ASUHAN KEPERAWATAN HIPERTENSI HEART DISE

ASUHAN KEPERAWATAN HIPERTENSI HEART DISEASE

BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
Konsep Dasar Penyakit
1. Pengertian
Hipertensi adalah keadaan menetap tekanan sistolik melebih dari 140 mmHg atau
tekanan diastolik lebih tinggi dari 90 mmHg. Diagnostik ini dapat dipastikan dengan
mengukur rata-rata tekanan darah pada 2 waktu yang terpisah (FKUI, 2001 : 453)
Hipertensi heart disease (HHD) adalah istilah yang diterapkan untuk menyebutkan
penyakit jantung secara keseluruhan, mulai dari left ventricle hyperthrophy (LVH),
aritmia jantung, penyakit jantung koroner, dan penyakit jantung kronis, yang
disebabkan karena peningkatan tekanan darah, baik secara langsung maupun tidak
langsung.

2. Etiologi/Penyebab

a. Faktor keturunan
Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan lebih

besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi.
b. Ciri perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah:
 Umur ( jika umur bertambah maka TD meningkat )
 Jenis kelamin ( laki-laki lebih tinggi dari perempuan )
 Ras ( ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih )
c. Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah :
 Konsumsi garam yang tinggi ( melebihi dari 30 gr )
 Kegemukan atau makan berlebihan
 Stress
 Merokok
 Minum alkohol
 Minum obat-obatan ( ephedrine, prednison, epineprin )

Sedangkan penyebab hipertensi sekunder adalah :
a. Ginjal
 Glomerulonefritis
 Pielonefritis
 Nekrosis tubular akut

 Tumor
b. Vascular
 Aterosklerosis
 Hiperplasia
 Trombosis
 Aneurisma
 Emboli kolestrol
 Vaskulitis
c. Kelainan endokrin
 DM
 Hipertiroidisme
 Hipotiroidisme
d. Saraf
 Stroke
 Ensepalitis
 SGB
e. Obat – obatan
 Kontrasepsi oral
 Kortikosteroid
3. phatofisiologi


4. Tanda dan Gejala
a. sakit kepala
b. kelelahan
c. mual
d. muntah
e. sesak nafas
f. gelisah
g. pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata,
jantung dan ginjal.

5. Klasifikasi
Secara klinis derajat hipertensi dapat dikelompokkan sesuai dengan rekomendasi dari
“The Sixth Report of The Join National Committee, Prevention, Detection and
Treatment of High Blood Pressure “ (JNC – VI, 1997) sebagai berikut :

N
o
1
.

2
.
3
.

4
.

Ka
teg
ori
Opt
ima
l
No
rm
al
Hig
h
No

rm
al
Hip
erte
nsi
Gra
de
1
(rin
gan
)
Gra
de
2
(se
dan
g)
Gra
de
3

(be
rat)
Gra
de
4

Sistolik
(mmH
g)
120

(sa
nga
t
ber
at)
6. Penatalaksanaan

.
Berbagai macam strategi pengobatan penyakit jantung hipertensi :

a. Pengaturan Diet
Berbagai studi menunjukkan bahwa diet dan pola hidup sehat dan atau dengan obatobatan yang menurunkan gejala gagal jantung dan bisa memperbaiki keadaan LVH.







Beberapa diet yang dianjurkan:
Rendah garam, .Jumlah intake sodium yang dianjurkan 50–100 mmol atau setara
dengan 3-6 gram garam per hari.
Diet tinggi potassium, Pemberian Potassium secara intravena dapat menyebabkan
vasodilatasi,yang dipercaya dimediasi oleh nitric oxide pada dinding vascular.
Diet kaya buah dan sayur.
Diet rendah kolesterol sebagai pencegah terjadinya jantung koroner.
Tidak mengkomsumsi Alkohol.

b. Olahraga Teratur
Olahraga teratur selama 30 menit sebanyak 3-4 kali dalam satu minggu sangat

dinjurkan untuk menurunkan tekanan darah.
c.

Penurunan Berat Badan
Penurunan berat badan (1kg/minggu) sangat dianjurkan. Penurunan berat badan
dengan menggunakan obat-obatan perlu menjadi perhatian khusus karena umumnya
obat penurun berat badan yang terjual bebas mengandung simpatomimetik,sehingga
dapat meningkatan tekanan darah, memperburuk angina atau gejala gagal jantung dan
terjainya eksaserbasi aritmia.
Menghindari obat-obatan seperti NSAIDs, simpatomimetik, dan MAO yang
dapat meningkatkan tekanan darah atau menggunakannya dengan obat antihipertesni.
d. Farmakoterapi
obat antihipertensi seperti thiazide, beta-blocker dan kombinasi alpha dan beta
blocker, calcium channel blockers, ACE inhibitor, angiotensin receptor blocker dan
vasodilator seperti hydralazine. Hampir pada semua pasien memerlukan dua atau lebih
obat antihipertensi untuk mencapai tekanan darah yang diinginkan.

