KARYA TULIS ILMIAH MACAM MACAM IMUNISASI

KARYA TULIS ILMIAH
”MACAM-MACAM IMUNISASI”

Disusun Oleh :
LINDA WINARSIH
34403714066
2C

AKPER PEMERINTAH KOTA TEGAL TAHUN
2015/2016

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan materi dengan judul “ Macam-macam Imunisasi” .
Selama penyusun karya tulis ilmiah ini, penulis banyak menemui hambatan
dalam mencari materi dari beberapa buku yang sesuai dengan materi dan akhirnya
penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna , oleh karena
itu saran dan kritik dari pembaca yang bersifat membangun sangat saya harapkan

demi kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata penulis berharap semoga laporan ini dapat memberikan
pengetahuan bagi para mahasiswa Akademi Keperawatan Pemerintah Kota Tegal.

Tegal, November 2015

Penulis

ii

Daftar Isi
BAB I............................................................................................................................1
PENDAHULUAN........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..............................................................................................1
1.2 Tujuan............................................................................................................2
1.2.1
Tujuan Umum..........................................................................................2
1.2.2
Tujuan khusus..........................................................................................3
1.3 Rumusan Masalah........................................................................................3

BAB II...........................................................................................................................4
PEMBAHASAN...........................................................................................................4
2.1 Pengertian......................................................................................................4
2.2 Apakah Imunisasi Aman?............................................................................5
2.3 Tujuan Imunisasi..........................................................................................5
2.4 Manfaat Imunisasi........................................................................................6
2.5
Daftar Imunisasi Yang Diharuskan dan Dianjurkan Di Indonesia.......7
2.6 Jenis Vaksin Yang Digunakan Di Indonesia..............................................8
2.7 Jenis Imunisasi..............................................................................................8
2.8
Macam-Macam Imunisasi...........................................................................9
2.9
Jadwal Pemberian Imunisasi....................................................................21
BAB III.......................................................................................................................23
PENUTUP..................................................................................................................23
3.1
KESIMPULAN..........................................................................................23
3.2
SARAN.......................................................................................................24

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................25

iii

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengembangan Program Imunisasi (PPI) merupakan program
pemerintah

dalam

bidang

imunisasi

guna

mencapai


komitmen

internasional Universal Child Immunization (UCI) pada akhir 1990.
Tujuan program imunisasi dalam komitmen internasional (ultimate goal)
adalah eradikasi polio (ERAPO), eliminasi tetanus neonatorum (ETN),
serta reduksi campak, yang akan dicapai pada tahun 2000. Sedangkan
target UCI merupakan tujuan antara (intermediate goal) berarti cakupan
imunisasi untuk BCG, DPT, polio, campak, dan hepatitis B, harus
mencapai 80% baik di tingkat nasional, propinsi, kabupaten bahkan di
setiap desa (Ismael, 2001).
Pada saat ini imunisasi sendiri sudah berkembang cukup pesat, ini
terbukti dengan menurunnya angka kesakitan dan angka kematian bayi.
Angka kesakitan bayi menurun 10% dari angka sebelumnya, sedangkan
angka kematian bayi menurun 5% dari angka sebelumnya menjadi 1,7 juta
kematian setiap tahunnya di Indonesia (Depkes RI/2009).
Pemerintah juga berencana melakukan tiga tahap kampanye
imunisasi campak dan polio selama tahun 2009-2011. Kampanye polio
dan campak tahap pertama dilaksanakan tanggal 6-24 Oktober di provinsi
Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara dan Maluku Utara. "Untuk
tahap pertama di tiga provinsi, nanti semua akan dapat. Penetapan

prioritas ini dilakukan berdasar cakupan imunisasi dan hasil surveilans.
Tahun 2010, kampanye serupa tahap kedua akan dilakukan di Maluku,
Papua Barat, Sumatra Barat, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu,
1

Bangka Belitung, Kepulauan Riau, Nusa Tenggara Timur dan Banten.
Kampanye tahap ketiga akan dilakukan di semua provinsi yang ada di
pulau Kalimantan dan Sulawesi.
Selama masa kampanye, masyarakat yang memiliki anak berusia
di bawah lima tahun diminta membawa anak-anak mereka ke pos-pos
pelayanan imunisasi yang ada di puskesmas, posyandu dan sarana
kesehatan lain untuk mendapatkan vaksinasi polio oral dan suntikan
vaksin campak. Kegiatan itu diharapkan dapat mencegah munculnya kasus
baru penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi hingga saat ini
kejadian penyakit tersebut masih ditemui dan bahkan menimbulkan
kejadian luar biasa di beberapa daerah.
Pada hakekatnya masalah imunisasi tidak luput dari perhitungan
untung rugi. Dengan imunisasi anak pasti dapat mencapai keuntungan
bukan kerugian. Keuntungan pada imunisasi tidak terlihat dalam bentuk
materi.Mungkin pula secara langsung dirasakan. Anak yang tidak

mendapat imunisasi mempunyai resiko tinggi terjangkit penyakit infeksi
dan menular. Penyakit ini mungkin menyebabkan ia cacat seumur hidup,
gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak bahkan dapat berakhir
dengan kematian.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengerti apa itu imunisasi, dan apa
saja macam-macam dari imunisasi yang diharuskan di indonesia
atau imunisasi dasar.

