MAKALAH ALIRAN ALIRAN PENDIDIKAN Disusun
MAKALAH
ALIRAN-ALIRAN PENDIDIKAN
Disusun oleh:
1.
2.
3.
4.
Aisyah Meilinda
Endah Mireska
Evi Susianti
Hesti Wulandari
JURUSAN TADRIS PROGRAM STUDI BAHASA INGGRIS
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN BENGKULU)
TAHUN 2014
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan
kekuatan dan pertolongan sehingga penulis bisa menyelesaikan
tugas makalah tentang “Hakikat Ilmu Pengetahuan“ tepat pada waktunya.
Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen pembimbing yang
telah memberikan arahan sehingga tugas yang diberikan dapat terselesaikan.
Penulis menyadari ketidaksempurnaannya makalah ini, oleh sebab itu diharapkan
kritik dan sarannya guna untuk perbaikan kedepan.
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua, semoga
Tuhan Yang Maha Esa tetap melimpahkan karunia dan pertolongan-Nya kepada
kita semua dalam upaya untuk meraih kesuksesan. Amin.
Bengkulu, 17 Maret 2015
Penulis
2
PEMBAHASAN
1. Aliran-Aliran Pendidikan
Pemikiran-pemikiran tentang pendidikan telah dimulai pada
zaman Yunani kuno dan berkembang pesat di Eropa dan Amerika.
Oleh sebaba itu aliran pendidikan klasik berasal dari kedua kawasan
tersebut.
Pemikiran-pemikiran itu tersebar keseluruh dunia melaui
buku bacaan yang dibawa oleh orang-orang yang pergi belajar ke
Eropa/Amerika. Penyebaran itu menyebabkan pemikiran kawasan
tersebut menjadi acuan dalam menetapkan suatu kebijakan bidang
pendidikan diberbagai negara.
Aliran-aliran
klasik
ini
mewakili
berbagai
variasi pendapat
tentang pendidikan, ada yang pesimis dan optimis. Aliran yang
pesimis memandang bahwa pendidikan kurang bermanfaat karena
dapat merusak pembawaan yang baik sejak lahir oleh anak tersebut.
Sedangkan orang-orang yang optimis berpendapat bahwa anak-anak
itu seperti tanah liat yang mudah di bentuk sesuka hati.
Sehubungan dengan kajian tentang aliran-aliran pendidikan,
perbedaan
pandangan
tersebut
berpangkal
pada
perbedaan
pandangan tentang perkembangan manusia. Ada dua tradisi yang
berbeda pandangan (tradisi ala J.Locke) berpendapat bahwa manusia
adalah
makhluk
lingkungannya, dan
pasif
karena
(tradisi
ala
tergantung
G.Leibnitz)
pada
pengaruh
berpendapat bahwa
manusia itu aktif karena mampu beraksi dan menentukan pilihannya
sendiri. Dan pandangan kita bahwa siswa/mahasiswa bukan hanya
“receiver and transmitter” tetapi juga “generator of information”
dengan prinsip belajar CBSA.
3
Perbedaan
perkembangan
pandangan
manusia
tentang
tersebut
faktor
menjadi
dominan
dasar
dalam
perbedaan
pandangan tentang peran pendidikan terhadap manusia, mulai dari
yang pesimis hingga yang optimis. Aliarn-aliran itu pada umumnya
mengemukakan suatu faktor dominan, dengan suatu aliran dalam
pendidikan akan mengajukan gagasan untuk mengoptimalkan faktor
tersebut dalam mengembangkan manusia.
Beberapa aliran klasik antara lain :
a. Aliran empirisme
Aliran
empirisme
menyatakan
bahwa
perkembangan
anak
tergantung pada lingkungan, sedangkan pembawaan sejak lahir
tidak dipentingkan. Pengalaman yang diperoleh anak dalam
kehidupan sehari-hari didapat dari dunia sekitarnya berupa
stimulan-stimulan. Stimulasi ini berasal dari alam bebas ataupun
diciptakan oleh orang dewasa dalam bentuk program pendidikan.
Pengalaman empirik
yang diperoleh dari lingkungan akan
berpengaruh besar dalam menentukan perkembangan anak.
Menurut
pandangan
empiris
(environmentalisme)
pendidik
memegang peranan yang sangat penting sebab pendidik dapat
menyediakan lingkungan pendidikan kepada anak dan akan
diterima
oleh
anak
sebagai
pengalaman-pengalaman
yang
sesuai dengan tujuan pendidikan.
