Visi Misi dan Strategi Perusahaan Studi

BAB I
LANDASAN TEORI
1.1 Pengertian dan manfaat Visi Perusahaan
Sebuah bisnis tidak hanya didefinisikan berdasarkan namanya, deklarasi
atau ayat-ayat pendirian perusahaan. Identitas sebuah bisnis dapat dengan jelas
dilihat dari visi dan misi bisnis tersebut. Visi dan misi yang jelas dari sebuah
perusahaan akan menuntun perusahaan tersebut ke arah tujuan yang jelas dan juga
objektif. Visi perusahaan dapat mengarahkan, memusatkan, memotivasi,
menyatukan bahkan menginspirasi seluruh komponen dalam perusahaan untuk
mencapai kinerja yang superior. Beberapa hal inilah yang membuat pembahasan
tentang visi dan misi bisnis penting untuk dilakukan, terutama ketika melihat
bahwa setiap perusahaan harus mempunyai tujuan dalam menjalankan usahanya.
Ada banyak sekali definisi tentang visi dan misi yang dikemukakan oleh
para ahli. Namun, definisi-definisi tersebut merujuk pada satu pengertian yang
dapat diterima bersama. Secara sederhana, visi suatu perusahaan harus dapat
menjawab satu pertanyaan mendasar. Apa yang ingin dicapai oleh perusahaan?
Itulah pertanyaan yang menjadi dasar dalam mendefinisikan apa itu visi. Beberapa
definisi visi antara lain :
a.

J.B. Whittaker

Menurut

J.B.

Whittaker

dalam

bukunya

“Strategic

Planning

and

Management”, visi perusahaan didefinisikan sebagai gambaran masa depan
yang akan dipilih dan yang akan diwujudkan pada suatu saat yang ditentukan.
b. Philip Kotler
Menurut Kotler, visi adalah pernyataan tentang tujuan organisasi yang

diekspresikan dalam produk dan pelayanan yang ditawarkan, kelompok
masyarakat yang dilayani, nilai-nilai yang diperoleh serta aspirasi dan citacita masa depan.
c. Dr. A. B. Susanto

1

Menurut Dr. A. B. Susanto dalam bukunya “Visi dan Misi”, visi adalah
sebuah gambaran mengenai tujuan dan cita-cita di masa depan yang harus
dimiliki organisasi sebelum disusun rencana bagaimana mencapainya.
Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa visi adalah
pandangan jauh ke depan tentang ke arah mana sebuah perusahaan akan
dibawa atau gambaran cita-cita apa yang ingin dicapai oleh perusahaan. Visi
perusahaan akan menunjukan suatu kondisi ideal tentang masa depan yang
realistis, meyakinkan, serta mengandung daya tarik. Adapun tujuan penetapan visi
perusahaan, yaitu:
a. Mencerminkan sesuatu yang akan dicapai perusahaan
b. Memiliki orientasi pada masa depan perusahaan
c. Menimbulkan komitmen tinggi dari seluruh jajaran dan lingkungan perusahaan
d. Menentukan arah dan fokus strategi perusahaan yang jelas
e. Menjamin kesinambungan kepemimpinan organisasi perusahaan

Visi juga mempunyai beberapa manfaat, diantaranya :
a. Menumbuhkan komitmen dan semangat kerja karyawan.
Karyawan tidak akan bekerja dengan penuh antusias jika dia tidak tahu
untuk apa dia bekerja. Namun, jika dia tahu apa kontribusi perusahaan
pada masyarakat dia akan termotivasi bahwa dia bekerja bukan hanya
untuk perusahaan, tetapi juga untuk masyarakat.
b. Menumbuhkan rasa kebermaknaan.
Salah satu tempat karyawan mencari makna kehidupan adalah lingkungan
pekerjaannya.
c. Menumbuhkan standar kerja yang prima.
Jika seorang karyawan memahami dia bekerja untuk suatu tujuan yang
sangat mulia, dia akan bekerja penuh semangat dan meletakkan standar
prima untuk setiap pekerjaannya.
d. Menjembatani keadaan perusahaan masa sekarang dan masa depan.

2

1.2 Pengertian dan Manfaat Misi Perusahaan
Jika kita sudah mengerti tentang visi atau gambaran tentang cita-cita suatu
perusahaan dimasa yang akan datang, maka kita harus memikirkan pula

bagaimana visi tersebut dapat dicapai. Serangkaian langkah yang ditempuh
perusahaan dalam mencapai visinya dijabarkan dalam misi perusahaan.
Misi suatu perusahaan merujuk pada satu pertanyaan mendasar yang
pernah diajukan oleh Peter Drucker. Apa bisnis kita? Jawaban dari pertanyaan ini
merupakan gambaran besar tentang apa saja yang akan dilakukan oleh perusahaan
dalam upaya mencapai tujuannya. Keberadaan misi perusahaan sangat penting
untuk perumusan tujuan perusahaan dan formulasi strategi yang efektif. Ada
banyak definisi misi, diantaranya :
a. Peter Drucker
Pada dasarnya, misi merupakan alasan mendasari eksistensi suatu organisasi.
Pernyataan misi organisasi, terutama di tingkat unit bisnis menentukan batas
dan maksud aktivitas bisnis perusahaan. Jadi perumusan misi merupakan
realisasi yang akan menjadikan suatu organisasi mampu menghasilkan produk
dan jasa berkualitas yang memenuhi kebutuhan, keinginan dan harapan
pelanggannya.
b. Wibisono
Misi merupakan rangkaian kalimat yang menyatakan tujuan atau alasan
eksistensi organisasi yang memuat apa yang disediakan oleh perusahaan
kepada masyarakat, baik berupa produk ataupun jasa.
Berdasarkan beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa misi

adalah pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan oleh perusahaan dalam
usahanya mewujudkan visi. Misi merupakan sesuatu yang nyata untuk dituju
serta dapat pula memberikan petunjuk garis besar cara pencapaian visi. Adapun
manfaat misi antara lain :
a.

