T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Studi Kompetensi Calon Pendidik Dalam Mengembangkan dan Memanfaatkan Media Pembelajaran Berbasis TIK di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana T1

Studi Kompetensi Calon Pendidik Dalam Mengembangkan dan
Memanfaatkan Media Pembelajaran Berbasis TIK di Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana

Artikel Ilmiah

Diajukan Kepada
Fakultas Teknologi Informasi
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer

Oleh :
Abimanyu Theophano
(702011001)

Program Studi Pendidikan Teknik Informatika Dan Komputer
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
Juli 2015

Studi Kompetensi Calon Pendidik Dalam Mengembangkan dan

Memanfaatkan Media Pembelajaran Berbasis TIK di Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana
1)

Abimanyu Theophano, 2) Widya Damayanti, S.Pd., M.Sc.

Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia
Email : 1) 702011001@student.uksw.edu, 2) widya.damayanti@staff.uksw.edu
Abstract
The role of ICT-based learning media is very important in the learning process because it
helps students in understanding the content of the material being taught. Teachers should
take advantage of information and communication technology for the sake of teachinglearning process and self-development. The purpose of this research is to analyze and
describe the competence and readiness of student teachers in designing, producing and
using instructional media. A preliminary studies of students final project report showed
that as many as 77,5% report (of 320 research students) state teachers still use conventional
learning models and not use ICT-based learning media to the fullest. Respondents in this
study were 99 students of Faculty of Education and Teaching Satya Wacana Christian
University, and the sample used were students at the department of Mathematics

Education, Economic Education, PGSD, History Education, PPKn. The research method
in this study is a mixed method research data were collected through questionnaires. These
results indicate as much as 60% of student teachers meet competency in designing
indicators of instructional media, 42% of student teachers meet competency on indicators
of media producing 44% of student learning and teacher candidates meet competency in
the use of indicators of learning media.
Keyword : competence, learning media, ICT
Abstrak
Peran media pembelajaran berbasis TIK sangat penting dalam proses pembelajaran karena
membantu siswa dalam memahami isi materi yang diajarkan. Guru harus memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran dan
mengembangkan diri. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis dan mendeskripsikan
kompetensi dan kesiapan mahasiswa calon guru dalam merancang, memproduksi dan
memanfaatkan media pembelajaran. Berdasarkan studi pendahuluan terhadap laporan
tugas akhir mahasiswa menyatakan bahwa sebanyak 77,5% laporan (dari 320 penelitian
mahasiswa) menyatakan guru masih menggunakan model pembelajaran secara
konvensional dan belum memanfaatkan media pembelajaran berbasis TIK secara
maksimal. Responden pada penelitian ini adalah 99 mahasiswa calon guru pada Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana, dan sampel yang
digunakan adalah mahasiswa pada prodi Pendidikan Matematika, Pendidikan Ekonomi,

PGSD, Pendidikan Sejarah, PPKn. Metode penelitian pada penelitian ini adalah metode
penelitian kombinasi dan data dikumpulkan melalui kuesioner. Hasil penelitian ini
menunjukan sebanyak 60% mahasiswa calon guru memenuhi kompetensi pada indikator
merancang media pembelajaran, 42% mahasiswa calon guru memenuhi kompetensi pada
indikator memproduksi media pembelajaran dan 44% mahasiswa calon guru memenuhi
kompetensi pada indikator penggunaan media pembelajaran.
Kata Kunci : kompetensi, media pembelajaran, TIK
1

Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer
Universitas Kristen Satya Wacana
2

Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana

1. Pendahuluan
Guru harus mempunyai keterampilan dan kemampuan dalam menguasai materi
pelajaran, menyampaikan pelajaran serta melakukan evaluasi pelajaran dengan baik.
Oleh karena itu, berbagai teori, metode, dan desain pembelajaran, serta pengajaran
dibuat dan diciptakan untuk mengapresiasi semakin beragamnya tingkat kebutuhan

dan kerumitan permasalahan pendidikan. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru
menjelaskan bahwa guru harus memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
untuk kepentingan pembelajaran [1]. Selain itu guru juga memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri. Untuk
melaksanakan tugasnya secara baik sesuai dengan profesi yang dimilikinya, guru perlu
menguasai berbagai hal terutama kompetensi kepribadian, sosial dan profesional.
Salah satu kemampuan kepribadian yang harus dimiliki guru adalah guru mampu
mengembangkan dirinya sesuai dengan pembaharuan dalam bidang profesinya
maupun spesialisasinya. Untuk menyikapi kemajuan ilmu dan teknologi informasi
yang terus berkembang, seorang guru harus mampu mengikuti setiap perubahan yang
ada.
Penerapan TIK dalam bidang pendidikan di Indonesia masih dalam tahap awal
dan belum dimanfaatkan secara maksimal. Berdasarkan studi pendahuluan diambil
sampel sebanyak 320 (25%) dari 1476 laporan penelitian mahasiswa Fakultas Ilmu
Keguruan Dan Pendidikan UKSW yang diakses dari repository.uksw.edu pada tanggal
25 Agustus 2015, 240 (77,5%) judul dari 320 judul laporan menyatakan guru masih
menggunakan model pembelajaran secara konvensional dan belum memanfaatkan
media pembelajaran berbasis TIK secara maksimal. Menurut Sudjana, proses
pembelajaran yang dilakukan oleh guru selama ini masih dilakukan secara

konvensional yaitu dengan menggunakan metode ceramah yang monoton dan
menyandarkan kepada hafalan, guru yang lebih aktif sedangkan murid pasif, akibatnya
ada unsur paksaan, murid diharuskan mengikuti apa kemauan guru, meskipun ada
murid kritis, namun semua jalan pikiran guru dianggap benar oleh murid dan metode
pembelajaran ceramah ini tidak baik. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis
dan mendeskripsikan tingkat kompetensi dan kesiapan mahasiswa calon guru di
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana terhadap
standar kompetensi yang ditentukan dalam Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007.
2. Tinjauan Pustaka
Penelitian Terdahulu
Penelitian yang relavan dengan penelitian ini antara lain penelitian yang
dilakukan oleh Eka Lusia Evanita mengenai analisa kompetensi pedagogik dan
kesiapan guru SMA dalam mendukung implementasi kurikulum 2013 di SMA negeri
maupun SMA swasta se kota Semarang dengan sampel guru kelas X dari 13 SMA
sebanyak 25 guru yang terdiri dari 14 guru SMA negeri dan 11 guru SMA swasta
menunjukan bahwa secara keseluruhan kompetensi pedagogik dan kesiapan guru
SMA negeri maupun SMA swasta se kota Semarang dalam mendukung implementasi
kurikulum 2013 menunjukkan kriteria baik [3]. Kemudian Irma Ariyanti Arif
melakukan penelitian mengenai analisis kompetensi guru di SMK Negeri 1
Watampone, Kabupaten Bone yang menunjukan bahwa kompetensi guru di SMK