7. Pemeriksaan Penunjang
1. Riwayat dan pemeriksaan fisik secara menyeluruh
2. Pemeriksaan retina

3.Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kerusakan organ seperti ginjal dan
jantung
4. EKG untuk mengetahui hipertropi ventrikel kiri
5. Urinalisa untuk mengetahui protein dalam urin, darah, glukosa
6. Pemeriksaan; renogram, pielogram intravena arteriogram renal, pemeriksaan fungsi
ginjal terpisah dan penentuan kadar urin
7. Foto dada dan CT scan.
8. Komplikasi
Dalam perjalannya penyakit ini termasuk penyakit kronis yang dapat
menyebabkan berbagai macam komplikasi antara lain :
a. Stroke
b. Gagal jantung
c. Gagal Ginjal
d. Gangguan pada Mata

BAB II
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1.Pengkajian
A. Aktivitas/ Istirahat
 Gejala : kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton.

 Tanda :Frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, takipnea.
B. Sirkulasi
 Gejala :Riwayat Hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner/katup dan
penyakit cebrocaskuler, episode palpitasi,perspirasi.
 Tanda :Kenaikan TD, Nadi denyutan jelas dari karotis, jugularis,radialis, tikikardi,
murmur stenosis valvular, distensi vena jugularis,kulit pucat, sianosis, suhu dingin
(vasokontriksi perifer) pengisian kapiler mungkin lambat/ bertunda.
C. Integritas Ego
 Gejala :Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, faktor stress multiple(hubungan,
keuangan, yang berkaitan dengan pekerjaan.
 Tanda :Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan continue perhatian,tangisan
meledak, otot muka tegang, pernafasan menghela, peningkatan pola bicara.
D. Eliminasi
 Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau (seperti obstruksi atau riwayat penyakit ginjal
pada masa yang lalu).

F. Makanan/cairan
 Gejala: Maanan yang disukai yang mencakup makanan tinggi garam, lemak serta
kolesterol, mual, muntah dan perubahan BB akhir akhir ini(meningkat/turun) Riwayat
penggunaan diuretik

 Tanda: Berat badan normal atau obesitas,, adanya edema, glikosuria.
G. Neurosensori
 Genjala: Keluhan pening /pusing,sakit kepala,subojksipital (terjadi saat bangun dan
menghilangkan secara spontan setelah beberapa jam) Gangguan penglihatan (diplobia,
penglihatan kabur,epistakis).
 Tanda: Status mental, perubahan keterjagaan, orientasi, pola/isi bicara,efek, proses
pikir, penurunan keuatan genggaman tangan.
H. Nyeri/ ketidaknyaman
 Gejala: Angina (penyakit arteri koroner/ keterlibatan jantung),sakitkepala.
I. Pernafasan
 Gejala: Dispnea yang berkaitan dari aktivitas /kerja takipnea,ortopnea,dispnea, batuk
dengan/tanpa pembentukan sputum, riwayat merokok.
 Tanda: Distress pernafasan/penggunaan otot aksesori pernafasan buny inafas
tambahan (krakties/mengi), sianosis.
J. Keamanan
 Gejala: Gangguan koordinasi/cara berjalan, hipotensi postural
2.Diagnosa Keperawatan
1.
Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung b.d peningkatan afterload,
vasokonstriksi, iskemia miokard, hipertropi ventricular
2.
Intoleran aktivitas b.d kelemahan umum ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen.
3.
Nyeri ( sakit kepala ) b.d peningkatan tekanan vaskuler serebral
4.
Nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh b.d masukan berlebih

3. Perencanaan Keperawatan
Dx 1 : Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung b.d peningkatan afterload,
vasokonstriksi, iskemia miokard, hipertropi ventricular
Tujuan
Intervensi
Rasional
Setelah
-Pantau TTD
-Perbandingan dari tekanan
diberikan
memberikan gambaran yang
asuhan
lebih
lengkap
tentang
keperawat
keterlibatan/bidang
masalah
an
vascular.
diharapkan
-Catat

klien mau
berpartisip
asi dalam
aktivitas
yang
menurunka
n
TD/beban
kerja
jantung
dengan
KH :
TD
dalam
rentang
individu
yang dapat
diterima
Irama
dan
frekuensi
jantung
stabil
dalam
rentang
normal

keberadaan,kualitas
denyutan
sentraldan
perifer

-Auskultasi
jantung dan
nafas

tonus
bunyi

-Amati
warna
kulit,kelembaban,suhu,
dan masa pengisian
kapiler

-Catat
edema
umum/tertentu

-Berikan lingkungan
tenang
dan
nyaman,kurangi
aktivitas/keributan
lingkungan
.batasi
jumlah
pengunjung
dan lamanya tinggal.
-Pertahankan
pembatasan aktivitas

-Denyutan
karotis,jugularis,radialis
dan
femolarismungkin
teramati/terpalpasi.Denyut pada
tungkai
mungkin
menurun,mencerminkan
efek
dari vasokontriksi(peningkatan
SVR) dan kongesti vena.

