Manfaat Asean Untuk Indonesia dan Asia T

Manfaat Asean Untuk Indonesia dan Asia Tenggara
Disusun untuk memenuhi Tugas Mandiri mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan

DISUSUN OLEH:

Adhi Dharmawan S.
Andanti Puspitasari P.
Bambang Irawan
Deyane Maulin A.
Husnul Khotimah
Siti Nur Fatinah M.
XI IPA 7

SMA NEGERI 3 BANDUNG
2013

LEMBAR PENGESAHAN
Manfaat Asean Untuk Indonesia dan Asia Tenggara
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penilaian Mata Pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan


Menyetujui,
Guru Pembimbing

Bpk. Oman Setiadi

Bandung, Mei 2013
Disusun oleh :

Penulis

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberi kami
kesempatan untuk menyelesaikan tugas makalah ini.
Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan yang diberikan oleh Bapak Oman Setiadi.
Kami sampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu proses pembuatan makalah ini.
Yang pertama kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Oman Setiadi selaku
guru pembimbing mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang telah memberi

kami pengarahan dan bimbingan dalam pembuatan makalah ini. Selanjutnya kami
ucapkan kepada seluruh teman penulis yang telah memberikan dukungan, inspirasi,
dan semangat, Serta kepada semua pihak yang ikut andil dalam pembuatan makalah
ini, yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.
Ucapan maaf kami sampaikan apabila makalah ini masih memiliki kekurangan
dan kekeliruan. Kami selaku penulis mengharapkan adanya saran dan kritik yang
membangun agar kami dapat memperbaiki kekeliruan di masa mendatang.

Bandung, Mei 2013

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perhimounan Bangsa – Bangsa atau biasa disebut dengan ASEAN (Association
of Southeast Asian Nations) didirikan pada tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok,
Thailand oleh lima negara Asia Tenggara yaitu : Indonesia, Singapura, Filipina,
Malaysia dan Thailand seiring dengabn ditandatanganinya Deklarasi Bangkok,
Deklarasi tersebut menyepakati kesatuan regionaluntuk lebih mempererat hubungan

yang ada dan menyelaraskan kepentingan – kepentingan antar anggota dalam ikatan
yang berwujud suatu kelembagaan (Organisasi atay Instusional).
Dasar pembentukan ASEAN adalah keinginan dari kepentingan bersama
diantara negara – negara anggota untuk mempererat hubungan, kesetiakawanan dan
kerjasama regional dan dengan terbentuknya ASEAN diharapkan tercipta suatu
fundamental dan wadah yang kuat bagi kegiatan – kegiatan kerjasama regional.
ASEAN merupakan wujud nyata kesadaran bangsa – bangsa Asia Tenggara untuk
menciptakan suatu lingkungan regional yang di dalamnya terdapat sikap saling
menghargai, saling mengerti kepentingan masing – masing anggota, hubungan yang
dinamis antar anggota, dan aspek utama yang dikedepankan adalah hubingan
kerjasama yang saling menguntungkan. Pembentukan ASEAN ini merupakan langkah
yang fenomenal dari negara – negara Asia Tenggara untuk menghadapi percepatan
globalisasi dunia, dunia yang semakin mengglobal, mewujudkan perdamaian dunia
khususnya kawasan Asia Tenggara, pengembangan kerjasama, dan memajukan
pembangunan ekonomi
B. Rumusan Masalah
a.
b.
c.
d.

e.
f.
g.

Latar belakang berdirinya Asean
Tujuan berdirinya Asean
Siapa saja anggota Asean
Struktur Organisasi Asean
Kerjasama Asean
Apa manfaat Asean bagi Indonesia
Apa manfaat dan peran Asean bagi Anggotanya

C. Tujuan
Mengetahui latar belakang dan tujuan dibentuknya Asean, serta manfaat Asean
bagi Indonesia dan seluruh anggotanya

BAB II
PEMBAHASAN

2.1.