Aliran empirisme dipandang berat sebelah karena hanya
mementingkan pengalaman yang diperoleh dari lingkungan
sedangkan kemampuan dasar yang dibawa anak sejak lahir
dianggap tidak menentukan. Meskipun demikian, penganut aliran
ini masih tampak pada pendapat-pendapat yang memeandang
manusia sebagai makhluk yang pasif dan dapat dimanipulasi,
melalui modifkasi tingkah laku.
4
b. Aliran nativisme
Aliran nativisme menekankan pada kemampuan dalam diri
anak. Hasil perkembangan tersebut ditentukan oleh pembawaan
yang sudah diperoleh sejak kelahiran. Lingkungan kurang
berpengaruh terhadap pendidikan dan perkembangan anak.
Hasil
pendidikan
tergantung
pada
pembawaan
anak,
Schopenhour 9fsuf Jerman 1788-1860) berpendapat bahwa bayi
itu lahir sudah dengan pembawaan baik dan pembawaan buruk.
Oleh
karena
it,
hasil
kahir
pendidikan
ditentukan
oleh
pembawaan yang sudah dibawa sejak lahir.
Pendidikan
yang
tidak
sesuai
dengan
bakat
dan
pembawaan anak didik tidak akan berguna untuk perkembangan
anak sendiri. Istilah nativisme berasal dari kata “natie” yang
artinya adalah terlahir. Penganut pandangan ini mrnyatakan
lingkungan sekitar tidak ada artinya sebab lingkungan tidak akan
berdaya dalam memepengaruhi perkembangan anak.
Meskipun dalam kenyataan sehari-hari, sering ditemukan
anak mirip orangtuanya (secara fsik) dan anak juga mewarisi
bakat-bakat yang ada pada orangtuanya. Tetapi pembawaan itu
bukanlah merupakan satu-satunya faktor yang menentukan
perkembangan.
penjelasan
hereditas
Pandangan
tentang
konvergensi
pentingnya
dan lingkungan
akan
faktor
memberikan
pembawaan
atau
dalam perkembangan anak. (G.
Leibnetz : monad) inti pribadi yang mendorong manusia untuk
mewujudkan diri, mendorong manusia dalam menentukan pilihan
dan
kemauan
sendiri,
dan
menempatkan
mausia
makhluk aktif yang memepunyai kemauan bebas.
c. Aliran naturalisme
5
sebagai
Aliran naturalisme berpendapat bahwa semua anak yang
baru dilahirkan mempunyai pembawaan buruk. Pembawaan baik
anak
juga
akan
menjadi
rusak
karena
dipengaruhi
oleh
lingkungan. Pendidikan yang diberikan orang dewasa justru
dapat merusak pembawaan yang anak yang baik itu. Pendidikan
harus dijauhkan dalam perkembangan anak karena hal itu berarti
dapat menjauhkan anak dari segala hal yang bersifat dibuat-buat
(artifcial) dan dapat memebawa anak kembali ke alam untuk
mempertahankan segala yang baik.
d. Aliran konvergensi
Aliran
konvergensi
ada
umumnya
diterima
oleh
masyarakat secara luas sebagai pandangan yang tepat dalam
memahami tumbuh kembang manusia. Meskipun demikian,
terdapat variasi pendapat tentang faktor-faktor mana yang
paling penting dalam menetukan tumbuh kembang itu. Variasi
itu dapat menyebabkan munculnya berbagai teori/model belajar
mengajar seperti contohnya rumpun model behavorial (umpama
model belajar tuntas, model belajar kontrol diri sendiri, model
belajar simulasi), rumpun model pemrosesan informasi (model
mengajari inkuiri, model presentase, kerangka dasar , model
pengembangan).
melahirkan
mengajar,
Dari
berbagai
seperti
sisi
lain,
variasi
pendapat/gagasan
peranan
guru
penilaian pencapaian siswa dengan
perumusan
tujuan
pendapat
pengajaran
itu
tentang
sebagai
fasilator,
juga
belajar
teknik
tes objektif atau tes esai,
yang
sangat
behavorial,
penekanan pada peran teknologi pengajaran.
