LAPORAN PRAKTIKUM P 1 0

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS INSTRUMEN
PERCOBAAN 1

ANALISIS AMOXICILLIN DENGAN
METODE SPEKTROFOTOMETRI ULTRA-VIOLET (UV)

Disusun oleh:
1.

Khilman Husna P

(G1F011036)

2.

Windhiana Sapti Argi

(G1F011038)

3.


Gitanti Rohman

(G1F011040)

4.

Fathia Rahmi Zaen

(G1F011044)

5.

Nova Amalia

(G1F011046)

Golongan

: II B


Kelompok : 1
Hari/tanggal: Senin, 1 April 2013
Asisten

: Kak Mayang

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN FARMASI
PURWOKERTO
2013

ANALISIS AMOXICILLIN DENGAN
METODE SPEKTROFOTOMETRI ULTRA-VIOLET (UV)
A. Tujuan Praktikum
Melakukan prinsip analisis kuantitatif senyawa obat dengan metode spektrofotometri
UV.
B. Metode Percobaan
B.1. Tinjauan Pustaka

Spektroskopi adalah metode penelitian yang didasarkan pada interaksi antaramateri
dengan cahaya. Bila materi disinari cahaya, maka ada kemungkinan bahwacahaya akan
diserap, dihamburkan, dipantulkan, dibelokkan, atau diubah sudutgetarnya. Spektrofotometri
dapat dibayangkan sebagai suatu perpanjangan daripenilikan visual dimana studi yang lebih
terinci mengenai pengabsorpsian energicahaya oleh spesies kimia memungkinkan kecermatan
yang lebih besar dalampencirian dan pengukuran kuantitatif (Underwood, 2001).
Spektrofotometer adalah alat yang terdiri dari spektrometer dan fotometer.Spektrometer
menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang tertentudan fotometer adalah
alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan ataudiabsorbsi. Jadi, spektrofotometer
digunakan untuk mengukur energi secara relatif jikaenergi tersebut ditransmisikan,
direfleksikan, atau diemisikan sebagai fungsi daripanjang gelombang. Suatu spektrofotometer
tersusun dari sumber spektrum tampak yang kontinyu, monokromator, sel pengabsorbsi untuk
larutan sampel atau blanko dansuatu alat untuk perbedaan absorbsi antara sampel dan blanko
ataupun pembanding(Khopkar, 2003). Spektrofotometri ini hanya terjadi bilaterjadi
perpindahan elektron dari tingkat energi yang rendah ke tingkat energi yanglebih tinggi.
Perpindahan elektron tidak diikuti oleh perubahan arah spin, hal inidikenal dengan sebutan
tereksitasi singlet (Khopkar, 2003).

B.2. Cara Kerja
1. Penetapan Panjang Gelombang Maksimum

500 mg Amoxicillin
-

Dilarutkan dalam 250 mL NaOH 0,1 N

-

Diencerkan 50 x dengan NaOH 0,1 N

-

Dibaca absorbansi pada λ = 200 – 380 nm

Hasil
2. Penetapan Waktu Reaksi (OperatingTime)
500 mg Amoxicillin
-

Dilarutkan dalam 250 mL NaOH 0,1 N


-

Diencerkan 50 x dengan NaOH 0,1 N

-

Diamati absorbansi pada λ maks dengan interval waktu
5, 10, 25, 30, 5, 60 menit

Hasil
3. Pembuatan Kurva Baku Kadar Amoxicillin
DataAbsorbansi & Kadar Amoxicillin
-

Dikalibrasi dengan regresi linier

-

Sehingga blanko adalah NaOH 0,1 N


-

Dibuat kurva

Hasil
4. Pengukuran Kadar Amoxicillin
10 Tablet Amoxicillin
Amoxicillin
- Diambil secara acak
-