LATAR BELAKANG BERDIRINYA ASEAN

ASEAN merupakan (singkatan dari Association of Southeast Asian Nations
atau Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara) adalah organisasi kawasan yang
mewadahi kerjasama antarnegara di Asia Tenggara sejak tahun 1967.
ASEAN didirikan pada tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok (Ibu Kota
Thailand) oleh Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand. Pendirian itu
di tandai dengan penandatanganan Deklarasi Bangkok dan di peringati setiap tahun
sebagai hari ASEAN.
Pada tanggal Pada tanggal 5-8 Agustus 1967
kelima negara tersebut mengadakan pertemuan di
tepi Pantai Bangsaem, Thailand. Pertemuan tersebut
dihadiri oleh lima orang yang merupakan wakil
dari lima negara. Kelima orang tersebut sebagai
berikut.

1. Adam Malik; Menteri
indonesia.


Presidium

Urusan

Politik/Menteri

Luar

2.

Tun Abdul Razak; Wakil Perdana Menteri Pembangunan Malaysia.

3.

Thanat khoman; Menteri Luar Negeri Thailand.

4. S. Rajaratnam; Menteri Luar Negeri Singapura.

Negeri


5.

Narciso Ramos, Menteri Luar Negeri Filipina.

Pada tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok,
Thailand
dan
melalui
penandatanganan Deklarasi Bangkok oleh Menteri Luar Negeri Filiphina,
Indonesia, Thailand, Malaysia, dan Singapura, maka dibentuklah sebuah organisasi,
yaitu ASEAN (Association of South East Asian Nation).
Berdirinya ASEAN dilatarbelakangi adanya persamaan diantara negaranegara Asia Tenggara. Berikut persamaan-persamaannya:
1. Persamaan letak Geografis di kawasan Asia Tenggara.
2. Persamaan budaya yakni budaya Melayu Austronesia
3. Persamaan nasib dalam sejarah yaitu sama-sama sebagai negara bekas dijajah
oleh bangsa asing.
4. Persamaan kepentingan untuk menjalin hubungan dan kerja sama di bidang
ekonomi,sosial dan budaya.
Berdirinya ASEAN juga dilatarbelakangi oleh kesamaan sikap yang
nonkomunis,mengingat komunis telah menimbulkan ketidakstabilan dalam negeri

masing-masing negara.

2.2.

TUJUAN BERDIRINYA ASEAN

Tujuan terbentuknya ASEAN tercantum dalam naskah Deklarasi Bangkok, antara lain
sebagai berikut.
1. Mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial dan kebudayaan melalui
usah-usah bersama berdasarkan semangat kebersamaan, perekutuan, dan hidup
damaidi kalangan bangsa di Asia Tenggara.
2. Memajukan perdamaian dan stabilitas regional dengan jalan saling menghormati
keadilan tata tertib hukum dalam hubungan antar negaradi Asia Tenggara.

3. Meningkatkan kerjasama secara aktif dan saling membantu dalam hal-hal yang
menjadi kepentingan bersama dalam bidang ekonomi, sosial, kebudayaan, teknik,
ilmu pengetahuan, dan administrasi.
4. Memberikian bantuan satu sama lain dalam fasilitas-fasilitas latihan dan
penelitian di sektor-sektor pendidikan, profesi, teknik, dan administrasi.
5. Bekerja sama secara efektif dalam memanfaatkan potensi pertanian dan industri,

perluasan perdagangan, perbaikan fasilitas-fasilitas komunikasi.

2.3.

Negara-Negara Anggota ASEAN

Mula-mula anggota ASEAN hanya
lima negara, yaitu Indonesia, Malaysia,
Thailand, Singapura dan Filiphina. Pada
tanggal 7 Januari 1984, negara Brunei
Darussalam menjadi anggota keenam
ASEAN. Selanjutnya, pada tanggal 28 Juli
1995, negara Vietnam menjadi anggota
ketujuh ASEAN. Negara Laos dan
Myanmar menjadi anggota kedelapan dan
kesembilan ASEAN pada tanggal 23 Juli 1997. Kampuchea tidak mau
ketinggalan. Negara ini bergabung menjadi anggota kesepuluh ASEAN pada
tanggal 16 Desember 1998. Kesepuluh negara di Asia Tenggara itulah yang
sekarang menjadi anggota ASEAN.
2.4.

a.