2. Gerakan Baru Pendidikan dan Pengaruhnya terhadap
Pelaksanaan di Indonesia
6
a. Pengajaran Alam Sekitar
Gerakan pendidikan yang mendekatkan anak dengan
sekitarnya adalah gerakan pengajaran alam sekitar,perintis
gerakan ini adalah Fr. A. Finger di Jerman dengan heimatkunde,
dan J. Ligthart di Belanda dengan Het Voll Leven. Dalam
pendidikan alam sekitar ditanamkan pemahaman, apresiasi,
pemanfaatan lingkungan alami dan sumber-sumber pengetahuan
di luar sekolah yang semuanya penting bagi perkembangan
peserta
didik
sehingga
peserta
didik
akan
mendapatkan
kecakapan dan kesanggupan baru dalam menghadapi dunia
nyata. Melali penjelajahan alam yang dlakukan, maka peserta
didik akan menghayati secara langsung tentang keadaan alam
sekitar, belajar sambil mengerjakan sesuatu dengan serta merta
memanfaatkan waktu senggangnya.
b. Pengajaran Pusat Perhatian
Pengajaran
pusat
perhatian
dirintis
oleh
Ovideminat
Decroly dari Belgia dengan pengajaran melalui pusat-pusat
minat,
disamping
pendapatnya
tentang
pengajaran
global.
Pengajaran disusun menurut pusat perhatian anak. Dari pusat
perhatian ini kemudian diambil pelajaran-pelajaran lain. Dalam
pengajaran ini anak selalu bekerja sendiri tanpa ditolong dan
dilayani.
c. Sekolah Kerja
Gerakan sekolah kerja dapat dipandang sebagai titik
kulminasi
pendidikan
dari
pandangan-pandangan
keterampilan
dalam
yang
pendidikan.
mementingkan
J.A.
Comenius
menekankan agar pendidikan mengembangkan pikiran, ingatan,
bahasa, dan tangan. J.H. Pestalozzi meng majarkan bermacammacam mata pelajaran pertukaran di sekolahnya. Menurut
7
George Kerschenteiner bentuk sekolah untuk menjadi warga
negara yang baik yaitu mendidik anak agar pekerjaannya tidak
merugikan masyarakat dan justru memajukannya. Oleh karena
itu
sekolah
pekerjaan.
wajib
menyiapkan
Pekerjaan
peserta
tersebut
didik
hendaknya
untuk
suatu
juga
untuk
kepentingan negara. Jadi yang menjadi pusat tujuan pengajaran
adalah kerja untuk menatap masa depan.
d. Pengajaran Proyek
Dikembangkan
oleh
W.H.
Kilpatrick.
Ia
menanamkan
pengajaran proyek sebagai satu kesatuan tugas yang sesuai
dengan kebutuhan peserta didik dan dikerjakan bersama-sama
dengan kawan-kawannya. Menurut Kilpatrick, dengan tetap
duduk di bangku masing-masing, maka pembentukan watak para
peserta didik tidak dapat terlaksana. Pengajaran proyek biasa
pula
digunakan
Indonesia,
sebagai
antara
lain
salah
dengan
satu
nama
metode
mengajar
pengajaran
di
proyek,
pengajaran unit, dan sebagainya. Yang perlu ditekankan bahwa
pengajaran proyek akan menumbuhkan kemampuan untuk
memandang dan memecahkan persoalan secara konprehensif.
Pendekatan multidisiplin tersebut makin lama makin penting,
utamanya masyarakat maju.
3. DUA ALIRAN POKOK PENDIDIKAN DI INDONESIA
Dua aliran pokok pendidikan di Indonesia itu di Indonesia
itu dimaksudkan adalah Perguruan Kebangsaan Taman Siswa
dan Ruang Pendidikan INS Kayu Tanam. Kedua aliran tersebut
8
dipandang sebagai tonggak pemikiran tentang pendidikan di
Indonesia.
1.
Perguruan Kebangsaan Taman Siswa
Perguruan Kebangsaan Taman Siswa didirikan oleh Ki Hajar
Dewantara pada tanggal 3 Juli 1932 di Yogyakarta, yakni dalam
bentuk yayasan, selanjutnya mulai didirikan Taman Indria
(Taman Kanak-Kanak), Kursus Guru, dan selanjutnya Taman
Muda (SD), disusul Taman Dewasa dan Taman Guru. Sekarang ini
telah dikembangkan sehingga meliputi pula Taman Madya,
Prasarjana, Sarjana Wiyata. Dengan demikian Taman Siswa telah
meliputi semua jenjang persekolahan, dari jenjang pra sekolah,
pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.
a. Asas dan Tujuan Taman Siswa
Asas Taman Siswa
1. Bahwa setiap orang mempunyai hak mengatur dirinya
sendiri dengan terbitnya persatuan dalam peri kehidupan
umum.
2. Bahwa pengajaran harus memberi pengetahuan yang
berfaedah
yang
dalam
arti
lahir
dan
batin
dapat
memerdekan diri.
3.
Bahwa pengajaran harus berdasar pada kebudayaan dan
kebangsaan sendiri.
4. Bahwa pengajaran harus tersebar luas sampai dapat
menjangkau kepada seluruh rakyat.
