Interferensi Bahasa Jawa Dalam Pembacaan Al-Qur`An Juz 30 Oleh Anak-Anak Di Kel.Sentang, Kec.Kisaran Timur, Asahan Chapter III V

BAB III
METODE PENELITIAN
2.7 Lokasi dan Waktu Penelitian
2.7.2 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini berada di Kel.Sentang, Kec.Kisaran Timur,
Kab.Asahan. Bertempat di Masjid Amaliyah lk. IV, di kediaman bapak
Syamsul lk.IV, dan di kediaman ibu Lia lk.IV, dikediaman ibu Rumini
lk.IV, dan dikediaman ibu Suliani lk. V.
3.1.2 Waktu Penelitian
No Nama Kegiatan

Bulan Ke
1

1

Persiapan

2

Pengumpulan


2

3

4

5

xxxx

xxxx

6

xxxx
xxxx

Data
3


Pengolahan Data

4

Perumusan Awal

4

Penyusunan

xxxx

xxxx

xxxx

Laporan Akhir

2.8 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan ( Field Research) dan
termasuk dalam penelitian kualitatif. Bogdan dan Taylor (1992: 21-22)
menjelaskan bahwa penelitian kualitatif adalah salah satu prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan
dan perilaku orang-orang yang diamati. Pendekatan kualitatif diharapkan
mampu menghasilkan uraian yang mendalam tentang ucapan, tulisan, dan
atau perilaku yang dapat diamati dari suatu individu, kelompok,

Universitas Sumatera Utara

masyarakat, dan atau organisasi tertentu dalam suatu setting konteks
tertentu yang dikaji dari sudut pandang yang utuh, komprehensif, dan
holistik.
Adapun data penelitian ini berupa bahasa Arab lisan yang
diucapkan oleh anak-anak suku Jawa dalam pembelajaran Iqra` dan al
qur`an di Sentang, Kec.Kisaran Timur, Asahan

2.9 Papulasi dan Sample
Populasi didefenisikan sebagai keseluruhan subjek penelitian.
Sedangkan sample bermakna sebagian atau wakil populasi yang diteliti.

Dinamakan

penelitian

sample

apabila

kita

bermaksud

untuk

menggenerealisasikan hasil penelitian sample (Arikunto,2006: 115-117)
Menurut Arikunto (2006: 120) apabila subjeknya kurang dari 100
orang, maka lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan
penelitian populasi. Tetapi subjeknya besar, dapat diambil 10-15% atau
20-25%.
Anak-anak


dalam

pembelajaran

Iqra`

dan

al-Qur`an

di

Kel.Sentang, Asahan berusia 6-12 tahun berjumlah 300 orang. Dari jumlah
ini peneliti mengambil subjeknya sebanyak 30 orang.
Oleh sebab itu, karena subjek berjumlah 30 orang serta kurang dari
100 orang maka diambil semua sehingga penelitiannya merupakan
penelitian sample. Sedangkan populasinya adalah anak-anak dalam
pembelajaran Iqra` dan al-Qur`an berusia 6-12 tahun penutur bahasa Jawa
sebagai bahasa Ibu.


2.10 Teknik Pengumpulan Data
2.10.2

Metode Lapangan

Metode yang dimaksud dalam hal ini , data diperoleh melalui
interaksi langsung di lapangan dengan menggunakan teknik-teknik
sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

a. Teknik Rekam
Dalam memperoleh data berupa bahasa Arab lisan yang diucapkan
oleh anak-anak suku jawa di Kel.Sentang, Kec.Kisaran Timur,
Asahan dalam pembacaan surah-surah pendek Juz 30, peneliti
memberikan bacaan berupa kata-kata yang ada dalam ayat-ayat
surah pendek Juz `30 yang mengandung bunyi-bunyi konsonan
‫[ﺙ‬θ], ‫[ ﺫ‬ð], ‫[ ﺡ‬ħ], ‫[ ﺥ‬x], ‫[ ﺵ‬ʃ], ‫[ ﺹ‬ʂ], ‫[ ﺽ‬ɖ], ‫[ ﻉ‬ʕ], ,‫[ ﻍ‬ɤ], ‫[ ﻅ‬ʑ], , ‫ﻁ‬
[ʈ], ‫[ ﻕ‬q] dan ‫[ﻑ‬f]. Dalam hal ini peneliti melakukan rekaman

dengan menggunakan alat rekam (tape recording).
b. Teknik Simak
Disebut metode simak karena dilakukan dengan menyimak
pengguna bahasa. Setelah diperoleh data rekaman, peneliti
menyimak hasil rekaman bacaan dari potongan kata-kata dalam Juz
30 informan secara berulang-ulang.

2.11 Analisis Data
Metode yang peneliti gunakan dalam menganalisis data adalah metode
deskriptif analisis. Menurut Arikunto (2007:234) penelitian deskriptif merupakan
penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status
suatu gejala yang ada yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat
penelitian dilakukan. Tujuan metode deskriptif adalah untuk menggambarkan
secara sistematik dan fakta yang akurat dan karakteristik mengenai populasi atau
bidang tertentu (Azwar,2010: 6-7)
Langkah-langkah kerja dalam penelitian:
1. Mengumpulkan data referensi yang berkaitan dengan judul
2. Membaca dan memahami referensi berupa buku-buku yang berkaitan
dengan judul
3. Mengadakan observasi di lapangan

4. Menyusun proposal penelitian

Universitas Sumatera Utara

5. Observasi kembali untuk mengambil data
6. Mengklasifikasikan data
7. Menganalisis data
8. Menyusun hasil secara sistematis dalam laporan ilmiah berupa skripsi
Dalam menganalisis data ini peneliti menggunakan pedoman transliterasi
Arab latin oleh SKB Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
RI No. 158/1987 dan No. 0543 b/U/1987 tertanggal 22 Januari 1988. Dalam
memindahkan lambang bunyi vokal dan konsonan bahasa Arab peneliti
menggunakan trankripsi fonetik IPA ( International Phonetic Alphabet )

Universitas Sumatera Utara

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1


Hasil
Berdasarkan inventori bunyi konsonan BA dan BJ, peneliti memperoleh

adanya bunyi-bunyi konsonan BA yang tidak ada dalam inventori bunyi konsonan
BJ. Adapun bunyi-bunyi konsonan tersebut adalah:
1. Bunyi konsonan hambat atau stop (‫ )ﻭﻗﻔﻴﺔ‬/waqfiyah/ : ‫ﻕ‬, ‫ﻁ‬, ‫ﺽ‬,[q, ʈ, ɖ]
2. Bunyi konsonan frikatif atau geseran (‫ )ﺍﺣﺘﻜﺎﻛﻲ‬/iḥtikākiy/ : ‫ﺙ‬, ‫ﺫ‬, ‫ﺡ‬, ‫ﺥ‬, ‫ﺵ‬,
‫ﺹ‬, ‫ﻉ‬, ,‫ﻅ ﻍ‬, ‫[ ﻑ‬θ, ð, ħ, x, ʃ, ʂ, ʕ, ɤ, ʑ, f]
Oleh karena itu, dalam melaksanakan perekaman, peneliti merekam
informan melalui bacaan berupa potongan-potongan kata dari ayat Al Qur`an
dalam Juz 30yang mengandung bunyi konsonan ‫[ﺙ‬θ], ‫[ ﺫ‬ð], ‫[ ﺡ‬ħ], ‫[ ﺥ‬x], ‫[ ﺵ‬ʃ], ‫ﺹ‬
[ʂ], ‫[ ﺽ‬ɖ], ‫[ ﻉ‬ʕ], ,‫[ ﻍ‬ɤ], ‫[ ﻅ‬ʑ], , ‫[ ﻁ‬ʈ],‫[ ﻕ‬q].
Berdasarkan hasil rekaman dari pengucapan kata-kata BA pada ayat-ayat
yang terdapat dalam Juz `amma oleh anak-anak penutur BJ, peneliti menemukan
adanya interferensi fonologi BJ dalam pengucapan berupa potongan-potongan
kata dalam ayat-ayat Juz `amma.
Adapun bunyi-bunyi konsonan yang mengalami interferensi adalah:
1. Bunyi konsonan ‫[ ﺽ‬ɖ] ,(‫ﻣﺠﻬﻮﺭ‬


‫ )ﻭﻗﻔﻲ ﺍﺳﻨﺎﻧﻲ ﻣﻔﺨﻢ‬waqfiy`asnāniy

mufakhkham majhūr atau stop dental velar bersuara yang berdistribusi di
awal kata, tengah kata, dan akhir kata .
2. Bunyi konsonan ‫[ ﻕ‬q] , (‫ )ﻭﻗﻔﻲ ﺣﻠﻘﻲ ﻣﻬﻤﻮﺱ‬waqfiy halqiy mahmūs atau stop
uvular tak bersuara yang berdistribusi di awal kata, di tengah kata, dan
akhir kata .