Negeri 1 Watampone, Kabupaten Bone dalam kompetensi pribadi dan kompetensi

sosial guru tergolong tinggi, sedangkan kompetensi profesionalnya masih tergolong
rendah [4].
Kompetensi Guru
Menurut Mulyasa kompetensi adalah perpaduan dari pengetahuan,
keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan
bertindak [5]. Muhaimin menjelaskan kompetensi adalah seperangkat tindakan
intelegen penuh tanggung jawab yang harus dimiliki seseorang sebagai syarat untuk
dianggap mampu melaksanakan tugas-tugas dalam bidang pekerjaan tertentu. Sifat
intelegen harus ditunjukan sebagai kemahiran, ketetapan, dan keberhasilan bertindak.
Sifat tanggung jawab harus ditunjukkan sebagai kebenaran tindakan baik dipandang
dari sudut ilmu pengetahuan [6]. Majid menjelaskan kompetensi yang dimiliki oleh
setiap guru akan menunjukkan kualitas guru dalam mengajar. Kompetensi tersebut
akan terwujud dalam bentuk penguasaan pengetahuan dan professional dalam
menjalankan fungsinya sebagai guru [7]. Guru dituntut untuk profesional dalam
menjalankan perannya sebagai pengajar dimana guru harus bisa menyesuaikan apa
yang dibutuhkan masyarakat dan jaman dalam hal ini yaitu kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang. Kompetensi penerapan TIK diatur
dalam Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 mengenai Standar Kualifikasi Akademik

dan Kompetensi Guru yang merupakan salah satu dari standar pendidik dan tenaga
kependidikan memuat daftar kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional dan
sosial yang terintegrasi dalam kinerja guru. Kompetensi memanfaatkan TIK terdapat
dalam kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional untuk semua kelompok guru
seperti yang terdapat pada tabel 1.
Tabel 1. Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru Mata Pelajaran
Dalam Permendiknas No. 16 Tahun 2007
Kompetensi

Kompetensi Inti dan
Pedagogik

Kompetensi Inti dan
Kompetensi
Profesional

Penjelasan
5. Memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi
untuk kepentingan

pembelajaran.
24. Memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi
untuk berkomunikasi dan
mengembangkan diri.

5.1 Memanfaatkan teknologi informasi
dan komunikasi dalam pembelajaran
yang diampu.

24.1 Memanfaatkan teknologi informasi
dan komunikasi untuk pengembangan
diri.
24.2 Memanfaatkan teknologi informasi
dan komunikasi dalam berkomunikasi.

Penguasaan Media Pembelajaran TIK oleh Guru
Menurut Anatta Sanai teknologi informasi dan komunikasi adalah sebuah media
atau alat bantu dalam memperoleh pengetahuan antara seseorang kepada orang lain
[8]. Penguasaan Teknologi Informasi dan Komunikasi kini menjadi bagian dari

tuntutan kompetensi guru, baik guna mendukung pelaksanaan tugasnya (penyusunan
perencanaan, penyajian pembelajaran, evaluasi dan analisis hasil evaluasi) maupun
sebagai sarana untuk mencari dan mengunduh sumber-sumber belajar. Hal ini
membuat setiap guru pada semua jenjang harus siap untuk terus belajar TIK guna
pemenuhan tuntutan kompetensi tersebut. Pada Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 74
1

Tahun 2008 tentang Guru, menyatakan bahwa “Kompetensi guru meliputi kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional
yang diperoleh melalui pendidikan profesi”. Urgensi peningkatan kemampuan TIK
guru menurut Inggit Dyaning Wijayanti adalah: (1) TIK dapat digunakan untuk
membantu pekerjaan administratif (Word processor & Kebutuhan Wajib Tingkat
Dasar, Spreadsheet); (2) TIK dapat digunakan untuk membantu mengemas bahan ajar
(Multimedia) Kebutuhan Tingkat Menengah; (3) TIK dapat digunakan untuk
membantu proses manajemen pembelajaran (e-learning, Kebutuhan Tingkat Lanjut,
dll); (4) TIK dapat digunakan untuk dukungan teknis dan meningkatkan pengetahuan
agar dapat mewujudkan self running creation (antivirus, tools, jaringan, internet, dll)
[9]. Penguasaan TIK menurut Inggit Dyaning Wijayanti yaitu: (1) Mengoperasikan
komputer personal dan periferalnya; (2) Merakit, menginstalasi, menset-up,
memelihara dan melacak serta memecahkan masalah (troubleshooting) pada komputer

personal; (3) Melakukan pemrograman komputer dengan salah satu bahasa
pemrograman berorientasi objek; (4) Mengolah kata (word processing) dengan
komputer personal; (5) Mengolah lembar kerja (spreadsheet) dan grafik dengan
komputer personal; (6) Mengelola pangkalan data (database) dengan komputer
personal atau komputer server; (7) Membuat presentasi interaktif yang memenuhi
kaidah komunikasi visual dan interpersonal [9]. Selain itu menurut Sanaky,
pertimbangan media yang akan digunakan dalam pembelajaran menjadi pertimbangan
utama, karena media yang dipilih harus sesuai dengan tujuan pembelajaran, bahan
pelajaran, metode pengajaran, tersedia alat yang dibutuhkan, pribadi pengajar, minat
dan kemampuan siswa, situasi pengajaran yang sedang berlangsung [10]. Kriteria yang
perlu dipertimbangkan guru atau tenaga pendidik dalam memilih media pembelajaran
menurut Nana Sudjana yakni: (1) ketepatan media dengan tujuan pengajaran; (2)
dukungan terhadap isi bahan pelajaran; (3) kemudahan memperoleh media; (4)
keterampilan guru dalam menggunakannya; (5) tersedia waktu untuk
menggunakannya; dan 6) sesuai dengan taraf berfikir anak [11]. Selanjutnya menurut
Rahmat, langkah-langkah pembuatan media pembelajaran antara lain: membuat
ide/gagasan/pemikiran, menganalisis kebutuhan dan karakteristik siswa, merumuskan
tujuan, menentukan kerangka isi bahan pelajaran, menentukan jenis media,
menentukan treatmen dan partisipasi siswa, membuat skets/story board, menentukan
bahan / alat yang digunakan, pelaksanaan pembuatan media, penyuntingan, uji coba,

melaksanakan kegiatan dan mengevaluasi [12].
Penelitian ini menggunakan penelitian Aditya Niarsa tentang Studi Kompetensi
Guru dalam Memanfaatkan Media Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK) di SD Negeri 01 Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten Blora
sebagai acuan. Dalam penyusunan variabel dan indikator penelitian Aditya Niarsa
menggunakan uraian pada Permenag PAN dan RB Nomor 16 Tahun 2009 tentang
Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya dan Permendiknas No 16 Tahun 2007
tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Indikator yang didapat
nampak dalam tabel 2.
Tabel 2. Indikator Kompetensi Guru Dalam Memanfaatkan Media
Pembelajaran Berbasis TIK [13].
Indikator
1. Merancang media
pembelajaran

Deskriptor
1. Menganalisis kebutuhan media berdasarkan standard kompetensi
2. Menganalisis kebutuhan media berdasarkan karakteristik siswa
3. Menganalisis kebutuhan media berdasarkan sumber daya yang ada (guru,
fasilitas)

2

2. Memproduksi media
pembelajaran
3. Penggunaan media
pembelajaran

4.
5.
1.
2.
1.
2.
3.