2

1.2.2 Tujuan khusus
a. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian Imunisasi dan
apakah imunisasi itu aman?
b. Mahasiswa mampu menjelaskan tujuan dan manfaat
imunisasi.
c. Mahasiswa mampu menjelaskan daftar imunisasi yang
diharuskan dan dianjurkan di Indonesia.

d. Mahasiswa mampu menjelaskan jenis vaksin dan jenis
imunisasi.
e. Mahasiswa mampu menjelaskan macam-macam imunisasi
dan jadwal pemberian imunisasi.
f. Mahasiswa

mampu

menjelaskan

cara

dan

lokasi

penyuntikan.

1.3 Rumusan Masalah
a. Apakah pengertian dari imunisasi, imunisasi aman atau tidak, tujuan

dan manfaat imunisasi, daftar imunisasi yang diharuskan di indonesia,
jenis vaksin di indonesia, jenis imunisasi, macam-macam imunisasi ?
b. Bagaimana kita belajar tentang imunisasi, tahu tentang jadwal
pemberian imunisasi, cara dan dimanakah lokasi penyuntikannya ?

3

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit
dengan memasukkan sesuatu kedalam tubuh agar tubuh tahan terhadap
penyakit yang sedang mewabah atau berbahaya bagi seseorang. (blogindonesia, 2008).
Imunisasi adalah suatu usaha memberikan kesehatan pada bayi dan anak
terhadap penyakit tertentu (Depkes RI.1999).
Imunisasi adalah upaya yang dilakukan dengan sengaja memberikan
kekebalan (imunitas) pada bayi atau anak sehingga terhindar dari penyakit
(Depkes,2000). Pentingnya imunisasi didasarkan pada pemikiran bahwa
pencegahan penyakit merupakan upaya terpenting dalam pemeliharaan kesehatan
anak.

Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak
dengan memasukka vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk
mencegah terhadap penyakit tertentu. Sedangkan yang dimaksud dengan vaksin
adalah bahan yang dipakai untuk merangsang pembentukan zat anti yang
dimasukkan ke dalam tubuh melalui suntikan (misalnya vaksin BCG, DPT,
Hepatitis B, dan campak) dan melalui mulut (misalnya vaksin polio).

4

2.2 Apakah Imunisasi Aman?
Seiring timbul keraguan di masyarakat, apakah pemberian imunisasi aman
bagi anak? Perlu diketahui, tidak ada satu pun tindakan medis yang 100% aman.
Semua tindakan memiliki risik. Namun dengan prosedur pemberian yang tepat
dan dilakukan oleh orang yang ahli dan kompeten di bidangnya, insya Allah
pemberian imnisasi aman dilakukan.
Faktor keamanan merupakan aspek paling penting dalam pembuatan
vaksin. Penelitian dan uji coba sebelum vaksin di edarkan memakan wakt
puluhan tahun. Namun, seperti halnya obat-obatan yang sudah terbukti aman
dikonsumsi, pemberian imunisasi terkandang menimbulkan efek samping bagi
sebagian anak yang disebut dengan kejadian ikutan pasca imunisasi KIPI).

Umunya KIPI hanya berupa reaksi ringan di area penyuntikan seperti nyeri,
bengkak, dan kemerahan. Terkadang reaksi disertai demam ringan 1-2 hari
setelah imunisasi. Gejala tersebut umunya tidak berbahaya dan akan hilang
dengan cepat.

2.3 Tujuan Imunisasi
Tujuan pemberian imunisasi adalah diharapkan anak menjadi kebal
terhadap penyakit sehingga dapat menurunkan angka morbilitas serta dapat
mengurangi kecacatan akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.
Tujuan lainnya adalah untuk mencegah terjadinya penyakit infeksi tertentu dan
apabila terjadi penyakit , tidak akan terlalu parah dan dapat mencegah gejala
yang dapat menimbulkan cacat atau kematian.

5

2.4 Manfaat Imunisasi
Tujuan dari diberikannya suatu imunitas dari imunisasi bagi anak adalah
untuk mengurangi angka penderita suatu penyakit yang sangat membahayakan
kesehatan bahkan bisa menyebabkan kematian pada penderitanya. Beberaa
penyakit yang dapat dihindari dengan imunisasi yaitu seperti hepatitis B,

campak, polio, difteri, tetanus, batuk rejan, gondongan, cacar air, TBC, dan lain
sebagainya.
Imunisasi tidak hanya bermanfaat untuk individu anak yang diimunisasi
saja, namun juga memiliki manfaat yang lebih luas. Berikut diantara manfat
imunisasi:


Manfaat untuk anak
Tujuan pemberian imunisasi pada anak diharapkan akan
memberikan fungsi seta manfaatnya dalam hal untuk melindungi bayi
yang kadar imunitas tubuhnya masih sangat rentan dari penyakit yang
bisa dan dapat untuk menyebabkan kesakitan, kecacatan, ataupun
bahkan kematian bayi.
Didalam vaksin sendiri sebenarnya terdapat bakteri bibir
penyakit. Tentu saja bukan bakteri yang berbahaya, namun bakteri
yang lemah atau yang sudah mati. Dengan memiliki bakteri dalam
tubuh, secara alami tubuh akan membentuk pertahanan diri yang
disebut antibodi. Antibodi ini akan melumpuhkan bakteri serupa yang
akan menimbulkan penyakit. Antibodi akan mengingat bagaimana
cara memerangi bakteri seperti bakteri yang telah dilumpuhkannya.
Bakteri akan tinggal lama di dalam tubuh, sehingga ketika bakteri
jahat pada suatu hari nanti masuk ke dalam tubuh, antibodi akan tahu
cara mengatasinya. Dengan demikian, anak bisa terhindar dari
penyakit.

