Interferensi Bahasa Jawa Dalam Pembacaan Al-Qur`An Juz 30 Oleh Anak-Anak Di Kel.Sentang, Kec.Kisaran Timur, Asahan

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Lubis (2014) dalam skripsinya yang berjudul “Interferensi Fonologi
Bahasa Indonesia ke Dalam Bahasa Arab” menyatakan dalam proses pembacaan
surah al fatihah dan al zalzalah oleh penutur bahasa Indonesia dari kalangan
Mahasiswa Departemen Sastra Arab FIB USU ditemukan adanya interferensi
fonologi bahasa Indonesia ke dalam fonologi bahasa Arab. Teori yang digunakan
adalah teori Al Wasilah. Adapun bunyi-bunyi konsonan bahasa Arab yang
mengalami interferensi fonologi bahasa Indonesia ada 11 konsonan ( ,‫ ﻉ‬,‫ ﻍ‬,‫ﺽ‬,‫ﻁ‬,‫ﻕ‬
) ‫ ﺙ‬,‫ ﺫ‬,‫ ﺡ‬,‫ ﺥ‬,‫ ﺵ‬,‫ ﺹ‬dari hasil pembacaan surah al Fatihah (Q.S:1) yaitu kata
‫[ﺍﻟﻤﻐﻀﻮﺏ‬al-maɤɖu:bi] menjadi ‫[ﺍﻟﻤﻐﺪﻭﺏ‬al-maɤdu:bi] , kata ‫[ ﺻﺮﺍﻁ‬ʂira:ʈa]menjadi
‫[ ﺻﺮﺍﺕ‬ʂira:ta]. Sedangkan dari hasil pembacaan surah al Zalzalah yaitu kata ‫ﺍﺛﻘﺎﻝ‬
[Ɂɵqa:la] menjadi ‫[ ﺍﺛﻜﺎﻝ‬Ɂθka:la], kata ‫[ ﻣﺜﻘﺎﻝ‬miθqa:la] menjadi ‫[ ﻣﺜﻜﺎﻝ‬miθka:la].
Hamzah (2015) dalam skripsinya yang berjudul “Interferensi Fonologis
Jawa-Sunda Masyarakat Kedungreja Cilacap Pada Penuturan Bahasa Arab”
menyatakan dalam pembacaan surah-surah al qur`an oleh penutur bahasa JawaSunda oleh Masyarakat Kedungreja Cilacap ditemukan adanya interferensi JawaSunda terhadap bahasa Arab. Teori yang digunakan adalah teori Kuswordono.
Interferensi yang terjadi adalah penyimpangan bunyi konsonan seperti /‫ ﺫ‬/(ż)
menjadi /‫ﺩ‬/(d), /‫ﺵ‬/(sy) menjadi /‫ﺱ‬/(s), /‫ﻕ‬/(q) menjadi /‫ﻙ‬/(k), /‫ﻑ‬/(f) menjadi
/pa/(p).
Ifnani Ifka (2013) dalam skripsinya yang berjudul “Kesulitan Pelafalan

Huruf Hijaiyah Yang Tidak Terdapat di Huruf Indonesia Pada Masyarakat
Saradan Wonogiri” menyatakan dalam pelafalan huruf hijaiyah oleh masyarakat
Baturetno Wonogiri khususnya Desa Saradan ditemukan adanya kesulitan
Pelafalan huruf hijaiyah yang tidak terdapat pada huruf Indonesia di masyarakat
Baturetno Wonogiri sehingga mengalami perubahan, perubahan kata dari huruf

Universitas Sumatera Utara

‫[ﺹ‬ş] menjadi ‫[ﺱ‬s], dari huruf ‫[ﻉ‬ʕ] menjadi ‫[ﺡ‬ħ], dari huruf ‫[ﻕ‬q] menjadi ‫[ﻙ‬k],
dari huruf ‫[ﺕ‬t] menjadi ‫[ﺯ‬z], dan perubahan huruf ‫[ﻉ‬ʕ] menjadi nga. Teori yang
digunakan adalah teori Al Wasilah.

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Pengertian Interferensi
Interferensi adalah terbawa masuknya unsur bahasa lain ke dalam bahasa
yang sedang digunakan, sehingga tampak adanya penyimpangan kaidah dari
bahasa yang digunakan itu. Interferensi dapat terjadi pada semua tataran bahasa,
mulai dari tataran fonologi, morfologi, sintaksis, sampai tataran leksikon. Contoh
interferensi fonologi, misalnya, kalau penutur bahasa Jawa mengucapkan katakata bahasa Indonesia yang mulai dengan /b/, /d/, dan /g/, maka konsonan tersebut

akan didahuluinya dengan bunyi nasal yang homorgan. Jadi, kata Bogor akan
diucapkan mBogor, kata Depok dilafalkan nDepok, dan kata gosip akan
diucapkan nggosip ( Chaer 1994:65-66).
Interferensi menurut Weinreich (1953:1) dalam Haugen (1970:2) adalah
“Those instance ofdeviation from the norms of either language wich occur in the
speech bilinguals as a result of their familiarity with more than one language, i.e.
as a result of language contact “atau penyimpangan-penyimpangan dari normanorma salah satu bahasa yang terjadi di dalam ujaran para dwibahasawan karena
keakrabannya terhadap lebih dari satu bahasa yang menyebabkan terjadinya
kontak bahasa (Tarigan 1995:15).
2.2.2 Interferensi Fonologi dan Fonetik
Interferensi fonologi terjadi ketika dalam pembentukan kata suatu bahasa
dipengaruhi oleh unsur fonologi atau sistem bunyi bahasa yang digunakan penutur
( Ahmad, 2012:181)

Universitas Sumatera Utara

Gejala interferensi dapat dilihat dalam

3 dimensi kejadian. Pertama


dimensi tingkah laku berbahasa dari individu-individu di tengah masyarakat.
Kedua dari dimensi sistem bahasa dari kedua bahasa atau lebih yang berbaur.
Ketiga dimensi pembelajaran bahasa (Ohoiwutun 1997:72)
2.3

Kontak Bahasa
Kontak bahasa (language contact) adalah saling pengaruh antara berbagai

bahasa karena para bahasawannya sering bertemu, tercakup di dalamnya
bilingualisme,

peminjaman,

perubahan

bahasa,

kreolisasi

dan


pijinasi

(Kridalaksana 1982:93 ). Menurut Mackey (1968) dalam Ahmad (2012:179)
kontak bahasa dapat menimbulkan hal-hal yang menguntungkan bahasa masingmasing, yaitu peminjaman kosakata yang memperkaya unsur-unsurnya, dan dapat
juga menimbulkan hal-hal yang merugikan, yaitu penyimpangan dari kaidah
bahasa yang berlaku.
Dalam proses pembelajaran bahasa kedua atau asing, pembelajar tentu
menjumpai unsur-unsur yang mirip, bahkan mungkin sama dengan bahasa
pertamanya. Kondisi pembelajaran demikian dianggap mempermudah proses
pembelajaran. Pembelajaran menyesuaikan unsur-unsur yang mirip dan sama itu
dalam mengenali dan menggunakan sistem bahasa yang baru (Ohoiwutun
1997:74)
2.4

Fonetik Bahasa Arab
Menurut Badri (1988:5) Fonologi dalam bahasa Arab disebut dengan

istilah‫ ﻋﻠﻢ ﺍﻷﺻﻮﺍﺕ‬/ ilmu l-Aṣwat/ . Ilmu tentang bunyi-bunyi bahasa Arab, atau


‫ ﻓﻮﻧﻮڶۄﺟﻴﺎ‬/ funulujiya/ ( Al-Khuli, 1982 : 214).
Menurut Badri (1988:5-6) ada tiga istilah fonetik:


‫ ﻋﻠﻢ ﺍﻷﺻﻮﺍﺕ ﺍﻟﻨﻄﻖ‬/`ilmu l-aṣwāti n-nuṭqiyyi/ ‘fonetik artikulator’

Universitas Sumatera Utara



‫ ﻋﻠﻢ ﺍﻷﺻﻮﺍﺕ ﺍﻷﻛﻮﺳﺘﻲ ﺃﻭ ﺍﻷﻛﻮﺳﺘﻴﻜﻲ‬/`ilmu l-aṣwāti l-`akustiyyi `aw i l `akustīkiyyi/ ‘ fonetik akustik’



‫ﻋﻠﻢ ﺍﻷﺻﻮﺍﺕ ﺍﻟﺴﻤﻌﻲ‬/`ilmu l-`aṣwāti s-sam`iyyi/ ‘fonetik auditoris’
Dari ketiga fonetik di atas, yang menjadi bahan kajian dalam bahasa
Arab yaitu fonetik artikulatoris, sebagaimana disampaikan Badri
(1988:5-6) dalam bukunya ‫ ﻋﻠﻢ ﺍﻟﻠﻐﺔ ﺍﻟﻤﺒﺮﻣﺞ‬/`ilmu l-lugati l-mabramji/
sebagai berikut:


:‫ﻳﺨﺘﺺ ﻋﻠﻢ ﺍﻷﺻﻮﺍﺕ ﺍﻟﻨﻄﻖ ﺑﺜﻼﺛﺔ ﺟﻮﺍﻧﺐ ﻫﻲ‬
,‫ﺍ( ﺩﺭﺍﺳﺔ ﺍﻷﺻﻮﺍﺕ ﺍﻟﻤﻨﻄﻮﻗﺔ ﻭﺍﻟﺘﻔﺮﻳﻖ ﺑﻴﻨﻬﺎ ﻣﻦ ﺣﻴﺚ ﺍﻟﻤﺨﺮﺍﺝ )ﻟﺜﻮﻳﺔ‬
‫ ﻭﺻﻔﺘﻬﺎ‬,(‫ ﺍﺣﺘﻜﺎﻛﻴﺔ‬,‫ﺍﻟﺦ( ﻭﺍﻛﻴﻔﻴﺔ ﺍﻟﺘﻲ ﺗﻨﻄﻖ ﺑﻬﺎ )ﺍﻧﻔﺠﺎﺭﻳﺔ‬...‫ﺷﻔﻬﻴﺔ ﻭ‬
‫ ﻓﻤﻮﻳﺔ( ﺍﻟﻰ ﻏﻴﺮ ﺫﻟﻚ ﻣﻦ ﺍﻟﺘﺼﻨﻔﺎﺕ‬,‫ ﻭﻧﻮﻋﻬﺎ )ﺃﻧﻔﻴﺔ‬,(‫ ﻣﻬﻤﻮﺳﺔ‬,‫)ﻣﺠﻬﻮﺭﺓ‬
‫ﺏ( ﺍﻟﻄﺮﻳﻘﺔ ﻻﻟﺘﻲ ﺑﻬﺎ ﺗﻜﻮﻥ ﻭﺍﻷﻋﻀﺎء ﺍﻟﻤﺴﺘﺨﺪﻣﺔ ﻓﻲ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﺘﻜﻮﻳﻦ‬
‫ﺝ( ﻭﻅﻴﻔﺔ ﺍﻟﺼﻮﺕ ﺍﻟﻤﻨﻄﻮﻕ‬
/yakhtaṣṣu `ilmu al-`aṣwāti n-nuṭqiyyi biṡalāṡati jawānibi hiya/:
/ dirāsatu l-`aṣwāti l-manṭūqati wa t-tafrīqi baynahā min hayṡu l -makhraji
(liṣawiyyati-syafahiyyati-wailāākhir), wa l-kayfiyyati l-latitanṭiqubihā
(infijāriyyati-`iḥtikākiyyati), waṣifātihā (majhūratun-mahmūsatun), wan
aw`ihā (`anfiyyatun-famuwiyyatun), il gayri ẕālika min at -taṣnīfāt/
2. /aṭ-ṭarīqatu l-latī bihā tukawwinu wa al-`a'ḍā`u l-mustakhdimatu fī haẕā t takwīni/
3. /waẓīfatu ṣ-ṣawti al manṭūqi/.

1.

Ada 3 (tiga) hal yang khusus dikaji dalam fonetik artikulatoris
sebagaimana berikut ini :
1. Menyelidiki system bunyi-bunyi bahasa berdasarkan alat-alat ucap dalam
artikulasi, yang dibeda-bedakan menurut titik artikusalinya (pangkal gigi

atas, bibir), dan sebagainya, dan cara pengucapannya (hambatan udarafrikatif), dan menurut pita-pita suara (bersuara, tak bersuara), dan menurut
penggolongan bunyi (nasal, oral), dan sebagainya

Universitas Sumatera Utara

2. Dengan cara kerja alat-alat ucap itu tercipta bunyi-bunyi bahasa
3. Cara kerja bunyi-bunyi itu diujarkan
2.4.1

Alat-alat Ucap

Menurut Badri (1988) alat-alat ucap dalam bahasa Arab seperti berikut:
1. Paru-paru‫ﺍﻟﺮﺋﺘﺎﻥ‬/`ar-ra `atāni/
2. Batang tenggorokan ‫ﺍﻟﻘﺼﺒﺔ ﺍﻟﻬﻮﺍﺋﻴﺔ‬/`al-qaṣbatu l-haw.ā`iyyati/
3. Pangkal tenggorokan‫ ﺍﻟﺤﻨﺠﺮﺓ‬/`al-ḥanjaratu/
4. Pita-pita suara‫ﺍﻟﻮﺗﺮﺍﻥ ﺍﻟﺼﻮﺗﻴﺎﻥ‬/`al-witrāni ṣ-ṣawtiyāni/
5. Rongga tengorokan‫ﺍﻟﺤﻠﻖ‬/`al-ḥalqu/
6. Akar lidah‫ ﺫﻟﻖ ﺍﻟﻠﺴﺎﻥ‬/ẓuluqu l-lisān/
7. Pangkal lidah ‫ﻣﻘﺪﻡ ﺍﻟﻠﺴﺎﻥ‬/`muqaddamu l-lisān/
8. Tengah lidah ‫ﻭﺳﻂ ﺍﻟﻠﺴﺎﻥ‬/`wasatul-lisān/