5. Bahwa sebagai konsekuensi hidup dengan kekuatan sendiri
maka harus mutlak harus membelanjai sendiri segala
usaha yang dilakukan.
9
6. Bahwa dalam mendidik anak-anak perlu adanya keiklasan
lahir dan batin untuk mengobarkan segala kepentingan
pribadi demi keselamatan dan kebahagiaan anak-anak.
Kemudian ditambahkan dengan:
1. asas kemerdekaan
2. asas kodrat alam
3. asas kebudayaan
4. asas kebangsaan
5. asas kemanusiaan.
Tujuan Taman Siswa terbagi menjadi dua jenis, yakni tujuan
yayasan atau keseluruhan perguruan dan tujuan pendidikan.
1. Sebagai badan perjuangan kebudayaan dan pembangunan
masyarakat tertib dan damai, dalam keterangan “Asas
Taman Siswa” tahun 1992 pasal 1.
2.
Membangun abak didik menjadi manusia yang merdeka
lahir dan batin, luhur akal budinya, serta sehat jasmaninya
untuk menjadi anggota masyarakat yang berguna dan
bertanggung jawab atas keserasian bangsa, tanah air,
serta manusia pada umumnya.
b. Upaya-upaya yang dilakukan Taman Siswa
Beberapa usaha yang dilakukan oleh taman siswa adalah
menyiapkan peserta didik yang cerdas dan memiliki kecakapan
hidup. Dalam ruang lingkup eksternal Taman siwa membentuk
pusat-pusat kegiatan kemasyarakatan.
10
c. Hasil-hasil yang Dicapai
Taman
siswa
telah
berhasil
menemukakan
gagasan
tentang pendidikan nasional, lembaga-lembaga pendidikan dari
Taman indria sampai Sarjana Wiyata. Taman siswa pun telah
melahirkan alumni alumni besar di Indonesia.
2.
Ruang Pendidik INS Kayu Tanam
Ruang Pendidik INS (Indonesia Nederlandsche School)
didirikan oleh Mohammad Sjafei pada tanggal 31 Oktober 1926
di Kayu Tanam (sumatera Barat).
a. Asas dan Tujuan Ruang Pendidik INS Kayu Tanam
Pada awal didirikan, Ruang Pendidik INS mempunyai asasasas sebagai berikut
a. Berpikir logis dan rasional
b. Keaktifan atau kegiatan
c. Pendidikan masyarakat
d. Memperhatikan pembawaan anak
e. Menentang intelektualisme
Dasar-dasar
tersebut
kemudian
disempurnakan
dan
mencakup berbagai hal, seperti: syarat-syarat pendidikan yang
efektif, tujuan yang ingin dicapai, dan sebagainya.
a. Tujuan Ruang pendidik INS Kayu Tanam adalah:
1.
2.
Mendidik rakyat ke arah kemerdekaan
Memberi
pendidikan
yang
sesuai
dengan
kebutuhan
masyarakat
3.
4.
Mendidik para pemuda agar berguna untuk masyarakat
Menanamkan kepercayaan terhadap diri sendiri dan berani
bertanggung
5.
jawab.
Mengusahakan mandiri dalam pembiayaan.
11
b.
Upaya-upaya Ruang Pendidik INS Kayu Tanam
Beberapa usaha yang dilakukan oleh Ruang Pendidik INS Kayu
Tanam
antara
pendidikan,
lain
menyelenggarakan
menyiapkan
tenaga
guru
berbagai
atau
jenjang
pendidik,
dan
penerbitan majalah anak-anak Sendi, serta mencetak buku-buku
pelajaran.
c. Hasil-hasil yang Dicapai Ruang Pendidik INS Kayu Tanam
Ruang Pendidik INS Kayu Tanam mengupayakan gagasangagasan tentang pendidikan nasional (utamanya pendidikan
keterampilan/kerajinan), beberapa ruang pendidikan (jenjang
persekolahan), dan sejumlah alumni.
DAFTAR PUSTAKA
Mudyahardjo,Redja.2001.Pengantar Pendidikan.Jakarta:PT
Rajawali Grafndo.
Suhartono,Suparlan.2008.Wawasan Pendidikan Sebuah Pengantar
Pendidikan.Jogjakarta:Ar-Ruz Media.
Tirtaraharja,Umar.2005.Pengantar
Cipta.
12
Pendidilan.Jakarta:Rineka
http://www.academia.edu/3076170/Aliran-aliran_teori_pendidikan
http://arafah127.blogspot.com/p/aliran-aliran-pendidikan.html
http://fatamorghana.wordpress.com/2008/07/20/bab-vi-aliranaliran-pendidikan/
13
ALIRAN-ALIRAN PENDIDIKAN
Disusun oleh:
1.
