Optimalisasi Kinerja Dokter Gigi melalui Pendekatan Postur Kerja dan Biomekanika untuk Mengurangi Kelelahan Otot Deltoid
I-1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kinerja merupakan tingkat keberhasilan yang diraih oleh pekerja dalam
melakukan aktivitas kerja dengan merujuk kepada tugas yang harus dilakukannya
(Dedi Rianto, 2010). Kinerja dokter gigi tidak optimal karena waktu istirahat yang
dibutuhkan menjadi lama akibat kelelahan pada otot. Otot memiliki kemampuan
untuk kontraksi, relaksasi, mengembang dan menyempit sehingga memungkinkan
terjadinya banyak gerakan tubuh. Otot yang bekerja terlalu berat akan mengalami
kerusakan atau mengalami kelelahan.
Apabila otot menerima beban statis secara berulang dan dalam waktu yang
lama, maka akan menyebabkan keluhan yang berupa kerusakan sendi, ligamen
dan tendon. Kelelahan atau kerusakan pada otot dapat mengakibatkan kram otot,
kejang otot, kehilangan keseimbangan, dan terkilir. Kelelahan otot ini juga bisa
diakibatkan karena postur kerja yang kurang benar. Beban otot dapat dievaluasi
dengan menggunakan postur kerja dan biomekanika kerja (Ratna Purwaningsih,
2017). Biomekanika adalah disiplin ilmu yang mengintregasikan faktor-faktor
yang mempengaruhi gerakan manusia yang diambil dari pengetahuan dasar seperti
fisika, matematika, kimia, fisiologi, anatomi, dan konsep rekayasa untuk
menganalisa gaya yang terjadi pada tubuh. Dari pengertian tersebut biomekanika
mencoba memberikan gambaran guna meminimumkan gaya dan momen yang
dibebankan pada pekerja, dengan tujuan agar tidak terjadi kecelakaan kerja.
Menurut (Rian Yuni, 2014), Pekerjaan-pekerjaan dan postur kerja yang statis
Universitas Sumatera Utara
sangat berpotensi mempercepat timbulnya kelelahan dan nyeri pada otot-otot yang
terlibat. Jika kondisi seperti ini berlangsung setiap hari dan dalam waktu yang
lama (kronis) bisa menimbulkan sakit permanen dan kerusakan pada otot, sendi,
tendon, ligamen dan jaringan-jaringan lain.
Berdasarkan pengamatan awal dan wawancara dengan dokter gigi di
Klinik CV Intan Dental diperoleh bahwa dokter gigi mengalami kelelahan
disekitar bahu kiri (otot deltoid). Hal tersebut disebabkan karena kegiatan
mengarahkan kaca mulut ke gigi pasien oleh lengan kiri mengalami keadaan statis
dari awal penanganan pasien hingga selesai. Oleh karena itu waktu istirahat yang
dibutuhkan sekitar 40-60 menit. Postur tubuh statis yang dibentuk dapat dilihat
pada Gambar 1.1 dengan sudut yang dibentuk 43o pada leher, 40o pada lenganpunggung, dan 80o pada kaki.
Gambar 1.1 Posisi Tubuh Saat Dokter Gigi Menangani Pasien
Penelitian (Rabiei, 2012) menyatakan bahwa dokter gigi memiliki gerakan
yang statik, awkward, repetitive saat bekerja dan membutuhkan lebih dari 50%
I-2
Universitas Sumatera Utara
otot tubuhnya untuk berkontraksi. Sehingga gangguan otot pada dokter gigi
berkisar antara 63-93%.
