Analisis Faktor – Faktor Yang Mendorong Keberhasilan Usaha Pada Usaha Parfum Di Jalan Ginting, Padang Bulan Medan

(1)

SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENDORONG

KEBERHASILAN USAHA PARFUM

DI JALAN JAMIN GINTING

PADANG BULAN

MEDAN

OLEH:

ADE IKHWAN SYAHPUTRA 060502067

PROGRAM STUDI STRATA-1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

ABSTRAK

Analisis Faktor-Faktor Yang Mendorong Keberhasilan Usaha Parfum Di Jalan Jamin Ginting Padang Bulan Medan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor keberhasilan usaha parfum di Jalan Padang Bulan Medan. Analisis variabel yang mendorong keberhasilan usaha yang terdiri dari 3 (tiga) variabel yaitu pengetahuan kewirausahaan, strategi pemasaran, manajemen permodalan dan keuangan terhadap informan dari pihak pemilik usaha parfum di Jalan Padang Bulan Medan dengan informan dari pihak pelanggan/konsumen usaha.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif yaitu penelitian terhadap fenomena atau populasi tertentu yang diperoleh oleh penelitian dari subjek berupa individu organisasional, industri atau perspektif yang lain. Penelitian ini menggunakan metode triangulasi. Informan dalam penelitian ini adalah seluruh pemilik usaha parfum di Jalan Padang Bulan Medan Yang Berjumlah 8 (delapan) serta 16 (enam belas) konsumen usaha parfum di Jalan Padang Bulan Medan. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui wawancara dan observasi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian analisis deskriftif kualitatif.

Hasil penelitian ini memiliki kesesuaian dari pihak pemilik usaha parfun dengan pihak konsumen usaha parfum sebesar 81,25% sedangkan sisanya 18,75% yang kurang sesuai. Hal ini berdasarkan dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mendorong keberhasilan usaha pada usaha parfum adalah penerapan pengetahuan kewirausahaan, strategi pemasaran, manajemen permodalan dan keuangan.

Kata Kunci : Pengetahuan Kewirausahaan, Strategi Pemasaran, Manajemen Permodalan dan Keuangan, dan Keberhasilan Usaha.


(3)

ABSTRACT

Analysis of Factors Promote Business Success Perfume In Street Padang Bulan Jamin Ginting Medan

This study aims to determine and analyze the success factors of the perfume business at Padang Bulan, Medan. Analysis of the variables that drive the success of the business which consists of 3 (three) variables: knowledge of entrepreneurship, marketing strategies, and capital and financial management of the informants from the perfume business owner at Padang Bulan Medan with an informant from the customer / consumer perfume business.

This study is a descriptive type of research is the study of phenomena or specific populations obtained by the study of the subject in the form of individual organizational, industrial or other perspective. This study uses a triangulation method. Informants in this study were all business owners at Padang Bulan Medan perfume field, amounting to 8 (eight) and 16 (sixteen) perfume business customers at Padang Bulan Medan. The data used are primary and secondary data. Data collection techniques in the study was conducted through interviews and observation. The research method used is descriptive analysis of qualitative research methods.

The results of this study has the suitability of the business owners perfume with the perfume business customers by 81.25% while the remaining 18.75% is less appropriate. It is based on the results of research that suggests that the factors that drive business success in the perfume business is the application of knowledge entrepreneurship, marketing strategies, management and financial capital.

Keywords: Knowledge Entrepreneurship, Marketing Strategy, Capital Management and Finance, and Business Success.


(4)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya serta shalawat kepada Rasulullah Muhammad SAW sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Skripsi. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Medan.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada kedua orang tua penulis, Ayahanda Anwar Imran Tanjung dan Ibunda Dewi Murni Panjaitan, S.Pdi, yang selalu memberikan kasih sayang, do’a, nasehat, serta atas kesabarannya yang luar biasa dalam membimbing penulis dan merupakan anugerah terindah bagi penulis. Pada kesempatan ini pula dengan setulus hati penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME selaku Ketua Departemen Manajemen Universitas Sumatera Utara, Ibu Dra. Marhayanie, M.si selaku Sekretaris Departemen Manajemen Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.si selaku Ketua Prodi S1 Manajemen Universitas Sumatera Utara.


(5)

4. Ibu Frida Ramadini, SE, MM selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan arahan dan masukan bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Ibu Dra. Setri Hiyanti, M.si selaku Dosen Pembaca Penilai yang telah banyak memberikan saran dan masukan bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Seluruh Staf dan Pegawai di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah membantu penulis dalam hal penyelesaian administrasi selama masa pendidikan dan penyelesaian skripsi ini.

7. Adik-adikku yang aku sayangi Ade Yusnah Tanjung, A.Md dan Ade Muhammad Irham Tanjung, yang telah banyak memberikan motivasi bagi abangnya dan terkhusus untuk Maryam Damanik, A.md yang selalu sabar menasehati dan selalu memberikan motivasi bagi penulis.

8. Seluruh teman-teman anak kost kamboja 40b (fourty B) dan kepada Manajemen Stambuk 2006, AYAM JAGO (Randa, Alex, Winny, Hendra, Rando, Haries, Endar), teman-teman GreenKTL, Niko, Josep, Pijay, Deka.

Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua serta memberikan balasan kepada pihak-pihak yang telah bersedia membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Amin.

Medan, Desember 2012 Penulis


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah ... 1

1.2Perumusah Masalah ... 6

1.3Tujuan Penelitian ... 6

1.4Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis ... 8

2.1.1 Kewirausahaan dan Wirausaha ... 8

2.1.2 Usaha Kecil ... 12

2.1.3 Keberhasilan Usaha ... 13

2.1.4 Usaha Parfum ... 15

2.1.5 Faktor-Faktor Yang Mendorong Keberhasilan Usaha Parfum ... 15

2.2 Peneliti Terdahulu ... 19

2.3 Kerangka Konseptual ... 20

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 23

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 23

3.3 Batasan Operasional ... 23

3.4 Defenisi Operasional ... 23

3.5 Informan Penelitian ... 26

3.6 Jenis dan Sumber Data ... 27

3.7 Metode Pengumpulan Data ... 27

3.8 Prosedur Pengumpulan Data ... 28

3.8.1 Pra-Depth Interview ... 28

3.8.2 Pada Saat Depth Interview ... 29

3.8.2 Pasca Depth Interview ... 31

3.9 Uji Keabsahaan dan Metode Triangulasi ... 31

3.10 Teknik Analisis Data ... 31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umun Usaha Parfum ... 33

4.1.1 Sejarah Parfum ... 34


(7)

4.2.1 Karakteristik Informan ... 35 4.2.2 Pembahasan Hasil Wawancara Pihak Pemilik

Usaha Parfum ... 37 4.2.2.1 Persepsi Pemilik Usaha Tentang Pengetahuan

Kewirausahaan ... 37 4.2.2.1.1 Persepsi tentang memahami usaha

yang dijalankan ... 37 4.2.2.1.2 Persepsi tentang inovasi pada produk .... 38 4.2.2.1.3 Persepsi tentang membagi waktu

antara usaha dengan keluarga... 39 4.2.2.1.4 Persepsi tentang menyukai usaha yang Dijalankan ... 40 4.2.2.2 Persepsi Pemilik Usaha Tentang Strategi

Pemasaran ... 41 4.2.2.2.1 Persepsi tentang tambahan produk ... 41 4.2.2.2.2 Persepsi tentang lokasi yang strategis .... 42 4.2.2.2.3 Persepsi tentang harga produk sesuai

dengan kualitas produk ... 43 4.2.2.2.4 Persepsi tentang window display dapat

menarik konsumen ... 45 4.2.2.2.5 Persepsi tentang menggunakan media

periklanan untuk memperomosikan

usaha ... 46 4.2.2.3 Persepsi Pemilik Usaha Tentang Manajemen

Modal dan Keuangan ... 47 4.2.2.3.1 Persepsi tentang melakukan penilaian Atas kelayakn potensi usaha ... 47 4.2.2.3.2 Persepsi tentang memperhitungkan

kebutuhan modal ... 48 4.2.2.3.3 Persepsi tentang menganalisis

kebutuhan modal untuk investasi ... 49 4.2.2.3.4 Persepsi tentang membuat rincian

arus kas ... 51 4.2.2.4 Persepsi Pemilik Usaha Tentang Keberhasilan Usaha ... 52 4.2.2.4.1 Persepsi tentang keuntungan usaha

sudah dapat ditabung ... 52 4.2.2.4.2 Persepsi tentang usaha mengalami

Perkembangan ... 53 4.2.2.4.3 Persepsi tentang usaha mengalami

peningkatan penjualan ... 54 4.2.2.4.4 Persepsi tentang kepuasan terhadap

perkembangan usaha ... 55 4.2.3 Pembahasan Hasil Wawancara Pihak Konsumen

Usaha Parfum ... 56 4.2.3.1 Persepsi Pihak Konsumen Tentang Pengetahuan


(8)

4.2.3.1.1 Persepsi tentang memahami usaha yang

dijalankan ... 56

4.2.3.1.2 Persepsi tentang melakukan inovasi pada usaha ... 57

4.2.3.1.3 Persepsi tentang membagi waktu antara usaha dengan keluarga ... 58

4.2.3.1.4 Persepsi tentang menyukai usaha sebelum memulai usaha ... 60

4.2.3.2 Persepsi Pihak Konsumen Tentang Strategi Pemasaran ... 61

4.2.3.2.1 Persepsi tentang kelengkapan produk yang disediakan ... 61

4.2.3.2.2 Persepsi tentang pemilihan lokasi usaha ... 62

4.2.3.2.3 Persepsi tentang harga harus sesuai dengan kualitas produk ... 63

4.2.3.2.4 Persepsi tentang strategi promosi ... 65

4.2.3.4 Persepsi Pihak Konsumen Tentang Keberhasilan Usaha ... 66

4.2.3.4.1 Persepsi tentang keuntungan usaha perlu ditabung... 66

4.2.3.4.2 Persepsi tentang perkembangan usaha ... 67

4.2.3.4.3 Persepsi tentang usaha selalu ramai dikunjungi konsumen ... 69

4.2.3.4.4 Persepsi tentang setiap wirausaha harus puas dengan apa yang telah dicapainya . 70 4.3 Analisis Hasil Wawancara Penelitian Pihak Pemilik Usaha dan Pihak Pelanggan ... 71

4.3.1 Analisis Variabel Pengetahuan Kewirausahaan ... 71

4.3.1.1 Analisis Tentang Pengetahuan Langsung dan Tidak Langsung ... 71

4.3.1.2 Analisis Tentang Kemampuan Berinovasi ... 72

4.3.1.3 Analisis Tentang Kemampuan Mengatur Waktu dan Membiasakan Diri ... 74

4.3.2 Analisis Variabel Strategi Pemasaran ... 76

4.3.2.1 Analisis Tentang Strategi Produk... 76

4.3.2.2 Analisis Tentang Strategi Lokasi dan window display ... 77

4.3.2.3 Analisis Tentang Strategi Harga ... 79

4.3.2.4 Analisis Tentang Strategi Promosi ... 78

4.3.3 Analisis Variabel Manajemen Modan dan Keuangan ... 81

4.3.3.1 Analisis Tentang Melakukan Penilaian atas Kelayakan Potensi Usan ... 81

4.3.3.2 Analisis Tentang Memperhitungkan Kebutuhan Modal ... 82

4.3.3.3 Analisis Tentang Menganalisi Kebutuhan Modal Untuk Investasi modal kerja bagi usaha... 83


(9)

