Laporan Pendahuluan Syok Kardiogenik (1)

PROSES KEPERAWATAN KLIEN DENGAN SYOK KARDIOGENIK

A. Konsep Dasar Penyakit
1. Definisi
Syok kardiogenik merupakan keadaan gawat darurat jantung yang disebabkan oleh kegagalan
fungsi pompa jantung yang mengakibatkan curah jantung menjadi berkurang atau berhenti sama
sekali . Syok ini dapat timbul akibat infak miokard akut (IMA) yang luas menimbulkan iskemik,
injuri sampai infaks dengan gangguan irama jantung, atau sebagai fase terminal dari beberapa
penyakit jantung lainnya.
2. Epidemiologi
Angka kejadian 1 dari 6 penderita IMA yang dirawat berakhir dengan syok kardigenik dan
merengut nyawa sekurang – kurangnya 100.000 orang setiap tahun di Amerika Serikat. Upaya di
beberapa Negara telah berhasil menurunkan mortalitas IMA dari 30 % menjadi 15 %. Sedangkan
70-80 % penderita dengan syok kardiogenik tidak berhasil di diselamatkan dibanding dengan
komplikasi lainnya, misalnya payah jantung kongesti berat dengan angka kematian 50 % dan
tanpa penyulit motalitasnya kurang dari 10 %.
3. Etiologi dan factor predisposisi
a. Etiologi
Syok kardiogenik biasanya disebabkan oleh gangguan mendadak pada fungsi jantung
atau akibat penurunan fungsi kontraktil jantung kronik.
Seperti :

- Infak miokard akut dengan segaala komplikasinya
- Miokarditis akut
- Tamponade jantung akut
- Endokarditis infektif
- Trauma jantung
- Ruptur korda tendinea spontan
1

- Kardiomiopati pada tingkat akhir
- Stenosis varvular berat
- Regurgitasi valvular akut
- Miksoma atrium kiri
- Komplikasi bedah jantung
b. Predisposisi
Dari beberapa penelitian dilaporkan adanya factor – factor
predisposisi timbulnya syok kardiogenik, seperti :
- Umur yang relative tua ( > 60 tahun )
- Riwayat payah jantung
- Infak lama dan baru
- IMA yang meluas secara progresif

- Komplikasi mekanik IMA ( septum robek, insufisiensi
mitral, disenergi ventrikel)
- Faktor ekstramiokardial : obat-obat penyabab hipotensi
atau hipovolemia.
4. Patofisologi
Syok kardiogenik merupakan kondisi yang terjadi sebagai serangan jantung pada
fase termimal dari berbagai penyakit jantung. Berkurangnya ke aliran darah koroner
berdampak pada supply O2 kejaringan khususnya pada otot jantung yang semakin
berkurang, hal ini akan menyababkan iscemik miokard pada fase awal, namun bila
berkelanjutan akan menimbulkan injuri sampai infark miokard. Bila kondisi tersebut
tidak tertangani dengan baik akan menyebabkan kondisi yang dinamakan syok
kardiogenik. Pada kondisi syok, metabolisme yang pada fase awal sudah mengalami
perubahan pada kondisi anaerob akan semakin memburuk sehingga produksi asam
laktat terus meningkat dan memicu timbulnya nyeri hebat seperti terbakar maupun
tertekan yang menjalar sampai leher dan lengan kiri, kelemahan fisik juga terjadi sebagai
akibat dari penimbunan asam laktat yang tinggi pada darah. Semakin Menurunnya
kondisi pada fase syok otot jantung semakin kehilangan kemampuan untuk berkontraksi
utuk memompa darah. Penurunan jumlah strok volume mengakibatkan berkurangnnya
2


cardiac output atau berhenti sama sekali. Hal tersebut menyebakkan suplay darah
maupun O2 sangatlah menurun kejaringan, sehingga menimbulkan kondisi penurunan
kesadaran dengan akral dinging pada ektrimitas, Kompensasi dari otot jantung dengan
meningkatkan denyut nadi yang berdampak pada penurunan tekanan darah Juga tidak
memperbaiki kondisi penurunan kesadaran. Aktifitas ginjal juga terganggu pada
penurunan cardiac output,yang berdampak pada penurunan laju filtrasi glomerulus
(GFR ). Pada kondisi ini pengaktifan system rennin, angiotensin dan aldostreron akan ,
menambah retensi air dan natrium menyebabkan produksi urine berkurang( Oliguri <
30ml/jam. Penurunan kontraktilitas miokard pada fase syok yang menyebabkan
adanya peningkatan residu darah di ventrikel, yang mana kondisi ini akan semakin
memburuk pada keadaan regurgitasi maupun stenosis valvular .Hal tersebut dapat
mennyebabkan bendungan vena pulmonalis oleh akumulasi cairan maupun refluk aliran
darah dan akhirnya memperberat kondisi edema paru.
5. Manifestasi Klinis
Timbulnya kardiogenik syok dalam hubungannya dengan IMA dapat dikategorikan
dalam :
1.Timbulnya tiba-tiba dalam waktu

4-6 jam setelah


infark

akibat gangguan miokard

masih atau ruptur dinding bebas ventrikel kiri
2. Timbulnya secara perlahan dalam beberapa hari sebagai akibat infark berulang
3. Timbul tiba-tiba 2 hingga 10 hari setelah infark miokard disertai timbulnya bising
mitral sistolik, ruptur septum atau disosiasi elektromekanik. Episode ini dapat disertai
atau tanpa nyeri dada, tetapi sering disertai dengan sesaknafas akut.
Keluhan nyeri dada pada infark miokard akut biasanya di daerah substernal, rasa seperti
ditekan, diperas, seperti diikat, rasa dicekik dan disertai rasa takut.Rasa nyeri menjalar ke
leher, rahang, lengan dan punggung. Nyeri biasanya hebat, berlangsung lebih dari ½ jam,
tidak menghilang dengan obat-obatan nitrat. Syok kardiogenik yang berasal dari penyakit
jantung lainnya, keluhan sesuai dengan penyakit dasarnya.

3

Manifestasi lain syok kardiogenik yang ditandai sebagai berikut :
 Tekanan darah sistol 100x/menit
 Denyut nadi lemah

 Bunyi jantung berkurang
 Perubahan sensorium
 Kulit dingin, pucat, lembab
 Urine output