Menganalisis kebutuhan media berdasarkan materi yang akan diajarkan
Merancang media yang akan dimanfaatkan
Membuat media yang akan dimanfaatkan
Mengembangkan media yang sudah ada
TIK dimanfaatkan sebagai media pembelajaran
TIK dimanfaatkan untuk membantu proses pembelajaran
Mengoperasikan media pembelajaran

3. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
kombinasi (mixed method research). Menurut Sugiyono metode penelitian kombinasi
adalah metode penelitian yang mengkombinasikan atau menggabungkan antara
metode kuantitatif dan metode kualitatif untuk digunakan secara bersama-sama dalam
suatu kegiatan penelitian, sehingga diperoleh data yang lebih komprehensif, valid,
dapat diandalkan dan obyektif [14]. Penelitian ini diawali dengan merumuskan
masalah-masalah penelitian dengan menggunakan indikator yang terdapat pada
Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 mengenai Standar Kualifikasi Akademik dan
Kompetensi Guru dan akan digunakan acuan untuk merancang pertanyaan-pertanyaan
kuesioner.
Populasi dari penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Keguruan Dan Ilmu
Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana sebanyak 8 Prodi (Pendidikan
Matematika, BK, Pendidikan Ekonomi, PAUD, PGSD Pendidikan Sejarah, PPKn,
Magister Manajemen Pendidikan). Pemilihan sampel menggunakan teknik purposive
sampling, dan sampel yang digunakan adalah mahasiswa pada prodi Pendidikan
Matematika, Pendidikan Ekonomi, PGSD, Pendidikan Sejarah, PPKn yang diambil
dari jumlah mahasiswa yang telah kuliah di semester 11 sampai semester 12 dan telah
mengambil mata kuliah Program Komputer Terapan Dalam Pembelajaran, Komputer
dan Media Pembelajaran, dan telah melaksanakan Program Pengalaman Lapangan
(PPL). Prodi BK dan PAUD tidak masuk ke dalam sampel karena di dalam kurikulum
Prodi BK dan PAUD tidak terdapat mata kuliah pembelajaran berbasis TIK sementara
prodi Magister Manajemen Pendidikan tidak masuk ke dalam sampel karena penelitian
difokuskan kepada calon guru pada jenjang pendidikan S1.
Kuesioner disebarkan kepada responden melalui lembar kuesioner berupa kertas
maupun melalui media pengumpulan data online Google Form. Berikut tampilan
kuesioner dan tabulasi data yang dibuat menggunakan Google Form:

Gambar 1. Kuesioner yang dibuat menggunakan Google Form
3

Berikut ini jumlah populasi dan sampel yang terdapat pada Fakultas Ilmu
Keguruan dan Pendidikan berdasarkan data dari Biro Administrasi Akademik untuk
tahun ajaran 2014-2015 semester 2.
Tabel 3. Jumlah Populasi dan Sampel
Program Studi

Pendidikan Sejarah
Pendidikan Ekonomi
PPKN
Pendidikan Matematika
PGSD

Jumlah Mahasiswa Angkatan <
2011 Yang Telah Melaksanakan
PPL
27
35
19
17
1

Jumlah Sampel

27
35
19
17
1

Berdasarkan kompetensi dalam Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 mengenai
Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru yang mengacu pada penelitian
Aditya Niarsa didapatkan kisi-kisi kuesioner sebagai berikut:
Tabel 4. Kisi-kisi Kuesioner
Indikator
1. Merancang
media
pembelajaran

Deskriptor

Pertanyaan Pilihan(Ya/Tidak)

Pertanyaan Uraian

1.Menganalisis
kebutuhan
media
berdasarkan
standard
kompetensi

1. Apakah anda selalu menyiapkan
media pembelajaran berbasis TIK
sebelum proses belajar mengajar?
2. Apakah anda menganalisis
standar kompetensi mata pelajaran
yang akan dibuat dan
menyesuaikannya dalam media
pembelajaran berbasis TIK?

1. Dibawah ini macam-macam
media pembelajaran berbasis TIK
apa saja yang menurut anda sesuai
dengan mapel yang anda
bawakan?
(...)Power Point
(...)Flash Animasi
(...)Video Pembelajaran
(...)Game Pembelajaran
(...)Learning Management
System(LMS)
(...)E-Book
(...)Email
(...)Lain-lain, sebutkan...

2.Menganalisis
kebutuhan
media
berdasarkan
karakteristik
siswa

3. Apakah anda melakukan
observasi terhadap karakter siswa
sebelum membuat media
pembelajaran yang dapat
memudahkan pemahaman siswa?
4. Apakah anda akan menyiapkan
media pembelajaran berbasis TIK,
misalnya game edukasi untuk
menyiasati siswa yang gaduh?

2. Apa yang akan anda lakukan
jika media pembelajaran yang
anda buat belum belum berhasil
membuat siswa anda tertarik pada
mata pelajaran yang anda
sampaikan?

3.Menganalisis
kebutuhan
media
berdasarkan
sumber daya
yang ada (guru,
fasilitas)

5. Apakah anda mempertimbangkan
spesifikasi dan ketersediaan
hardware, software dan sarana
lainnya yang akan digunakan
sebelum proses belajar mengajar?
6. Apakah anda mempertimbangkan
kemampuan diri anda dalam
menggunakan hardware, software,
dan sarana lainnya sebelum proses
belajar mengajar?

3. Dalam kurikulum 2013 setiap
guru dituntut untuk memiliki
kompetensi dalam penguasaan
TIK, sebagai calon guru apa yang
akan anda lakukan untuk
memenuhi kompetensi tersebut?

4

2.
Memproduksi
media
pembelajaran

3. Penggunaan
media
pembelajaran

4.Menganalisis
kebutuhan
media
berdasarkan
materi yang
akan diajarkan

7. Sebelum proses belajar mengajar
apakah anda menganalisa
sarana(hardware,software, peralatan
lainnya) yang sesuai dengan materi
yang akan diajarkan?

4. Dalam pelajaran sejarah
misalnya, menurut anda media
pembelajaran berbasis TIK apa
yang paling cocok untuk
digunakan?dan apa alasanya?

5.Merancang
media yang
akan
dimanfaatkan

8. Apakah anda menentukan
treatment dan partisipasi siswa
dalam merancang media
pembelajaran?
9. Apakah anda merancang media
sesuai langkah-langkah yang
pernah diajarkan dalam
perkuliahan?
10. Apakah anda menentukan jenis
media dengan mengacu pada hasil
analisis kebutuhan?
11. Apakah anda mendesain
kerangka/prototype media
pembelajaran terlebih dahulu
sebelum membuat media
pembelajaran berbasis TIK?
12. Apakah anda akan menguji
coba media pembelajaran yg dibuat
sebelum digunakan dalam proses
belajar mengajar?

5. Apa saja hal yg anda
pertimbangkan dalam memilih
media pembelajaran dalam mata
pelajaran yang akan anda
sampaikan?

2.Mengembang
kan media yang
sudah ada

13. Apakah anda mengedit dan
mengembangkan media yang sudah
ada jika ternyata media yang sudah
ada kurang sesuai kebutuhan
materi?