4.3.4 Analisis Variabel Keberhasilan Usaha ... 85

4.3.4.1 Analisis Tentang Keuntungan Usaha ... 85

4.3.4.2 Analisis Tentang Perkembangan Usaha ... 86

4.3.4.3 Analisis Tentang Jumlah Penjualan ... 87

4.3.4.4 Analisis Tentang Pertumbuhan Usaha ... 88

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 90

5.2 Saran ... 91

DAFTAR PUSTAKA ... 93


(10)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

Tabel 2.1 Ciri-ciri dan Watak Kewirausahaan ... 11

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel... 26

Tabel 4.1 Karakteristik Informan Pemilik Usaha... 35

Tabel 4.2 Karakteristik Informan Konsumen Usaha Parfum ... 36

Tabel 4.3 Matrik Jawaban Informan Tentang Memahami Usaha Yang Dijalanlan ... 37

Tabel 4.4 Matrik Jawaban Informan Tentang Inovasi Pada Produk ... 38

Tabel 4.5 Matrik Jawaban Informan Tentang Membagi Waktu Antara Usaha Dengan Keluarga ... 39

Tabel 4.6 Matrik Jawaban Informan Tentang Menyukai Usaha Yang Dijalankan... 40

Tabel 4.7 Matrik Jawaban Informan Tentang Memikirkan Tambahan Produk ... 41

Tabel 4.8 Matrik Jawaban Informan Tentang Lokasi Yang Strategi ... 42

Tabel 4.9 Matrik Jawaban Informan Tentang Harga Produk Sesuai Dengan Kualitas Produk ... 44

Tabel 4.10 Matrik Jawaban Informan Tentang window display Dapat Menarik Konsumen ... 45

Tabel 4.11 Matrik Jawaban Informan Tentang Menggunakan Media Periklanan Untuk Mempromosikan Usaha ... 46

Tabel 4.12 Matrik Jawaban Informan Tentang Melakukan Penilaian atas Kelayakan Potensi Usaha ... 47

Tabel 4.13 Matrik Jawaban Informan Tentang Memperhitungkan Kebutuhan Modal ... 49

Tabel 4.14 Matrik Jawaban Informan Tentang Menganalisis Kebutuhan Modal Untuk Investasi ... 50

Tabel 4.15 Matrik Jawaban Informan Tentang Membuat Rincian Arus Kas ... 51

Tabel 4.16 Matrik Jawaban Informan Tentang Keuntungan Usaha Sudah Dapat Ditabung ... 52

Tabel 4.17 Matrik Jawaban Informan Tentang Usaha Mengalami Perkembangan ... 53

Tabel 4.18 Matrik Jawaban Informan Tentang Usaha Mengalami Peningkatan Penjualan ... 54

Tabel 4.19 Matrik Jawaban Informan Tentang Kepuasan Terhadap Perkembangan Usaha ... 55

Tabel 4.20 Matrik Jawaban Informan Tentang Memahami Usaha Yang Dijalankan ... 56

Tabel 4.21 Matrik Jawaban Informan Tentang Melakukan Inovasi Pada Usaha ... 57

Tabel 4.22 Matrik Jawaban Informan Tentang Membagi Waktu Antara Usaha dengan Keluarga... 59

Tabel 4.23 Matrik Jawaban Informan Tentang Menyukai Usaha Sebelum Memulainya... 60 Tabel 4.24 Matrik Jawaban Informan Tentang Kelengkapan


(11)

Produk yang Disediakan ... 61 Tabel 4.25 Matrik Jawaban Informan Tentang Pemilihan Loaksi Usaha .... 62 Tabel 4.26 Matrik Jawaban Informan Tentang Harga Harus Sesuai Dengan

Kualitas Produk ... 64 Tabel 4.27 Matrik Jawaban Informan Tentang Strategi Promosi ... 65 Tabel 4.28 Matrik Jawaban Informan Tentang Keuntungan Usaha Perlu

Ditabung ... 66 Tabel 4.29 Matrik Jawaban Informan Tentang Perkembangan Usaha ... 68 Tabel 4.30 Matrik Jawaban Informan Tentang Usaha Selalu Ramai

Dikunjungi Konsumen ... 69 Tabel 4.31 Matrik Jawaban Informan Tentang Setiap Wirausaha Harus Puas


(12)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

Gambar 2.1 Krangka Konseptual Penelitian ... 22 Gambar 4.1 Peta Jalan Jamin Ginting, Padang Bulan, Medan ... 34


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

Lampiran 1 Daftar Pertanyaan Penelitian untuk Pihak Pemilik Usaha Parfum ... 96 Lampiran 2 Daftar Pertanyaan Penelitian untuk Pihak Konsumen Usaha

Parfum ... 97 Lampiran 3 Hasil Wawancara dari Pihak Pemilik Usaha Parfum ... 98 Lampiran 4 Hasil Wawancara dari Pihak Pelanggan Usaha Parfum ... 111


(14)

ABSTRAK

Analisis Faktor-Faktor Yang Mendorong Keberhasilan Usaha Parfum Di Jalan Jamin Ginting Padang Bulan Medan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor keberhasilan usaha parfum di Jalan Padang Bulan Medan. Analisis variabel yang mendorong keberhasilan usaha yang terdiri dari 3 (tiga) variabel yaitu pengetahuan kewirausahaan, strategi pemasaran, manajemen permodalan dan keuangan terhadap informan dari pihak pemilik usaha parfum di Jalan Padang Bulan Medan dengan informan dari pihak pelanggan/konsumen usaha.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif yaitu penelitian terhadap fenomena atau populasi tertentu yang diperoleh oleh penelitian dari subjek berupa individu organisasional, industri atau perspektif yang lain. Penelitian ini menggunakan metode triangulasi. Informan dalam penelitian ini adalah seluruh pemilik usaha parfum di Jalan Padang Bulan Medan Yang Berjumlah 8 (delapan) serta 16 (enam belas) konsumen usaha parfum di Jalan Padang Bulan Medan. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui wawancara dan observasi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian analisis deskriftif kualitatif.

Hasil penelitian ini memiliki kesesuaian dari pihak pemilik usaha parfun dengan pihak konsumen usaha parfum sebesar 81,25% sedangkan sisanya 18,75% yang kurang sesuai. Hal ini berdasarkan dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mendorong keberhasilan usaha pada usaha parfum adalah penerapan pengetahuan kewirausahaan, strategi pemasaran, manajemen permodalan dan keuangan.

Kata Kunci : Pengetahuan Kewirausahaan, Strategi Pemasaran, Manajemen Permodalan dan Keuangan, dan Keberhasilan Usaha.


(15)

ABSTRACT

Analysis of Factors Promote Business Success Perfume In Street Padang Bulan Jamin Ginting Medan

This study aims to determine and analyze the success factors of the perfume business at Padang Bulan, Medan. Analysis of the variables that drive the success of the business which consists of 3 (three) variables: knowledge of entrepreneurship, marketing strategies, and capital and financial management of the informants from the perfume business owner at Padang Bulan Medan with an informant from the customer / consumer perfume business.

This study is a descriptive type of research is the study of phenomena or specific populations obtained by the study of the subject in the form of individual organizational, industrial or other perspective. This study uses a triangulation method. Informants in this study were all business owners at Padang Bulan Medan perfume field, amounting to 8 (eight) and 16 (sixteen) perfume business customers at Padang Bulan Medan. The data used are primary and secondary data. Data collection techniques in the study was conducted through interviews and observation. The research method used is descriptive analysis of qualitative research methods.

The results of this study has the suitability of the business owners perfume with the perfume business customers by 81.25% while the remaining 18.75% is less appropriate. It is based on the results of research that suggests that the factors that drive business success in the perfume business is the application of knowledge entrepreneurship, marketing strategies, management and financial capital.

Keywords: Knowledge Entrepreneurship, Marketing Strategy, Capital Management and Finance, and Business Success.


(16)

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah

Krisis ekonomi global yang melanda dunia membawa dampak yang negatif terhadap negara-negara diseluruh dunia. Tetapi Indonesia masih dapat bertahan dalam terpaan badai krisis global, itu dikarenakan Indonesia tidak bergantung dengan perekonomian Internasional serta masih banyaknya sektor UKM yang notabene sudah teruji kuat menghadapi krisis moneter yang terjadi pada tahun 1998. Kuncoro dalam Harian Bisnis Indonesia pada tanggal 21 Oktober 2008 mengemukakan bahwa UKM terbukti tahan terhadap krisis dan mampu survive karena, pertama, tidak memiliki utang luar negeri. Kedua, tidak banyak utang ke perbankan karena mereka dianggap unbankable. Ketiga, menggunakan input lokal. Keempat, berorientasi ekspor. Sumbangan UKM terhadap penyerapan tenaga kerja di Indonesia sekitar 96%.

Eksistensi usaha mikro atau usaha kecil menengah sebetulnya mengandung spirit enterpreneurship yang hakiki dan itu lekat dalam praktek keseharian pelaku usaha di lapangan. Ketika kita bicara soal kewirausahaan, maka disitulah sebetulnya kita bisa melahirkan pelaku-pelaku pembaharuan di bidang ekonomi. Dalam konteks pertumbuhan ekonomi seharusnya lebih memfokuskan pengembangan ekonomi rakyat khususnya pada usaha mikro, bisa jadi ini merupakan sebuah langkah yang sangat strategis untuk menciptakan kesejahteraan ekonomi yang adil dan merata.

Kewirausahaan (Entrepreneurship) merupakan proses mengidentifikasi, mengembangkaan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa


(17)

berupa ide-ide yang inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi risiko atau ketidakpastian (http://id.wikipedia.org).

Kewirausahaan dapat di defenisikan sebagai suatu kemampuan kreatif dan inovatif (Crete new and different) yang dijadikan kiat, dasar, sumber daya, proses dan perjuangan untuk menciptakan nilai tambah barang dan jasa yang dilakukan dengan keberanian untuk menghadapi risiko (Suryana, 2003:13). Sehingga pengertian pengetahuan kewirausahaan adalah keseluruhan apa yang diketahui tentang segala bentuk informasi yang diolah dan berproses dalam ranah kognitif berupa ingatan dan pemahaman tentang cara berusaha sehingga menimbulkan keberanian mengambil resiko secara rasional dan logis dalam menangani suatu usaha.

Keberhasilan dalam menjalankan usaha dipengaruhi oleh bagaimana suatu rencana usaha (Business Plan) itu dipersiapkan untuk kemudian dapat dijalankan. Ada beberapa rencana yang perlu dipersiapkan antara lain dengan memilih jenis usaha yang akan dijalankan kemudian bagaimana rencana pemasaran, rencana produksi, rencana organisasi dan rencana keuangan. Perencanaan merupakan alat untuk menggariskan arah dari perusahaan yang mengarahkan perusahaan kepada suatu kemajuan logis dari titik mulai sampai dengan titik akhir. Rencana yang dikembangkan dengan baik menolong entrepreneur mengetahui apa yang akan terjadi, sehingga mempersiapkannya untuk meminimalisasikan risiko dan memperbesar peluang keberhasilan usaha (Anoraga, 2002:157). Keberhasilan usaha yang dimaksud dalam hal ini diindikasikan dalam lima hal penting yaitu dana usaha bertambah, hasil produksi meningkat, keuntungan bertambah,


(18)

perputaran dana berkembang cepat dan penghasilan anggota bertambah (Nasution, 2001:12).

Banyak wirausahaan yang tidak mengetahui bagaimana caranya, agar usaha yang dijalaninya mencapai keberhasilan. Dan untuk mencapai keberhasilan suatu usaha, maka seorang wirausahaan haruslah selalu fokus kepada produk-produk atau jasa-jasa yang dihasilkan maupun yang ditawarkan. Dan selalu memberikan pelayanan yang terbaik kepada konsumen. Sehingga keberhasilan usaha dapat dicapai bagi seorang wirausaha.

Seorang wirausahawan adalah seseorang yang memiliki keahlian untuk menjual, mulai dari menawarkan ide hingga komoditas baik berupa produk atau jasa. Dengan kreativitasnya, wirausahawan mampu beradaptasi dengan berbagai situasi dan kondisi lingkungan. Sebagai pelaku bisnis, wirausahawan harus mampu mengetahui dengan baik manajemen penjualan, gaya dan fungsi manajemen. Untuk berhasil, wirausahawan harus mampu berkomunikasi dan menguasai beberapa elemen kecakapan manajerial, serta mengetahui teknik menjual yang strategis mulai dari pengetahuan tentang produk, ciri khas produk dan daya saing produk terhadap produk sejenis.

