Perkembangan Peserta Didik Masa Bayi

Pengertian masa bayi
Masa bayi dianggap sebagai masa dasar, karena merupakan dasar
periode kehidupan yang sesungguhnya karena pada saat ini banyak pola
perilaku, sikap dan pola ekspresi emosi terbentuk. Masa bayi berlangsung
dua tahun pertama setelah periode bayi baru lahir.

a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.

Masa bayi disebut juga :
Masa dasar yang sesungguhnya
Masa dimana perubahan dan perubahan Berjalan pesat
Masa berkurangnya ketergantungan
Masa meningkatnya individulitas

Masa permulaan berkembangnya penggolongan peran seks
Masa yang menarik
Masa permulaan kreativitas
Masa berbahaya

Ciri-ciri masa bayi
a.

:

Masa Bayi Adalah Masa Dasar yang Sesungguhnya.
Meskipun seluruh masa anak-anak terutama tahun-tahun awal
di anggap sebagai masa dasar. Namun masa bayi adalah dasar
periode kehidupan yang sesungguhnya karena pada saat ini banyak
pola prilaku, sikap dan pola ekspresi emosi terbentuk.

b.

Masa Bayi Adalah Masa di Mana Pertumbuhan dan Perubahan
Berjalan Pesat.

Bayi berkembang pesat, baik secara fisik maupun psikologis.
Dengan cepatnya pertumbuhan ini, perubahan tidak hanya terjadi
dalam penampilan tetapi juga dalam kemampuan. Pertumbuhan dan
perubahan intelek berjalan sejajar dengan pertumbuhan dan
perubahan fisik. Tidak ada perubahan yang lebih menonjol selain
dalam kemampuan bayi untuk mengenali dan bereaksi kepada
orang-orang dan objek-objek dalam lingkungan. Sebelum masa bayi
berakhir, bayi mampu mengerti banyak hal dan dapat mengutarakan
kebutuhan dan keinginan yang dapat dimengerti orang lain.

c.

Masa Bayi Adalah Masa Berkurangnya Ketergantungan
Berkurangnya ketergantungan merupakan efek dari pesatnya
perkembangan pengendalian tubuh yang memungkinkan bayi duduk,
berdiri, berjalan dan menggerakkan benda-benda. Gerakan-gerakan
bayi yang acak menjadi gerakan yang terkoordinasi sehingga

memungkinkan bayi melakukan sendiri hal-hal yang sebelumnya
harus dilakukan orang lain.

d.

Masa Bayi Adalah Masa Meningkatnya Individualitas
Mungkin hal yang terpenting dalam meningkatkan kemandirian
adalah bahwa keadaan ini memungkinkan bayi mengembangkan halhal yang sesuai dengan minat dan kemampuannya. Akibatnya,
individualitas yang tampak pada waktu lahir semakin menonjol pada
saat menjelang akhir masa bayi. Individualitas tampak dalam
penampilan dan pola-pola prilaku. Bahkan bayi kembar pun
menunjukkan individualitasnya.

e.

Masa Bayi Adalah Permulaan Sosialisasi.
Egosentrisme, yaitu diri bayi yang muda belia cepat berubah
keinginan untuk menjadi bagian dari kelompok sosial. Bayi
menunjukkan keinginan untuk menjadi kelompok sosial dengan
memprotes kalau dibiarkan sendiri selama beberapa waktu dan
dengan mencoba memperoleh perhatian dari orang lain melalui
segala macam cara yang dapat dilakukannya.


f.