6



Manfaat Untuk keluarga
Imunisasi juga memiliki bermanfaat bagi keluarga. Dengan
pemberian imunisasi yang tepat, dapat membantu menghilangkan
kecemasan orangtua dari risiko sakit yang akan diderita oleh anaknya.
Selain itu juga menghemat biaya pengobatan bila anak sakit.



Manfaat untuk komunitas
Manfaat imunisai tidak terbatas bagi individu, namun juga nagi
komunitas masyarakat secara umum. Jika cakupan imunisasi cukup
luas, dapat meningkatkan kekebalan komunitas yang bisa mencegah
masyarakat terjangkit penyakit infeksi tertentu. Selain itu bagi negara
juga bermanfaat untuk memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan
bangsa yang kuat dan berakal sehat untuk melanjutkan pembangunan
negara.

2.5 Daftar Imunisasi Yang Diharuskan dan Dianjurkan Di Indonesia
Yang Diharuskan:


BCG (Bacillus Calmette Guerin)



Hepatitis B



DPT (Dipteri, Pertusis dan Tetanus)



Polio



Campak

Yang Dianjurkan:


MMR (Measles/ campak, Mump/ parotitis, Rubella/ campak jerman)



HIB (Haemaphilus Influence B)



Demam Typoid



Hepatitis A

7

2.6 Jenis Vaksin Yang Digunakan Di Indonesia
1. Vaksin dari kuman hidup yang dilemahkan


Vaksin campak dalam vaksin campak



Virus polio jenis sabin dalam vaksin polio



Kuman TBC dalam vaksin BCG

2. Vaksin dari kuman yang dimatikan


Bakteri pertusis dalam DPT



Virus polio jenis salk dalam vaksin polio

3. Vaksin dari racun / toksin kuman yang dilemahkan


Dibuat dari toksik (racun) yang dihasilkan oleh bakteri toksoid
(TT)



Dipteri toksoid dalam DTT

4. Vaksin yang terbuat dari bakteri khusus
 Hepatitis B merupakan recombinan / reaksi dari jamur

2.7 Jenis Imunisasi
Ada dua jenis imunisasi yaitu:
a. Imunisasi aktif
b. Imunisasi pasif
Berbagai jenis vaksin yang dikemukakan diatas bila di berikan pada
anak merupakan contoh imunisasi aktif. Dalam hal ini tubuh anak akan
membuat sendiri zat anti setelah suatu rangsangan antigen dari luar tubuh,
setelah rangsangan ini, kadar zat anti dalam tubuh anak akan meningkat.
Sehingga anak menjadi imun atau kebal. Pada imunisasi aktif, tubuh anak
sendiri secara aktif akan menghasilkan zat anti setelah adanya rangsangan
vaksin dari luar tubuh. Lain halnya dengan imunisasi pasif. Dalam hal ini
imunisasi dilakukan dengan penyuntikan sejumlah zat anti, sehingga kadarnya

8

dalam darah meningkat. Perbedaan yang penting antara jenis imunisasi aktif
dan imunisasi pasif adalah:
1. Untuk memperoleh kekebalan yang cukup, jumlah zat anti dalam
tubuh harus meningkat, pada imunisasi aktif diperlukan waktu yang
agak lebih lama untuk membuat zat anti itu dibandingkan dengan
imunisasi pasif
2. Kekebalan yang terdapat dalam imunisasi aktif bertahan lama
(bertahun tahun), sedangkan pada imunsiasi pasif hanya berlangsung
beberapa bulan.

2.8 Macam-Macam Imunisasi
 Yang Diharuskan:
1. Imunisasi BCG
 vaksinasi dan jenis vaksin
Pemberian imunisasi BCG bertujuan untuk menimbulkan
kekebalan aktif terhadap penyakit tuberculosis (TBC). Imunisai BCG
(basillus calmette guerin) merupakan imunisasi yang digunakan untuk
mencegah terjadi penyakit TBC yang berat, sebab terjadinya penyakit
TBC yang primer atau yang ringan dapat terjadi walaupun sudah
dilakukan imunisasi BCG.TBC yang berat contohnya adalah TBC
pada selaput otak, TBC millier pada seluruh lapangan paru, atau TBC
tulang. Vaksin BCG merupakan vaksin yang mengandung kuman
TBC yang telah dilemahkan.
 Penjelasan penyakit
Di Indonesia dan negara yangs sedang berkembang, penyakit
TBC merupakan penyakit rakyat yang mudah menular. Di negara yang
sudah berkembang penyakit ini sudah jarang ditemukan karena
dilaksanakannya imunisasi BCG dengan luas, pengawasan luas

