Analisis Faktor-faktor yang mendorong keberhasilan usaha baru (Studi kasus pada LIKE HOME NET)

BAB II
KERANGKA TEORI
2.1 Pengertian Wirausaha
Machfoedz (2006:9) menyatakan bahwa seorang wirausahawan
adalah pribadi yang mandiri dalam mengejar prestasi, ia berani mengambil
risiko untuk mulai mengelola bisnis demi mendapatkan laba. Karena itu, ia
lebih memilih menjadi pemimpin daripada menjadi pengikut, untuk itu
seorang wirausahawan memiliki rasa percaya diri yang kuat dan
mempertahankan diri ketika menghadapi tantangan pada saat merintis usaha
bisnis. Dalam menghadapi berbagai permasalahan, seorang wirausahawan
senantiasa dituntut untuk kreatif.
Kuratko dan Hodgetts dalam skripsi Sanggam Atur Sitompul
“Analisis Faktor-Faktor Pengembangan Usaha Baru (Studi Kasus Pada
DHUOnet dan TripleG net)”menyatakan bahwa entrepreneur berasal dari
bahasa Perancis yaitu entreprendre yang berarti mengambil pekerjaan (to
undertake). Konsepnya mengenai entrepreneur sebagai berikut:
“The entrepreneur is one who undertake to organize, manage, and assume
the risks of a business.” Konsep ini memberikan arti bahwa kewirausahaan
merupakantindakan seseorang untuk membuat organisasi, mengelolanya dan
menentukan resiko sebuah bisnis. Dalam konsep ini, resiko yang terjadi
dalam sebuah bisnis diambil oleh orang yang menjalankan bisnis tersebut.


7
Universitas Sumatera Utara

8

Zimmerer dan Scarborough menyatakan dalam Skripsi Sanggam
Atur Sitompul “Analisis Faktor-Faktor Pengembangan Usaha Baru (Studi
Kasus

Pada

DHUOnet

dan

TripleG

net)”


memberikan

konsep

kewirausahaan sebagai berikut: An Entrepreneur is one who creates a new
business in the face of risk anduncertainty for the purpose of achieving
profit and growth by identifying significant opportunities and assembling
the necessary resources to capitalize on them. Konseptersebut menceritakan
bahwa kewirausahaan tersebut merupakan keahlian seseorang dalam
menciptakan suatu usaha baru, menghadapi resiko di masa mendatang dan
keahlian bertumbuh untuk mendapatkan profit dengan menggunakan
seluruh sumber daya yang dimiliki sehingga mengalami peningkatan
terhadap usaha tersebut.
2.2 Usaha Baru dan Cara Membuka Usaha Baru
Menurut Anoraga (2002:154-155) Untuk para wirausahawan yang
berencana untuk memulai usaha baru maka ada beberapa alternatif pilihan
usaha. Pilihan usaha ada tiga macam yaitu apakah membeli franchise,
membeli usaha yang sudah berjalan atau membuka usaha dari nol. Masing –
masing dari ketiga pilihan usaha ini ada plus dan minusnya. Pilihan
tergantung


pada

masing



masing

wirausahawan

dengan

mempertimbangkan plus dan minusnya. Dari ketiga pilihan, risiko
kegagalan yang paling besar ada pada pilihan ketiga yaitu membuka usaha
dari nol.
Pilihan pertama adalah membeli franchise. Franchise merupakan hak
penggunaan merek dagang/usaha dari perusahaan (franchisor) berdasarkan

Universitas Sumatera Utara


9

pembagian keuntungan usaha dan membayar royalti untuk menggunakan
merek dagang tersebut. Keuntungannya, kalau mereknya sudah terkenal,
relatif akan lebih mudah untuk memasarkannya.
Alternatif yang kedua adalah membeli usaha yang sudah berjalan.
Membeli usaha yang sudah berjalan, risiko gagal akan lebih kecil daripada
memulai usaha dari nol. Namun, risiko gagalnya kemungkinan lebih tinggi
daripada franchise. Oleh karena itu, sebelum memutuskan untuk membeli
usaha yang sudah berjalan tersebut, perlu dilakukan penelitian yang
seksama. Perlu dipelajari cara beroperasi perusahaan, wawancarai pemilik
usaha tersebut sebelumnya, memeriksa pembukuan perusahaan, berbicara
dengan pelanggan mereka dan dengan pemasok mereka. Minat seorang
pengusaha di sini harus benar – benar murni, karena akan menyangkut
komitmen si pengusaha itu sendiri pada perusahaan yang baru.
Bekerja untuk perusahaan sendiri, komitmen akan jauh lebih kuat daripada
bekerja di perusahaan orang lain.
Pilihan ketiga adalah membuka usaha dari nol. Risiko kegagalan pada
pilihan ini paling tinggi jika dibandingkan dengan kedua pilihan

sebelumnya. Namun ada kepuasan tersendiri bagi pelakunya bila usahanya
berhasil. Bila membuka usaha dari nol ini merupakan pilihan, maka
beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah seberapa besar peluang usaha
dari usaha yang akan dibuka; jangan hanya menjual barang yang hanya
dapat diproduksi sendiri, tetapi buatlah barang yang bisa dijual. Faktor lain
yang perlu diperhatikan adalah pengenalan pada diri sendiri dan latar