Steinhoff & Burgess mengemukakan beberapa karakteristik yang diperlukan untuk mencapai pengembangan keberhasilan dalam berwirausaha. Untuk menjadi seorang wirausaha yang sukses, seseorang harus memiliki ide atau visi bisnis yang jelas serta kemauan dan keberanian untuk menghadapi resiko, baik waktu maupun uang. Apabila ada kesiapan dalam menghadapi resiko, langkah berikutnya adalah membuat perencanaan usaha, mengorganisasikannya, dan menjalankannya. Agar usaha tersebut berhasil, selain harus bekerja keras


(19)

sesuai dengan urgensinya, wirausaha juga harus mampu mengembangkan dan menjalin hubungan, baik dengan mitra usaha maupun semua pihak yang terkait dengan kepentingan usaha tersebut (Suryana, 2003:66).

Pengetahuan merupakan kemampuan dalam mengelola seluruh elemen sistem berupa dokumen, basis data, kebijakan, dan prosedur lengkap, beserta informasi tentang pengalaman, keahlian, dan kecakapan sumber daya manusia secara individual maupun secara kolektif. Pengetahuan terdiri dari pengetahuan langsung yaitu pengetahuan yang telah di miliki oleh seorang wirausaha serta pengetahuan tidak langsung yang seorang wirausaha dari berbagai pihak sebelum maupun saat ia telah menjadi seorang wirausaha (Widayana, 2005:9).

Strategi pemasaran merupakan merupakan pengambilan keputusan-keputusan tentang biaya pemasaran, bauran pemasaran, alokasi pemasaran dalam hubungan dengan keadaan lingkungan yang diharapkan dan kondisi persaingan. Strategi pemasaran harus disesuaikan dengan posisi usaha dalam persaingan bisnis, apakah memimpin, menantang, mengikuti atau hanya mengambil sebagian kecil dari pasar.

Modal (uang) memberikan kemungkinan bagi seorang wirausahawan untuk memulai usaha; membeli barang dan jasa yang diperlukan, tenaga kerja, dan tempat usaha. Wirausaha, seperti pada umumnya, tidak memiliki kecakapan yang tinggi dalam mendapatkan, mengelola, dan menggunakan uang. Modal yang tidak memadai atau pengelolaan keuangan yang lemah dapat merusak suatu usaha meskipun ide dasar usahanya baik dan produknya diterima oleh pasar. Salah satu faktor yang mendorong keberhasilan usaha adalah wirausahaan mengetahui informasi tentang manajemen permodalan dan keuangan (Machfoedz, 2005:60).


(20)

Untuk menjadi seorang wirausaha, seseorang harus menjadi ahli pengumpul dana, suatu pekerjaan yang biasanya memerlukan waktu dan energi yang lebih banyak daripada yang didasari oleh sebagian besar pendiri bisnis. Pada suatu usaha yang baru berjalan, pengumpula dana dengan mudah dapat menghabiskan kira-kira setengah dari waktu seorang wirausahawan.

Keberhasilan dalam menjalankan usaha baru dipengaruhi oleh bagaimana suatu rencana usaha (Business plan) itu dipersiapkan untuk kemudian dapat dijalankan. Ada beberapa rencana yang perlu dipersiapkan antara lain dengan memilih jenis usaha yang akan dijalankan kemudian bagaimana rencana pemasaran, rencana produksi, rencana organisasi dan rencana keuangan.

Peneliti memilih usaha parfum sebagai objek penelitian dimana usaha tersebut banyak sekali terdapat di daerah padang bulan. Bisnis parfum ini mulai berkembang sekitar tahun 2000-an, meski sebelumnya binis ini sudah berjalan. Parfum adalah benda yang pastinya sudah tidak asing lagi dalam kehidupan kita. Apalagi saat ini aroma parfum yang ditawarkan sudah semakin beragam dan di kemas dengan unik, baik yang dikhususkan untuk pria, wanita, atau unisex. Dan tidak jarang, aroma parfum bisa menjadi sebuah pick up line andalan seorang pria ketika ingin berkenalan dengan wanita.

Permintaan akan parfum inipun semakin meningkat dari tahun ke tahunnya. Pelanggan parfum ini yang paling dominan datang dari kalangan mahasiswa/mahasiswi dan pelajar. Harga yang murah menjadi pertimbangan para konsumennya. Aroma parfum yang di tawarkan pada usaha inipun beraneka ragam, sehingga pelanggan pun dapat dengan leluasa memilih aroma yang di inginkannya sesuai dengan kebutuhannya.


(21)

Di daerah Padang Bulan banyak sekali usaha yang bergerak di bidang penjualan dan pengisian ulang parfum. Letak yang sangat strategis inilah yang membuat usaha parfum ini sangat menguntungkan, ini dikarenakan di kawasan padang bulan ini di ramaikan dengan berbagai macam jenis usaha dan di ramaikan juga dengan mahasiswa baik yang berdomisili maupun yang kuliah. Dan daerahnya yang dekat dengan sekolah dan universitas. Hal inilah yang membuat para pemilik usaha parfum ini berpendapat bahwa dengan melihat trend (kecenderungan) yang sedang digemari dan diminati di pasar dan mencoba untuk mengkombinasikannya dengan fasilitas dan kualitas pelayanan yang tetap ingin dijaga oleh para pemilik usaha parfum ini.

Maka penulis tertarik untuk mengetahui faktor – faktor apa saja yang mendorong keberhasilan usaha tersebut sehingga penulis memutuskan untuk membuat penelitian yang berjudul ”Analisis Faktor – Faktor Yang Mendorong Keberhasilan Usaha Pada Usaha Parfum Di Jalan Ginting, Padang Bulan Medan.”

1.2 Perumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut, yaitu faktor-faktor apakah yang mendorong keberhasilan usaha parfum di Jl. Jamin Ginting, Padang Bulan, Medan?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang mendorong keberhasilan usaha pada usaha parfum di Jl. Jamin Ginting, Padang Bulan, Medan.


(22)

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam melakukan penelitian ini adalah:

1. Bagi pelaku usaha, peneliti ini memberikan tambahan informasi dan wawasan serta memberikan masukan bagi para pelaku usaha agar dapat mengembangkan usahanya.

2. Bagi peneliti, mengetahui faktor apa saja yang mendorong keberhasilan suatu usaha dan penelitian ini berguna untuk mempertajam pola pikir mengenai faktor yang perlu ditingkatkan dalam perilaku kewirausahaan.

3. Bagi peneliti selanjutnya, sebagai bahan referensi yang nantinya dapat memberikan perbandingan dalam mengadakan penelitian lebih lanjut di masa yang akan datang.


(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 1.1Uraian Teoritis

2.1.1 Kewirausahaan dan Wirausaha

Istilah kewirausahaan berasal dari terjemahan entrepreneurship, yang dapat diartikan sebagai ”the backbone of economy” yaitu saraf pusat perekonomian atau sebagai ”tailbone of economy,” yaitu pengendali perekonomian suatu bangsa (Wirakusumo, dalam Suryana, 2006:14)

Kewirausahaan dapat di defenisikan sebagai suatu kemampuan kreatif dan inovatif (Crete new and different) yang dijadikan kiat, dasar, sumber daya, proses dan perjuangan untuk menciptakan nilai tambah barang dan jasa yang dilakukan dengan keberanian untuk menghadapi risiko (Suryana, 2003:13). Sehingga pengertian pengetahuan kewirausahaan adalah keseluruhan apa yang diketahui tentang segala bentuk informasi yang diolah dan berproses dalam ranah kognitif berupa ingatan dan pemahaman tentang cara berusaha sehingga menimbulkan keberanian mengambil resiko secara rasional dan logis dalam menangani suatu usaha.

Pengertian kewirausahaan menurut Zimerer (dalam Suryana, 2006:14) ”entrepreneurship is applying creativity and innovation to solve the problems and to exploit opportunities that people face everyday” yang artinya kewirausahaan adalah penerapan kreativitas dan inovasi untuk memecahkan masalah dan upaya dalam memanfaatkan peluang yang dihadapi setiap hari. Kewirausahaan merupakan gabungan dari kreativitas, inovasi, dan keberanian menghadapi resiko


(24)

yang dilakukan dengan cara kerja keras untuk membentuk dan memelihara usaha baru.

Pengertian kewirausahaan menurut Drucker (dalam Suryana, 2006:2) adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda melalui pemikiran kreatif dan tindakan inovatif demi terciptanya suatu peluang. Bahkan, kewirausahaan secara sederhana sering juga diartikan sebagai prinsip atau kemampuan wirausaha (Soedjono dalam Suryana, 2006:14).

Kata “wirausaha” dalam bahasa Indonesia adalah padanan kata bahasa Perancis “entrepreneur”, yang sudah dikenal sejak abad ke 17. Menurut Holt (dalam Riyanti, 2003:21), kata entrepreneur berasal dari kata kerja entreprende. Kata “wirausaha” merupakan gabungan dari kata “wira” (gagah berani, perkasa) dan kata “usaha”. Jadi, wirausaha berarti orang yang gagah berani atau perkasa dalam usaha.

Menurut Zimmerer & Schorborough (dalam Suryana, 2006:15) : “an entrepreneur is one who creates a new business in the face of risk and uncertainty for the purpose of achieving profit and growth by identifying opportunities and assembling the necessary resources to capitalize on them”. Konsep tersebut menceritakan bahwa kewirausahaan tersebut merupakan keahlian seseorang dalam menciptakan suatu usaha baru, menghadapi resiko di masa mendatang dan keahlian bertumbuh untuk mendapatkan profit dengan menggunakan seluruh sumber daya yang dimiliki sehingga mengalami peningkatan terhadap usaha tersebut.


(25)

Menurut Usman (dalam Suryana, 2006:15) wirausaha adalah seseorang yang memiliki kemampuan dalam menggunakan dan mengombinasikan sumber daya seperti keuangan, material, tanaga kerja, keterampilan untuk menghasilkan produk, proses produksi, bisnis, dan organisasi usaha baru. Wirausaha adalah seseorang yang memiliki kombinasi unsur-unsur internal yang meliputi motivasi, visi dan misi, komunikasi, optimisme, dorongan, semangat, dan kemampuan memanfaatkan peluang usaha.

Menurut Swasono (dalam Suryana, 2006:16) wirausaha adalah pengusaha, tetapi tidak semua pengusaha adalah wirausaha. Wirausaha adalah pelapor dalam bisnis, inovator, penanggung risiko yang mempunyai visi ke depan dan memiliki keunggulan dalam prestasi di bidang usaha. Menurut Prawirokusumo (dalam Suryana, 2006:16) wirausaha adalah mereka yang melakukan usaha-usaha kreatif dan inovatif dengan jalan mengembangkan ide dan meramu sumber daya untuk menemukan peluang dan perbaikan hidup.

Wirausaha adalah pribadi unggul yang mencerminkan budi yang luhur dan sifat yang pantas diteladani, karena atas dasar kemampuannya sendiri dapat melahirkan suatu sumbangsih dan karya untuk kemajuan kemanusiaan yang berlandaskan kebenaran dan kebaikan (Suryana, 2006:50).

Secara sederhana wirausahawan (entrepreneur) adalah orang yang berjiwa berani mengambil risiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Berjiwa berani mengambil risiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti (Kasmir, 2009:16).


(26)

Menurut Meredith (Suryana, 2006:24) mengemukakan ciri-ciri dan watak kewirausahaan sebagai berikut:

Tabel 2.1

Ciri-ciri dan Watak Kewirausahaan

Ciri-ciri Watak

(1) Percaya diri Keyakinan, ketidaktergantungan, individualitas, dan optimisme. (2) Berorientasi pada tugas dan hasil Kebutuhan untuk berprestasi,

berorientasi laba, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras,

mempunyai dorongan kuat, energik dan insiatif.