Masa Bayi Adalah Permulaan Berkembangnya Penggolongan Peran
Seks.
Hampir dari saat dilahirkan anak laki-laki diperlakukan sebagai
anak laki-laki dan perempuan sebagai perempuan.
Tekanan pada anak perempuan untuk bersikap sesuai dengan
jenis kelaminnya sejak masa bayi tidak terlampau kuat seperti pada
anak laki-laki, meskipun penggolongan peran seks merupakan
bagian dari awal pendidikan anak perempuan. secara tidak langsung
anak perempuan peran seksnya sudah ditetapkan pada masa bayi
dengan memperbolehkan mereka menangis dan menunjukkan
tanda-tanda lain “kelemahannya” yang tidak diperkenankan pada
bayi laki-laki.
g.
Masa Bayi Adalah Masa yang Menarik
Meskipun menurut ukuran orang dewasa, bayi mempunyai
perbandingan tubuh yang tidak wajar, tetapi menarik justru
kepalanya besar, perutnya buncit, anggota badannya kecil dan
kurus, tangan dan kakinya kecil. Kalau bayi memakai baju dan

diselubungi dengan selimut bayi, membuatnya menarik.

h.

Masa Bayi Merupakan Permulaan Kreativitas
Karena kurangnya koordinasi otot dan ketidakmampuan
mengendalikan lingkungan, bayi tidak mampu melakukan sesuatu
yang dapat di anggap orisinal atau kreatif. Namun dalam bulanbulan pertama bayi belajar mengembangkan minat dan sikap yang
merupakan dasar bagi kreativitasnya kemudian dan untuk
menyesuaikan diri dengan pola-pola yang diletakkan oleh orang lain.
Dan ini sebagian besar ditentukan oleh perlakuan-perlakuan orang
lain, terutama orang tua.

i.

Masa Bayi Adalah Masa Berbahaya
Meskipun
semua
tahapan
dalam

rentang
kehidupan
mengandung bahaya, tetapi bahaya tertentu lebih banyak terdapat
selama masa bayi dibandingkan dengan periode-periode lain.
Bahaya dapat merupakan bahaya fisik dan bahaya psikologis.
Di antara bahaya-bahaya fisik, yang paling parah adalah
penyakit
dan
kecelakaan
karena
sering
menyebabkan
ketidakmampuan atau bahkan kematian. Karena pola prilaku, minat
dan sikap terbentuk selama masa bayi, maka bahaya psikologis
dapat terwujud kalau diletakkan dasar-dasar yang buruk pada masa
ini.

Usia Bayi Pada Masa Infancy (penyesuaian)
Usia bayi pada masa infancy terbagi dua, yaitu:
a. Periode partunate (mulai saat kelahiran sampai antara lima belas

dan tiga puluh menit sesudah kelahiran). Periode ini bermula dari
keluarnya janin dari rahim ibu dan berakhir setelah tali pusar
dipotong dan di ikat. Sampai hal ini selesai bayi masih merupakan
pascamatur, yaitu lingkungan diluar tubuh ibu.
b. Periode Neonatal (dari pemotongan dan pengikatan tali pusar
sampai sekitar akhir minggu kedua dari kehidupan pascamatur).
Sekarang bayi adalah individu yang terpisah, mandiri dan tidak lagi
merupakan parasit. Selama periode ini bayi harus mengadakan
penyesuaian pada lingkungan baru diluar tubuh ibu.
Berikut ini perkembangan bayi pada masa infancy ( Penyesuaian):

a. Perkembangan Fisik
Ø Ukuran
Pada saat dilahirkan berat rata-rata 7,5 pon dan panjang ratarata 19,5 inci. Pada janin yang lebih aktif perbandingan berat badan
dan tinggi lebih kecil dibandingkan dengan janin yang tidak

terlampau aktif dalam akhir periode janin. Pada umumnya bayi lakilaki lebih panjang dan lebih berat daripada bayi perempuan.
terdapat perbedaan individual yang mencolok antara bayi laki-laki
dan perempuan.


Ø Anggota Tubuh Bayi
Otot-otot bayi yang baru lahir umumnya halus, kecil dan tidak
terkendali. Pada saat dilahirkan hanya sedikit perkembangan otot
leher dan lengan. Tulang, seperti halnya otot, juga halus dan lentur.
Karena begitu lunaknya, tulang-tulangnya gampang retak dan patah.
Kulitnya halus dan gampang terkena bisul. Dagingnya kuat dan
elastis.
Kulit
bayi
putih
menjadi
lebih
terang
karena
pertumbuhannya lebih lama, sedangkan kulit bayi-bayi yang bukan
kulit putihgelap warnanya.
Ø Proporsi Fisik
Bayi yang baru lahir bukanlah miniatur orang dewasa.kepala
kira-kira seperempat dari panjang tubuh; kepala orang dewasa krakira sepertujuh dari panjang tubuh. Daerah tengkorak, daerah di
atas mata perbandingannya lebih besar daripada bagian kepala