Struktur Organisasi ASEAN
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN, yaitu pertemuan tingkat tinggi para
kepala Negara/pemerintahan Negara anggota.

b. Dewan Koordinasi ASEAN (ASEAN Coordinating Council), yaitu pertemuan para
menteri luar negeri Negara anggota ASEAN, sebagai coordinator dewan
komunitas ASEAN.
c.

Dewan komunitas ASEAN (ASEAN Community Councils), yaitu pertemuan para
menteri yang membidangi tiga pilar komunitas ASEAN.

d. Pertemuan Badan-Badan Sektoral Tingkat Menteri (ASEAN Sectoral ministerial
Bodies), yaitu pertemuan para menteri membidangi masing-masing sector
kerjasama ASEAN.
e. Pertemuan Tingkat Pejabat Tinggi ASEAN (ASEAN), yaitu pertemuan para
pejabat tinggi di bawah tingkat menteri Negara anggota ASEAN yang
membidangi masing-masing sector kerjasama ASEAN.


Hasil dari KTT Resmi ASEAN
-

KTT ke-1
Deklarasi Kerukunan ASEAN; Perjanjian Persahabatan dan Kerja Sama di Asia
Tenggara (TAC); serta Persetujuan Pembentukan Sekretariat ASEAN.

-

KTT ke-2
Pencetusan Bali Concord 1.

-

KTT ke-3
Mengesahkan kembali prinsip-prinsip dasar ASEAN;Solidaritas kerjasama
ASEAN dalam segala bidang;Melibatkan masyarakat di negara-negara anggota
ASEAN dengan memperbesar peranan swasta dalam kerjasama ASEAN;Usaha
bersama dalam menjaga keamanan stabilitas dan pertumbuhan kawasan
ASEAN.

-

KTT ke-4
ASEAN dibentuk Dewan ASEAN Free Trade Area (AFTA) untuk mengawasi,
melaksanakan koordinasi;Memberikan penilaian terhadap pelaksanaan Skema
Tarif Preferensi Efektif Bersama (Common Effective Preferential Tariff/CEPT)
menuju Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN.

-

KTT ke-5
Membicarakan upaya memasukan Kamboja, Laos, Vietnam menjadi anggota
serta memperkuat identitas ASEAN.

-

KTT ke-6
Pemimpin ASEAN menetapkan Statement of Bold Measures yang juga
berisikan komitmen mereka terhadap AFTA dan kesepakatan untuk
mempercepat pemberlakuan AFTA dari tahun 2003 menjadi tahun 2002 bagi

enam negara penandatangan skema CEPT, yaitu Brunei Darussalam, Indonesia,
Malaysia, Filipina, Singapura dan Thailand.
-

KTT ke-7
Mengeluarkan deklarasi HIV/AIDS;Mengeluarkan deklarasi Terorisme, karena
menyangkut serangan terorism pada gedung WTC di Amerika.

-

KTT ke-8
Pengeluaran deklarasi Terorisme, bagaimana cara-cara pencegahan;Pengesahan
ASEAN Tourism Agreement.

-

KTT ke-9
Pencetusan Bali Concord II yang akan dideklarasikan itu berisi tiga konsep
komunitas ASEAN yang terdiri dari tiga pilar, yaitu Komunitas Keamanan
ASEAN (ASC), Komunitas Ekonomi ASEAN (AEC) dan Komunitas Sosial
Budaya ASEAN (ASSC).

-

KTT ke-10
Program Aksi Vientiane (Vientiane Action Program) yang diluluskan dalam
konferensi tersebut menekankan perlunya mempersempit kesenjangan
perkembangan antara 10 negara anggota ASEAN, memperluas hubungan kerja
sama dengan para mitra untuk membangun sebuah masyarakat ASEAN yang
terbuka terhadap dunia luar dan penuh vitalitas pada tahun 2020.

-

KTT ke-11
Perjanjian perdagangan jasa demi kerja sama ekonomi yang komprehensif
dengan Korea Selatan, memorandum of understanding (MoU) pendirian
ASEAN-Korea Center, dan dokumen hasil KTT Asia Timur yang diberi label
Deklarasi Singapura atas Perubahan Iklim, Energi, dan Lingkungan Hidup.

