPUT/ KELUARAN UNTUK STRATEGI PENANGANAN RESIKO
4.2.3.1 Daftar Resiko (diperbaharui)
Identifikasi bagaimana berdampak terhadap sasaran proyek Resiko owner dan tanggungjawab yang ditugaskan Outputs dari Kualitatif dan Kuantitatif proses Strategi penanganan disepakati Tindakan khusus terhadap strategi yang dipilih Symptoms Budget dan schedule dilaksanakan untuk penanganan yang terpilih Cadangan untuk toleransi stakeholder Contingency plans.
IV - 2
Fallback plans.. Resiko sisa Resiko kedua Contingency reserves.
4.2.3.2 Rencana Manajemen Proyek
Diupdate sebagai kegiatan melakukan tanggapan setelah meriview memposisikan pada proses Pengendalian Perubahan Terpadu
Pengendalian Perubahan Terpadu diaplikasikan pada proses Direct and Manage project Execution untuk menjamin bahwa tindakan yang telah disetujui terlaksana dan termonitor seperti bagian dari proyek yang sedang berjalan.
4.2.3.3 Resiko Terkait dengan perjanjian kontrak
Perjanjian untuk penjaminan,layanan, kerja sama, semuanya dapat dipersiapkan dengan menguraikan tanggung jawab dari masing masing pihak terhadap resiko.
Tabel 4.1
Suggested Risk Sharing Principles