Universitas Sumatera Utara

3. Bunyi konsonan ‫[ ﻁ‬ʈ],(
mufakhkham

mahmūs

‫ ) ﻭﻗﻔﻲ ﺍﺳﻨﺎﻧﻲ ﻣﻔﺨﻢ ﻣﻬﻤﻮﺱ‬waqfi

`asnaniy

atau stop dental velar tak bersuara yang


berdistribusi yang berdistribusi di awal kata, tengah kata, dan akhir kata .
4. Bunyi konsonan ‫[ ﺙ‬θ] ,(‫ )ﺍﺣﺘﻜﺎﻛﻲ ﺑﻴﻦ ﺍﺳﻨﺎﻧﻲ ﻣﻬﻤﻮﺱ‬iḥtikākiy bayna `asnāniy
mahmūs atau frikatif interdental tak bersuara yang berdistribusi di awal
kata, tengah kata, dan akhir kata .
5. Bunyi konsonan ‫[ﺡ‬ħ], (‫ )ﺍﺣﺘﻜﺎﻛﻲ ﺣﻠﻘﻲ ﻣﻬﻤﻮﺱ‬iḥtikākiy ḥalqiy mahmūs atau
frikatif faringal tak bersuara yang berdistribusi di awal kata, tengah kata
dan akhir kata .
6. Bunyi konsonan ‫[ ﺫ‬ð] , (‫ )ﺍﺣﺘﻜﺎﻛﻲ ﺑﻴﻦ ﺍﺳﻨﺎﻧﻲ ﻣﺠﻬﻮﺭ‬iḥtikākiy bayna `asnāniy
majhūr atau frikatif interdental bersuara yang berdistribusi di awal kata,
tengah kata dan akhir kata .
7. Bunyi konsonan ‫[ ﺥ‬x] , (‫ )ﺍﺣﺘﻜﺎﻛﻲ ﻁﺒﻘﻲ ﻣﻬﻤﻮﺱ‬iḥtikākiy ṭabaqiy mahmūs
atau frikatif velar tidak bersuara yang berdistribusi di awal kata, dan
tengah kata.
8. Bunyi konsonan ‫[ ﺵ‬ʃ] , (‫ ) ﺍﺣﺘﻜﺎﻛﻲ ﻟﺜﻮﻱ ﻣﻬﻤﻮﺱ‬iḥtikākiy lișșawiy mahmūs
atau frikatif alveo palatal tidak bersuara yang berdistribusi di awal kata,
tengah kata, dan akhir kata.
9. Bunyi konsonan ‫[ ﺹ‬ʂ]

,

(‫ )ﺍﺣﺘﻜﺎﻛﻲ ﻣﻔﺨﻢ ﻣﻬﻤﻮﺱ‬iḥtikākiy mufakhkham

mahmūs atau frikatif velar tidak bersuara yang berdistribusi di awal kata,
dan tengah kata.
10. Bunyi konsonan ‫[ﻉ‬ʕ] , (‫ )ﺍﺣﺘﻜﺎﻛﻲ ﺣﻠﻘﻲ ﻣﺠﻬﻮﺭ‬iḥtikākiy halqiy majhūr atau
frikatif faringal bersuarayang berdistribusi di awal kata, tengah kata dan
akhir kata.
11. Bunyi konsonan ‫[ﻍ‬ɤ] , (‫ )ﺍﺣﺘﻜﺎﻛﻲ ﻁﺒﻘﻲ ﻣﺠﻬﻮﺭ‬iḥtikakiy tabaqiy majhūr atau
frikatif velar bersuara yang berdistribusi di awal kata, tengah kata, dan
akhir kata.
12. Bunyi konsonan ‫[ ﻅ‬ʑ] ,(‫ )ﺍﺣﺘﻜﺎﻛﻲ ﻣﻔﺨﻢ ﻣﺠﻬﻮﺭ‬iḥtikākiy mufakhkham majhūr
atau frikatif velar bersuara yang berdistribusi di awal kata, tengah kata,
dan akhir kata.

Universitas Sumatera Utara

13. Bunyi konsonan‫ [ ﻑ‬f ] , (‫ )ﺍﺣﺘﻜﺎﻛﻲ ﺷﻔﻮﻱ ﺍﺳﻨﺎﻧﻲ ﻣﻬﻤﻮﺱ‬iḥtikakiy syafawiy
asnaniy mahmūs atau frikatif labio dental tidak bersuara.
4.2

Pembahasan
Untuk melihat bagaimana terjadinya proses interferensi fonologi BJ dalam
BAQ yang dibaca oleh anak-anak pembelajar Iqra` dan Al Qur`an di
Kel.Sentang, Asahan melalui kata-kata dalam ayat-ayat yang terdapat dalam
Juz `amma serta di mana saja distribusi bunyi-bunyi konsonan BA yang
mengalami interferensi fonologi BJ dalam BAQ yang dibaca oleh anak-anak
pembelajar Iqra` dan Al Qur`an di Kel.Sentang, Asahan. Dapat dijelaskan
dilihat dalam pembahasan berikut ini.

4.2.1

Interferensi fonologi BJ dalam pengucapan bunyi konsonan hambat
atau stop (‫ )ﻭﻗﻔﻴﺔ‬/waqfiyah/

4.2.1.1 Interferensi BJ dalam pengucapan konsonan ‫[ ﺽ‬ɖ] ‫ﻭﻗﻔﻲ ﺍﺳﻨﺎﻧﻲ ﻣﺠﻬﻮﺭ‬
‫ ﻣﻔﺨﻢ‬/waqfiy`asnāniy mufakhkham majhūr/ (stop dental velarized
bersuara) sebagai berikut :

Di awal

Di tengah

BAQ

BJ

Arti

Q.S

‫ﺿﺤﻬﺎ‬

‫ﺩﺣﻬﺎ‬

‘terang

(Q.S 91)

[ɖuħa:ha:]

[ḍ uħa:ha:]

benderang’

‫ﻭﺍﻟﺸﻤﺲ ﻭﺿﺤﻬﺎ‬

‫ﺿﺎﺣﻜﺔ‬

‫ﺩﺍﺣﻜﺔ‬

‘tertawa’

(Q.S : 80)

[ɖa:ħikatun]

[ḍa:ħikatun]

‫ﺿﺒﺤﺎ‬

‫ﺩﺑﺤﺎ‬

[ɖabħa:n]

[ḍabħa:n]

‫ﺑﻀﻨﻴﻦ‬

‫ﺑﺪﻧﻴﻦ‬

[biɖani:nin]

[biḍani:nin]

‫ﺗﻀﻠﻴﻞ‬

‫ﺗﺪﻟﻴﻞ‬

[taɖli:lin]

[taḍli:lin]

‫ﺭﺍﺿﻴﺔ‬

‫ﺭﺍﺩﻳﺔ‬

[ra:ɖiyatun]

[ra:ḍiyatun]

‫ﺿﺎﺣﻜﺔ ﻣﺴﺘﺒﺸﺮﺓ‬
‘terengah-engah’

(Q.S :100)
‫ﻭﺍﻟﻌﺪﻳﺖ ﺿﺒﺤﺎ‬

‘menerangkan’

(Q.S : 81 )
‫ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻐﻴﺐ ﺑﻀﻨﻴﻦ‬.......

‘sia-sia’

(Q.S :105)
‫ﻛﻴﺪﻫﻢ ﻓﻲ ﺗﻀﻠﻴﻞ‬......

‘merasa senang’

(Q.S : 88)
‫ﻟﺴﻌﻴﻬﺎ ﺭﺍﺿﻴﺔ‬

Universitas Sumatera Utara

Di akhir

‫ﻳﻘﺾ‬

‫ﻳﻘﺪ‬

[yaqɖi]

[yaqḍi]

‫ﻳﺤﺾ‬

‫ﻳﺤﺪ‬

[yaħuɖɖu]

[yaħuḍḍu]

‫ﻳﺮﺿﻰ‬

‫ﻳﺮﺩﻯ‬

‘mendapat

(Q.S : 92)

[yarɖa:]

[yarḍa:]

kepuasan’

‫ﻭﻟﺴﻮﻑ ﻳﺮﺿﻰ‬

‘melaksanakan’

(Q.S : 80)
‫ﻛﻼ ﻟﻤﺎ ﻳﻘﺾ ﻣﺎ ﺃﻣﺮﻩ‬

‘menganjurkan’

(Q.S :107)
...‫ﻭﻻ ﻳﺤﺾ ﻋﻠﻰ‬

Pada data di atas terlihat adanya interferensi fonologi BJ dalam
pengucapan bunyi konsonan ‫[ ﺽ‬ɖ] ‫ﻣﺠﻬﻮﺭ‬

‫ ﻭﻗﻔﻲ ﺍﺳﻨﺎﻧﻲ ﻣﻔﺨﻢ‬/waqfiy`asnāniy

mufakhkham majhūr/ (stop dental velar bersuara) yang berdistribusi di awal kata,
di tengah kata dan di akhir kata diucapkan menjadi bunyi konsonan [ḍ] apiko
dental oleh penutur BJ.
Dalam BA bunyi konsonan ‫[ ﺽ‬ɖ] ‫ ﻭﻗﻔﻲ ﺍﺳﻨﺎﻧﻲ ﻣﻔﺨﻢ ﻣﺠﻬﻮﺭ‬/waqfiy`asnāniy
mufakhkham majhūr/ (stop dental velar bersuara) adalah bunyi yang dihasilkan
oleh ujung lidah yang bersentuhan dengan lengkung kaki gigi depan atas, dan
belakang lidah juga dinaikkan hampir menyentuh langit-langit lunak, sedangkan
pita suara pada saat itu terbuka sedikit sehingga udara mengalami getaran.
Sedangkan bunyi [ḍ] apiko dental tidak bersuara dalam BJ yaitu bunyi
yang dihasilkan oleh ujung lidah dan gigi atas, diucapkan dengan cara
menghambat arus udara dari paru-paru secara penuh, kemudian dilepaskan secara
tiba-tiba dengan disertai aspirasi, tetapi pita suara tidak ikut bergetar.
Dalam proses interferensi ini terlihat adanya perubahan artikulasi bunyi
konsonan ‫[ ﺽ‬ɖ] yang berada pada ujung lidah bersentuhan dengan lengkung kaki
gigi depan atas dan belakang lidah hampir menyentuh langit-langit lunak berubah
menjadi hambatan ujung lidah menyentuh gigi atas, terlihat adanya perbedaan
letak artikulasi.
Dengan adanya interferensi BJ pada bunyi konsonan ‫ﻭﻗﻔﻲ ﺍﺳﻨﺎﻧﻲ ﻣﻔﺨﻢ ﻣﺠﻬﻮﺭ‬
/waqfiy`asnāniy mufakhkham majhūr/ (stop dental velar bersuara) : ‫[ ﺽ‬ɖ] dalam

