Proposal Pengajuan Riset Unggulan Daerah

PROPOSAL RISET UNGGULAN DAERAH

IMPLEMENTASI MANAJEMEN WISATA MELALUI PAKET WISATA DAN
EDUKASI UNTUK MENINGKATKAN DAYA TARIK DAN
KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI DESA CANDIRENGGO

Tim Peneliti :
Danu Irwanto, Lita Apriani Rustian, Melinda Noviana Saputri,
Zuhdan Kamal Abdillah

KABUPATEN KEBUMEN
2016

i

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama


:

Alamat

:

Pekerjaan

:

Nomer NPWP :

Menerangkan dengan sesungguhnya bahwa tulisan dan hasil kerja dalam kegiatan
Risten Unggulan Daerah (RUD) berjudul “Implementasi Manajemen Wisata
Melalui Paket Wisata Dan Edukasi Untuk Meningkatkan Daya Tarik Dan
Kesejahteraan Masyarakat Di Desa Candirenggo” belum pernah ditulis dan
dipublikasikan pada jurnal maupun proceeding pertemuan ilmiah.

Demikian Surat Pernyataan Keaslian ini dibuat dengan sesungguhnya dan tanpa
paksaan dan untuk digunakan seperlunya. Apabila dikemudian hari diketahui

ketidak-aslian riset ini, maka kami bersedia mengembalikan seluruh biaya hasil
riset yang kami terima.

Kebumen, 27 April 2016
Ketua Peneliti

materai

Danu Irwanto

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur, kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT sehingga pada
akhirnya kami dapat menyelesaikan proposal Riset Unggulan Daerah dengan baik,
adapun judul penulisan proposal adalah “Implementasi Manajemen Wisata
Melalui Paket Wisata Dan Edukasi Untuk Meningkatkan Daya Tarik Dan
Kesejahteraan Masyarakat Di Desa Candirenggo”.
Tujuan penulisan proposal riset unggulan daerah ini dibuat sebagai salah

satu upaya meningkatkan pembangunan daerah kabupaten Kebumen, khususnya
di Desa Candirenggo. Sebagai bahan penulisan diambil berdasarkan observasi
awal berupa pengamatan dan wawancara. Kami menyadari bahwa proposal ini
dapat selesai karena adanya bimbingan dan dorongan dari semua pihak, oleh
karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih
kepada :
1. Ir. H. Mohammad Yahya Fuad, SE, selaku Bupati Kabupaten Kebumen
2. Ady Waluyo, selaku Kepala Desa Candirenggo
3. Drs. H. Sabar Irianto, selaku Kepala Badan Pembangunan Daerah Kabupaten
Kebumen
4. Drs. Muhammad Munif, selaku Kepala Bidang Penelitian, Pengembangan dan
Statistik Bappeda Kebumen
Serta semua pihak yang terlalu banyak untuk disebut satu persatu sehingga
terwujudnya penulisan proposal ini. Akhir kata semoga proposal riset unggulan
daerah ini dapat diterima sehingga program yang kami canangkan dapat terealisasi
dengan baik dan dapat mengembangkan desa wisata candirenggo.

Kebumen, 27 April 2016
Ketua Peneliti


Danu Irwanto

iii

DAFTAR ISI

JUDUL PENELITIAN .............................................................................

i

PERNYATAAN KEASLIAN ...................................................................

ii

KATA PENGANTAR ...............................................................................

iii

DAFAR ISI .................................................................................................


iv

DAFTAR LAMPIRAN ..............................................................................

v

BAB I

PENDAHULUAN .......................................................................

1

1.1 Latar Belakang .......................................................................................

1

1.2 Perumusan Masalah ...............................................................................

4


1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ...............................................................

5

1.4 Sasaran ...................................................................................................

5

1.5 Lingkup Kegiatan ...................................................................................

5

1.5.1 Program Kerja ...............................................................................

5

1.5.2 Potensi ..........................................................................................

8


BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..............................................................

11

2.1 Desa Wisata............................................................................................

11

2.1.1 Pengertian Desa ............................................................................

11

2.1.2 Karekteristik Desa ........................................................................

12

2.2 Strategi Manajemen Wisata ...................................................................

12


BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...............................................

14

3.1 Lokasi Penelitian ....................................................................................

14

3.2 Waktu Pelaksanaan ................................................................................

14

3.3 Jenis dan Desain Penelitian ....................................................................

14

3.4 Populasi dan sampel ...............................................................................

15


3.5 Metode Pengumpulan Data ....................................................................

16

3.6 Metode Analisis Data .............................................................................

16

BAB IV MANAJEMEN PENELITIAN ..................................................

19

4.1 Analisa Kelembagaan.............................................................................

19

4.2 Sumber Daya Manusia ...........................................................................

19


iv

4.3 Manajemen Pemasaran...........................................................................

20

4.3.1 Target Pasar ...................................................................................

20

4.3.2 Analisis Pesaing ............................................................................

20

4.3.3 Klien Potensial ..............................................................................

21

4.3.4 Strategi Pemasaran ........................................................................


21

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................

22

LAMPIRAN ................................................................................................

23

Lampiran 1. Curriculum Vitae Peneliti ........................................................

24

Lampiran 2. Jadwal Penelitian .....................................................................

28

Lampiran 3. Justifikasi Anggaran Penelitian ...............................................

29

Lampiran 4. Tabel Jumlah Pengunjung Tahun 2015 ...................................

30

Lampiran 5. Dokumentasi Observasi Awal .................................................