(3) Pengambilan resiko dan suka tantangan

Kemampuan untuk mengambil resiko yang wajar.

(4) Kepemimpinan Perilaku sebagai pemimpin, bergaul dengan orang lain, menanggapi saran-saran dan kritik.

(5) Keorisinilan Inovatif dan kreatif serta fleksibel (6) Berorientasi ke masa depan Pandangan ke depan, perspektif. Sumber : Suryana (2006)

Menurut pengertian di atas maka yang dimaksud dengan minat berwirausaha adalah keinginan, ketertarikan serta kesediaan individu melalui ide-ide yang dimiliki untuk bekerja keras atau berkemauan keras untuk berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa merasa takut dengan resiko yang akan terjadi, dapat menerima tantangan, percaya diri, kreatif dan inovatif serta mempunyai kemampuan dan keterampilan untuk memenuhi kebutuhan.

Kamus Umum Bahasa Indonesia (1996, hlm.1130) mengartikan wirausaha sebagai : “Orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produk baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru,


(27)

memasarkannya serta mengatur permodalan operasinya”. Pengertian wirausaha yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah perpaduan defenisi yang dikemukakan di atas sebagai berikut :

“Wirausaha adalah orang yang menciptakan kerja bagi orang lain dengan cara mendirikan, mengembangkan, dan melembagakan usaha miliknya sendiri dan bersedia mengambil resiko dalam menemukan peluang berusaha serta secara kreatif menggunakan potensi-potensi dirinya untuk mengenali produk, mengelola dan menentukan cara produksi, menyusun operasi untuk pengadaan produk, memasarkannya dan mengatur permodalan operasinya”.

Defenisi ini hanya berlaku bagi mereka yang mengelola usaha sendiri dan mempekerjakan orang lain dalam menjalankan kegiatan usahanya. Oleh karena itu, penelitian ini hendak melihat peran dari orang yang memimpin usaha miliknya sendiri. Dengan demikian, dia bertanggung jawab penuh terhadap hasil akhir dari upaya mengantisipasi peluang dan hambatan demi kemajuan usahanya. 2.1.2 Usaha Kecil

Pengertian usaha kecil menimbulkan pandangan yang berbeda-beda pada diri masing-masing. Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksudka dalam undang-undang ini. (Bab 1 pasal 1 Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2008)


(28)

Keriteria usah kecil dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2008 adalah:

1. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 50.000.000 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha: atau

2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 300.000.000 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 2.500.000.000 (dua milyar lima ratus juta rupiah).

Menurut Biro Pusat Statistik (BPS), usaha kecil identik dengan industri kecil dan industri rumah tangga. BPS mengklasifikasikan industri berdasrakan jumlah pekerjanya, yaitu:

1. industri rumah tangga dengan pekerja 1-4 orang; 2. industri kecil dengan pekerja 5-19 orang;

3. industri menengah dengan pekerja 20-99 orang; 4. industri besar dengan pekerja 100 orang atau lebih. 2.1.3 Keberhasilan Usaha

Menurut Nasution dalam bukunya yang berjudul ”Pengembangan Wirausaha Usaha Baru” (2001), sebuah perusahaan dikatakan meraih keberhasilan usaha jika dana usahanya bertambah, hasil produksi meningkat, keuntungan bertambah, perputaran dana berkembang cepat serta penghasilan anggota dari perusahaan tersebut bertambah.

Menurut Anoraga (2002), Apapun pilihan usaha baru yang diputuskan, untuk menjamin keberhasilan dalam usaha harus dilaksanakan persiapan secara matang yaitu dengan menyiapkan rencana usaha (Business Plan).


(29)

Menurut Ranto (2007:20) keberhasilan berwiraswasta tidaklah identik dengan seberapa berhasil seseorang mengumpulkan uang atau harta serta menjadi kaya, karena kekayaan bisa diperoleh dengan berbagai cara sehingga menghasilkan nilai tambah. Berusaha lebih dilihat dari bagaimana seseorang bias membentuk, mendirikan, serta menjalankan usaha dari sesuatu yang tadinya tidak berbentuk, tidak berjalan atau mungkin tidak ada sama sekali. Seberapa pun kecilnya ukuran suatu usaha jika dimulai dari nol dan bisa berjalan dengan baik maka nilai berusahanya jelas lebih berharga daripada sebuah organisasi besar yang dimulai dengan bergelimang fasilitas.

Menurut Hutagalung (2008:50), sukses tidak terjadi secara kebetulan, secara instan dan tidak pula turun tiba-tiba dari langit. Sukses adalah buah dari proses sistematis, perjalanan panjang dan kerja keras. Sukses selalu diukur dengan uang, harta, jabatan, keluarga, ketenaran nama. Sukses besar berarti akumulasi dari kesemuanya.

Business plan merupakan dokumen yang disiapkan secara seksama yang menerangkan mengenai pola dari usaha yang akan digeluti, sasaran dari entrepreneur dan rencana tindakan untuk mencapai sasaran serta keberhasilan dalam usaha. Suatu rencana usaha biasanya disusun berdasarkan fungsi-fungsi operasional usaha, yaitu fungsi pemasaran, produksi, keuangan dan fungsi ketenagaan atau sumber daya manusia. Secara garis besar seorang wirausahawan tentu akan memulai menyusun rencana dengan pertama-tama menyusun rencana pemasaran, kemudian rencana produksi, organisasi dan manajemen (yang berhubungan dengan personalia) dan perencanaan keuangan.


(30)

2.1.4 Usaha Parfum

Usaha parfum merupakan usaha yang menjual wewangian. Selain memberikan keharuman parfum membuat pemakainya lebih percaya diri, dengan parfum kita tidak perlu gelisah akan bau badan pun akan terhapuskan, bahkan tak sedikit yang menjadikan parfum sebagai kebutuhan pokok. Dewasa ini usaha parfum semakin mendapat sorotan. Selain tidak beresiko basi parfum menjanjikan penjualnya untuk mendulang rupiah. Anda bisa membuka usaha parfum dengan jenisnya yang tak sedikit, baik yang instan maupun yang refill atau bibit.

Parfum dapat dijadikan salah satu solusi ditengah padatnya aktivitas. Semakin banyak keringat yang dikeluarkan resiko bau badan pun kian mengintai. Tak semua parfum harus di beli dengan harga menjulang, pengusaha parfum pun dapat menawarkannya sesuai isi kantong pelanggan.

Selain memberikan keharuman, parfum dapat membuat pemakainya lebih percaya diri. Dengan adanya parfum, gelisah akan bau badan pun akan terhapuskan dan tak sedikit juga orang yang menjadikan parfum sebagai kebutuhan pokok. Dewasa ini usaha parfum semakin mendapat sorotan. Selain tidak beresiko basi parfum menjanjikan penjualnya untuk mendulang rupiah. Anda bisa membuka usaha parfum dengan jenisnya yang tak sedikit, baik yang instan maupun yang refill atau bibit

2.1.5 Faktor-Faktor Yang Mendorong Keberhasilan Usaha

Menurut Anoraga (2002 : 38), untuk menjamin keberhasilan dalam usaha harus dilaksanakan persiapan secara matang yaitu dengan menyiapkan rencana usaha (Business Plan). Business Plan adalah ringkasan tertulis mengenai usulan pendirian usaha oleh wirausahawan yang berisi rincian kegiatan operasi dan


(31)

rencana keuangan, peluang dan strategi pemasaran, serta keterampilan dan kemampuan manajer. Rencana bisnis berguna sebagai peta jalan bagi wirausahawan dalam perjalanannya menuju pembangunan bisnis yang sukses. Suatu rencana usaha biasanya disusun berdasarkan fungsi-fungsi operasional usaha, yaitu fungsi pemasaran atau penjualan, produksi, keuangan dan fungsi sumber daya manusia.

Faktor-faktor yang mendorong Keberhasilan Usaha adalah : 1. Pengetahuan Kewirausahaan

Pengetahuan Kewirausahaan adalah segala sesuatu yang perlu diketahui mengenai kewirausahaan yang diperoleh dari sumber-sumber informasi. a. Pengetahuan Langsung

Merupakan pengetahuan yang diterima berdasarkan pengalaman sendiri, yaitu berdjasarkan usia atau lamanya seseorang menjalankan usaha.

b. Pengetahuan Tidak Langsung (pengalaman orang lain)

Pengalaman orang lain adalah pernah tidaknya seorang wirausaha terlibat dalam pengelolaan usaha sejenis sebelum dia memulai usaha sendiri dan bisa diperoleh dari pengalaman kerja pada suatu organisasi 2. Strategi Pemasaran

Strategi pemasaran (Suryana 2006:137) adalah paduan dari kinerja wirausaha dengan hasil pengujian dan penelitian pasar sebelumnya dalam mengembangkan keberhasilan strategi pemasaran.


(32)

a. Strategi Produk

Segala sesuatu yang berkenaan dengan produk merupakan salah satu bagian dari strategi pemasaran, agar dapat diyakinkan bahwa produk yang dihasilkan adalah produk yang betul-betul dapat memberikan kepuasan kepada konsumen.

b. Strategi Harga

Pengertian harga merupakan sejumlah nilai (dalam mata uang) yang harus dibayar konsumen untuk membeli atau menikmati barang atau jasa yang ditawarkan. Penentuan harga menjadi sangat penting untuk diperhatikan mengingat harga merupakan salah satu penyebab laku tidaknya produk dan jasa yang ditawarkan

c. Strategi Lokasi dan Window display

Lokasi merupakan tempat usaha parfum itu melakukan proses penjualan, tempat meiayani konsumen, dapat juga diartikan sebagai tempa untuk memajangkan produk atau barang yang dijual. Konsumen dapat melihat langsung barang yang diproduksi atau dijual baik jenis, jumlah maupun harganya yaitru dengan kategori strategis atau tidak strategis. Di samping lokasi, perlu juga dipikirkan tata letak sebagai tempat melakukan kegiatan usaha. Tata letak ini dikenal dengan nama window display. Window display yang tepat memberikan keindahan, kenyarnanan, kesehatan dan keseiamatan kerja yang lebih baik sehingga memberikan motivasi tinggi kepada para tenaga kerja. Di samping itu, pelanggan ataupun betah berbelanja atau berurusan dengan usaha tersebut.


(33)

d. Strategi Promosi

Merupakan cara pengusaha parfum untuk memasarkah atau menarik calon pembeli untuk membeli barang atau produk parfum tersebut. 3. Manajemen Permodalan dan Keuangan

Manajemen permodalan dan keuangan yaitu pengelolaan dana yang digunakan dalam Usaha untuk menghasilkan keuntungan yang sesuai dengan tujuan usaha yaitu berisi tentang perkiraan dan taksiran atas kebutuhan modal untuk investasi, modal kerja dan arus kas; yang mencakup penerimaan dari usaha sampingan, rincian pengeluaran atas biaya langsung (biaya produksi) dan biaya tak langsung (biaya-biaya pemasaran, umum dan penyusutan), laba sebelum pajak, taksiran pajak, laba sesudah pajak dan arus kas sesudah pajak.

4. Peluang

Banyak orang membayangkan dirinya mengelola bisnis milik mereka sendiri, membuat keputusan-keputusan penting, dan menghasilkan keuntungan. Peluang merupakan suatu kesempatan dalam menjalankan usaha. Seorang wirausahawan harus dapat melihat dan memanfaatkan peluang sehingga dapat memberikan keuntungan bagi usahanya. Peluang atau kesempatan tidak datang berulang-ulang, tetapi mungkin hanya sekali saja dalam waktu yang sangat singkat, sehingga diperlukan antisipasi dan waktu yang tepat untuk melihat berbagai peluang agar tidak mengalami kegagalan. Para wirausahawan harus dapat mengukur dan memperkirakan ukuran pertumbuhan dan potensi laba dari setiap peluang yang ada, dan


(34)

berhati-hati dalam mengevaluasi peluang sebelum memilih pasar dan sasaran yang ingin dicapai (Pandji, 2004:246).