lainnya. Sedangkan dagu merupakan bagian yang sangat kecil.
Sebaliknya ukuran mata hampir sempurna. Hidung sangat kecil dan
hampir rata sedangkan mulut yang kecil kelihatan seperti celah
kalau bibirnya sempit.
Lehernya sangat pendek sehingga hampir tidak terlihat, dan
kulit leher biasanya tebal atau berlipat-lipat. Bahu sempit
sedangkan perut besar buncit. Lengan dan tungkai bayi sangat
pendek dibandingkan dengan kepala dan badan.tangan dan kakinya
kecil.
Ø Fungsi Fisiologis
Karena susunan syaraf otonom belum berkembang pada waktu
dilahirkan, bayi tidak mampu mempertahankan keseimbangan
(homeostatis) yang merupakan salah satu penyebab tingkat
kematian tinggi pada saat ini.
Dengan tangisan bayi pada waktu dilahirkan, paru-paru dipompa
dan pernapasan dimulai. Banyaknya pernapasan pada mulanya
berkisar antara empat puluh sampai empat puluh lima gerakan
pernapasan setiap menit pada akhir minggu pertama, biasanya

menurun sampai kira-kira tiga puluh lima setiap menit dan lebih

stabil daripada permulaan.
Denyut jantung bayi yang baru lahir lebih cepat dari denyut
jantung orang dewasa karena jantung bayi lebih kecil dari pembuluh
nadi. Kalau gerakan tubuh dibatasi dengan membungkus tubuh bayi,
maka denyut jantung akan menjadi stabil. Akibatnya, bayi menjadi
lebih tenang, tidur lebih banyak dan mempunyai denyut jantung
lebih rendah. Pada bayi yang sehat, suhu tubuh lebih tinggi dan lebih
banyak berubah dari suhu orang dewasa.
Gerakan refleks berupa menghisap terjadi bila bayi merasa
lapar atau bila bibirnya disentuh. Terjadi juga peningkatan dalam
menghisap dan jumlah makanan yang dihabiskan setiap harinya,
sebagian disebabkan karena pematangan dan sebagian karena hasil
belajar.
Irama lapar belum berkembang sampa beberapa minggu setelah
lahir. Oleh karena itu, tuntutan lapar tidak teratur, tidak hanya
dalam waktu antara makan tetapi juga banyaknya makanan yang
dibutuhkan. Karena konstraksi lapar pada bayi lebih hebat daripada
orang dewasa, bayi benar-benar mengalami rasa sakit pada saat
lapar.
Pembuangan kotoran mulai beberapa jam setelah lahir. Buang

air terjadi pada saat terjaga dan bila bayi dalam keadaan tenang,
biasanya dalam satu jam setelah makan.
Yang paling jelas terjadinya kekurangseimbangan fungsi
fisiologis adalah dalam keadaan tidur. Tidur bayi terputus oleh
beberapa saat terjaga yang singkat yang terjadi setiap dua atau tiga
jam. Pada malam hari saat-saat terjaga ini lebih sedikit dan lebih
singkat dibandingkan dengan siang hari. Selama periode neonatal
terjadi pertambahan gerakan tubuh selama tidur dan juga pada saat
terjaga.
Ada berbagai macam sikap tidur bayi, tetapi sikap yang khas
adalah sikap yang sama dengan janin didalam kehidupan dalam
rahim. Pada akhir bulan pertama, sikap ini biasanya berkurang
karena bertambah kuatnya otot-otot bayi.
b.