9. Daun lidah ‫ﻁﺮﻑ ﺍﻟﻠﺴﺎﻥ‬/ṭarfu l-lisān/
10. Ujung lidah ‫ﺫﻟﻖ ﺍﻟﻠﺴﺎﻥ‬/ẓuluqul-lisān/
11. Anak tekak‫ﻟﺴﺎﻥ ﺍﻟﻤﺰﻣﺎﺭ‬/lisanu l-mazmā/
12. Langit –langit lunak ‫ﺍﻟﺤﻨﻚ ﺍﻟﻠﻴﻦ‬/`al-ḥanaku l-layyinu/
13. Langit –langit keras ‫ﺍﻟﻄﺒﻖ ﺍﻟﺼﻠﺐ‬/`aṭ-ṭabaqu ṣ-ṣulbu/
14. Langkung kaki gigi ‫ﺃﺻﻮﻝ ﺍﻷﺳﻨﺎﻥ‬/`uṣūlu l-`asnānu/
15. Gigi bawa‫ﺍﻷﺳﻨﺎﻥ ﺍﻟﺴﻔﻠﻰ‬/`al-asnānu s-suflā/
16. Gigi atas ‫ﺍﻷﺳﻨﺎﻥ ﺍﻟﻌﻠﻴﺎ‬/`al-asnānu l-ulyā/
17. Bibir bawah ‫ﺍﻟﺸﻔﺔ ﺍﻟﺴﻔﻠﻰ‬/`asy-syafatu s-suflā/
18. Bibir atas ‫ﺍﻟﺸﻔﺔ ﺍﻟﻌﻠﻴﺎ‬/`asy-syafatu l-ulyā/
19. Mulut ‫ﻓﻤﻮﻳﺔ‬/famūwiyah/
20. Rongga mulut ‫ﺍﻟﺘﺠﻮﻳﻒ ﺍﻟﻔﻤﻮﻱ‬/at-tajwifu l-famūwiyy/
21. Hidung ‫ﺃﻧﻔﻴﺔ‬/`anfiyyah/
22. Rongga hidung‫ﺍﻟﺘﺠﻮﻳﻒ ﺍﻷﻧﻔﻴﺔ‬/`attajwifu l-`anfiyyatu/
2.4.2 Bunyi Vokal dan Konsonan
2.4.2.1 Bunyi Vokal bahasa Arab

Universitas Sumatera Utara

Menurut Badri (1988:4) bunyi vokal dalam bahasa Arab disebut juga

dengan ‫ﺷﻜﻞ‬/syaklun/ atau ‫ﺣﺮﻛﺔ‬/ḥarakatun/ atau ‫ﺻﻮﺕ ﺻﺎﺋﺖ‬/ṣawtu ṣā`itin/. Menurut
al Khuli (1982:302) mengatakan vokal dengan ‫ﺫﻭﻋﻼﻗﺔ ﺑﺎﻟﺼﻮﺕ‬/ zū`alāqatin biṣ ṣawti/, maksudnya ialah sebuah tanda atau lambang bunyi yang diletakkan di atas
atau di bawah huruf Hija`iyah yang melambangkan bunyi-bunyi konsonan.
Menurut Basyar ( 1980 : 83 ) bunyi vokal pendek ada 3 (tiga ) sebagaimana
berikut :

‫ ﻭ ﻳـﺸﺎﺭ‬, ‫ ﺍﻟـﻔـﺘـﺤﺔ ﻭ ﺍﻟﻜـﺴـﺮﺓ ﻭ ﺍﻟـﻀـﻤﺔ ﻭﻗـﺪ ﺗﻜـﻮﻥ ﻗـﺼـﻴﺮﺓ‬: ‫ﺍﻣـﺎ ﺍﻟﺤﺮﻛﺎﺕ ﻓﻬﻲ ﺛﻼﺙ‬
.‫ﺍﻟﻰ ﺍﻟـﺤﺮﻛﺎﺕ ﺍﻟـﻘـﺼـﻴﺮﺓ ﻓﻲ ﺍﻟـﻜـﺘﺎﺑﺔ ﺑﺎﻟـﻌﻼﻣﺎﺕ ﺍﻟـﺘﻘـﻠـﻴﺪﻳﺔ ﺍﻟـﻤـﻌـﺮﻭﻓﺔ‬
/`amma al –ḥarakātu fahiya șalāșun : al – fatḥatu wa al – kasratu wa ḍ–
ḍammatu wa qad takūnu qaṣīratun , wa yusyāru `ila al – ḥarakāti al – qaṣīrati
fi al – kitābati bi al - `alāmati t – taqlīdiyyati al – ma`rūfati / .` Bunyi vokal
pendek bahasa Arab ada 3 (tiga ) yaitu : bunyi vokal [ a ] , [ i ] , dan [ u ]
sebagaimana dikenal dengan lambang tulisan ( _ , ‫ ﹻ‬, _ ) .
Sedangkan bunyi vokal panjang dalam bahasa Arab menurut Basyar (1980 : 83)
seperti berikut :

‫ ﺃﻭ ﺣـﺮﻭﻑ ﺍﻟـﻤـﺪ ﻭ ﺍﻟـﻠﻴﻦ ﺃﻭ ﺣـﺮﻭﻑ‬. ‫ﺃﻣﺎ ﺍﻟﻄـﻮﻳﻠﺔ ﻭﻫﻲ ﺍﻟـﻤـﻌـﺮﻭﻓﺔ ﻋـﻨﺪﻫﻢ ﺑــﺤﺮﻭﻑ ﺍﻟـﻤـﺪ‬
) ‫ ﺍﻟـﻘـﺎ ﺿﻲ‬: ‫ ﻭﺍﻟـﻴﺎء ﻓﻴﻨﺤﻮ‬, ( ‫ ﻗـﺎﻝ ) ﻓـﺘﺤﺔ ﻁـﻮﻳـﻠﺔ‬: ‫ ﺃﻻﻟـﻒ ﻗﻲ ﻧـﺤـﻮ‬: ‫ﺍﻟـﻠﻴﻦ ﻓـﻌـﻼ ﻣـﺘﻬـﺎ‬
( ‫ ﻳـﺪﻋـﻮ ) ﺿﻤـﺔ ﻁـﻮﻳـﻠـﺔ‬: ‫ ﻭﺍﻟـﻮﺍﻭ ﻓﻲ ﻧﺤـﻮ‬, ( ‫ﻛﺴﺮﺓ ﻁـﻮﻳﻠـﺔ‬
/ `Amma ṭ–ṭawīlatu wa hiya l – ma’rūfatu ‘indahum biḥurūfi l –maddi .

`Aw ḥurūfimaddi wa l –layyini `aw ḥurūfi l–layyini fa’alāmatuhā : `al`alifu fī naḥwin : qāla ( fatḥatun ṭawīlatun ) , wa l–yā`u fī nahwin : al–qāḍī
(kasratun țawīlatun ) , wa l – wāwu fi naḥwin : yad`ū ( dammatun ṭawīlatun
) . ` Adapun bunyi vokal panjang itu dapat dikenal dengan adanya
lambang bunyi vokal pendek [ a ] yang dirangkaikan dengan huruf
mad alif ( ‫ ) ﺍ‬seperti pada kata ‫ ﻗـﺎﻝ‬/ qa: la / , dan bunyi vokal
pendek [ i ] yang dirangkaikan dengan huruf mad ya` ( ‫ ) ﻱ‬, seperti pada
kata ‫ ﺍﻟـﻘﺎ ﺿـﻲ‬/ al-qa : di /, dan bunyi vokal pendek yang dirangkaikan dengan
huruf mad waw ( ‫) ﻭ‬, seperti pada kata ‫ﻳـﺪﻋـﻮ‬/ yad`u : / `. Jadi bunyi vokal
panjang adalah bunyi yang ketika mengucapkannya suara lebih lama atau
lebih panjang dari vokal pendek .