7. Media pembelajaran berbasis
TIK apa saja yang anda sering
modifikasi untuk dikembangkan?

1.TIK
dimanfaatkan
sebagai media
pembelajaran

14. Apakah anda berusaha mencari
berbagai media pembelajaran baru
yang sewaktu-waktu dapat
dimanfaatkan?

8. Saat anda memberikan PR
kepada siswa, dibawah ini media
apa yang akan anda gunakan
untuk pengumpulan tugas mereka
:
(...) buku/kertas/konvensional
(...) email
(...) media sosial
(...) LMS
(...) lainnya, sebutkan ...

2.TIK
dimanfaatkan
untuk
membantu
proses
pembelajaran

15. Apakah anda akan
memanfaatkan media TIK seperti
kuis online,dsb untuk mengevaluasi
hasil belajar siswa?

9. Apa yang anda ketahui tentang
Learning Management System
(LMS)?
10. Dari platform LMS dibawah
ini mana di antaranya yang pernah
anda gunakan?
(...) Edmodo
(...) Moodle
(...) Quipper School
(...) aTutor
(...) Open Elms
(...) Claroline
(...) Blackboard
(...) lainnya, sebutkan ...

1.Membuat
media yang
akan
dimanfaatkan

5

6. Dalam merancang media
pembelajaran berbasis TIK, apa
saja kesulitan yang anda temui?

3.Mengoperasik
an media
pembelajaran

16. Sebelum mengoperasikan media
pembelajaran TIK, apakah anda
akan mempelajari prosedur
penggunaan media terlebih dahulu?
17. Apakah anda mampu
menginstal software yang
dibutuhkan dalam media
pembelajaran?
18. Apakah anda mampu
memasang dan menyalakan sendiri
hardware(komputer, lcd, modem,
dll) yang dibutuhkan dalam media
pembelajaran?
19. Apakah anda mampu
memperbaiki sendiri jika software
atau hardware pendukung
mengalami permasalahan?

11. Sejauh ini perangkat
komputer(hardware,
software,internet, dll) apa saja
yang anda belum kuasai dalam
mengoperasikannya?
12. Dari pernyataan dibawah ini
mana yang anda belum bisa
kuasai?
(...) Memasang LCD Proyektor
(...) Menginstal software
(...) Mengkonfigurasi internet
(...) Merepair windows
(...) Memasang printer
(...) lainnya, sebutkan ...

Prosedur Penelitian yang dilakukan sebagai berikut :
Tahap Persiapan
Mengumpulkan dan mempelajari literatur dan laporan penelitian tugas akhir
mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan pada bulan Agustus tahun 2015
untuk mencari masalah yang akan diteliti, seperti cara guru mengajar yang masih
menerapkan pembelajaran konvensional dan belum memanfaatkan media
pembelajaran berbasis TIK. Setelah itu dalam tahap ini juga menentukan standar
kompetensi guru yang akan digunakan sebagai indikator dalam mendesain kuesioner.
Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini kuesioner disebarkan kepada responden melalui lembar kuesioner
berupa kertas dan media pengumpulan data online Google Form kepada mahasiswa
calon guru.
Tahap Pengolahan Data
Data yang dikumpulkan dari lapangan diolah dan dianalisis menggunakan
bantuan software Microsoft Excel untuk menemukan kesimpulan-kesimpulan, yang
diantaranya kesimpulan dari hasil pengujian hipotesis penelitian.
Tahap Penulisan Laporan
Data hasil analisis disusun dalam bentuk laporan penelitian agar dapat dibaca,
dimengerti dan diketahui masyarakat luas.
4. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Hasil dan pembahasan pada penelitian ini menggunakan 2 kompetensi yang
digunakan sebagai acuan, yaitu 3 indikator yang digunakan oleh penelitian Aditya
Niarsa dan standar kualifikasi dalam Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007.
a. Kompetensi Menurut Niarsa
Hasil dan pembahasan dalam kompetensi ini mengguanakan 3 indikator yaitu
merancang media pembelajaran, memproduksi media pembelajaran dan penggunaan
media pembelajaran.

6

Merancang Media Pembelajaran
Berikut ini adalah hasil penelitian dan pembahasan dalam skor dan persentase
yang didapatkan dari jumlah skor responden yang menjawab “Ya” dari penelitian pada
indikator merancang media pembelajaran berbasis TIK:
Tabel 5. Hasil Penelitian Pada Indikator Merancang Media Pembelajaran
No.

Deskriptor

1.

2.

Menganalisis
kebutuhan media
pembelajaran
berdasarkan standar
kompetensi

3.

4.

Menganalisis
kebutuhan media
berdasarkan
karakteristik siswa

5.

6.

7.

Menganalisis
kebutuhan media
berdasarkan sumber
daya yang ada

Menganalisis
kebutuhan media
berdasarkan materi
yang akan
diajarkan

Pertanyaan

Ya

Skor
Tidak

Dalam
Persen

Apakah anda selalu menyiapkan media
pembelajaran berbasis TIK sebelum
proses belajar mengajar?

61

38

61.61%

Apakah anda menganalisis standar
kompetensi mata pelajaran yang akan
dibuat dan menyesuaikannya dalam
media pembelajaran berbasis TIK?

79

20

79.79%

89

10

89.89%

23

76

23.23%

73

26

73.73%

Apakah anda mempertimbangkan
kemampuan diri anda dalam
menggunakan hardware, software, dan
sarana lainnya sebelum proses belajar
mengajar?

21

78

21.21%

Sebelum proses belajar mengajar apakah
anda menganalisa sarana (hardware,
software, peralatan lainnya) yang sesuai
dengan materi yang akan diajarkan?

72

27

72.72%

Apakah anda melakukan observasi
terhadap karakter siswa sebelum
membuat media pembelajaran yang
dapat memudahkan pemahaman siswa?
Apakah anda akan menyiapkan media
pembelajaran berbasis TIK, misalnya
game edukasi untuk menyiasati siswa
yang gaduh?
Apakah anda mempertimbangkan
spesifikasi dan ketersediaan hardware,
software dan sarana lainnya yang akan
digunakan sebelum proses belajar
mengajar?

7

Apakah anda menentukan treatment dan
partisipasi siswa dalam merancang
media pembelajaran?

8.

9.

10.

Merancang media
yang akan
dimanfaatkan

Apakah anda merancang media sesuai
langkah-langkah yang pernah diajarkan
dalam perkuliahan?
Apakah anda menentukan jenis media
dengan mengacu pada hasil analisis
kebutuhan?