Universitas Sumatera Utara

BA yang berdistribusi di awal kata ‫[ﺿﺎﺣﻜﺔ‬ɖa:ħikatun] ‘tertawa’ menjadi ‫ﺩﺍﺣﻜﺔ‬
[ḍa:ħikatun], demikian juga dengan konsonan ‫[ ﺽ‬ɖ] yang berdistribusi di tengah
kata ‫[ ﺗﻀﻠﻴﻞ‬taɖli:l] `sia-sia` menjadi ‫[ ﺗﺪﻟﻴﻞ‬taḍli:lin] ‘kesenangan’ , ‫[ ﺭﺍﺿﻴﺔ‬ra:ɖiyah]
`memuaskan` menjadi ‫[ ﺭﺍﺩﻳﺔ‬ra:ḍiyatun] , dan bunyi konsonan ‫[ ﺽ‬ɖ]

yang

berdistribusi di akhir kata ‫[ ﻳﺤﺾ‬yaħuɖɖu] `mendorong` menjadi ‫[ ﻳﺤﺪ‬yaħuḍḍu]
‘batas’ , dalam hal ini terlihat bahwa interferensi fonologi BJ ke dalam BA
mengalami perubahan makna dan hilangnya makna.
‫ ﻭﻗﻔﻲ ﺍﺳﻨﺎﻧﻲ ﻣﻔﺨﻢ‬/waqfiy`asnāniy mufakhkham

Bunyi konsonan ‫ﻣﺠﻬﻮﺭ‬

majhūr/ (stop dental velar bersuara) : ‫[ ﺽ‬ɖ] merupakan bunyi konsonan yang
tidak ada dalam struktur bunyi BJ sehingga informan menggantinya dengan bunyi
konsonan dalam BJ yang memiliki artikulasi berdekatan dengan bunyi konsonan
‫[ ﺽ‬ɖ]

dalam BA. Selain itu, hal ini terjadi karena tidak ada pengetahuan

informan tentang titik artikulasi dalam pengucapan bunyi konsonan hambat atau
stop (‫ )ﻭﻗﻔﻴﺔ‬/waqfiyah/ ‫[ ﺽ‬ɖ]. Kurangnya latihan bagi informan dikarenakan
pengajar atau pendidik yang kurang melatih informan dan dikarenakan informan
malas mengulang di rumah dalam mengucapkan bunyi konsonan BA ‫ﻭﻗﻔﻲ ﻣﺠﻬﻮﺭ‬
‫ ﺍﺳﻨﺎﻧﻲ ﻣﻔﺨﻢ‬/waqfiy`asnāniy mufakhkham majhūr/ (stop dental velar bersuara) : ‫ﺽ‬
[ɖ]
4.2.1.2 Interferensi fonologi BJ dalam pengucapan konsonan ‫[ ﻕ‬q] ‫ﻣﻬﻤﻮﺱ‬
‫ ﻭﻗﻔﻲ ﺣﻠﻘﻲ‬/waqfiy halqiy mahmūs/ (stop uvular tak bersuara) sebagai
berikut:

Di awal

Di tengah

BAQ

BJ

Arti

Q.S

‫ﻗﻌﻮﺩ‬

‫ﻛﻌﻮﺩ‬

‘duduk’

( Q.S : 85)

[qu ʕu:dun]

[ku ʕu:dun]

‫ﻗﺮﺉ‬

‫ﻛﺮﺉ‬

[quriʔa]

[kuriʔa]

‫ﻗﺘﻞ‬

‫ﻛﺘﻞ‬

[qutila]

[kutila]

‫ﻟﻘﺎﺩﺭ‬

‫ﻟﻜﺎﺩﺭ‬

‫ﺇﺫﻫﻢ ﻋﻠﻴﻬﺎ ﻗﻌﻮﺩ‬
‘dibacakan’

(Q.S : 84)
....‫ﻭﺇﺫﺍ ﻗﺮﺉ ﻋﻠﻴﻬﻢ‬

‘celakalah’

(Q.S : 80)
‫ﻗﺘﻞ ﺍﻹﻧﺴﺎﻥ ﻣﺎ ﺃﻛﻔﺮﻩ‬

‘mengembalikan’

(Q.S : 86)

Universitas Sumatera Utara

Di akhir

‫ﻋﻠﻰ ﺭﺟﻌﻪ ﻟﻘﺎﺩﺭ‬.....

[laqa:dirun]

[laka:dirun]

‫ﻣﻴﻘﺎﺗﺎ‬

‫ﻣﻴﻜﺎﺗﺎ‬

‘yang telah

(Q.S : 78)

[miqa:tan]

[mika:tan]

ditetapkan’

‫ﻳﻮﻡ ﺍﻟﻔﺼﻞ ﻛﺎﻥ ﻣﻴﻘﺎﺗﺎ‬.....

‫ﻳﻘﺾ‬

‫ﻳﻜﺾ‬

‘melaksanakan’

(Q.S : 80)

[yaqɖi]

[yakɖi]

‫ﺭﺣﻴﻖ‬

‫ﺭﺣﻴﻚ‬

‘khamar tidak

(Q.S : 83)

[raħi:qin]

[raħi:kin]

memabukkan’

‫ﻣﻦ ﺭﺣﻴﻖ ﻣﺨﺘﻮﻡ‬....

‫ﺑﺎﻷﻓﻔﻖ‬

‫ﺑﺎﻷﻓﻔﻚ‬

‘di ufuk’

(Q.S : 81)

[bil ʔufuqi]

[bilʔufuki]

‫ﺳﺒﻘﺎ‬

‫ﺳﺒﻜﺎ‬

[sabqa:n]

[sabka:n]

‫ﻛﻼ ﻟﻤﺎ ﻳﻘﺾ ﻣﺎ ﺃﻣﺮﻩ‬

‫ﺭءﺍﻩ ﺑﺎﻷﻓﻖ ﺍﻟﻤﺒﻴﻦ‬.....
‘mendahului’

(Q.S : 79)
‫ﻓﺎﻟﺴﺒﻘﺎﺕ ﺳﺒﻘﺎ‬

Pada data di atas terlihat adanya interferensi fonologi BJ dalam
pengucapan bunyi konsonan ‫[ ﻕ‬q] ‫ ﻭﻗﻔﻲ ﺣﻠﻘﻲ ﻣﻬﻤﻮﺱ‬/waqfiy halqiy mahmūs/ (stop
uvular tak bersuara) yang berdistribusi di awal kata, tengah kata dan akhir kata
diucapkan menjadi bunyi konsonan [k] dorso velar oleh penutur BJ.
Dalam BA bunyi konsonan ‫[ ﻕ‬q] ‫ ﻭﻗﻔﻲ ﺣﻠﻘﻲ ﻣﻬﻤﻮﺱ‬/waqfiy halqiy mahmūs/
(stop uvular tak bersuara) adalah bunyi konsonan ini dihasilkan oleh akar lidah
yang bersetuhan dengan langit-langit lunak dan anak tekak, ketika itu udara yang
keluar dari paru-paru terhambat pada titik artikulasinya, kemudian akar lidah
dilepas dari titik sentuhnya maka udara keluar lalu diikuti oleh pita suara yang
terbuka dan tidak bergetar.
Sedangkan bunyi konsonan [k] dorso velar tak bersuara dalam BJ yaitu
bunyi yang diucapkan dengan hambatan pada pangkal lidah dan langit-langit
lunak. Bunyi konsonan [k] diucapkan dengan menghambat arus udara dari paruparu secara rapat pada artikulasi kemudian melepaskannya secara tiba-tiba
sehingga terjadi letupan, tetapi pita suara tidak ikut bergetar.

Universitas Sumatera Utara

Dalam proses interferensi ini terlihat adanya perubahan artikulasi dari akar
lidah yang bersentuhan dengan langit-langit lunak dan anak tekak berubah
menjadi pangkal idah dan langit-langit lunak.
Dengan adanya interferensi BJ pada bunyi konsonan ‫[ ﻕ‬q] ‫ﻭﻗﻔﻲ ﺣﻠﻘﻲ ﻣﻬﻤﻮﺱ‬
/waqfiy halqiy mahmūs/ (stop uvular tak bersuara) yang berdistribusi di awal ‫ﻗﺮﺉ‬
[quriʔa] ‘dibacakan’ menjadi ‫ﻛﺮﺉ‬

[kuriʔa], demikian juga bunyi konsonan ‫ﻕ‬

[q] yang berdistribusi di tengah kata ‫ﻳﻘﻀﻰ‬

[yaqɖi:]

‘melaksanakan`

menjadi

‫[ ﻳﻜﻀﻰ‬yakɖi:] , dan bunyi konsonan ‫[ ﻕ‬q] yang berdistribusi di akhir kata ‫ﺭﺣﻴﻖ‬
[raħi:qin] ‘khamar tidak memabukkan’ menjadi ‫[ﺭﺣﻴﻚ‬raħi:kin] , dalam hal ini
terlihat bahwa interferensi fonologi BJ ke dalam BA mengalami hilangnya makna.
Bunyi konsonan ‫ ﻭﻗﻔﻲ ﺣﻠﻘﻲ ﻣﻬﻤﻮﺱ‬/waqfiy halqiy mahmūs/ (stop uvular tak
bersuara) ‫[ ﻕ‬q] merupakan bunyi konsonan yang tidak ada dalam struktur bunyi
BJ sehingga informan menggantinya dengan bunyi konsonan dalam BJ sebagai
bunyi yang memiliki artikulasi berdekatan dengan bunyi konsonan ‫[ ﻕ‬q] dalam
BA. Selain itu, hal ini terjadi karena tidak ada pengetahuan informan tentang titik
artikulasi dalam pengucapan bunyi konsonan hambat atau stop (‫ )ﻭﻗﻔﻴﺔ‬/waqfiyah/ ‫ﻕ‬
[q]. Kurangnya latihan bagi informan dikarenakan pengajar atau pendidik yang
kurang melatih informan dan dikarenakan informan malas mengulang di rumah
dalam mengucapkan bunyi konsonan BA‫ ﻭﻗﻔﻲ ﺣﻠﻘﻲ ﻣﻬﻤﻮﺱ‬/waqfiy halqiy mahmūs/
(stop uvular tak bersuara) ‫[ ﻕ‬q].
4.2.1.3 Interferensi BJ dalam pengucapan konsonan ‫[ ﻁ‬ʈ]

‫ﻭﻗﻔﻲ ﺍﺳﻨﺎﻧﻲ ﻣﻔﺨﻢ‬

‫ ﻣﻬﻤﻮﺱ‬/waqfi `asnaniy mufakhkham mahmūs/ (stop dental velarized
tak bersuara) sebagai berikut :

Di awal

Di tengah

BAQ

BJ

Arti

Q.S

‫ﻁﻮﺭ‬

‫ﺗﻮﺭ‬

‘bukit’

(Q.S : 95)

[ʈu:ri]

[tu:ri]

‫ﻁﻴﺮﺍ‬

‫ﺗﻴﺮﺍ‬

[ʈaira:n]

[taira:n]

‫ﺳﻄﺤﺖ‬

‫ﺳﺘﺤﺖ‬

‫ﻭﻁﻮﺭ ﺳﻴﻨﻴﻦ‬
‘burung’

(Q.S : 105)
‫ﻋﻠﻴﻬﻢ ﻁﻴﺮﺍ ﺃﺑﺎﺑﻴﻞ‬......

