04 tanah sifat fisik
DASAR-DASAR ILMU TANAH
OLEH :
WIJAYA
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON
2009
SIFAT FISIK TANAH
IV. SIFAT FISIK TANAH
AIR
UDARA
PADATAN
Massa Air = MA
Volume Air = VA
Massa Udara = 0
Volume Udara = VU
Massa Padatan = Mp
Volume Padatan = Vp
IV. SIFAT FISIK TANAH
1. Kerapatan Jenis Zarah
KJZ =
Massa Padatan (g)
Volume Padatan (cm3)
¾ Massa Padatan atau Bobot Kering Mutlak
diperoleh dengan cara memanaskan tanah pada
suhu 105 0C selama 48 jam.
¾ Nilai KJZ = 2,60 – 2,75 g/cm3 tergantung dari
kadar bahan organik dan mineral berat.
IV. SIFAT FISIK TANAH
2. Bobot Isi :
Massa Padatan (g)
BI =
Volume Tanah (cm3)
¾ Nilai BI = 1,1 – 1,8 g/cm3 tergantung dari kadar
bahan organik, tekstur, struktur tanah.
¾ Bobot tanah seluas 1 hektar, tebal 20 cm dengan
bobot isi 1,2 g/cm3 = 2400 ton.
IV. SIFAT FISIK TANAH
¾ Bobot tanah seluas 1 hektar, tebal 20 cm
dengan bobot isi 1,2 g/cm3 = 2400 ton.
Luas 1 Ha = 10.000 m2
Tebal 20 cm = 0,20 m
Volume = 10.000 m2 x 0,20 cm = 2.000 m3
Bi = 1,2 g/m3 = 1200 kg/m3
Bobot Tanah = BI x Volume
Bobot Tanah = 2000 m3 x 1200 kg/m3
Bobot Tanah = 2400 ton.
IV. SIFAT FISIK TANAH
3. Porositas Total
PT =
PT =
Volume Udara + Volume Air
Volume Total
1–
Bobot Isi
Kerapatan Jenis Zarah
x 100 %
x 100 %
¾ Pada tanah berpasir nilai PT = 35 – 50%, tanah
berliat 40 – 60%, tergantung dari kadar bahan
organik, tekstur, struktur tanah .
IV. SIFAT FISIK TANAH
3. Porositas Total
Porositas Total tanah yang mempunyai BI 1,2 g/cm3
dan KJZ = 2,6 g/cm3 adalah :
PT = 1 –
PT = 1 –
Bobot Isi
Kerapatan Jenis Zarah
1,2
2,6
x 100 %
x 100 % = 54 %
IV. SIFAT FISIK TANAH
4. Tekstur Tanah :
Tekstur tanah adalah perbandingan relatif
dari ukuran butir tanah (pasir, debu dan liat)
dalam suatu massa tanah
¾ Pasir = 50 µm – 2 mm
¾ Debu = 2 µm – 50 µm
¾ Liat < 2 µm
IV. SIFAT FISIK TANAH
Penentuan Tekstur Tanah :
¾ Di Lapang : Memirid massa tanah sedikit yang
telah dibasahi diantara ibu jari dan jari telunjuk.
¾ Di Labaratorium : Meggunakan Metode Pipet atas
dasar Hukum Stokes.
Akan diketahui persentase pasir, debu dan liat.
Tekstur tanah ditentukan menggunakan bagan
Segitiga Tekstur Tanah.
IV. SIFAT FISIK TANAH
Segitiga Tekstur Tanah :
IV. SIFAT FISIK TANAH
5. Struktur Tanah :
Struktur tanah adalah susunan butir tanah secara
alami menjadi agregat dengan bentuk tertentu dan
dibatasi oleh bidang-bidang.
¾ Agregat ini terjadi karena butir-butir pasir, debu
dan liat terikat satu sama lain oleh perekat (bahan
organik, oksida-oksida besi).