42

57

42.42%

46

53

46.46%

81

18

81.81%

Berdasarkan jumlah perhitungan pada deskriptor menganalisis kebutuhan media
pembelajaran berdasarkan standar kompetensi, didapat bahwa sebanyak 61,61%
mahasiswa calon guru selalu menyiapkan media pembelajaran berbasis TIK sebelum
proses belajar mengajar dan sebanyak 79,79% mahasiswa calon guru menganalisis
standar kompetensi mata pelajaran yang akan dibuat dan menyesuaikannya dalam
media pembelajaran berbasis TIK. Hal ini dapat dilihat dari pertanyaan uraian yang
ada dalam kuesioner sebanyak 61,61% menyatakan bahwa mahasiswa calon guru
menyesuaikan media pembelajaran berbasis TIK berdasarkan mata pelajaran yang
mereka bawakan, sebanyak 56,56% akan mencari dan menggunakan alternatif media
pembelajaran berbasis TIK lainnya dan mencoba diterapkan pada mata pelajaran yang
dibawakan. Sebanyak 75,75% mahasiswa calon guru juga telah menguasai pembuatan
beberapa media pembelajaran lainnya seperti power point mencapai 100%, flash
animasi mencapai 15%, video pembelajaran mencapai 54%, e-book mencapai 87%,
game pembelajaran berbasis TIK mencapai 23%, dan email mencapai 89%. Hal ini
sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Munir yaitu sebelum pengajaran dimulai
disarankan agar guru mencoba terlebih dahulu dan memahirkan diri dalam
menggunakan program software multimedia agar wujud keyakinan diri selama proses
belajar mengajar berlangsung [15]. Adapun sebanyak 38,39% mahasiswa calon guru
menyatakan tidak selalu menyiapkan media pembelajaran berbasis TIK sebelum
proses belajar mengajar dan sebanyak 20,21% mahasiswa calon guru tidak
menganalisis standar kompetensi mata pelajaran yang akan dibuat dan
menyesuaikannya dalam media pembelajaran berbasis TIK disebabkan karena mereka
belum memahami perancangan media pembelajaran berbasis TIK dan juga cara
penggunaan media pembelajaran berbasis TIK lainnya yang sesuai dengan mata
pelajaran yang mereka bawakan.
Dari jumlah perhitungan pada deskriptor menganalisis kebutuhan media
berdasarkan karakteristik siswa didapat bahwa sebanyak 89,89% mahasiswa calon
guru melakukan observasi terhadap karakter siswa sebelum membuat media
pembelajaran yang dapat memudahkan pemahaman siswa dan sebanyak 23,23%
menyiapkan media pembelajaran berbasis TIK, misalnya game edukasi untuk
menyiasati siswa yang gaduh. Hal ini dapat dilihat dari jawaban pertanyaan uraian
yang ada dalam kuesioner yang menyatakan bahwa sebanyak 72,72% mahasiswa
calon guru akan menganalisis kebutuhan media seperti apa yang cocok untuk karakter
siswa yang mereka hadapi, selain itu 54,54% mahasiswa calon guru juga akan
mengevaluasi, memperbaiki dan mengembangkan media pembelajarannya apabila
ternyata media pembelajaran berbasis TIK yang mereka gunakan belum bisa membuat
8

siswa tertarik pada mata pelajaran yang mereka bawakan. Sebanyak 23,23%
mahasiswa calon guru juga akan menyiapkan alternatif media pembelajaran berbasis
TIK lainnya untuk membuat siswa yang mereka didik menjadi tertarik pada mata
pelajaran yang dibawakan. Menurut Sadiman apabila kita akan membuat media
pembelajaran, langkah pertama yang dilakukan adalah melakukan persiapan dan
perencanaan yang teliti. Dalam membuat perencanaan, kita perlu menganalisis
kebutuhan dan karakteristik siswa [16]. Adapun sebanyak 10,11% mahasiswa calon
guru tidak melakukan observasi terhadap karakter siswa sebelum membuat media
pembelajaran yang dapat memudahkan pemahaman siswa dan 76,77% mahasiswa
calon guru tidak menyiapkan media pembelajaran berbasis TIK, misalnya game
edukasi untuk menyiasati siswa yang gaduh. Hal ini disebabkan karena mereka kurang
menguasai pembuatan media pembelajaran berbasis TIK, mahasiswa calon guru hanya
menggunakan media pembelajaran berbasis TIK yang sudah ada seperti power point,
mereka juga tidak mengevaluasi media pembelajaran yang mereka gunakan apabila
media pembelajarannya tidak membuat siswa tertarik pada mata pelajaran yang
dibawakan, bahkan mahasiswa calon guru akan kembali menggunakan media
pembelajaran konvensional.
Berdasarkan jumlah perhitungan pada deskriptor menganalisis kebutuhan media
berdasarkan sumber daya yang ada didapat bahwa sebanyak 73,73% mahasiswa calon
guru mempertimbangkan spesifikasi dan ketersediaan hardware, software dan sarana
lainnya yang akan digunakan sebelum proses belajar mengajar dan sebanyak 21,21%
mahasiswa calon guru mempertimbangkan kemampuan dirinya dalam menggunakan
hardware, software, dan sarana lainnya sebelum proses belajar mengajar. Hal ini dapat
dilihat dari jawaban pertanyaan uraian yang ada dalam kuesioner yang menyatakan
bahwa sebanyak 85,85% mahasiswa calon guru akan mempertimbangkan sumber daya
yang ada yaitu ketersediaan hardware, software, dan sarana lainnya serta
mempertimbangkan kemampuan dirinya dalam menggunakan hardware, software, dan
sarana lainnya. Selain itu sebanyak 94,94% mahasiswa calon guru juga mempunyai
kemauan untuk memperdalam kemampuannya dalam penguasaan TIK. Penyebab
lainnya yaitu beberapa sekolah masih menerapkan kurikulum 2013 yang menuntut
sepenuhnya agar guru dapat menguasai penggunaan media pembelajaran berbasis
TIK. Oleh karena itu spesifikasi hardware, software dan sarana lainnya juga
dipertimbangkan agar media pembelajaran yang akan digunakan dapat berjalan
dengan baik. Hal ini sejalan dengan pendapat Sadiman bahwa pemilihan media sebagai
bagian yang tidak terpisahkan dari pengembangan intruksional. Untuk keperluan itu
dia membagi media dalam sepuluh kelompok yaitu: media audio, media cetak, media
cetak bersuara, media proyeksi (visual), media proyeksi dengan suara, media visual
bergerak, media audio visual gerak, objek, sumber manusia dan lingkungan, media
komputer [16]. Adapun sebanyak 26,27% mahasiswa calon guru menyatakan tidak
mempertimbangkan spesifikasi dan ketersediaan hardware, software dan sarana
lainnya yang akan digunakan sebelum proses belajar mengajar dan sebanyak 78,79%
mahasiswa calon guru tidak mempertimbangkan kemampuan dirinya dalam
menggunakan hardware, software, dan sarana lainnya sebelum proses belajar mengajar
karena menurut mereka tidak semua sekolah menerapkan kurikulum 2013, sehingga
mereka tidak mempertimbangkan sumber daya yang ada dalam menerapkan media
pembelajaran berbasis TIK.
Dari jumlah perhitungan pada deskriptor menganalisis kebutuhan media
berdasarkan materi yang akan diajarkan didapat bahwa sebanyak 72,72% mahasiswa
calon guru menganalisa sarana (hardware, software, peralatan lainnya) yang sesuai
9