9

terhadap penderita TBC dan perbaikan keadaan social ekonomi.
Seorang anak akan menderita TBC karena terhisapnya percikan udara
yang mengandung kuman TBC yang berasal dari orang dewasa
berpenyakit TBC.
 Cara imunisasi
Imunisasi BCG Diberikan pada bayi dengan usia 0-11 bulan,
dan sebaiknya diberikan pada usia 0-2 bulan.Imunisasi BCG diberikan
satu kali saja. Pada anak yang berumur lebih dari 2 tahun dianjurkan
untuk melakukan uji mantoux sebelum imunisasi BCG, gunanya untuk
mengetahui apakah ia telah terjangkit penyakit TBC. Untuk imunisasi
ulang diberikan pada saat anak umur 5 tahun.
 Reaksi imunisasi
Biasanya setelah suntikan BCG bayi tidak akan mendertita
Demam. Bila ia demam setelah imunisasi BCG umumnya disebabkan
oleh keadaan lain, untuk itu dianjurkan untuk berkonsultasi ke dokter.
 Efek samping
Umunya pada imunisasi TBC jarang dijumpai akibat samping.
Mungkin terjadi pembengkakan kelenjar getah bening setempat yang
terbatas dan biasanya menyembuh sendiri walaupun lambat. Bila
suntikan BCG dilakukan di lengan atas, pembengkakan kelenjar
terdapat di ketiak atau leher bagian bawah. Suntikan di paha dapat
menimbulkan

pembengkakan

di

selangkangan.

Komplikasi

pembengkakan kelenjar ini biasanya disebabkan karena tehnik
penyuntikan yang kurang tepat yaitu penyuntikan terlalu dalam.
 Indikasi kontra
Tidak ada larangan untuk melakukan imunisasi BCG, kecuali
pada anak yang berpenyakit TBC atau menunjukkan uji mantoux
positif.

10

2. Imunisasi DPT
 Vaksinasi dan Jenis Vaksin
Imunisasi DPT (diphteria, pertusis, tetanus) merupakan
imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit
diphteria, pertusis, tetanus.. Di Indonesia vaksin terhadap ketiga
penyakit tersebut dipasarkan dalam 3 jenis kemasan yaitu dalam
bentuk kemasan tunggal khusus bagi tetanus, dalam bentuk kombinasi
DT (difteri, tetanus) dan kombinasi DPT (vaksin tripel). Vaksin difteri
terbuat dari toksin kuman difteria yang telah dilemahkan. Biasanya
diolah dan dikemas bersama sama dengan vaksin tetanus dalam bentuk
vaksin DT atau dengan tetanus dan pertusis dalam bentuk vaksin DPT.
Vaksin tetanus yang digunakan untuk imunisasi aktif ialah toksoid
tetanus yaitu toksin kuman tetanus yang telah dilemahkan dan
kemudian dimurnikan.
 Penjelasan Penyakit
Difteria : Penyakit difteria disebabkan oleh sejenis bekteria
yang disebut corynebacterium diphtheria tipe gravis, milis, dan
intermedius, yang menular melalui percikan ludah yang tercemar dan
melalui percikan udara yang mengandung kuman. Sifatnya sangat
ganas dan mudah menular. Anak yang terjangkit difteria akan
menderita demam tinggi, selain itu pada tonsil (amandel) atau
tenggorok terlihat selaput putih kotor, dengan cepat selaput ini akan
meluas ke bagian tenggorok sebelah dalam dan menutup jalan nafas.
Anak yang terkena difteri akan menunjukkan gejala ringan sampai
berat. Gejala ringan dapat berupa membran pada rongga hidung dan
gejala berat apabila terjadi obstruksi jalan nafas karena mengenai
laring, saluran nafas bagian atas, tonsil, dan kelenjar sektarleher
membengkak (bull neck). Kematian dapat terjadi apabila gagal jantung
dan obstruksi jalan nafas yang tidak bisa dihindarkan. Difteri dapat
11

menjadi endemik pada lingkungan masyarakat dengan sosial ekonomi
rendah karena banyaknya difteri kulit yang dialami anak-anak da
menular dengan cepat. Imunisasi yang diberikan untuk mencegah
penyakit ini adalah DPT pada anak dibawah 1 tahun (imunisasi dasar)
dan DT pada anak kelas 1 dan VI SD (booster).
Tetanus : penyakit infeksi ini disebabkan oleh Mycobacterium
tetani yang berbentuk spora masuk ke dalam luka tebuka, berkembang
biak secara anaerobik, dan membentuk toksin. Tetanus yang khas
terjadi pada usia anak adalah tetanus neonatorum. Tetanus neonatorum
dapat menimbulkan kematian karena terjadi kejang, sianosis, dan henti
nafas. Reservoarnya adalah kotoran hewan atau tanah yang
berkontaminasi kotoran hewan dan manusia. Gejala wal ditunjukkan
dengan mulut mencucu dan bayi tidak mau menyusu. Kekebalan pada
penyakit ini hanya diperoleh dengan imunisasi atau vaksinasi lengkap
karena riwayat penyakit tetanus tidak menyebabkan kekebalan pada
anak. Penyakit tetanus ada pada luka seperti terjatuh, luka tusuk, luka
bakar, koreng, gigitan binatang, gigi bolong, radang telinga. Luka
tersebut merupakan pintu masuk kuman tetanus yang dikenal sebagai
clostridium tetani. Kuman ini akan berkembang biak dan membentuk
racun yang berbahaya. Racun ini akan merusak sel susunan syaraf
pusat tulang belakang yang menjdi dasar penyakit. Gejala tetanus yang
khas adalah kejang dan kaku secara menyeluruh, otot dinding perut
yang teraba keras dan tegang seperti papan, mulut kaku dan sukar
terbuka, serta muka yang menyeringai serupa setan. Imunisasi yang
diberikan tidak hanya DPT pada anak, tetapi juga TT pada calon
pengantin (TT caten),TT pada ibu hamil yang diberikan saat antenatal
care (ANC), dan DT pada anak sekolah dasar kelas I DAN VI.