‘dihamparkan’

(Q.S : 88)

Universitas Sumatera Utara

Di akhir

[suʈiħat]

[sutiħat]

‫ﻳﻌﻄﻴﻚ‬

‫ﻳﻌﺘﻴﻚ‬

[yuʕʈi:ka]

[yuʕti:ka]

‫ﺗﻄﻠﻊ‬

‫ﺗﺘﻠﻊ‬

[taʈʈaliʕu]

[tattaliʕu]

‫ﻣﺤﻴﻂ‬

‫ﻣﺤﻴﺖ‬

[muħi:ʈun]

[muħi:tun]

‫ﺳﻮﻁ‬

‫ﺳﻮﺕ‬

[sauʈa]

[sauta]

‫ﻛﻴﻒ ﺳﻄﺤﺖ‬....
‘memberikan’

(Q.S : 93)
.....‫ﻭﻟﺴﻮﻑ ﻳﻌﻄﻴﻚ ﺭﺑﻚ‬

‘membakar’

(Q.S : 104)
‫ﺍﻟﺘﻲ ﺗﻄﻠﻊ ﻋﻠﻰ ﺍﻷﻓﺌﺪﺓ‬

‘mengepung’

(Q.S : 85)
‫ﻭﺭﺍﺋﻬﻢ ﻣﺤﻴﻂ‬.....

‘pertengahan’

(Q.S : 89)
‫ﺭﺑﻚ ﺳﻮﻁ ﻋﺬﺍﺏ‬.....

Pada data di atas terlibat adanya interferensi fonologi BJ dalam
pengucapan bunyi konsonan

‫[ ﻁ‬ʈ]

‫ ﻭﻗﻔﻲ ﺍﺳﻨﺎﻧﻲ ﻣﻔﺨﻢ ﻣﻬﻤﻮﺱ‬/waqfi `asnaniy

mufakhkham mahmūs/ (stop dental velarized tak bersuara) yang berdistribusi di
awal kata, tengah kata dan akhir kata yang diucapkan menjadi bunyi konsonan [ṭ]
apiko palatal dan [t] apiko dental oleh penutur BJ.
Dalam BA bunyi konsonan ‫[ ﻁ‬ʈ] ‫ ﻭﻗﻔﻲ ﺍﺳﻨﺎﻧﻲ ﻣﻔﺨﻢ ﻣﻬﻤﻮﺱ‬/waqfi `asnaniy
mufakhkham mahmūs/ (stop dental velar tak bersuara) adalah bunyi yang
dihasilkan dengan cara menghambat udara pada ujung lidah yang bersentuhan
dengan lengkung kaki gigi depan atas secara bersamaan lidah bagian belakang
dinaikkan hampir mencapai langit-langit lunak, udara mengalir dari paru-paru dan
terdesak pada titik artikulasi sehingga pita suara mengalami alur sempit dan
bergetar, ketika itu ujung lidah diturunkan maka udara mengaalir keluar dari
mulut .
Sedangkan bunyi konsonan [ṭ] apiko palatal dalam BJ adalah bunyi yang
diucapkan dengan menghambat udara pada ujung lidah dan langit-langit keras.
Diucapkan dengan cara menghambat secara penuh arus udara dari paru-paru,
kemudian dilepaskan secara tiba-tiba, tetapi pita suara tidak ikut bergetar.
Dalam proses interferensi terlihat adanya perubahan artikulasi dari ujung
lidah yang bersentuhan dengan lengkung kaki gigi depan atas secara bersamaan

Universitas Sumatera Utara

lidah bagian belakang dinaikkan hampir mencapai langit-langit lunak berubah
menjadi bunyi yang diucapkan dengan hambatan ujung lidah dan langit-langit
keras yang bersentuhan, sedangkan udara terhambat pada artikulasi tersebut.
Dengan adanya interferensi BJ pada bunyi konsonan ‫ﻭﻗﻔﻲ ﺍﺳﻨﺎﻧﻲ ﻣﻔﺨﻢ ﻣﻬﻤﻮﺱ‬
/waqfi `asnaniy mufakhkham mahmūs/ (stop dental velar tak bersuara) ‫[ﻁ‬ʈ] dalam
BA yang berdistribusi di awal kata ‫[ ﻁﻮﺭ‬ʈu:ri] ‘bukit’ menjadi ‫[ ﺗﻮﺭ‬tu:ri], demikian
juga bunyi konsonan

‫[ﻁ‬ʈ] yang berdistribusi di tengah kata ‫[ ﻳﻌﻄﻴﻚ‬yuʕʈi:ka]

‘memberikan’ menjadi ‫[ ﻳﻌﺘﻴﻚ‬yuʕti:ka],

dan

bunyi

konsonan

‫[ﻁ‬ʈ]

yang

berdistribusi di akhir kata ‫[ ﻣﺤﻴﻂ‬muħi:ʈun] ‘mengepung’ menjadi ‫[ ﻣﺤﻴﺖ‬muħi:tun] ,
dalam hal ini interferensi fonologi BJ ke dalam BA mengakibatkan hilangnya
makna.
Bunyi konsonan

‫ ﻭﻗﻔﻲ ﺍﺳﻨﺎﻧﻲ ﻣﻔﺨﻢ ﻣﻬﻤﻮﺱ‬/waqfi `asnaniy mufakhkham

mahmūs/ (stop dental velar tak bersuara) ‫[ ﻁ‬ʈ] merupakan bunyi konsonan yang
tidak ada dalam struktur bunyi BJ sehingga informan menggantinya dengan bunyi
konsonan dalam BJ sebagai bunyi yang memiliki artikulasi berdekatan dengan
bunyi konsonan ‫[ ﻁ‬ʈ] dalam BA. Selain itu, hal ini terjadi karena tidak ada
pengetahuan informan tentang titik artikulasi dalam pengucapan bunyi konsonan
hambat atau stop (‫ )ﻭﻗﻔﻴﺔ‬/waqfiyah/ ‫[ ﻁ‬ʈ]. Kurangnya latihan bagi informan
dikarenakan pengajar atau pendidik yang kurang melatih informan dan
dikarenakan informan malas mengulang di rumah dalam mengucapkan bunyi
konsonan BA ‫ ﻭﻗﻔﻲ ﺍﺳﻨﺎﻧﻲ ﻣﻔﺨﻢ ﻣﻬﻤﻮﺱ‬/waqfi `asnaniy mufakhkham mahmūs/ (stop
dental velar tak bersuara) ‫[ ﻁ‬ʈ].
4.2.2 Interferensi foonologi BJ dalam pengucapan Bunyi konsonan frikatif
atau geseran (‫ )ﺍﺣﺘﻜﺎﻛﻲ‬/iḥtikākiy/
4.2.2.1 Interferensi BJ dalam pengucapan bunyi konsonan ‫[ﺙ‬θ] ‫ﺍﺣﺘﻜﺎﻛﻲ ﺑﻴﻦ‬
‫ﺍﺳﻨﺎﻧﻲ ﻣﻬﻤﻮﺱ‬

‫ ﺍﺣﺘﻜﺎﻛﻲ ﺑﻴﻦ ﺍﺳﻨﺎﻧﻲ‬/iḥtikākiy bayna `asnāniy

mahmūs/

(frikatif interdental tak bersuara) sebagai berikut:
BAQ

BJ

Arti

Q.S

Universitas Sumatera Utara

Di awal

Di tengah

Di akhir

‫ﺛﺠﺎﺟﺎ‬

‫ﺳﺠﺎﺟﺎ‬

‘dengan

(Q.S : 78)

[θaʝʝa:ʝa:n]

[saʝʝa:ʝa:n]

hebatnya’

‫ﻣﺎء ﺛﺠﺎﺟﺎ‬.....

‫ﺛﺒﻮﺭﺍ‬

‫ﺳﺒﻮﺭﺍ‬

‘celakalah’

(Q.S : 84)

[θubu:ra:n]

[subu:ra:n]

‫ﺛﻘﻠﺖ‬

‫ﺳﻘﻠﺖ‬

[θaqulat]

[saqulat]

‫ﺑﻌﺜﺮ‬

‫ﺑﻌﺴﺮ‬

[buʕθira]

[buʕsira]

‫ﻭﺃﺛﺮ‬

‫ﻭﺃﺳﺮ‬

‘lebih

(Q.S : 79)

[waʔa:θara]

[waʔa:sara]

mengutamakan’

‫ﻭءﺍﺛﺮ ﺍﻟﺤﻴﻮﺓ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ‬

‫ﻏﺜﺎء‬

‫ﻏﺴﺎء‬

‘rumput’

(Q.S : 87)

[ɤuθa:ʔan]

[ɤusa:ʔan]

‫ﺗﺤﺪﺙ‬

‫ﺗﺤﺪﺱ‬

[tuħaddiθu]

[tuħaddisu]

‫ﻣﺒﺜﻮﺙ‬

‫ﻣﺒﺜﻮﺱ‬

‘yang

(Q.S : 101)

[mabθu:θ]

[mabθu:s]

bertebaran’

‫ﻛﺎﻟﻔﺮﺍﺵ ﺍﻟﻤﺒﺜﻮﺙ‬....

‫ﻳﺪﻋﻮﺍ ﺛﺒﻮﺭﺍ‬......
‘yang berat’

(Q.S : 101)
‫ﻓﺄﻣﺎﻣﻦ ﺛﻘﻠﺖ ﻣﻮﺍﺯﻳﻨﻪ‬

‘dibangkitkkan’

(Q.S : 100)
‫ﺇﺫﺍ ﺑﻌﺜﺮ ﻣﺎﻓﻰ ﺍﻟﻘﺒﻮﺭ‬....