dengan materi yang akan diajarkan sebelum proses belajar mengajar. Hal ini dapat
dilihat dari jawaban pertanyaan uraian yang ada dalam kuesioner yang menyatakan
bahwa sebanyak 61,61% mahasiswa calon guru mempertimbangkan media yang
dibutuhkan dalam materi yang diajarkan, seperti mata pelajaran sejarah. Pada
kebanyakan materi dalam mata pelajaran sejarah mahasiswa calon guru menyatakan
akan menggunakan video pembelajaran. Karena mata pelajaran sejarah sangat erat
kaitannya dengan peristiwa-peristiwa pada jaman dahulu, oleh karena itu dibutuhkan
media audio visual seperti video pembelajaran untuk membuat siswa lebih paham
seperti apa peristiwa sejarah yang terjadi pada masa lampau. Hasil diatas sejalan
dengan kriteria yang perlu dipertimbangkan guru atau tenaga pendidik dalam memilih
media pembelajaran menurut Nana Sudjana yakni: (1) ketepatan media dengan tujuan
pengajaran; (2) dukungan terhadap isi bahan pelajaran; (3) kemudahan memperoleh
media; (4) keterampilan guru dalam menggunakannya; (5) tersedia waktu untuk
menggunakannya; dan 6) sesuai dengan taraf berfikir anak [11]. Adapun sebanyak
27,28% mahasiswa calon guru menyatakan tidak menganalisa sarana (hardware,
software, peralatan lainnya) yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan sebelum
proses belajar mengajar karena pertimbangan waktu. Mereka menganggap bahwa
menggunakan media power point saja sudah cukup untuk menjelaskan semua materi
yang akan disampaikan.
Berdasarkan jumlah perhitungan pada deskriptor merancang media yang akan
dimanfaatkan didapat bahwa sebanyak 42,42% mahasiswa calon guru menyatakan
menentukan treatment dan partisipasi siswa dalam merancang media pembelajaran,
sebanyak 46,46% mahasiswa calon guru menyatakan merancang media sesuai
langkah-langkah yang pernah diajarkan dalam perkuliahan dan sebanyak 81,81%
mahasiswa calon guru menyatakan menentukan jenis media dengan mengacu pada
hasil analisis kebutuhan. Hal ini dapat dilihat dari jawaban pertanyaan uraian yang ada
dalam kuesioner yang menyatakan bahwa sebanyak 97,97% mahasiswa calon guru
menyiapkan apa saja yang dibutuhkan untuk merancang media pembelajaran,
diantaranya seperti mempersiapkan kelengkapan dikelas saat merancang media
pembelajaran, menyesuaikan materi dengan media pembelajaran, menyesuaikan
karakteristik siswa dengan media pembelajaran, dan berusaha membuat media
pembelajaran yang lebih variatif. Dalam merancang media pembelajaran menurut
Sanaky, pertimbangan media yang akan digunakan dalam pembelajaran menjadi
pertimbangan utama, karena media yang dipilih harus sesuai dengan tujuan
pembelajaran, bahan pelajaran, metode pengajaran, tersedia alat yang dibutuhkan,
pribadi pengajar, minat dan kemampuan siswa, situasi pengajaran yang sedang
berlangsung [10]. Adapun sebanyak 57,58% mahasiswa calon guru menyatakan tidak
menentukan treatment dan partisipasi siswa dalam merancang media pembelajaran,
sebanyak 53,54% mahasiswa calon guru menyatakan tidak merancang media sesuai
langkah-langkah yang pernah diajarkan dalam perkuliahan dan sebanyak 18,19%
mahasiswa calon guru menyatakan tidak menentukan jenis media dengan mengacu
pada hasil analisis kebutuhan. Hal ini disebabkan karena mahasiswa calon guru tidak
memiliki kemampuan dalam merancang media pembelajaran, mereka hanya
menggunakan media yang sudah ada selain itu mereka juga hanya mengunduh media
pembelajaran dari internet.

10

Memproduksi Media Pembelajaran
Berikut ini adalah hasil penelitian dan pembahasan dalam skor dan persentase
yang didapatkan dari jumlah skor responden yang menjawab “Ya” dari penelitian pada
indikator memproduksi media pembelajaran berbasis TIK:
Tabel 6. Hasil Penelitian Pada Indikator Memproduksi Media Pembelajaran
No.

Deskriptor

Apakah anda mendesain
kerangka/prototype media pembelajaran
terlebih dahulu sebelum membuat
media pembelajaran berbasis TIK?

11.

12.

13.

Pertanyaan

Membuat media
yang akan
dimanfaatkan

Mengembangkan
media yang sudah
ada

Apakah anda akan menguji coba media
pembelajaran yg dibuat sebelum
digunakan dalam proses belajar
mengajar?
Apakah anda mengedit dan
mengembangkan media yang sudah ada
jika ternyata media yang sudah ada
kurang sesuai kebutuhan materi?

Ya

Skor
Tidak

Dalam
Persen

39

60

39.39%

49

50

49.49%

35

64

35.35%

Berdasarkan jumlah perhitungan pada deskriptor membuat media yang akan
dimanfaatkan didapat bahwa sebanyak 39,39% mahasiswa calon guru menyatakan
mendesain kerangka/prototype media pembelajaran terlebih dahulu sebelum membuat
media pembelajaran berbasis TIK dan sebanyak 49,49% mahasiswa calon guru
menyatakan menguji coba media pembelajaran yg dibuat sebelum digunakan dalam
proses belajar mengajar. Hal ini dapat dilihat dari jawaban pertanyaan uraian yang ada
dalam kuesioner yang menyatakan bahwa sebanyak 65,65% dari mahasiswa calon
guru tidak mengalami kesulitan dalam membuat media yang akan dimanfaatkan dalam
proses pembelajaran. Sebanyak 97,97% mahasiswa calon guru menguasai beberapa
media pembelajaran seperti Power Point, Prezi, dan Movie Maker. Adapun sebanyak
60,61% mahasiswa calon guru menyatakan tidak mendesain kerangka/prototype
media pembelajaran terlebih dahulu sebelum membuat media pembelajaran berbasis
TIK dan sebanyak 50,51% mahasiswa calon guru menyatakan tidak menguji coba
media pembelajaran yg dibuat sebelum digunakan dalam proses belajar mengajar
karena karena mahasiswa calon guru mengalami kesulitan dalam membuat media
pembelajaran, kesulitan yang mereka hadapi antara lain kurangnya konsep, ide dan
desain media seperti apa yang akan mereka buat, kesulitan dalam membuat flash
animasi, kurangnya koneksi internet yang memadai, memakan banyak waktu dan
kurangnya sarana dan prasarana yang memadai.
Dari jumlah perhitungan pada deskriptor mengembangkan media yang sudah
ada didapat bahwa sebanyak 35,35% mahasiswa calon guru menyatakan mengedit dan
mengembangkan media yang sudah ada jika ternyata media yang sudah ada kurang
sesuai kebutuhan materi. Hal ini dapat dilihat dari jawaban pertanyaan uraian yang ada
dalam kuesioner dari 83,83% mahasiswa calon guru menyatakan bahwa mahasiswa
calon guru hanya mengembangkan media pembelajaran seperti power point saja
11