-S4 umumnya terdengar pada
pasien hipertensi berat karena
adanya
hipermetrofi
atrium(peningkatan
volume/tekananatrium)Perkemba
ngan S3 menunjukkan hipertrofi
ventrikel
dan
kerusakan
fungsi,adanya
krakles,mengi
dapat mengindikasikan kongesti
paru skunder terhadap terjadinya
atau gagal ginjal kronik.
-adanya
pucat,dingin,kulit
lembab dan masa pengisian
kapiler
lambat
mungkin
berkaitan dengan vasokontriksi
atau
mencerminkan
dekompensasi/penurunan curah
jantung
-Dapat mengindikasikan gagal
jantung,kerusakan ginjal atau
vascular.
-Membantu untuk menurunkan
rangsang simpatis;meningkatkan
relaksasi

-Menurunkan
stress
dan
ketegangan yang mempengaruhi
tekanan darah dan perjalanan

seperti
istirahat
ditempat
tidur/kursi;jadwal
periode istirahat tanpa
gangguan;bantu pasien
melakukan perawatan
diri sesuai kebutuhan.
-Lakukan
tindakantindakan
nyaman
seperti
pijatan
punggung
dan
leher,miringkan kepala
di tempat tidur.
-Anjurkan
tehnik
relaksasi,panduan
imajinasi
,aktivitas
pengalihan.
-Pantau
respon
terhadap obat untuk
mengontrol
tekanan
darah

penyakit hipertensi.

-Mengurangiketidaknyamanan
dan dapat menurunkan rangsang
simpatis.

-Dapat menurunkan rangsangan
yang
menimbulkan
stress,membuat
efek
tenang,sehingga
menurunkan
TD.
-Respon terhadap terapi obat
“stepeed”(yang
terdiri
atas
diuretic.inhibitorsimpatis
dan
vasodilator)tergantung
pada
individu dan efek sinergis
obat.karena
efek
samping
tersebut,maka penting untuk
menggunakan obat dalam jumlah
paling sedikit dan dosis paling
rendah.

Dx 2 : Intoleran aktivitas b.d kelemahan umum ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen.
Tujuan
Intervensi
Rasional
Setelah
diberikan
-Kaji respon klien terhadap
-menyebutkan
asuhan keperawatan
aktivitas,perhatian frekuensi
parameter
diharapkan
klien
nadi lebih dari20 X per menit
membantu
klien
mampu
di
atas
frekuensi
dalam mengkaji
melakukan aktivitas
istirahat ;peningkatan TD
respons fisiologi
yang ditoleransi KH :
yang nyata selama/sesudah
terhadap stres
-Klien berpartisipasi
aktivitas,dispnea,nyeri
aktivitas
dan
dalam aktivitas yang
dada;keletihan
dan
bila
ada
diinginkan/diperluka
kelemahan
yang
merupakan
n
berlebihan;diaphoresis;pusin
indikator dari
-melaporkan
g atau pingsan.
kelebihan kerja

peningkatan dalam
toleransi
aktivitas
yang dapat diukur
-menunjukkan
penurunan
dalam
tanda

tanda
intoleransi fisiologi

-Intruksikan pasien tentang
tehnik
penghematan
energi,mis;
menggunakan
kursi saat mandi,duduk saat
menyisir
rambut
atau
menyikat
gigi,melakukan
aktifitas dengan perlahan.
-Berikan dorongan untuk
melakukan
aktivitas/perawatan
diri
bertahap
jika
dapat
ditoleransi .berikan bantuan
sesuai kebutuhan.

yang berkaitan
dengan tingkat
aktivitas.

-Tehnik
menghemat
energi
mengurangi
penggurangan
energy
juga
membantu
keseimbangan
antara
suplai
dan kebutuhan
oksigen.