Aktivitas Bayi
Gerakan bayi tampak segera setelah janin keluar dari tubuh
ibunya. Karena belum matangnya kondisi neurofisiologis bayi, tidak
dapat diharapkan bahwa gerakan-gerakannya terkoordinasi atau
berarti. Gerakan-gerakannya juga tidak berhubungan dengan

kejadian-kejadian dilingkungan atau dibawah kendali bayi. Ini
adalah salah satu sebab dari ketidakberdayaan bayi yang baru lahir.

Ada dua kategori aktivitas bayi yaitu:
Ø Aktivitas Menyeluruh
Kegiatan menyeluruh terjadi diseluruh tubuh bila salah satu
bagian tubuh dirangsang sekalipun kegiatan yang paling menonjol
terjadi pada daerah yang dirangsang.
Ø Aktivitas Khusus
Aktivitas khusus meliputi bagian-bagian tubuh tertentu.
Aktivitas ini termasuk gerak refleks, yang merupakan tanggapan
yang tepat terhadap rangsangan indra khusus dan yang tidak
berubah dengan pengulangan rangsangan yang sama, dan
tanggapan umum yang menggunakan kelompok otot yang lebih
besar daripada otot-otot yang terlibat dalam refleks-refleks dan
yang dapat dibangkitkan rangangan dari luar maupun dari dalam.
c.

Vokalisasi Bayi
Vokalisasi bayi neonatal dapat dibagi dalam dua kategori; suara
tangis dan suara yang ekspolif. Selama masa neonatal dan bulanbulan pertama dari masa bayi, tangis merupakan bentuk suara yang
menonjol. Namun dari sudut pandang jangka panjang, suara
eksplosif adalah jenis suara yang lebih penting karena akhirnya
mengembangkan kemampuan berbicara.
Biasanya, menangis dimulai pada saat lahir atau segera
sesudah dilahirkan. Kadang-kadang dalam persalinan yang panjang
dan sulit, janin akan menangis sekalipun masih berada dalam
uterus. Menangis sebelum lahir jarang terjadi dan berbahaya, karena
selalu ada kemungkinan bahwa janin akan tersumbat oleh cairan
didalam rahim.
Menangis pada waktu lahir merupakan gerak refleks murni yang
terjadi ketika udara masuk ke dalam tali suara yang menyebabkan
tali suara bergetar. Tujuannya untuk memompa paru-paru sehingga
memungkinkan pernapasan dan memberikan oksigen yang cukup
untuk darah.
Segera setelah lahir, tangisan bayi menunjukkan perbedaan
didalam tinggi suara, intensitas dan kontinuitasnya. Ostwald dan
Peltzman melaporkan bahwa suara permulaan bayi dipengaruhi oleh
jenis obat bius yang diberikan kepada ibunya dan oleh cepatnya tali

pusar menjepit setelah dilahirkan. Karena adanya pelbagai macam
tangisan bayi, secara terbatas dapat diketahui apa yang
dikehendaki bayi.
d.
Kemampuan Sensorik Bayi
Ø Penglihatan
Bayi neonatal tidak buta, tetapi bidang penglihatannya hanya
kira-kira setengah dari bidang penglihatan orang dewasa, karena
batang mata belum berkembang kecuali disekitar fovea.
Penglihatan warna sama sekali tidak ada atau sangat minimal
karena sel kerucut mata belum berkembang. Karena kelemahan
otot, bayi tidak dapat memusatkan kedua mata pada objek yang
sama secara bersamaan dan akibatnya semua terlihat kabur.
Ø Pendengaran
Ada anggapan bahwa pendengaran merupakan indra yang
paling sedikit berkembang pada waktu kelahiran, sebagian
disebabkan karena telinga yang tersumbat oleh cairan amniotik
selama beberapa hari setelah lahir tidak memungkinkan gelombang
suara masuk ke telinga dalam, dimana terletak sel-sel pendengaran
dan sebagian disebabkan karena sel-sel itu hanya sebagian
berkembang.
Ø Penciuman
Sel-sel untuk penciuman yang terletak dibagian atas hidung
telah berkembang pada waktu lahir.
Ø Pengecapan
Karena pengecapan sangat dipengaruhi oleh penciuman dan
karena el-sel untuk pengecapan yang terletak dipermukaan lidah
dan didaerah pipi telah berkembang maka pengecapan bayi sudah
tajam.
Ø Kepekaan organik
Kepekaan terhadap rasa lapar sudah sepenuhnya berkembang pada
saat lahir dan konstraksi-konstraksi lapar terjadi pada hari pertama.
Pada saat itu rasa haus juga sudah ada.
Ø Kepekaan kulit
Alat indra untuk perabaan, tekanan dan suhu sudah
berkembang pada saat lahir dan terletak dekat permukaan kulit.

e.