-

KTT ke-12
Membahas masalah-masalah mengenai keamanan kawasan, perundingan
Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), keamanan energi Asia Tenggara,
pencegahan dan pengendalian penyakit AIDS serta masalah nuklir
Semenanjung Korea.

-

KTT ke-13

Penandatanganan beberapa kesepakatan, antara lain seperti perjanjian
perdagangan dalam kerangka kerjasama ekonomi dan penandatangan
kerjasama ASEAN dengan Korea Center, menyepakati ASEAN Center.
-

2.5.

KTT ke-14
Penandatanganan persetujuan pembentukan Kawasan Perdagangan Bebas
ASEAN-Australia-Selandia Baru
Kerja Sama ASEAN

Hubungan kerja sama ASEAN saat ini meliputi kerja sama di bidang
ekonomi, sosial budaya, dan politik pertahanan.

1) Kerja Sama Ekonomi
Kerja sama ekonomi ASEAN ditujukan
untuk menghilangkan hambatan- hambatan
ekonomi dengan cara saling membuka
perekonomian negara- negara anggota dalam
menciptakan kesatuan ekonomi kawasan.
Kerja sama ekonomi mencakup berbagai
kerja
sama
di
sektor
perindustrian,perdagangan,dan
pembentukan
Kawasan Perdagangan Bebas di ASEAN
(AFTA).

2) Kerja Sama di Bidang Sosial Budaya
Kerja sama fungsional dalam ASEAN meliputi bidang-bidang
kebudayaan, penerangan, pendidikan, lingkungan hidup, ilmu pengetahuan dan
teknologi, penanganan bencana alam, kesehatan, ketenagakerjaan, pembangunan
sosial, pengentasan kemiskinan, pemberdayaan perempuan, kepemudaan,
penanggulangan narkoba, serta peningkatan administrasi dan kepegawaian
publik.

3) Kerja Sama Politik dan Keamanan
Kerja sama ini ditujukan untuk menciptakan keamanan, stabilitas dan
perdamaian khususnya di kawasan ASEAN dan umumnya di dunia.
Kerja sama
dalam bidang politik dan keamanan dilakukan
menggunakan alat politik, seperti berikut ini.
a) Kawasan Damai, Bebas Dan Netral (Zone of Peace, Freedom And
Neutrality/ZOPFAN);
b) Traktat Persahabatan dan erja Sama (Treaty of Amity and
Cooperation/TAC in Southeast Asia );
c) Kawasan Bebas Senjata Nuklir di Asia Tenggara (Treaty on Southeast
Asia Nuclear Weapon-Free Zone/SEANWFZ).
Selain ketiga instrumen politik tersebut, terdapat pula forum kerja sama dalam
bidang politik dan keamanan yang disebut ASEAN Regional Forum (ARF).
Beberapa bentuk kerja sama politik dan keamanan di ASEAN, antara lain
sebagai berikut.
a)

Traktat Bantuan Hukum Timbl Balik di Bidang Pidana (Treaty on Mutual
Legal Assistance in Criminal Matters/MLAT).

b)

Konvensi ASEAN tentang Pemberantasan Terorisme (ASEAN Convention
on Counter Terrorism/ACCT).

c)

Pertemuan para Menteri Pertahanan (Defence Ministers Meeting/ADMM)
yang bertujuan untuk mempromosikan perdamaian dan stabilitas kawasan
melalui dialog serta kerja sama di bidang pertahanan dan keamanan.

d)
e)

Penyelesaian sengketa Laut Cina Selatan.
Kerja sama pemberantasan kejahatan lintas negara yang mencakup
pemberantasan terorisme, perdagangan obat terlarang, pencucian uang,
penyelundupan dan perdagangan senjata ringan dan manusia, bajak laut,
kejahatan internet, dan kejahatan ekonomi internasional;

f) Kerja sama di bidang hukum; bidang imigrasi dan kekonsuleran; serta
kelembagaan antar parlemen.

2.6.