Memastikan tujuan dasar organisasi

b.

Memberikan basis atau standar untuk mengalokasikan SD di organisasi

c.

Menciptakan kondisi atau iklim organisasi yang umum

d.

Menjadi titik utama bagi individu dalam mengidentifikasi tujuan dan arah
3


e.

Memfasilitasi penerjemahan tujuan menjadi struktur kerja yang melibatkan
penungasan hingga elemen tanggung jawab dalam organisasi

f.

Memberikan tujuan dasar organisasi dan kemungkinan utk menerterjemahkan
tujuan dasar ini menjadi tujuan dalam bentuk sedemikian rupa hingga
parameter waktu, biaya, dan kinerja dapat dievaluasi dan dikontrol.

Ada beberapa karakteristik misi perusahaan, diantaranya :
a.

Deklarasi sikap.
Misi yang baik memungkinkan untuk perumusan dan pemikiran alternatif
tujuan dan strategi yang layak tanpa mengurangi kreativitas manajemen. Misi
juga harus cukup luas untuk menyatukan perbedaansecara efektif dan
memiliki daya tarik bagi stakeholder organisasi, individu atau kelompok yang

mempunyai

kepentingan

dalam

organisasi.

Misi

perusahaan

harus

memcerminkan bagaimana komitmen perusahaan untuk memenuhi tuntutan
stakeholder. Kumpulan misi perusahaan menunjukkan strategi perusahaan
dalam usahanya bertumbuh melalui analisis internal dan eksternal.
b.

Berorientasi pada pelanggan.

Alasan mendasar mengembangakan misi perusahaan adalah untuk menarik
sebanyak mungkin pelangan. Misi sebuah perusahaan tidak hanya
mengembangkan suatu produk dan mencari pasarnya, tetapi lebih jauh dari
itu, misi perusahaan harus berusaha untuk mengidentifikasi kebutuhan dan
keinginan pelanggan dan kemudian menyediakan alat pemuas kebutuhan dan
keinginannya. Misi yang baik selalu berusaha untuk mengidentifikasi
kegunaan produk perusahaan untuk pelanggannya.

c.

Deklarasi kebijakan sosial.
Kebijakan sosial mempengaruhi pengembangan misi suatu perusahaan.
Kebijakan sosial secara langsung mempengaruhi pelanggan, produk, pasar,
teknologi, profitabilitas dan citra perusahaan. Kebijakan sosial mau tidak mau
harus ikut diintegrasikan dengan startegi pengembangan perusahan yang
dapat dilihat dari misi perusahaan.

4

1.3 Menyusun, Mengembangkan dan Mengevaluasi Visi dan Misi

Dalam penetapan visi, perusahaan harus memenuhi persyaratan dan
kriteria. Adapun persyaratan dan kriteria visi perusahaan secara umum antara lain
a.

Dapat dibayangkan oleh seluruh jajaran organisasi perusahaan

b.

Dapat dikomunikasikan oleh seluruh jajaran organisasi perusahaan

c.

Berwawasan jangka panjang dan tidak mengabaikan perkembangan zaman

d.

Memiliki nilai yang diinginkan oleh anggota organisasi perusahaan

e.


Terfokus pada permasalahan instansi perusahaan agar dapat beroperasi
Hal pertama yang dapat dilakukan dalam rangka menyusun visi

perusahaan adalah dengan mengidentifikasikan aktivitas perusahaan berdasarkan
impian yang ingin dicapai. Setelah itu, dapat ditetapkan pandangan masa depan
perusahaan, ingin mencapai titik kesuksesan setinggi apakah perusahaan tersebut.
Menyediakan gambaran besar yang menggambarkan siapa saja yang ada di dalam
perusahaan tersebut, apa yang akan dilakukan setiap personil perusahaan dan
kemanakah arah pergerakan perusahaan. Ada sembilan komponen yang mutlak
ada dalam sebuah misi apabila misi tersebut hendak menjadi misi yang efektif.
Komponen-komponen misi tersebut antara lain :
a.

Konsumen atau Pelanggan, “Siapa pelanggan perusahaan?”

b.

Produk atau Jasa, “Apa produk atau jasa utama perusahaan?”

c.


Pasar, “Secara geografis, dimana perusahaan akan berkompetisi?”

d.

Teknologi, “Apakah perusahaan menerapkan teknologi terbaru?”

e.

Perhatian akan keberlangsungan, pertumbuhan, dan profitabilitas, “Apakah
perusahaan berkomitmen untuk pertumbuhan dan kondisi keuangan yang
baik?”

f.

Filosofi, “Apa dasar kepercayaan,nilai, dan prioritas etika perusahaan?”

g.