Universitas Sumatera Utara

10

belakang sang wirausahawan yang berniat untuk memulai usaha baru dan
memilih alternatif membuka usaha yang benar – benar baru (membuka
usaha dari nol).
2.3 Pengembangan Usaha
Pengembangan Usaha adalah Tugas dan proses persiapan analitis
tentang peluang pertumbuhan potensial, dukungan dan pemantauan
pelaksanaan peluang prtumbuhan usaha, tetapi tidak termasuk keputusan
strategi dan implementasi dari peluang pertumbuhan usaha.Sedangkan
untuk


usaha

yang

besar

terutama

di

bidang

teknologi

industri, Pengembangan Usaha adalah istilah yang sering mengacu pada
pengaturan dan mengelola hubungan strategis dan aliansi dengan yang lain.
Menurut Mahmud Mach Foedz, Perkembangan usaha adalah
perdagangan yg dilakukan oleh sekelompok orang yg terorganisasi untuk
mendapatkan laba dengan memproduksi dan menjual barang atau jasa untuk

memenuhi kebutuhan konsumen.
2.3.1

Unsur-unsur Pengembangan Usaha

Unsur-unsur dalam pengembangan usaha ada 2, yaitu, :
1. Unsur yang berasal dari dalam ( pihak internal ) :
a.

Adanya

niat

dari

si

pengusaha /

wirausaha untuk


mengembangkan usahanya menjadi lebih besar.

Universitas Sumatera Utara

11

b. Mengetahui teknik memproduksi barang seperti berapa banyak
barang yang harus diproduksi , cara apa yang harus digunakan
untuk mengembangkan barang / produk , dan lain – lain.
c. Membuat anggaran yang bertujuan seberapa besar pemasukkan
dan pengeluaran produk .
2. Unsur dari pihak luar ( Pihak eksternal) :
a. Mengikuti perkembangan informasi dari luar usaha.
b. Mendapatkan dana tidak hanya mengandalakan dari dalam seperti
meminjam dari luar.
c. Mengetahui kondisi lingkungan sekitar yang baik / kondusif untuk
usaha .
d. Harga dan kualitas ialah unsur strategi yang paling umum ditemui.
Strategi ini bisa digunakan untuk menghasilkan produk atau jasa

berkualitas prima dan harga yang sesuai atau menghasilkan
barang berbiaya rendah dan menjualnya dengan harga yang
murah pula.
e. Cakupan jajaran produk
Suatu jajaran produk atau jasa yang bervariasi memungkinkan
pelanggan untuk memenuhi kebutuhan mereka dalam satu tempat saja. Hal
ini juga bisa mendorong perekonomian yang pada gilirannya akan memberi
untung pada konsumen. Namun sebaliknya, sebuah jajaran produk yang

Universitas Sumatera Utara

12

sedikit memungkinkan Anda untuk menggali potensi produk tersebut
dengan lebih dalam, mungkin termasuk banyak alternatif untuk jenis produk
yang sama. Variasi produk yang sedikit juga bisa disandingkan dengan
keahlian yang seksama.Sedangkan Kreativitas merupakan salah satu unsur
penting yang perlu dijadikan sebagai salah satu karakter dalam mengelola
bisnis. Kreativitas akan memberikan banyak kontribusi bagi pengembangan
sebuah bisnis usaha. Usaha bisnis sangat perlu dikelola secara kreatif oleh

pemiliknya dalam segala aspek,mulai dari ide dan produksi.
2.3.2

Permasalahan dalam Pengembangan Usaha Baru
Banyak permasalahan yang dihadapi oleh orang-orang yang ingin

melakukan pengembangan terhadap usaha yang baru. Adapun beberapa
masalah yang sering dihadapi yaitu:
1. Faktor kurangnya permodalan
Permodalan merupakan faktor utama yang diperlukan untuk
mengembangkan suatu unit usaha. Kurangnya permodalan UKM,
oleh karena pada umumnya usaha kecil dan menengah merupakan
usaha perorangan atau perusahaan yang sifatnya tertutup, yang
mengandalkan modal dari si pemilik yang jumlahnya sangat
terbatas, sedangkan modal pinjaman dari bank atau lembaga
keuangan lainnya sulit diperoleh karena persyaratan secara
administratif dan teknis yang diminta oleh bank tidak dapat
dipenuhi
2. Kesulitan dalam pemasaran produk