31

v

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia sebagai negara kepulauan menyimpan banyak pesona dan
keindahan, ada berbagai macam tempat wisata yang menjadi daya tarik bagi
wisatawan domestik maupun manca negara. Obyek wisata yang dimiliki
Indonesia memang ada berbagai macam jenisnya, ada pantai, goa, hutan, dataran
tinggi atau pegunungan maupun rawa. Salah satu daerah yang memiliki keindahan
dengan obyek wisata yang dimiliki yaitu Kebumen. Sudah menjadi rahasia umum,
Kebumen sebagai salah satu daerah yang berada di Selatan memiliki pantai-pantai
yang indah, tetapi tidak hanya pantai saja, tempat wisata lain yang telah menarik
perhatian yaitu keberadaan Goa Petruk, Curug Gemawang dan Curug Leses yang
berada dalam satu daerah kecamatan Ayah, lebih tepatnya berada di desa
Candirenggo. Letak desa Candirenggo berdekatan dengan objek wisata lain yaitu
Goa Jatijajar, Pantai Logending, Mangrove, hal itu menjadi daya tarik tersendiri
bagi wisatawan karena memungkinkan dapat mengunjungi berbagai tempat wisata
dengan perjalanan yang tidak lama karena lokasinya berdekatan.
Desa Candirenggo secara khusus memiliki daya tarik dalam hal obyek
wisata alam, kesenian dan ciri khas daerah. Potensi tersebut dapat dimanfaatkan
dengan menjadikan Candirenggo sebagai desa wisata dan hal itu telah berjalan
tetapi masih perlu dilakukan pengembangan untuk mengoptimalkan segala potensi
yang ada. Optimalisasi mengenai potensi negara Indonesia memang saat ini terus
dikembangkan khususnya dalam bidang pariwisata. Potensi wisata di Indonesia
lebih mengarah kepada keindahan dan kebudayaan yang ada di daerah wisata
tersebut. Hal tersebut menjadi peluang tersendiri untuk meningkatkan
perekonomian dengan pendapatan yang diperoleh dari segi pariwisata. Pendapatan
yang diperoleh pariwisata akan memberikan pendapatan bagi daerah, selain itu
masyarakat juga diuntungkan karena mereka dapat menawarkan barang dan jasa
baik yang dibutuhkan atau yang menjadi ciri khas daerah. Kondisi tersebut dapat
diwujudkan apabila masyarakat telah terorganisir serta adanya pariwisata yang
1

tersistem, maksud terorganisir dan tersistem yaitu selama komponen yang ada di
dalam daerah wisata dan pihak-pihak yang memiliki peranan atau pihak yang
berkepentingan saling bekerjasama maka pengembangan obyek wisata akan
terwujud.
Pengembangan wisata memang perlu dilakukan agar potensi yang ada di
daerah tersebut dapat diketahui dan dikelola dengan baik, khusunya untuk desa
wisata Candirenggo. Pengembangan wisata tersebut tidak dapat dilakukan dengan
instant tetapi dengan proses melalui tahapan-tahapan. Tahap awal yaitu dengan
merubah cara pandang terhadap kondisi, hal tersebut sesuai dengan yang
diungkapkan oleh Junaidi dan Nurdiono (2012:30) “Untuk sukses, orang harus
mau belajar. Belajar untuk berubah, baik dalam berpikir atau cara pandang,
memecahkan masalah, dan lain-lain. Kalau kita tidak mau berubah maka kita akan
dimakan oleh perubahan itu sendiri”. Pendapat tersebut apabila kita kaitkan
dengan konsep pengembangan desa wisata, maka masyarakat desa serta pengurus
dan pihak-pihak yang berkepentingan harus mudah beradaptasi atas perubahan
yang terjadi di masyarakat dan mudah untuk melihat masalah maupun potensi
yang ada agar dapat dikembangkan. Hal tersebut juga diperkuat dengan pendapat
Wasistiono dan Tahir (2007:4) “Untuk dapat menjalankan peranannya secara
efektif dan efisien, Pemerintahan Desa perlu terus dikembangkan sesuai dengan
kemajuan masyarakat desa dan lingkungan sekitarnya”. Berdasarkan hal tersebut
maka potensi yang ada di desa Candirenggo perlu dikelola dengan memberikan
pengertian, pelatihan, pendampingan dan pembiasaan kepada masyarakat atas
pogram-program yang diterapkan untuk pencapaian tujuan desa. Hal tersebut
sangatlah mungkin untuk diwujudkan asalkan ada kemauan dari masyarakat,
sesuai yang diungkapkan oleh Schumacher dalam Wasistiono dan Tahir (2007:3)
mengemukakan “bahwa dari berbagai sebab kemiskinan,faktor-faktor material
seperti kekurangan kekayaan alam, atau tak ada modal, tak cukup prasarana hanya
merupakan sebab kedua saja. Sebab-sebab utamanya adalah kekurangan di bidang
pendidikan, organisasi dan disiplin”. Hal tersebut juga diperkuat dengan pendapat
Tarigan dan Yenawan (2013:56) yang intinya yaitu agar menjadi orang hebat, hal
utama yang harus dimiliki yaitu kemauan untuk bekerja keras. Jadi kekurangan-

2

kekurangan yang ada di desa wisata Candirenggo akan berubah menjadi peluang
apabila masyarakat desa memiliki sikap kerja keras, mau belajar, melakukan
kegiatan secara terstruktur serta bersikap disiplin.
Apabila masyarakat telah menyadari potensi, mengetahui masalah dan
solusi yang akan dilakukan maka untuk menuju hal tersebut perlu dilakukan
kegiatan manajemen agar langkah-langkah yang akan dilakukan terencana dan
tersusun dengan baik. Manajemen tidak hanya membantu terselenggaranya
program dengan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan
yang baik tetapi hasil dari program tersebut juga akan diperoleh dengan efektif
dan efisien. Untuk itulah manajemen dirasa penting bagi terlaksananya programprogram yang telah dirancang.
Setelah memahami potensi dan menerapkan ilmu manajemen pada
pelaksanaan program, maka perlu dilakukan sosialisasi atas hasil dari program
yang telah dibuat. Sosialisasi tersebut dapat memberikan informasi bagi pihakpihak yang berkepentingan, untuk program yang dilakukan sebagai upaya
pengembangan desa wisata, maka sosialisasi dapat dilakukan dengan melakukan
pemasaran atau promosi kepada calon wisatawan agar mereka tertarik untuk
berkunjung ke desa wisata Candirenggo. Pemasaran dilakukan dengan melakukan
komunikasi dengan baik, maksudnya yaitu kata-kata yang digunakan, sopan,
mudah dipahami dan menarik perhatian.
Meskipun manajemen dan strategi promosi memang penting tetapi hal
tersebut belum diterapkan pada masyarakat desa wisata Candirenggo pada
umunya dan Kelurahan serta POKDARWIS (Kelompok Sadar Wisata) pada
khususnya. Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 21 April 2016 kepada Ibu
Maryatun tentang potensi yang ada di desa Candirenggo yaitu, Candirenggo
memiliki goa Petruk yang masih alami, selain itu ada tebing putih, curug dan goagoa kecil yang masih berada di wilayah Candirenggo. Sebenarnya goa Petruk
sudah dikenal hanya saja memang untuk peminat wisatawan agar berkunjung ke
goa masih susah karena itu berhubungan dengan hobi. Untk paket yang tersedia di
desa Wisata Candirenggo baru 1 paket, yaitu panjat tebing di tebung putih, sudah
termasuk dengan telusur goa, biaya nya Rp250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu

3

rupiah) untuk 10 (sepuluh) orang. Selain itu Ibu Maryatun juga mengemukakan di
desa wisata Candirenggo pernah dilaksanakan program untuk wisata air tetapi
setelah program tersebut selesai tidak ada lagi tindak lanjut sehingga sekarang
wisata air tersebut masih belum berjalan, selain program wisata air beberapa
warga Candirenggo pernah mengikuti pelatihan pembuatan gula merah dengan
berbagai bentuk yang diadakan oleh Pemerintah Daerah tetapi hal itu juga tidak
sampai akhir, beberapa warga yang diberi pelatihan tidak diberi cara pengemasan
dan promosi sekaligus, sehingga menurut Ibu Maryatun itu menjadi hal yang
nanggung. Kami menilai hal tersebut dikarenakan manajemen yang masih belum
diterapkan. Hasil wawancara yang kami lakukan juga kepada Bapak Waluyo dan
Ibu Maryatun tentang kepemilikan website, desa wisata Candirenggo belum
memiliki website, padahal sesuai dengan kemajuan tekhnologi, penggunaan
website sangat membantu dalam hal promosi karena di dalamnya terdapat
informasi yang dibutuhkan bagi calon wisatawan. Menurut Ibu Maryatun
disamping tempat wisata, desa wisata Candirenggo memiliki kesenian kuda
lumping yang terdiri dari 3 group tetapi pementasan dilakukan pada waktu-waktu
tertentu misalnya saja hajatan. Untuk kuliner di desa Candirenggo, ada cimplung,
legen, es kelapa muda dan di situ juga ada pembuatan gula merah oleh warga,
selain itu ada juga pembuatan batu bata.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, kami tertarik untuk
meneliti pengembangan desa wisata Candirenggo. Berdasarkan uraian di atas
maka kami tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Implementasi
Manajemen Wisata Melalui Paket Wisata Dan Edukasi Untuk Meningkatkan
Daya Tarik Dan Kesejahteraan Masyarakat Di Desa Candirenggo”.

1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka
permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu bagaimana
implementasi manajemen wisata dengan penerapan paket wisata edukasi di Desa
Candirenggo.

4

1.3 Maksud dan Tujuan
Maksud

diadakan

Riset

Unggulan

Daerah

dengan tema

“Pengembangan Desa Wisata Candirenggo Kecamatan Ayah Kabupaten
Kebumen” yaitu untuk mengetahui potensi yang ada di Desa Candirenggo baik
dari segi sumber daya alam, sumber daya manusia, ciri khas daerah maupun
kesenian serta permasalahan dan solusi yang dapat diambil untuk perkembangan
desa wisata.
Tujuan peneliatian, antara lain:
1. Diperoleh gambaran menyeluruh mengenai potensi dan solusi atas
permasalahan yang ada pada desa Wisata Candirenggo.
2. Sebagai acuan dan bahan untuk rencana serta implementasi pengembangan
Desa Wisata.
3. Diperoleh kreasi dan inovasi dalam pengembangan Desa Wisata sesuai dengan
potensi dan solusi yang diambil.

1.4 Sasaran
Sasaran kegiatan dalam penelitian ini yaitu terhimpunnya data secara
lengkap

dan

menyeluruh

mengenai

potensi,

permasalahan

dan

solusi

pengembangan desa wisata meliputi aspek kesediaan kelembagaan beserta sumber
daya manusia yang tersedia, sumber daya alam, program kerja, ciri khas daerah
dan pemasaran.

1.5 Lingkup Kegiatan
Ruang lingkup Riset Unggulan Daerah dengan tema “Pengembangan Desa
Wisata Candirenggo Kecamatan Ayah Kabupaten Kebumen”, meliputi hal-hal
sebagai berikut :
1.5.1 Program Kerja
Kami memiliki beberapa Program Kerja, antara lain sebagai berikut :
1) Pemanfaatan Goa Petruk, Goa Liyah, Curug Gemawang dan Curug Leses
sebagai sajian dalam desa wisata dengan paket wisata alam.

5

2) Pemanfaatan Pembuatan Gula Merah dan batu bata sebagai sajian edukasi
dalam desa wisata dengan paket wisata edukasi.
3) Pementasan seni kuda lumping secara rutin.
4) Pemanfaaatan kuliner cimplung dan legen sebagai makanan khas desa wisata
Candirenggo.
5) Pemanfaatan tempat tinggal masyarakat sebagai fasilitas penginapan bagi
wisatawan.
6) Peningkatan

partisipasi

masyarakat

setempat

sejak

perencanaan,

pengembangan, dan pengelolaan desa Candirenggo sebagai desa wisata.
7) Pemanfaatan kelompok setempat sebagai fasilitator pada pengembangan desa
wisata Candirenggo.
8) Peningkatan

pelayanan

dan

jumlah

sarana

prasarana

dasar

terkait

pengembangan desa Candirenggo sebagai desa wisata.
9) Pembuatan website untuk memperkenalkan potensi desa Candirenggo.
10) Penerapan fasilitas tambahan berupa wisata ke luar.

Penjelasan lebih lanjut mengenai program-program kerja tersebut, kami
uraikan di bawah ini :
1. Konsep Paket Wisata Alam
Pada paket wisata ini, kami menyediakan 3 obyek wisata yaitu Goa
Petruk, Goa Liyah, dan Curug. Apabila wisatawan hanya memilih salah satu dari
obyek yang ada maka itu diperkenankan. Untuk telusur goa Petruk dan goa Liyah
harus disertai dengan pemandu wisata, minimal kelompok terdiri dari 6 orang
dengan harga telusur Goa Petruk sebesar Rp 15.000,00/orang, dari pembayaran
yang dilakukan wisatawan memperoleh fasilitas yang dibutuhkan untuk telusur
goa petruk yaitu berupa helmet dan head lamp. Kemudian untuk telusur Goa
Liyah, pengunjung akan memperoleh fasilitas sepatu karet, helmet, head lamp,
webbing, carabiner dan peralatan lain untuk menempuh goa liyah. sebesar Rp
35.000,00/orang karena di Goa Liyah selain menelusuri goa juga ada olahraga lain
misalnya saja repling. Kemudian Curug Gemawang dan Leses hanya dikenakan
biaya sebesar Rp 5.000,00/orang. Konsep Paket Wisata Edukasi