Konsep diri, “Apa kemampuan khusus atau keunggulan kompetitif
perusahaan?”

h.

Perhatian akan citra publik, “Apakah perusahaan responsif terhadap
pemikiran sosial, masyarakat dan lingkungan?”

i.

Perhatian pada karyawan, “Apakah karyawan aset yang berharga untuk
perusahaan?”
5

1.3 Tujuan Perusahaan
Tujuan perusahaan pada umumnya ialah untuk memuaskan kebutuhan dari
konsumen dengan nilai-nilai tertentu. Tujuan perusahaan dapat digolongkan
sebagai berikut :
• Tujuan Pelayanan Primer
Tujuan primer adalah pembuatan barang/jasa yang dijual untuk memenuhi
kebutuhan konsumen. Tujuan Organisatoris adalah nilai- nilai yang harus
disumbangkan oleh masing-masing atau kelompok individu yang berada pada
bagian yang

bersangkutan.

Tujuan Operasional

adalah

nilai-nilai

yang disumbangkan oleh masing-masing tahap dalam suatu unit prosedur kerja
secara keseluruhan.
• Tujuan Pelayanan Kolateral
Tujuan Kolateral Pribadi adalah nilai-nilai yang ingin dicapai oleh
individuatau kelompok individu dalam perusahaan. Tujuan Kolateral Sosial ialah
nilai-nilai ekonomi yang lebih luas/umum yang diperlukan bagi kesejahteraan
masyarakat dan yang dapat secara langsung dihasilkan dari kegiatan perusahaan.
Tujuan Kolateral Sosial bersifat lebih luas untuk kepentingan masyarakat,
misalkan : membayar pajak.
• Tujuan Pelayanan Sekunder
Merupakan nilai-nilai yang diperlukan oleh perusahaan untuk mencapai
tujuan primer.
Namun secara umum, tujuan perusahaan dapat berupa :
1. Mencapai keuntungan maksimal
2. Mempertahankan kelangsungan hidup
3. Mengejar pertumbuhan
4. Menampung tenaga kerja.

6

BAB II
JURNAL REFERENSI
Title

The Significance of Vision and Mission Developmen for
Enterprises in Slovak Republic

Publishe
d
Author

Journal of Economics, Business and Management, Vol. 2, No. 1, February 2014

Z. Papulova
Penelitian di perusahaan-perusahaan Slowakia menunjukkan sikap yang
cukup positif terhadap pengembangan visi. Lebih dari 90% perusahaan saat ini
memiliki visi dan hanya 4,5% perusahaan tidak mempertimbangkan untuk
membuatnya. Hampir 70% perusahaan menyadari pentingnya strategi dan
pentingnya visi tersebut. Tren positif ini tidak hanya di kalangan perusahaan
besar, walaupun kita masih bisa melihat usaha kecil dan mikro berjuang dengan
orientasi manajemen strategis.
Sebagian besar visi (52%) diciptakan dalam tim. Pendekatan tim merupakan
tren terkini dalam pengembangan visi karena potensinya yang kreatif. Tapi tetap
saja kita bisa menemukan banyak visi yang diciptakan (37%) oleh pendiri
perusahaan. Perusahaan dapat memilih untuk mengungkapkan visi mereka dalam
pernyataan visi. Lebih dari separuh perusahaan (58%) merasa puas dan
teridentifikasi dengan formasi visinya.
Misi tersebut harus menekankan fokus utama perusahaan dan aktivitasnya.
Ini biasanya mengatakan apa bidang atau aktivitas utama kita dan di pasar mana
kita beroperasi? Ini harus menjelaskan "siapa kita" dan "apa yang kita lakukan".
Selain itu, perusahaan dapat menggunakan misinya secara luas.
Menurut penelitian lebih banyak perusahaan tidak memiliki misi (22%)
dibandingkan dengan visi (10%). Secara umum, dapat kita katakan, visi itu jauh
lebih sulit untuk dipersiapkan karena orientasi jangka panjang dan pesannya
tentang arah masa depan dan strategi kita. Visi juga dipandang sebagai elemen
yang lebih stabil.
Di sisi lain, misi dapat diperbarui, harus selalu sesuai dengan bisnis kita.
Selalu ada perdebatan tentang apa yang harus kita persiapkan terlebih dahulu, misi
atau visi dan jika kita membutuhkan keduanya. Banyak perusahaan (39%) tidak
mengenal perbedaan antara visi dan misinya. Sering ada kebingungan jika visi dan
misinya harus dilihat dan dipersiapkan sebagai pernyataan yang sama. Pendekatan
positif bisa dilihat dalam pengakuan misi. Mayoritas perusahaan dengan
pernyataan misi yang dirumuskan (77%) memahami konsep dan kepentingan
strategis dan pentingnya misi. Pendekatan yang paling sering digunakan untuk
mengembangkan sebuah pernyataan misi adalah orientasi target pemirsa tunggal.
Kita juga bisa melihat tren positif dalam pengembangan pernyataan misi;
perusahaan tidak hanya menyampaikan pernyataan misi mereka kepada pelanggan
tetapi juga kepada audiens. Masih ada potensi untuk memperbaiki pernyataan misi
di perusahaan-perusahaan di republik Slowakia.