‫ﻓﺠﻌﻠﻪ ﻏﺜﺎء ﺃﺣﻮﻯ‬
‘menceritakan’

(Q.S : 99)
‫ﻳﻮﻣﺌﺬ ﺗﺤﺪﺙ ﺃﺧﺒﺎﺭﻫﺎ‬

Pada data di atas terlihat adanya interferensi fonologi BJ dalam pengucapan
bunyi konsonan ‫[ﺙ‬θ] ‫ ﺍﺣﺘﻜﺎﻛﻲ ﺑﻴﻦ ﺍﺳﻨﺎﻧﻲ ﻣﻬﻤﻮﺱ‬/iḥtikākiy bayna `asnāniy mahmūs/
(frikatif interdental tak bersuara) yang berdistribusi di awal, tengah dan akhir kata
diucapkan menjadi bunyi konsonan [s] lamino alveolar oleh penutur BJ.
Dalam BA bunyi konsonan ‫[ ﺙ‬θ] ‫ ﺍﺣﺘﻜﺎﻛﻲ ﺑﻴﻦ ﺍﺳﻨﺎﻧﻲ ﻣﻬﻤﻮﺱ‬/iḥtikākiy bayna
`asnāniy

mahmūs/

(frikatif interdental tak bersuara) adalah bunyi yang

dihasilkan oleh ujung lidah yang bersentuhan di antara gigi depan atas dan bawah,
ketika itu udara mengalir dari paru-paru dan sampai di ujung lidah yang
bersentuhan dengan gigi depan atas dan bawah sehingga mengalami desakan yang
keluar melalui celah-celah ujung lidah dan gigi, bersamaan dengan itu pita suara
terbuka agak lebar, bunyi ini termasuk ke dalam bunyi yang tidak bersuara.

Universitas Sumatera Utara

Sedangkan bunyi konsonan [s] lamino alveolar tidak bersuara dalam BJ adalah
bunyi yang dihasilkan oleh daun lidah dan gusi dalam atas. Diucapkan dengan
menaikkan lidah ke gigi dalam atas sehingga udara yang keluar dari paru-paru
mengalami penyempitan pada daerah artikulasi, tetapi pita suara tidak ikut
bergetar.
Dalam proses interferensi ini terlihat adanya perubahan artikulasi dari ujung
lidah yang bersentuhan di antara gigi depan atas dan bawah berubah menjadi
bunyi yang diucapkan daun lidah yang bersentuhan dengan gusi dalam atas.
Dengan adanya interferensi bunyi konsonan ‫ ﺍﺣﺘﻜﺎﻛﻲ ﺑﻴﻦ ﺍﺳﻨﺎﻧﻲ ﻣﻬﻤﻮﺱ‬/iḥtikākiy
bayna `asnāniy

mahmūs/

(frikatif interdental tak bersuara) ‫[ﺙ‬θ] yang

berdistribusi di awal kata ‫[ ﺛﻘﻠﺖ‬θaqulat] `yang berat` menjadi ‫[ ﺳﻘﻠﺖ‬saqulat],
demikian juga bunyi konsonan

‫[ﺙ‬θ] yang berdistribusi di tengah kata

[buʕθira] ‘dibangkitkan’ menjadi ‫[ ﺑﻌﺴﺮ‬buʕsira] , dan bunyi konsonan

‫ﺑﻌﺜﺮ‬
‫[ﺙ‬θ]

‫[ﺗﺤﺪﺙ‬tuħaddiθu] ‘menceritakan’ menjadi ‫[ ﺗﺤﺪﺱ‬tuħaddisu], dalam hal ini
interferensi fonologi BJ ke dalam BA mengakibatkan hilangnya makna.
Bunyi konsonan ‫ ﺍﺣﺘﻜﺎﻛﻲ ﺑﻴﻦ ﺍﺳﻨﺎﻧﻲ ﻣﻬﻤﻮﺱ‬/iḥtikākiy bayna `asnāniy mahmūs/
(frikatif interdental tak bersuara) ‫[ ﺙ‬θ] merupakan bunyi konsonan yang tidak ada
dalam struktur bunyi BJ sehingga informan menggantinya dengan bunyi konsonan
dalam BJ sebagai bunyi yang memiliki artikulasi berdekatan dengan bunyi
konsonan ‫[ ﺙ‬θ] dalam BA. Selain itu, hal ini terjadi karena tidak ada pengetahuan
informan tentang titik artikulasi dalam pengucapan bunyi konsonan frikatif atau
geseran (‫ )ﺍﺣﺘﻜﺎﻛﻲ‬/iḥtikākiy/ : ‫[ﺙ‬θ] . Kurangnya latihan bagi informan dikarenakan
pengajar atau pendidik yang kurang melatih informan dan dikarenakan informan
malas mengulang di rumah dalam mengucapkan bunyi konsonan BA ‫ﻣﻬﻤﻮﺱ‬
‫ ﺍﺣﺘﻜﺎﻛﻲ ﺑﻴﻦ ﺍﺳﻨﺎﻧﻲ‬/iḥtikākiy bayna `asnāniy

mahmūs/

(frikatif interdental tak

bersuara) ‫[ﺙ‬θ].
4.2.2.2 Interferensi BJ dalam pengucapan bunyi konsonan ‫[ﺡ‬ħ] ‫ﻣﻬﻤﻮﺱ‬
‫ ﺍﺣﺘﻜﺎﻛﻲ ﺣﻠﻖ‬/iḥtikākiy ḥalqiy mahmūs/ [frikatif faringal tak bersuara]
sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

BAQ
Di awal

‫ﺣﺒﺎ‬
[ħabba:n]
‫ﺣﺴﺎﺑﺎ‬

Di
tengah

Di akhir

BJ
‫ﻫﺒﺎ‬

Arti

Q.S

‘biji-bijian’

(Q.S : 78)
‫ﺑﻪ ﺣﺒﺎﻭﻧﺒﺎﺗﺎ‬.....

[habba:n]
‫ﻫﺴﺎﺑﺎ‬

‘perhitungan’

(Q.S : 78)
‫ﻻﻳﺮﺟﻮﻥ ﺣﺴﺎﺑﺎ‬.....

[ħisa:ba:n]

[hisa:ba:n]

‫ﺣﺪﺍﺋﻖ‬

‫ﻫﺪﺍﺋﻖ‬

[ħada:ʔiqa]

[hada:ʔiqa]

‫ﻓﺘﺤﺖ‬

‫ﻓﺘﻬﺖ‬

[futiħat]

[futihat]

‫ﺑﺤﺎﺭ‬

‫ﺑﻬﺎﺭ‬

[biħa:ru]

[biha:ru]

‫ﺟﺤﻴﻢ‬

‫ﺟﻬﻴﻢ‬

[ʝaħi:mu]

[ʝahi:mu]

‫ﺳﺒﺤﺎ‬

‫ﺳﺒﻬﺎ‬

[sabħa:n]

[sabha:n]

‫ﻛﺎﺩﺡ‬

‫ﻛﺎﺩﻩ‬

‘sungguh-

(Q.S : 84)

[ka:diħun]

[ka:dihun]

sungguh’

...‫ﺇﻧﻚ ﻛﺎﺩﺡ ﺇﻟﻰ ﺭﺑﻚ‬.....

‫ﻛﺪﺣﺎ‬

‫ﻛﺪﻫﺎ‬

‘pasti’

(Q.S : 84)

[kadħa:n]

[kadha:n]

‘kebun-kebun’

(Q.S : 78)
‫ﻭﺣﺪﺍﺋﻖ ﻏﻠﺒﺎ‬

‘dibukalah’

(Q.S : 78)
.....‫ﻭﻓﺘﺤﺖ ﺍﻟﺴﻤﺎء‬

‘lautan’

(Q.S : 81)
‫ﻭﺇﺫﺍﻟﺒﺤﺎﺭ ﺳﺠﺮﺕ‬

‘jahim’

(Q.S : 79)
‫ﻭﺑﺮﺯﺕ ﺍﻟﺠﺤﻴﻢ ﻟﻤﻦ ﻳﺮﻯ‬

‘dengan cepat’

(Q.S : 79)
‫ﻭﺍﻟﺴﺒﺤﺖ ﺳﺒﺤﺎ‬

‫ﺭﺑﻚ ﻛﺪﺣﺎ ﻓﻤﻠﻘﻴﻪ‬......

Pada data di atas terlihat adanya interferensi fonologi BJ dalam
pengucapan bunyi konsonan ‫[ﺡ‬ħ] ‫ ﺍﺣﺘﻜﺎﻛﻲ ﺣﻠﻘﻲ ﻣﻬﻤﻮﺱ‬/iḥtikākiy ḥalqiy mahmūs/
[frikatif faringal tak bersuara] yang berdistribusi d awal kata, di tengah kata, dan
akhir kata diucapkan menjadi bunyi konsonan [h] laringal oleh penutur BJ.
Dalam BA bunyi konsonan ‫[ﺡ‬ħ] ‫ﻣﻬﻤﻮﺱ‬

‫ ﺍﺣﺘﻜﺎﻛﻲ ﺣﻠﻘﻲ‬/iḥtikākiy ḥalqiy

mahmūs/ [frikatif faringal tak bersuara] adalah bunyi yang dihasilkan oleh
keterlibatan dinding belakang kerongkongan dan akar lidah dan ketika itu udara
dipompakan dari paru-paru dan sampai pada akar lidah dan dinding belakang
kerongkongan sehingga udara mengalir dan bergeser pada celah-celah yang ada

Universitas Sumatera Utara

pada alat ucap bersamaan dengan itu pita suara terbuka lebar, bunyi ini adalah
bunyi tidak bersuara.
Sedangkan bunyi konsonan [h] laringal dalam BJ adalah bunyi konsonan
yang hambatan berupa pangkal tenggorok atau rongga laring, khususnya di tempat
sepasang pita suara. Diucapkan dengan hambatan berupa pangkal tenggorok atau
rongga laring, khususnya di tempat sepasang pita suara, menyempitkan glottis
pada sepasang pita suara sehingga arus udara dari paru-paru terhalang dan keluar
dengan bergeser.
Dalam proses interferensi ini terlihat aanya perubahan artikulasi dari
keterlibatan dinding belakang kerongkongan dan akar lidah berubah menjadi
bunyi konsonan yang hambatan berupa pangkal tenggorok atau rongga laring.
Dengan adanya interferensi BJ pada bunyi konsonan ‫ﻣﻬﻤﻮﺱ‬