2.
3.
4.
Aisyah Meilinda
Endah Mireska
Evi Susianti
Hesti Wulandari
JURUSAN TADRIS PROGRAM STUDI BAHASA INGGRIS
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN BENGKULU)
TAHUN 2014
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan
kekuatan dan pertolongan sehingga penulis bisa menyelesaikan
tugas makalah tentang “Hakikat Ilmu Pengetahuan“ tepat pada waktunya.
Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen pembimbing yang
telah memberikan arahan sehingga tugas yang diberikan dapat terselesaikan.
Penulis menyadari ketidaksempurnaannya makalah ini, oleh sebab itu diharapkan
kritik dan sarannya guna untuk perbaikan kedepan.
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua, semoga
Tuhan Yang Maha Esa tetap melimpahkan karunia dan pertolongan-Nya kepada
kita semua dalam upaya untuk meraih kesuksesan. Amin.
Bengkulu, 17 Maret 2015
Penulis
2
PEMBAHASAN
1. Aliran-Aliran Pendidikan
Pemikiran-pemikiran tentang pendidikan telah dimulai pada
zaman Yunani kuno dan berkembang pesat di Eropa dan Amerika.
Oleh sebaba itu aliran pendidikan klasik berasal dari kedua kawasan
tersebut.
Pemikiran-pemikiran itu tersebar keseluruh dunia melaui
buku bacaan yang dibawa oleh orang-orang yang pergi belajar ke
Eropa/Amerika. Penyebaran itu menyebabkan pemikiran kawasan
tersebut menjadi acuan dalam menetapkan suatu kebijakan bidang
pendidikan diberbagai negara.
Aliran-aliran
klasik
ini
mewakili
berbagai
variasi pendapat
tentang pendidikan, ada yang pesimis dan optimis. Aliran yang
pesimis memandang bahwa pendidikan kurang bermanfaat karena
dapat merusak pembawaan yang baik sejak lahir oleh anak tersebut.
Sedangkan orang-orang yang optimis berpendapat bahwa anak-anak
itu seperti tanah liat yang mudah di bentuk sesuka hati.
Sehubungan dengan kajian tentang aliran-aliran pendidikan,
perbedaan
pandangan
tersebut
berpangkal
pada
perbedaan
pandangan tentang perkembangan manusia. Ada dua tradisi yang
berbeda pandangan (tradisi ala J.Locke) berpendapat bahwa manusia
adalah
makhluk
lingkungannya, dan
pasif
karena
(tradisi
ala
tergantung
G.Leibnitz)
pada
pengaruh
berpendapat bahwa
manusia itu aktif karena mampu beraksi dan menentukan pilihannya
sendiri. Dan pandangan kita bahwa siswa/mahasiswa bukan hanya
“receiver and transmitter” tetapi juga “generator of information”
dengan prinsip belajar CBSA.
3
Perbedaan
perkembangan
pandangan
manusia
tentang
tersebut
faktor
menjadi
dominan
dasar
dalam
perbedaan
pandangan tentang peran pendidikan terhadap manusia, mulai dari
yang pesimis hingga yang optimis. Aliarn-aliran itu pada umumnya
mengemukakan suatu faktor dominan, dengan suatu aliran dalam
pendidikan akan mengajukan gagasan untuk mengoptimalkan faktor
tersebut dalam mengembangkan manusia.
Beberapa aliran klasik antara lain :
a. Aliran empirisme
Aliran
empirisme
menyatakan
bahwa
perkembangan
anak
tergantung pada lingkungan, sedangkan pembawaan sejak lahir
tidak dipentingkan. Pengalaman yang diperoleh anak dalam
kehidupan sehari-hari didapat dari dunia sekitarnya berupa
stimulan-stimulan. Stimulasi ini berasal dari alam bebas ataupun
diciptakan oleh orang dewasa dalam bentuk program pendidikan.
Pengalaman empirik
yang diperoleh dari lingkungan akan
berpengaruh besar dalam menentukan perkembangan anak.
Menurut
pandangan
empiris
(environmentalisme)
pendidik
memegang peranan yang sangat penting sebab pendidik dapat
menyediakan lingkungan pendidikan kepada anak dan akan
diterima
oleh
anak
sebagai
pengalaman-pengalaman
yang
sesuai dengan tujuan pendidikan.