7

Vision and Mission in Organization: Myth or Heuristic Device?
Title
Publishe The International Journal Of Business & Management (ISSN 2321–8916)
d
Taiwo, Akeem A. et al
Author
Kajian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana pernyataan visi dan misi
berkaitan dengan pencapaian tujuan organisasi. Menciptakan mereka telah
terbukti menjadi alat yang benar dalam mencapai tujuan organisasi. Aspirasi dan
tujuan di mana perusahaan ingin berada dalam jangka panjang diungkapkan dalam
pernyataan visi. Kajian tersebut menemukan bahwa mereka (pernyataan visi dan
misi) adalah peta dan batasan yang jika diinformasikan secara mendalam dalam
masyarakat akan mencapai hasil.
Studi ini membantu dalam pemahaman bahwa pernyataan visi dan misi
menekankan pada karakteristik unik dari perusahaan yang menciptakan perbedaan
dari perusahaan lain dan mengasumsikan semua aktivitas masa depan yang
direncanakan di dalam dan di luar organisasi menjadi pertimbangan. Bagian
utama yang dimainkan oleh pernyataan misi adalah untuk mengungkapkan secara
efektif cara strategis perusahaan kepada pemangku kepentingan sehingga dapat
memandu perencanaan strategis. Pernyataan misi dinilai sebagai alat kedua yang
paling banyak digunakan secara khusus karena mereka menganggapnya sebagai
substansi yang berguna dalam integrasi organisasi yang membuat setiap orang
fokus pada sasaran dan bekerja sama untuk menarik arah yang sama.
Untuk mengembangkan pernyataan visi dan misi dan membawa strategi
untuk menerapkannya seharusnya tidak menjadi tanggung jawab manajemen
senior karena agar organisasi berhasil, itu tergantung pada kesadaran setiap
pemangku kepentingan tentang ke mana mereka pergi. Pernyataan misi dan visi
merupakan peralatan manajemen penting yang dapat mempengaruhi perilaku
karyawan.
Pernyataan visi dan misi memainkan peran strategis dalam kehidupan
organisasi dan signifikansinya tidak dapat terlalu ditekankan dalam membantu
organisasi mencapai tujuan mereka. Agar rencana strategis berhasil, biasanya
tergantung pada rumusan misi dan pernyataan visi yang benar dan partisipasi yang
luas dalam formulasi mereka. Banyak organisasi tidak memiliki pernyataan visi
dan misi; Banyak yang tidak bisa membedakan antara dua pernyataan tersebut.
Juga, selalu ada perdebatan tentang pernyataan mana yang harus diajukan lebih
dulu, misi atau visi? Apakah kedua pernyataan dibutuhkan oleh organisasi.
Apalagi ada masalah jika harus dilihat dan dipersiapkan sebagai dokumen yang
sama.
Pemeriksaan visi dan misi pada rencana strategis beberapa organisasi
menunjukkan bahwa organisasi dengan ukuran dan sejarah yang berbeda
menggunakan visi dan misi yang serupa. Organisasi harus mengidentifikasi
karakteristik tunggal mereka dan memastikan hal ini dalam pernyataan visi dan
misi mereka.
Organisasi harus mengetahui perbedaan antara pernyataan visi dan misi
karena keduanya berguna dan harus disiapkan sebelum dimulainya operasi bisnis
dan jika mungkin harus diperbarui jika ada beberapa perubahan bisnis yang
diperlukan.

8

Title

Of Mission and Vision Statements and Their Potential Impact on
Employee Behaviour and Attitudes: The Case of A Public But
Profit-Oriented Tertiary Institution

Publishe
d
Author

International Journal of Business and Social Science Vol. 3 No. 14 [Special Issue - 2012].

William Phanuel Kofi Darbi
Makalah ini telah mengeksplorasi pengetahuan dan persepsi karyawan
tentang pernyataan misi dan visi dan telah menunjukkan bahwa pernyataan misi
dan visi masih merupakan alat manajemen strategis yang relevan yang dapat
mempengaruhi perilaku dan sikap karyawan yang konsisten dengan studi empiris
lainnya. Upaya ini ditujukan untuk menyelidik dan menyoroti isu-isu yang
berkaitan dengan kesadaran akan pernyataan misi dan visi, yang mengarah pada
kepemilikan dan kemudian berdampak. Menggambar temuan penelitian, implikasi
utama berikut diidentifikasi:
• Karyawan menghargai pentingnya pernyataan misi dan visi dan cukup banyak
memiliki pengetahuan tentang keberadaan mereka. Namun, manajemen perlu
menerapkan langkah-langkah agar mereka lebih mengenalnya secara lebih sering.
• Dalam menanggapi rekomendasi di atas, manajemen harus memberikan
perhatian khusus ke tempat laporan ini ditampilkan sehingga mereka memiliki
dampak yang diperlukan. Tempat yang paling populer menurut literatur adalah
hiasan dinding / display di tempat bekerja.
• Tingkat pengetahuan yang tampaknya tinggi tentang pernyataan misi dan visi
dan tujuan mereka tidak bertahan lama, sebagian besar karyawan tidak memiliki
pengetahuan yang baik tentang komponen / isi pernyataan misi yang meminta
intervensi. Diusulkan komponen ini dipecah menjadi "terukur" atau proxy hasil
yang diinginkan sehingga karyawan dapat dididik di dalamnya. Upaya ini juga
akan turut serta dalam membentuk kembali persepsi dinatara karyawan
• Persepsi bahwa pernyataan misi dan visi semata-mata dimaksudkan untuk
manajemen atau kepemimpinan sangat marak di antara karyawan meskipun
mereka menghargai pentingnya institusi ini. Oleh karena itu, penting sekali untuk
mengidentifikasi cara untuk merubah cara berpikir mereka dan menanamkan rasa
kepemilikan yang lebih baik di dalamnya. Saran yang dibuat sebelumnya
berdasarkan implikasi kebijakan kedua bisa menjadi titik awal yang baik.
• Karena kepemilikan merupakan prasyarat agar hasilnya memberikan dampak,
area fokus utama manajemen adalah mengajak karyawan melihat dan menghargai
pernyataan misi dan visi karena penelitian mereka menunjukkan bahwa membuat
mereka sadar akan adanya pernyataan hanyalah satu langkah menuju
mendapatkan dampak yang dibutuhkan pada sikap dan perilaku mereka.
• Akhirnya, ada beberapa perbedaan dalam tingkat kesadaran di antara berbagai
kategori staf. Disarankan agar upaya terkonsentrasi pada karyawan yang
berdasarkan pengetahuan atau deskripsi pekerjaan yang buruk tidak mengetahui
adanya dan peran pernyataan misi dan visi.