Universitas Sumatera Utara

2.4.2.2 Vokal Tanwin
Di dalam bahasa Arab dikenal juga bunyi vokal nasal atau sengau yang
disebut dengan tanwin. Menurut Rasyad (2004:21) batasan tanwin menurut
bahasa seperti berikut:

‫ ﻧﻮﻥ ﺳﺎﻛﻨﺔ ﺗﻠﺤﻖ ﺁﺧﺮ ﺍﻹﺳﻢ ﻟﻔﻈﺎ‬:‫ ﻭ ﺇﺻﻄﻼﺣﺎ‬.‫ ﺍﻟﺘﺼﻮﻳﺖ‬:‫ ﻭﻣﻌﻨﺎﻩ ﻟﻐﺔ‬:‫ﺍﻟﺘﻨﻮﻳﻦ‬
‫ﻭﺗﻔﺎﺭﻗﺔ ﺧﻄﺎ ﻭﻭﻗﻔﺎ‬

/At-tanwīnu: wa ma’nāhu lugatan: at-taṣwītu. Wa iṣṭilāḥan: nūnun sākinatun
talḥaqu `ākhiru l-ismi lafẓan wa tafāraqahu khaṭṭan wa waqfan/
`Tanwin menurut bahasa bermakna bunyi vokal. Sedangkan menurut
istilah adalah bunyi konsonan nasal spesifik /n/ yang hadir dalam pengucapan
pada akhir kata benda (nomina) dan tanwin itu berbeda dalam tulisan dan berbeda
dan berbeda ucapannya ketika berhenti. Dalam pengucapan vokal tanwin ini
sebagian dari arus udara keluar melalui rongga mulut, sebagian yang lain keluar
melalui rongga hidung, kemudian langit-langit lunak direndahkan, sehingga
terdengarlah kwalitas bunyi nasal atau sengau.
Adapun ketiga lambang bunyi vokal tanwin tersebut yakni: _[an], _[in],
_[un]. Bunyi vokal tanwin ini di dalam lambang fonetiknya dapat dikenal dengan
tanda ( ~ ) yang diletakkan di atas bunyi vokal tanwin.
2.4.2.3 Bunyi Konsonan Bahasa Arab
Dalam Muskar (2013:42-43) klasifikasi bunyi konsonan dalam bahasa
Arab dari sudut proses penyempitan alur udara, artikulasi, dan pita suara adalah
sebagai berikut:
1. Bunyi konsonan ‫ [ ﺏ‬b ] , (‫ )ﻭﻗﻔﻴﺔ ﺷﻔﺘﺎﻧﻲ ﻣﺠﻬﻮﺭ‬/waqfyīyah syafatāniy majhūr/
atau stop bilabial bersuara.
2. Bunyi konsonan ‫ [ ﺕ‬t ] ,(‫ )ﻭﻗﻔﻲ ﺍﺳﻨﺎﻧﻲ ﻣﻬﻤﻮﺱ‬/waqfiy`asnāniy mahmūs/ atau
stop dental bersuara.
3. Bunyi konsonan ‫ [ ﺩ‬d ], ( ‫ )ﻭﻗﻔﻲ ﺍﺳﻨﺎﻧﻲ ﻣﺠﻬﻮﺭ‬waqfiy `asnāniy majhūr atau
stop dental bersuara .

Universitas Sumatera Utara

4.

Bunyi konsonan ‫ﻁ‬

[ ʈ ],(

‫ ) ﻭﻗﻔﻲ ﺍﺳﻨﺎﻧﻲ ﻣﻔﺨﻢ ﻣﻬﻤﻮﺱ‬waqfi

`asnaniy

mufakhkham mahmūs atau stop dentalvelarized tak bersuara .
5. Bunyi konsonan ‫ [ ﺽ‬ɖ ] ,(‫ﻣﺠﻬﻮﺭ‬

‫ )ﻭﻗﻔﻲ ﺍﺳﻨﺎﻧﻲ ﻣﻔﺨﻢ‬waqfiy`asnāniy

mufakhkham majhūr atau stop dental velarized bersuara .
6. Bunyi konsonan ‫ [ ﻕ‬q ] , (‫ )ﻭﻗﻔﻲ ﺣﻠﻘﻲ ﻣﻬﻤﻮﺱ‬waqfiy halqiy mahmūs atau
stop uvular tak bersuara .
7. Konsonan‫ [ ﻙ‬k ] , (‫ ) ﻭﻗﻔﻲ ﻁﺒﻘﻲ ﻣﻬﻤﻮﺱ‬waqfiy tabaqiy mahmūs atau stop
velar tak bersuara .
8. Bunyi konsonan ‫ [ ﺀ‬ʔ ] , (‫) ﻭﻗﻔﻲ ﺣﻨﺠﺮﻱ ﻣﻬﻤﻮﺱ‬waqfiy ḥanjariy mahmūs atau
stop glottal tak bersuara
9. Bunyi konsonan ‫[ ﺙ‬θ] ,(‫ )ﺍﺣﺘﻜﺎﻛﻲ ﺑﻴﻦ ﺍﺳﻨﺎﻧﻲ ﻣﻬﻤﻮﺱ‬iḥtikākiy bayna `asnāniy
mahmūs atau frikatif interdental tak bersuara .
10. Bunyi konsonan ‫ [ ﺝ‬ʝ ] , (‫ )`ﺍﺣﺘﻜﺎﻛﻲ ﻟﺜﺔ ﻏﺎﺭﻳﺔ ﻣﺠﻬﻮﺭ‬Iḥtikākiy lișșah ghāriyyah
majhūr atau frikatif alveo palatal bersuara .
11. Bunyi konsonan ‫ [ ﺡ‬ħ ], (‫ )ﺍﺣﺘﻜﺎﻛﻲ ﺣﻠﻘﻲ ﻣﻬﻤﻮﺱ‬iḥtikākiy ḥalqiy mahmūs atau
frikatif faringal takbersuara .
12. Bunyi konsonan‫ [ ﺥ‬x ] , (‫ )ﺍﺣﺘﻜﺎﻛﻲ ﻁﺒﻘﻲ ﻣﻬﻤﻮﺱ‬iḥtikākiy ṭabaqiy mahmūs
atau frikatif velar tidak bersuara .
13. Bunyi konsonan ‫[ﺫ‬ð] , (‫ )ﺍﺣﺘﻜﺎﻛﻲ ﺑﻴﻦ ﺍﺳﻨﺎﻧﻲ ﻣﺠﻬﻮﺭ‬iḥtikākiy bayna `asnāniy
majhūr atau frikatif

interdental bersuara .

14. Bunyi konsonan ‫ [ ﺯ‬z ] , (‫ )ﺍﺣﺘﻜﺎﻛﻲ ﻟﺜﺔ ﻣﺠﻬﻮﺭ‬iḥtikākiy lișșah majhūr atau
frikatif alveolar bersuara .
15. Bunyi konsonan ‫ [ ﺱ‬s ] , (‫ )ﺍﺣﺘﻜﺎﻛﻲ ﻟﺜﻮﻱ ﻣﻬﻤﻮﺱ‬iḥtikākiy lișșawiy mahmūs
atau frikatif alveolar tidak bersuara
16. Bunyi konsonan ‫ [ ﺵ‬ʃ ] ,(‫ ) ﺍﺣﺘﻜﺎﻛﻲ ﻟﺜﻮﻱ ﻣﻬﻤﻮﺱ‬iḥtikākiy lișșawiy mahmūs
atau frikatif alveo palatal tidak bersuara
17. Bunyi konsonan ‫ [ ﺹ‬ʂ]

, (‫ )ﺍﺣﺘﻜﺎﻛﻲ ﻣﻔﺨﻢ ﻣﻬﻤﻮﺱ‬iḥtikākiy mufakhkham

mahmūs atau frikatif velarized tidak bersuara
18. Bunyi konsonan ‫ [ ﻅ‬ʑ ] ,(‫ )ﺍﺣﺘﻜﺎﻛﻲ ﻣﻔﺨﻢ ﻣﺠﻬﻮﺭ‬iḥtikākiy mufakhkham majhūr
atau frikatif velarized bersuara