12

Pertusis : Penyakit infeksi ini disebabkan oleh Bordetella
pertusis dengan penularan melalui droplet. Masyarakat awam
mengenalnya dengan istilah batuk rejan atau batuk 100 hari. Bahaya
dari pertusis adalah pneumonia yang dapat menimbulkan kematian.
Gejala awal berupa batuk pilek, kemudian setelah hari ke- 10 batuk
bertambah berat dan sering kali disertai muntah. Untuk itu, imunisasi
DPT adalah satu-satu cara pencegahan yang dapat dilakukan karena
kekebalan dari ibu tidak bersifat protektif (Depkes, 2000). Pertussis
atau penyakit batuk rejan atau lebih dikenal dengan batuk seratus hari,
disebabkan oleh kumam bordetella pertusis. Gejala yang khas yaitu
anak tiba tiba batuk keras secara terus menerus, sukar berhenti, muka
menjadi merah atau kebiruan, keluar air mata dan kadang kadang
sampai muntah, kadang disertai darah.
 Cara Imunisasi
Imunisasi DPT diberikan pada bayi pada usia 2-11 bulan,
sebanyak 3 kali suntikan dengan selang waktu 4 minggu. Imunisasi
ulang pertama dilakukan pada usia 1,5-2 tahun atau kurang lebih satu
tahun setelah suntikan imunisasi dasar ketiga. Imunisasi ulang
selanjutnya diberikan saat anak berumur 5-6 tahun dan saat berumur
10 tahun.
 Reaksi Imunisasi
Reaksi yang mungkin terjadi biasanya demam ringan,
pembengkakan dan rasa nyeri di tempat suntikan selama 1-2 hari.
 Efek samping
Kadang kadang terdapat akibat efek samping yang lebih berat,
seperti demam tinggi atau kejang, yang biasanya disebabkan oleh
unsure pertusisnya. Bila hanya DT maka tidak akan timbul akibat
samping yang demikian.

13

 Indikasi kontra
Imunisasi tidak boleh diberikan kepada anak yang sakit parah
dan anak yang menderita penyakit kejang demam kompleks, anak
dengan batuk yang duduga batuk rejan dalam tahap awal atau pada
gangguan kekebalan.Untuk mencegah penyakit difteri, pertusis, (batuk
rejan) dan tetanus.
3. Imunisasi polio
 vaksinasi dan jenis vaksin
Imunisasi polio merupakan imunisasi yang digunakan untuk
mencegah terjadinya penyakit poliomyelitis yang dapat menyebabkan
kelumpuhan pada anak. Kandungan vaksin ini adalah virus yang
dilemahkan. Ada empat strategi untuk pencapaian tujuan tersebut,
yaitu imunisasi rutin OPV (oral polio virus) dengan cakupan tinggi,
imunisasi tambahan, surveilans AFP dan infestigasi laboratorium,
serta mop-up untuk memutus rangtai penularan terakhir. Terdapat 2
jenis vaksin dalam peredaran darah yang masing masing mengandung
virus polio tipe I, II dan II yaitu:
1. Vaksin yang mengandung virus polio tipe I, II dan III yang sudah
dimatikan (virus salk), cara pemberiannya dengan penyuntikan.
2. Vaksin yang mengandung virus polio tipe I, II dan III yang masih
hidup tetapi telah dilemahkan (vaksin sabin), cara pemberiannya
melalui mulut dalam bentuk pil atau cairan
 Penjelasan penyakit
Poliomielitis adalah penyakit infeksi akut yang disebabkan
oleh virus polio. Ada 3 jenis virus polio yaitu tipe I, II dan III.
Viruspolio akan meruak bagian anterior (bagian muka) susunan syaraf
pusat tulang belakang. Gejala penyakit ini sangat bervariasi, dari
gejala ringan sampai timbul kelumpuhan, bahkan mungkin sampai
14