dikarenakan hanya power point saja yang paling mudah untuk diedit menurut
mahasiswa calon guru. Mereka medapatkan materi berupa power point dari internet
lalu dikembangkan sesuai kebutuhan yang mereka inginkan. Adapun sebanyak
64,65% mahasiswa calon guru menyatakan tidak mengedit dan mengembangkan
media yang sudah ada jika ternyata media yang sudah ada kurang sesuai kebutuhan
materi karena mahasiswa calon guru merasa kurang memiliki kemampuan dalam
mengembangkan media pembelajaran berbasis TIK. Kesulitan yang mereka hadapi
antara lain dalam mengembangkan video pembelajaran dan flash animasi.
Penyebabnya adalah mereka tidak mendapat materi dalam hal pembuatan animasi dan
video dari mata kuliah pembelajaran berbasis TIK.
Pernyataan yang didapat dari pembahasan indikator memproduksi media
pembelajaran sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Rahmat, langkah-langkah
pembuatan media pembelajaran antara lain: membuat ide/gagasan/pemikiran,
menganalisis kebutuhan dan karakteristik siswa, merumuskan tujuan, menentukan
kerangka isi bahan pelajaran, menentukan jenis media, menentukan treatmen dan
partisipasi siswa, membuat skets/story board, menentukan bahan / alat yang
digunakan, pelaksanaan pembuatan media, penyuntingan, uji coba, melaksanakan
kegiatan dan mengevaluasi [12].
Penggunaan Media Pembelajaran
Berikut ini adalah hasil penelitian dan pembahasan dalam skor dan persentase
yang didapatkan dari jumlah skor responden yang menjawab “Ya” dari penelitian pada
indikator penggunaan media pembelajaran berbasis TIK:
Tabel 7. Hasil Penelitian Pada Indikator Penggunaan Media Pembelajaran
No.
14.

15.

Deskriptor
TIK Dimanfaatkan
Sebagai Media
Pembelajaran
TIK Dimanfaatkan
Untuk Membantu
Proses Pembelajaran

Pertanyaan
Apakah anda berusaha mencari
berbagai media pembelajaran baru
yang sewaktu-waktu dapat
dimanfaatkan?
Apakah anda akan memanfaatkan
media TIK seperti kuis online, dsb
untuk mengevaluasi hasil belajar
siswa?

12

Ya

Skor
Tidak

Dalam
Persen

44

55

44.44%

31

68

31.31%

Sebelum mengoperasikan media
pembelajaran TIK, apakah anda akan
mempelajari prosedur penggunaan
media terlebih dahulu?

16.

Apakah anda mampu menginstal
software yang dibutuhkan dalam
media pembelajaran?

17.

18.

19.

Mengoperasikan
Media Pembelajaran

Apakah anda mampu memasang dan
menyalakan sendiri hardware
(komputer, lcd, modem, dll) yang
dibutuhkan dalam media
pembelajaran?
Apakah anda mampu memperbaiki
sendiri jika software atau hardware
pendukung mengalami
permasalahan?

10

89

10.10%

67

32

67.67%

85

14

85.85%

18

81

18.18%

Berdasarkan jumlah perhitungan pada deskriptor TIK dimanfaatkan sebagai
media pembelajaran didapat bahwa sebanyak 44,44% mahasiswa calon guru
menyatakan akan berusaha mencari berbagai media pembelajaran baru yang sewaktuwaktu dapat dimanfaatkan. Hal ini dapat dilihat dari jawaban pertanyaan uraian yang
ada dalam kuesioner, sebanyak 49,49% mahasiswa calon guru menyatakan bahwa
akan menerapkan TIK dalam proses pembelajaran seperti saat mahasiswa calon guru
memberikan PR kepada siswa, mereka akan meminta kepada siswa agar pengumpulan
PR dilakukan melalui email sebanyak 46% mahasiswa calon guru atau media sosial
sebanyak 50% mahasiswa calon guru agar waktu yang digunakan lebih efisien dan
dapat menghemat penggunaan kertas sebagai media konvensional. Pernyataan tersebut
sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Anatta Sanai, menurutnya teknologi
informasi dan komunikasi adalah sebuah media atau alat bantu dalam memperoleh
pengetahuan antara seseorang kepada orang lain [8]. Adapun sebanyak 55,56%
mahasiswa calon guru menyatakan tidak akan berusaha mencari berbagai media
pembelajaran baru yang sewaktu-waktu dapat dimanfaatkan, karena menurut mereka
menggunakan media konvensional saja sudah cukup, seperti menggunakan buku dan
lembar kertas saat ulangan sebanyak 100% mahasiswa calon guru. Hal ini disebabkan
karena ketidaktahuan mereka terhadap berbagai macam media pembelajaran berbasis
TIK, selain itu mereka juga tidak memahami cara penggunaanya.
Dari jumlah perhitungan pada deskriptor TIK dimanfaatkan untuk membantu
proses pembelajaran didapat bahwa sebanyak 31,31% mahasiswa calon guru
menyatakan memanfaatkan media TIK seperti kuis online, dsb untuk mengevaluasi
hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari jawaban pertanyaan uraian yang ada
dalam kuesioner, sebanyak 17,17% mahasiswa calon guru menyatakan bahwa akan
memanfaatkan TIK untuk membantu proses pembelajaran. Sebagai contoh mereka
akan menggunakan media e-learning selama sarana dan prasarana di sekolah
mendukung untuk diterapkannya e-learning. Menurut Effendi, e-learning dapat
dengan cepat diterima dan kemudian diadopsi karena memiliki keunggulan
diantaranya adalah: pengurangan biaya, fleksibilitas, personalisasi, standarisasi,
efektivitas, kecepatan [17]. Adapun sebanyak 68,69% mahasiswa calon guru
menyatakan tidak memanfaatkan media TIK seperti kuis online, dsb untuk
13