Universitas Sumatera Utara

19. Bunyi konsonan‫ [ ﻉ‬ʕ ] , (‫ )ﺍﺣﺘﻜﺎﻛﻲ ﺣﻠﻘﻲ ﻣﺠﻬﻮﺭ‬iḥtikākiy halqiy majhūr atau
frikatif faringal bersuara
20. Bunyi konsonan ‫ [ ﻍ‬γ ] , (‫ )ﺍﺣﺘﻜﺎﻛﻲ ﻁﺒﻘﻲ ﻣﺠﻬﻮﺭ‬iḥtikakiy tabaqiy majhūr
atau frikatif velar bersuara
21. Bunyi konsonan‫ [ ﻑ‬f ] , (‫ )ﺍﺣﺘﻜﺎﻛﻲ ﺷﻔﻮﻱ ﺍﺳﻨﺎﻧﻲ ﻣﻬﻤﻮﺱ‬iḥtikakiy syafawiy
asnaniy mahmūs atau frikatif labio dental tidak bersuara
22. Bunyi konsonan ‫ [ ﻫ‬h ], (‫ )ﺍﺣﺘﻜﺎﻛﻲ ﺣﻨﺠﺮﻱ ﻣﻬﻤﻮﺱ‬iḥtikakiy hanjariy mahmūs
atau frikatif glottal tidak bersuara
23. Bunyi konsonan ‫ [ ﻡ‬m ], (‫ ) ﺍﻧﻔﻲ ﺷﻔﺘﺎﻧﻲ ﻣﺠﻬﻮﺭ‬anfiy syafatāniy majhūr atau
nasal bilabial bersuara
24. Bunyi konsonan ‫ [ ﻥ‬n ], (‫ ) ﺍﻧﻔﻲ ﻟﺜﻮﻱ ﻣﺠﻬﻮﺭ‬anfiy llișșawiy majhūr atau nasal
alveolar bersuara .
25. Bunyi konsonan ‫ [ ﻝ‬l ] , (‫ )ﺟﻨﺒﻲ ﻟﺜﻮﻱ ﻣﺠﻬﻮﺭ‬janibiy lisawiy majhūr atau
lateral alveolar bersuara
26. Bunyi konsonan ‫ [ﺭ‬r], (‫ )ﺗﻜﺮﺭﻱ ﻟﺜﻮﻱ ﻣﺠﻬﻮﺭ‬tikrariy lișșawiy majhūr atau
vibran alveolar bersuara
27. Bunyi konsonan ‫ [ ﻭ‬w ] , (‫ )ﺷﺒﻪ ﺻﺎﺋﺘﺔ ﻏﺎﺭﻱ ﻣﺠﻬﻮﺭ‬syibhu sa`itah ghāri
majhūr atau semi vokal palatal bersuara
28. Bunyi konsonan ‫ [ ﻱ‬j ]

,( ‫ )ﺷﺒﻪ ﺻﺎﺋﺖ ﻏﺎﺭﻱ ﻣﺠﻬﻮﺭ‬syibhu sa`it ghāri

majhūr atau semi vocal palatal bersuara

Universitas Sumatera Utara

Bahasa Arab memiliki 28 fonem konsonan sperti terlihat dalam bagan berikut ini:

d

ɖ

Glottal

b

Pharyngeal

‫ﺽ‬

Tak

‫ﺕ‬

‫ﻁ‬

‫ﻙ‬

‫ﻕ‬

‫ﻉ‬

suara

t

ʈ

k

q

ʕ

Cara Artikulasi

Hentian Suara

Geseran Suara

Palatal

Uvular

‫ﺩ‬

Velar

‫ﺏ‬

Palato alvelar

velarisasi

Alveolar

Dental

Inter dental

Bilabial

Labio dental

Daerah Artikulasi

‫ﺫ‬

‫ﺯ‬

‫ﻅ‬

‫ﻍ‬

‫ء‬

ð

z

ʑ

ɤ

ʔ

Tak

‫ﻑ‬

‫ﺙ‬

‫ﺱ‬

‫ﺹ‬

‫ﺵ‬

‫ﺥ‬

‫ﺡ‬

‫ﻩ‬

suara

f

θ

s

ʂ

ʃ

x

ħ

h

‫ﺝ‬

Afrikat

ʝ
Nasal

‫ﻡ‬

‫ﻥ‬

m

n
‫ﻝ‬

Lateral

l
‫ﺭ‬

Getaran

r
Semi Vokal

‫ﻭ‬

‫ﻱ‬

w

y

Universitas Sumatera Utara

2.5

Fonetik Bahasa Jawa
Menurut Wedhawati (2006: 65) Bunyi bahasa di dalam bahasa Jawa dapat

dibagi menjadi tiga kelompok, berdasarkan kriteria tertentu, yaitu vokal,
konsonan, dan semivokal. Ketiga bunyi itu tertata menurut kaidah struktur
tertentu.
2.5.1 Vokal
MenurtWedhawati (2006:65-66) Fonem vokal bahasa Jawa berjumlah
enam buah yaitu: /i,e, ə , a, u, o/. Berdasarkan ketinggian lidah pada waktu
pengucapannya, keenam fonem vokal itu dapat dibagi menjadi tiga kelompok,
yaitu vokal tinggi /i,u/; madya /e, ə, o/; dan rendah /a/. Berdasarkan bagian lidah
yang bergerak pada waktu diucapkan, fonem vokal dapat dibagi menjadi tiga
macam, yaitu vokal depan /i,e/; tengah /ə,a/; dan belakang /u,o/. Berdasarkan jarak
lidah dengan langit-langit atau struktur pada waktu diucapkan, fonem vokal dapat
dibagi menjadi empat, yaitu vokal tertutup /i,u/; semitertutup /e,o/; semiterbuka
/ə/; dan terbuka /a/. Berdasarkan bentuk bibir pada waktu diucapkan, fonem vokal
dapat dibagi menjadi dua, yaitu vokal tak bulat /i,e, ə, a/; dan bulat /u,o/. Tabel
keenam vokal berdasarkam empat kriteria itu terlihat pada tabel berikut.
Fonem vokal
Bagian lidah yang bergerak
Depan

Tengah

Belakang

Ketinggian lidah Tinggi

i

u

Tertutup

Struktur

Madya

e

o

Semitertutup

(jarak

ə

Semiterbuka

lidah

e

Terbuka

dengan

Rendah

langitlangit)
Tak bulat

Bulat

Bentuk bibir
( sumber :wedhawati dkk 2006:66 )