Ditimbang satu per satu

-

Digerus halus hngga homogen

Serbuk Amoxicillin
Amoxicillin


-

Ditimbang dalam jumlah tertentu

-

Dilarutkan dengan NaOH 0,1 N

-

Dikocok selama 10 menit

-

Didiamkan dalam ruang tertutup 15 menit

-

Disentrifugasi, diambil supernatannya
5 mL filtrat


5 mL filtrat

Dibuang

-

diencerkan dengan NaOH 0,1 N

-

Diukur absorbansi pada λ maks

-

NaOH 01 N → blanko

-

Dilarutkan replikasi 3 x


-

Dihitung kadarnya

Hasil
C. Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini antara lain neraca, mortir, stemper, labu
ukur 500; 100; 50; 25; 10 ml, gelas timbang, pipet tetes, pipet ukur, pipet volume 1; 2; 5; 10
ml, spektrofotometer UV-Vis, kuvet, tabung reaksi, alat sentrifugasi, tabung sentrifugasi dan
corong.
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini antara lain Amoxicillin, NaOH dan
akuades.
D. Data Pengamatan
Perlakuan

500gr amoxicillin dilarutkan dalam 250ml NaOH
0,1N, diencerkan 50x dengan NaOH 0,1N lalu
dibaca absorbansinya pada λ = 200 - 380nm


Gambar

Larutan baku kemudian diencerkan kembali
menjadi 10ppm, 15ppm, dan 20ppm

10 tablet amoxicillin diambil secara acak lalu di
timbang satu persatu, kemudian digerus halus
hingga homogen

Serbuk amoxicillin ditimbang dalam jumlah
tertentu dan dilarutkan dengan NaOH 0,1N,
dikocok selama 10 menit lalu didiamkan dalam
ruang tertutup selama 15 menit

Larutan amoxicillin dengan NaOH disentrifugasi
dengan kecepatan 3000putaran/10menit lalu filtrat
diencerkan dengan NaOH 0,1N, diukur
absorbansinya pada λmax dan dilakukan dengan 3x
replikasi


E. Perhitungan
D.1.

Pengenceran amoxicillin baku
500 mg/ 250ml = 2mg/ml = 2000μg/ml
Kurva baku = 10ppm, 15ppm, 20ppm
*Pengenceran 50x
M1 . V1 = M2 . V2
2000 . 1 = M2 . 50ml
M2 = 40ppm
*Pengenceran 10ppm

M1 . V1 = M2 . V2
40 . V1 = 10 . 25
V1 = 6,25ml
*Pengenceran 15ppm
M1 . V1 = M2 . V2
40 . V1 = 15 . 25
V1 = 9,375ml
*Pengenceran 20ppm
M1 . V1 = M2 . V2
40 V1 = 20 . 25
V1 = 12,5ml
D.2.

Berat masing-masing tablet amoxicillin
Berat kertas  0,529gr
1,186  0,657 gr
1,167  0,638 gr
1,177  0,648 gr
1,201  0,672 gr
1,188  0,659 gr
1,218  0,689 gr
1,220  0,691 gr
1,222  0,693 gr
1,231  0,702 gr
1,220  0,691 gr
Berat tablet rata-rata = 0,674gr = 674mg

D.3.

Absorbansi larutan baku dan sampel
Larutan Baku
λ = 245nm
blanko = 0
10ppm = 0,384
15ppm = 0,540
20ppm = 0,736
a = 0,0253
b = 0,0352
r = 0,998

D.4.

Persamaan linier
y = aϰ + b

Larutan Sampel
λ = 245nm
pengenceran 2000x
blanko = 0
replikasi 1 = 0,296
2 = 0,298
3= 0,297

replikasi 1  0,296 = 0,0253ϰ – 0,0352
0,0253
ϰ = 0,2608
ϰ1 = 0,097ppm = 97 x 10-6mg/ml
replikasi 2  0,298 = 0,0253ϰ – 0,0352
0,0253
ϰ = 0,2628
ϰ2 = 0,0962ppm = 96,2 x 10-6mg/ml
replikasi 3  0,297 = 0,0253ϰ – 0,0352
0,0253
ϰ = 0,2618
ϰ3 = 0,0966ppm = 96,6 x 10-6mg/ml
D.5.