Universitas Sumatera Utara

13

Kesulitan memasarkan produk dapat berakibat berlebihnya
penyimpana prodik di gudana atau over produk. Sehingga tidak ada
pemasukkan bagi si pengusaha.
3. Persaingan usaha yang semakin ketat
Persaingan usaha yang semakin ketat mendesak para pengusaha
bersaing dengan pengusaha lainnya , hal ini jika tidak diantisipasi
maka pengusaha yang kalah bersaing akan mengalami gagal
produk .
4.Kesulitan bahan baku
Kesulitan dalam bahan baku adalah faktor yang sangat vital dalam
proses pengembangan usaha . Jika tidak ada bahan baku maka
akan dipastikan secara perusahaan tidak bisa melakukan kegitan
usahanya.
5. Kurangnya keahlian teknis dan tenaga ahli
Seorang enterpreneur membutuhkan tim kerja dan spesialisasi
untuk mengembangkan perusahaannya. Untuk itu, seorang
enterpreneur harus terus berinvestasi pada manusia untuk
membesarkan perusahaan..
6. Pemasaran
Bargaining Power pengusaha kecil dalam berhadapan dengan
pengusaha besar selalu lemah, utamanya berkaitan dengan

Universitas Sumatera Utara

14

penentuan harga dan system pwmbayaran, serta pengaturan tata
letak

produk

usaha

kecil

di

department

store

dan

supermarket.Asosiasi pengusaha atau profesi belum berperan
dalam mengkoordinasi persaingan tidak sehat antar usaha sejenis.
informasi untuk memasarkan produk di dalam maupun di luar
negeri masih kurang, misalnya tentang produk yang diinginkan,
siapa pembeli, tempat pembelian atau potensi pasar, tata cara
memasarkan produk serta tender pekerjaan utamanya pada usaha
jasa.
7. Bahan Baku
Supply bahan baku kurang memadai dan berfluktuasi, antara lain
karena adanya kebijakan ekspor dan impor yang berubah-ubah,
pembeli besar yang menguasai bahan baku,keengganan pengusaha
besar untuk membuat kontrak dengan pengusaha kecilHarga bahan
baku masih terlalu tinggi dan berfluktuasi karena struktur pasar
bersifat monopolistik atau dikuasai pengusaha pasar.Kualitas bahan
baku rendah, antara lain karena adanya standardisasi dan
manipulasi kualitas bahan baku.Sistem pembelian bahan baku
secara tunai menyulitkan pengusaha kecil, sementara pembayaran
penjualan produk umumnya tidak tunai.
8. Teknologi
Tenaga kerja terampil sulit diperoleh dan dipertahankan, antara lain
karena

lembaga

pendidikan

dan

pelatihan

kurang

dapat

Universitas Sumatera Utara

15

menghasilkan tenaga terampil yang sesuai dengan kebutuhan
pengusaha kecil.Akses dan informasi sumber teknologi masih
kurang dan tidak merata, sedangkan upaya penyebarluasan masih
kurang gencar.
Spesifikasi peralatan yang sesuai dengan kebutuhan (teknologi
tepat guna) sukar diperoleh.Lembaga independent belum ada dan
belum berperan, khususnya lembaga yang mengkaji teknologi yang
ditawarkan oleh pasar kepada pngusaha kecil, sehingga teknologi
ini tidak dapat dimanfaatkan secara optimum.Peranan instansi
pemerintahan, non pemerintahan dan perguruan tinggi dalam
mengidentifikasi, menemukan, menyebarluaskan dan melakukan
pembinaan teknis tentang teknologi baru atau teknologi tepat guna
bagi pengusaha kecil masih kurang intensif.
9. Manajemen
Pola manajemen yang sesuai dengan kebutuhan dan tahap
perkembangan

usaha

sulit

ditmukan,

antara

lain

karena

pengetahuan dan manajerial skill pengusaha kecil relative rendah.
Akibatnya, pengusaha kecil belum mampu menyusun strategi
bisnis

yang

tepat.Pemisahan

antara

manajemen

keuangan

perusahaan dan keluarga atau rumah tangga belum dilakukan,
sehingga pengusaha kecil mengalami kesulitan dalam mengontrol
atau mengatur cash flow, serta dalam membuat perencanaan dan
laporan keuangan.