kematian. Gejala yang umum dan mudah dikenal adalah anak
mendadak menjadi lumpuh pada salahsatu anggota geraknya, setelah
ia menderita demam selama 2-5 hari. Bila kelumpuhan itu terjadi pada
otot pernafasan, mungkin anak akan meninggal karena sukar bernafas.
Penyakit ini dapat langsung menular dari seorang penderita polio atau
dengan melalui makanan.
 Cara imunisasi
Di Indonesia dipakai vaksin sabin yang diberikan melalui
mulut. Imunisasi dasar diberikan pada usia 0-11 tahun, sebanyak 4 kali
dengan selang waktu 4 minggu. Imunisasi ulang bisa diberikan 2 kali
saat anak umur 5 tahun dan 10 tahun. Pemberian vaksin polio dapat
dilakukan bersamaan dengan BCG, vaksin epatitis B dan DPT.
 Reaksi imunisasi
Biasanya tidak ada, mungkin pada bayi akan terdapat berak
barak ringan.
 Efek samping
Pada imunisasi polio hampir tidak ada efek samping. Bila ada,
mungkin berupa kelumpuhan anggota gerajs eperti pada penyakit polio
sebenarnya.
 Indikasi kontra
Pada anak dengan diare berat atau yangs edang sakit parah,
imunisasi polio sebaiknya ditangguhkan. Demikian pula pada anak
dengan gangguan kekebalan tidak diberikan iminisasi polio. Alasan
untuk tidakmemberikan vaksin polio pada keadaan diare berat aialah
kemungkinan terjadinya diare yang lebih parah. Pada anak dengan
batuk, pilek, demam, atau diare ringan, imunisasi polio dapat diberikan
seperti biasanya.Untuk mencegah terjadinya penyakit yang menyerang
tulang (poliomyelitis)

15

4. Imunisasi Campak
 vaksinasi dan jenis vaksin
Imunisasi campak merupakan imunisasi yang digunakan untuk
mencegah terjadinya penyakit campak pada anak karena termasuk
penyakit menular. Kandungan vaksin ini adalah virus yang
dilemahkan. Angka kejadian campak juga sangat tinggi dalam
mempengaruhi angka kesakitan dan kematian anak.
 Penjelasan penyakit
Penyakit campak sangat menular. Kuman penyebabnya ialah
sejeni virus yang termasuk ke dalam golongan paramiksovirus. Gejala
yang khas yaitu timbulnya bercak bercak merah di kulit, 3-5 hari
setelah anak menderita demam, batuk atau pilek. Bercak merah ini
semula timbul pada pipi di bawah telinga, kemudian menjalar ke
muka, tubuh dan anggota gerak.
 Cara imunisasi
Bayi baru lahir biasanya telah mendapat kekebalan pasif
terhadap penyakit campk dari ibunya ketika dalam kandungan.
Menurut WHO imunisasi campak cukup diberikan 1 kali suntikan saat
bayi berumur 9-11 bulan, lebih baik lagi setelah umur 1 tahun. Gejala
yang dapat diamati adalah demam yang disertai dengan timbulnya
bercak merah di kulit.
 Reaksi imunisasi
Tidak terdapat reaksi akibat imunisasi. Mungkin terjadi demam
ringan dan tampak sedikit bercak merah pada pipi di bawah telinga
pada hari ke 7-8 setelah penyuntikan. Mungkin juga terjadi
pembengkakan di daerah penyuntikan.

16

 Efek samping
Sangat jarang, mungkin dapat terjadi kejang yang ringan dan
tidak berbahaya pada hari ke 10-12 setelah penyuntikan. Selain itu
dapat terjadi radang otak berupa ensefalitis atau ensefalopati dalam
waktu 30 hari setelah imunisasi.
5. Imunisasi Hepatitis B
 vaksinasi dan jenis vaksin
Imunisasi hepatitis B merupakan imunisasi yang digunakan
untuk mencegah terjadinya penyakit hepatitis . kandungann vaksin ini
adalah HbsAg dalam bentuk cair. Vaksin terbuat dari bagian virus
Hepatitis B yang dinamakan HbsAg yang dapat menimbulkan
kekebalan tetapi tidak menimbulkan penyakit. HbsAg ini dapat
diperoleh dari serum manusia atau dengan cara rekayasa genetika
dengan bantuan sel ragi. Angka kejadian hepatitis B pada anak balita
juga sangat tinggi dalam mempengaruhi angka kesakitan dan kematian
pada balita.
 Penjelasan penyakit
Penyakit hepatitis B disebabkan oleh virus hepatitis B. cara
penularan hepatitis B dapat melalui mulut, transfusi darah, dan jarum
suntik yang tercemar. Pada bayi cara penularannya adalah dari ibu
melalui plasenta semasa dalam kandungan atau pada saat kelahiran.
Kelainan utama pada penyakit ini disebabkan oleh kerusakan pada
hati. Virus hepatitis B yang masuk ke dalam tubuh akan
berkembangbiak di dalam jaringan hati dan kemudian merusaknya.
Gejala yang timbul dapat bervariasi dari tanpa gejala sampai kelainan
hati yang berat atau penyakit yang berjalan menahun (kronis).
Biasanya gejala penyakit hepatitis ialah kekuningan pada mata, rasa
lemah, mual, muntah, tidak nafsumakan dan demam.
17

 Cara imunisasi
Imunisasi aktif dilakukan dengan cara pemberian suntikan
dasar sebanyak 3 kali, diberikan pada bayi berumur 0-11 bulan dengan
selang waktu 1 bulan, tidak ada imunisasi ulang.
 Reaksi imunisasi
Reaksi imunisasi yang terjadi biasanya berupa nyeri pada
tempat suntikan, yang mungkin disertai dengan timbulnya rasa panas
atau pembengkakan. Reaksi ini akan menghilang dalam waktu 2 hari.
Reaksi lain yang mungkin terjadi ialah demam ringan.
 Yang Dianjurkan
1. Vaksin Haemophyllus Influenza tipe B (HiB):
 Vaksinasi
Haemophyllus Influenza bukan virus influenza
tetapi

merupakan

suatu

bakteri

gram

negatif.