Manfaat ASEAN Bagi Indonesia

Terdapat beberapa keuntungan bagi Indonesia dengan meratifikasi Piagam
ASEAN.
Pertama, terjaminnya integritas wilayah dan kedaulatan Negara Kesatuan
Republik Indonesia, terutama untuk menghindari penggunaan wilayah-wilayah
negara-negara anggota ASEAN untuk kegiatan yang dapat membahayakan Indonesia.
Kedua, berkurangnya potensi ancaman dan kejahatan lintas negara, baik dalam
bentuk tradisional maupun nontradisional, melalui kerja sama yang lebih intensif
antarnegara anggota ASEAN.
Ketiga, terciptanya situasi kawasan yang lebih kondusif bagi Indonesia untuk
mengonsentrasikan sumber dayanya guna peningkatan pembangunan nasional.
Keempat, terciptanya penguatan kapasitas ekonomi Indonesia dalam berintegrasi
ke ekonomi global dengan meningkatkan daya tarik ekonomi ASEAN melalui
penciptaan pasar tunggal dan berbasis produksi (single market and production base).
Kelima, terciptanya peningkatan kesadaran dan penghormatan masyarakat di
kawasan akan keanekaragaman budaya, kearifan lokal, dan warisan Indonesia.
Keenam, terciptanya peningkatan kerja sama di berbagai bidang sosial, antara
lain, pengelolaan lingkungan hidup, pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi,
pemuda, perempuan, kesehatan, serta penanganan bencana alam.
Ketujuh, terpusatnya kegiatan ASEAN di Indonesia seiring dengan peningkatan
fungsi kelembagaan Sekretariat ASEAN dan pembentukan Perutusan Tetap NegaraNegara Anggota ASEAN di Jakarta melalui peningkatan frekuensi pertemuan ASEAN
yang diadakan di Jakarta.
2.7.

Manfaat dan Peran ASEAN Bagi Anggotanya

ASEAN sebagai organisasi kawasan di Asia Tenggara telah banyak memainkan
peran penting dalam mewujudkan proses demokratisasi bagi negara-negara
anggotanya. Hal tersebut dapat terlihat setidaknya dalam menangani kasus di
Myanmar. Rezim militer yang telah berkembang di Myanmar sejak tahun 1988 telah
menimbulkan aksi protes dan menelan korban ribuan nyawa tidak berdosa. Dunia

internasional dengan keras mengutuk Pemerintah Myanmar. dengan memberlakukan
sederet sanksi untuk menekan Pemerintah Myanmar.
Sedangkan ASEAN memilih jalan lain untuk menyelesaikan konflik di negara
bekas jajahan Inggris ini. Prinsip non-interference yang dijunjung ASEAN lebih
menekankan pada pendekatan diplomatik dan kekeluargaan. Pada pertemuan ASEAN
ke 42 di Thailand, PM Thailand menekankan bahwa pendekatan soft way (ASEAN
way) lebih produktif daripada memberikan sanksi kepada Myanmar. Pendekatan
ASEAN way lebih menitikberatkan pada proses meyakinkan pemerintah berkuasa
Myanmar bahwa ASEAN akan terus mendukung langkah-langkah strategis yang
dibutuhkan untuk menekan angka kekerasan yang terjadi di Myanmar. ASEAN
sendiri lebih menempatkan diri sebagai arena/forum untuk mendiskusikan masalahmasalah yang terjadi dan bukan sebagai aktor utama yang berhak melakukan tindakan
kepada negara anggotanya.
Salah satu upaya ASEAN adalah menggelar The ASEAN Inter-Parliamentary
Myanmar Caucus (AIPMC), komisi khusus yang dibentuk untuk menangani isu
Myanmar. Pada pertemuan di Bali, AIPMC menghimbau Presiden Myanmar Thein
Sein untuk melanjutkan tugasnya memajukan proses demokratisasi dan penegakan
Hak Asasi Manusia di Myanmar.
“Myanmar harus mengambil langkah-langkah konkret dan maju menuju
perundingan damai dengan kelompok-kelompok etnis yang bersenjata sebagai
prasyarat untuk kemajuan demokrasi" bunyi pers release pertemuan pada 29
November 2011 tersebut.
Menyikapi hal tersebut, Pemerintah Myanmar telah menyambut baik tawaran
ASEAN untuk mengirimkan tim pemantau ASEAN selama pemilu yang berlangsung
di negara itu, pada bulan April lalu.
Pendekatan ASEAN way yang diperagakan ASEAN, meskipun pada mulanya
banyak dikritik karena dipandang tidak mampu menekan pemerintahan Myanmar,
namun setidaknya memiliki dua impact sekaligus; mampu membujuk Pemerintahan
Myanmar untuk mulai bersiap membuka diri terhadap tuntutan dunia internasional
sekaligus tidak sampai menyinggung perasaan Myanmar dengan memasuki wilayah
kedaulatan mereka. Apalagi sejak terjadinya pergantian kekuasaan dari rezim militer
ke pemerintah sipil tahun lalu banyak memberikan perubahan menggembirakan,
seperti serangkaian reformasi ekonomi dan politik, dilepaskannya tahanan politik,
termasuk ikon demokrasi Myanmar, Aung Saan Suu Kyi.

