TAP.COM - ANALISA UPAH DAN KESEJAHTERAAN PEKERJA INDUSTRI KECIL MENENGAH 849 16359 2 PB

Analisa Upah dan Kesejahteraan Pekerja Industri Kecil Menengah
Pakaian Jeans XYZ di Pondok Aren, Tangerang
Dwi Krisnarini , Musa Hubeis dan Ma’mun Sarma
1

2

2

Abstract
Ready wear industry, especially jeans, is one of industry which has fairly specific phenomena.
Jeans industry is not only capable to absorb a lot of workers (padat karya) but also one of business and
primary product export which is the growth from year to year surely convincing.
The objectives of this study are to analyze correlation between salary accepted by the workers with
their degree of prosperity which is illustrated by the degree of satisfaction, and also to look for alternatives
to increase their salary and others prosperities. This study was using study case approachment based on
survey using questioners with purposive sampling (n = 24) and field observatory. Data analysis using
descriptive method by counting mean percentage of the workers satisfaction degree to basic salary and
some others salary’s components which had been accepted, and also Rank Spearman Correlation
analysis method to find out in how far the correlation between salary and satisfaction. Beside that, it was
needed to count the workers’ productivity degree on 2000-2002 using productivity formula, so it could be

known how far the effect of salary and component that had been given by XYZ small and medium
industry for the workers, that is by counting comparison between total sales point for one year to total
salary and salary’s components that had been given in one year.
The result of this study showed that mean percentage of the workers’ satisfaction to the accepted
salary is 2.97 and Rank Spearman Correlation is -0.160 from salary variable (P1) with satisfaction
variable (P2). This result meaned that given salary can not reflect the workers’s satisfaction degree, yet.
Prosperities had been given by XYZ small and medium industry still felt unsufficient, because the salary
and their components can not give satisfaction yet. Whereas, in order to make their workers prosperous,
XYZ small and medium industry hope for the workers able to work better and also have high loyalty and
confidence so afford to do their tasks and jobs properly. Beside that, after counting the workers’s
productivity degree on 2000-2002, so it had been known that the productivity degree increase unstablely
compare with moving year standard, shown by the productivity degree on 2000-2001 which increase
110.99%, while on 2001-2002 only increase 83.10%.
Keywords: Jeans industry, workers productivity, salary
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Manusia selalu berusaha mempertahankan eksistensinya di dunia dengan bekerja untuk
memperoleh nafkah guna membiayai segala kepentingan hidupnya. Menurut Peterson dan Plowman
dalam Hasibuan (1995), upaya untuk memperoleh nafkah tersebut dapat disebabkan oleh beberapa
hal, yaitu the desire to live, the desire for possession, the desire for power dan the desire for

recognition. Selain itu, Anogoro dan Widiyanti (1993) mengatakan bahwa manusia hidup perlu
bekerja, karena dengan bekerja manusia akan memperoleh upah. Upah dapat digunakan untuk
mencapai semua kebutuhannya yang banyak dan bermacam-macam. Dari uraian tersebut, dapat
dilihat bahwa setiap pekerja mempunyai kebutuhan tertentu dan mengharapkan kepuasan dari hasil
pekerjaannya. Dalam hal ini kegiatan para pekerja yang bekerja di perusahaan industri untuk
menghasilkan produk bernilai ekonomi, merupakan salah satu bidang kegiatan ekonomi, yaitu terdiri
dari industri besar, industri sedang dan industri kecil (IK).
Pekerja, pengusaha, pemerintah dan masyarakat pada umumnya sama-sama memiliki
kepentingan atas sistem dan kebijaksanaan pengupahan. Kebijakan pengupahan dan penggajian,
disamping harus memperhatikan produktivitas tenaga kerja dan pertumbuhan produksi, perlu
diarahkan pula pada peningkatan kesejahteraan dan peningkatan daya beli penerima upah dan gaji
rendah. Upah merupakan suatu penerimaan sebagai imbalan dari pengusaha kepada buruh untuk
suatu pekerjaan atau jasa yang telah dan akan dilakukan (Rokhani, 2002).