Kadar
berat tablet rata−rata
x C x fp
berat sampel
674
Kadar 1 = 100 x 97x10-6 x 2000 = 1,307
674
Kadar 2 = 100 x 96,2x10-6 x 2000 = 1,245
674
Kadar 3 = 100 x 96,6x10-6 x 2000 = 1,302
Kadar =

Kadar (x)
1,307
1,245
1,302

SD =
=





¯x
1,285

Ʃ (x− ¯x )2
n−1
23,73 x 10−4
3−1

−4
= 23,73 x 10
2
= √ 11,865 x 10−4
= 3,44 x 10-4

Kadar = ¯x ± SD
= 1,285 ± 3,44 x 10-4

( x− ¯x )
0,022
-0,04
0,017

( x− ¯x )2
4,84 x 10-4
1,6 x 10-3
2,89 x 10-4
Ʃ = 23,73 x 10-4

F. Pembahasan
Tujuan dalam praktikum kali ini adalah melakukan prinsip analisis kuantitatif senyawa
obat dengan metode spektrofotometri UV. Dalam ilmu kefarmasiaan spektrofotometri
digunakan untuk menganalisis kadar obat. Spektrofotometri dapat mengindikasikan bahwa
setiap obat harus dapat bekerja secara maksimal dalam tubuh terutama dalam hal
penyerapannya. Spektrofotometri merupakan metode analisis yang didasarkan pada absorpsi
radiasi elektromagnet. Cahaya terdiri dari radiasi terhadap kepekaan mata manusia.
Gelombang dengan panjang berlainan akan menimbulkan cahaya yang berlainan sedangkan
campuran cahaya dengan panjang-panjang ini akan menyusun cahaya putih. Cahaya putih
meliputi seluruh spektrum nampak 400-760 nm. Dalam analisis spektrofotometri digunakan
suatu sumber radiasi yang menjorok ke dalam daerah spektrum ultraviolet itu. Dari spektrum
ini, dipilih panjang-panjang gelombang tertentu dengan lebar pita kurang dari 1 nm (Depkes
RI, 1979).
Spektrum UV merupakan hasil interaksi antara radiasi elektromagentik (REM) dengan
molekul. REM merupakan bentuk energi radiasi yang mempunyai sifat gelombang dan
partikel (foton). Karena bersifat sebagai gelombang maka beberapa parameter perlu
diketahui, misalnya panjang gelombang, frekuensi, bilangan gelombang, dan serapan. REM
mempunyai vektor listrik dan vektor magnet yang bergetar dalam bidang-bidang yang tegak
lurus satu sama lain dan masing-masing tegak lurus pada arah perambatan radiasi. Berbeda
dengan spektrofotometri visible, pada spektrofotometri UV berdasarkan interaksi sampel
dengan sinar UV. Sinar UV memiliki panjang gelombang 190-380 nm. Sebagai sumber sinar
dapat digunakan lampu deuterium (Khopkar, 2003).
Cara kerja spektrofotometri secara singkat adalah sebagai berikut. Tempatkan larutan
pembanding, misalnya blangko dalam sel pertama sedangkan larutan yang akan dianalisis
pada sel kedua. Kemudian pilih fotosel yang cocok 200 nm-650 nm (650 nm-1100 nm) agar
daerah λ yang diperlukan dapat terliputi. Dengan ruang fotosel dalam keadaan tertutup “nol”
galvanometer dengan menggunakan tombol dark-current. Pilih h yang diinginkan, buka
fotosel dan lewatkan berkas cahaya pada blangko dan “nol” galvanometer didapat dengan
memutar tombol sensitivitas. Dengan menggunakan tombol transmitansi, kemudian atur
besarnya pada 100%. Lewatkan berkas cahaya pada larutan sampel yang akan dianalisis.
Skala absorbansi menunjukkan absorbansi larutan sampel (Khopkar, 2003).
Keuntungan utama pemilihan metode spektrofotometri bahwa metode ini memberikan
metode sangat sederhana untuk menetapkan kuantitas zat yang sangat kecil (Depkes RI,
1979). Spektrofotometri menyiratkan pengukuran jauhnya penyerapan energi cahaya oleh

suatu sistem kimia itu sebagai suatu fungsi dari panjang gelombang radiasi, demikian pula
pengukuran penyerapan yang menyendiri pada suatu panjang gelombang tertentu
(Underwood, 2001).
Keuntungan dari spektrofotometer untuk keperluan analisis kuantitatif adalah dapat
digunakan secara luas, memiliki kepekaan yang tinggi, keselektifannya cukup baik, tingkat
ketelitian tinggi. Syarat larutan yang dapat digunakan untuk analisis campuran dua komponen
adalah

komponen-komponen dalam larutan tidak boleh saling bereaksi, penyerapan

komponen-komponen tersebut tiak sama, komponen harus menyerap pada panjang
gelombang tertentu.

Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini meliputi :
1. Amoxicillin

Nama Resmi

: AMOXICILLINUM

Rumus molekul

: C16H19N3O5.3H2O

Berat Molekul

: 419,45

Pemerian

: Serbuk hablur, putih; praktis tidak berbau.

Kelarutan

: Sukar larut dalam air dan methanol; tidak larut dalam benzene, dalam

karbon tetraklorida, dan dalam kloroform.
(Depkes RI, 1995)
Amoxicillin adalah antibiotika yang termasuk ke dalam golongan penisilin. Obat lain
yang termasuk ke dalam golongan ini antara lain Ampicillin, Piperacillin, Ticarcillin, dan lain
lain. Karena berada dalam satu golongan maka semua obat tersebut mempunyai mekanisme
kerja yang mirip. Obat ini tidak membunuh bakteri secara langsung tetapi dengan cara
mencegah bakteri membentuk semacam lapisan yang melekat disekujur tubuhnya. Lapisan
ini bagi bakteri berfungsi sangat vital yaitu untuk melindungi bakteri dari perubahan
lingkungan dan menjaga agar tubuh bakteri tidak tercerai berai. Bakteri tidak akan mampu
bertahan hidup tanpa adanya lapisan ini. Amoxicillin sangat efektif untuk beberapa bakteri

seperti H. influenzae, N. gonorrhoea, E. coli, Pneumococci, Streptococci, dan beberapa strain
dari Staphylococci (Rohman, 2007).
Sesuai dengan mekanisme kerja diatas maka Amoxicillin seharusnya memang
digunakan untuk mengobati penyakit penyakit yang disebabkan oleh kuman kuman yang
sensitif terhadap Amoxicillin. Beberapa penyakit yang biasa diobati dengan Amoxicillin
antara lain infeksi pada telinga tengah, radang tonsil, radang tenggorokan, radang pada laring,
bronchitis, pneumonia, infeksi saluran kemih, dan infeksi pada kulit. Amoxicillin juga bisa
digunakan untuk mengobati gonorrhea.
Untuk menjaga khasiat obat ini, maka harus pula diperhatikan cara penyimpanannya.
Amoxicillin sebaiknya disimpan dalam suhu kamar yaitu antara 20 sampai 25 derajat Celcius.
Untuk sirop kering yang telah dicampur dengan air sebaiknya tidak digunakan lagi setelah 14
hari atau 2 minggu. Amoxicillin bisa diminum baik sebelum maupun setelah makan dan obat
ini sangat jarang ditemukan berinteraksi dengan obat obat yang lain. Amoxicillin juga aman
diberikan untuk ibu hamil dan menyusui walaupun ada beberapa kasus diare yang terjadi
pada bayi yang disusui oleh ibu yang minum Amoxicillin ( Rohman, 2007 )
Efek samping dari Amoxicillin antara lain : diare, gangguan tidur, rasa terbakar di dada,
mual, gatal, muntah, gelisah, nyeri perut, perdarahan dan dapat merusak enamel gigi bayi
secara permanen
2. Aquades
H-O-H
BM 18,02
Air murni adalah air yang dimurnikan yang di peroleh dengan destilasi.perlakuan
dengan menggunakan penukar ion,osmosis yang baik,atau proses lain yang sesuai.Dibuat dari
air yang memenuhi persyaratan air minum,dan tibak mengandung zat tambahan yang
lain.Pemerian cairan jernih,tidak berwarna,dan tidak berbau.Aquadest digunakan untuk
pembuatan sediaan-sediaan.Bila digunakan untuk seediaan steril air harus memenuhi uji
sterilitas(Depkes RI,1995).
Air adalah pelarut yang kuat, melarutkan banyak jenis zat kimia. Zat-zat yang
bercampur dan larut dengan baik dalam air (misalnya garam-garam) disebut sebagai zat-zat
"hidrofilik" (pencinta air), dan zat-zat yang tidak mudah tercampur dengan air (misalnya
lemak dan minyak), disebut sebagai zat-zat "hidrofobik" (takut-air). Kelarutan suatu zat
dalam air ditentukan oleh dapat tidaknya zat tersebut menandingi kekuatan gaya tarikmenarik listrik (gaya intermolekul dipol-dipol) antara molekul-molekul air. Jika suatu zat