6

Pada paket wisata edukasi, wisatawan diberi kesempatan untuk melihat
proses pembuatan gula merah dan batu bata, wisatawan juga akan mencoba nya
satu per satu. Untuk pembuatan gula merah, hasil yang dibuat oleh wisatawan
akan dibawa pulang. Paket wisata edukasi harus konfirmasi terlebih dahulu untuk
penentuan waktu. Pembayaran yang dilakukan untuk paket edukasi yaitu sebesar
Rp. 20.000,00/orang.
2. Pementasan Kuda Lumping
Untuk memperkenalkan kesenian desa Candirenggo kepada masyarakat
luas, maka perlu dilakkan pementasan kuda lumping secara rutin. Pementasan
tersebut dilakukan pada hari libur, yaitu hari minggu dan dilakukan satu bulan
sekali. Pementasan dilakukan di ruangan terbuka, tetapi untuk dapat melihat
pementasan, wisatawan dikenakan biaya sebesar Rp 20.000,00 dengan fasilitas
tempat duduk dan makanan.
3. Pemanfaatan Kuliner Cimplung dan Legen
Makanan khas yang terbuat dari singkong dengan rasa manis dari gula
merah ini dikenal dengan nama cimplung. Masyarakat desa Candirenggo memiliki
potensi dalam gula merah dan berdasarkan hasil wawancara memang masyarakat
ingin memperkenalkan hasil olahan gula merah dengan singkong agar dikenal
sebagai kuliner desa Candirenggo. Masyarakat juga ingin memperkenalkan
minuman yang dikenal dengan sebutan Legen. Untuk itu kami akan melakukan
pelatihan pelaksanakan pengemasan dan pemasaran Kuliner tersebut.
4. Pemanfaatan Tempat Tinggal Masyarakat Sebagai Penginapan Wisatawan
Pemanfaatan tempat tinggal masyarakat teresebut sudah diterapkan dan
digunakan sebagai fasilitas tambahan apabila wisatawan menginginkannya.
Pemasaran yang kami lakukan diharapkan dapat meningkatkan daya tarik
pengunjung untuk menginap di Home Stay.
5. Peningkatan

partisipasi

masyarakat

setempat

sejak

perencanaan,

pengembangan, dan pengelolaan serta pemanfaatan kelompok setempat sebagai
fasilitator pada pengembangan desa wisata Candirenggo
Dalam program yang akan kami jalankan, kami mengajak masyarakat
untuk berpartisipasi khususnya lembaga pemerintah desa, kelompok sadar wisata

7

dan karang taruna. Hal tersebut dilakukan agar masyarakat juga mengetahui
tujuan diadakannya program dan masyarakat juga dapat membantu terlaksananya
program tersebut.
6. Peningkatan pelayanan dan jumlah sarana dan prasarana dasar serta
peningkatan jumlah dan kualitas fasilitas pendukung pariwisata di desa
Candirenggo
Agar wisatawan atau pengunjung merasa nyaman maka perlu adanya
pelayanan yang baik, untuk kelancaran kegiatan wisata juga dibutuhkan sarana
dan prasarana yang memadai.
7. Pembuatan Website
Selain pemasaran yang dilakukan di media sosial seperti twitter, facebook,
instagram, untuk memperkenalkan potensi yang ada di desa Candirenggo
diperlukan penggunaan website sebagai sarana promosi, hal tersebut disesuaikan
dengan perkembangan tekhnologi. Agar pembuatan website dan proses publikasi
dapat berjalan maka diperlukan komputer dan jaringan wifi.
8. Fasilitas Tambahan Berupa Wisata Ke Luar
Untuk mengoptimalkan potensi yang ada di dalam daerah dan lingkungan
sekitar, karena desa Candirenggo berdekatan dengan tempat-tempat wisata lain
maka untuk menarik wisatawan dapat juga diterapkan wisata ke luar desa, yaitu
ke tempat wisata yang berada di sekitar Candirenggo.

1.5.2 Potensi
Potensi yang ada di desa Candirenggo berupa obyek wisata alam yang
masih alami, ada juga pembuatan gula merah dan batu bata, selain itu
Candirenggo memiliki kesenian kuda lumping serta kuliner daerah yaitu cimplung
dan legen. Untuk menganalisis potensi tersebut, kami melakukan analisis SWOT,
yaitu sebagai berikut :
a. Stenght (Kekuatan)
Program wisata yang kami usulkan tentu memiliki sisi keunggulan serta
keunikan yang berbeda dengan kebanyakan wisata yang ada. Ditinjau dari konsep
yang direncanakan adalah pilihan wisata regular dan wisata berbasis home stay.

8

Untuk wisata home stay, wisatawan memiliki kesempatan merasakan suasana di
daerah tersebut. Wisatawan yang berkunjung pada hari minggu di minggu tertentu
dapat menikmati kesenian Kuda Lumping di lapangan terbuka, wisatawan dapat
melihat cara pembuatan gula merah dan batu bata melalui paket wisata edukasi.
Untuk oleh-oleh, wisatawan bisa membeli cimplung maupun legen yang
ditawarkan pedagang di tempat wisata.
b. Weakness (kelemahan)
Dalam sebuah pelaksanaan program, akan ditemui masalah yang
berhubungan dengan financial dan sumber daya manusia. Hal itu merupakan
faktor yang cukup berpengaruh terhadap kesuksesan program ini. Untuk menarik
pengunjung agar dapat menikmati wisata di luar desa Candirenggo maka
dibutuhkan kerjasama yang baik dengan kelompok wisata lain. Faktor berikutnya
adalah menciptakan masyarakat yang sadar akan pendatang di desa nya, sehingga
perlu adanya pelatihan dan sosialisasi serta pengembangan infrastruktur yang
dapat mengembangkan kesadaran akan kebutuhan ekonomi daerah.
c. Oppurtunity (kesempatan)
Keadaan pedesaan dengan suasana yang begitu alami dan pemandangan
yang indah akan membuat pengalaman berharga bagi wisatawan. Berbagai potensi
yang ada di desa ini masih belum cukup dikenal, jika kami bisa mengembangkan
konsep paket wisata dengan manajemen dan strategi promosi yang bagus tentu
akan sangat besar kesempatan yang diperoleh guna mengembangkan desa wisata
yang dikenal masyarakat luas
d. Treat (tantangan)
Masyarakat

yang

masih

cenderung dengan kebudayaan dan masih

beradaptaasi dengan teknologi akan

mempengarui

perkembangan konsep

program ini, untuk kedepanya program ini harus benar-benar mampu sebagai
salah satu upaya agar wisata yang ada di Kabupaten Kebumen, khususnya di desa
Candirenggo ini dapat lebih dikenal masyarakat luas dan akan menjadi tempat
favorit bagi wisatawan baik domestic maupun mancanegara.