Sumber: Rabiei, Maryam, dkk. (2012)
Gambar 1.2. Frekuensi Nyeri Otot Rangka
Penelitian (Abdul Rahim, 2017) mengungkapkan bahwa sekitar 86,7%
dokter gigi tidak mengubah posisi saat bekerja, 83,3% dokter gigi sering menekuk
sendi siku mereka untuk bekerja dan juga menyatakan bahwa 73% dokter gigi
memiliki gangguan pada leher terkait dengan pekerjaannya, 86,6% dokter gigi
memiliki gangguan tulang belakang dan 20,6% dokter gigi memiliki gangguan
pada bahu (otot deltoid) terkait dengan pekerjaannya. Otot deltoid merupakan otot
yang membentuk struktur bulat pada bahu manusia. Saat dokter gigi melakukan
perawatan gigi pada pasien, posisi leher yang menunduk sebesar 39o, lengan
bawah yang terangkat sebesar 39o dan kaki yang menekuk sebesar 94o.
Semua aktivitas ini mempengaruhi otot dokter gigi tersebut. Persentase
temuan aktivitas kerja yang mempengaruhi nyeri otot rangka dokter gigi dapat
dilihat pada gambar 1.3.
I-3
Universitas Sumatera Utara
Sumber: Rahim, Abdul, dkk. (2017)
Gambar 1.3. Deskripsi Aktivitas di Stasiun Kerja Dokter Gigi
Menurut penelitian sebelumnya, Anghel, dkk (2007) memberikan saran
mengenai postur duduk yang baik berdasarkan ISO 11226 yang membahas
ergonomi dan evaluasi postur duduk statis. Posisi ideal pada postur duduk statis
berdasarkan ISO 11226 dapat dilihat pada gambar 1.4. Dalam Keputusan
Kementrian Kesehatan (KMK) No.432 Tahun 2007 bahaya potensial ergonomis
yang berisiko terhadap kesehatan meliputi pekerjaan manual (seperti mengangkat
beban), postur yang janggal dalam melakukan pekerjaan, serta pekerjaan yang
berulang (repetitif). Beberapa deskripsi ini cocok dengan pekerjaan yang
dilakukan oleh dokter gigi dalam kesehariannya sehingga diperlukan langkah
untuk mengurangi risiko kesehatan tersebut.
I-4
Universitas Sumatera Utara
Sumber: Anghel, dkk. (2007)
Gambar 1.4. Posisi Ideal pada Postur Duduk Berdasarkan ISO 11226
Kelelahan otot deltoid yang berkelanjutan akan mengakibatkan waktu
istirahat yang dibutuhkan oleh dokter gigi setelah menangani pasien semakin
bertambah sehingga jumlah pasien yang dapat ditangani semakin berkurang.
1.2
Perumusan Masalah
Perumusan masalah berdasarkan latar belakang yang sudah dijelaskan
sebelumnya yaitu kelelahan otot deltoid yang mengakibatkan waktu istirahat yang
dibutuhkan dokter gigi menjadi lama.
1.3
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah
1. Identifikasi energi otot deltoid yang dibutuhkan oleh dokter gigi.
2. Evaluasi postur kerja statis dokter gigi.
3. Usulan perancangan fasilitas yang diharapkan dapat mengurangi kelelahan
otot deltoid dan mengefisiensikan waktu istirahat yang dibutuhkan dokter gigi.
I-5
Universitas Sumatera Utara
1.4
Manfaat Penelitian
Manfaat dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Manfaat bagi mahasiswa
Memperoleh peluang untuk dapat memecahkan dan mencari solusi untuk
permasalahan-permasalahan kelelahan otot delotid.
2.
Manfaat bagi bidang kedokteran gigi
Laporan penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi dokter
gigi dalam melakukan perbaikan fasilitas untuk mengurangi kelelahan otot
deltoid.
3.
Bagi Departemen Teknik Industri USU
Penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi untuk mengatasi masalah
kelelahan otot deltoid bagi dokter gigi.
1.5
Batasan Masalah
Batasan-batasan dalam penelitian ini adalah :
1.
Penelitian hanya dilakukan di Klinik Intan Dental terhadap dokter gigi saat
melakukan kegiatan praktik dan data pendukung di Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara (USU).
2.
Praktik yang diteliti hanya dilakukan terhadap tindakan medis yang dilakukan
dokter gigi pada posisi duduk.