Universitas Sumatera Utara

16

10. Birokrasi
Perizinan tidak transparan, mahal, berbelit-belit, diskriminatif, lama
dan tidak pasti, serta terjadi tumpang tindih vertical (antara pusat
daerah) dan horizontal (antar instansi daerah). Penegakan dan
pelaksanaan hukum dan berbagai ketentuan masih kurang serta
cenderung kurang tegas. Pengusaha kecil dan asosiasi usaha kecil
kurang dilibatkan dalam perumusan kebijakan tentang usaha
kecil. Pungutan atau biaya tambahan dalam pengurusan perolehan
modal dari dana penyisihan laba BUMN dan sumber modal lainnya
yang cukup tinggi. Mekanisme pembagian kuota ekspor tidak
mendukung

busaha

kecil

untuk

mampu

mengekspor

produknya. Banyak pungutan yang seringkali tidak disertai dengan
pelayanan yang memadai.
11. Infrastruktur
Listrik, air dan telepon bertarif mahal dan sering menghadapi
gangguan

disamping

pelayanan

petugas

yang

kurang

baik.Kurangnya prasarana yang memadai seperti jalan, listrik,
telepon, air, serta fasilitas penanganan limbah dan gangguan.
12. Kemitraan
Kemitraan antara usaha kecil dan usaha menengah dan besar dalam
pemasaran dan sistem pembayaran, baik produk maupun bahan
baku, dirasakan belum bermanfaat.Kemitraan antara usaha kecil

Universitas Sumatera Utara

17

dengan usaha menengah dan besar dalam transfer teknologi masih
kurang.
13. Pengembangan Produk
Banyak pebisnis pemula salah dalam menentukan bisnis yang akan
diterjuni. Kebanyakan kegagalan pengusaha adalah membuat
produk yang tidak dibutuhkan masyarakat..
14. Permintaan
Pelanggan adalah raja. Untuk itu, seorang enterpreneur harus
menentukan siapa yang menjadi prioritas atas produk yang dijual.
Penentuan

segmentasi

ini

untuk

mengetahui

karakteristik

pelanggan.
16. Pricing
Penentuan harga merupakan hal yang paling sulit ditentukan oleh
seorang yang baru terjun dalam dunia bisnis. Menurut dia, harga
yang telah ditentukan harus dapat berubah menyesuaikan situasi
perekonomian, atau berinovasi dengan menciptakan produk baru
yang terjangkau.
17. Siklus Penjualan
Seorang pengusaha pemula harus memperhatikan siklus penjualan
produknya, apakah tahan lama atau tidak. Enterpreneur juga harus
memperhatikan lamanya suatu produk di pasaran dengan terus

Universitas Sumatera Utara

18

berinovasi mengeluarkan produk-produk baru. Sebagai contoh,
Nokia terus mengeluarkan produk baru setiap tujuh bulan, sehingga
para pesaing tidak dapat mengejar inovasi yang dilakukan Nokia.
18. Pengelola berbeda dalam usaha
Contoh jika dalam usaha bersama antar pengelola membuat fungsi
dan hak dalam menjalankan roda usaha ,sering terjadi berbeda
pandangan dalam mengambil keputusan.
19. Stok
Dalam usaha perdagangan eceran atau grosir jika membeli stok
yang lokasinya jauh dari tempat usaha sering terjadi keterlambatan
dan membuat stok kurang lengkap dan dapat menghambat
pemasukan.
20. Biaya Awal
Biaya awal yang tinggi adalah biaya untuk operasional dan
perputaran awal.bisa diartikan bahwa belum ada strategi keuangan
dalam pengertian improvisasi anggaran dan belanja.
2.4 Keberhasilan Usaha
Menurut Anoraga (2002:156), Apapun pilihan usaha baru yang
diputuskan, untuk menjamin keberhasilan dalam usaha harus dilaksanakan
persiapan secara matang yaitu dengan menyiapkan rencana usaha (Business
Plan). Businessplan merupakan dokumen yang disiapkan secara seksama
yang menerangkan mengenai pola dari usaha yang akan digeluti, sasaran

Universitas Sumatera Utara

19

dari entrepreneur dan rencana tindakan untuk mencapai sasaran serta
keberhasilan dalam usaha. Suatu rencana usaha biasanya disusun
berdasarkan fungsi – fungsi operasional usaha, yaitu fungsi pemasaran,
produksi, keuangan dan fungsi ketenagaan atau sumber daya manusia.
Secara garis besar seorang wirausahawan tentu akan memulai menyusun
rencana dengan pertama – tama menyusun rencana pemasaran, kemudian
rencana produksi, organisasi dan manajemen (yang berhubungan dengan
personalia) dan rencana keuangan.
2.5 Rencana Usaha (Business Plan)
Rencana Usaha (Business Plan) merupakan dokumen yang disiapkan
secara seksama yang menerangkan mengenai pola dari usaha kecil yang
akan digeluti, sasaran dari wirausahawan (entrepreneur) dan rencana
tindakan untuk mencapai sasaran. Business plan dapat dianalogikan dengan
peta jalan, ini merupakan pedoman bagaimana mengambil keputusan bisnis
dan menyiapkan beberapa alternatif tindakan.
Business plan dapat diibaratkan peta jalan yang tak hanya memiliki jalan tol
tetapijustru banyak tikungan, jalan samping sampai kita mencapai tujuan
akhir.
Entrepreneur tidak selalu menyiapkan business plan sebelum memulai
bisnismereka. Namun demikian telah terbukti, manfaat business plan jauh
lebih besar daripada kerugiannya. Tanpa rencana bisnis, bisnis yang dikelola
akan mengalami krisis berkesinambungan dari krisis yang satu ke krisis