1
2

Alumni PS MPI, SPs IPB
Staf Pengajar PS MPI, SPs IPB


2
Pada awalnya, IK pakaian jeans ini merupakan usaha kecil-kecilan, yaitu konfeksi yang hanya
menggunakan 5 orang tenaga kerja penjahit, 2 orang wanita dan 3 orang pria. Tahun 1980,
pemasaran pakaian jeans XYZ bukan hanya di wilayah Jakarta, melainkan wilayah Bogor dan
Serang. Kegiatan IK ini memproduksi pakaian yang berasal dari bahan jeans menjadi berbagai
macam pakaian jadi, baik untuk orang dewasa maupun untuk anak-anak. Pakaian yang telah
diproduksi biasanya dijual ke beberapa pasar di Jakarta, Pasar Cipulir, Mangga Dua, Tanah Abang
dan beberapa tempat lainnya yang menjual dengan berdasarkan pesanan.
Lokasi tempat Industri Kecil Menengah (IKM) berada, ada beberapa IKM lain yang juga
memproduksi produk pakaian jadi yang mempekerjakan penduduk sekitar lokasi, baik yang sudah
berumah tangga maupun yang belum berkeluarga (lajang). Pada IKM yang sama menghasilkan
seperti IKM XYZ, melakukan persaingan sehat untuk meningkatkan penjualan kepada konsumen.
2. Permasalahan
Akhir-akhir ini masalah upah minimum sering diberitakan media massa yang mengemukakan
bahwa belakang ada masalah, yaitu perusahaan mulai mengeluh Upah Mimimum Regional (UMR)
dan masalah birokrasi yang mengakibatkan biaya tinggi. Upah minimum adalah upah pokok terendah
yang belum termasuk tunjangan-tunjangan yang diberikan kepada pekerja sesuai Peraturan Menteri
Tenaga Kerja tentang Upah Minimum (Manullang, 2001). Oleh karena itu, pihak pemerintah
mengambil langkah untuk mengatasinya, antara lain mengajukan para pengusaha yang tidak patuh
dengan mengenakan denda. Namun demikian, denda tersebut dinlai kurang efektif, karena pihak

pengusaha justru lebih memilih membayar denda daripada harus membayar upah minimum yang
ditentukan (nilai denda lebih ringan daripada menaikkan upah) untuk membayar sejumlah pekerja
sesuai dengan upah minimum.
Selain itu, agar tercapai suasana kerja yang tertib dan berdisiplin sebagai suatu kondisi untuk
mencapai tujuan perusahaan, maka diperlukan adanya suatu bentuk pemberian kesejahteraan, bagi
setiap pekerja di dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab sehari-hari. Dalam hal ini, bentuk
kesejahteraan dititikberatkan pada masalah upah.
Dari hal yang telah diuraikan, maka masalah pada kajian ini dapat dirumuskan sebagai
berikut :
a. Mengapa sampai saat ini upah dan kesejahteraan sebagian besar para pekerja, khususnya di
IKM pakaian jeans masih sangat rendah ?
b. Sejauhmana upaya yang dapat dilakukan oleh pihak-pihak yang terkait, untuk menaikkan upah
dan kesejahteraan para pekerja tersebut ?
c. Sejauhmanakah pengaruh upah terhadap peningkatan produktivitas para pekerja ?
3. Tujuan
a. Mempelajari tingkat kesejahteraan para pekerja.
b. Menganalisa hubungan antara upah yang diterima olah para pekerja dengan tingkat
kesejahteraan dan mencari alternatif cara menaikan upah para pekerja pada IKM pakaian jeans
XYZ di Pondok Aren, Tangerang.
METODOLOGI