3. Penelitian tidak melakukan estimasi biaya terhadap rancangan fasilitas.
I-6
Universitas Sumatera Utara
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kinerja merupakan tingkat keberhasilan yang diraih oleh pekerja dalam
melakukan aktivitas kerja dengan merujuk kepada tugas yang harus dilakukannya
(Dedi Rianto, 2010). Kinerja dokter gigi tidak optimal karena waktu istirahat yang
dibutuhkan menjadi lama akibat kelelahan pada otot. Otot memiliki kemampuan
untuk kontraksi, relaksasi, mengembang dan menyempit sehingga memungkinkan
terjadinya banyak gerakan tubuh. Otot yang bekerja terlalu berat akan mengalami
kerusakan atau mengalami kelelahan.
Apabila otot menerima beban statis secara berulang dan dalam waktu yang
lama, maka akan menyebabkan keluhan yang berupa kerusakan sendi, ligamen
dan tendon. Kelelahan atau kerusakan pada otot dapat mengakibatkan kram otot,
kejang otot, kehilangan keseimbangan, dan terkilir. Kelelahan otot ini juga bisa
diakibatkan karena postur kerja yang kurang benar. Beban otot dapat dievaluasi
dengan menggunakan postur kerja dan biomekanika kerja (Ratna Purwaningsih,
2017). Biomekanika adalah disiplin ilmu yang mengintregasikan faktor-faktor
yang mempengaruhi gerakan manusia yang diambil dari pengetahuan dasar seperti
fisika, matematika, kimia, fisiologi, anatomi, dan konsep rekayasa untuk
menganalisa gaya yang terjadi pada tubuh. Dari pengertian tersebut biomekanika
mencoba memberikan gambaran guna meminimumkan gaya dan momen yang
dibebankan pada pekerja, dengan tujuan agar tidak terjadi kecelakaan kerja.
Menurut (Rian Yuni, 2014), Pekerjaan-pekerjaan dan postur kerja yang statis
Universitas Sumatera Utara
sangat berpotensi mempercepat timbulnya kelelahan dan nyeri pada otot-otot yang
terlibat. Jika kondisi seperti ini berlangsung setiap hari dan dalam waktu yang
lama (kronis) bisa menimbulkan sakit permanen dan kerusakan pada otot, sendi,
tendon, ligamen dan jaringan-jaringan lain.
Berdasarkan pengamatan awal dan wawancara dengan dokter gigi di
Klinik CV Intan Dental diperoleh bahwa dokter gigi mengalami kelelahan
disekitar bahu kiri (otot deltoid). Hal tersebut disebabkan karena kegiatan
mengarahkan kaca mulut ke gigi pasien oleh lengan kiri mengalami keadaan statis
dari awal penanganan pasien hingga selesai. Oleh karena itu waktu istirahat yang
dibutuhkan sekitar 40-60 menit. Postur tubuh statis yang dibentuk dapat dilihat
pada Gambar 1.1 dengan sudut yang dibentuk 43o pada leher, 40o pada lenganpunggung, dan 80o pada kaki.
Gambar 1.1 Posisi Tubuh Saat Dokter Gigi Menangani Pasien
Penelitian (Rabiei, 2012) menyatakan bahwa dokter gigi memiliki gerakan
yang statik, awkward, repetitive saat bekerja dan membutuhkan lebih dari 50%
I-2
Universitas Sumatera Utara
otot tubuhnya untuk berkontraksi. Sehingga gangguan otot pada dokter gigi
berkisar antara 63-93%.
Sumber: Rabiei, Maryam, dkk. (2012)
Gambar 1.2. Frekuensi Nyeri Otot Rangka
Penelitian (Abdul Rahim, 2017) mengungkapkan bahwa sekitar 86,7%
dokter gigi tidak mengubah posisi saat bekerja, 83,3% dokter gigi sering menekuk
sendi siku mereka untuk bekerja dan juga menyatakan bahwa 73% dokter gigi
memiliki gangguan pada leher terkait dengan pekerjaannya, 86,6% dokter gigi
memiliki gangguan tulang belakang dan 20,6% dokter gigi memiliki gangguan
pada bahu (otot deltoid) terkait dengan pekerjaannya. Otot deltoid merupakan otot
yang membentuk struktur bulat pada bahu manusia. Saat dokter gigi melakukan
perawatan gigi pada pasien, posisi leher yang menunduk sebesar 39o, lengan
bawah yang terangkat sebesar 39o dan kaki yang menekuk sebesar 94o.