Aliran empirisme dipandang berat sebelah karena hanya
mementingkan pengalaman yang diperoleh dari lingkungan
sedangkan kemampuan dasar yang dibawa anak sejak lahir
dianggap tidak menentukan. Meskipun demikian, penganut aliran
ini masih tampak pada pendapat-pendapat yang memeandang
manusia sebagai makhluk yang pasif dan dapat dimanipulasi,
melalui modifkasi tingkah laku.
4
b. Aliran nativisme
Aliran nativisme menekankan pada kemampuan dalam diri
anak. Hasil perkembangan tersebut ditentukan oleh pembawaan
yang sudah diperoleh sejak kelahiran. Lingkungan kurang
berpengaruh terhadap pendidikan dan perkembangan anak.
Hasil
pendidikan
tergantung
pada
pembawaan
anak,
Schopenhour 9fsuf Jerman 1788-1860) berpendapat bahwa bayi
itu lahir sudah dengan pembawaan baik dan pembawaan buruk.
Oleh
karena
it,
hasil
kahir
pendidikan
ditentukan
oleh
pembawaan yang sudah dibawa sejak lahir.
Pendidikan
yang
tidak
sesuai
dengan
bakat
dan
pembawaan anak didik tidak akan berguna untuk perkembangan
anak sendiri. Istilah nativisme berasal dari kata “natie” yang
artinya adalah terlahir. Penganut pandangan ini mrnyatakan
lingkungan sekitar tidak ada artinya sebab lingkungan tidak akan
berdaya dalam memepengaruhi perkembangan anak.
Meskipun dalam kenyataan sehari-hari, sering ditemukan
anak mirip orangtuanya (secara fsik) dan anak juga mewarisi
bakat-bakat yang ada pada orangtuanya. Tetapi pembawaan itu
bukanlah merupakan satu-satunya faktor yang menentukan
perkembangan.
penjelasan
hereditas
Pandangan
tentang
konvergensi
pentingnya
dan lingkungan
akan
faktor
memberikan
pembawaan
atau
dalam perkembangan anak. (G.
Leibnetz : monad) inti pribadi yang mendorong manusia untuk
mewujudkan diri, mendorong manusia dalam menentukan pilihan
dan
kemauan
sendiri,
dan
menempatkan
mausia
makhluk aktif yang memepunyai kemauan bebas.
c. Aliran naturalisme
5
sebagai
Aliran naturalisme berpendapat bahwa semua anak yang
baru dilahirkan mempunyai pembawaan buruk. Pembawaan baik
anak
juga
akan
menjadi
rusak
karena
dipengaruhi
oleh
lingkungan. Pendidikan yang diberikan orang dewasa justru
dapat merusak pembawaan yang anak yang baik itu. Pendidikan
harus dijauhkan dalam perkembangan anak karena hal itu berarti
dapat menjauhkan anak dari segala hal yang bersifat dibuat-buat
(artifcial) dan dapat memebawa anak kembali ke alam untuk
mempertahankan segala yang baik.
d. Aliran konvergensi
Aliran
konvergensi
ada
umumnya
diterima
oleh
masyarakat secara luas sebagai pandangan yang tepat dalam
memahami tumbuh kembang manusia. Meskipun demikian,
terdapat variasi pendapat tentang faktor-faktor mana yang
paling penting dalam menetukan tumbuh kembang itu. Variasi
itu dapat menyebabkan munculnya berbagai teori/model belajar
mengajar seperti contohnya rumpun model behavorial (umpama
model belajar tuntas, model belajar kontrol diri sendiri, model
belajar simulasi), rumpun model pemrosesan informasi (model
mengajari inkuiri, model presentase, kerangka dasar , model
pengembangan).
melahirkan
mengajar,
Dari
berbagai
seperti
sisi
lain,
variasi
pendapat/gagasan
peranan
guru
penilaian pencapaian siswa dengan
perumusan
tujuan
pendapat
pengajaran
itu
tentang
sebagai
fasilator,
juga
belajar
teknik
tes objektif atau tes esai,
yang
sangat
behavorial,
penekanan pada peran teknologi pengajaran.
2. Gerakan Baru Pendidikan dan Pengaruhnya terhadap
Pelaksanaan di Indonesia
6
a. Pengajaran Alam Sekitar
Gerakan pendidikan yang mendekatkan anak dengan
sekitarnya adalah gerakan pengajaran alam sekitar,perintis
gerakan ini adalah Fr. A. Finger di Jerman dengan heimatkunde,
dan J. Ligthart di Belanda dengan Het Voll Leven. Dalam
pendidikan alam sekitar ditanamkan pemahaman, apresiasi,
pemanfaatan lingkungan alami dan sumber-sumber pengetahuan
di luar sekolah yang semuanya penting bagi perkembangan
peserta
didik
sehingga
peserta
didik
akan
mendapatkan
kecakapan dan kesanggupan baru dalam menghadapi dunia
nyata. Melali penjelajahan alam yang dlakukan, maka peserta
didik akan menghayati secara langsung tentang keadaan alam
sekitar, belajar sambil mengerjakan sesuatu dengan serta merta
memanfaatkan waktu senggangnya.
b. Pengajaran Pusat Perhatian
Pengajaran
pusat
perhatian
dirintis
oleh
Ovideminat
Decroly dari Belgia dengan pengajaran melalui pusat-pusat
minat,
disamping
pendapatnya
tentang
pengajaran
global.