‫ﺍﺣﺘﻜﺎﻛﻲ ﺑﻴﻦ‬

‫ ﺍﺳﻨﺎﻧﻲ‬/iḥtikākiy bayna `asnāniy mahmūs/ (frikatif interdental tak bersuara) ‫[ﺡ‬ħ]
dalam BA yang berdistribusi di awal kata ‫[ﺣﺒﺎ‬ħabba:n] ‘biji-bijian’ menjadi ‫ﻫﺒﺎ‬
[habba:n] ‘oleh’, demikian juga bunyi konsonan ‫[ﺡ‬ħ] yang berdistribusi di tengah
kata ‫[ﺑﺤﺎﺭ‬biħa:ru] ‘lautan’ menjadi ‫[ ﺑﻬﺎﺭ‬biha:ru] , dan bunyi konsonan ‫[ﺡ‬ħ] yang
berdistribusi di akhir kata ‫[ ﻛﺎﺩﺡ‬ka:diħun] ‘sungguh-sungguh’ menjadi ‫ﻛﺎﺩﻩ‬
[ka:dihun], ‫[ ﻛﺪﺣﺎ‬kadħa:n] ‘pasti’ menjadi ‫[ ﻛﺪﻫﺎ‬kadha:n] , dalam hal ini terlihat
adanya interferensi fonologi BJ ke dalam BA mengakibatkan perubahan dan
hilangnya makna.
Bunyi konsonan ‫ﻣﻬﻤﻮﺱ‬

‫ ﺍﺣﺘﻜﺎﻛﻲ ﺑﻴﻦ ﺍﺳﻨﺎﻧﻲ‬/iḥtikākiy bayna `asnāniy

mahmūs/ (frikatif interdental tak bersuara) ‫[ ﺡ‬ħ] merupakan bunyi konsonan yang
tidak ada dalam struktur bunyi BJ sehingga informan menggantinya dengan bunyi
konsonan dalam BJ sebagai bunyi yang memiliki artikulasi berdekatan dengan
bunyi konsonan ‫[ ﺡ‬ħ] dalam BA. Selain itu, hal ini terjadi karena tidak ada
pengetahuan informan tentang titik artikulasi dalam pengucapan bunyi konsonan
frikatif atau geseran (‫ )ﺍﺣﺘﻜﺎﻛﻲ‬/iḥtikākiy/ : ‫[ ﺡ‬ħ]. Kurangnya latihan bagi informan
dikarenakan pengajar atau pendidik yang kurang melatih informan dan
dikarenakan informan malas mengulang di rumah dalam mengucapkan bunyi

Universitas Sumatera Utara

konsonan BA‫ ﺍﺣﺘﻜﺎﻛﻲ ﺑﻴﻦ ﺍﺳﻨﺎﻧﻲ ﻣﻬﻤﻮﺱ‬/iḥtikākiy bayna `asnāniy mahmūs/ (frikatif
interdental tak bersuara) ‫[ ﺡ‬ħ].
4.2.2.3 Interferensi BJ dalam pengucapan bunyi konsonan ‫[ﺫ‬ð]

‫ﺍﺣﺘﻜﺎﻛﻲ ﺑﻴﻦ‬

‫ ﺍﺳﻨﺎﻧﻲ ﻣﺠﻬﻮﺭ‬/iḥtikākiy bayna `asnāniy majhūr/ (frikatif interdental
bersuara) sebagai berikut:

Di awal

Di tengah

Di akhir

BAQ

BJ

Arti

Q.S

‫ﺫﻛﺮﺍﻫﺎ‬

‫ﺟﻜﺮﺍﻫﺎ‬

‘menyebutkan’

(Q.S : 79)

[ðikra:ha]

[jikra:ha]

‫ﺫﻧﺐ‬

‫ﺟﻨﺐ‬

[ðanbin]

[janbin]

‫ﺫﺭﺓ‬

‫ﺟﺮﺓ‬

[ðarratin]

[jarratin]

‫ﻛﺬﺍﺑﺎ‬

‫ﻛﺠﺎﺑﺎ‬

[kiðða:ba:n]

[kijja:ba:n]

‫ﻋﺬﺍﺑﺎ‬

‫ﻋﺠﺎﺑﺎ‬

[ʕaða:ba:n]

[ʕaja:ba:n]

‫ﻓﺬﻟﻚ‬

‫ﻓﺠﻠﻚ‬

[faða:lika]

[faja:lika]

‫ﻟﺬﻯ‬

‫ﻟﺠﻰ‬

[liði:]

[liji:]

‫ﻳﻮﻣﺌﺬ‬

‫ﻳﻮﻣﺌﺞ‬

[yaumaʔiðin]

[yaumaʔijin]

‫ﻓﻴﻢ ﺃﻧﺖ ﻣﻦ ﺫﻛﺮﺍﻫﺎ‬
dosa’

(Q.S : 81)
‫ﺑﺄﻯ ﺫﻧﺐ ﻗﺘﻠﺖ‬

‘dzarrah’

(Q.S : 99)
....‫ﻣﺜﻘﺎﻝ ﺫﺭﺓ ﺷﺮﺍ‬.....

‘mendustakan’

(Q.S : 78)
‫ﻟﻐﻮﺍﻭﻻﻛﺬﺍﺑﺎ‬

‘azab’

(Q.S : 78)
‫ﻧﺰﻳﺪﻛﻢ ﺇﻻ ﻋﺬﺍﺑﺎ‬.....

‘maka dari itu’

(Q.S :107)
... ‫ﻓﺬﻟﻚ ﺍﻟﺬﻱ‬

‘bagi’

(Q.S : 89)
‫ﻗﺴﻢ ﻟﺬﻯ ﺣﺠﺮ‬.....

‘pada hari itu’

(Q.S :102)
‫ﻟﺘﺴﺌﻠﻦ ﻳﻮﻣﺌﺬ ﻋﻦ ﺍﻟﻨﻌﻴﻢ‬....

Pada data di atas terlihat adanya interferensi fonologi BJ dalam
pengucapan bunyi konsonan ‫[ﺫ‬ð] ‫ ﺍﺣﺘﻜﺎﻛﻲ ﺑﻴﻦ ﺍﺳﻨﺎﻧﻲ ﻣﺠﻬﻮﺭ‬/iḥtikākiy bayna `asnāniy
majhūr/ (frikatif interdental bersuara) yang berdistribusi di tengah kata diucapkan

Universitas Sumatera Utara

menjadi bunyi konsonan [z] lamino alveolar dan [j] medio palatal oleh penutur
BJ.
Dalam BA bunyi konsonan ‫[ﺫ‬ð] ‫ ﺍﺣﺘﻜﺎﻛﻲ ﺑﻴﻦ ﺍﺳﻨﺎﻧﻲ ﻣﺠﻬﻮﺭ‬/iḥtikākiy bayna
`asnāniy majhūr/ (frikatif interdental bersuara) yaitu bunyi konsonan yang
dihasilkan oleh ujung lidah berada di antara gigi depan atas dan bawah, kemudian
udara mengalir dari paru-paru dan bergeser di antara celah-celah ujung lidah serta
gigi depan atas dan bawah sekaligus pada waktu pita suara mengalami
penyempitan.
Sedangkan bunyi konsonan [z] lamino alveolar bersuara dalam BJ yaitu
bunyi yang diucapkan dengan hambatan daun lidah dan gusi dalam atas.
Diucapkan dengan menyempitkan jalan arus udara terhambat dan keluar dengan
bergeser dan pita suara ikut bergetar dan [j] medio palatal dalam BJ adalah bunyi
yang dihasilkan oleh hambatan berupa tengah lidah dan langit-langit keras, bunyi
ini diucapkan dengan menghambat arus udara dari paru-paru secara penuh
kemudian melepaskannya secara tiba-tiba dengan disertai aspirasi dan pita suara
ikut bergetar.
Dalam proses interferensi ini terlihat adanya perubahan artikulasi dari
ujung lidah berada di antara gigi depan atas dan bawah berubah menjadi bunyi
yang dihasilkan oleh hambatan berupa tengah lidah dan langit-langit keras.
Dengan adanya interferensi bunyi konsonan

‫ﺍﺣﺘﻜﺎﻛﻲ ﺑﻴﻦ ﺍﺳﻨﺎﻧﻲ ﻣﺠﻬﻮﺭ‬

/iḥtikākiy bayna `asnāniy majhūr/ (frikatif interdental bersuara) ‫[ﺫ‬ð] yang
berdistribusi di awal kata

‫[ ﺫﻛﺮﺍﻫﺎ‬ðikra:ha] ‘menyebutkan’ menjadi ‫ﺟﻜﺮﺍﻫﺎ‬

[jikra:ha] , demikian juga bunyi konsonan ‫[ﺫ‬ð] yang berdistribusi di tengah kata
‫[ ﻛﺬﺍﺑﺎ‬kiðða:ba:n] ‘mendustakan’

menjadi ‫[ ﻛﺠﺎﺑﺎ‬kijja:ba:n],

dan bumyi

konsonan ‫[ﺫ‬ð] yang berdistribusi di akhir kata ‫[ﻳﻮﻣﺌﺬ‬yaumaʔiðin] ‘pada hari itu’
menjadi ‫[ ﻳﻮﻣﺌﺞ‬yaumaʔijin] ,dalam hal ini terlihat adanya interferensi BJ ke dalam
BA yang mengakibatkan hilangnya makna .
Bunyi konsonan ‫ ﺍﺣﺘﻜﺎﻛﻲ ﺑﻴﻦ ﺍﺳﻨﺎﻧﻲ ﻣﺠﻬﻮﺭ‬/iḥtikākiy bayna `asnāniy majhūr/
(frikatif interdental bersuara) ‫[ﺫ‬ð] merupakan bunyi konsonan yang tidak ada