-kemajuan
aktifitas
bertahap
mencegah
peningkatan
kerja
jantung
tibatiba.memberika
n bantuan hanya
sebatas
kebutuhan akan
mendorong
kemandirian
dalam
melakukan
aktivitas.
Dx 3 : Nyeri ( sakit kepala ) b.d peningkatan tekanan vaskuler serebral
Tujuan
Intervensi
Rasional
Setelah diberikan
-mempertahankan tirah baring
-meminimalkan
asuhan
selama fase akut
stimulasi/meningk
keperawatan
atkan relaksasi

diharapkan nyeri
berkurang
dengan KH :
-Klien
melaporkan
nyeri/ketidaknya
manan
hilang/terkontrol

-berikan
tindakan
non
farmakologi
untuk
menghilangkan sakit kepala
mis; kompres dingin pada
dahi,pijat
punggung dan
leher,tenang,redupkan lampu
kamar lampu kamar,tehnik
relaksasi(panduan
imajinasi,diktraksi)
dan
aktifitas waktu senggang.
-Hilangkan/minimalkan
aktivitas vasokontriksi yang
dapat meningkatkan sakit
kepala mis; mengejan saat
BAB,batuk
panjang
dan
membungkuk.

-Bantu pasien dalam ambulasi
sesuai kebutuhan

-berikancairan,makanan
lunak,perawatan mulut yang
teratur bila terjadi pendarahan
hidung atau kompres hidung
telah
dilakukan
untuk
menghentikan pendarahan

-kolaborasi
analgesik,

pemberian obat

- kolaberasi pemberian obat

-tindakan
yang
menurunkan
tekanan vaskuler
serebral dan yang
memperlambat/me
mblok
respon
simpatis
efektif
dalam
menghilangkan
sakit kepala dan
komplikasinya.
-Aktivitas
yang
meningkatkan
vasokontriksi
menyebabkan sakit
kepala
pada
adanya
peningkatan
tekanan vascular
serebral.
-pusing
dan
penglihatan kabur
sering
berhubungan
dengan
sakit
kepala.pasien juga
dapat mengalami
episode hipotensi
postural.
-meningkatkan
kenyamanan
umum.kompres
hidung
dapat
mengganggu
proses
menelan
atau membutuhkan
napas
dengan
mulut ,menimbulk
an stagnasi sekresi
oral
dan

Antiansietas
mis;
lorazepanm(ativan),diazepam,
(valium)

Dx 4 : Nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh b.d masukan berlebih
Tujuan
Intervensi
Setelah
diberikan
-Kaji
pemahaman
asuhan keperawatan
pasien
tentang
diharapkan
nutrisi
hubungan
langsung
klien cukup/optimal
antara hipertensi dan
sesuai
kebutuhan
kegemukan
dengan KH :
- Berat badan klien
dalam batas ideal
-Bicarakan pentingnya
menurunkan masukan
kalori
dan
batasi
masukan
lemak,garam,dan
gula,sesuai indikasi.

mengeringkan
membrane
mukosa.
-munurunkan/
mengontrol nyeri
dan menurunkan
rangsang system
saraf simpatis.
-dapat mengurangi
ketegangan
dan
ketidaknyamanan
yang
diperberat
oleh stress.

Rasional
-kegemukan adalah
resiko
tambahan
pada tekanan darah
tinggi
karena
disproporsi
antara
kapasitas aorta dan
peningkatan curah
jantung
berkaitan
dengan peningkatan
massa tubuh.
-Kesalahan
kebiasaan
makan
makan
menujang
terjadinya
ateroskerosis
dan
kegemukan.

Evaluasi
Dx 1: Afterload tidak meningkat, tidak terjadi vasokonstriksi, tidak terjadi iskemia
miokard
Dx 2 : Sirkulasi tubuh tidak terganggu
Dx 3:Tekanan vaskuler serebral tidak meningkat
Dx 4 :Nutrisi seimbang
4.

Dx5:Klien terpenuhi dalam informasi tentang hipertensi

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Hipertensi heart disease (HHD) adalah istilah yang diterapkan untuk menyebutkan
penyakit jantung secara keseluruhan, mulai dari left ventricle hyperthrophy (LVH),
aritmia jantung, penyakit jantung koroner, dan penyakit jantung kronis, yang
disebabkan karena peningkatan tekanan darah, baik secara langsung maupun tidak
langsung.
A.

DAFTAR PUSTAKA
Dongoes,Marlynn.E.dkk.1999.Rencana Asuhan Keperawatan,Ed-3,Jakarta:EGC
Rilantono,L.dkk.2002.Buku Ajar Kardiologi,Jakarta:Universitas Indonesia
Smeltzer,C Suzanne dan Bare,Brenda G.Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah,Ed8,vol.2,Jakarta:EGC
Mansjoer,arif.dkk.2001.Kapita Selekta kedokteran ,Ed-3, jilid I.Jakarta:FKUI Media
Aesculapius
www.emedicine.com