9

Title

An Analysis of the Mission and Vision Statements on the Strategic
Plans of Higher Education Institutions

Publishe
d
Author

Giresun University

Güven Özdem

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pernyataan misi dan visi
mengenai rencana strategis perguruan tinggi. Temuan penelitian menunjukkan
bahwa tema " Providing Services for the Education of a Qualified Work Force"
adalah yang paling sering digunakan dalam pernyataan misi, dan tema " Services
Concerning the Research Function" adalah yang paling sering digunakan dalam
penglihatan. pernyataan.
Lebih dari setengah dari semua universitas yang diteliti mencakup tema
"Providing Services for the Education of a Qualified Work Force " dalam status
misi mereka. Pernyataan misi mengungkapkan alasan untuk menjadi organisasi,
dan tugasnya terkait dengan tujuan dan objek yang diidentifikasi. Temuan ini
menunjukkan bahwa perguruan tinggi memprioritaskan fungsi mereka dalam
mendidik tenaga kerja berkualitas yang dibutuhkan untuk pengembangan negara.
Pernyataan visi mengungkapkan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai
organisasi dalam jangka panjang, dan mencerminkan citra mental masa depan
organisasi. Sub tema yang paling banyak digunakan dalam pernyataan visi
universitas adalah "Services Concerning the Research Function". Temuan ini
menunjukkan bahwa universitas dapat memiliki penekanan yang lebih kuat pada
fungsi penelitian di masa depan. Studi Füruzan (2009) berjudul "Praktik
Perencanaan Strategis dan Balanced Scorecard di Institusi Pendidikan Tinggi:
Sebuah Model untuk Turki" menyajikan contoh dari rencana strategis universitas
di berbagai negara, yang menunjukkan bahwa sebagian besar pernyataan visi
mengungkapkan keinginan untuk menjadi universitas penelitian di masa depan.
Keberhasilan rencana strategis bergantung pada rumusan misi dan visi yang
benar, dan partisipasi yang luas dalam perumusannya. Pernyataan misi dan visi
juga berkontribusi pada terciptanya identitas institusional suatu organisasi.
Pernyataan misi memperkenalkan organisasi kepada publik dan membedakannya
dari organisasi lain dengan menekankan karakteristik uniknya.
Pemeriksaan misi dan pernyataan visi mengenai rencana strategis
universitas umum di Turki menunjukkan bahwa universitas dengan sejarah dan
ukuran yang berbeda (dalam hal sumber daya manusia dan sumber daya)
menggunakan pernyataan misi dan visi serupa. Universitas harus mengidentifikasi
karakteristik unik mereka dan menekankan hal ini dalam pernyataan misi dan visi
mereka. Perlu dicatat bahwa universitas yang didirikan di berbagai wilayah dan
dalam kondisi yang berbeda semua memiliki pernyataan missi dan visi yang sama.

10

BAB III
STUDI KASUS
3.1 Latar Belakang
Pemanfaatan gas untuk sektor domestik terutama di Pulau Jawa yang
merupakan pusat konsumen terbesar di Indonesia akan terus meningkat, hal ini
disebabkan oleh pasar LNG dunia yang sangat kompetitif, peningkatan kebutuhan
gas untuk listrik, kenaikan harga bahan bakar minyak, isu lingkungan, dan fakta
kebutuhan gas yang semakin besar. Walaupun demikian, lokasi cadangan gas
bumi yang tersedia sebagai pusat suplai lokasinya jauh dan tersebar yaitu berada
di Sumatera, Kalimantan, Sulawaesi, Laut Natuna, Papua, dan sekitar Jawa
sendiri. Permasalahan dalam memenuhi kebutuhan gas bumi di Pulau Jawa adalah
belum adanya sistem transmisi gas bumi yang terintegrasi yang menghubungkan
pusat suplai yang lokasinya tersebar ke Pulau Jawa.
Di Indonesia, pengusahaan gas bumi di sisi hilir masih didominasi oleh
perusahaan minyak dan gas milik negara (Pertamina) yang melakukan usahanya
secara terintegrasi vertikal dari ujung sisi hulu hingga hilir, terutama minyak
bumi. Dominasi Pertamina, khususnya dalam pengusahaan gas bumi agak
berkurang dengan perkembangan PT. Perusahaan Gas Negara (PGN) yang
belakangan ini telah menjadi perusahaan transmisi dan distribusi gas bumi
terkemuka.
PGN adalah perusahaan BUMN yang bergerak di bidang transmisi daN
distribusi gas bumi, saat ini perusahaan BUMN ini sedang memfokuskan
perhatian dan upaya untuk melanjutkan optimalisasi potensi bisnis dengan
mengalirkan gas bumi sampai terpenuhinya kapasitas pipa. Dalam rangka untuk
mewujudkan visi perusahaan untuk menjadi perusahaan energi kelas dunia, PGN
dihadapkan pada tantangan utama yaitu menyediakan pasokan yang mencukupi
untuk memenuhi permintaan gas bumi yang terus meningkat. Untuk mengatasi
permasalahan tersebut, PGN mulai tahun 2011 mulai mencari sumber-sumber
pasokan potensial untuk meningkatkan volume pasokan dan mulai menempatkan
diri pada posisi yang lebih luas di rantai bisnis gas bumi. Kondisi PGN dalam
11