Universitas Sumatera Utara

20

yang lain. Konsekuensinya pengusaha harus melakukan tindakan reaktif,
tanpa sempat lagi memperhitungkan rencana strategis jangka panjang.
Entrepreneur (wirausahawan) diharuskan untuk berpikir strategis
melaluipengimplementasian dari business plan,. Dengan demikian isu – isu
kritis akan muncul dan kemungkinan isu tersebut harus segera ditangani dan
tidak bisa diabaikan begitu saja. Konsekuensi logis dari business plan
adalah

bahwa

entrepreneur

harus

mengontrol

implementasinya

(pelaksanaannya) serta mencapai sasaran bisnis. Suatu rencana usaha
biasanya disusun berdasarkan fungsi – fungsi operasional usaha, yaitu
fungsi pemasaran, produksi, keuangan dan fungsi ketenagaan atau sumber
daya manusia. Secara garis besar seorang wirausahawan tentu akan memulai
menyusun rencana dengan pertama – tama menyusun rencana pemasaran,
kemudian rencana produksi, organisasi dan manajemen (yang berhubungan
dengan personalia) dan rencana keuangan.
a. Rencana Pemasaran
merupakan rencana yang berisi tentang perkiraan dan taksiran yang
mencakup volume permintaan, baik untuk permintaan (konsumen)
industri maupun untuk konsumsi akhir.
b. Rencana Produksi
merupakan rencana yang berisi tentang perkiraan dan taksiran
mengenai bahan baku, mesin atau alat – alat yang digunakan dalam
proses menghasilkan barang atau jasa, mengenai pemasok dan
kapasitas pemasok, pemilihan lokasi tempat usaha, desain proses

Universitas Sumatera Utara

21

produksi dan karakteristik proses produksi yang dipakai, cara
pengaturan persediaan bahan baku, tenaga kerja yang dibutuhkan,
serta persoalan peralatan yang digunakan.Rencana Organisasi dan
Manajemen merupakan rencana yang berisi tentang perkiraan dan
taksiran yang mencakup struktur organisasi yang sesuai dengan
besarnya usaha, banyaknya tenaga kerja untuk melaksanakan
kegiatan operasional usaha dan kualifikasi keahlian yang diperlukan,
gaji / upah dan jaminan / fasilitas lain yang diberikan serta
pembagian tugas dan jadwal kerja.
c. Rencana Keuangan
merupakan rencana yang berisi tentang perkiraan dan taksiran atas
kebutuhan modal untuk investasi, modal kerja dan arus kas; yang
mencakup penerimaan, dari kegiatan penjualan usaha pokok dan
penerimaan dari usaha sampingan, rincian pengeluaran atas biaya
langsung (biaya produksi) dan biaya tak langsung (biaya – biaya
pemasaran, umum dan penyusutan), laba sebelum pajak, taksiran
pajak, laba sesudah pajak, arus kas sesudah pajak, pembayaran
pokok pinjaman dan arus kas bersih.
2.6 Strategi Untuk Mempertinggi Kesempatan Sukses Usaha Baru
Berbagai buku mendefinisikan manajemen strategi dengan katakata yang berbeda. Diantaranya, menurut Nawawi Dalam Skripsi
Sanggam Atur Sitompul “Analisis Faktor-Faktor Pengembangan Usaha
Baru (Studi Kasus Pada DHUOnet dan TripleG net)”, manajemen strategi
merupakan perencanaan strategi yang berorientasi pada jangkauan masa

Universitas Sumatera Utara

22

depan yang jauh (disebut visi), dan ditetapkan sebagai keputusan
pimpinan tertinggi (keputusan yang bersifat mendasar dan prinsipil), agar
memungkinkan organisasi berinteraksi secara efektif (disebut misi),
dalam usaha menghasilkan sesuatu (perencanaan operasional untuk
menghasilkan barang dan/atau jasa serta pelayanan) yang berkualitas,
dengan diarahkan pada optimalisasi pencapaian tujuan (disebut tujuan
strategis) dan berbagai sasaran organisasi.
Melaksanakan Manajemen strategi berarti entrepreneur juga harus
membuat perencanaan dalam bentuk formulasi bisnis secara matang. Resnik
dalam Certo dan Peter seperti dikutip I Putu Sugi Darmawan Dalam Skripsi
Sanggam Atur Sitompul “Analisis Faktor-Faktor Pengembangan Usaha
Baru (Studi Kasus Pada DHUOnet dan TripleG net)”, terdapat 10 formulasi
strategi yang disarankan dirancang untuk mempertinggi kesempatan hidup
dan sukses sebuah usaha kecil.
1. Menjadi objektif.
Angan-angan sendiri tidak memiliki tempat di dalam bangunan
sebuah bisnis. Kejujuran, penilaian yang tenang dari kekuatan
dan

kelemahan

perusahaan

dan

keahlian

bisnis

serta

manajemennya adalah hal yang mendasar.
2. Membuat sederhana dan terfokus.
Dalam usaha kecil, kesederhanaan adalah efektif. Usaha dan
sumber daya, seharusnya dikonsentrasikan dimana dampak
dan keuntungan adalah hal yang paling utama.