Semua aktivitas ini mempengaruhi otot dokter gigi tersebut. Persentase
temuan aktivitas kerja yang mempengaruhi nyeri otot rangka dokter gigi dapat
dilihat pada gambar 1.3.
I-3
Universitas Sumatera Utara
Sumber: Rahim, Abdul, dkk. (2017)
Gambar 1.3. Deskripsi Aktivitas di Stasiun Kerja Dokter Gigi
Menurut penelitian sebelumnya, Anghel, dkk (2007) memberikan saran
mengenai postur duduk yang baik berdasarkan ISO 11226 yang membahas
ergonomi dan evaluasi postur duduk statis. Posisi ideal pada postur duduk statis
berdasarkan ISO 11226 dapat dilihat pada gambar 1.4. Dalam Keputusan
Kementrian Kesehatan (KMK) No.432 Tahun 2007 bahaya potensial ergonomis
yang berisiko terhadap kesehatan meliputi pekerjaan manual (seperti mengangkat
beban), postur yang janggal dalam melakukan pekerjaan, serta pekerjaan yang
berulang (repetitif). Beberapa deskripsi ini cocok dengan pekerjaan yang
dilakukan oleh dokter gigi dalam kesehariannya sehingga diperlukan langkah
untuk mengurangi risiko kesehatan tersebut.
I-4
Universitas Sumatera Utara
Sumber: Anghel, dkk. (2007)
Gambar 1.4. Posisi Ideal pada Postur Duduk Berdasarkan ISO 11226
Kelelahan otot deltoid yang berkelanjutan akan mengakibatkan waktu
istirahat yang dibutuhkan oleh dokter gigi setelah menangani pasien semakin
bertambah sehingga jumlah pasien yang dapat ditangani semakin berkurang.
1.2
Perumusan Masalah
Perumusan masalah berdasarkan latar belakang yang sudah dijelaskan
sebelumnya yaitu kelelahan otot deltoid yang mengakibatkan waktu istirahat yang
dibutuhkan dokter gigi menjadi lama.
1.3
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah
1. Identifikasi energi otot deltoid yang dibutuhkan oleh dokter gigi.
2. Evaluasi postur kerja statis dokter gigi.
3. Usulan perancangan fasilitas yang diharapkan dapat mengurangi kelelahan
otot deltoid dan mengefisiensikan waktu istirahat yang dibutuhkan dokter gigi.
I-5
Universitas Sumatera Utara
1.4
Manfaat Penelitian
Manfaat dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Manfaat bagi mahasiswa
Memperoleh peluang untuk dapat memecahkan dan mencari solusi untuk
permasalahan-permasalahan kelelahan otot delotid.
2.
Manfaat bagi bidang kedokteran gigi
Laporan penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi dokter
gigi dalam melakukan perbaikan fasilitas untuk mengurangi kelelahan otot
deltoid.
3.
Bagi Departemen Teknik Industri USU
Penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi untuk mengatasi masalah
kelelahan otot deltoid bagi dokter gigi.
1.5
Batasan Masalah
Batasan-batasan dalam penelitian ini adalah :
1.
Penelitian hanya dilakukan di Klinik Intan Dental terhadap dokter gigi saat
melakukan kegiatan praktik dan data pendukung di Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara (USU).
2.
Praktik yang diteliti hanya dilakukan terhadap tindakan medis yang dilakukan
dokter gigi pada posisi duduk.
3. Penelitian tidak melakukan estimasi biaya terhadap rancangan fasilitas.
I-6
Universitas Sumatera Utara