Prinsip non-interference yang diterapkan ASEAN selama ini telah menjadikan
Asia Tenggara sebagai salah satu kawasan yang memiliki tingkat stabilitas dan
perdamaian terbaik dibandingkan kawasan negara berkembang lainnya. ASEAN
selain sebagai penggerak utama pertumbuhan politik di kawasan, juga mampu
menciptakan partisipasi yang aktif dan rasa saling memiliki seluruh negara
anggotanya.
Selain itu juga, ASEAN memiliki peran bagi masyarakat negara anggota yaitu
sebagai berikut.
Dalam upaya mengatasi kemiskinan yaitu dengan dilakukan melalui berbagai
program pemberdayaan masyarakat yang lebih melibatkan sebanyak mungkin
keikutsertaan masyarakat. Salah satu upaya yang dilakukan oleh ASEAN adalah
meningkatkan kemudahan masyarakat untuk mendapatkan layanan sosial, informasi,
termasuk pemanfaatan teknologi dan komunikasi.
ASEAN telah menyepakati Deklarasi ASEAN tentang Pelindungan dan Pemajuan
Hak-Hak Pekerja Migran di Filipina pada Januari 2007. ASEAN sedang menyusun
ketentuan hukum mengenai pelindungan dan pemajuan hak-hak pekerja migran yang
akan dijadikan landasan konstitusional atau aturan main yang bersifat mengikat bagi
negara-negara di kawasan ASEAN.
ASEAN memiliki forum tahunan tingkat Menteri Pariwisata ASEAN, yang
merupakan wadah pemasyarakatan dan pemajuan sektor pariwisata di ASEAN. Forum
itu diadakan secara bergantian di salah satu Negara anggota ASEAN. Pada tahun 2002
ASEAN menghasilkan sebuah perjanjian pariwisata menyeluruh untuk membuka
industry pariwisata.
Negara anggota ASEAN bekerja sama dalam upaya memajukan dan melestarikan
warisan budaya di kawasan Asia Tenggara. Kerja sama itu dilaksanakan melalui
proyek-proyek kebudayaan di bawah Sub-Komite Kebudayaan ASEAN. Kerja sama
yang telah dilakukan, antara lain, melalui penelitian, pendokumentasian, ataupun
produksi bersama tentang seni pertunjukan asli yang berkaitan dengan
keanekaragaman budaya di Asia Tenggara.
ASEAN mendorong pemajuan dan perlindungan hak-hak perempuan dan anak
melalui pembentukan Komisi ASEAN untuk pemajuan dan pelindungan
hak-hak perempuan dan anak pada tahun 2010. Dalam hal perempuan, atas usulan

