PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH

ESAI PENGEMBANGAN LOKAL
NUR RATNA MUKTI
21040110120022
PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH
MELALUI PENDEKATAN KLASTER
Di dalam tulisan ini penulis akan menyampaikan suatu opini bahwa
perekonomian daerah dapat ditingkatkan dengan cara mengembangkan
industri – industri kecil menengah (IKM) yang ada di daerah tersebut. Hal ini
yang sekarang banyak dipikirkan oleh pemerintah daerah di Indonesia. Oleh
karena itu munculah suatu konsep pengembangan potensi lokal melalui
pendekatan klaster industri kecil menengah untuk dapat mencapai tujuan
tersebut.
Menurut BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi), klaster
industri merupakan kelompok usaha spesifik yang dihubungkan oleh
jaringan mata rantai proses penciptaan / peningkatan nilai tambah, baik
melalui hubungan bisnis maupun non bisnis. Adanya pengembangan klaster
industri, merupakan solusi yang dinilai paling efektif dalam pengembangan
ekonomi lokal suatu daerah. Sebab dengan pengembangan klaster industri,
berarti mengembangkan industri yang bersifat luas (broad base) dan
terfokus (spesialisasi) pada jenis-jenis produk yang berpeluang memiliki
daya saing internasional yang tinggi di pasar domestik dan global. Sehingga

daerah tersebut memiliki daya saing tersendiri terhadap daerah lain. (BPPT)
Sektor industri kecil dan menengah dinilai dapat meningkatkan
perekonomian daerah sejak tahun 1970-an dimana muncul krisis ekonomi di
Indonesia ini. Krisis ekonomi yang muncul menjadikan efek yang buruk bagi
perekonomian di Indonesia, khususnya industri besar. Namun hal itu tidak
berpengaruh pada industri kecil menengah, dimana IKM tersebut justru
mengalami peningkatan. Oleh karena itu peluang tersebut muncul untuk
meningkatkan produktifitas IKM untuk meningkatkan perekonomian daerah.
Indonesia ini memiliki industri kecil menengah yang jumlahnya banyak,
sesuai dengan data dari BPS bahwa industri kecil menengah mendominasi
struktur industri di Indonesia. Sehingga jika dikembangkan secara intensif
dan berkelanjutan, cepat atau lambat hal tersebut dapat meningkatkan
perekonomian masyarakat. Industri kecil menengah ini merupakan industri
berbasis masyarakat, artinya diproduksi dan dikelola oleh masyarakat, maka
hasil yang akan diperoleh pun berdampak langsung pada masyarakat. Jika di
setiap daerah IKM dikembangkan secara baik, maka tak ayal perekonomian
masyarakat meningkat, yang akhirnya pendapatan daerah pun meningkat.
Alferd Marshall juga telah melihat potensi klater industri yang di dalamnya
terdapat IKM dapat mendorong pertumbuhan ekonomi suatu negara.
Oleh

karena
itu,
pemerintah
mengusulkan
konsep
untuk
mengembangkan industri kecil menengah tersebut, salah satunya melalui
klaster industri ini. Klaster digunakan karena sebagian besar IKM tersebut

cenderung mengelompok di dalam wilayah tertentu. Ada berbagai macam
jenis klaster industri khususnya di Jawa Tengah seperti klaster batik di
Pekalongan, klaster ukiran kayu di Jepara, klaster industri knalpot di
Purbalingga, klaster industri meubel di Blora dan sebagainya.
Klaster tidak hanya ada pengelompokan industri – industri tersebut,
tapi harus ada keterkaitan. Yaitu keterkaitan antara industri inti dengan
industri terkait, industri pemasok, industri pendukung, dan pembeli, yang
kesemuanya didukung oleh institusi pendukung. Namun tidak semua klaster
dapat berjalan sebagaimana yang diharapkan. Di sinilah yang terkadang
membuat klaster industri kecil di Indonesia kurang berkembang, yaitu
karena kurangnya koordinasi antar industri dan kurangnya pelibatan

pemerintah dalam pengembangan klaster. Pemerintah cenderung lepas
tangan. setelah menciptakan klaster - klaster industri, pemerintah kurang
mengontrol keberjalanan industri ini. Selain itu kurangnya inovasi juga
berpengaruh pada tidak optimalnya klaster, sehingga klaster yang telah
terbentuk kurang bersaing di pasar. Misalnya yang sering terjadi yaitu
barang produksi lokal tergerus oleh adanya barang-barang dari luar.
Sehingga, agar pengembangan klaster dapat optimal, diharuskan
peran dari berbagai pihak. Pemerintah perlu mendorong adanya teknologi
baru sebagai inovasi di dalam industri kecil menengah tersebut, agar proses
produksi pun dapat meningkat baik secara kuantitas dan kualitas, sehingga
dapat bersaing di pasar baik nasional maupun internasional. Sedangkan
yang kini ada di lapangan bahwa hasil produksi klaster kurang bersaing di
pasar, namun justru saling bersaing antar industri di dalam suatu klaster
tersebut. Hal ini contohnya seperti pada klaster batik Pekalongan atau
klaster Cibaduyut. Sehingga diperlukan pemahaman kembali kepada setiap
aktor yang terlibat dalam klaster agar bekerja bersama-sama tanpa saling
menjatuhkan. Dengan demikian tercipta suatu klaster IKM yang produktif,
dapat bersaing di pasar nasional dan internasional tanpa saling
menjatuhkan satu sama lain. Jika hal demikian bisa terjadi maka klaster IKM
dapat berkembang, sehingga masyarakat yang terlibat langsung pun ikut

merasakan dampaknya. Sehingga jika setiap daerah menerapkan
pendekatan semacam ini, maka seluruh daerah bisa jadi mengalami
peningkatan perekonomian.
Dengan demikian, jelaslah sudah bahwa perekonomian suatu daerah
dapat mengalami peningkatan melalui cara mengembangkan kembali
klaster – klaster industri kecil dan menengah. Dengan catatan, perlu
pelibatan banyak aktor yang fokus menjalankan pengembangan IKM
tersebut.