Kesadaran
Karena alat-alat indra yang penting relatif belum sepenuhnya
berkembang – yaitu mata dan telinga – secara logis tidak dapat
diharapkan bahwa bayi neonatal dengan teliti menyadari apa yang
terjadi
disekitarnya.
Menurut
James,
kesadarannya
lebih
menyerupai “kebingungan yang yang berkembang dan berdengung”.
Seperti telah dijelaskan sebelumnya, semua bayi mengalami
semacam kekacauan pada hari-hari pertama atau kedua setelah
dilahirkan. Ini berarti bahwa mereka tidak sepenuhnya menyadari
tentang apa yang terjadi disekitarnya. Lambat laun, setelah
kegoncangan kelahiran mereka dan alat-alat indra mulai berfungsi
lebih baik, mereka lebih sadar akan dunia sekitarnya.

f.

Kemampuan Belajar
Untuk belajar, individu harus menyadari apa yang diharapkan
harus dilakukan. Lagipula, otak dan syaraf harus cukup berkembang
untuk memungkinkan proses belajar. Kondisi demikian belum
terdapat pada bayi neonatal.

g.

Emosi Bayi Neonatal
Melihat tidak adanya koordinasi yang merupakan ciri dari
aktivitas bayi neonatal, tidaklah masuk akal untuk mengharapkan
adanya emosi yang khusus, yang jelas, pada saat bayi dilahirkan.
Ciri yang menonjol dari keadaan emosi adalah tidak adanya
tingkatan reaksi yang menunjukkan tingkat intensitas yang berbeda.

h.

Permulaan Kepribadian
Anak-anak yang dilahirkan dengan perbedaan sifat yang
karakteristik yang tercermin dalam tingkat aktivitas dan kepekaan.
Dari perbedaan ini akan berkembang pola kepribadian individual.
Perbedaan individual tampak jelas pada saat kelahiran dan terlihat
dalam reaksi terhadap makanan, dalam menangis, dalam aktivitas
motorik, dan terutama dalam tidur.

Faktor-faktor yang mempengaruhi

:

1. Gizi (defisiensi vitamin, iodium dan lain-lain). Dengan
menghilangkan vitamin tertentu dari dalam makanan binatang
yang sedang hamil, Warkany menemukan kelainan pada anak
binatang tersebut. Jenis kelainan tersebut dapat diduga
sebelumnya dengan menghilangkan vitamin tertentu. Telah
dibuktikan pula bahwa kurang makanan selama kehamilan
dapat meningkatkan angka kelahiran mati dan kematian
neonatal. Diketahui pula bahwa pada ibu dengan keadaan gizi
yang jelek tidak dapat terjadi konsepsi. Mekanis (pita
amniotik, ektopia, posisi fetus yang abnormal, trauma,
oligohidrmnion). Faktor mekanis seperti posisi fetus yang
abnormal dan oligohidramnion dapat menyebabkan kelainan
kongenital seperti clubfoot, mikrognatia dan kaki bengkok.
Kelainan ini tidak terlalu berat karena mungkin terjadi pada
masa kehidupan intrauterin akhir. Implantasi ovum yang salah,
yang juga dianggap faktor mekanis dapat mengganggu gizi
embrio dan berakibat gangguan pertumbuhan.
2. Toksin kimia (propiltiourasil, aminopterin, obat kontrasepsi
dan lain-lain). Telah lama diketahui bahwa obat-obatan
tersebut dapat menimbulkan kelainan seperti misalnya
palatoskizis, hidrosefalus, disostosis kranial.
3. Bayi yang lahir dari ibu yang menderita diabetes melitus sering
menunjukkan kelainan berupa makrosomia, kardiomegali dan
hiperplasia adrenal. Hiperplasia pulau Langerhans akan
mengakibatkan hipoglikemia. Umur rata-rata ibu yang
melahirkan anak mongoloid dan kelainan lain umumnya lebih
tinggi dibandingkan dengan umur ibu yang melahirkan anak
normal. Ini mungkin disebabkan oleh kelainan beberapa
endrokin dalam tubuh ibu yang meningkat pada umur lanjut,
walaupun faktor lain yang bukan endokrin juga ikut berperan.
4. Radiasi (sinar Rontgen, radium dan lain-lain). Pemakaian
radium dan sinar Rontgen yang tidak mengikuti aturan dapat
mengakibatkan kelainan pada fetus. Contoh kelainan yang
pernah dilaporkan ialah mikrosefali, spina bifida, retardasi
mental dan deformitas anggota gerak. Kelainan yang
ditemukan akibat radiasi bom atom di Hiroshima pada fetus
ialah mikrosefali, retardasi mental, kelainan kongenital mata
dan jantung.
5. Infeksi (trimester I: rubela dan mungkin penyakit lain,
trimester II dan berikutnya: toksoplasmosis, histoplasmosis,
sifilis dan lain-lain). Rubela (German measles) dan mungkin