Ada tiga fase pendekatan mengindefikasi peluang dalam bisnis, yaitu: 1. Menemukan gagasan.

2. Mengindefikasi peluang yang ada.

3. Melaksanakan manajemen usaha yang diciptakan. 2.2Penelitian Terdahulu

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ulina (2008), melakukan penelitian dengan judul "Analisi Faktor-Faktor Yang Mendorong Keberhasilan Usaha Baru (Studi Kasus pada Crispo Accessories Grand Palladium dan Q-ta Accessories Sun Plaz Medan". Tujuan penelitian ini adalah mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang mendorong wirausahawan meraih keberhasilan usaha baru Crispo Accessories Grand Palladium dan Q-ta Accessories Sun Plaza dan mengetahui faktor-faktor yang paling dominan mendorong wirausahawan meraih keberhasilan usaha baru Crispo Accessories Grand Palladium dan Q-ta Accessories Sun Plaza.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sitompul (2006), melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Usaha Baru (Studi Kasus Pada Dhuonet Dan Tripel Gnet)”. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mendorong wirausahawan meraih keberhasilan usaha baru DHUOnet dan TRIPEL Gnet.

Diperoleh kesimpulan bahwa rencana pemasaran merupakan faktor yang paling dominan dalam mendorong keberhasilan usaha baru. Oleh karena itu


(35)

faktor-faktor yang mendorong keberhasilan usaha baru adalah penerapan yang diikut pengimplementasian keempat faktor dari rencana usaha (business plan) yaitu rencana pemasaran, rencana produksi, rencana organisasi dan manajemen serta keuangan.

2.3Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual bertujuaan untuk mengemukakan secara umum mengenai objek penelitian yang dilakukak dalam kerangka variabel yang akan diteliti. Dengan demikian dalam kerangka penelitian ini dikemukakan variabel yang akan diteliti yaitu pengetahuan kewirausahaan, strategi pemasaran, manajemen permodalan dan keuangan, dan keberhasilan usaha.

Pengetahuan kewirausahaan yaitu menggambarkan kemampuan untuk mengenali atau menciptakan kesempatan dan mengambil tindakan yang ditujukan untuk mewujudkan praktek pengetahuan yang inovatif terhadap berbagai produk.

Strategi pemasaran merupakan pengambilan keputusan-keputusan tentang biaya pemasaran, bauran pemasaran, alokasi pemasaran dalam hubungan dengan keadaan lingkungan yang diharapkan dan kondisi persaingan. Strategi pemasaran harus disesuaikan dengan posisi usaha dalam bisnis, apakah memimpin, menantang, mengikuti atau hanya mengambil sebagian kecil dari pasar.

Modal memberikan kemungkinan bagi seorang wirausahawan untuk memulai usaha; membeli barang dan jasa yang diperlukan, tenaga kerja, dan tempat usaha. Modal yang tidak memadai dan pengelolaan keuangan yang lemah dapat merusak suatu usaha, meskipun ide dasar usahanya baik dan produknya diterima pasar. Salah satu faktor-faktor yang mendorong keberhasilan usaha


(36)

adalah seorang wirausaha mengetahui informasi tentang manajemen permodalan dan keuangan (Machfoedz, 2005:60).

Menurut Ranto (2007:20) keberhasilan berwiraswasta tidaklah identik dengan seberapa berhasil seseorang mengumpulkan uang atau harta serta menjadi kaya, karena kekayaan bisa diperoleh dengan berbagai cara sehingga menghasilkan nilai tambah. Berusaha lebih dilihat dari bagaimana seseorang bias membentuk, mendirikan, serta menjalankan usaha dari sesuatu yang tadinya tidak berbentuk, tidak berjalan atau mungkin tidak ada sama sekali. Seberapa pun kecilnya ukuran suatu usaha jika dimulai dari nol dan bisa berjalan dengan baik maka nilai berusahanya jelas lebih berharga daripada sebuah organisasi besar yang dimulai dengan bergelimang fasilitas.

Pada uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan kewirausahaan, strategi pemasaran, manajemen permodalan dan keuangan dapat mendorong keberhasilan usaha.

Kerangka konseptual yang digunakan dalam penelitian ini adalah seperti yang digambarkan dalam skema berikut:


(37)

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Penelitian

Sumber: Suryana (2006), Ranto (2007) diolah (2012) Pengetahuan

Kewirausahaan

Manajemen Permodalan dan Keuangan Strategi Pemasaran

Keberhasilan Usaha Parfum


(38)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini berjenis penelitian deskriptif kualitatif merupakan suatu prosedur penelitian yang menggunakan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan pelaku atau nara sumber yang dapat diamati. Menurut Kuncoro (2003:21), penelitian deskriptif kuantitatif adalah penelitian yang berisi tentang paparan dengan tidak melibatkan kalkulasi angka.

Penelitian deskriptif (descriptive research) bertujuan membuat pencanderaan/lukisan/deskripsi mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat suatu populasi atau daerah tertentu secara sistematik, faktual, dan teliti. (Ginting dan Syafrizal , 2008 : 55).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini dilakukan di Jalan Jamin Ginting, Padang Bulan, Medan dengan waktu penelitian di mulai bulan Januari 2012 sampai dengan bulan Februari 2012.

3.3 Batasan Operasional

Untuk menghindari kesimpangsiuran dalam membahas dan menganalisis permasalahan dalam penelitian ini. Batasan operasional variabel ini adalah Pengetahuan Kewirausahaan, Strategi Pemasaran, Manajemen Permodalan dan Keuangan dalam mencapai Keberhasilan Usaha.

3.4 Defenisi Operasional

Untuk memberikan gambaran yang jelas dan memudahkan pelaksanaan penelitian, maka perlu definisi dari variabel-variabel yang akan diteliti sebagai berikut:


(39)

1. Pengetahuan Kewirausahaan

Pengetahuan kewirausahaan adalah segala sesuatu yang perlu diketahui mengenai kewirausahaan yang diperoleh dari sumber-sumber informasi yang ada.

Adapun indikator yang digunakan adalah :

a. Memulai usaha berdasarkan pengalaman sendiri b. Memulai usaha berdasarkan pengalaman orang lain c. Mampu menilai peluang bisnis

d. Siap menghadapi resiko yang terjadi 2. Strategi Pemasaran

Strategi pemasaran adalah wujud perencanaan yang terarah di bidang pemasaran, untuk memperoleh suatu hasil yang optimal.

Adapun indikator yang digunakan adalah : a. Strategi produk

b. Strategi harga

c. Strategi lokasi dan window display d. Strategi promosi

3. Manajemen permodalan dan Keuangan

Manajemen Permodalan dan Keuangan yaitu pengelolaan dana yang digunakan dalam usaha untuk menghasilkan keuntungan sesuai dengan tujuan usaha.

Adapun indikator yang digunakan adalah:

a. Melakukan penilaian atas kelayakan potensi usaha b. Memperhitungkan kebutuhan modal


(40)

c. Menganalisis kebutuhan modal untuk investasi (modal untuk usaha baru atau mengembangkan usaha)

d. Membuat rincian pengeluaran 4. Keberhasilan Usaha

Keberhasilan usaha merupakan pencapaian yang diharapkan di dalam bisnis.

Adapun indikator yang digunakan adalah : a. Keuntungan usaha

b. Perkembangan usaha c. Pertumbuhan usaha d. Jumlah penjualan


(41)

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Defenisi Indikator

Pengetahuan Kewirausahaan

(X1)

Pengetahuan kewirausahaan adalah segala sesuatu yang perlu diketahui mengenai kewirausahaan yang telah di peroleh dari sumber-sumber informasi yang ada.

1. Pengetahuan langsung dan tidak langsung

2. Kemampuan berinovasi 3. Kemampuan mengatur waktu

dan membiasakan diri

Strategi Pemasaran

(X2)

Wujud perencanaan yang terarah di bidang pemasaran, untuk memperoleh suatu hasil yang optimal.

1. Strategi Produk

2. Strategi Lokasi dan window display

3. Strategi Harga 4. Strategi Promosi Manajemen

Permodalan dan Keuangan

(X3)

Pengelolaan dana yang digunakan dalam usaha untuk menghasilkan keuntungan sesuai dengan tujuan usaha.

1. Melakukan penilaian atas kelayakan potensi usaha 2. Memperhitungkan

kebutuhan modal 3. Menganalisis kebutuhan

modal untuk investasi, modal kerja bagi usaha

4. Membuat rincian pengeluaran Keberhasilan

Usaha (Y)

Pencapaian yang diharapkan di dalam bisnis.

1. Keuntungan usaha 2. Perkembangan usaha 3. Jumlah penjualan 4. Pertumbuhan usaha Sumber : Ranto (2004), Suryana (2006) (diolah)

3.5 Informan penelitian

Informan dalam penelitian ini adalah pemilik usaha parfum atau keluarga yang ada hubungannya dengan pemilik usaha parfum dan pengunjung yang membeli produk pada usaha parfum tersebut. Jumlah keseluruhan informan dalam penelitian ini yaitu 8 (delapan) orang pemilik usaha dan 16 (enam belas) orang pelanggan/konsumen, sehingga total keseluruhan jumlah informan adalah 24 (dua puluh empat) informan.


(42)

3.6 Jenis dan Sumber Data

Penulis menggunakan dua jenis data untuk membantu memecahkan masalah, yaitu:

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden terpilih pada lokasi penelitian. Data primer ini diperoleh dari informan penelitian. Informan ini terdiri dari pemilik konter parfum (penjual) dan konsumen yang membeli pada konter-konter parfum.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui studi dokumen dengan mempelajari berbagai tulisan melalui buku, jurnal, majalah dan situs internet untuk mendukung penelitian.

3.7 Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah :

a. Wawancara mendalam (depth interview)

Peneliti melakukan wawancara mendalam kepada informan secara pribadi. b. Pengamatan (Observation)

Observasi adalah pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan langsung pada lokasi penelitian, yaitu pada usaha parfum di Jalan Djamin Ginting, Padang Bulan Medan (dari Jalan Djamin Ginting simpang Iskandar Muda sampai Simpang Pos) untuk melengkapi catatan penelitian yang diperlukan.


(43)

c. Studi Dokumentasi

Pengumpulan data diperoleh dari buku-buku, jurnal dan informasi dari internet yang mempunyai relevansi atau berhubungan dengan penelitian yang dilakukan.

3.8 Prosedur Pengumpulan Data 3.8.1 Pra-Depth Interview

Peneliti memulai depth interview dengan menggunakan langkah langkah seperti yang disarankan oleh Mulyana (2003:82), yaitu:

1. Menemukan subjek penelitian

Untuk menemukan orang yang akan dijadikan subjek penelitian, peneliti harus terjun ke lapangan untuk menemukan orang yang layak untuk diwawancara. Sejalan dengan proses ini, peneliti dapat meminta rujukan mengenai siapa lagi orang yang mempunyai pengalaman atau karakteristik serupa.

2. Menentukan jumlah responden

Dalam metode depth interview tidak ada kriteria baku mengenai berapa jumlah responden yang harus diwawancarai. Sebagai aturan umum, peneliti berhenti melakukan wawancara sampai data menjadi jenuh. 3. Variasi responden

Pertimbangan dalam pemilihan sampel ini adalah bahwa sampel sebaiknya bervariasi, dilihat dari ciri demografisnya, sehingga hasil penelitian tidak menyimpang karena faktor-faktor sosio-ekonomi, gender, atau kepribadian yang tidak relevan, akan diperkaya oleh orang-orang yang berlainan dalam ciri-ciri tersebut.


(44)

3.8.2 Pada Saat Depth Interview

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh peneliti saat melakukan depth interview, yaitu :

1. Memulai wawancara

Wawancara dimulai dengan basa-basi ketimuran, namun tetap proporsional dan secukupnya, apalagi bila responden adalah orang penting dan hanya memiliki waktu yang terbatas.