9

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Desa Wisata
2.1.1 Pengertian Desa Wisata
Lingkungan yang dikenal ketika manusia lahir yaitu lingkungan keluarga
dan lingkungan tempat tinggal, lingkungan tempat tinggal terdiri dari kumpulan
masyarakat yang berbeda sifat dan karakter nya karena memang manusia pada
dasarnya sebaga makhluk individu dan makhluk sosial. Individu maksudnya
anatara orang yang satu dengan yang lain tidaklah sama, mereka memiliki
karakter masing-masing meskipun orang kembar sekalipun. Kemudian yang
dimaksud dengan manusia sebagai makhluk sosial yaitu mereka tidak dapat
menjalankan segala hal sendiri, mereka membutuhkan bantuan orang lain dan
saling melengkapi. Lingkungan yang dimaksudkan tersebut dalam lingkup kecil
dinamakan sebagai ‘desa’, Wasistiono dan Tahir (2007:8) mengemukakan
“Kebanyakan orang memahami desa sebagai tempat dimana bermukim penduduk
dengan peradaban yang lebih terbelakang daripada kota. Biasanya dicirikan
dengan bahasa ibu yang kental, tingkat pendidikan yang relatif rendah, mata
pencaharian yang umumnya di sektor pertanian. Bahakan terdapat kesan kuat
bahwa desa merupakan tempat tinggal para petani”. Pendapat tersebut kini telah
berubah karena seiring dengan perkembangan zaman, masyarakat menjadi lebih
modern dengan menerapkan ilmu pengetahuan dan tekhnologi dalam kehidupan
sehari-hari.
Berdasarkan pendapat tersebut, kami menyimpulkan bahwa desa adalah
tempat tinggal warga yang terdiri dari rukun tetangga dan rukun warga, diantara
mereka terjalin interaksi sehingga terciptanya adat, kebiasaan atau suasana
lingkungan yang berlaku secara turun temurun. Masyarakat desa berada dalam
satu wilayah geografis dengan batas-batas yang telah ditentukan. Adanya
kebiasaan masyarakat desa, memunculkan kebudayaan. Kemudian untuk desa
wisata sendiri berarti selain ada masyarakat yang tinggal dalam wilayah tersebut,

10

ada juga obyek wisata serta kebudayaan kental yang dimiliki dan dapat
dimanfaatkan oleh orang banyak atau masyarakat luas (wisatawan).

2.1.2 Karakteristik Desa
Unang Sunardjo dalam Wasistiono dan Tahir (2007:10) mengemukakan
tentang karakteristik desa, yaitu desa sebagai satu kesatuan masyarakat hukum
memiliki karakteristik sebagai berikut :
a. Berhak dan berkewajiban mengatur dan mengurus rumah tangganya
menurut adat kebiasaan setempat, menurut peraturan negara atau peraturan
daerah yang berlaku;
b. Desa wajib melaksanakan tugas dan kewenangan yang diberikan oleh
Pemerintah Daerah;
c. Untuk melaksanakan tugas dan kewenangan tersebut kepala desa dapat
diberikan sumbangan atau bantuan;
Berdasarkan pendapat tersebut, yang perlu digaris bawahi mengenai
karakteristik desa sebagai pengembangan desa wisata yaitu pada karakteristik
pertama, maksudnya yaitu desa dapat mengatur dan mengurus kehidupan
masyarakatnya sesuai dengan potensi yang ada baik potensi alam, sumber daya
manusia maupun potensi adat atau kesenian yang dimiliki daerah. Apabila kita
hubungkan hal tersebut dengan desa Candirenggo sebagai desa wisata maka desa
dapat mengatur dan mengurus kehidupan masyarakat yang disesuaikan dengan
potensi alam yaitu adanya Goa Petruk, Curug Gemawang dan Curug Leses serta
goa-goa kecil yang berada di daerah tersebut, untuk sumber daya manusia perlu
mengembangkan kepengurusan desa wisata yaitu adanya POKDARWIS
(Kelompok Sadar Wisata), kemudian untuk potensi adat atau kesenian, desa
Candirenggo memiliki kesenian Kuda Lumping yang terdiri dari 3 kelompok.

2.2 Strategi Manajemen Wisata
Dalam kehidupan berorganisasi sering kali digunakan istilah manajemen
untuk mengatur keberlangsungan organisasi. Sebagai tempat wisata juga ada
kelembagaan yang mengatur, dan untuk itu dibutuhkan adanya manajemen wisata.

11

Hasibuan (2007:1-2) “Manajemen adalah ilmu seni mengatur proses pemanfaatan
sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk
mencapai suatu tujuan tertentu”. Berdasarkan pendapat tersebut maka apabila
manajemen dikaitkan dengan wisata, manajemen dapat mengatur pemanfaatan
potensi wisata dan sumber daya manusia agar pengembangan desa wisata
Candirenggo dapat berjalan dan terwujud.
Rahman (2010:124) mengemukakan bahwa “Secara umum, brand sama
dengan trademark atau merek dagang”. Al Ries dalam Rahman (2010:124)
mengemukakan “branding yang tepat akan menggeser fungsi penjualan dengan
fungsi pembelian. Artinya sebuah usaha tidak lagi perlu menjual, tapi
konsumenlah yang akan datang untuk membeli. Kekuatan merek terletak pada
kemampuannya untuk memengaruhi perilaku pemelian”. Rahman (2010:148)
mengemukakan terdapat tiga kategori tujuan spesifik penetapan harga sebagai
berikut :
1. Tujuan Berorientasi Pendapatan. Hampir sebagian besar bisnis berorientasi
pada pendapatan. Hanya perusahaan nirlaba atau pelayanan jasa publik yang
biasanya berfokus pada titik impas.
2. Tujuan Berorientasi Kapasitas. Beberapa sektor bisnis biasanya menyelaraskan
antara permintaan dan penawaran dengan memanfaatkan kapasitas produksi
maksimal. Hotel dan penerbangan, misalnya, akan menurunkan harga pada saat
musim sepi dan menaikkan harga saat musim ramai atau liburan.
3. Tujuan Berorientasi Pelanggan. Biasanya penetapan harga yang dibeikan cukup
representative, mengakomodasi segala tipe pelanggan, segmen pasar, misalnya
perbedaan daya beli. Langkah yang bisa dilakukan adalah dengan
menggunakan sistem diskon, bonus, dan lain-lain. Hal ini membantu
positioning dan diferensiasi perusahaan.
Ada empat macam sarana promosi yang dapat digunakan pengusaha dalam
mempromosikan produk maupun jasanya. Empat sarana promosi itu adalah :
1. Periklanan (advertising). Iklan dapat dipasang di berbagai media, seperti :
a. Pemasangan billboard di jalan, tempat atau lokasi yang strategis.