pula infeksi virus atau bakteri lainnya yang diderita oleh ibu
pada waktu hamil muda dapat mengakibatkan kelainan pada
fetus seperti katarak, bisu tuli, mikrosefali, retardasi mental
dan kelainan kongenital jantung. Lues kongenital merupakan
contoh infeksi yang dapat menyerang fetus intrauterin
sehingga terjadi gangguan pertumbuhan fisis dan mental.
Toksoplasmosis pranatal dapat mengakibatkan makrosefali
kongenital atau mikrosefali dan renitinitis.
6. Imunitas (eritroblastosis fetalis, kernicterus). Keadaan ini
timbul atas dasar adanya perbedaan golongan darah antara
fetus dan ibu, sehingga ibu membentuk antibodi terhadap sel
darah merah bayi yang kemudian melalui plasenta masuk ke
dalam peredaran darah bayi yang akan mengakibatkan
hemolisis. Akibat penghancuran sel darah merah bayi akan
timbul anemia dan hiperbilirubinemia. Jaringan otak sangat
peka terhadap hiperbilirubinemia ini dan dapat terjadi
kerusakan.
7. Anoksia embrio (gangguan fungsi plasenta), keadaan anoksia
pada
embrio
dapat
mengakibatkan
pertumbuhannya
terganggu.

Aspek-aspek yang berkembang pada masa bayiadalah :
1. Fisik

Pada masa bayi perkembangan fisik secara jelas dapat diamati,
pada enam bulan pertumbuhannya terus bertambah dengan pesat.
Tahun pertama peningkatan lebih kepada berat dan tinggi. Selama
tahun kedua terjadi penurunan. Selain itu yang berkembang adalah
proporsi, tulang, otot dan lemak, bangun tubuh, gigi, susunan syaraf
dan organ perasa.

2. Psikologis
Secara psikologis pada masa bayi terjadi pembentukan pola-pola
fundamentalis dan kebiasaan-kebiasaan mengenali wajah orangorang yang berarti bagi dirinya. Mulai merasakan sentuhan
‘touching’ oleh orang-orang tertentu. Menurut Piaget anak sampai
dengan umur + 2 tahun belum nampak adanya mediasi dalam arti
‘aktivitas pikir yang intern’. Semua tingkah laku anak harus dipikir
sebagai hal yuang diterima secara sensori dan suatu reaksi yang
motorik saja. Oleh karena itu Piaget membedakan dua tahap
perkembangan intelegensi pada manusia yaitu sensori motor (sejak
lahir sampai 2 tahun) dan tahap konseptual (usia 2 tahun sampai
dewasa).