Pengajaran disusun menurut pusat perhatian anak. Dari pusat
perhatian ini kemudian diambil pelajaran-pelajaran lain. Dalam
pengajaran ini anak selalu bekerja sendiri tanpa ditolong dan
dilayani.
c. Sekolah Kerja
Gerakan sekolah kerja dapat dipandang sebagai titik
kulminasi
pendidikan
dari
pandangan-pandangan
keterampilan
dalam
yang
pendidikan.
mementingkan
J.A.
Comenius
menekankan agar pendidikan mengembangkan pikiran, ingatan,
bahasa, dan tangan. J.H. Pestalozzi meng majarkan bermacammacam mata pelajaran pertukaran di sekolahnya. Menurut
7
George Kerschenteiner bentuk sekolah untuk menjadi warga
negara yang baik yaitu mendidik anak agar pekerjaannya tidak
merugikan masyarakat dan justru memajukannya. Oleh karena
itu
sekolah
pekerjaan.
wajib
menyiapkan
Pekerjaan
peserta
tersebut
didik
hendaknya
untuk
suatu
juga
untuk
kepentingan negara. Jadi yang menjadi pusat tujuan pengajaran
adalah kerja untuk menatap masa depan.
d. Pengajaran Proyek
Dikembangkan
oleh
W.H.
Kilpatrick.
Ia
menanamkan
pengajaran proyek sebagai satu kesatuan tugas yang sesuai
dengan kebutuhan peserta didik dan dikerjakan bersama-sama
dengan kawan-kawannya. Menurut Kilpatrick, dengan tetap
duduk di bangku masing-masing, maka pembentukan watak para
peserta didik tidak dapat terlaksana. Pengajaran proyek biasa
pula
digunakan
Indonesia,
sebagai
antara
lain
salah
dengan
satu
nama
metode
mengajar
pengajaran
di
proyek,
pengajaran unit, dan sebagainya. Yang perlu ditekankan bahwa
pengajaran proyek akan menumbuhkan kemampuan untuk
memandang dan memecahkan persoalan secara konprehensif.
Pendekatan multidisiplin tersebut makin lama makin penting,
utamanya masyarakat maju.
3. DUA ALIRAN POKOK PENDIDIKAN DI INDONESIA
Dua aliran pokok pendidikan di Indonesia itu di Indonesia
itu dimaksudkan adalah Perguruan Kebangsaan Taman Siswa
dan Ruang Pendidikan INS Kayu Tanam. Kedua aliran tersebut
8
dipandang sebagai tonggak pemikiran tentang pendidikan di
Indonesia.
1.
Perguruan Kebangsaan Taman Siswa
Perguruan Kebangsaan Taman Siswa didirikan oleh Ki Hajar
Dewantara pada tanggal 3 Juli 1932 di Yogyakarta, yakni dalam
bentuk yayasan, selanjutnya mulai didirikan Taman Indria
(Taman Kanak-Kanak), Kursus Guru, dan selanjutnya Taman
Muda (SD), disusul Taman Dewasa dan Taman Guru. Sekarang ini
telah dikembangkan sehingga meliputi pula Taman Madya,
Prasarjana, Sarjana Wiyata. Dengan demikian Taman Siswa telah
meliputi semua jenjang persekolahan, dari jenjang pra sekolah,
pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.
a. Asas dan Tujuan Taman Siswa
Asas Taman Siswa
1. Bahwa setiap orang mempunyai hak mengatur dirinya
sendiri dengan terbitnya persatuan dalam peri kehidupan
umum.
2. Bahwa pengajaran harus memberi pengetahuan yang
berfaedah
yang
dalam
arti
lahir
dan
batin
dapat
memerdekan diri.
3.
Bahwa pengajaran harus berdasar pada kebudayaan dan
kebangsaan sendiri.
4. Bahwa pengajaran harus tersebar luas sampai dapat
menjangkau kepada seluruh rakyat.