¾ Tanah dengan struktur baik (granular, remah)
mempunyai tata udara dan air yang baik, unsurunsur hara lebih mudah tersedia dan mudah diolah
IV. SIFAT FISIK TANAH
Penentuan Struktur Tanah :
Dilakukan di lapang, meliputi :
¾ Bentuk dan susunan agregat (Tipe Struktur) :
lempeng, prisma, tiang, sudut, kubus membulat atau
gumpal, kersai atau butir, remah dan tanpa struktur
(lepas dan pejal atau masive),
¾ Ukuran agregat (Kelas Struktur) : sangat halus, halus,
sedang, besar dan sangat besar
¾ Kemantapan agregat (Taraf Perkembangan), yaitu
lemah, cukup dan kuat.
IV. SIFAT FISIK TANAH
6. Kadar Air dan pF
Kadar dapat dinyatakan dengan persen bobot
atau persen volume.
Massa Air (g)
KA (% Bobot) =
x 100 %
Massa Padatan (g)
KA (% Vol) =
Volume Air (g)
Volume Total (g)
x 100 %
KA (% Vol) = KA % Bobot x BI
IV. SIFAT FISIK TANAH
6. Kadar Air dan pF
Jadi bila lahan seluas 1 hektar, bobot isi tanah 1,2
g/cm3, kadar air tanah sampai kedalaman 20 cm
sebesar 20 % bobot dan kadar air pada kapasitas
lapang 45 % bobot, maka jumlah air yang harus
ditambahkan untuk mencapai kapasitas lapang
adalah 25 % bobot = 30 % volume atau sebanyak
600 m3 (diperoleh dari 30 % x 10.000 m2 x 0,2 m).
IV. SIFAT FISIK TANAH
6. Kadar Air dan pF
Retensi
Pergerakan Dlm Tanah
Pergerakan Dlm Tanaman
Serapan
Hilang ke Atmosfer
Energi Bebas
Pot. Gravitasi
Pot. Matriks
Pot. Osmotik
Gaya Gravitasi
Partikel Tanah
Ion , Bahan terlarut
Tegangan (Hisapan)
IV. SIFAT FISIK TANAH
6. Kadar Air dan pF
Air dalam tanah akan bergerak dari tempat
berpotensial tinggi ke tempat berpotensial rendah,
atau dari tempat bertegangan (hisapan) rendah ke
tempat bertegangan (hisapan) tinggi
Satuan hisapan = bar atau atmosfer, yaitu rata-rata
tekanan udara pada permukaan laut (1,0336 kg/cm2).
Satuan Lainnya adalah pF, yaitu logaritma tinggi
(cm) kolom air dalam tanah
IV. SIFAT FISIK TANAH
6. Kadar Air dan pF
Nilai pF = 0 – 7. Nilai pF = 0 berada pada tanah yang
jenuh air (tanah setelah hujan lebat atau irigasi dan
pada sub soil yang jenuh air). Nilai pF = 7 berada
pada tanah kering mutlak.
IV. SIFAT FISIK TANAH
6. Kadar Air dan pF
Tinggi Kolom Air
(cm)
pF atau Log.
Tinggi Kolom Air
Bar atau
Atmosfer
1
0
0,001
100
2
0,1
346
2,54
0,346
1.000
3
1
10.000
4
10
15.849
4,2
15,8
31.623
4,5
31,6
100.000
5
100
10.000.000
7
10.000
IV. SIFAT FISIK TANAH
6. Kadar Air dan pF
Faktor-faktor yang mempengaruhi
jumlah air tersedia bagi tanaman :
¾ Kadar Bahan Organik
¾ Tekstur Tanah
¾ Ketebalan Solum
IV. SIFAT FISIK TANAH
7. Konsistensi Tanah
Konsistensi tanah adalah daya tahan tanah
terhadap pengaruh-pengaruh luar yang akan
mengubah bentuknya.