1. Lokasi
Lokasi penelitian merupakan sebuah IKM pakaian jeans yang berdiri sejak tahun 1973 dan
berlokasi di Jl. Wahid Hasim No. 50, Desa Pondok Aren, Tangerang.
2. Metode Kerja
Dalam pengumpulan data dan bahan-bahan yang dibutuhkan dalam penyusunan kajian ini,
digunakan metode kerja berikut :
a. Pengumpulan data
1) Penelitian kepustakaan, dilakukan dengan mengumpulkan data sekunder yang bersumber
dari hasil catatan kuliah dan bahan kepustakaan yang dijadikan perbandingan teori dan
praktek.
2) Penelitian lapangan sebagai data primer, dilakukan dengan pengumpulan data dan bahan
yang diperlukan, melalui observasi dan pengamatan langsung ke lokasi kajian, penyebaran
kuesioner kepada responden dan wawancara langsung dengan para pekerja.

Jurnal MPI Vol. 3 No. 2. September 2008

3
b. Pengolahan dan analisis data
Metode yang digunakan adalah metode kualitatif untuk menganalisa data yang diperoleh
secara deskriptif. Data yang digunakan bukan dalam bentuk skala nominal. Metode statistik

deskriptif yang dicari adalah persentase tingkat kepuasan terhadap upah yang telah diterima,
berdasarkan pendapat Gary dalam Umar (2003), sebagai berikut :
Persentase kepuasan karyawan
terhadap upah dan komponennya



Tingkat kepuasan
Upah dan komponen upah

x100%

Selain itu, juga digunakan analisa korelasi Rank Spearman (Sugiarto, 2002) untuk mengetahui
hubungan antar upah yang diberikan dengan kesejahteraan yang digambarkan melalui tingkat
kepuasan, dengan rumus :

rs  1 

6 di 2


n(n 2  1)

Dimana :
rs
: koefisien korelasi spearman
di
: selisih ranking tiap pengamatan
n
: banyaknya pengamatan
Pemberian upah pada para pekerja yang selain diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan,
yang pada akhirnya dapat meningkatkan produktivitas perusahaan. Untuk itu, penghitungan
produktivitas digunakan rumus produktivitas (Ishiwara, 1990), berikut :
Produktivitas pekerja =

Modal
Output

Pe ker ja Pe ker ja  mod al

Dimana :

Output : Jumlah total barang yang dihasilkan dalam waktu satu tahun
Modal : Jumlah total modal yang dikeluarkan untuk usaha dalam waktu satu tahun
Pekerja : Jumlah tenaga kerja pada satu tahun tertentu
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Keadaan Umum
Pada awalnya, orang-orang bekerja pada tanah pertanian dan usaha tradisional yang
dikerjakan secara perseorangan atau dalam bentuk usaha keluarga, dimana hasilnya juga akan
dikonsumsi bersama-sama pula. Dalam perkembangannya, banyak penduduk yang tidak memiliki
tanah pertanian juga yang memiliki tanah terbatas menyediakan tenaga untuk bekerja membantu
pemilik tanah luas, dengan harapan dapat memperoleh penghasilan tambahan, biasanya dalam
bentuk bagi hasil.
Perkembangan selanjutnya, kegiatan di luar sektor pertanian mulai berkembang seperti
kerajinan rumah tangga dan IK yang mempekerjakan orang lain di luar anggota keluarganya, imbalan
yang didapat pekerja berupa upah dan gaji dalam bentuk uang. Pada masa kini, upah diberikan
dalam bentuk uang kepada pekerja yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Sebaliknya, perusahaan juga memerlukan karyawan untuk bekerja sesuai kebutuhan perusahaan.
Selain itu, perlu adanya rangsangan yang dapat memotivasi karyawan untuk bekerja dengan baik
dan penuh pengabdian, diantaranya berupa gaji beserta tunjangannya.
Pelaksanaan pemberian upah pada industri garment, khususnya industri rumah tangga milik
Bapak XYZ tidak dikategorikan menurut pendidikan para pekerja, tetapi digolongkan menurut :