2. Mengajukan pertanyaan

a. Untuk memperoleh data secermat mungkin, digunakan tape

recorder. Namun, sebelum menggunakan tape recorder, terlebih dahulu meminta izin kepada responden. Hal ini mungkin terjadi adalah responden menjadi gugup ketika menyadari jawabannya direkam, namun biasanya hal ini tidak berlangsung lama, dan kegugupan itu mencair seiring dengan jalannya wawancara. Keuntungan peneliti bila menggunakan tape recorder adalah (1) peneliti dapat lebih berkonsentrasi penuh terhadap informasi yang diberikan responden karena tidak harus mencatat ataupun menulis seluruh informasi yang terucap, dan (2) data menjadi lebih lengkap dan akurat

b. Pertanyaan dalam depth interview cenderung dimulai dengan kata tanya bersifat terbuka, seperti ‘bagaimana’, ‘apakah’, dan ‘mengapa’. c. Peneliti harus dapat membawa wawancara ini menjadi sebuah

‘percakapan informal’, sehingga peneliti dapat menggali apa yang responden rasakan dan pikirkan. Bahasa yang digunakan adalah


(45)

bahasa yang akrab dan informal. Pertanyaan bahkan dapat diajukan dalam bahasa daerah, bila diyakini responden akan bersikap lebih terbuka

3. Pedoman penyelenggaraan wawancara

Beberapa pedoman yang perlu diketahui dalam menyelenggarakan wawancara, yaitu:

a. Penyusunan isi wawancara yang efektif, dengan berusaha menempatkan pesan utama pada awal pembicaraan.

b. Sikap dan ekspresi vokal yang tepat. c. Saling membuka diri.

d. Sesuaikan penggunaan alat peraga dengan kondisi saat wawancara. e. Memperhitungkan kepentingan dan perspektif penelitian.

4. Mengakhiri depth interview

a. Pertanyaan-pertanyaan yang bersifat pribadi (seperti tempat dan tanggal lahir, usia, riwayat pendidikan, penghasilan, dan sebagainya) diajukan pada akhir wawancara. Hal ini berkebalikan dengan pertanyaan dalam survei yang umumnya menempatkan pertanyaan-pertanyaan pribadi ini diawal wawancara. Tujuan teknik ini adalah menghindarkan responden dari keharusan memberikan jawaban yang bersifat pribadi, yang mungkin membuatnya malu atau tersinggung sehingga mempengaruhi jawaban atas pertanyaan berikutnya, atau bahkan secara mendadak dan sepihak membatalkan wawancara. b. Pada akhir wawancara, peneliti sebaiknya meminta alamat, nomor


(46)

memudahkan peneliti untuk menghubungi responden bila membutuhkan data tambahan.

3.8.3 Pasca Depth Interview

Peneliti menyalin hasil wawancara ke dalam bentuk tulisan dan memilah-milahnya berdasarkan kategorinya yang relevan, seperti model, hipotesis, atau kerangka teori yang sedang dibangun.

3.9 Uji Keabsahan dan Metode Triangulasi

Keabsahan bentuk batasan berkaitan dengan suatu kepastian bahwa yang berukur benar- benar merupakan variabel yang ingin di ukur. Keabsahan ini juga dapat dicapai dengan proses pengumpulan data yang tepat. Salah satu caranya adalah dengan proses triangulasi, yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Pada penelitian ini metode triangulasi yang digunakan adalah metode triangulasi data dimana menggunakan berbagai sumber data seperti dokumen, arsip, hasil wawancara, hasil observasi atau juga dengan mewawancarai lebih dari satu subjek yang dianggap memiliki sudut pandang yang berbeda.

3.10 Teknik Analisis Data

Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam (depth interview), maka analisis data dilakukan setelah terlebih dahulu editing data, mengorganisir data sesuai dengan variabel penelitian kemudian dilakukan analisis.

Analisis data penelitian ini menggunakan analisis isi (Content Analysis), yaitu menguraikan jawaban-jawaban berdasarkan fakta, dan dibuat matrik-matrik


(47)

yang menjelaskan pengkategorisasian terhadap hasil yang ditemukan di lapangan dan dibandingkan dengan teori yang ada (Bugin, 2008)


(48)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Usaha Parfum

Usaha parfum merupakan usaha yang menjual wewangi-wangian. Bisnis parfum saat ini benar-benar sudah menjamur, tidak saja dikota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Yogyakarta, Medan, Palembang, Aceh. Bisnis ini bahkan sudah memiliki konter-konter/toko-toko parfum refil diberbagai daerah-daerah. Berbagai jenis parfum dengan berbagai pabrikan seperti LUZI, Argeville, Mane, Labor, Charabot dan berbagai jenis yang lainnya sudah ada disana.

Perkembangan bisnis parfum di Medan sendiri mulai mengalami peningkatan sejak 5 tahun belakangan ini. Ini dikarenakan harga parfum refil yang murah, sehingga dapat dijangkau oleh berbagai macam lapisan masyarakat. Pemilihan lokasi usaha parfum yang strategis menjadi modal yang sangat berharga bagi keberhasilan suatu usaha. Sehingga banyak sekali kita jumpai konter-konter atau toko-toko parfum berada di dekat kampus, terutama di kawasan Jalan Padang Bulan dan Dr. Mansyur.

Berdasarkan pengamatan peneliti di lapangan bahwa di Jalan Padang Bulan banyak terdapat konter-konter/toko-toko parfum. Di daerah Padang Bulan ini merupakan daerah yang cukup ramai oleh anak-anak remaja dan juga mahasiswa/mahasiswi serta pelajar, baik yang berdomisili di daerah Padang Bulan maupu hanya jalan-jalan atau hanya lewat saja.

Peminat parfum banyak sekali dari kalangan remaja terutama para mahasiswa/mahasiswi dan pelajar. Sehingga lokasi ini menjadi tempat yang menguntungkan bagi pengusaha parfum. Di daerah Jalan Padang Bulan ini juga


(49)

ada tempat lokalisasi perbelanjaan yang biasanya di kenal dengan nama PAJUS KARONA. PAJUS KARONA ini merupakan salah satu pengganti dari Pajak USU (PAJUS) yang terbakar pada tahun 2010.

Sumber

Gambar 4.1 : Peta Jalan Djamin Ginting, Padang bulan, Medan 4.1.1 Sejarah Parfum

Parfum sudah dikenal sejak ribuan tahun yang lalu, kata "parfum" berasal dari bahasa Latin per fumus yang berarti "melalui asap". Salah satu kegunaan parfum pada zaman dahulu berupa bentuk pembakaran dupa dan herbal aromatik yang digunakan dalam pelayanan keagamaan, seringkali untuk aromatic gums, kemenyan dan mur, dikumpulkan dari pohon.

Mesir merupakan negara yang pertama memasukkan parfum ke dalam budaya mereka diikuti oleh Cina kuno, Hindu, Israel, Carthaginians, Arab, Yunani, dan Romawi. Penggunaan botol parfum pertama kali adalah di Mesir sekitar 1000 SM. Mesir menemukan gelas dan botol parfum, dan yang pertama


(50)

kalinya juga bahan yang di gunakan dari kaca, dan disempurnakan oleh bangsa Romawi dan Persia.

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Karakteristik Informan

Informan dalam penelitian ini berjumlah 8 (delapan) orang pemilik usaha dan 16 (enam belas) orang pelanggan/konsumen, sehingga total keseluruhan jumlah informan adalah 24 informan, dengan karakteristik yang berbeda-beda seperti pada Tabel 4.1 dan Tabel 4.2 berikut ini:

Tabel 4.1

Karakteristik Informan Pemilik Usaha

Informan Nama Jenis Kelamin Umur

Pemilik 1 Rony Laki-laki 28

Pemilik 2 Baim Laki-laki 31

Pemilik 3 Abdullah Laki-laki 42

Pemilik 4 Devi Perempuan 23

Pemilik 5 Indah Perempuan 26

Pemilik 6 David Laki-laki 29

Pemilik 7 Ferdy Laki-laki 25

Pemilik 8 Benny Laki-laki 30


(51)

Tabel 4.2

Karakteristik Informan Pelanggan/Konsumen Usaha Parfum

Informan Nama Jenis Kelamin Umur

Konsumen 1 Akmal Laki-laki 21

Konsumen 2 Gibran Laki-laki 25

Konsumen 3 Heru Laki-laki 22

Konsumen 4 Entin Perempuan 23

Konsumen 5 Darlina Perempuan 26

Konsumen 6 Iskandar Laki-laki 28

Konsumen 7 Heri Laki-laki 22

Konsumen 8 Dati Perempuan 24

Konsumen 9 Mira Perempuan 20

Konsumen 10 Yuna Perempuan 19

Konsumen 11 Nurma Perempuan 20

Konsumen 12 Ema Perempuan 22

Konsumen 13 Eka Perempuan 20

Konsumen 14 Ummy Perempuan 23

Konsumen 15 Hendrik Laki-laki 23

Konsumen 16 Erika Perempuan 30

Sumber: Hasil Penelitian, 2012 ( Data Diolah Penulis)

Berdasarkan Tabel 4.1 dan Tabel 4.2 di atas, maka dapat kita ketahui informan untuk pemilik usaha dalam penelitian ini berjumlah 8 orang, yang terdiri dari 6 orang berjenis kelamin laki-laki dan 2 orang berjenis kelamin perempuan. Informan yang diwawancarai mempunyai rentang umur 23 tahun sampai 42 tahun, untuk usia yang termuda adalah dengan umur 22 tahun. sedangkan yang paling tua adalah dengan umur 42 tahun.

Informan pelanggan/konsumen merupakan individu-individu yang pernah membeli atau konsumen parfum yang membeli parfum dikawasan Padang Bulan yang berjumlah 16 orang, yang terdiri dari 6 orang berjenis kelamin laki-laki dan 10 orang berjenis kelamin perempuan. Informan pelanggan yang diwawancarai mempunyai rentang umur 19 tahun sampai 30 tahun, untuk usia yang termuda adalah dengan umur 19 tahun dan yang paling tua adalah dengan umur 30 tahun.


(52)

4.2.2 Pembahasan Hasil Wawancara Pihak Pemilik Usaha Parfum 4.2.2.1 Persepsi Pemilik Usaha Tentang Pengetahuan Kewirausahaan

4.2.2.1.1 Persepsi tentang memahami usaha yang dijalankan

Hasil penelitian menunjukkan bagaimana pemahaman seorang wirausaha terhadap usaha yang dijalankan. Adapun jawaban informan dapat dilihat dari Tabel 4.3 berikut ini:

Tabel 4.3

Matrik jawaban informan tentang memahami usaha yang dijalankan

Informan Jawaban

Pemilik 1 Harus paham, kalau tidak paham bagaimana saya mau menjalankan usaha saya ini, bisa-bisa begitu saya buka usaha ini jadi langsung bangkrut/tumpur, jadi sial kali saya itukan.

Pemilik 2 Mesti paham dong, agar usaha ini dapat menjadi bertambah berkembang. Kalau tidak tahu sama sekali tentang usaha kita kan nanti jadinya tidak bakalan menjadi berkembang, usaha saya ini jadinya gitu-gitu saja.

Pemilik 3 Paham, kalau masalah yang beginian, kalau tidak paham mana mungkin bisa saya mengembangkan usaha ini. Seperti buka cabang lain, atau membuka usaha yang lain dan yang pastinya usaha saya ini selalu mendapatkan untung.

Pemilik 4 Itu sangat perlu sekali bagi saya, agar usaha saya ini dapat saya kembangkan dan usaha saya ini juga dapat bersaing dengan usaha yang lainnya.

Pemilik 5 Paham, tapi cuma sedikit-sedikit saja, tidak banyak. Dan usaha saya ini baru buka kalau bahasa kerennya baru launching gitu, tapi bagi saya sebaiknya harus paham walaupun itu cuma sediki-sedikit saja.