Universitas Sumatera Utara

2.5.2 Konsonan
Menurut Wedhawati (2006:74) Fonem konsonan bahasa Jawa berjumlah
23 buah. Berdasarkan tempat artikulasinya, 23 buah fonem itu dapat
dikelompokkan menjadi 10 jenis. Kesepuluh jenis itu ialah bilabial /p, b, m/;
labio-dental /f, w/; apiko-dental /t, d/; apiko-alveolar /n, l, r/; apiko-palatal /ṭ, ḍ/;
lamino-alveolar /s,z/; medio-palatal /c, j, ñ, y/; dorso-velar /k, g,ŋ/; laringal
/h/;dan glotal stop /ʔ/. Berdasarkan cara dihambat atau cara diartikulasikannya,
fonem konsonan dapat dibagi menjadi enam jenis, yaitu konsonan hambat letup
/p, b, t, d, ṭ, ḍ, c, j, k, g, ʔ/; nasal /m, n, ñ,ŋ/; sampingan /l/; geseran /f, s, z, h/;
getar /r/; dan semivokal /w, y/. Selain itu, konsonan bahasa Jawa juga dapat dibagi
menurut hubungan posisional antarpenghambatnya atau struktur, bergetar, atau
tidak bergetarnya pita suara, dan dapat atau tidaknya diartikulasikan secara
berkelanjutan . Berdasarkan tempat artikulasinya dalam bahasa Jawa dikenal
antara lain konsonan :
1. Konsonan Bilabial : fonem konsonan bilabial di dalam bahasa Jawa
berjumlah tiga, yaitu /p,b,m/. Realisasi alofon ketiga fonem itu disebut
bilabial karena diucapkan dengan hambatan pada kedua bibir, yaitu bibir
bawah dan bibir atas. Contoh “p” dalam BA ‘-‘, contoh “b” dalam BA
‘‫’ﺑﺎﺏ‬, contoh “m” dalam BA ‘‫’ﺣﻤﻴﻤﺎ‬. Contoh /p,b,m/ dalam BJ ‘tətəp, bʰali,
ayəm’.
2. Konsonan Labio-Dental : fonem konsonan labio-dental dalam bahasa
Jawa berjumlah dua, yaitu /f/, dan /w/. Kedua fonem itu disebut labiodental karena realisasi alofonnya diucapkan dengan hambatan bibir bawah
dan gigi atas. Contoh /f, w/ dalam BA ‘‫ ﻭﻗﺖ‬,‫’ﻓﺬﻟﻚ‬. Conton /f, w/ dalam BJ
‘foto, wani’.
3. Konsonan Apiko-Dental : fonem konsonan apiko-dental di dalam bahasa
Jawa ada dua , yaitu /t/, dan /d/. Kedua fonem itu disebut apiko-dental
karena realisasi alofonnya diucapkan dengan hambatan ujung lidah dan
gigi atas. Contoh /t, d/ dalam BA ‘ ‫ ﺿﺒﺤﺎ‬,‫’ﺗﺮﻣﻴﻬﻢ‬. Contoh /t,d/ dalam BJ
‘tatu, dʰɔrɔ’.

Universitas Sumatera Utara

4. Konsonan Apiko-Alveolar : fonem konsonan apiko-alveolar dalam bahasa
Jawa ada tiga, yaitu /n/, /l/, /r/. Ketiga fonem itu disebut apiko-alveolar
karena relalisasi alofonnya diucapkan dengan hambatan berupa ujung
lidah dan gusi bagian dalam. Contoh /n, l, r/ dalam BA ‘ ‫ ﺭﺍﺿﻴﺔ‬,‫ ﻟﻴﺲ‬,‫’ﻧﻮﻡ‬.
Contoh /n, l, r/ dalam BJ ‘ wɔnɔ, lilɔ, rɔsɔ/.
5. Konsonan Apiko-Palatal : fonem konsonan apiko-apalatal dalam bahasa
Jawa ada dua, yaitu /ṭ/, dan /ḍ/. Kedua fonem ini disebut apiko-palatal
karena realisasi alofonnya diucapkan dengan hambatan ujung lidah dan
langit-langit keras. Contoh / ṭ, ḍ/ dalam BA ‘-, -/. Contoh / ṭ, ḍ/ dalam BJ
‘puṭu, ḍʰɔḍʰɔ’.
6. Konsonan Lamino-Alveolar : fonem konsonan lamino-alveolar dalam
bahasa Jawa ada dua, yaitu /s/ dan /z/. Kedua fonem itu disebut laminoalveolar karena realisasi alofonnya diucapkan dengan hambatan daun
lidah dan gusi dalam atas. Contoh /s, z/ dalam BA ‘ - ,‫‘ﺳﻮﻑ‬. Contoh /s, z/
dalam BJ ‘rɔsɔ, zakat’.
7. Konsonan Medio-Palatal : fonem konsonnan medio-palatal di dalam
bahasa Jawa berjumlah empat, yaitu /c/, /j/, /ñ/, dan /y/. Keempat fonem
itu disebut medio-palatal karena realisasi alofonnya dengan hambatan
berupa tengah lidah dan langit-langit keras. Contoh /c, j, ñ, y/ dalam BA ‘
-, ‫ ﻳﻮﻡ‬,‫ﺟﻮﻉ‬, -‘. Contoh /c, j, ñ, y/ dalam BJ ‘kɔcɔ, wɔjʰɔ, luñu, ayu’.
8. Konsonan Dorso-Velar : fonem konsonan dorso-velar dalam bahasa Jawa
ada tiga macam, yaitu /k/, /g/, danŋ/./ Ketiga fonem itu disebut dorso

-

velar karena realisasi alofonnya diucapkan dengan hambatan pada
pangkal lidah dan langit-langit lunak. Contoh /k, g, ŋ/ dalam BA ‘- ,- ,‫‘ﺃﻛﻞ‬.
Contoh /k, g, ŋ/ dalam BJ ‘kilo, igʰa, ŋarəp’.
9. Konsonan Laringal : fonem konsonan laringal atau glotal di dalam bahasa
Jawa hanya satu, yaitu /h/. Realisasi alofon fonem ini diucapkan denga
hambatan berupa pangkal tenggorok atau rongga laring, khususnya di
tempat sepasang pita suara. Fonem /h/ dapat berdistribusi pada awal,
tengah, atau akhir kata. Contoh /h/ dalam BA ‘ ‫’ﻫﺆﻟﺌﻚ‬. Contoh /h/ dalam
BJ ‘hɔwɔ’.

Universitas Sumatera Utara

10. Konsonan Glotal Stop : Fonem konsonan glotal stop atau glotal hamzah
di dalam bahasa Jawa hanya satu, yaituɁ/.
/ Disebut glotal stop karena
realisasi alofon fonem itu diucapkan dengan hambatan di sepanjang pita
suara. Fonem Ɂ// diucapkan denga merapatkan sepasang pita suara
sehingga glotis dalam keadaan tertutup. Contoh /Ɂ/ dalam BA ‘‫’ﺩﻋﺎء‬.
Contoh /Ɂ/ dalam BJ ‘gʰalaɁ’.

Universitas Sumatera Utara

Ikhtisar 23 buah fonem konsonan berdasarkan lima pembagian itu terlihat

Hambat
letup

Rapat lepas
tiba-tiba

Nasal
(sengau)

c

k

B

b

d



j

g

B

m

ñ

ŋ

n

Glotal stop



Apiko- palatal

t

Laringal

Lamino- alveolar

Apiko- alveolar

p

Apiko-dental

T

labio-dental

Dorso-velar

Rapat lepas
tiba-tiba

Tempat Hambatan (Tempat Artikulasi )

Bilabial

Cara
dihambat
(cara
artikulasi)

Bersuara / tak bersuara

Hubungan
posisional
antar –
penghamba
t (striktur)

Medio-palatal

Nonkontinuan

Keberlanjutan

pada tabel tiga berikut.