12

b. Pencetakan brosur yang ditempel/disebarkan di setiap puat pembelanjaan atau
tempat-tempat strategis
c. Pemasangan spanduk/umbul-umbul di jalan, tempat atau lokasi yang dianggap
strategis.
d. Pemasangan iklan melalui media cetak seperti Koran, majalah, tabloid, buku
dan lain sebagainya.
e. Pemasangan iklan melalui media elektronik, seperti internet, radio, televise,
film, dan sebagainya.
2. Promosi penjualan (sales promotion). Bertujuan untuk meningkatkan penjualan
atau peningkatan jumlah pelanggan. Promosi inidilakukan untuk menarik
pelanggan agar membeli produk atau jasa yang ditawarkan. Agar pelanggan
tertarik untuk membeli maka promosi harus dibuat semenarik mungkin.
3. Publisitas (Publicity), kegiatan untuk memancing pelanggan melalui kegiatan,
seperti pameran, bakti sosial, dan berbagai kegiatan lain. Kegiatan ini
diharapkan dapat meningkatkan pamor perusahaan di mata konsumen.
4. Penjualan pribadi (personal selling). Penjualan produk yang dilakukan secara
langsung oleh salesman dan atau salesgirl secara door to door, dari pintu ke
pintu.

13

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian
Lokasi kegiatan penelitian dilakukan di Desa Candirenggo, Kecamatan
Ayah, Kabupaten Kebumen

3.2 Waktu Pelaksanaan
Riset dilaksanakan selama 120 hari atau mulai tanggal 6 Juni 2016
sampai dengan 5 Oktober 2016.

3.3 Jenis dan Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, menurut Purwanto
(2008:16), “Metodologi penelitian ini mengambil nama penelitian kuantitatif
karena kualitas diskor ke dalam angka kuantitatif dalam pengumpulan dan analisis
datanya”. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan
data sekunder. Berikut adalah penjelasan untuk data primer dan data sekunder:
1). Data Primer
Menurut Purwanto (2008:217), “Data primer adalah data

yang

dikumpulkan sendiri secara langsung”. Data primer untuk penelitian ini yaitu
kuesioner untuk memperoleh data mengenai ketertarikan dan kepuasan
pengunjung.
2). Data Sekunder
Menurut Purwanto (2008:217), “Data sekunder adalah data yang
dikumpulkan oleh orang atau lembaga lain”. Data sekunder dalam penelitian ini
yaitu jumlah pengunjung atau wisatawan di goa Petruk.

14

a. Populasi dan Sampel
i.

Populasi
Menurut Purwanto (2008:83), “Populasi adalah keseluruhan unsur yang
mempunyai satu karakteristik yang sama”. Populasi dalam penelitian ini yaitu
pengunjung obyek desa wisata Candirenggo dengan mengacu pada data tingkat
kunjungan terbaru yang diperoleh ketika observasi awal, yaitu data pengunjung
tahun 2015 sejumlah 8.563 pengunjung.
3.5.1 Sampel
Sugiyono (2010:118) menyatakan bahwa “sampel adalah bagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Sampel harus
mewakili populasi atau representatif, artinya mampu menggambarkan secara
maksimal keadaan populasi tersebut agar kesimpulan yang diambil benar.
Adapun perhitungan pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan
rumus Slovin, Husein Umar (2004:107) sebagai berikut:

Keterangan:
n: Ukuran sampel
N : Ukuran populasi
e : Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel
yang masih ditaksir atau diinginkan sebesar 5%
Berdasarkan rumus tersebut, maka jumlah sampel yang dapat diambil
adalah sebagai berikut:

n = 389
Jadi sampel yang digunakan sebanyak 389 responden.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik

15

Probability Sampling dengan Random Sampling, teknik ini digunakan bila
memberikan kesempatan yang sama pada semua anggota dalam populasi. Cara
yang digunakan dalam pengambilan sampel yaitu dengna memberikan nomor urut
pada setiap rombongan yang datang dan melakukan undian dari nomor yang ada.

3.5 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti sebagai cara
untuk memperoleh data penelitian, yaitu sebabai berikut:
a. Metode Angket (Kuesioner)
Sugiyono (2013:199) mengemukakan bahwa, “Kuesioner merupakan
teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”.
b. Metode Dokumentasi
Suharsimi (2013:274) mengemukakan bahwa, “...metode dokumentasi,
yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip,
buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan
sebagainya”. Data untuk keperluan penelitian ini yaitu data pengunjung Desa
Candirenggo.

3.6 Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
menggunakan Analisis Deskriptif. Sugiyono (2013:207) mengemukakan bahwa,
“Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan unuk menganalisis data
dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk
umum atau generalisasi”. Suharsimi (2013:282) menjelaskan mengenai analisis
deskriptif yaitu, “Data kualitatif yang berbentuk kata-kata tersebut disisihkan
untuk sementara, karena akan sangat berguna untuk menyertai dan melengkapi
gambaran yang diperoleh dari analisis data kuantitatif”. Jadi, analisis deskriptif
digunakan untuk menceritakan hasil penelitian mengenai dalam bentuk kalimat
atau mengubah informasi dari bentuk angka ke dalam bentuk kalimat.

16

Langkah yang ditempuh dalam penggunaan analisis ini adalah:
1. Mengumpulkan angket yang telah diisi oleh responden dan memeriksa
kelengkapannya.
2. Mengubah skor kualitatif menjadi skor kuantitatif dengan cara sebagai berikut :
a. Jawaban Sangat Puas (SP) diberi skor 5
b. Jawaban Setuju (P) diberi skor 4
c. Jawaban Kurang Setuju (KP) diberi skor 3
d. Jawaban Tidak Setuju (TP) diberi skor 2
e. Jawaban Sangat Tidak Setuju (STP) diberi skor 1
3. Membuat tabulasi data
4. Memasukkan dalam rumusan deskriptif presentase
5. Membuat tabel rujukan sebagai berikut Ali (2013:201):

%=

x100%

Keterangan :
n

= Adalah nilai yang diperoleh

N

= Jumlah seluruh nilai

a. Menetapkan skor tertinggi

= (5/5) x 100% = 100%
b. Menetapkan skor terendah

= (1/5) x 100% = 20%
c. Menetapkan rentangan presentase
= presentase tertinggi – presentase terendah
= 100% - 20% = 80%
d. Interval
= rentangan presentase : skala interval
= 80% : 5 = 16%

17

Tabel 3.6.1 Perhitungan pada Analisis Deskriptif
No.