Pemilik 6 Itu sudah menjadi suatu keharusan bagi seorang wirausaha seperti saya ini, yang hendak dan mau berkecimpung ke dunia bisnis yang beginian.

Pemilik 7 Seandainya saja saya tidak memahami sedikitpun tentang usaha yang saya jalankan ini mana mungkin usaha saya ini tetap bertahan sampai dengan detik ini.

Pemilik 8 Sebetulnya tergantung pribadi dan diri kita masing-masing, kalau usaha kita mau sukses, minimal kita harus memahaminya walaupun itu cuma sedikit saja, terus kalau usaha kita hanya untuk hanya lepas-lepas makan saja, kita tidak usaha terlalu repot-repot untuk memahaminya, jadi usahanya kan jadi begitu-gitu saja, tidak ada perkembangan.


(53)

Berdasarkan Tabel 4.3 di atas, maka dapat diketahui seluruh informan memahami usaha yang dijalankan mengemukakan bahwa memahami usaha yang dijalankan sangat diperlukan dalam menjalankan suatu usaha. Informan juga menambahkan memahami usaha yang dijalani merupakan sesuatu yang penting sekali bagi setiap pelaku usaha (seorang wirausahaan), agar usaha yang dijalani menjadi lebih maksimal.

4.2.2.1.2 Persepsi tentang inovasi pada produk

Hasil penelitian menunjukkan bagaimana seorang wirausaha melakukan inovasi pada produk-produk usaha parfum. Adapun jawaban informan dapat dilihat dari Tabel 4.4 berikut ini:

Tabel 4.4

Matrik jawaban informan tentang inovasi pada produk

Informan Jawaban

Pemilik 1 Kalau inovasinya palingan saya tidak menggunakan alkohol. Biasanya kami selalu menggunakan absolut yang merupakan sejenis cairan yang berfungsi seperti alkohol. Yang kegunanya untuk mencairkan dan juga menambah efek penyebar wangi dalam parfum tersebut.

Pemilik 2 Melakukan inovasi pasti iya, tapi tidak begitu sering kali. Inovasinya yang saya buat palingan biasanya hanya pada kemasan produk-produknya saja.

Pemilik 3 Saya sendiri, inovasinya tidak terlalu sering-sering kali. Inovasi saya yang pernah saya lakukan biasanya dalam pencampuran antara parfum dengan bahan pencampur parfum, biasanya saya melakukan pencampurannya 60:40 agar wanginya tidak terlalu menyengat dan bisa tahan lama di pakai, begitu saja.

Pemilik 4 Tidak pernah, saya inikan hanya penjual parfum eceran saja, jadi untuk apa saya buat inovasi segala.

Pemilik 5 Kalau saya sendiri belum pernah melakukan dan buat inovasi. Kalau saya sendiri tergantung pada pihak distributor. Kalau ada parfum aroma terbaru, saya beli terus dijual lagi.

Pemilik 6 Inovasi saya apa ya, palingan bentuk kemasan saja kali atau tehnik dalam meracik parfum tersebut, soalnya dalam meracik parfum saya beda sama penjual parfum yang lain.

Pemilik 7 Jarang sekali itu saya buat inovasi. Apa adanya saja yang saya jual. Ini saja sudah lebih dari cukup bagi saya, mungkin kalau saya lakukan inovasi saya rasa keuntungan saya makin bertambah.


(54)

Pemilik 8 Disini inovasinya biasanya saya lakukan hanya pada kemasannya saja, seperti saya selalu menyediakan botol-botol yang unik atau membuat kemasan yang unik-unik juga pada bungkusnya.

Sumber: Hasil Penelitian, 2012 ( Data Diolah Penulis)

Berdasarkan Tabel 4.4 diatas, maka dapat diketahui terdapat 5 (lima) informan yang melakukan inovasi pada produk-produk mereka. Dan terdapat 3 (tiga) informan yang tidak melakukan inovasi pada produknya. Dari ke-5 (lima) informan tersebut melakukakan inovasi pada produknya dengan cara yang sederhana saja, agar dapat menarik pelanggan dan pelanggan supaya tidak merasa bosan dengan produk yang ditawarkan usaha parfum tersebut.

4.2.2.1.3 Persepsi tentang membagi waktu antara usaha dengan keluarga

Hasil penelitian menunjukkan bagaimana seorang wirausaha dalam membagi waktu antara usaha dengan keluaarga. Adapun jawaban informan dapat dilihat dari Tabel 4.5 berikut ini:

Tabel 4.5

Matrik jawaban informan tentang membagi waktu antara usaha dengan keluarga

Informan Jawaban

1 Harus bisa kalau yang begituan, usaha sama keluarga itukan sama-sama penting bagi saya. Jadi, walau bagaimanapun saya harus membisa-bisakannya untuk membagi-bagi waktunya, supaya adil dan harus sama rata.

2 Keluarga kalau tidak ada pasti usaha ini tidak ada juga. Berarti keluarga itu sangat berarti sekali bagi saya dan keluarga juga yang selalu mendukung dan mendoakan saya.

3 Kalau masalah itu bisa dan gampang sekali bagi saya, toko saya inikan bukanya pagi tutupnya paling lama sebelum maghrib. Malamnya saya bisa berkumpul sama keluarga.

4 Karena menurut saya keluarga adalah segalanya dalam hidup saya, dan karna suport keluargalah saya dapat membuka usaha yang beginian.

5 Saya inikan belum berumah tangga, palingan saya banyak meluangkan waktu sama kedua orang tua saya atau berkumpul


(55)

sama keluarga.

6 Bisa, usaha itu penting, keluarga juga penting.

7 Gampang sekali bagi saya mengatur waktunya, usaha saya ini menggunakan karyawan, jadi saya tidak terlalu repot-repot sekali menjaga dan berjualan ditoko saya, saya rasa makin kebanyakan santainya.

8 Usaha penting, keluarga juga penting, berarti dua-duanya penting. Jadi bisa dibagi-bagi waktunya, siang saya gunakan untuk usaha, kemudian malamnya saya pergunakan untuk keluarga, hari-hari libur atau tanggal-tanggal merah juga saya pergunakan untuk berkumpul dengan keluarga.

Sumber: Hasil Penelitian, 2012 ( Data Diolah Penulis)

Berdasarkan Tabel 4.5 di atas, maka dapat diketahui seluruh informan mengemukakan bahwa mereka dapat membagi waktu antara usaha dengan keluarga. Informan juga mengemukakan bahwa usaha dan keluarga sama-sama penting bagi mereka dan informan juga mengungkapkan bahwa waktu itu sangat mudah mengaturnya.

4.2.2.1.4 Persepsi tentang menyukai usaha yang dijalankan

Hasil penelitian menunjukkan bagaiman pendapat informan tentang menyukai usaha yang dijalankan. Adapun jawaban informan dapat dilihat dari Tabel 4.6 berikut ini:

Tabel 4.6

Matrik jawaban informan tentang menyukai usaha yang dijalankan

Informan Jawaban

Pemilik 1 Pasti suka, saya inikan memang sangat menyukai sekali parfum, dan ini juga merupakan hobby saya. Makanya saya buka usaha yang beginian.

Pemilik 2 Jelas, usaha parfum inikan bisa tahan lama. Barangnya tidak habis kan masih bisa dijual lagi. Kecuali kenak musibah, pasti langsung habis. Jadi ingat sama yang dulu-dulu.

Pemilik 3 Saya itu dulu senangnya mengkoleksi botol parfum terus saya terpikiran untuk buka usaha jual parfum. Sekalian menyalurkan hobby, coba anda liat itu banyak botol-botol parfum koleksi saya, tapi itu tidak saya jual, hanya untuk dipajang saja supaya semangat saja menjalani usaha ini sekalian juga untuk menarik perhatian pelanggan.


(1)

berbagai hal.

Strategi Pemasaran

Kelengkapan produk yang disediakan

Pelanggan 1 Lengkap banget lah, tak ada tandingannya, nomor satu lah di medan ini.

Pelanggan 2 Komplit, sampe bingung milihnya.

Pelanggan 3 Lumayan lah, makanya saya sering belik parfum di sini, karna banyak alternatif pilihan.

Pelanggan 4 Kalau saya bandingkan sama usaha parfum yang lain yaa mantapan disini lah, tu kan nurut saya lohh.

Pelanggan 5 Menurut saya disini cukup lengkap kok.

Pelanggan 6 Yaa lengkap dong, makanya saya selalu beli parfum disini dan saya uda jadi langganan loh.

Pelanggan 7 Lengkap kali lah, makanya disini selalu ramai. Pelanggan 8 Kalau gak lengkap ngapain saya beli di sini.

Pelanggan 9 Saya lihat-lihat disini lumayan komplit lah, makanya disini selalu ramai dan karna itu lah saya jadi pengen nyobak beli parfumnya.

Pelanggan 10 Saya rasa lumayan lah, cukup banyak pilihan.

Pelanggan 11 Mungkin karna lengkap lah tu makanya selalu ramai disini. Pelanggan 12 Disini tu lengkap dan cukup bagus lah kualitasnya.

Pelanggan 13 Kenapa saya beli disini?karna lengkap dan produknya cukup bagus lahh.

Pelanggan 14 Lengkap yaa uda pasti lah dan juga beraneka ragam sampe bingung pun milihnya.

Pelanggan 15 Lengkap, lengkap, lengkap.

Pelanggan 16 Cukup lengkap lah dan cukup banyak alternatif-alternatif pilihan yang bagus-bagus.

Pemilihan lokasi usaha

Pelanggan 1 stategis banget nih, dekat kampus uda itu tempatnya di pajus karona. strategis banget tu kan.

Pelanggan 2 sangat, sangat strategis lah.

Pelanggan 3 di daerah sini saya rasa sangat strategis, karna disini kan selalu ramai dan gak ada sunyinya.

Pelanggan 4 saya rasa di padang bulan ini yang cukup strategis tuk buka berbagai jenis usaha.

Pelanggan 5 di padang bulan ini saya rasa gak ada usaha yang gak laku, pasti selalu laris.

Pelanggan 6 padang bulan ini kan selalu diramaikan oleh mahasiswa dan pelajar, dan ini sangat cocok tuk buka usaha.

Pelanggan 7 menurut saya sangat strategis.

Pelanggan 8 strategis, dan menurut saya lokasi disekitar daerah ini sangat strategis untuk buka usaha, karena kalau saya lihat-lihat banyak usaha di sekitar daerah ini yang berhasil.


(2)

Pelanggan 10 cukup strategi lah saya rasa, karena kan di daerah ini kan selalu ramai baik itu siang ataupun malam, daerah ini juga gak ada matinya lahh. Pelanggan 11 ya, strategis kali lah.

Pelanggan 12 bagi saya kalau buka usaha di sekitar sini bagi saya tu udah strategis banget, coba anda perhatikan di sekitar daerah ini, kan sangat ramai, saya rasa buka usaha apa aja di sekitar daerah ini saya yakin pasti gak bakalan merugi.

Pelanggan 13 lokasinya sangat mantap dan ok banget tu.

Pelanggan 14 kalau masalah lokasi boleh juga la, kan sasaran pasarnya para mahasiswa-mahasiswa.

Pelanggan 15 matap kali pun lokasinya, apalagi udah ada pajus karona ni jadi makin ramai lah.

Pelanggan 16 ok banget tu lakosinya, pokoknya daerah ini gak ada lah tandingannya. Harga sesuai dengan kualitas produk

Pelanggan 1 ya iya lah, karna tidak mungkin suatu produk memilki harga yang mahal jika kualitsnya nggak bagus. harga pasti berpengaruh dengan kualitas.

Pelanggan 2 harus dong, kok gak gitu pelanggan kecewa dong dan itu kan termasuk dalam penipuan terhadap pelanggan.

Pelanggan 3 ya, pelanggan merasa kecewa jika barang yang dibeli tidak sesuai dengan kualitasnya.