?

l
B
Sampinga
n (lateral)

Renggang

Geseran
(frikatif)

Kontinuan

Renggang
lebar

f*
)

s

T
z*)

h

B
r

Rapat
renggang

Getar
(tril)

B
w

Renggang
lapar

Semivokal

y

B

( sumber :wedhawati dkk 2006:74)

Universitas Sumatera Utara

2.6 Cara Artikulasi Bunyi-bunyi Konsonan BA yang tidak ada dalam BJ
Proses dan letak bunyi-bunyi konsonan BA yang tidak terdapat dalam BJ:
a. Bunyi konsonan ‫[ ﺽ‬ɖ] ‫ ﻭﻗﻔﻲ ﺍﺳﻨﺎﻧﻲ ﻣﻔﺨﻢ ﻣﺠﻬﻮﺭ‬/waqfiy`asnāniy
mufakhkham majhūr/ (stop dental velarized bersuara)
Dalam BA bunyi konsonan ‫[ ﺽ‬ɖ]

‫ﻣﺠﻬﻮﺭ‬

‫ﻭﻗﻔﻲ ﺍﺳﻨﺎﻧﻲ ﻣﻔﺨﻢ‬

/waqfiy`asnāniy mufakhkham majhūr/ (stop dental velar bersuara)
adalah bunyi yang dihasilkan oleh ujung lidah yang bersentuhan
dengan lengkung kaki gigi depan atas, dan belakang lidah juga
dinaikkan hampir menyentuh langit-langit lunak, bunyi ini adalah
bunyi bersuara. ( Muskar, 2013: 53)
( Waqfiyyah ` Asnāniy Mufakhkham Majhūr ) [ ‫] ﺽ‬

b. Bunyi konsonan ‫[ ﻕ‬q] ‫ ﻭﻗﻔﻲ ﺣﻠﻘﻲ ﻣﻬﻤﻮﺱ‬/waqfiy halqiy mahmūs/
(stop uvular tak bersuara)
Dalam BA bunyi konsonan ‫[ ﻕ‬q] ‫ ﻭﻗﻔﻲ ﺣﻠﻘﻲ ﻣﻬﻤﻮﺱ‬/waqfiy halqiy
mahmūs/ (stop uvular tak bersuara) adalah bunyi yang dikeluarkan
dari anak tekak dan langit-langit lunak, bunyi ini pada dasarnya
tergolong dalam bunyi bersuara. Bunyi konsonan ini dihasilkan oleh

Universitas Sumatera Utara

akr lidah yang bersetuhan dengan langit-langit lunak dan anak tekak,
ketika itu udara yang keluar dari paru-paru terhambat pada titik
artikulasinya, kemudian akar lidah dilepas dari titik sentuhnya maka
udara keluar lalu diikuti oleh pita suara yang terbuka dan tidak
bergetar. ( Muskar, 2013: 54)
( Waqfiyyah Halqiy Mahmūs ) [ ‫] ﻕ‬

c. Bunyi konsonan ‫[ ﻁ‬ʈ] ‫ ﻭﻗﻔﻲ ﺍﺳﻨﺎﻧﻲ ﻣﻔﺨﻢ ﻣﻬﻤﻮﺱ‬/waqfi `asnaniy
mufakhkham mahmūs/ (stop dental velarized tak bersuara)
Dalam BA bunyi konsonan ‫[ ﻁ‬ʈ] ‫ ﻭﻗﻔﻲ ﺍﺳﻨﺎﻧﻲ ﻣﻔﺨﻢ ﻣﻬﻤﻮﺱ‬/waqfi `asnaniy
mufakhkham mahmūs/ (stop dental velarized tak bersuara) adalah
bunyi yang dihasilkan dengan cara menghambat udara pada ujung
lidah yang bersentuhan dengan lengkung kaki gigi depan atas secara
bersamaan lidah bagian belakang dinaikkan hampir mencapai langitlangit lunak, udara mengalir dari paru-paru dan terdesak pada titik
artikulasi sehingga pita suara mengalami alur sempit dan bergetar,
ketika itu ujung lidah diturunkan maka udara mengaalir keluar dari
mulut .Bunyi ini diucapkan di ujung lidah dan diikuti oleh daun lidah
yang menyentuh gigi geraham atas, bunyi ini adalah bunyi bersuara. (
Muskar, 2013: 52)

Universitas Sumatera Utara

(Waqfiyyah ` Asnāniy Mufakhkham Mahmū s ) [ ‫] ﻁ‬

a. Bunyi konsonan ‫[ﺙ‬θ] ‫ﺍﺣﺘﻜﺎﻛﻲ ﺑﻴﻦ ﺍﺳﻨﺎﻧﻲ ﺍﺣﺘﻜﺎﻛﻲ ﺑﻴﻦ ﺍﺳﻨﺎﻧﻲ ﻣﻬﻤﻮﺱ‬
/iḥtikākiy bayna `asnāniy mahmūs/ (frikatif interdental tak
bersuara)
Dalam BA bunyi konsonan ‫[ ﺙ‬θ] ‫ ﺍﺣﺘﻜﺎﻛﻲ ﺑﻴﻦ ﺍﺳﻨﺎﻧﻲ ﻣﻬﻤﻮﺱ‬/iḥtikākiy
bayna `asnāniy mahmūs/ (frikatif interdental tak bersuara) adalah
bunyi yang dihasilkan oleh ujung lidah yang bersentuhan di antara
gigi depan atas dan bawah, ketika itu udara mengalir dari paru-paru
dan sampai di ujung lidah yang bersentuhan dengan gigi depan atas
dan bawah sehingga mengalami desakan yang keluar melalui celahcelah ujung lidah dan gigi, bersamaan dengan itu pita suara terbuka
agak lebar, bunyi ini termasuk ke dalam bunyi yang tidak bersuara. (
Muskar, 2013: 57)
(`iḥtikākiy

Bay’asnāniy Mahmūs ) [ ‫] ﺙ‬

Universitas Sumatera Utara

b. Bunyi konsonan ‫[ﺡ‬ħ] ‫ ﺍﺣﺘﻜﺎﻛﻲ ﺣﻠﻘﻲ ﻣﻬﻤﻮﺱ‬/iḥtikākiy ḥalqiy mahmūs/
[frikatif faringal tak bersuara]
Dalam BA bunyi konsonan ‫[ﺡ‬ħ] ‫ ﺍﺣﺘﻜﺎﻛﻲ ﺣﻠﻘﻲ ﻣﻬﻤﻮﺱ‬/iḥtikākiy ḥalqiy
mahmūs/ [frikatif faringal tak bersuara] adalah bunyi yang dihasilkan
oleh keterlibatan dinding belakang kerongkongan dan akar lidah dan
ketika itu udara dipompakan dari paru-paru dan sampai pada akar
lidah dan dinding belakang kerongkongan sehingga udara mengalir
dan bergeser pada celah-celah yang ada pada alat ucap bersamaan
dengan itu pita suara terbuka lebar, bunyi ini adalah bunyi tidak
bersuara. ( Muskar, 2013: 59)
( ` Iḥtikākiy Ḥalqiy Mahmū s ) [ ‫] ﺡ‬

c. Bunyi konsonan ‫[ﺫ‬ð] ‫ ﺍﺣﺘﻜﺎﻛﻲ ﺑﻴﻦ ﺍﺳﻨﺎﻧﻲ ﻣﺠﻬﻮﺭ‬/iḥtikākiy bayna
`asnāniy majhūr/ (frikatif interdental bersuara)
Dalam BA bunyi konsonan ‫[ﺫ‬ð]

‫ ﺍﺣﺘﻜﺎﻛﻲ ﺑﻴﻦ ﺍﺳﻨﺎﻧﻲ ﻣﺠﻬﻮﺭ‬/iḥtikākiy

bayna `asnāniy majhūr/ (frikatif interdental bersuara) yaitu bunyi
konsonan yang dihasilkan oleh ujung lidah berada di antara gigi
depan atas dan bawah, kemudian udara mengalir dari paru-paru dan
bergeser di antara celah-celah ujung lidah serta gigi depan atas dan

