Staffsite STMIK PPKIA Pradnya Paramita 4b9cf white box

WHITE BOX
Pengertian White Box Testing
White box testing adalah pengujian yang didasarkan pada pengecekan terhadap detail
perancangan, menggunakan struktur kontrol dari desain program secara procedural
untuk membagi pengujian ke dalam beberapa kasus pengujian. Secara sekilas dapat
diambil kesimpulan white box testing merupakan petunjuk untuk mendapatkan
program yang benar secara 100%.
Kelebihan White Box Testing





Kesalahan logika. Digunakan pada sintaks ‘if’ dan pengulangan. Dimana White Box
Testing akan mendeteksi kondisi-kondisi yang tidak sesuai dan mendeteksi kapan
proses pengulangan akan berhenti.
Ketidaksesuaian asumsi. Menampilkan asumsi yang tidak sesuai dengan kenyataan,
untuk di analisa dan diperbaiki.
Kesalahan ketik. Mendeteksi bahasa pemrograman yang bersifat case sensitive.

Kelemahan White Box Testing

Untuk perangkat lunak yang tergolong besar, White Box Testing dianggap sebagai
strategi yang tergolong boros, karena akan melibatkan sumber daya yang besar untuk
melakukannya.

BLACK-BOX TESTING

Pengertian Black Box Testing
Black box testing adalah pengujian yang dilakukan hanya
mengamati hasil eksekusi melalui data uji dan memeriksa
fungsional dari perangkat lunak. Jadi dianalogikan seperti
kita melihat suatu kotak hitam, kitA hanya bisa melihat
penampilan luarnya saja, tanpa tau ada apa dibalik
bungkus hitam nya. Sama seperti pengujian black box,
mengevaluasi hanya dari tampilan luarnya(interface
nya) , fungsionalitasnya.tanpa mengetahui apa
sesungguhnya yang terjadi dalam proses detilnya (hanya
mengetahui input dan output).

Black-Box Testing terfokus pada spesifikasi fungsional dari perangkat lunak. Tester dapat
mendefinisikan kumpulan kondisi input dan melakukan pengetesan pada spesifikasi

fungsional program. Black Box Testing bukanlah solusi alternatif dari White-Box Testing tapi
lebih merupakan pelengkap untuk menguji hal-hal yang tidak dicakup oleh White-Box
Testing. Black-Box Testing cenderung untuk menemukan hal-hal berikut:






Fungsi yang tidak benar atau tidak ada
Kesalahan antarmuka (interface errors)
Kesalahan pada struktur data dan akses basis data
Kesalahan performansi (performance errors)
Kesalahan inisialisasi dan terminasi.

Pengujian didesain untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:
 Bagaimana fungsi-fungsi diuji agar dapat dinyatakan valid?
 Input seperti apa yang dapat menjadi bahan kasus uji yang baik?
 Apakah sistem sensitif pada input-input tertentu?
 Bagaimana sekumpulan data dapat diisolasi?

 Berapa banyak rata-rata data dan jumlah data yang dapat ditangani sistem?
 Efek apa yang dapat membuat kombinasi data ditangani spesifik pada
Black Box Testing meliputi:
1. Equivalence Partitioning: teknik pengujian perangkat lunak yang membagi data
masukan dari unit perangkat lunak ke partisi data setara dari mana kasus uji dapat
diturunkan. Pada prinsipnya, uji kasus dirancang untuk menutupi setiap partisi
setidaknya sekali. Teknik ini mencoba untuk mendefinisikan kasus uji yang
mengungkap kelas kesalahan, sehingga mengurangi jumlah kasus uji yang harus
dikembangkan. Keuntungan dari pendekatan ini adalah pengurangan waktu yang
dibutuhkan untuk pengujian perangkat lunak karena jumlah yang lebih kecil dari
kasus uji.
2. Boundary Value Analysis / Limit Testing:

Kelebihan Black Box


Dapat memilih subset test secara efektif dan efisien




Dapat menemukan cacat



Memaksimalkan testing investmen

Perbedaan White Box & Black Box

o White box (Struktural)


Dilakukan oleh penguji yang mengetahui tentang QA (Quality
Assurance).



Melakukan testing pada software/program aplikasi menyangkut
security dan performance program tersebut (meliputi tes code, desain
implementasi, security, data flow, software failure).




Dilakukan seiring dengan tahapan pengembangan software atau pada
tahap testing.

o Metode BlackBox (Fungsional)


Dilakukan oleh penguji Independent.



Melakukan pengujian berdasarkan apa yang dilihat, hanya fokus
terhadap fungsionalitas dan output. Pengujian lebih ditujukan pada
desain software sesuai standar dan reaksi apabila terdapat celah-celah
bug/vulnerabilitas pada program aplikasi tersebut setelah dilakukan
white box testing.




Dilakukan setelah white box testing.