Tanah Pasir
Tanah Liat
Lepas,
Aerasi ,Drainase Baik
Lekat,
Aerasi ,Drainase Jelek
Mudah Diolah
Sulit Diolah
IV. SIFAT FISIK TANAH
Penentuan Konsistensi Tanah
1. Keadaan Basah (Kadar Air > Kapasitas Lapang)
Memirid tanah diantara telunjuk dan ibu jari yaitu
untuk menentukan kelekatan (daya adhesi) dan
plastisitas atau kekenyalan (daya kohesi).
Kelekatan tanah digolongkan kedalam tidak lekat,
agak lekat, lekat dan sangat lekat. Sedangkan
plastisitas digolongkan menjadi tidak plastis, agak
plastis, plastis dan sangat plastis.
IV. SIFAT FISIK TANAH
Penentuan Konsistensi Tanah
2. Keadaan Lembab ( KL < KA < TLP )
Dengan cara menekan massa tanah. Dalam
keadaan lembab, konsistensi tanah dibagi
digolongkan menjadi lepas, sangat gembur,
gembur, teguh dan sangat teguh.
3. Keadaan Kering ( KA > TLP )
Digolongkan menjadi lepas, lemah, agak keras,
keras, sangat keras dan ekstrim keras.
IV. SIFAT FISIK TANAH
Angka Atterberg :
Angka Atterberg merupakan batas-batas konsistensi
tanah yang dinyatakan dengan angka kadar air.
Sifat-sifat Tanah yang Berhubungan :
1. Batas Mengalir (Batas Plastis Atas) :
¾ Merupakan kadar air dimana tanah menjadi
setengah cair.
¾ Menunjukkan jumlah air terbanyak yang dapat
ditahan oleh tanah dalam keadaan tidak alami .
¾ Tanah dapat melekat pada alat pengolah tanah.
IV. SIFAT FISIK TANAH
2. Batas Melekat :
¾ Merupakan kadar air dimana tanah mulai tidak
melekat pada benda lain.
¾ Tanah bersifat plastis, dapat dibuat gulungan,
pita dan tidak patah bila digolek-golekan.
Apabila tidak bisa dibuat gulungan atau pita
berarti tanah tersebut tidak plastis.
3. Batas Menggolek (Batas Plastis Bawah) :
¾ Merupakan kadar air dimana tanah tidak dapat
digolek-golekkan, kalau digolek-golekkan akan
pecah ke segala arah.
IV. SIFAT FISIK TANAH
4. Indeks (Angka) Plastisitas :
¾ Merupakan selisih kadar air pada batas mengalir
dan kadar air pada batas menggolek.
5. Jangka Olah :
¾ Merupakan selisih kadar air pada batas melekat
dan kadar air pada batas menggolek.
6. Batas Ganti Warna (Titik Ubah) :
¾ Merupakan batas terendah kadar air yang dapat
diserap oleh tanaman.
7. Air Tersedia :
¾ Merupakan selisih kadar air pada batas mengalir
dan kadar air pada batas ganti warna.
IV. SIFAT FISIK TANAH
Kering
Basah
Padat
Gembur
Batas Kerut
Plastis
Cair
Batas Alir
Batas Golek
Batas Lekat
= Jangka Olah
= Indeks Plastisitas
IV. SIFAT FISIK TANAH
8. Warna Tanah
¾ Perbedaan warna tanah karena perbedaan
kandungan bahan organik, atau mineral
tertentu (Hematit, Kuarsa dll)
¾ Warna
tanah
ditentukan
dengan
cara
membandingkan warna tanah dengan warna
yang terdapat pada buku “Munsell Soil Color
Chart”.
¾ Warna tanah dinyatakan dalam 3 satuan, yaitu
kilap (hue), nilai (value) dan kroma (chroma).
Kilap : panjang gelombang
Nilai : kebersihan (gelap terangnya warna)
Kroma : kemurnian relatif dari spektrum warna.