Haemophyllus influenza terbagi atas jenis yang berkapsul
dan tidak berkapsul. Kapsul polyribosiribitol phosphate
(PRP) menentukan virulensi dari Hib. Vaksin Hib dibuat
dari kapsul tersebut.
 Penjelasan penyakit
Infeksi Hib sering menyebabkan meningitis (radang
selaput otak) dengan gejala kaku kuduk, penurunan
kesadaran, kejang, dan kematian. Penyakit lain yang dapat
terjadi adalah pneumonia, selulitis, artritis, dan epiglotitis.
Haemophyllus influenza hanya ditemukan pada manusia.
Penyebaran terjadi melalui droplet dari individu yang sakit
kepada orang lain. Sebagian orang yang mengalami infeksi
tidak menjadi sakit tetapi menjadi pembawa kuman karena
Hib menetap di tenggorok.
18

 Jadwal pemberian dan dosis:
Vaksin HiB diberikan sejak umur 2 bulan. PRPOMP (Pedvax HiB – MSD) cukup diberikan 2 kali
sedangkan PRP-T (Act-Hib – Aventis Pasteur) diberikan 3
kali dengan jarak waktu 2 bulan. Imunisasi dasar untuk Act
Hib diberikan pada umur 2,4, dan 6 bulan, sedangkan
Pedvax Hib diberikan pada umur 2 dan 4 bulan, dosis
ketiga 6 bulan tak diperlukan. Ulangan vaksin Hib
diberikan pada umur 18 bulan. Apabila anak datang pada
usia 1-5 tahun, vaksin Hib hanya diberikan 1 kali. Satu
dosis vaksin Hib berisi 0,5 ml, secara intra muskular.
 Kontraindikasi
Vaksin tidak boleh diberikan sebelum bayi berumur
2 bulan karena bayi tersebut belum dapat membentuk
antibodi.
2. Vaksin MMR
Vaksin MMR mengandung gabungan dari kuman yang
sudah dilemahkan. Tujuan vaksinasi ini untuk memperoleh
kekebalan tiga jenis penyakit, yaitu campak (measles),
gondong (mumps), dan campak jerman (rubella). Vaksin
diberikan ketika bayi berusia 12 bulan. Namun, lebih baik
setelah bayi berusia 15 bulan karena bayi masih memiliki
kekebalan pasif sampai usia 6 bulan yang diperoleh dari
ibunya. Pada bayi umur 15-18 bulan, dosis 1 kali 0,5 ml
subkutan. Vaksin MMR yang beredar di pasaran adalah MMRII (MSD) dan Trimovax (Aventis Pasteur). MMR diberikan
minimal 1 bulan sebelum atau setelah penyuntikan imunisasi
lain. Apabila seorang anak telah mendapat imunisasi MMR
19

pada umur 12-18 bulan, imunisasi campak 2 pada umur 5 – 6
tahun tidak perlu diberikan. Ulangan diberikan pada umur 1012 tahun atau 12-18 tahun.
3. Demam Tifoid
Di Indonesia tersedia 2 jenis vaksin yaitu vaksin
polisakarida suntikan dan oral. Polisakarida suntikan adalah
vaksin capsular Vi polysakaride yaitu Typhim Vi (Aventis
Pasteur) diberikan pada usia > 2 tahun, ulangan dilakukan
setiap 3 tahun. Tifoid oral Ty21a yaitu Vivotif (Berna)
diberikan pada umur > 6tahun, dikemas dalam 3 dosis dengan
interval selang sehari (hari 1,3,5). Imunisasi ulangan dilakukan
setiap 3-5 tahun.
4. Hepatitis A
Vaksin hepatitis A diberikan pada daerah yang kurang
terpajan pada umur > 2 tahun. Yang telah beredar adalah
Havrix (Glaxo Smith Kline), Avaxim (Aventis Pasteur) dan
Vaqta (MSD). Vaksin diberikan secara (im) di daerah deltoid.
Dosis Avaxim: dosis 0,5 ml berisi 160 unit, im, ulangan 6
bulan berikutnya. Dosis Havrix:
Untuk dosis 360 U diberikan 3 x dengan interval 4
minggu antara suntikan 1 dan 2. Untuk mendapatkan
perlindungan jangka panjang (10 tahun) dengan nilai ambang
pencegahan > 20 mlU/ml, dosis ketiga diberikan 6 bulan
setelah suntikan pertama.

20

2.9 Jadwal Pemberian Imunisasi
Setiap negara memiliki jadwal imunisasi yang berbeda, karena dalam
menentukan imunisasi yang diperlukan oleh anak-anak di suatu negara akan
dinilai dari statistik kesehatan masing-masing negara.
Di indonesia terdapat program imunisasi yang disusun oleh pemerintah
melalui Departemen Kesehatan Program Pengembangan Imunisasi (PPIDepkes) dan ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) yang menyusun Satgas
Imunisasi PP IDAI. Adanya perbedaan jadwal imunisasi anak di beberapa
praktek dokter sebenarnya karena disesuaikan dengan keadaan yang ada,
misalnya keadaan tertentu bayi atau anak saat imunisasi, penyesuaian anak
untuk mempermudah orangtua, atau adanya perubahan epidemiologi penyakit
tertentu, yang semuanya ini sudah diperhitungkan oleh petugas kesehatan
sehingga setiap jadwal yang diberikan tetap memberikan hasil yang terbaik.
Dari jadwal yang terlihat berbeda-beda tersebut, secara umum sebenarnya
masih berada dalam rentang jadwal yang dianjurkan oleh program
Pengembangan Imunisasi (PPI-Depkes) maupun Satgas Imunisasi PP IDAI.
Sehingga tidak perlu mempermasalahkan perbedaan jadwal imunisasi tersebut.
Jadwal imunisasi Departemen Kesehatan (PPI-Depkes):
No Vaksin
1.
2.
3.
4.
5.