mengevaluasi hasil belajar siswa karena menurut mereka sarana dan prasarana
penunjang TIK di sekolahan masih belum cukup, misalnya saat mereka akan
menerapkan e-learning di sekolahan namun di sekolahan koneksi internet masih
lambat dan belum mencukupi. Selain itu mereka juga tidak banyak mengetahui apa
saja media pembelajaran yang dapat digunakan dalam e-learning, dalam pertanyaan
uraian yang terdapat dikuesioner yaitu : apa yang anda ketahui tentang learning
management system (LMS), sebanyak 68,69% mahasiswa calon guru menjawab tidak
mengetahui apa itu LMS. Dari beberapa platform LMS yang mereka pernah gunakan
diantaranya Edmodo sebanyak 46%, Moodle 67%, Quipper School 20%, aTutor 0%,
Open Elms 0%, Claroline 0%, dan Blackboard 0%.
Berdasarkan jumlah perhitungan pada deskriptor mengoperasikan media
pembelajaran didapat bahwa sebanyak 10,10% mahasiswa calon guru menyatakan
akan mempelajari prosedur penggunaan media terlebih dahulu sebelum
mengoperasikan media pembelajaran TIK, 67,67% mahasiswa calon guru menyatakan
mampu menginstal software yang dibutuhkan dalam media pembelajaran, 85,85%
mahasiswa calon guru menyatakan mampu memasang dan menyalakan sendiri
hardware (komputer, lcd, modem, dll) yang dibutuhkan dalam media pembelajaran
dan 18,18% mahasiswa calon guru menyatakan mampu memperbaiki sendiri jika
software atau hardware pendukung media pembelajaran mengalami permasalahan. Hal
ini dapat dilihat dari jawaban pertanyaan uraian yang ada dalam kuesioner antara lain
sebanyak 87,87% mahasiswa calon guru akan mempelajari prosedur penggunaan
media terlebih dahulu sebelum menggunakan, selain itu mereka juga mampu
menginstal software dan memasang hardware apa saja yang dibutuhkan dalam media
pembelajaran, terlebih lagi mereka juga mampu memperbaiki software dan hardware
yang mereka gunakan jika terjadi permasalahan. Pernyataan tersebut sesuai dengan
standar kompetensi guru yang harus dikuasai dalam penguasaan TIK menurut Inggit
Dyaning Wijayanti yaitu: (1) Mengoperasikan komputer personal dan periferalnya. (2)
Merakit, menginstalasi, menset-up, memelihara dan melacak serta memecahkan
masalah (troubleshooting) pada komputer personal. (3) Melakukan pemrograman
komputer dengan salah satu bahasa pemrograman berorientasi objek. (4) Mengolah
kata ( word processing ) dengan komputer personal. (5) Mengolah lembar kerja
(spreadsheet) dan grafik dengan komputer personal. (6) Mengelola pangkalan data
(data base) dengan komputer personal atau komputer server. (7) Membuat presentasi
interaktif yang memenuhi kaidah komunikasi visual dan interpersonal [9]. Adapun
sebanyak 89,9% mahasiswa calon guru menyatakan tidak akan mempelajari prosedur
penggunaan media terlebih dahulu sebelum mengoperasikan media pembelajaran TIK,
32,33% mahasiswa calon guru menyatakan tidak mampu menginstal software yang
dibutuhkan dalam media pembelajaran, 14,15% mahasiswa calon guru menyatakan
tidak mampu memasang dan menyalakan sendiri hardware (komputer, lcd, modem,
dll) yang dibutuhkan dalam media pembelajaran dan 81,82% mahasiswa calon guru
menyatakan tidak mampu memperbaiki sendiri jika software atau hardware
pendukung media pembelajaran mengalami permasalahan. Mereka mengaku bahwa
ada hal-hal yang mereka tidak bisa lakukan saat menggunakan media pembelajaran
TIK, antara lain memasang LCD sebanyak 46% mahasiswa calon guru, menginstal
software yang dibutuhkan 68% mahasiswa calon guru, mengkonfigurasi internet 31%
mahasiswa calon guru, merepair windows apabila sistem operasi tersebut mengalami
masalah sebanyak 12% mahasiswa calon guru, memasang printer sebanyak 48%
mahasiswa calon guru dan mereka juga tidak memiliki keterampilan dalam
memperbaiki, membongkar dan memasang komponen hardware komputer 89%
mahasiswa calon guru.
14

Berikut ini rata-rata persentase dari deskriptor pada tiap-tiap indikator hasil
pencapaian calon mahasiswa guru dalam indikator merancang media pembelajaran,
memproduksi media pembelajaran dan penggunaan media pembelajaran berbasis TIK
akan disajikan dalam bentuk grafik:
Grafik Rata-rata Data Dari Indikator Merancang Media
Pembelajaran, Memproduksi Media Pembelajaran, Penggunaan
Media Pembelajaran
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%

59%

Merancang Media
Pembelajaran

41%

43%

Memproduksi Media
Pembelajaran

Penggunaan Media
Pembelajaran

Gambar 5. Grafik Perhitungan Rata-rata dari Indikator Merancang Media
Pembelajaran, Memproduksi Media Pembelajaran, Penggunaan Media Pembelajaran
Pada grafik perhitungan rata-rata dari tiga indikator, pencapaian kompetensi
dalam indikator merancang media pembelajaran mencapai 59%. Pada grafik indikator
merancang media pembelajaran dapat diperoleh kesimpulkan bahwa mereka terlebih
dahulu menganalisis media pembelajaran dan menyesuaikannya kedalam mata
pelajaran yang mereka bawakan. Selain itu mahasiswa calon guru juga melakukan
analisis kebutuhan media pembelajaran berbasis TIK berdasarkan karakteristik siswa.
Setelah media pembelajaran berbasis TIK digunakan, mahasiswa calon guru
melakukan evaluasi terhadap media pembelajaran yang digunakan apakah efektif
membuat siswa tertarik dalam materi yang dibawakan atau tidak. Apabila media
pembelajaran berbasis TIK yang digunakan tidak mampu membuat siswa tertarik atau
tidak mendorong motivasi siswa dalam pembelajaran maka mahasiswa calon guru
akan menyiapkan alternatif media pembelajaran berbasis TIK lainnya untuk
diterapkan pada mata pelajaran yang dibawakan. Sebanyak 41% lainnya pada
indikator merancang media pembelajaran dapat disimpulkan bahwa mereka tidak
memahami proses perancangan media pembelajaran berbasis TIK dan kurangnya
penguasaan mereka terhadap penggunaan media pembelajaran berbasis TIK selain
power point. Selain itu juga mereka tidak mengevaluasi penggunaan media
pembelajaran yang telah digunakan.
Pencapaian kompetensi mahasiswa calon guru pada indikator memproduksi
media pembelajaran mencapai 41%. Dalam indikator ini mahasiswa calon guru
menguasai beberapa cara memproduksi media pembelajaran, antara lain dengan
menggunakan Power Point, Prezi, dan Movie Maker. Selain itu mereka hanya mampu
mengembangkan media pembelajaran hanya menggunakan Power Point. Sebanyak
59% lainnya pada indikator memproduksi media pembelajaran dapat disimpulkan
bahwa mereka tidak memiliki kompetensi dalam memproduksi media pembelajaran
berbasis TIK karena mengalami kesulitan, antara lain kurangnya konsep, ide dan
desain media seperti apa yang akan mereka buat, kesulitan dalam membuat flash
animasi, kurangnya koneksi internet yang memadai, memakan banyak waktu dan
15

kurangnya sarana dan prasarana yang memadai. Selain itu mereka juga tidak memiliki
kemampuan dalam pembuatan media pembelajaran seperti flash animasi dan video
pembelajaran. Hal ini disebabkan karena mereka tidak mendapat materi dalam hal
pembuatan animasi dan video dari mata kuliah pembelajaran berbasis TIK.
Pencapaian kompetensi mahasiswa calon guru pada indikator penggunaan media
pembelajaran mencapai 43%. Dalam indikator ini mahasiswa calon guru akan
menerapkan TIK dalam proses pembelajaran, seperti saat memberikan PR kepada
siswa. Mahasiswa calon guru akan menerapkan TIK dalam pengumpulan PR mereka
menggunakan email dan media sosial. Selain itu juga mereka akan menerapk

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

DEKONSTRUKSI HOST DALAM TALK SHOW DI TELEVISI (Analisis Semiotik Talk Show Empat Mata di Trans 7)

21 290 1

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24