IV. SIFAT FISIK TANAH
8. Warna Tanah
Hue
10 YR
Putih
Value
Hitam
9
8
7
6
5
4
3
2
0
2
4
6
Kroma
8
10 YR
7,5 YR
5 YR
2,5 YR
2,5 Y
5Y
5R
IV. SIFAT FISIK TANAH
9. Nilai COLE
Nilai COLE menunjukkan besarnya derajat
pengembangan dan pengerutan tanah (pada
tanah Grumosol atau order Vertisol). Tanah
dengan kandungan mineral Montmorilonit
mempunyai nilai COLE 0,03 sampai 0,18.
IV. SIFAT FISIK TANAH
10. N-Value
Nilai Nilai n-Value merupakan nilai kematangan tanah
(biasanya digunakan sebagai petunjuk tingkat
kematangan tanah organik).
N-Value =
A – 0,2 R
L+3H
A = Kadar Air pada Kapasitas Lapang
R = Persentase Debu dan Pasir
L = Persentase iat
H = Persentase Bahan Organik = 1,724 x % C-Organik
IV. SIFAT FISIK TANAH
10. N-Value
N > 1,0
0,7 ≤ N ≤ 1,0
N < 0,7
=
tanah masih mentah, encer,
selalu jenuh air, kemampuan
menyangga
beban
sangat
rendah, penyusutan besar.
=
tanah agak matang, agak sulit
lewat sela jari, selalu jenuh air.
=
tanah matang, tidak dapat lewat
sela jari, kadar air dibawah
kapasitas lapang.
IV. SIFAT FISIK TANAH
Kegunaan N-Value
¾
sebagai petunjuk
tanah organik
¾
petunjuk kemampuan tanah menyangga
beban
¾
menunjukkan
besarnya
penyusutan
(subsidence) karena perbaikan drainase
tingkat
kematangan
IV. SIFAT FISIK TANAH
11. Sifat Fisik Lainnya
¾ Kedalaman Efektif
¾ Drainase : (1) Drainase Permukaan,
dan (2) Drainase Dalam
¾ Padas (Pan)
OLEH :
WIJAYA
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON
2009
SIFAT FISIK TANAH
IV. SIFAT FISIK TANAH
AIR
UDARA
PADATAN
Massa Air = MA
Volume Air = VA
Massa Udara = 0
Volume Udara = VU
Massa Padatan = Mp
Volume Padatan = Vp
IV. SIFAT FISIK TANAH
1. Kerapatan Jenis Zarah
KJZ =
Massa Padatan (g)
Volume Padatan (cm3)
¾ Massa Padatan atau Bobot Kering Mutlak
diperoleh dengan cara memanaskan tanah pada
suhu 105 0C selama 48 jam.
¾ Nilai KJZ = 2,60 – 2,75 g/cm3 tergantung dari
kadar bahan organik dan mineral berat.
IV. SIFAT FISIK TANAH
2. Bobot Isi :
Massa Padatan (g)
BI =
Volume Tanah (cm3)
¾ Nilai BI = 1,1 – 1,8 g/cm3 tergantung dari kadar
bahan organik, tekstur, struktur tanah.
¾ Bobot tanah seluas 1 hektar, tebal 20 cm dengan
bobot isi 1,2 g/cm3 = 2400 ton.
IV. SIFAT FISIK TANAH
¾ Bobot tanah seluas 1 hektar, tebal 20 cm
dengan bobot isi 1,2 g/cm3 = 2400 ton.
Luas 1 Ha = 10.000 m2
Tebal 20 cm = 0,20 m
Volume = 10.000 m2 x 0,20 cm = 2.000 m3
Bi = 1,2 g/m3 = 1200 kg/m3
Bobot Tanah = BI x Volume
Bobot Tanah = 2000 m3 x 1200 kg/m3
Bobot Tanah = 2400 ton.