a. Kelompok pekerja yang baru masuk, diberi upah Rp. 300.000 per bulan dan tidak ada tambahan
tunjangan lainnya.
b. Pekerja yang sudah menjadi pekerja tetap, merupakan pekerja yang sudah memiliki masa kerja
satu tahun dan telah memenuhi syarat, diantaranya memiliki prestasi kerja telah mencapai hasil
kerja dengan produksi telah memenuhi target dan pekerja tidak pernah mangkir dan disiplin.
Bagi pekerja yang telah bekerja lebih dari satu tahun, maka selain gaji pokok, juga diberikan
tunjangan, antar lain tunjangan keluarga, transportasi, uang makan, biaya pengobatan, jaminan
keselamatan kerja, cuti tahunan, tunjangan hari raya dan santunan kepada pekerja atau keluarga
yang meninggal dunia.

Jurnal MPI Vol. 3 No. 2. September 2008

4
Pengusaha garment masih banyak yang membayar pekerjanya dengan upah minimum yang
belum sesuai dengan upah minimum regional (UMR) yang ditetapkan pemerintah dan para pekerja
sendiri sudah mengakui dan merasakannya. Pengaruh upah yang rendah sangat dirasakan oleh
para pekerja, juga pihak pemerintah sebagai mediator, kontroler dan stabilisator. Sebagian pekerja
tidak merasa kecewa, mengeluh atau berontak dan para pekerja tetap melaksanakan kewajibannya
secara baik-baik, karena pada saat melamar para pekerja tidak memikirkan besar kecil upah yang
diterima, namun yang lebih penting dapat diterima bekerja. Di laih pihak, ada pula sebagian pekerja

yang merasa kecewa karena upah yang diterima tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. Kelompok inilah yang akhirnya melampiaskan kekecewaannya dengan cara melakukan
tuntutan kepada pihak pengusaha untuk mengadakan kenaikan upah. Menurut Purba (1995), struktur
gaji yang adil dan sebanding mempunyai dampak positif di dalam perusahaan, dengan memberi
perilaku adil bagi karyawan karena penggajian dan penghargaan didasarkan pada suatu sistem
rasional.
Pemerintah sendiri sudah mengetahui kondisi upah para pekerja yang masih rendah, maka
dari itu adanya dukungan pemerintah merupakan faktor utama yang mendasari dan juga mendukung
suksesnya gerakan kaum buruh (Saputro, 2003). Dukungan tersebut berupa bentuk regulasi dan
perundangan yang memungkinkan proses gerakan buruh secara lebih lanjut. Selama ini bentuk
perundangan yang dirumuskan sebenarnya telah berusaha semaksimal mungkin untuk memenuhi
kepentingan kaum buruh. Sayangnya, dalam prakteknya ternyata semua perundangan itu tidak bisa
direalisasikan secara konkrit. Bahkan seringkali perundangan itu dikebiri atau disiasati dan bukannya
ditaati, namun kenyataannnya pemerintah tidak berani untuk menegor pelanggarnya.
Pada masa terjadinya krisis ekonomi, banyak perusahaan yang terkena dampak negatif, baik
perusahaan besar, menengah maupun kecil. Namun keberadaan IKM dapat menekan dampak
negatif itu dengan berkontribusi terhadap penyerapan tenaga kerja. Begitu pula pada IKM XYZ yang
berdiri sejak tahun 1973, dapat bertahan dari goncangan krisis dan terus melakukan kegiatan
usahanya, bahkan turut berkontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Tangerang.
2. Hal yang Dikaji