Interval

Kategori

1.

85%-100%

Sangat Baik

2.

69%-84%

Baik

3.

53%-68%

Kurang Baik

4.

37%-52%

Tidak Baik

5.

20%-36%

Sangat Tidak Baik

Sumber: data diolah pada tahun 2016

18

BAB IV
MANAJEMEN PENELITIAN

4.1 Analisa Kelembagaan
Nama

Peran

Danu Irwanto

Ketua Tim

Uraian Tugas
-

Mengkoordinir tim dalam pelaksanaan
penelitian

Lita Apriani

Sekretaris

-

Menyusun rancangan dan hasil akhir luaran

-

Membantu ketua tim dalam menyusun

Rustian

proposal serta laporan penelitian

Zuhdan Kamal

Anggota 1

-

Melakukan analisis data

-

Membantu ketua tim dalam pelaksanaan

Abdillah

Melinda

penelitian

Anggota 2

-

Mengumpulkan data

-

Membantu ketua tim dalam pelaksanaan

Noviana

penelitian

Saputri

-

Menyusun anggaran biaya

4.2 Sumber Daya Manusia
Kelompok kami terdiri dari beberapa anggota dan masing-masing
memiliki pengalaman di bidang penelitian dan juga di bidang wisata. Dalam
pelaksanaan program, tentu sebuah program akan lebih berhasil manakala kita
melakukan kerjasama dengan kelompok masyarakat sekitar, ketika survey awal
kami telah bertemu dengan kepala desa dan bidang humas kelompok sadar wisata
daerah tersebut, hal ini bertujuan agar ketika program ini terealisasi, akan
dilakukan kerjasama dengan kelompok sadar wisata dan tentunya dengan
dukungan pemerintah desa. Peran dari kelompok masyarakat tersebut tentu akan
sangat berperan dalam pelaksanaan program pengembangan desa wisata ini.
Kelompok kami juga akan
Kabupaten

menjalin

hubungan dengan

dinas

Pariwisata

Kebumen, sebagai upaya untuk memperkenalkan wisata Desa

Candirenggo sebagai upaya dalam pemasukan kas daerah.

19

4.3 Manajemen Pemasaran
4.3.1 Target Pasar
Target pasar kami yaitu masyarakat luas, karena kesibukan yang dijalani
sebagai rutinitas sehari-hari masyarakan menyadari bahwa wisata menjadi
kebutuhan mereka untuk istirahat sejenak dari rutinitas yang dijalani. Wisata
teelusur goa yang lebih menonjol sangat diminati bagi masyarakat yang menyukai
tantangan dan ingin refreshing. Untuk paket wisata edukasi, kami mengutamakan
rombongan pelajar dengan berbagai tingkatan sekolah dari TK hingga Mahasiswa.
Kesenian yang ditawarkan, kami rasa peminatnya wisatawan luar daerah
Kebumen dan manca Negara serta orang tua yang menyukai kesenian.

4.3.2 Analisis Pesaing
Jumlah tempat wisata yang berkembang di Indonesia, khususnya di
Kebumen memang sudah cukup banyak. Perbedaan yang jelas nyata dengan
konsep wisata yang kami tawarkan yaitu, obyek wisata yang masih alami
sehingga wisatawan benar-benar dapat merasakan sumber daya alam berupa
tempat wisata yang terbentuk secara alami dan menantang. Untuk wisata edukasi
memang masih sangat minim, kurangnya publikasi menjadi salah satu faktor yang
menyebabkan kurang dikenalnya obyek wisata tersebut. Obyek wisata edukasi
yang tersebar di Indonesia antara lain: Hutan Mangrove Surabaya, Godhong
Ijo

Depok,

Taman Safari Indonesia. Konsep wisata edukasi yang kami

rencanakan adalah obyek sesuai dengan potensi yang ada di daerah, yaitu
pembuatan gula merah dan batu bata. Selain itu juga diperkenalkan kebudayaan di
daerah Kebumen, khususnya di Candirenggo dalam kesenian dan kuliner yang
ada.

4.3.3 Klien Potensial
Klien yang potensial berminat dalam paket wisata alam dan wisata edukasi
ini adalah masyarakat luas yang menyukai tantangan, pelajar dan keluarga yang
ingin mengenalkan kepada anaknya mengenai keadaan alam dan budaya di Desa
Candirenggo. Selain itu, bagi sekolah yang ingin mengadakan kunjungan alam

20

juga dapat menjadi klien yang potensial bagi program wisata ini, dan tentunya
akan menjadikan Desa Candirenggo sebagai salah satu obyek yang menarik dan
dikenal oleh kalangan masyarakat luas.

4.3.4 Strategi Pemasaran
Sebagai

awal

dari

proses

pemasaran

dan

untuk

menghadapi

persaingan yang mungkin terjadi, kami tentu memiliki beberapa strategi untuk
mencapai target pemasaran yang diinginkan, maka langkah serta strategi
yang kami lakukan adalah sebagai berikut :
a) Melakukan proses pemasaran melalui media internet yaitu facebook, twitter
dan website http://wisatacandirenggo.blogspot.com/ sebagai salah satu media
promosi dan registrasi pendaftaran paket eduwisata ini. Media sosial akan
dioptimaslisasikan karena saat ini media dunia maya memiliki pengguna
paling banyak, terutama kalangan menengah keatas yang menggunakan
media tersebut untuk berkomunikasi.
b) Menjaring konsumen secara langsung, sebagai upaya pemasaran yang
efektif kita akan menawarkan dalam bentuk brosur atau leaflet langsung ke
konsumen saat Car Free Day, home visit dan berbagai kegiatan di Kabupaten
Kebumen yang terdapat banyak masyarakat.
c) Untuk menarik minat masyarakat, kami menawarkan bonus kepada pimpinan
peserta. Pimpinan peserta akan mendapat potongan 50%.

21

Daftar Pustaka

Hasibuan, Malayu. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi Revisi.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Junaidi dan Nurdiono. 2012. Bisnis Spektakuler NJ Model. Yogyakarta: ANDI
OFFSET.
Purwanto. 2008. Metodologi Penelitian Kuantitatif Untuk Psikologi dan
Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Rahman, Arif. 2010. Rockin Ur Retail Business-Modern Retail Handbook @
Small Bisnis. Yogyakarta: CV ANDI OFFSET.
Sugiyono, 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suharsimi, Arikunto. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Umar, Husein. 2004. Metode Riset Ilmu Administrasi. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama
Wsistiono, Sadu dan Tahir, Irwan. 2007. Prospek Pengembangan Desa. Bandung:
CV. FOKUSMEDIA.