Universitas Sumatera Utara

23

3. Fokus pada pasar yang menguntungkan.
Kelangsungan hidup dan keberhasilan usaha kecil oleh
persediaan barang dan jasa khusus yang menemukan keinginan
dan kebutuhan dari pemilihan kelompok pelanggan.
4. Mengembangkan rencana pemasaran.
Usaha kecil harus memutuskan bagaimana untuk meraih dan
menjual kepada pelanggan.
5. Memanajemen tenaga kerja secara efektif.
Kesuksesan

usaha

kecil

tergantung

pada

bangunan,

pengaturan dan motivasi sebuah tim pemenang.
6. Membuat catatan keuangan yang jelas.
Usaha kecil perlu untuk memiliki catatan asset, liabilitas,
penjualan, biaya dan informasi akunting lainnya dalam urutan
untuk kelangsungan hidup dankeberhasilan.
7. Tidak menghamburkan uang kas.
Kas adalah raja di dalam dunia usaha kecil.
8. Menghindari perangkap yang berulang-ulang dari pertumbuhan
yang cepat.
9. Usaha kecil harus hati-hati melakukan ekspansi.Mengerti seluruh
fase bisnis. Pengendalian usaha kecil dan kemajuan keuntungan
usaha kecil , tergantung pada pengertian yang lengkap dari
seluruh fungsi bisnis.
10. Merencanakan ke depan.

Universitas Sumatera Utara

24

Usaha

kecil

harus

memformulasikan

secara

kritis

dan

menantang, pencapaian sasaran, tujuan dan mengubahnya
menjadi aktifitas yang produktif.
2.7 Jasa
Menurut Nasution (2004:6), jasa merupakan semua aktifitas ekonomi
yang hasilnya tidak merupakan produk dalam bentuk fisik atau konstruksi,
yang biasanya dikonsumsi pada saat yang sama dengan waktu yang
dihasilkan dan memberikan nilai tambah (seperti misalnya kenyamanan,
hiburan, kesenangan atau kesehatan) atau pemecahan atas masalah yang
dihadapi konsumen.
Menurut Jasfar (2009:17), jasa adalah setiap tindakan atau aktifitas dan
bukan benda, yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain,
yangmana pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud fisik),
konsumen terlibat secara aktif dalam proses produksi dan tidak
menghasilkan kepemilikan sesuatu.
Menurut Tjiptono (2005:18) ada lima karakteristik utama jasa bagi
pembeli utamanya, yaitu :
1. Intangibility (tidak berwujud)
Jasa berbeda dengan barang. Bila barang merupakan suatu objek,
alat, ataubenda; maka jasa adalah suatu perbuatan, tindakan,
pengalaman, proses,kinerja(performance), atau usaha. Oleh sebab
itu, jasa tidak dapat dilihat,dirasa, dicium, didengar,atau diraba
sebelum dibeli dan dikonsumsi. Bagipara pelanggan, ketidakpastian

Universitas Sumatera Utara

25

dalam pembelian jasa relatif tinggi karenaterbatasnya search
qualities, yakni karakteristik fisik yang dapat dievaluasipembeli
sebelum

pembelian

dilakukan.

Untuk

jasa,

kualitas

apa

danbagaimana yang akan diteriman konsumen, umumnya tidak
diketahuisebelum jasa bersangkutan dikonsumsi.
2. Inseparability (tidak dapat dipisahkan)
Barang bisa diproduksi, kemudian dijual, lalu dikonsumsi.
Sedangkan jasaumumnyadijual terlebih dahulu, baru kemudian
diproduksi dandikonsumsi pada waktu dan tempat yang sama.
3. Variability / Heterogeneity (berubah-ubah)
Jasa bersifat variabel karena merupakan non-standarized output,
artinyabanyakvariasi bentuk, kualitas, dan jenis tergantung kepada
siapa, kapandan dimana jasa tersebut diproduksi. karena jasa
melibatkan unsurmanusia dalam proses produksi dan konsumsinya
yang cenderung tidakbisa diprediksi dan cenderung tidak konsisten
dalam hal sikap danperilakunya.
4. Perishability (tidak tahan lama)
Jasa tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan. Kursi pesawat
yangkosong, kamarhotel yang tidak dihuni, atau kapasitas jalur
telepon yangtidak dimanfaatkan akan berlaluatau hilang begitu saja
karena tidak bisadisimpan.
5. Lack of Ownership