Universitas Sumatera Utara

dalam struktur bunyi BJ sehingga informan menggantinya dengan bunyi konsonan
dalam BJ sebagai bunyi yang memiliki artikulasi berdekatan dengan bunyi
konsonan ‫[ﺫ‬ð] dalam BA. Selain itu, hal ini terjadi karena tidak ada pengetahuan
informan tentang titik artikulasi dalam pengucapan bunyi konsonan frikatif atau
geseran (‫ )ﺍﺣﺘﻜﺎﻛﻲ‬/iḥtikākiy/ : ‫[ﺫ‬ð] .Kurangnya latihan bagi informan dikarenakan
pengajar atau pendidik yang kurang melatih informan dan dikarenakan informan
malas mengulang di rumah dalam mengucapkan bunyi konsonan BA ‫ﺍﺣﺘﻜﺎﻛﻲ ﺑﻴﻦ‬
‫ ﺍﺳﻨﺎﻧﻲ ﻣﺠﻬﻮﺭ‬/iḥtikākiy bayna `asnāniy majhūr/ (frikatif interdental bersuara) ‫[ﺫ‬ð].
4.2.2.4 Interferensi BJ dalam pengucapan bunyi konsonan ‫[ ﺥ‬x] ‫ﺍﺣﺘﻜﺎﻛﻲ ﻁﺒﻘﻲ‬
‫ ﻣﻬﻤﻮﺱ‬/iḥtikākiy ṭabaqiy mahmūs/ [frikatif velar tidak bersuara]
sebagai berikut:

Di awal

Di tengah

Di akhir

BAQ

BJ

Arti

Q.S

‫ﺧﺘﻤﻪ‬

‫ﻫﺘﻤﻪ‬

‘tempatnya’

(Q.S : 83)

[xita:muhu]

[hita:muhu]

‫ﺧﻠﻖ‬

‫ﻫﻠﻖ‬

[xuliqa]

[huliqa]

‫ﺧﺎﺳﺮﺓ‬

‫ﻫﺎﺳﺮﺓ‬

[xa:siratun]

[ha:siratun]

‫ﻳﺪﺧﻠﻮﻥ‬

‫ﻳﺪﻫﻠﻮﻥ‬

[yadxulu:na]

[yadhulu:na]

‫ﺃﺧﻴﻪ‬

‫ﺃﻫﻴﻪ‬

[ʔaxi:hi]

[ʔahi:hi]

‫ﺃﺧﺮﺕ‬

‫ﺃﻫﺮﺕ‬

[ʔaxxarat]

[ʔahharat]

-

-

.....‫ﺧﺘﻤﻪ ﻣﺴﻚ‬
‘diciptakan’

(Q.S : 86)
‫ﺍﻹﻧﺴﺎﻥ ﻣﻢ ﺧﻠﻖ‬.....

‘yang merugikan’

(Q.S : 79)
‫ﺇﺫﺍﻛﺮﺓ ﺧﺎﺳﺮﺓ‬

‘mereka masuk’

(Q.S : 110)
....‫ﺍﻟﻨﺎﺱ ﻳﺪﺧﻠﻮﻥ ﻓﻲ ﺩﻳﻦ‬......

‘saudaranya’

(Q.S : 80)
‫ﻳﻮﻡ ﻳﻔﺮﺍﻟﻤﺮء ﻣﻦ ﺃﺧﻴﻪ‬

‘dilalaikan’

(Q.S : 82)
‫ﻣﺎﻗﺪﻣﺖ ﻭﺃﺧﺮﺕ‬...

-

-

Pada data di atas terlihat adanya interferensi fonologi BJ dalam
pengucapan bunyi konsonan ‫[ ﺥ‬x] ‫ ﺍﺣﺘﻜﺎﻛﻲ ﻁﺒﻘﻲ ﻣﻬﻤﻮﺱ‬/iḥtikākiy ṭabaqiy mahmūs/

Universitas Sumatera Utara

[frikatif velar tidak bersuara] yang berdistribusi di awal kata dan tengah kata
diucapkan menjadi [h] laringal oleh penutur BJ.
Dalam BA bunyi konsonan ‫[ ﺥ‬x] ‫ ﺍﺣﺘﻜﺎﻛﻲ ﻁﺒﻘﻲ ﻣﻬﻤﻮﺱ‬/iḥtikākiy ṭabaqiy
mahmūs/ [frikatif velar tidak bersuara] adalah bunyi yang dihasilkan dengan
menaikkan belakang lidah ke arah langit-langit lunak, kemudian udara mengalir
dari paru-paru dan terdesak di celah-celah belakang lidah dan langit-langit keras,
bersamaan dengan itu pita suara terbuka lebar, bunyi ini adalah bunyi tidak
bersuara.
Sedangkan bunyi konsonan [h] laringal tidak bersuara dalam BJ adalah
bunyi yang dihasilkan oleh hambatan berupa pangkal tenggorok atau rongga
laring, khususnya di tempat sepasang pita suara. Diucapkan dengan hambatan
berupa pangkal tenggorok atau rongga laring, khususnya di tempat sepasang pita
suara, menyempitkan glottis pada sepasang pita suara sehingga arus udara dari
paru-paru terhalang dan keluar dengan bergeser.
Dalam proses interferensi ini terihat adanya perubahan artikulasi dari
menaikkan belakang lidah ke arah langit-langit lunak berubah menjadi bunyi yang
dihasilkan oleh hambatan berupa pangkal tenggorok atau rongga laring,
khususnya di tempat sepasang pita suara.
Dengan adanya interferensi ‫ ﺍﺣﺘﻜﺎﻛﻲ ﻁﺒﻘﻲ ﻣﻬﻤﻮﺱ‬/iḥtikākiy ṭabaqiy mahmūs/
[frikatif velar tidak bersuara] ‫[ﺥ‬x] dalam BA yang berdistribusi di awal kata
‫[ﺧﻠﻖ‬xuliqa] ‘diciptakan’ menjadi ‫[ ﻫﻠﻖ‬huliqa], demikian juga bunyi konsonan ‫[ﺥ‬x]
yang berdistribusi di tengah kata

‫[ﺃﺧﺮﺕ‬ʔaxxarat] ‘dilalaikan’

menjadi ‫ﺃﻫﺮﺕ‬

[ʔahharat] , dalam hal ini terlihat adanya interferensi BJ ke dalam BA yang
mengakibatkan hilangnya makna.
Bunyi konsonan ‫ ﺍﺣﺘﻜﺎﻛﻲ ﻁﺒﻘﻲ ﻣﻬﻤﻮﺱ‬/iḥtikākiy ṭabaqiy mahmūs/ [frikatif
velar tidak bersuara] ‫[ﺥ‬x] merupakan bunyi konsonan yang tidak ada dalam
struktur bunyi BJ sehingga informan menggantinya dengan bunyi konsonan dalam
BJ sebagai bunyi yang memiliki artikulasi berdekatan dengan bunyi konsonan
‫[ﺥ‬x] dalam BA. Selain itu, hal ini terjadi karena tidak ada pengetahuan informan

Universitas Sumatera Utara

tentang titik artikulasi dalam pengucapan bunyi konsonan frikatif atau geseran
(‫ )ﺍﺣﺘﻜﺎﻛﻲ‬/iḥtikākiy/ : ‫[ﺥ‬x] . Kurangnya latihan bagi informan dikarenakan pengajar
atau pendidik yang kurang melatih informan dan dikarenakan informan malas
mengulang di rumah dalam mengucapkan bunyi konsonan BA ‫ﺍﺣﺘﻜﺎﻛﻲ ﻁﺒﻘﻲ ﻣﻬﻤﻮﺱ‬
/iḥtikākiy ṭabaqiy mahmūs/ [frikatif velar tidak bersuara] ‫[ﺥ‬x].
4.2.2.5 Interferensi BJ dalam pengucapan bunyi konsonan ‫ [ ﺵ‬ʃ ] , ‫ﺍﺣﺘﻜﺎﻛﻲ‬
‫ ﻟﺜﻮﻱ ﻣﻬﻤﻮﺱ‬/iḥtikākiy lișșawiy mahmūs/ [frikatif alveo palatal tidak
bersuara] sebagai berikut:

Di awal

BAQ

BJ

Arti

Q.S

‫ﺷﻬﻮﺩ‬

‫ﺳﻬﻮﺩ‬

‘saksi’

(Q.S : 85)

[ʃuhu:du]

[suhu:du]

‫ﺷﺎﻧﺌﻚ‬

‫ﺳﺎﻧﺌﻚ‬

‘orang-orang

(Q.S : 108)

[ʃa:niʔaka]

[sa:niʔaka]

yang

‫ﺇﻥ ﺷﺎﻧﺌﻚ ﻫﻮﺍﻷﺑﺘﺮ‬

‫ﺑﺎﻟﻤﺆﻣﻨﻴﻦ ﺷﻬﻮﺩ‬.....

membencimu’
Di tengah

Di akhir

‫ﻋﺸﺎﺭ‬

‫ﻋﺴﺎﺭ‬

[ʔiʃa:ru]

[ʔisa:ru]

‫ﺧﺸﻲ‬

‫ﺧﺴﻲ‬

[xaʃiya]

[xasiya]

‫ﻛﺸﻄﺖ‬

‫ﻛﺴﻄﺖ‬

[kuʃiʈat]

[kusiʈat]

‫ﻗﺮﻳﺶ‬

‫ﻗﺮﻳﺲ‬

[qurayʃin]

[quraysin]

‫ﺑﻄﺶ‬

‫ﺑﻄﺲ‬

[baʈ ʃa]

[baʈ sa]

‫ﻛﺎﻟﻔﺮﺍﺵ‬

‫ﻛﺎﻟﻔﺮﺍﺱ‬

[kalfara:ʃi]

[kalfara:si]

‘unta-unta’

(Q.S : 81)
‫ﻭﺇﺫﺍﺍﻟﻌﺸﺎﺭ ﻋﻄﻠﺖ‬

‘yang takut’

(Q.S : 98)
‫ﻟﻤﻦ ﺧﺸﻲ ﺭﺑﻪ‬

‘dilenyapkan’