Pelanggan 4 oo iy lah, kan gak mukin harga mahal tapi kualitasnya ancur banget. Pelanggan 5 harga pasti lah berpengaruh terhadap kualitas tu kan udah pasti.

Pelanggan 6 yaa harus lah, biar pelanggannya gak merasa tertipu dan mereka pun jadinya gak kecewa.

Pelanggan 7 oh jelas, itu udah pasti lah.

Pelanggan 8 buat harga tu kan gak boleh sembarangan buat dan dalam membuat harga tu kan harus di sesuaikan dengan kualitas produknya.

Pelanggan 9 tu kan uda pasti, pelanggan pun dapat mengetahui mana barang yang bagus dan mana barang yang nggak bagus.

Pelanggan 10 pelanggan tu kan gak mau di tipu makanya harga itu harus di sesuaikan lah.

Pelanggan 11 jelas lah, orang kan beli suatu produk itu kan harus sesuai dengan mutu dan kualitasnya.

Pelanggan 12 harga dan produk itu kan harus disesuaikan.

Pelanggan 13 pasti lah, tu kan udah pasti dan gak bisa di pungkiri lagi.

Pelanggan 14 karna jika suatu harga produk mahal pasti lah konsumen berpikiran produk tersebut mempunyai kualitas yang baik.

Pelanggan 15 oh jelas, kualitas itu kan mencerminkan harga pada suatu produk. Pelanggan 16 iya dong, biar konsumen merasa puas dan lega.

Promosi menggunakan media periklanan

Pelanggan 1 strategi promosi yang cocok tuk ukm biasanya yaa spanduk atau brosur sepertinya cuma itu aja lah.

Pelanggan 2 kalau yang efektif saya rasayaa pakai media radio, majalah dan juga menyebarkan brosur.


(3)

juga kepada masyarakat di sekitar lokasi usaha tersebut.

Pelanggan 4 menggunakan spanduk dan brosur dengan menggunakan kata-kata yang dapat menarik konsumen untuk datang ke toko kita.

Pelanggan 5 spanduk sama brosur itu kan udah umum, saya sih cuma nambahkan aja setiap pelanggan tu di kasih kartu nama saya rasa tu kan sangat efektif.

Pelanggan 6 selain buat spanduk dan brosur kalau bisa buat katalog juga supaya pelanggan mengetahui produk-produk yang tersedia.

Pelanggan 7 dengan melalui on line shoop misalnya menggunakan BBM (blackbarry massenger), saya rasa tu cukup efektif.

Pelanggan 8 lokasi usaha ni kan dekat dengan kampus, di usu kan ada tu tabloit suara usu kan bisa masang iklan di situ, biayanya pun gak terlalu mahal tu.

Pelanggan 9 pasang aja spanduk dengan menggunakan kata-kata yang unik dan menggunkan gambar yang unik juga.

Pelanggan 10 memberikan diskon, misalnya beli 100 ml dapat bonus 10 ml atau memberikan souvenir kepada pelanggan.

Pelanggan 11 saya rasa kalau spanduk sama brosur tu kan udah biasa, saya pribadi sihh lebih bagus setiap pelanggan yang beli tu di kasi cendera mata kan asyik juga tuh.

Pelanggan 12 pasang aja iklan di radio, majalah, atau tabloid-tabloid kampus.

Pelanggan 13 sebarkan aja brosur-brosur ke kampus-kampus atau ke sekolah-sekolah.

Pelanggan 14 membuat nama usaha yang unik dan gampang di ingat.

Pelanggan 15 promosi yang efektif menurut saya tuh membuat kesan pertama pelanggan itu merasakan ingin kembali lagi ke usaha kita. terserah mereka lah mau buat gima, yang bisa buat terkesan lah.

Pelanggan 16 kalau saya sihh pasang aja spanduk sekalian sebarin aja brosur-brosur.

Keberhasilan Usaha

Keuntungan usaha dapat ditabung

Pelanggan 1 ia lah, biar bisa memperluas usaha.

Pelanggan 2 untuk apa buka usaha kalau gak bisa keuntungannya di tabung keuntungannya.

Pelanggan 3 keuntungan usaha bisa di tabung kan bisa menghindari dari hal-hal yang tidak di inginkan, seperti kena musibah dan lain-lain.

Pelanggan 4 menabung merupakan investasi masa depan, jadi tinggal kita sendiri lah yang merespondnya.

Pelanggan 5 perlu banget tu sebagai antisipasi atau jaga-jaga terhadap usaha kita apabila kalau terjadi apa-apa.

Pelanggan 6 bukan perlu lagi tuh malahan wajib kali pun.

Pelanggan 7 menyisihkan keuntungan untuk ditabung saya rasa itu sudah wajar, itu kan termasuk pola hidup hemat.

Pelanggan 8 tentu lah, dengan menabung kan jadi banyak duit dan kita jadi bisa buka berbagai macam usaha yang lain.


(4)

orang perlu menabung.

Pelanggan 10 menurut saya sih perlu banget lah, kan bisa jadi motivasi kita agar lebih giat lagi dalam menjalankan usaha.

Pelanggan 11 tergantung orangnya lah tuh, saya pribadi menyarankan kalau bisa nabung yah di tabung lah kalau gak bisa juga yah berusaha lah tuk bisa nabung.

Pelanggan 12 gak usah di ingatkan pun uda taunya mereka itu.

Pelanggan 13 perlu sekali untuk jaga-jaga, mana tau entah kenapa-napa usaha kita. Pelanggan 14 setiap manusia kan gak tau apa yang terjadi kedepannya, dengan

menabung kan salah salah satu bentuk antisipasi kita juga.

Pelanggan 15 ya perlu lah, semua orang aja tau itu kalau menabung itu sangat penting.

Pelanggan 16 mesti dong, ngapain lah kita boros-boros. Perkembangan usaha

Pelanggan 1 makin maju pun, dulunya produk usaha parfum ini gak banyak dan kurang lengkap sekarang produk usaha parfum ini semakin hari semakin banyak dan lengkap. jadi bingung pun mau milih yang mana. Pelanggan 2 dibandingkan dari yang lalu banyak perubahan ya. sepertinya semakin

meningkat.

Pelanggan 3 saya lihat-lihat semakin berkembang, jauh perbedaannya dari yang kemaren-kemaren.

Pelanggan 4 mengalami perkembangan lah dan saya liat makin sukses aja pun tu usaha parfumnya.

Pelanggan 5 dulu ma yang sekarang ini beda banget kali.

Pelanggan 6 perkembangan usaha ini hari ke hari makin meningkat, yang jelas jauh banget bedanya sama yang dulu.

Pelanggan 7 jelas ada lah, pesat sekali pun perkembangannya saya rasa intinya banyak sekali lahh perubahannya.

Pelanggan 8 perubahan-perubahan pada usaha ini jauh sekali kalau kita bandingkan dengan yang lalu-lalu dan itu sudah pasti lah usaha ini semakin berkembang.

Pelanggan 9 sekarang ini produknya udah makin banyak dulu produk-produk usaha ini sikit, berarti usaha ini kan semakin meningkat. Pelanggan 10 ya, terbukti dengan adanya cabang-cabang pembantu usaha ini Pelanggan 11 berkembang dong, masak gak ada perkembangan.

Pelanggan 12 harus berkembang lah, kalau gak ada perkembangan yaa sia-sia dong buka usaha, lebih baik kerja aja kan gak ngabisin waktu, dana.

Pelanggan 13 kalau usaha ini saya lihat-lihat dan saya amati udah banyak lah cabangnya, itu kan menandakan usaha ini berkembang pesat.

Pelanggan 14 jauh sekali lahh saya rasa bedanya, makin sukses, dan pelanggannya pun banyak juga.

Pelanggan 15 yah dong, anda liat-liat aja sendiri dan anda bedakan dengan yang lain. Pelanggan 16 tentu saja, karyawannya aja uda ada dulu aja usaha ini gak pake


(5)

Usaha selalu ramai dikunjungi konsumen

Pelanggan 1 saya lihat-lihat sih pelanggannya banyak, yang jelas gak bisa lah saya hitung.

Pelanggan 2 menurut analisis saya jumlah pelanggan usaha parfum ini jauh lebih banyak dari dulu.

Pelanggan 3 saya pertama kali beli di sini gak rame-rame amat, sekarang capek kali pun ngantri, apalagi pas lagi rame-ramenya.

Pelanggan 4 bertambah banyak dong, anda lihat aja sendiri pasti selalu aja ada orang yang beli.

Pelanggan 5 wow, gak terkatakan lah.

Pelanggan 6 kalau bertambahnya pelanggan usaha ini udah pasti dong, kalau gak bertambah mana mungkin usaha parfum ini semakin berkembang. Pelanggan 7 yang pasti gak bisa lah kita hitung pake jari, gak cukup jari kita

ngitungnya. Pelanggan 8 wah, banyak lah.

Pelanggan 9 saya kurang perhatikannya, tapi kalau saya beli di sini pasti ada aja orang yang beli selain saya.

Pelanggan 10 ya, ramai selalu, apalagi kalau bulan muda, saya rasa pelanggannya nyediakan stok tu di kosnya.

Pelanggan 11 gak terlalu ramai, kalau kita diri-diri di sini, ya pasti selalu ada lah yang beli.

Pelanggan 12 ramai lah, itu kan menandakan usaha ini mencapai suatu keberhasilan. Pelanggan 13 berdasarkan pengamatan saya, sepertinya usaha parfum ini cukup

lumayan ramai

Pelanggan 14 kalau di hitung perharinya saya lihat usaha parfum ini selalu ada yang beli.

Pelanggan 15 menurut saya sih ramai-ramai aja tapi gak terlalu ramai amat. Pelanggan 16 ramai banget.

Kepuasan trhadap pencapaian usaha

Pelanggan 1 harus dan selalu bersyukur.

Pelanggan 2 tentu saja, karna hal itu merupakan bentuk penghargaan terhadap kerja kerasnya.

Pelanggan 3 kalau gak puas berarti itu tandanya orang yang gak pernah mau bersyukur.

Pelanggan 4 ya, jika tidak maka wirausaha tersebut gak akan mau bersungguh-sungguh menjalankan usahanya.

Pelanggan 5 tentu harus puas dong, karna menurut saya kepuasaan terhadap suatu hal akan selalu memotivasi seseorang wirausaha untuk melakukan hal yang lebih baik lagi.

Pelanggan 6 kepuasan akan membuat wirausaha itu kan akan menjadi lebih semakin optismis.

Pelanggan 7 saya rasa harus puas dong, karena kepuasan itu dapat mendorong seorang wirausaha untuk lebih meningkatkan mutu dan kualitas produk-produk yang di hasilkan usahanya.


(6)

seorang wirausaha itu.

Pelanggan 9 setiap manusia itu saya rasa tidak pernah merasa puas, tapi kalau wirausaha dekat dengan tuhannya pasti lah dia akan merasa puas apa yang telah di capainy karna itu merupakan titipan dari tuhannya.

Pelanggan 10 oh tentu saja, seorang wirausaha harus puas dengan usaha sehingga membuat wirausaha untuk menciptakan inovasi-inovasi baru yang akan dapat menarik perhatian konsumen atau pelanggan terhadap produknya.

Pelanggan 11 dengan sikap puas tersebut wirausaha akan lebih meningkatkan level of services dalam proses menjalankan usaha.

Pelanggan 12 ya dong, harus dong, masa nggak.

Pelanggan 13 ya tentu saja dong, karna dengan merasakan puas seorang wirausahaa akan lebih menghargai jerih payanhnya sendiri.

Pelanggan 14 saya pribadi sih harus puas lah, kalau gak pernah merasa puas nanti setres jadinya.

Pelanggan 15 tergantung pribadi wirausahanya lah, saya menganjurkan harus puas lah kalau gak puas ntar di bilang serang ma orang-orang.

Pelanggan 16 kalau gak puas berarti wirausaha tersebut tergolong orang yang serakah.