a. Pelaksanaan pengupahan pada Industri Kecil Menengah XYZ
IKM rumah tangga milik Pak XYZ memberikan upah pokok dan komponen upah kepada
para pekerja. Besarnya upah pokok per bulannya adalah sebagai berikut :
1) Kelompok pekerja dengan masa kerja di bawah satu tahun Rp. 300.000, tanpa tunjangan
2) Kelompok pekerja yunior Rp. 300.000 ditambah tunjangan
3) Kelompok pekerja senior Rp. 400.000 ditambah tunjangan
4) Kelompok pekerja mandor Rp. 450.000 ditambah tunjangan
Komponen upah yang diterima para pekerja sebagai berikut :
1) Tunjangan-tunjangan, merupakan tambahan penerimaan yang dikaitkan dengan
pelaksanaan tugas, dapat diberikan dalam bentuk persentasi gaji atau jumlah tertentu yang
ditetapkan terlebih dahulu (Simanjuntak, 1995), terdiri atas :
a) Tunjangan jabatan, merupakan tambahan penghasilan yang diberikan kepada karyawan
yang memiliki jabatan, dalam hal ini kepada tiga orang mandor, yaitu mandor potong,
mandor jahit dan mandor finishing
b) Tunjangan keluarga, mencerminkan fungsi sosial upah dan yang menerima hanya para
pekerja laki-laki, yaitu tunjangan istri 5% dari gaji pokok
c) Tunjangan transport, diberikan sama kepada semua karyawan (mandor, karyawan senior
dan yunior) sebagai pengganti fasilitas sarana transportasi Rp. 75.000 per bulan
d) Pemberian uang makan, diberikan pada saat karyawan menerima upah bulanannya,
dengan besaran disesuaikan dengan biaya makan siang pada rumah makan di sekitar
lokasi IKM Rp. 3.500 per hari selama satu bulan (25 hari kerja)
2) Jaminan sosial, meliputi :
a) Pemberian bonus, pada dasarnya merupakan bagian dari upah yang diberikan sesuai
perhitungan sisa hasil usaha pada akhir tahun. IKM ini membagi bonus kepada para
pegawai jika telah menghasilkan melebihi target produksi yang telah ditetapkan dan
dilakukan setiap akhir tahun.
b) Penggantian biaya pengobatan, diberikan yang bukan asuransi, namun sesuai dengan
biaya yang telah dikeluarkan pekerja pada saat sakit. Besarnya penggantian ini
ditentukan pihak perusahaan dengan melihat pertimbangan tertentu dan besarnya
maksimal satu bulan gaji minimum yang diterima.

Jurnal MPI Vol. 3 No. 2. September 2008

5
c) Jaminan kesehatan kerja, diberikan dalam bentuk biaya pengobatan atas gangguan
kesehatan yang disebabkan oleh pekerjaan. Selain itu, kecelakaan kerja dimana pekerja
akan mendapat perawatan dari klinik terdekat dengan biaya dari perusahaan, namun
tetap memperhatikan tingkat parahnya kecelakaan, yaitu maksimal 0,24% dari upah
sebulan.
d) Pemberian tunjangan meliputi cuti tahunan diberikan selama 10 hari per tahun beserta
tunjangannya dan hari raya yang besarnya satu bulan dari gaji pokok.
e) Pemberian santunan kepada pekerja atau keluarga yang meninggal dan yang berhak
menerimanya adalah suami atau istri, anak dan orang tua dengan jumlah santunan
sebesar satu bulan dari gaji pokok.
Selain itu, pelaksanaan pengupahan pada IKM XYZ bukan hanya pada jumlah upah yang
diberikan, namun juga pada sistem pengupahan yang fleksibel dengan komponen upah
variabel, dimana besarnya upah yang diberikan tergantung pada kondisi perusahaan dan
prestasi kerja masing-masing pekerja (Simanjuntak, 1995).
b. Kepuasan pekerja terhadap upah
Adanya perbedaan usia antara para pekerja dan lamanya masa kerja mengakibatkan
adanya perbedaan kepuasan antara pekerja yang sudah berkeluarga dengan pekerja lajang dan
perbedaan kepuasan antara pekerja lama dengan pekerja baru. Tingkat kepuasan dapat
dianggap sebagai wujud dan gambaran tingkat kesejahteraan pekerja. Tingkat kepuasan
kelompok pekerja di IKM XYZ dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Tingkat kepuasan kelompok pekerja di IKM XYZ
Kelompok jabatan
Jumlah pekerja
Mandor
3
Pekerja senior
12
Pekerja yunior
9
Rataan kepuasan seluruh pekerja
*) tingkat kepuasan : 1 : sangat kurang puas
2 : kurang puas
3 : cukup puas