IV. SIFAT FISIK TANAH
3. Porositas Total
PT =
PT =
Volume Udara + Volume Air
Volume Total
1–
Bobot Isi
Kerapatan Jenis Zarah
x 100 %
x 100 %
¾ Pada tanah berpasir nilai PT = 35 – 50%, tanah
berliat 40 – 60%, tergantung dari kadar bahan
organik, tekstur, struktur tanah .
IV. SIFAT FISIK TANAH
3. Porositas Total
Porositas Total tanah yang mempunyai BI 1,2 g/cm3
dan KJZ = 2,6 g/cm3 adalah :
PT = 1 –
PT = 1 –
Bobot Isi
Kerapatan Jenis Zarah
1,2
2,6
x 100 %
x 100 % = 54 %
IV. SIFAT FISIK TANAH
4. Tekstur Tanah :
Tekstur tanah adalah perbandingan relatif
dari ukuran butir tanah (pasir, debu dan liat)
dalam suatu massa tanah
¾ Pasir = 50 µm – 2 mm
¾ Debu = 2 µm – 50 µm
¾ Liat < 2 µm
IV. SIFAT FISIK TANAH
Penentuan Tekstur Tanah :
¾ Di Lapang : Memirid massa tanah sedikit yang
telah dibasahi diantara ibu jari dan jari telunjuk.
¾ Di Labaratorium : Meggunakan Metode Pipet atas
dasar Hukum Stokes.
Akan diketahui persentase pasir, debu dan liat.
Tekstur tanah ditentukan menggunakan bagan
Segitiga Tekstur Tanah.
IV. SIFAT FISIK TANAH
Segitiga Tekstur Tanah :
IV. SIFAT FISIK TANAH
5. Struktur Tanah :
Struktur tanah adalah susunan butir tanah secara
alami menjadi agregat dengan bentuk tertentu dan
dibatasi oleh bidang-bidang.
¾ Agregat ini terjadi karena butir-butir pasir, debu
dan liat terikat satu sama lain oleh perekat (bahan
organik, oksida-oksida besi).
¾ Tanah dengan struktur baik (granular, remah)
mempunyai tata udara dan air yang baik, unsurunsur hara lebih mudah tersedia dan mudah diolah
IV. SIFAT FISIK TANAH
Penentuan Struktur Tanah :
Dilakukan di lapang, meliputi :
¾ Bentuk dan susunan agregat (Tipe Struktur) :
lempeng, prisma, tiang, sudut, kubus membulat atau
gumpal, kersai atau butir, remah dan tanpa struktur
(lepas dan pejal atau masive),
¾ Ukuran agregat (Kelas Struktur) : sangat halus, halus,
sedang, besar dan sangat besar
¾ Kemantapan agregat (Taraf Perkembangan), yaitu
lemah, cukup dan kuat.
IV. SIFAT FISIK TANAH
6. Kadar Air dan pF
Kadar dapat dinyatakan dengan persen bobot
atau persen volume.
Massa Air (g)
KA (% Bobot) =
x 100 %
Massa Padatan (g)
KA (% Vol) =
Volume Air (g)
Volume Total (g)
x 100 %
KA (% Vol) = KA % Bobot x BI
IV. SIFAT FISIK TANAH
6. Kadar Air dan pF
Jadi bila lahan seluas 1 hektar, bobot isi tanah 1,2
g/cm3, kadar air tanah sampai kedalaman 20 cm
sebesar 20 % bobot dan kadar air pada kapasitas
lapang 45 % bobot, maka jumlah air yang harus
ditambahkan untuk mencapai kapasitas lapang
adalah 25 % bobot = 30 % volume atau sebanyak
600 m3 (diperoleh dari 30 % x 10.000 m2 x 0,2 m).