Universitas Sumatera Utara

bawah sekaligus pada waktu pita suara mengalami penyempitan,
bunyi ini adalah bunyi bersuara. ( Muskar, 2013: 62)
( Ihtikak i Bayna ‘Asnani Majhur ) [ ‫] ﺫ‬

d. Bunyi konsonan ‫[ ﺥ‬x]‫ ﺍﺣﺘﻜﺎﻛﻲ ﻁﺒﻘﻲ ﻣﻬﻤﻮﺱ‬/iḥtikākiy ṭabaqiy mahmūs/
[frikatif velar tidak bersuara]
Dalam BA bunyi konsonan ‫[ ﺥ‬x]‫ ﺍﺣﺘﻜﺎﻛﻲ ﻁﺒﻘﻲ ﻣﻬﻤﻮﺱ‬/iḥtikākiy ṭabaqiy
mahmūs/ [frikatif velar tidak bersuara] adalah bunyi yang dihasilkan
dengan menaikkan belakang lidah ke arah langit-langit lunak,
kemudian udara mengalir dari paru-paru dan terdesak di celah-celah
belakang lidah dan langit-langit keras, bersamaan dengan itu pita
suara terbuka lebar, bunyi ini adalah bunyi tidak bersuara. ( Muskar,
2013: 60)

Universitas Sumatera Utara

(`Iḥ tikākiy ṭabaqiy Mahmūs ) [ ‫] ﺥ‬

e. Bunyi konsonan ‫ [ ﺵ‬ʃ ] ,‫ ﺍﺣﺘﻜﺎﻛﻲ ﻟﺜﻮﻱ ﻣﻬﻤﻮﺱ‬/iḥtikākiy lișșawiy
mahmūs/ [frikatif alveo palatal tidak bersuara]
Dalam BA bunyi konsonan

‫ [ﺵ‬ʃ ] , ‫ ﺍﺣﺘﻜﺎﻛﻲ ﻟﺜﻮﻱ ﻣﻬﻤﻮﺱ‬/iḥtikākiy

lișșawiy mahmūs/ [frikatif alveo palatal tidak bersuara] adalah bunyi
yang dihasilkan oleh ujung lidah dan daun lidah yang dinaikkan ke
belakang pangkal gigi depan atas dan langit-langit keras sehingga
bersentuhan, gigi depan atas dan bawah dalam keadaan rapat,
kemudian keluar dari paru-paru dan terdesak di celah-celah alat ucap
dan keluar dengan mengalami geseran, pada saat itu pita suara dalam
keadaan terbuka lebar, bunyi adalah bunyi tidak bersuara. ( Muskar,
2013: 64)

Universitas Sumatera Utara

(iḥtikākiy lișșawiy mahmūs) [ ‫] ﺵ‬

f. Bunyi konsonan ‫[ ﺹ‬ʂ] , ‫ ﻣﻔﺨﻢ ﻣﻬﻤﻮﺱ ﺍﺣﺘﻜﺎﻛﻲ‬/iḥtikākiy mufakhkham
mahmūs/ (frikatif velarized tidak bersuara)
Dalam BA bunyi konsonan ‫[ ﺹ‬ʂ] , ‫ ﻣﻔﺨﻢ ﻣﻬﻤﻮﺱ ﺍﺣﺘﻜﺎﻛﻲ‬/iḥtikākiy
mufakhkham mahmūs/ (frikatif velarized tidak bersuara) adalah bunyi
yang dihasilkan dengan cara mengangkat depan lidah ke langit-langit
lunak disertai dengan tengah lidah sekaligus bersentuhan dengan gigi
geraham atas, sedangkan gigi depan atas dan bawah dalam keadaan
rapat, kemudian udara dikeluarkan dari paru-paru dan terdesak pada
celah-celah alat ucap yang bersentuhan sehingga mengakibatkan
terjadinya pergeseran udara dan bersamaan dengan itu pita sura
terbuka lebar, bunyi adalah bunyi tidak bersuara. ( Muskar, 2013: 66)
( Ihtikakiy Mufakhkham Mahmūs ) [ ‫] ﺹ‬

Universitas Sumatera Utara

g. Bunyi konsonan ‫ [ ﻉ‬ʕ ] ‫ ﺍﺣﺘﻜﺎﻛﻲ ﺣﻠﻘﻲ ﻣﺠﻬﻮﺭ‬/iḥtikākiy halqiy majhūr/
[frikatif faringal bersuara]
Dalam BA bunyi konsonan ‫ [ ﻉ‬ʕ ] ‫ ﺍﺣﺘﻜﺎﻛﻲ ﺣﻠﻘﻲ ﻣﺠﻬﻮﺭ‬/iḥtikākiy halqiy
majhūr/ [frikatif faringal bersuara] yaitu bunyi konsonan yang
dihasilkan adanya sentuhan akar lidah dengan dinding tenggorokkan,
kemudian udara yang keluar dari paru-paru terdesak pada celah-celah
alat ucap yang bersentuhan tersebut sehingga udara bergeser, pada
saat proses ini berlangsung pita suara mengalami penyempitan,
sehingga posisi mulut agak terbuka, bunyi ini adalah bunyi bersuara .
( Muskar, 2013: 68)
(iḥtikākiy halqiy majhūr) [ ‫] ﻉ‬

h. Bunyi konsonan ‫[ ﻍ‬ɤ], ‫ ﺍﺣﺘﻜﺎﻛﻲ ﻁﺒﻘﻲ ﻣﺠﻬﻮﺭ‬/iḥtikakiy tabaqiy majhūr/
[afrikatif velar bersuara]
Dalam BA bunyi konsonan ‫[ ﻍ‬ɤ] , ‫ ﺍﺣﺘﻜﺎﻛﻲ ﻁﺒﻘﻲ ﻣﺠﻬﻮﺭ‬/iḥtikakiy tabaqiy
majhūr/ [afrikatif velar bersuara] adalah bunyi yang dihasilkan oleh
adanya keterlibatan sentuhan belakang lidah dengan langit-langit
lunak, kemudian udara mengalir dari paru-paru dan terdesak di celahcelah alat ucap sehingga terjadi pergeseran udara, dan pada saat yang

Universitas Sumatera Utara

demikian pita sura berada dalam keadaan bergetar karena terjadi alur
sempit pada pita suara tersebut dan bunyi ini dalah bunyi bersuara. (
Muskar, 2013: 69)
( iḥtikakiy tabaqiy majhūr) [ ‫] ﻍ‬

i. Bunyi konsonan ‫ [ ﻅ‬ʑ ] ,‫ ﺍﺣﺘﻜﺎﻛﻲ ﻣﻔﺨﻢ ﻣﺠﻬﻮﺭ‬/iḥtikākiy mufakhkham
majhūr/ (frikatif velarized bersuara)
Dalam BA ‫ [ ﻅ‬ʑ ] ,‫ ﺍﺣﺘﻜﺎﻛﻲ ﻣﻔﺨﻢ ﻣﺠﻬﻮﺭ‬/iḥtikākiy mufakhkham majhūr/
(frikatif velarized bersuara) adalah bunyi yang dihasilkan oleh depan
lidah berada di pangkal gigi depan atas sekaligus tengah lidah berada
pada langit-langit lunak, udara kemudian dikeluarkan dari paru-paru
dan terdesak di celah-celah alat ucap yang bersentuhan sehingga
menimbulkan pergeseran udara, dan pada keadaan yang demikian
pita suara mengalami penyempitan sehingga bergetar, bunyi ini
adalah bunyi bersuara . ( Muskar, 2013: 67)

Universitas Sumatera Utara

(iḥtikākiy mufakhkham majhūr) ‫ﻅ‬

Universitas Sumatera Utara