22

LAMPIRAN

23

Lampiran 1. Curriculum Vitae Peneliti

24

CURICULUM VITAE
PELAKSANA KEGIATAN RISET UNGGULAN DAERAH

1. Nama Lengkap

: Zuhdan Kamal Abdillah

2. Tempat dan Tanggal Lahir

: Kebumen, 21 Februari 1993

3. Jenis Kelamin

: Laki-laki

4. Alamat Rumah

: Kuwarisan, Rt 01 Rw 03, Kutowinangun,
Kebumen

5. Nomor HP

:-

6. Pendidikan Terakhir

: S1. Pend. Ekonomi Unnes (Lulus 2015)

7. Pendidikan yang akan ditempuh : Pend. Ekonomi PPs UNY

(Masuk 2016)

8. Pengalaman Menulis Proposal Penelitian :
a. PKM-P 2013 Dengan Judul “Pengaruh Model Pembelajaran Simulasi
Dan Bermain Peran Terhadap Tingkat Keterampilan Siswa Administrasi
Perkantoran”
b. Penelitian

Dan

Pengabian

Mahasiswa

LP2M

2014

Dengan

Judul

“Pemanfaatan Google Apps Sebagai Pengelolaan Dokumen Dan Informasi
Di Kantor Desa Keji, Ungaran Barat, Semarang”
c. Skripsi Dengan Judul “Pengaruh Pengalaman Mengajar, Iklim Kerja dan
Kompensasi Terhadap Kompetensi Profesional Guru di SMK Kristen
Salatiga”

Kebumen, 27 April 2016

Zuhdan Kamal Abdillah, S. Pd.

25

CURICULUM VITAE
PELAKSANA KEGIATAN RISET UNGGULAN DAERAH

1. Nama Lengkap

: Lita Apriani Rustian

2. Tempat dan Tanggal Lahir

: Purbalingga, 30 Agustus 1993

3. Jenis Kelamin

: Perempuan

4. Alamat Rumah

: Bojanegara, Rt 04 Rw 03, Padamara
Purbalingga

5. Nomor HP

:-

6. Pendidikan Terakhir

: S1 Pend. Ekonomi Unnes

7. Pendidikan yang akan ditempuh : Pend. Ekonomi PPs UNY

(Lulus 2015)
(Masuk 2016)

8. Pengalaman Menulis Proposal Penelitian :
a. PKM-P 2013 Dengan Judul “Pengaruh Model Pembelajaran Simulasi
Dan Bermain

Peran

Terhadap

Tingkat

Keterampilan

Siswa

Administrasi Perkantoran”
b. Penelitian Dan Pengabian Mahasiswa LP2M 2014 Dengan Judul
“Pemanfaatan Susu Sapi Sebagai Bahan Pembuatan Es Krim pada PKK di
Desa Keji”
c. Skripsi Dengan Judul “Pengaruh Disiplin Siswa, Penguasaan Mata
Pelajaran Produktif dan Lingkungan Kerja Prakerin Terhadap Kesiapan
Melaksanakan Prakerin Pada Siswa Kelas XI Program Studi Adminstrasi
Perkantoran di SMK Antonius Semarang”

Kebumen, 27 April 2016

Lita Apriani Rustian, S. Pd.

26

CURICULUM VITAE
PELAKSANA KEGIATAN RISET UNGGULAN DAERAH

1. Nama Lengkap

: Melinda Noviana Saputri

2. Tempat dan Tanggal Lahir

: Kebumen, 03 November 1995

3. Jenis Kelamin

: Perempuan

4. Alamat Rumah

: Kedawung RT 03/07, Kec. Pejagoan, Kebumen

5. Nomor HP/ e-mail

: 0- / melinda.ar12@gmail.com

6. Pekerjaan

: Mahasiswa

7. Pendidikan

: S1 Pendidikan Akuntansi, Unnes. 2012

8. Pengalaman Penelitian

:

a. PKM-Pengabdian Masyarakat Tahun 2014 dengan judul “Pemanfaatan
Sampah Sayuran Menjadi Pupuk Cair Sebagai Sumber Penghasilan
Masyarakat Sekitar Pasar Desa Randudongkal Kabupaten Pemalang”
b. Skripsi dengan Judul “Pengaruh Praktik Kerja Lapangan, Lingkungan
Keluarga, dan Self-Efficacy terhadap Kesiapan Kerja Siswa Kelas XII
Program Keahlian Akuntansi SMK Negeri 1 Kebumen Tahun Ajaran
2015/2016”

Kebumen, 27 April 2016

Melinda Noviana Saputri

27

Lampiran 2. Jadwal Kegiatan
No

Kegiatan

1

Persiapan program penelitian
Koordinasi Tim
Perizinan Kegiatan
Pengumpulan data dan survey objek
Sosialisasi dengan lembaga pemerintah
desa dan Pokdarwis
Sosialisasi dengan lembaga pemerintah
desa dan Pokdarwis
Penyusunan desain packaging
Penyusunan Kuesioner
Pelaksanaan program penelitian
Koordinasi tim (lanjutan)
Koordinasi dengan warga
Melengkapi perlengkapan yang dibutuhkan
untuk paket wisata alam dan paket wisata
edukasi
Sosialisasi packaging dan pemasaran
kuliner
Publikasi Wisata
Pengumpulan data dokumentasi
Pengumpulan data menggunakan kuesioner
Analisis data
Uji keabsahan data
Evaluasi akhir
Bimbingan program
Pasca pelaksanaan program
Monitoring evaluasi (MONEV) Internal
Analisis keberlanjutan kegiatan penelitian
Laporan akhir

2

3

1

Bulan Ke
2
3

4

28

Lampiran 3. Anggaran Biaya

29

Lampiran 4. Data Pengunjung Goa Petruk Tahun 2015
Jumlah Pendapatan

Bulan

Jumlah Pengunjung

Januari

912

6.658.000

Februari

1043

7.647.500

Maret

470

3.406.000

April

461

3.373.500

Mei

731

5.251.500

Juni

523

3.747.500

Juli

2011

14.134.000

Agustus

770

5.586.000

September

534

3.858.000

Oktober

566

4.098.000

November

5542

3.953.000

Jumlah

8.563

61.713.000

(Rp)

30

Lampiran 5. Dokumentasi Observasi Awal

Gambar 1. Wawancara dengan Pengurus
Pokdarwis

Gambar 3. Tangga Menuju Goa Petruk

Gambar 2. Jalan Menuju Goa Petruk

Gambar 4. Aula

31