tidak mampu menandingi gaya tarik-menarik antar molekul air, molekul-molekul zat tersebut
tidak larut dan akan mengendap dalam air.
3. Natrium Hidroksida
Na-O-H
Nama Resmi

: NATRII HYDROXIDUM

Rumus Molekul : NaOH
Berat Molekul : 40,00
Pemerian

: Putih atau praktis putih, massa melebur berbentuk pellet, serpihan

atau batang atau bentuk lain. Keras, rapuh dan menunjukkan pecahan hablur. Bila dibiarkan
diudara akan cepat menyerap karbon dioksida dan lembab.
Kelarutan

: Mudah larut dalam air dan dalam etanol
(Depkes RI, 1995).

Natrium hidroksida (NaOH), juga dikenal sebagai soda kaustik atau sodium hidroksida,
adalah sejenis basa logam kaustik. Natrium Hidroksida terbentuk dari oksida basa Natrium
Oksida dilarutkan dalam air. Natrium hidroksida membentuk larutan alkalin yang kuat ketika
dilarutkan ke dalam air. Ia digunakan di berbagai macam bidang industri, kebanyakan
digunakan sebagai basa dalam proses produksi bubur kayu dan kertas, tekstil, air minum,
sabun dan deterjen. Natrium hidroksida adalah basa yang paling umum digunakan dalam
laboratorium kimia.
Natrium hidroksida murni berbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk pelet,
serpihan, butiran ataupun larutan jenuh 50%. Ia bersifat lembab cair dan secara spontan
menyerap karbon dioksida dari udara bebas. Ia sangat larut dalam air dan akan melepaskan
panas ketika dilarutkan. Ia juga larut dalam etanol dan metanol, walaupun kelarutan NaOH
dalam kedua cairan ini lebih kecil daripada kelarutan KOH. Ia tidak larut dalam dietil eter
dan pelarut non-polar lainnya. Larutan natrium hidroksida akan meninggalkan noda kuning
pada kain dan kertas.
NaOH (Natrium Hidroksida) berwarna putih atau praktis putih, massa melebur,
berbentuk pellet, serpihan atau batang atau bentuk lain. Sangat basa, keras, rapuh dan
menunjukkan pecahan hablur. Bila dibiarkan di udara akan cepat menyerap karbondioksida
dan lembab. Kelarutan mudah larut dalam air dan dalam etanol tetapi tidak larut dalam eter.
Titik leleh 318°C serta titik didih 1390°C. Hidratnya mengandung 7; 5; 3,5; 3; 2 dan 1
molekul air (Daintith, 2005).

NaOH membentuk basa kuat bila dilarutkan dalam air, NaOH murni merupakan
padatan berwarna putih, densitas NaOH adalah 2,1. Senyawa ini sangat mudah terionisasi
membentuk ion natrium dan hidroksida (Keenan, 1989).
Langkah-langkah yang dilakukan untuk mengukur kadar tablet amoxicillin, yaitu:
1. Penetapan panjang gelombang maksimum
Penetapan panjang gelombang maksimum tidak dilakukan karena alat yang dipakai yaitu
spektrofotometri UV-Vis tidak dapat melakukan pengukuran panjang gelombang maksimal.
Panjang gelombang maksimal amoxicillin yang didapat dari literature adalah 245 nm.
2. Pembuatan Kurva Baku Kadar Amoxicillin
Pembuatan kurva baku dilakukan dengan cara menimbang berat amoxiciliin standar
sebanyak 500 mg dengan menggunakan timbangan digital. Kemudian diencerkan dengan
larutan NaOH 0,1 N sebanyak 250 mL. Konsentrasi yang didapat setelah pengenceran
tersebut yaitu 2 mg/mL. Larutan tersebut kemudian diambil sebanyak 1 mL lalu diencerkan
dengan larutan NaOH 0,1 N sebanyak 50 mL. Konsentrasi larutan stock yang didapat adalah
0,04 mg/mL. Kemudian larutan tersebut dibuat menjadi 3 konsentrasi yaitu 10 ppm, 15 ppm,
dan 20 ppm dengan pengenceran seperti yang telah disebutkan dalam bab perhitungan di atas.
Masing-masing larutan dibaca absorbansinya pada gelombang maksimum yang telah didapat
yaitu 245 nm. Dari hasil pengukuran didapat absorbansinya berturut-turut adalah 10ppm =
0,384 ; 15ppm = 0,540 ; 20ppm = 0,736.
Kurva baku yaitu:

0.8
0.7
0.6
0.5
Column2

0.4
0.3
0.2
0.1
0
10 ppm

15 ppm

20 ppm

Kemudian ditentukan kurva kalibrasi regresi linear antara absorbansi larutan yang
didapat dengan konsentrasi amoxicillin dalam larutan NaOH 0,1 N, dan didapatkan
nilai
a = 0,0253
b = 0,0352
r = 0,998
Dari hasil tersebut didapatkan persamaan kurva baku, y = 0,0253x + 0,0352
3. Pengukuran Kadar Amoxicillin
Tablet Amoxicilin digerus dalam mortir hingga halus. Tablet amoxicillin yang telah
menjadi serbuk ditimbang sebanyak 500 mg karena timbangan yang digunakan memiliki
ketelitian minimal 5 g. Serbuk tersebut di add dengan 50 ml NaOH 0,1 N menggunakan labu
pengencer. Dilakukan penggojokan selama 10 menit untuk memastikan amoxicillin tersebut
larut sempurna dengan NaOH, kemudian didiamkan selama 15 menit dalam wadah tertutup
agar larutan homogen. Larutan kemudian disentrifugasi untuk memisahkan solut dan solven
lalu diambil supernatanya. Sebanyak 5 ml larutan filtrat pertama dibuang karena diasumsikan
masih bersihdari solut dan 5 ml selanjutnya diencerkan dengan NaOH untuk diukur
absorbansinya pada panjang gelombang maksimal yang didapat yaitu 245 nm yang nantinya
akan mempresentasikan kadar sampel. Dilakukan sebanyak 3 kali replikasi pengukuran kadar
sampel. Absorbansi yang didapat berada >0,8, maka perlu dilakukan pengenceran agar
absorbansi yang didapat berada pada rentang 0,2 – 0,8 atau 15 % sampai 70 % jika dibaca
sebagai transmitans. Anjuran ini berdasarkan anggapan bahwa kesalahan dalam pembacaan T

adalah 0,005 atau 0,5 % (kesalahan fotometrik) (Gandjar, 2007). Kemudian larutan tersebut
masing-masing diambil 40 ml dan di add 50 ml NaOH 0,1 N (2000 x pengenceran).
Didapatkan hasil absorbansi berturut-turut adalah 0,296 ; 0,298 ; 0,297 . Berdasarkan
perhitungan menggunakan regresi yang telah didapat y= ax+ b , akan didapatkan kadar
berturut-turut yaitu 1,307 ; 1,245; 1,302 . Rata-rata kadarnya adalah 1,285 dan SD nya adalah
3,44 x 10-4. Sehingga didapatkan persen kadar amoxicillin, yaitu 1,285 ± 3,44 x 10-4mg/ml.

G. Kesimpulan
H. Daftar Pustaka
Day, R. A. and A. L. Underwood. 2001. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Keenam. Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. Jakarta.
Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. Jakarta.
Daintith, J. 2005. Kamus Lengkap Kimia. Erlangga. Jakarta.
Gandjar, I. G. dan Abdul Rohman. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Pustaka Pelajar.
Yogyakarta.
Keenan, C. 1989. Kimia Untuk Universitas. Erlangga. Jakarta.
Khopkar, S. M. 2003. Konsep Dasar Kimia Analitik. Universitas Indonesia Press. Jakarta.
Rohman, A. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.