5. Bahwa sebagai konsekuensi hidup dengan kekuatan sendiri
maka harus mutlak harus membelanjai sendiri segala
usaha yang dilakukan.
9
6. Bahwa dalam mendidik anak-anak perlu adanya keiklasan
lahir dan batin untuk mengobarkan segala kepentingan
pribadi demi keselamatan dan kebahagiaan anak-anak.
Kemudian ditambahkan dengan:
1. asas kemerdekaan
2. asas kodrat alam
3. asas kebudayaan
4. asas kebangsaan
5. asas kemanusiaan.
Tujuan Taman Siswa terbagi menjadi dua jenis, yakni tujuan
yayasan atau keseluruhan perguruan dan tujuan pendidikan.
1. Sebagai badan perjuangan kebudayaan dan pembangunan
masyarakat tertib dan damai, dalam keterangan “Asas
Taman Siswa” tahun 1992 pasal 1.
2.
Membangun abak didik menjadi manusia yang merdeka
lahir dan batin, luhur akal budinya, serta sehat jasmaninya
untuk menjadi anggota masyarakat yang berguna dan
bertanggung jawab atas keserasian bangsa, tanah air,
serta manusia pada umumnya.
b. Upaya-upaya yang dilakukan Taman Siswa
Beberapa usaha yang dilakukan oleh taman siswa adalah
menyiapkan peserta didik yang cerdas dan memiliki kecakapan
hidup. Dalam ruang lingkup eksternal Taman siwa membentuk
pusat-pusat kegiatan kemasyarakatan.
10
c. Hasil-hasil yang Dicapai
Taman
siswa
telah
berhasil
menemukakan
gagasan
tentang pendidikan nasional, lembaga-lembaga pendidikan dari
Taman indria sampai Sarjana Wiyata. Taman siswa pun telah
melahirkan alumni alumni besar di Indonesia.
2.
Ruang Pendidik INS Kayu Tanam
Ruang Pendidik INS (Indonesia Nederlandsche School)
didirikan oleh Mohammad Sjafei pada tanggal 31 Oktober 1926
di Kayu Tanam (sumatera Barat).
a. Asas dan Tujuan Ruang Pendidik INS Kayu Tanam
Pada awal didirikan, Ruang Pendidik INS mempunyai asasasas sebagai berikut
a. Berpikir logis dan rasional
b. Keaktifan atau kegiatan
c. Pendidikan masyarakat
d. Memperhatikan pembawaan anak
e. Menentang intelektualisme
Dasar-dasar
tersebut
kemudian
disempurnakan
dan
mencakup berbagai hal, seperti: syarat-syarat pendidikan yang
efektif, tujuan yang ingin dicapai, dan sebagainya.
a. Tujuan Ruang pendidik INS Kayu Tanam adalah:
1.
2.
Mendidik rakyat ke arah kemerdekaan
Memberi
pendidikan
yang
sesuai
dengan
kebutuhan
masyarakat
3.
4.
Mendidik para pemuda agar berguna untuk masyarakat
Menanamkan kepercayaan terhadap diri sendiri dan berani
bertanggung
5.
jawab.
Mengusahakan mandiri dalam pembiayaan.
11
b.
Upaya-upaya Ruang Pendidik INS Kayu Tanam
Beberapa usaha yang dilakukan oleh Ruang Pendidik INS Kayu
Tanam
antara
pendidikan,
lain
menyelenggarakan
menyiapkan
tenaga
guru
berbagai
atau
jenjang
pendidik,
dan
penerbitan majalah anak-anak Sendi, serta mencetak buku-buku
pelajaran.
c. Hasil-hasil yang Dicapai Ruang Pendidik INS Kayu Tanam
Ruang Pendidik INS Kayu Tanam mengupayakan gagasangagasan tentang pendidikan nasional (utamanya pendidikan
keterampilan/kerajinan), beberapa ruang pendidikan (jenjang
persekolahan), dan sejumlah alumni.
DAFTAR PUSTAKA
Mudyahardjo,Redja.2001.Pengantar Pendidikan.Jakarta:PT
Rajawali Grafndo.
Suhartono,Suparlan.2008.Wawasan Pendidikan Sebuah Pengantar
Pendidikan.Jogjakarta:Ar-Ruz Media.
Tirtaraharja,Umar.2005.Pengantar
Cipta.
12
Pendidilan.Jakarta:Rineka
http://www.academia.edu/3076170/Aliran-aliran_teori_pendidikan
http://arafah127.blogspot.com/p/aliran-aliran-pendidikan.html
http://fatamorghana.wordpress.com/2008/07/20/bab-vi-aliranaliran-pendidikan/
13