BCG
Hepatitis B
DPT
POLIO
CAMPAK

Pemberian

Selang Waktu Waktu

1 kali
3 kali
3 kali
4 kali
1 kali

Pemberian
-1 bulan
1 bulan
1 bulan
1 bulan

pemberian
0-11 bulan
0-11 bulan
2-11 bulan
0-11 bulan
9.11 Ulan

Kelima jenis imunisasi ini diwajibkan dan menjadi program
pemerntah, karena angka kematian, cacat, dan sakit akibat penyakit-penyakit

21

ini masih tinggi dan imunisasi ini memberikan perlindungan yang lama.
Kelima jenis imunisasi ini diberikan secara gratis oleh pemerintah di
puskesmas, posyandu, dan rumah sakit pemerintah.
Untuk jenis imunisasi tambahan, seperti MMR (Measles/ campak,
Mump/ parotitis, Rubella/ campak jerman), Hib (Haemaphilus Influence B),
demam tifoid, hepatitis A, pemerintah mengizinkan dan menganjurkan
sepanjang bermanfaat untuk anak, yang disesuaikan dengan kesehatan
masing-masing anak dan apakah imunisasi tersebut diperlukan. Pemberian ini
bisa diputuskan oleh dokter dan orangtua. Biasanya jenis imunisasi tambahan
diberikan oleh dokter praktik atau rumah sakit dan harganya relatif mahal.

Cara dan lokasi penyuntikan
NO Vaksin
1.
BCG
2.

Hepatitis

3.
4.

DPT
Polio
Campak

Tempat
Cara Pemberian
Lengan kanan atas IC
luar
B / Paha

tengah IM

bagian luar
Mulut
Lengan kiri atas

BAB III
PENUTUP

22

Tetes
SC

Dosis
0,05 cc
0,5 cc
2 tetes
0,5 cc

3.1 KESIMPULAN
Imunisasi adalah upaya yang dilakukan dengan sengaja memberikan
kekebalan (imunitas) pada bayi atau anak sehingga terhindar dari penyakit.
Pentingnya imunisasi didasarkan pada pemikiran bahwa pencegahan penyakit
merupakan upaya terpenting dalam pemeliharaan kesehatan anak.
Tujuan pemberian imunisasi adalah diharapkan anak menjadi kebal
terhadap penyakit sehingga dapat menurunkan angka morbilitas serta dapat
mengurangi kecacatan akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.
Daftar imunisasi yang diharuskan dan dianjurkan di Indonesia adalah:
Yang Diharuskan:


BCG (Bacillus Calmette Guerin)



Hepatitis B



DPT (Dipteri, Pertusis dan Tetanus)



Polio



Campak

Yang Dianjurkan:


MMR (Measles/ campak, Mump/ parotitis, Rubella/ campak
jerman)



HIB (Haemaphilus Influence B)



Demam Typoid



Hepatitis A

3.2 SARAN
Berdasarkan kesimpulan di atas maka di sarankan :

23

1.

Bagi setiap ibu agar selalu memperhatikan kesehatan bayinya yaitu harus
selalu aktif ke posyandu atau tenaga kesehatan terdekat untuk di beri
imunisasi karena dengan di beri imunisasi dapat mencegah bayi dalam
berbagai macam penyakit.

2.

Perlu peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi tentang imunisasi di
kalangan paramedis sehingga pelayanan kesehatan khususnya imunisasi
dapat diberikan sesuai dengan standar asuhan pelayanan kesehatan.

3.

Perlu pemberian pendidikan kesehatan kepada masyarakat yang sebenarnya
tentang pentingnya imunisasi dan hal-hal yang berkaitan sehingga
masyarakat tidak perlu takut membawa anaknya imunisasi.

DAFTAR PUSTAKA

24

(Achmadi, Umar Fahmi.2006.Imunisasi Mengapa Perlu?.Jakarta: Buku Kompas)
(Aziz Alimul Hidayat, A.2008.Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan
Kebidanan.Jakarta: Salemba Medika)
(Oktiawati, Anisa, dan Ita Nur Itsna.2014.Buku Panduan Praktik Laboratorium
Keperawatan Anak.Yogyakarta: Deepublish)
(SR, Hardiko.2007.Mengawal Pertumbuhan Si Buah Hati.Klaten: Cempaka Putih)
(Dwienda R, Octa, dkk.2014.Buku Ajar Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi/ Balita
dan Anak Prasekolah untuk Para Bidan.Yogyakarta: Deepublish)
(Wisma, Misfallah Tholabul ‘Ilmi.2013.Majalah Kesehatan Muslim. Yogyakarta:
Pustaka Muslim)
(Suririnah.2009.Buku Pintar merawat bayi 0-12 bulan.Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama)

25