(Q.S :81)
‫ﻭﺇﺫﺍﺍﻟﺴﻤﺎء ﻛﺸﻄﺖ‬

‘Quraysi’

(Q.S : 106)
‫ﻹﻳﻠﻒ ﻗﺮﺋﺶ‬

‘azab’

(Q.S : 85)
...‫ﺇﻥ ﺑﻄﺶ ﺭﺑﻚ‬

‘seperti anai-anai’

(Q.S : 101)
‫ﺍﻟﻨﺎﺱ ﻛﺎﻟﻔﺮﺍﺵ‬......
‫ﺍﻟﻤﺒﺜﻮﺙ‬

Universitas Sumatera Utara

Pada data di atas terlihat adanya interferensi fonologi BJ dalam
pengucapan bunyi konsonan ‫ [ﺵ‬ʃ ] ,‫ ﺍﺣﺘﻜﺎﻛﻲ ﻟﺜﻮﻱ ﻣﻬﻤﻮﺱ‬/iḥtikākiy lișșawiy mahmūs/
[frikatif alveo palatal tidak bersuara] yang berdistribusi di awal kata, tengah kata,
dan akhir kata diucapkan menjadi bunyi konsonan [s] lamino alveolar oleh
penutur BJ.
Dalam BA bunyi konsonan ‫ [ﺵ‬ʃ ] , ‫ ﺍﺣﺘﻜﺎﻛﻲ ﻟﺜﻮﻱ ﻣﻬﻤﻮﺱ‬/iḥtikākiy lișșawiy
mahmūs/ [frikatif alveo palatal tidak bersuara] adalah bunyi yang dihasilkan oleh
ujung lidah dan daun lidah yang dinaikkan ke belakang pangkal gigi depan atas
dan langit-langit keras sehingga bersentuhan, gigi depan atas dan bawah dalam
keadaan rapat, kemudian keluar dari paru-paru dan terdesak di celah-celah alat
ucap dan keluar dengan mengalami geseran, pada saat itu pita suara dalam
keadaan terbuka lebar, bunyi adalah bunyi tidak bersuara.
Sedangkan bunyi konsonan [s] lamino alveolar tidak bersuara dalam BJ
yaitu bunyi yang diucapkan dengan hambatan daun lidah dan gusi dalam atas.
Diucapkan dengan cara menyempitkan jalannya arus udara dari paru-paru
sehingga arus udara terhalang dan keluar dengan bergeser, tetapi pita suara tidak
ikut bergetar.
Dalam proses interferensi ini terlihat adanya perubahan artikulasi dari
ujung lidah dan daun lidah yang dinaikkan ke belakang pangkal gigi depan atas
dan langit-langit keras sehingga bersentuhan berubah menjadi bunyi yang
diucapkan dengan hambatan daun lidah dan gusi dalam atas.
Dengan adanya interferensi BJ pada bunyi konsonan ‫ [ﺵ‬ʃ ] , ‫ﺍﺣﺘﻜﺎﻛﻲ ﻟﺜﻮﻱ‬
‫ ﻣﻬﻤﻮﺱ‬/iḥtikākiy lișșawiy mahmūs/ [frikatif alveo palatal tidak bersuara] dalam BA
yang berdistribusi di awal kata ‫[ ﺷﺎﻧﺌﻚ‬ʃa:niʔaka] `orang-orang yang membencimu`
menjadi ‫[ ﺳﺎﻧﺌﻚ‬sa:niʔaka], demikian juga bunyi konsonan ‫ [ﺵ‬ʃ ] yang berdistribusi
di tengah kata ‫[ ﻛﺸﻄﺖ‬kuʃiʈat] ‘dilenyapkan’ menjadi ‫[ ﻛﺴﻄﺖ‬kusiʈat], dan bunyi
konsonan ‫ [ﺵ‬ʃ ] yang berdistribusi di akhir kata ‫[ ﻛﺎﻟﻔﺮﺍﺵ‬kalfara:ʃi] `seperti laron`
menjadi ‫[ ﻛﺎﻟﻔﺮﺍﺱ‬kalfara:si], dalam hal ini terlihat adanya interferensi fonologi BJ
ke dalam BA yang mengakibatkan hilangnya makna.

Universitas Sumatera Utara

Bunyi konsonan , ‫ ﺍﺣﺘﻜﺎﻛﻲ ﻟﺜﻮﻱ ﻣﻬﻤﻮﺱ‬/iḥtikākiy lișșawiy mahmūs/ [frikatif
alveo palatal tidak bersuara]‫ [ﺵ‬ʃ ] merupakan bunyi konsonan yang tidak ada
dalam struktur bunyi BJ sehingga informan menggantinya dengan bunyi konsonan
dalam BJ sebagai bunyi yang memiliki artikulasi berdekatan dengan bunyi
konsonan

‫ [ﺵ‬ʃ ] dalam BA. Selain itu, hal ini terjadi karena tidak ada

pengetahuan informan tentang titik artikulasi dalam pengucapan bunyi konsonan
frikatif atau geseran (‫ )ﺍﺣﺘﻜﺎﻛﻲ‬/iḥtikākiy/ : ‫ [ﺵ‬ʃ ] . Kurangnya latihan bagi informan
dikarenakan pengajar atau pendidik yang kurang melatih informan dan
dikarenakan informan malas mengulang di rumah dalam mengucapkan bunyi
konsonan BA,‫ ﺍﺣﺘﻜﺎﻛﻲ ﻟﺜﻮﻱ ﻣﻬﻤﻮﺱ‬/iḥtikākiy lișșawiy mahmūs/ [frikatif alveo palatal
tidak bersuara]‫ [ﺵ‬ʃ ].

4.2.2.6 Interferensi BJ dalam pengucapan bunyi konsonan ‫[ ﺹ‬ʂ] , ‫ﺍﺣﺘﻜﺎﻛﻲ‬
‫ ﻣﻔﺨﻢ ﻣﻬﻤﻮﺱ‬/iḥtikākiy mufakhkham mahmūs/ (frikatif velarized tidak
bersuara) sebagai berikut:

Di awal

BAQ

BJ

Arti

Q.S

‫ﺻﺤﻒ‬

‫ﺳﺤﻒ‬

‘dalam kitab-

(Q.S : 80)

[ʂuħufin]

[suħufin]

kitab’

‫ﻓﻲ ﺻﺤﻒ ﻣﻜﺮﻣﺔ‬

‫ﺻﻮﺍﺑﺎ‬

‫ﺳﻮﺍﺑﺎ‬

‘kata yang

(Q.S : 78)

[ʂawa:ba:n]

[sawa:ba:n]

benar’

‫ﻭﻗﺎﻝ ﺻﻮﺍﺑﺎ‬.........

‫ﺻﻔﺎ‬

‫ﺳﻔﺎ‬

‘bershaf-shaf’

(Q.S : 78)

[ʂaffan]

[saffan]

‫ﻭﺍﻟﻤﻼﺋﻜﺔ ﺻﻔﺎ ﻻ‬
....‫ﻳﺘﻜﻠﻤﻮﻥ‬

Di tengah

‫ﻭﺍﻟﺼﺒﺢ‬

‫ﻭﺍﻟﺴﺒﺢ‬

[waʂʂubħi]

[wassubħi]

‫ﻣﻦ ﺍﻟﻤﻌﺼﺮﺍﺕ‬

‫ﻣﻦ ﺍﻟﻤﻌﺴﺮﺍﺕ‬

[minal muʕʂira:ti]

[minal muʕsira:ti]

‘demi subuh’

(Q.S : 81)
‫ﻭﺍﻟﺼﺒﺢ ﺇﺫﺍ ﺗﻨﻔﺲ‬

‘dari awan’

(Q.S : 78)
‫ﻣﻦ ﺍﻟﻤﻌﺼﺮﺍﺕ‬.......
....‫ﻣﺎء‬

Universitas Sumatera Utara

Di akhir

‫ﺳﻴﺼﻠﻰ‬

‫ﺳﻴﺴﻠﻰ‬

[sayaʂla:]

[sayasla:]

-

-

‘akan masuk’

(Q.S : 111)
.....‫ﺳﻴﺼﻠﻰ ﻧﺎﺭﺍ‬

-

-

Pada data diatas terlihat adanya interferensi fonologi BJ dalam
pengucapan bunyi konsonan ‫[ ﺹ‬ʂ] , ‫ ﻣﻔﺨﻢ ﻣﻬﻤﻮﺱ ﺍﺣﺘﻜﺎﻛﻲ‬/iḥtikākiy mufakhkham
mahmūs/ (frikatif velarized tidak bersuara) yang berdistribusi di awal kata dan
tengah kata diucapkan menjadi [s] lamino alveolar oleh penutur BJ.
Dalam BA bunyi konsonan ‫[ ﺹ‬ʂ] , ‫ﺍﺣﺘﻜﺎﻛﻲ‬

‫ ﻣﻔﺨﻢ ﻣﻬﻤﻮﺱ‬/iḥtikākiy

mufakhkham mahmūs/ (frikatif velarized tidak bersuara) adalah bunyi yang
dihasilkan dengan cara mengangkat depan lidah ke langit-langit lunak disertai
dengan tengah lidah sekaligus bersentuhan dengan gigi geraham atas, sedangkan
gigi depan atas dan bawah dalam keadaan rapat, kemudian udara dikeluarkan dari
paru-paru dan terdesak pada celah-celah alat ucap yang bersentuhan sehingga
mengakibatkan terjadinya pergeseran udara dan bersamaan dengan itu pita sura
terbuka lebar, bunyi adalah bunyi tidak bersuara.
Sedangkan bunyi konsonan [s] lamino alveolar tidak bersuara dalam BJ
adalah bunyi yang dihasilkan oleh diucapkan dengan hambatan daun lidah dan
gusi dalam atas. Diucapkan dengan cara menyempitkan jalannya arus udara dari
paru-paru sehingga arus udara terhalang dan keluar dengan bergeser, tetapi pita
suara tidak ikut bergetar.
Dalam proses interferensi ini terihat adanya perubahan artikulasi dari
mengangkat depan lidah ke langit-langit lunak disertai dengan tengah lidah
sekaligus b