IV. SIFAT FISIK TANAH
6. Kadar Air dan pF
Retensi
Pergerakan Dlm Tanah
Pergerakan Dlm Tanaman
Serapan
Hilang ke Atmosfer
Energi Bebas
Pot. Gravitasi
Pot. Matriks
Pot. Osmotik
Gaya Gravitasi
Partikel Tanah
Ion , Bahan terlarut
Tegangan (Hisapan)
IV. SIFAT FISIK TANAH
6. Kadar Air dan pF
Air dalam tanah akan bergerak dari tempat
berpotensial tinggi ke tempat berpotensial rendah,
atau dari tempat bertegangan (hisapan) rendah ke
tempat bertegangan (hisapan) tinggi
Satuan hisapan = bar atau atmosfer, yaitu rata-rata
tekanan udara pada permukaan laut (1,0336 kg/cm2).
Satuan Lainnya adalah pF, yaitu logaritma tinggi
(cm) kolom air dalam tanah
IV. SIFAT FISIK TANAH
6. Kadar Air dan pF
Nilai pF = 0 – 7. Nilai pF = 0 berada pada tanah yang
jenuh air (tanah setelah hujan lebat atau irigasi dan
pada sub soil yang jenuh air). Nilai pF = 7 berada
pada tanah kering mutlak.
IV. SIFAT FISIK TANAH
6. Kadar Air dan pF
Tinggi Kolom Air
(cm)
pF atau Log.
Tinggi Kolom Air
Bar atau
Atmosfer
1
0
0,001
100
2
0,1
346
2,54
0,346
1.000
3
1
10.000
4
10
15.849
4,2
15,8
31.623
4,5
31,6
100.000
5
100
10.000.000
7
10.000
IV. SIFAT FISIK TANAH
6. Kadar Air dan pF
Faktor-faktor yang mempengaruhi
jumlah air tersedia bagi tanaman :
¾ Kadar Bahan Organik
¾ Tekstur Tanah
¾ Ketebalan Solum
IV. SIFAT FISIK TANAH
7. Konsistensi Tanah
Konsistensi tanah adalah daya tahan tanah
terhadap pengaruh-pengaruh luar yang akan
mengubah bentuknya.
Tanah Pasir
Tanah Liat
Lepas,
Aerasi ,Drainase Baik
Lekat,
Aerasi ,Drainase Jelek
Mudah Diolah
Sulit Diolah
IV. SIFAT FISIK TANAH
Penentuan Konsistensi Tanah
1. Keadaan Basah (Kadar Air > Kapasitas Lapang)
Memirid tanah diantara telunjuk dan ibu jari yaitu
untuk menentukan kelekatan (daya adhesi) dan
plastisitas atau kekenyalan (daya kohesi).
Kelekatan tanah digolongkan kedalam tidak lekat,
agak lekat, lekat dan sangat lekat. Sedangkan
plastisitas digolongkan menjadi tidak plastis, agak
plastis, plastis dan sangat plastis.
IV. SIFAT FISIK TANAH
Penentuan Konsistensi Tanah
2. Keadaan Lembab ( KL < KA < TLP )
Dengan cara menekan massa tanah. Dalam
keadaan lembab, konsistensi tanah dibagi
digolongkan menjadi lepas, sangat gembur,
gembur, teguh dan sangat teguh.
3. Keadaan Kering ( KA > TLP )
Digolongkan menjadi lepas, lemah, agak keras,
keras, sangat keras dan ekstrim keras.
IV. SIFAT FISIK TANAH
Angka Atterberg :
Angka Atterberg merupakan batas-batas konsistensi
tanah yang dinyatakan dengan angka kadar air.
Sifat-sifat Tanah yang Berhubungan :
1. Batas Mengalir (Batas Plastis Atas) :
¾ Merupakan kadar air dimana tanah menjadi
setengah cair.
¾ Menunjukkan jumlah air terbanyak yang dapat
ditahan oleh tanah dalam keadaan tidak alami .
¾ Tanah dapat melekat pada alat pengolah tanah.
IV. SIFAT FISIK TANAH
2. Batas Melekat :
¾ Merupakan kadar air dimana tanah mulai tidak
melekat pada benda lain.
¾ Tanah bersifat plastis, dapat dibuat gulungan,
pita dan tidak patah bila digolek-golekan.