Universitas Sumatera Utara

26

Lack of ownership merupakan perbedaan dasar antara jasa dan
barang. Pada pembelian barang, konsumen memiliki hak penuh atas
penggunaan dan manfaat produk yang dibelinya. Mereka bisa
mengkonsumsi, menyimpan atau menjualnya. Di lain pihak, pada
pembelian jasa, pelanggan mungkin hanya memiliki akses personel
atas suatu jasa untuk jangka waktu.
2.8 Pengertian Warnet

Menurut Ahmadjayadi (2007:18) warung internet (warnet) adalah
sebuah tempat yang menyediakan akses infrastruktur internet dengan
berbagai koneksi dan komputer sebagai perangkat akses sehingga pengguna
bisa mengakses internet dengan biaya yang lebih murah.
Warung Internet (disingkat: warnet) adalah salah satu jenis wirausaha
yang menyewakan jasa internet kepada khalayak umum. Warung internet
banyak dimanfaatkan oleh mahasiswa, pelajar, profesional dan wisatawan
asing. Warung internet digunakan untuk bermacam-macam tujuan, bagi
pelajar, dan mahasiswa warung internet banyak digunakan untuk :
1. Mengerjakan tugas atau pekerjaan rumah
2. Melakukan riset
3. Menulis skripsi
4. Bermain permainan daring
Bagi masyarakat umum warung internet digunakan untuk:

Universitas Sumatera Utara

27

1. Memeriksa kiriman surat elektronik terbaru
2. Melamar pekerjaan
3. Bersosialisasi dan berkomunikasi (chatting)
4. Sarana menikmati hiburan dan lain sebagainya.
Biaya akses internet umumnya dipatok per jam atau per menit ada
juga yang di patok sekali main (biasanya di area bersinyal berbayar). Di
negara dunia ketiga, warung internet adalah tempat kebanyakan orang
mengakses internet. Di negara-negara atau daerah-daerah maju yang akses
internetnya sudah ada pada hampir setiap rumah, warung internet jarang
didapatkan dan mahal tarifnya. Di daerah perkotaan (urban) sebuah warnet
memiliki nama-nama umum panggilan lain seperti; Net Cafe, Cyber Cafe,
atau Pusat Permainan Dalam Jaringan dimana sambungan internetnya
dikhususkan untuk melakukan permainan komputer dalam jaringan.
Sementara di daerah atau pinggir kota umumnya dikenal sebagai telecenter.
Umumnya warung internet paling banyak terdapat/tersebar terutama
di kota-kota besar (ibukota propinsi, kabupaten, dan di kota-kota kecil
sebagai penyedia jasa untuk melayani kebutuhan masyarakat di daerah
tersebut dalam mengakses informasi. Kebanyakan warnet tersebar di dekat
tempat pendidikan seperti Universitas atau SMA. Warung internet juga
banyak terdapat di tempat-tempat umum dimana orang bersosialisasi seperti
Mal, town square, dan sejenisnya.

Universitas Sumatera Utara

28

Ada beberapa aplikasi warung internet yang bertujuan mencatat siapa
yang masuk dan berapa lama dia memakai komputer.
1. Manual adalah cara aplikasi yang paling sederhana dan tradisional
dimana penjaga warnet mencatat penggunaan internet menggunakan
kertas. Salah satu kekurangannya adalah penjaga warung internet yang
memutuskan apakah konsumen harus membayar lebih atau tidak.
Karena beberapa masalah seperti konsumen gagal memakai komputer
tapi tagihan bayaran tetap jalan.
2. Aplikasi Berbasis Jaringan adalah aplikasi otomatis dalam jaringan
dimana perhitungan dilakukan saat pengguna memasukkan identitas.
Aplikasi ini lebih memudahkan penjaga karena terdapat fungsi-fungsi
lainnya selain mencatat waktu seperti memberi diskon atau
mengendalikan komputer dari jarak jauh.
Dalam menjalankan suatu usaha jasa warung internet, tidak terlepas
dari masalah. Masalah yang kerap dialami suatu warnet adalah :
1. Pornografi. Banyak negara memandang internet adalah salah satu
media dimana pornografi dapat diakses oleh pengguna. RRC
contohnya telah mengontrol hal ini dengan ketat dan dianggap efektif.
Hal ini dikarenakan medianya yang visual dan kemudahan untuk
mengunduh berkas seperti film yang mengandung fotografi dalam
bentuk AVI (terbesar) hingga 3gp untuk kapasitas telepon genggam.