3. Motorik
Perkembangan masa bayi pada aspek motorik ini dapat diamati dan
terlihat reaksi-reaksi spontan yang berulang dilakukan dan tidak
dikoordinir. Namun lama kelamaan terjadi secara efektif. Hal ini
terlihat pada merangkak, Berjalan dan memainkan benda-benda.
Perkembangan motorik terlihat adanya arah.

4. Perkembangan Bicara
Sebelum mampu berbicara bayi lebih dahulu dapat mengerti apa
yang dikatakan tanpa dapat bereaksi dengan kata hanya dengan
ekspresidan gerakan. Oleh karena itu mimik dan ekspresi bayi juga
dapat dimengerti setealh usia tiga bulan. Menurut Terman dan Merril
rata-rata bayi dapat bereaksi terhadap perintah-perintah pada usia
kurang lebih dua tahun. Rata-rata bayi belajar menyampaikan
kebutuhan-kebutuhan dan keinginan pada usia tahun-tahun pertama
yang disebut dengan komunikasi pra bicara. Bentuk-bentuk pra

bicara tersebut adalah menangis, berceloteh, isyarat , ungkapanungkapan emosi.

5. Perkembangan Emosi
Pada bayi terdapat pola emosi tertentu yang bersifat umum seperti
kemarahan (menjerit, meronta, menendang, mengibaskan tangan,
memukul), ketakutan (takut terhadap ruang gelap, temapt tinggi,
binatang dan lain-lain), rasa ingin tahu tentang mainan baru,
menjulurkan lidah, membuka mulut, memegang, melempar,
membolak balik), kegembiraan (tersenyum, tertawa, menggerakan
lengan serta kakinya), afeksi (memeluk mainan kesayangannya,
mencium barang-barang kesayangannnya).

6. Perkembangan Kognitif
Perkembangan konsep merupakan hasil asosiasi dari arti dengan
benda dan orang-orang. Piaget menamakan tahap perkembangan ini
tahap ‘sensomotorik’ dalam perkembangan konsep. Pada akhir masa
perkembangan ini bayi mulai menyusun kata-kata menjadi kalimat
sederhana yang dimulai dengan ‘siapa’ ‘apa’ dan ‘dimana’.

7. Perkembangan Moral
Bayi belum memiliki nilai dan suara hati. Lambat laun bayi
mempelajari kode moral dari orang tuanya dan orang-orang yang
dekat dengannya. Bayi menilai benar atau salah suatu perbuatan
berdasarkan kesakitan atau kesenangan yang dirasakannya.

Masalah-masalah Dalam Periode Bayi

Masalah-masalah yang dapat membahayakan secara fisik dan
yang perlu menjadi perhatian orang tua dan lingkungannya adalah ;
kematian, penyakit, kecelakaan, kurang gizi, menjadi gemuk.
Masalah-masalah
yang
berhubungan
dengan
psikologis
perkembangan motorik, bahaya dalam berbicara dan bahaya emosi
(kurangnya kasih sayang, tekanan serta takut dan marah, kasih
sayang yang berlebihan serta emosi yang kuat) dan bahaya sosial
serta bahaya bermain, pengertian, moralitas, hubungan keluarga
dan perkembangan kepribadian.
Peran Lingkungan Terhadap Perkembangan Bayi
Seorang bayi dilahirkan dalam keadaan tidak berdaya, belum
dapat makan, baru punya reflek menghisap dan menelan.
Sebagaimana terlihat pada aspek-aspek perkembangan, tampak
bahwa peranan lingkungan sangat penting sekali.
Keluarga adalah lingkungan yang pertama dan utama yang
diharapkan dapat :
1. Memberikan rangsangan agar sensomotoriknya dapat
bereaksi.
2. Memperhatikan kesehatan dan gizi karena bayi belum
dapat menolong diri sendiri.
3. Menciptakan
lingkungan
yang
kondusif
untuk
berkembangnya kemampuan berbicara.
4. Memberikan model tentang konsep moral dan nilai yang
benar dan salah.
5. Memberikan pujian atas kemajuan yang mereka capai.
6. Memberikan kebiasaan bermain yang konstruktif.