Indonesia telah disepakati pembentukan Pertemuan Tingkat Menteri Urusan
Perempuan ASEAN pada tahun 2011, sebagai upaya pemberdayaan perempuan dan
pengarusutamaan gender.
ASEAN berperan dalam memelopori kerja sama di bidang kesehatan, antara lain,
dalam penanggulangan merebaknya wabah gangguan pernafasan akut (SARS), flu
burung, demam berdarah, dan HIV/AIDS. Selain itu, ASEAN menetapkan tanggal 15
Juni sebagai “Hari Demam Berdarah ASEAN”.
ASEAN telah menyepakati Persetujuan ASEAN mengenai Penanggulangan
Bencana Alam dan Tanggap Darurat (AADMER) pada 2005, yang mendasari
pembentukan Pusat Koordinasi Bantuan Kemanusiaan ASEAN untuk
Penanggulangan Bencana Alam (AHA Centre) di Jakarta pada tahun 2011. Pusat
tersebut berperan dalam memfasilitasi kerja sama dan koordinasi di antara negara
anggota ASEAN, PBB, serta berbagai negara atau organisasi internasional lainnya.
Negara anggota ASEAN menandatangani Konvensi ASEAN mengenai Antiterorisme pada bulan Januari 2007 di Cebu, Filipina. Konvensi itu berisi definisi
kegiatan terorisme, rumusan prosedur kerja sama anti-terorisme, dan spesifikasi hakhak tersangka pelaku terorisme. ASEAN memiliki perjanjian multilateral mengenai
bantuan hukum timbal balik untuk memudahkan kerja sama dalam pemberantasan
terorisme dan kejahatan transnasional lain.
Dalam penanggulangan narkoba, ASEAN memiliki Forum Pejabat Tinggi
ASEAN yang dibentuk tahun 1984 untuk menangani secara bersama masalah obatobatan terlarang. ASEAN memiliki empat pusat pelatihan untuk upaya penanganan
masalah tersebut yang tersebar di berbagai kota di kawasan Asia Tenggara. Pusat itu
berfungsi untuk memberikan pelatihan penyembuhan dan rehabilitasi ketergantungan
dan pendeteksian narkoba di dalam cairan tubuh. Di samping itu, pusat tersebut juga
melakukan pemasyarakatan mengenai pemberlakuan hokum dan bahaya narkoba.

BAB III
PENUTUP

1

Kesimpulan
ASEAN (Association of South East Asian Nation) merupakan organisasi
regional di kawasan Asia Tenggara. ASEAN didirikan oleh bangsa-bangsa Asia
Tenggara atas dasar persamaan nasib dan kepentingan bersama. Lima negara
yang sepakat menjadi pelopor membentuk ASEAN adalah Indonesia, Malaysia,
Thailand, Singapura dan Filipina. Organisasi ini didirikan pada tanggal 8
Agustus 1967 di Bangkok, Thailand dan melalui penandatanganan Deklarasi
Bangkok oleh Menteri Luar Negeri Filiphina, Indonesia,Thailand, Malaysia, dan
Singapura.
Pada awalnya, negara-negara anggota ASEAN hanya berjumlah lima,
namun beberapa tahun setelah berdirinya ASEAN, lima negara lainnya
bergabung ke dalam Anggota ASEAN secara bertahap. Tujuan didirikannya
ASEAN adalah untuk meningkatkan kerja sama di bidang ekonomi, sosial,
budaya, dan politik, serta mewujudkan ketertiban dan perdamaian di kawasan
Asia Tenggara.
2.

Saran
Negara kita, Indonesia merupakan salah satu anggota ASEAN. Untuk itu,
kita harus membantu mewujudkan cita-cita atau tujuan dari ASEAN itu sendiri.
Karena bagaimanapun, tujuan tersebut merupakan keinginan dari bangsa kita
sendiri.
Selain itu, sebagai negara anggota ASEAN yang terbesar, kita harus lebih
menunjukan patisipatif kita dalam mewujudkan tujuan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
http://tunas63.wordpress.com/2009/12/12/kerja-sama-asean/
http://setkab.go.id/artikel-6503-.html
http://rizkiha51.wordpress.com/2010/04/09/keuntungan-indonesia-menjadianggota-asean/
http://andigriya.blogspot.com/2013/01/makalah-tentang-asean.html
http://tridewijuliantipary.wordpress.com/2012/12/12/makalah-asean/

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Pencerahan dan Pemberdayaan (Enlightening & Empowering)

0 64 2

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24