persaingan di lingkungan industri hilir gas terhadap perusahaan-perusahaan
lainnya terlihat dengan sejumlah tindakan bersaing dan tanggapan bersaing yang
kompetitif. Dalam era globalisasi ini, persaingan kompetitif (competitive rivalry)
terjadi saat dua atau lebih perusahaan bersaing satu dengan lainnya dalam
mengejar posisi pasar yang menguntungkan. Sangat disadari bahwa bisnis gas
bumi membutuhkan sumber daya yang sangat besar baik dari sisi tenaga ahli
maupun kemampuan modal perusahaan. Menggandeng kompetitor merupakan
salah satu upaya untuk mencapai tujuan perusahaan tersebut, salah satunya
melalui kerja sama dengan Pertamina untuk pembangunan Terminal LNG di Jawa
Barat melalui perusahaan patungan PT. Nusantara Regas.
Saat ini PGN tengah memprioritaskan pengembangan bisnis LNG dan coal
bed methane (CBM) serta penyertaan minoritas ke bisnis hulu gas bumi.
Pengembangan bisnis ini ditujukan untuk memperkuat ketahanan pasokan gas
PGN dari luar sumber gas konvensional. Di tahun 2010, PGN secara teknis telah
siap dengan landasan ekspansi pembangunan terminal regasifikasi LNG di Jawa
Barat – bekerjasama dengan Pertamina – dan terminal regasifikasi di Medan
Sumatera Utara yang sepenuhnya dijalankan PGN. Namun, sebagai pelaku bisnis
terminal regasifikasi LNG yang pertama di Indonesia, PGN harus menyelesaikan
proses birokrasi dan persyaratan perijinan yang cukup kompleks.
Meskipun kondisi pasokan saat ini merupakan issue yang penting untuk
ditindaklanjuti, PGN yakin akan prospek bisnis ke depan. PGN melakukan upaya
dalam memetakan peluang-peluang bisnis gas bumi dan yakin akan kemampuan
perusahaan tersebut dalam memafaatkannya. Jaringan pipa distribusi akan terus
dikembangkan dan percepatan persiapan pembangunan 2 proyek LNG telah
dilakukan di tahun 2011. Pembangunan infrastruktur yang tepat guna dalam upaya
memperkuat ketahanan pasok gas akan meningkatkan nilai rencana strategic
Perusahaan dan memperluas pertumbuhan pasar gas bumi di Indonesia.
Pertumbuhan dan kesinambungan usaha Perseroan yang diupayakan dengan
integrasi usaha ke sektor hulu mendukung rencana perusahaan untuk melakukan
penyertaan minoritas disektor hulu bisnis gas bumi untuk meperoleh akses yang
lebih besar dalam mendapatkan pasokan gas.
12

3.2 Visi dan Misi Perusahaan Gas Negara

Perusahaan Gas Negara (PGN) adalah perusahaan nasional Indonesia
terbesar di bidang transportasi dan distribusi gas bumi yang berperan besar dalam
pemenuhan gas bumi domestik. Kami telah bertransformasi menjadi perusahaan
yang berdedikasi pada satu tujuan : Memberikan keahliannya, energi dan
infrastruktur yang diperlukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia
secara jangka panjang. PGN secara berkesinabungan mengintegrasikan rantai
bisnis gas bumi dari hulu sampai hilir demi melayani masyarakat.
13