Tingkat kepuasan rata-rata*
3,30
2,69
2,91
2,97
4 : memuaskan
5 : sangat puas

Dari hasil perhitungan tingkat kepuasan (Tabel 1), diperoleh nilai tingkat kepuasan 2,97
atau mendekati 3, yang menunjukkan bahwa upah dan komponen upah yang telah diberikan
perusahaan mendekati kepuasan yang diharapkan pekerja secara rataan. Selain itu, pemberian
upah, serta komponennya yang dilakukan IKM XYZ kepada para pekerja diharapkan dapat
memberikan kesejahteraan dan selanjutnya diharapkan dapat menimbulkan semangat, serta
dorongan kerja yang tinggi yang pada akhirnya mampu meningkatkan produktivitas kerja kepada
perusahaan (Tabel 2). Sebagai ilustrasi, tingkat produktivtas kerja para pekerja diperoleh dengan
cara mengukur perbandingan antara jumlah total produksi yang dihasilkan dengan total modal
dan jumlah pekerja yang telah dipergunakan dalam produksi dalam satu tahun tertentu (Ishiwara,
1990).
Tabel 2. Tingkat produktivitas pekerja pada tahun 2000-2002
Output
Produktivitas*
Kenaikan
produk
(a)
(b)
(c)
(e=ti/to)
d=a/b+c/(b+a)
2000
204.000.000
20
40.800
10.200.000,000199
2001
495.000.000
23
66.000
21.521.739,000133
110,99%
2002
945.750.000
24
94.500
39.406.250,000099
83,10%
*) standar tahun (to) bersifat tidak tetap/bergerak untuk menentukan persentase kenaikan
berikutnya (ti, d=1, 2, ... n)
Output : jumlah total barang yang dihasilkan dalam waktu satu tahun
Modal : jumlah total modal yang dikeluarkan untuk usaha dalam waktu satu tahun
Pekerja : jumlah tenaga kerja pada satu tahun tertentu
Tahun

Modal

Pekerja

Dari Tabel 2 terlihat bahwa ada kenaikan modal dan jumlah pekerja pada setiap tahun.
Peningkatan yang paling tinggi dari tahun 2001 ke 2002, dengan jumlah pekerja 24 orang dan
kenaikan jumlah modal Rp. 450.750.000 diakibatkan adanya perubahan Peraturan Pemerintah
tentang UMP yang cukup tinggi, yaitu dari Rp. 344.257 menjadi Rp. 590.000. Hal ini membuat

Jurnal MPI Vol. 3 No. 2. September 2008

6
para pengusaha IK termasuk IKM XYZ berniat menaikkan tingkat produksinya agar dapat
mengembangkan perusahaan yang pada akhirnya dapat memberikan upah yang memadai,
sesuai keputusan peraturan pemerintah tentang kenaikan tingkat UMP. Selain itu, pada Tabel 2
ditunjukkan bahwa jumlah produktivitas dari tahun 2000 hingga 2002 mengalami kenaikan yang
berfluktuasi. Hal ini menunjukkan bahwa dengan bertambahnya tingkat modal dan pekerja, maka
mengakibatkan kenaikan pada hasil produksi, tetapi tidak bersifat proporsional atau dengan kata
lain kenaikan modal dan jumlah pekerja yang terlalu besar hanya menaikkan output secara relatif
(tidak proporsional).
c.

Hubungan antara upah dan kesejahteraan para pekerja
Dari data yang dianalisis didapatkan bahwa rata-rata pengaruh upah pokok dan komponen
upah terhadap kesejahteraan yang dijabarkan melalui tingkat kepuasan para pekerja IKM
pakaian jeans XYZ memiliki korelasi -0,160, maka dengan menggunakan koefisien uji non
parametrik Rank Spearman pada n=24, didapatkan hitung data statistik ada di bawah nol (Ts