Universitas Sumatera Utara

29

2. Pengunduhan program-program komputer ilegal atau programprogram komputer yang sudah di kodenya sudah dipecahkan ulang,
atau dikenal juga sebagai Cracker APP/WAREZ.
3. Penyebaran virus dan worm. Virus/worm ini menyebar melalui
situs, dokumen yang di unduh dari surat-e, flashdisk, dan lain
sebagainya.
4. Perjudian dalam jaringan.
5. Hak atas Kekayaan Intelektual (HAKI), dalam penggunaan
perangkat lunak oleh warnet tersebut. Namun beberapa warnet juga
sudah menggunakan perangkat lunak sah baik dengan membeli izin
proprietary maupun menggunakan perangkat lunak bersumber bebas
(Open Source) seperti Linux. Software Linux yang populer diwarung
internet seperti Ubuntu, IGOS, SimplyMepis, Suse dan lain-lain.

6. Kejahatan melalui jaringan seperti penipuan, scam, penyedia
layanan game online seperti Real-Money trans, botting, cheat hingga
manipulasi

karakter

seperti

penipuan

(http://id.wikipedia.org/wiki/Warung_Internet)
2.9 Penelitian Terdahulu
Salah satu faktor yang mendukung penelitian ini adalah penelitianpenelitian sebelumnya dengan tema pembahasan yang sama. Diantaranya
adalah sebagai berikut :
1. Menurut Matondang dengan judul penelitian “Analisis Faktor –
Faktor Yang Mendorong Wirausahawan Memulai Usaha Kecil

Universitas Sumatera Utara

30

(Studi Kasus Pada Gerai Penjualan Pulsa Handphone di Sepanjang
Jalan Letda Sujono pada tahun 2006), menghasilkan kesimpulan
bahwa Tension Modalities(Faktor Keterpaksaan) merupakan
faktor utama yang mendorong para wirausahawan penjual pulsa
handphone di sepanjang Jalan Letda Sujono Medan untuk
membuka usaha kecil.
2. Walad Altsani H.R. melakukan penelitian yang berjudul
“Pengaruh Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha Mikro
Non Makanan Di Lingkungan Pajak USU” pada tahun 2005
dimana peneliti menggunakan empat indikator untuk mengukur
kewirausahaan, yaitu, perencanaan, resiko, peluang, dan adaptasi.
Dan keberhasilan usaha akan diukur dengan tiga indikator yaitu
keuntungan usaha, jumlah penjualan dan pertumbuhan usaha.
Berdasarkan penelitian diperoleh yaitu bahwa kewirausahaan
bukan merupakan faktor yang menentukan keberhasilan usaha
mikro non makanan di Pajak USU atau dapat dikatakan tidak
terdapat hubungan antara kewirausahaan dan keberhasilan usaha
yang signifikan.
3. Mangiwa (2009) dengan judul Analisis Strategi Bisnis Jasa
Warung Internet (Warnet) Studi Kasus Pada Warnet “Global
Internet” Kota Depok, pada penelitian tersebut dijelaskan bahwa
berdasarkan diagram SWOT, hasil penelitian menunjukan Faktor
Internal dan Eksternal Global Internet berada pada kuadran IV,
yaitu Strategi Diversifikasi Konsentrik diantaranya merancang

Universitas Sumatera Utara

31

sebuah

Situs

Portal

Informasi,

Diversifikasi

Horisontal

diantaranya menambah usaha foto copy, dan Usaha Patungan.
4. Saputra (2012), dengan judul Analisis Strategi Bisnis Jasa Warung
Internet D-Zen Net Sidoarjo, pada penelitian tersebut dijelaskan
bahwa berdasarkan hasil analisis pada penelitian ini, maka dapat
diambil kesimpulan. Pertama, hasil analisis usaha jasa warung
internet D-Zen Net pada diagram Cartesius SWOT, berada pada
kuadran IV maka strategi yang dapat diterapkan: melakukan
strategi Diversifikasi Konsentrik, melakukan strategi Diversifikasi
Horisontal, melakukan strategi Usaha Patungan.
5.

Lubis (2011), dengan judul Perencanaan Bisnis Warung Internet
”RR Net”, pada penelitian tersebut dijelaskan bahwa berdasarkan
hasil analisis pada penelitian ini, maka dapat diambil kesimpulan
Semakin maraknya penggunaan

Internet membuat para pebisnis

atau investor melirik peluang ini sebagai usaha

yang

menjanjikan. Tak hanya konsultan atau pebisnis spesialis,
pengusaha tanggung yang hanya memiliki modal pas-pasan pun
dapat membangun bisnis ini dengan segenap usaha penekanan
terhadap biaya. Seperti yang kita ketahui bahwa investasi awal
pada

proyek

yang

berhubungan

dengan

IT

(InformationTechnology) adalah investasi yang sangat besar.
Investasi awal yang ditanam padapembangunan warung internet
ini meliputi pembuatan jaringan serta instalasi

Universitas Sumatera Utara