3.3 Analisis SWOT Perusahaan Gas Negara
Strengths (Kekuatan)
Kekuatan PGN di tengah persaingan bisnis industri gas bumi di Indonesia adalah
memiliki infastruktur yang telah dibangun dan tersebar (transmisi, distribusi dan
penyimpanan) dengan baik, kualitas gas bumi yang baik dan ramah lingkungan,
Harga gas bumi yang kompetitif, Kompetensi SDM yang unggul serta Kondisi
keuangan perusahaan yang baik.
Weakness (Kelemahan)
Kelemahan PGN di tengah persaingan bisnis gas bumi di Indonesia adalah
ketergantungan kepada produsen gas bumi, kondisi infrastruktur dan peralatan
yang sudah tua serta adanya inefisiensi perusahaan.
Opportunities (Peluang)
Peluang PGN di tengah persaingan bisnis gas bumi di Indonesia adalah pangsa
pasar dan permintaan kebutuhan gas bumi yang terus meningkat, Barrier to Entry
yang cukup kuat, potensi cadangan gas bumi yang masih besar serta
pengembangan infrastruktur dibidang transportasi gas bumi akibat kondisi
geografis, adanya regulasi pemerintah terkait diversifikasi penggunaan sumber
energi serta kewajiban penyaluran hasil eksplorasi gas untuk konsumsi dalam
negeri.
Threat (Ancaman)
Ancaman PGN di tengah persaingan bisnis gas bumi di Indonesia adalah pasokan
gas eksisting yang berkurang, adanya intervensi pemerintah dalam penetapan
harga gas, terbukanya peluang pihak swasta untuk menggunakan aset jaringan
pipa gas PGN serta adanya keharusan pemisahan kegiatan usaha bisnis migas baik
di sektor hulu, menengah mapun hilir.

14

3.4 Startegi Bisnis Perusahaan Gas Negara
Dalam laporannya bertajuk Outlook Energi Indonesia 2014 yang
menggambarkan kondisi penyediaan dan penggunaan energi di Indonesia
menggunakan baseline 2013 dengan periode proyeksi hingga 2050, Dewan Energi
Nasional atau DEN melihat gas bumi merupakan jenis energi primer utama ketiga
di Indonesia setelah minyak bumi dan batu bara. Dengan pangsa pasar sekitar 22
persen (tanpa bio massa).
Menurut laporan tersebut, selain karena masih terbatasnya infrastruktur
dan sebagian besar di antaranya terletak di Pulau Jawa, masih terbatasnya juga
jaminan pasar menyebabkan domestik belum maksimal memperoleh pasokan gas.
Tak pelak, sebagian besar produksi gas bumi saat ini menjadi komoditas ekspor
dalam bentuk liquefied natural gas (LNG) dan gas pipa bumi yang pada
umumnya, berupa kontrak jangka panjang.
Menanggapi kondisi demikian, PT Perusahaan Gas Negara atau PGN
(Persero) Tbk membuat dua strategi dalam percepatan pemanfaatan gas bumi
domestik. Pertama, pendekatan terintegasi untuk penyediaan gas handal dan
mandiri; kedua, terobosan dalam metode melalui pendekatan pipeline dan virtual
pipeline.
Dalam pendekatan terintegrasi, manajemen PGN menggagas infrastruktur
Gas Eksisting PGN di Jawa – Sumatera yang memungkinkan PGN untuk
merealisasikan Sumatera – Java Gas Grid. Jaringan Terintegrasi Sumatera – Jawa
ini menciptakan kemampuan penyediaan gas untuk seluruh kota sepanjang jalur
dan menyediakan gas untuk seluruh segmen. Di sisi lain pada terobosan metode,
PGN menjadikan mobile recertification units atau MRU untuk stimulasi konversi
dan adanya clustering compressed natural gas (CNG).
Dua strategi tersebut, menurut paparan materi talk show PGN dalam
pameran perancanaan pembangunan nasional 2015, tak lain karena PGN berharap
15

pemanfaatan gas bumi untuk kedaualatan energi Indonesia. Karenanya,
manajemen PGN hakul yakin dengan penyediaan gas bumi yang dilakukan
terintegrasi untuk seluruh pengguna gas dapat membangun keunggulan daya saing
nasional.
Karenanya, Hendi Prio Santoso, Direktur Utama PGN, mengatakan PGN
terus

berupaya

menggembangkan

jangkauan

akses

gas

bumi

dengan

menggalakkan pembangunan infrastruktur gas. Jadi tak hanya untuk memberikan
ketersediaan tapi juga PGN memberikan jaminan pasokan baik bagi rumah
tangga, industri, maupun sektor transportasi.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral atau ESDM, mencatat
pada 2014, produksi gas bumi Indonesia 7005 BBTUD (british thermal unit per
day). Dari jumlah tersebut, 3799 BBTUD diekspor dan sisanya 3206 BBTUD
untuk konsumsi domestik.
Pemerintah melalui Kementerian ESDM menargetkan, pada 2019 produksi
gas bumi mencapai 8444 BBTUD. Dibandingkan kondisi per tahun lalu,
kondisinya kelak diharapkan berubah yakni lebih banyak untuk konsumsi
domestik yakni menjadi 5404,16 BBTUD dan untuk ekspor hanya 3039,84
BBTUD.
Penyaluran
Mendukung penambahan konsumsi gas di domestik, PGN terus menambah
infrastruktur gas di mana pada tahun lalu telah mencapai 6.161 km. Jumlah
tersebut bertambah panjang dibanding 2010 (5.800 km) maupun 2005 (4.150 km),
2000 (2.500 km), ataupun 1995 (1.300 km).
Sementara itu hingga akhir Mei 2015, PGN telah membangun dan
mengoperasikan pipa gas bumi dengan total sepanjang 6.263 km. Pipa-pipa gas
bumi tersebut, berada dipelbagai wilayah operasi PGN antara lain di Jawa Timur,
Jawa Tengah, Jakarta, Jawa Barat, Banten, Sumatera Utara, dan Kepulauan Riau.
16