Apabila tidak bisa dibuat gulungan atau pita
berarti tanah tersebut tidak plastis.
3. Batas Menggolek (Batas Plastis Bawah) :
¾ Merupakan kadar air dimana tanah tidak dapat
digolek-golekkan, kalau digolek-golekkan akan
pecah ke segala arah.
IV. SIFAT FISIK TANAH
4. Indeks (Angka) Plastisitas :
¾ Merupakan selisih kadar air pada batas mengalir
dan kadar air pada batas menggolek.
5. Jangka Olah :
¾ Merupakan selisih kadar air pada batas melekat
dan kadar air pada batas menggolek.
6. Batas Ganti Warna (Titik Ubah) :
¾ Merupakan batas terendah kadar air yang dapat
diserap oleh tanaman.
7. Air Tersedia :
¾ Merupakan selisih kadar air pada batas mengalir
dan kadar air pada batas ganti warna.
IV. SIFAT FISIK TANAH
Kering
Basah
Padat
Gembur
Batas Kerut
Plastis
Cair
Batas Alir
Batas Golek
Batas Lekat
= Jangka Olah
= Indeks Plastisitas
IV. SIFAT FISIK TANAH
8. Warna Tanah
¾ Perbedaan warna tanah karena perbedaan
kandungan bahan organik, atau mineral
tertentu (Hematit, Kuarsa dll)
¾ Warna
tanah
ditentukan
dengan
cara
membandingkan warna tanah dengan warna
yang terdapat pada buku “Munsell Soil Color
Chart”.
¾ Warna tanah dinyatakan dalam 3 satuan, yaitu
kilap (hue), nilai (value) dan kroma (chroma).
Kilap : panjang gelombang
Nilai : kebersihan (gelap terangnya warna)
Kroma : kemurnian relatif dari spektrum warna.
IV. SIFAT FISIK TANAH
8. Warna Tanah
Hue
10 YR
Putih
Value
Hitam
9
8
7
6
5
4
3
2
0
2
4
6
Kroma
8
10 YR
7,5 YR
5 YR
2,5 YR
2,5 Y
5Y
5R
IV. SIFAT FISIK TANAH
9. Nilai COLE
Nilai COLE menunjukkan besarnya derajat
pengembangan dan pengerutan tanah (pada
tanah Grumosol atau order Vertisol). Tanah
dengan kandungan mineral Montmorilonit
mempunyai nilai COLE 0,03 sampai 0,18.
IV. SIFAT FISIK TANAH
10. N-Value
Nilai Nilai n-Value merupakan nilai kematangan tanah
(biasanya digunakan sebagai petunjuk tingkat
kematangan tanah organik).
N-Value =
A – 0,2 R
L+3H
A = Kadar Air pada Kapasitas Lapang
R = Persentase Debu dan Pasir
L = Persentase iat
H = Persentase Bahan Organik = 1,724 x % C-Organik
IV. SIFAT FISIK TANAH
10. N-Value
N > 1,0
0,7 ≤ N ≤ 1,0
N < 0,7
=
tanah masih mentah, encer,
selalu jenuh air, kemampuan
menyangga
beban
sangat
rendah, penyusutan besar.
=
tanah agak matang, agak sulit
lewat sela jari, selalu jenuh air.
=
tanah matang, tidak dapat lewat
sela jari, kadar air dibawah
kapasitas lapang.
IV. SIFAT FISIK TANAH
Kegunaan N-Value
¾
sebagai petunjuk
tanah organik
¾
petunjuk kemampuan tanah menyangga
beban
¾
menunjukkan
besarnya
penyusutan
(subsidence) karena perbaikan drainase
tingkat
kematangan
IV. SIFAT FISIK TANAH
11. Sifat Fisik Lainnya
¾ Kedalaman Efektif
¾ Drainase : (1) Drainase Permukaan,
dan (2) Drainase Dalam
¾ Padas (Pan)