Asuhan Keperawatan pada Ny. H dengan Prioritas Masalah Gangguan Kebutuhan Dasar Mobilisasi : Osteoporosis di Kelurahan Sari Rejo Poloni Medan

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama di bidang kesehatan
dibeberapa negara termasuk Indonesia sangat mempengaruhi kualitas kesehatan
penduduk serta meningkatkan umur harapan hidup manusia. Akibatnya jumlah
lansia semakin meningkat dan cenderung bertambah. Berdasarkan data dari
NCHS (National Center of Health Statistic), angka penduduk lansia di Amerika
Serikat mencapai lebih dari 35 juta jiwa atau sebesar 12% dan diperkirakan pada
tahun 2050, meningkat menjadi 20% begitu juga di negara-negara maju lainnya di
seluruh dunia.
Osteoporosis kini telah menjadi salah satu penyebab penderitaan dan cacat
pada kaum lanjut usia. Bila tidak ditangani, osteoporosis dapat mengakibatkan
patah tulang, cacat tubuh, bahkan timbul komplikasi hingga terjadi kematian.
Resiko patah tulang meningkat dengan bertambahnya usia. Pada usia 80 tahun,
satu dari tiga wanita dan satu dari lima pria beresiko mengalami patah tulang
panggul atau tulang belakang. Sementara, mulai usia 50 tahun kemungkinan
mengalami patah tulang bagi wanita adalah 40%, sedangkan pada pria 13% .
Catatan pada tahun 2003 di Amerika, patah tulang belakang setiap tahun
mencapai 1.200.000 kasus. Ini jauh melebihi serangan jantung (410.000), stroke

(317.000), dan kanker payudara (239.300). Bahkan dikatakan bahwa setiap hari
20 detik, osteoporosis menimbulkan patah tulang.
World Healt Organization (WHO) memperkirakan pada pertengahan abad
mendatang jumlah patah tulang karena osteoporosis akan meningkat tiga kali
lipat, dari 1,7 juta pada tahun 1990 menjadi 6,3 kasus pada tahun 2050 kelak. Data
dari

International

Osteoporosis

Foundation

(IOF,

2010),

osteoporosis

mempengaruhi sekitar 200 jiwa wanita diseluruh dunia, dengan 1/10 pada wanita

usia 60 tahun dan 1/5 pada wanita usia 70 tahun, 2/5 pada wanita usia 80 tahun
dan 2/3 pada wanita usia 90 tahun. Disini terlihat bahwa prevalensi osteoporosis
di dunia cukup tinggi.

1
Universitas Sumatera Utara

Dari data Kemenkes RI, 2012 di Indonesia 19,7% dari jumlah lansia atau
sekitar 3,6 juta orang diantaranya menderita osteoporosis. Lima provinsi dengan
resiko osteoporosis lebih tinggi adalah Sumatera Selatan (27,75%), Jawa Tengah
(24,02%), Yogyakarta (23,5%), Sumatera Utara (22,82%), Jawa Timur (21,42%),
Kalimantan Timur (10,5%). Prevalensi wanita yang menderita osteoporosis di
Indonesia pada golongan umur 50-59 tahun yaitu 24% sedangkan pada pria usia
60-70 tahun sebesar 62%. Tahun 1999-2002 di Sumatera Utara risiko osteoporosis
mencapai 22,82% dan menjadi penyakit berbahaya terutama pada wanita
menopause. Berdasarkan data di Rumah Sakit Adam Malik Medan dijumpai 6
kasus penyakit osteoporosis yang tercatat dari bulan Mei 2009-Juni 2010.
Dampak yang terjadi akibat osteoporosis adalah nyeri kronis, depresi dan
tertekan


karena

keterbatasan

aktvitas

fisik,

patah

tulang,

kehilangan

keseimbangan, perubahan penampilan, tekanan pada organ dalam akibat postur
tubuh yang berubah, kelumpuhan bahkan sampai dengan kematian. Kehilangan
fungsi tubuh akibat penyakit osteoporosis mengakibatkan produktifitas pasien
osteoporosis terhalang dan berpengaruh pada status fungsional pasien.
Status fungsional adalah suatu bentuk kemampuan fungsi individu untuk
melakukan aktivitas dan melakukan perawatan diri sehari-hari secara mandiri dan

pemeliharaan diri. Gangguan setatus fungsional pada umumnya menyebabkan
pasien osteoporosis mengalami gangguan mobilitas fisik.
Setelah dilakukannya pengkajian pada Ny.H di Kelurahan Sari Rejo
Polonia Medan, didapat data bahwa Ny.H mengalami osteoporosis ditandai
dengan Ny.H sulit untuk berjalan, postur tubuh tidak sejajar, tinggi badan
menurun dan bungkuk, sulit melakukan berpindah dari satu tempat ke tempat lain
sehingga kebutuhan mobilisasinya kurang terpenuhi.Ditambah Ny.H merasa
dirinya tidak berguna dengan kondisi yang dialaminya sekarang. Oleh karena itu,
penulis tertarik untuk melakukan study kasus dan membuat Karya Tulis Ilmiah
tentang “Asuhan Keperawatan pada Ny.H dengan Prioritas Masalah Gangguan
Kebutuhan Dasar Mobilisasi : Osteoporosis di Kelurahan Sari Rejo Polonia
Medan”

2
Universitas Sumatera Utara

1.2 TUJUAN

a. Tujuan Umum
Mampu memberikan asuhan keperawatan pada Ny.H dengan prioritas masalah

pemenuhan kebutuhan dasar mobilisasi : osteoporosis di Jl.Antariksa Gg.Pipa II
Kel.Sari Rejo Polonia Medan
b. Tujuan Khusus
1.

Melakukan pengkajian keperawatan pada Ny.H dengan masalah
pemenuhan kebutuhan dasar mobilisasi

2.

Merumuskan diagnosa keperawata pada Ny.H dengan masalah pemenuhan
kebutuhan dasar mobilisasi

3.

Merencanakan intervensi keperawatan pada Ny.H dengan masalah
pemenuhan kebutuhan dasar mobilisasi

4.


Melakukan implementasi pada Ny.H dengan masalah pemenuhan
kebutuhan dasar mobilisasi

5.

Melakukan evaluasi pada tindakan yang telah dilakukan pada Ny.H
dengan masalah pemenuhan kebutuhan dasar mobilisasi

1.3 MANFAAT

1. Sebagai salah satu cara untuk menambah wawasan serta pengetahuan bagi
penulis dalam menangani kasus pemenuhan kebutuhan dasar mobilisasi.
2. Sebagai bahan masukan kepada Ny.H mengenai penjelasan dan
penanganan pemenuhan kebutuhan dasar mobilisasi.
3. Untuk menambah wawasan para pembaca karya tulis ilmiah tentang
pemenuhan kebutuhan dasar mobilisasi.
4. Untuk meningkatkan iptek dalam melakukan asuhan keperawatan pada
pasien dengan masalah pemenuhan kebutuhan dasar mobilisasi.

3

Universitas Sumatera Utara