Saat ini di Jawa Tengah, PGN sedang menuntaskan proyek pipa gas KalimantanJawa (Kalija) tahap I sepanjang 207 km yang akan mengalirkan gas dari Lapangan
Kepodang di laut utara Jawa ke PLTGU Tambak Lorok, Semarang.
Penyediaan gas bumi yang dilakukan PGN, per tahun lalu menjangkau 1.439
pengguna di sektor industri dan listrik dengan gas yang disalurkan 841 MMScfd
atau million standard cubic feet per day. Sementara itu konsumen komersil ada
1.752 pengguna dengan 22 MMScfd. Sedangkan konsumen rumah tangga yang
telah terjangkau oleh PGN 92.858 rumah tangga dengan gas yang disalurkan lebih
dari 18 juta m3 per bulan.
Inovasi
Heri Yusup, Sekretaris Perusahaan PGN, mengatakan percepatan peningkatan
pemanfaatan gas bumi domestik untuk seluruh segmen pengguna gas baik
industri, komersial sampai dengan rumah tangga membutuhkan terobosan dalam
hal teknik maupun kebijakan. Karena itulah manajemen tengah melanjutkan
upaya mewujudkan apa yang telah ditargetkan.
Melalui Pogram Sayang Ibu, yang dirilis PGN tahun lalu diyakini akan menambah
jumlah pelanggan rumah tangga sebanyak satu juta secara bertahap. Terkait target
tersebut, pembangunan jaringan terintegrasi juga dilakukan bagi pengguna rumah
tangga dengan menggunakan pipa distribusi CNG dengan sistem cluster akan
terus ditambah.
Karenanya, selain sedang melaksanakan pengembangan infrastruktur di cluster
Tambak Aji, PGN juga tengah melakukan pengembangan di cluster yang baru
seperti Wijaya Kusuma yang juga masih berada di Semarang. Metode serupa, juga
akan

digunakan

untuk

penyaluran

gas

bumi

di

daerah

lainnya.

17

Hemat
“Melalui inovasi yang dilakukan PGN, rumah tangga yang khususnya di
Semarang saat ini masyarakat bisa merasakan beragam manfaat dengan
menggunakan gas bumi. Selain lebih ramah lingkungan dan aman, juga lebih
hemat,” kata Heri.
Senada dengan manajemen PGN, Dewan Energi Nasional yang diketahui oleh
menteri ESDM dalam outlook energy Indonesia, menyebutkan penggunaan gas
bumi selain lebih ramah lingkungan juga dapat menekan biaya untuk penggunaan
bahan bakar. Termasuk di dalamnya, pemanfaatan gas bumi oleh sektor industri
dan kelistrikan dibandingkan dengan mereka menggunakan bahan bakar minyak
atau BBM.
Pendapat senada juga disampaikan sejumlah supir bajaj di Jakarta yang ditemui
BUMN Insight secara terpisah. Mereka, pengguna gas bumi yang mengaku
mengisi tangki bajaj dengan gas dari MRU dan stasiun pengisian bahan bakar gas
(SPBG),

mengaku

bisa

mendapatkan

penghasilan

lebih

besar

dengan

menggunakan gas untuk bajajnya.
Melalui anak usaha yakni PT Gagas Energi Indonesia, PGN menyalurkan gas
bumi untuk penggunaan kendaraan. Pada 2015 sendiri, PGN telah merealisasikan
sejumlah 5 SPBG dan 5 MRU dan menyuplai gas bumi untuk 14 SPBG mitra
PGN. Sebelumnya pada 2014, SPBG yang dibangun dan dikelola PGN ada lima
yakni di Bogor, Jakarta, Surabaya, dan Banten. Sedangkan MRU antara lain
terdapat di Monas, kawasan Bandara Soetta, BSD, Surabaya, dan Pluit.
Siap
PGN berpendapat dengan ketersediaan gas bumi Indonesia saat ini, maka gas
bumi memiliki potensi untuk berperan lebih dalam pembangunan ketahanan
energi nasional. Karena hal itulah, PGN mengklaim berkomitmen untuk terus

18

melanjutkan upayanya dalam melakukan peningkatan pemanfaatan domestik
dengan melakukan berbagai macam terobosan.

19

DAFTAR PUSTAKA

Akeem, A., & Edwin, M. (2016). Vision and Mission in Organization : Myth or
Heuristic Device ? The International Journal of Business and Management,
4(3), 127–134.
Darbi, W. P. K. (2012). Of Mission and Vision Statements and Their Potential
Impact on Employee Behaviour and Attitudes: The Case of A Public But
Profit-Oriented Tertiary Institution. International Journal of Business and
Social Science, 3(14), 95–110.
Özdem, G. (2011). An analysis of the mission and vision statements on the
strategic plans of higher education institutions. Kuram ve Uygulamada
Egitim Bilimleri, 11(4), 1887–1894.
Papulova, Z. (2014). The Significance of Vision and Mission Development for
Enterprises in Slovak Republic. Journal of Economics, Business and
Management, 2(1), 12–16. https://doi.org/10.7763/JOEBM.2014.V2.90
http://pgn.co.id/tentang-kami
http://www.bumninsight.co.id/

20

Dokumen yang terkait

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

STRATEGI PUBLIC RELATIONS DALAM MENANGANI KELUHAN PELANGGAN SPEEDY ( Studi Pada Public Relations PT Telkom Madiun)

32 284 52